A. Latar Belakang
Ketika Puskesmas memulai mempersiapkan diri untuk disurvei, maka kebanyakan mereka memulai
dengan mempelototi elemen penilaian. Setelah itu mereka capek sendiri karena bingung dengan kalimat
– kalimat di elemen penilaian. Mencoba memahami elemen penilaian tanpa memahami hal – hal
mendasar dari akreditasi merupakan suatu kesalahan, dan sebagian besar Puskesmas terjebak dalam
kesalahan ini.
Sebenarnya elemen penilaian itu adalah bagian akhir dari suatu proses. Elemen penilaian itu sendiri
merupakan panduan bagi surveior dalam melakukan survei kepada suatu Puskesmas. Jadi, bila
Puskesmas mengenal proses akreditasi dengan mencoba memenuhi apa yang dituntut dalam elemen
penilaian, mereka akan terjebak mengerjakan apa yang sebenarnya merupakan pekerjaan surveior.
Elemen panilaian yang akan ditelusuri oleh surveior UKP sangat banyak, hampir dua kali lipat
dibandingkan dengan elemen panilaian di bidang admen dan bidang UKM.
Untuk mengantisipasi itu, perlu disusun lagi sistimatika proses akreditasi yang sebenarnya. Puskesmas
tentu saja boleh mengintip elemen – elemen penilaian untuk melengkapi hal – hal dasar yang perlu
mereka persiapkan.
Jadi, secara sistimatis dokumen – dokumen dasar yang harus ada di UKP adalah sebagai berikut :
1. Punya Pedoman Pelayanan Klinis dan Penunjang.
Pedoman inilah yang di SK kan oleh Kepala Puskesmas sebagai sebuah kebijakan. Sesuai dengan
buku “Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi” tahun 2017 halaman 23 - 26, disebutkan bahwa,
Pedoman adalah “Dasar” melakukan beberapa hal atau rangkaian kegiatan. Pedoman ini
menggambarkan secara garis besar seluruh rangkaian pelayanan di setiap ruang – ruang pelayanan
Puskesmas.
C. Dokumen Bukti
Dokumen bukti adalah dokumen yang menggambarkan proses – proses yang dilakukan Puskesmas
dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Dokumen bukti yang diperlukan antara
lain ;
1. Bukti diadakan rapat – rapat untuk menyusun berbagai instrument yang diperlukan, seperti ;
pembuatan form rujukan internal, pembuatan rekam medis untuk kajian awal, dan sebagainya,
2. Butkti dilakukan pertemuan untuk monitoring,
3. Bukti dilakukan proses – proses perbaikan,
4. Bukti dilakukan audit internal,
5. Bukti dilakukan kajian untuk meminimalkan risiko dengan menggunakan instrument FMEA,
6. Bukti ditindaklanjutinya laporan kejadian atau insiden (Investigasi sederhana atau RCA),
7. Bukti dilakukannya kaji banding,
8. Bukti dilakukan pertemuan evaluasi,
9. dan seterusnya...
F. Penutup
Dari uraian di atas didapat kesimpulan sebagai berikut :
a. Untuk mencapai Puskesmas yang terakreditasi Paripurna, maka Puskesmas melakukan perbaikan
- perbaikan dan melengkapi dokumen – dokumen dasar yang mesti ada di Puskesmas.
b. Untuk memperlihatkan bahwa Puskesmas berproses, harus ada dokumen bukti proses
dilaksanakan.
c. Semua proses yang terjadi dan terekam dalam dokumen, diimplementasikan dalam bentuk
perbaikan secara menyeluruh di setiap ruang pelayanan ; baik fisik, proses pelayanan,
kelengkapan peralatan, dan peningkatan kompetensi petugas.
d. Semua proses yang dijalani Puskesmas berimbas pada jaringannya.
Semoga “Continues Quality Impsovement” dilaksanakan di Puskesmas dan jaringannya sehingga
masyarakat merasa puas dengan pelayanan bermutu yang disajikan Puskesmas di layanan primer.
***Salam Akreditasi***
Index
Hal – hal yang berkaitan dengan rekam medis yang perlu diperhatikan :
1. Kelengkapan Identifikasi Pasien,
2. Anamnesis/Allo anamnesis,
3. Riwayat Penyakit sebelumnya,
4. Riwayat Pengobatan sebelumnya,
5. Pemeriksaan Fisik,
6. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium,
7. Pemeriksaan Penunjang Radiodiagnostik,
8. Kajian Sosial,
9. Kajian Keperawatan,
10. Kajian Kebutuhan Nutrisi/Gizi,
11. Kajian Profesi Kesehatan lain,
12. Diagnosis Medis,
13. Diagnosis Keperawatan,
14. Rencana Pengobatan/Tindakan medis,
15. Rencana Asuhan Keperawatan,
16. Rencana Asuhan Gizi,
17. RencanaAsuhan Profesi Kesehatan Lain,
18. DokumentasiPengobatan/Tindakanmedis yang diberikan,
19. Dokumentasi respons terhadap pengobatan / tindakan medis yang diberikan,
20. Dokumentasi Asuhan Keperawatan yang diberikan,
21. Dokumentasi Respons terhadap asuhan keperawatan,
22. Dokumentasi asuhan gizi yangdiberikan,
23. Dokumentasi respons terhadap asuhan gizi yang diberikan,
24. Dokumentasi Asuhan oleh Profesi Kesehatan lain,
25. Dokumentasi respons terhadap asuhan profesi kesehatan lain,
26. Dokumentasi anestesi dan sedasi (jika dilakukan anestesi dan sedasi),
27. Respons terhadap anestesi dan sedasi,
28. Dokumentasi efek samping obat,
29. Dokumentasi KTD,
30. Rujukan,
31. Informasi alasan rujukan,
32. Tempat tujuan rujukan,
33. Waktu rujukan,
34. Persiapan rujukan,
35. Resume klinis,
36. Kondisi pasien,
37. Prosedur/tindakan yang dilakukan,
38. Kebutuhan pelayanan lebih lanjut,
39. Dokumentasi tenaga profesional kompeten yang memberikan layanan.