Anda di halaman 1dari 34

Case Report Session

SKIZOFRENIA PARANOID

Oleh :
Sari Yunita P 2152 A
Windy Asfarika P 2163 A

Pembimbing :
dr. Amel Yanis, Sp.KJ (K)

ILMU PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMIL
PADANG
2017

0
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi,

gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang

parah, serta ketidakmampuan individu berinteraksi dengan kehidupan sehari-

hari, hampir 1% penduduk dunia mengalami skizofrenia dalam hidup mereka,

ditemukan terbanyak pada usia 15-35, dan dari 1000 orang dewasa 7 diantaranya

mengalami skizofrenia.1 Sementara hasil analisis terbaru yang dilakukan oleh

World Health Organization tahun 2013 menunjukkan terdapat sekitar 450 juta

orang menderita gangguan neuropsikiatri, termasuk skizofrenia.

Hasil dari data Riset Kesehatan Dasar atau (Riskesdas) pada tahun 2013

dan dikombinasikan dengan data rutin dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin),

penduduk Indonesia secara Nasional mengalami gangguan mental berat

(Skizofrenia) sebanyak 0,17% atau secara absolute penduduk Indonesia yang

menderita gangguan jiwa sebanyak 400 ribu jiwa, ada 12 Provinsi dengan

prevalensi gangguan jiwa berat yang melebihi angka Nasional. Dari jumlah

absolute Provinsi Jawa tengah menempati posisi kedua dengan jumlah penduduk

yang mengalami gangguan jiwa yaitu 55.406 jiwa.2

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

tahun 2012 tercatat penderita skizofrenia yang dirawat inap sebesar 2.230 jiwa,

sementara tahun 2013 terdapat 2.569 jiwa, dan pada tahun 2014 terjadi

peningkatan jumlah penderita skizofrenia sebesar 2.364 jiwa, sementara data

penderita skizofrenia tak terorganisir yang dirawat inap pada tahun 2012 sebesar

1
78 jiwa, tahun 2013 tercatat 108 jiwa, dan tahun 2014 yaitu sebesar 133 jiwa,

dan untuk penderita skizofrenia tak terorganisir yang dirawat jalan tahun 2012

sebesar 315 jiwa, pada tahun 2013 terdapat 361 jiwa, dan pada tahun 2014

tercatat 435 jiwa. Dari data tersebut skizofrenia dengan tipe tak terorganisir

mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Skizofrenia paranoid adalah salah

satu klasifikasi skizofrenia yang dapat membahayakan diri pasien dan keluarga

pasien, serta tetangga-tetangga pasien. Maka skizofrenia ini perlu ditatalaksana

dengan baik agar tidak menimbulkan bahaya bagi siapapun terutama bagi

pasien.2

Berdasarkan hal di atas, kami ingin mengangkat judul CRS kami dengan

judul Skizofrenia paranoid.

2
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Definisi Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama

dalam pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang terganggu, dimana berbagai

pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian yang

keliru, afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktifitas motorik

yang bizzare (perilaku aneh). Pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan

kenyataan, sering kaliiamasuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan

halusinasi. Orang-orang yang menderita skizofrenia umumnya mengalami

beberapa gejala episode akut, diantara setiap episode mereka sering mengalami

gejala yang tidak terlalu parah namun tetap sangat mengganggu kehidupan

mereka. Komorbiditas dengan penyalahgunaan zat merupakan masalah utama

bagi para pasien skizofrenia, terjadi pada sekitar 50 persennya.3

Skizofrenia adalah jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau

disharmoni antara proses berpikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi

gejala – gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok:3

1. Gejala – gejala primer:

a. Gangguan proses berpikir

b. Gangguan emosi

c. Gangguan kemauan

d. Autisme

2. Gejala – gejala sekunder

a. waham

3
b. halusinasi

c. gejala katatonik atau gangguan psikomotor yang lain

2.2 Jenis-jenis Skizofrenia

Kraeplin membagi skizofrenia menjadi beberapa jenis. Penderita

digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama yang terdapat

padanya. Akan tetapi batas-batas golongan-golongan ini tidak jelas, gejala-gejala

dapat berganti-ganti atau mungkin seorang penderita tidak dapat digolongkan ke

dalam satu jenis. Pembagiannya adalah sebagai berikut:4

a. Skizofrenia paranoid

Jenis skizofrenia ini sering mulai sesudah mulai 30 tahun.Permulaannya

mungkin subakut, tetapi mungkin juga akut. Kepribadian penderita sebelum sakit

sering dapat digolongkan skizoid. Mereka mudah tersinggung, suka menyendiri,

agak congkak dan kurang percaya pada orang lain.

b. Skizofrenia herbefrenik

Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa

remaja atau antara 15 – 25 tahun. Gejala yang mencolok adalah gangguan proses

berpikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau double personality.

Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-

kanakan sering terdapat pada skizofrenia herbefrenik, waham dan halusinasinya

banyak sekali.

c. Skizofrenia katatonik

Timbulnya pertama kali antara usia 15 sampai 30 tahun, dan biasanya akut

serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah

4
katatonik atau stupor katatonik. Gejala yang penting adalah gejala psikomotor

seperti:

1. Mutisme, kadang-kadang dengan mata tertutup, muka tanpa mimik,

seperti topeng, stupor penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu

yang sangat lama, beberapa hari, bahkan kadang-kadang beberapa

bulan.

2. Bila diganti posisinya penderita menentang.

3. Makanan ditolak, air ludah tidak ditelan sehingga terkumpul di dalam

mulut dan meleleh keluar, air seni dan feses ditahan.

4. Terdapat grimas dan katalepsi.

d. Skizofrenia simplex

Gejalanya sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama

pada jenis simplex adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.

Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi

jarang sekali ditemukan.

e. Skizofrenia residual

Jenis ini adalah keadaan kronis dari skizofrenia dengan riwayat sedikitnya

satu episode psikotik yang jelas dan gejala-gejala berkembang kearah gejala

negatif yang lebih menonjol. Gejala negatif terdiri dari kelambatan psikomotor,

penurunan aktivitas, penumpukan afek, pasif dan tidak ada inisiatif, kemiskinan

pembicaraan, ekspresi nonverbal yang menurun, serta buruknya perawatan diri

dan fungsi sosial.

2.3 Manifestasi Klinik Skizofrenia

5
Gejala-gejala yang dialami pasien skizofrenia mencakup gangguan dalam

beberapa hal penting pikiran, persepsi, dan perhatian. Rentang masalah orang-

orang yang didiagnosis menderita skizofrenia sangat luas, meskipun dalam satu

waktu pasien umumnya mengalami hanya beberapa dari masalah tersebut.5

1. Dalam hal ini akan diuraikan beberapa simptom-simptom utama

skizofrenia dalam tiga kategori. Simptom positif, simptom negatif, dan

simptom disorganisasi.5 Simptom positif. Mencakup hal–hal yag

berlebihan dan distorsi, seperti halusinasi dan waham, simptom–simptom

ini, sebagian terbesarnya, menjadi ciri episode akut skizofrenia.

a) Delusi (waham), yaitu keyakinan yang berlawanan dengan

kenyataan semacam itu merupakan simptom–simptom positif yang

umum pada skizofrenia.

b) Halusinasi, para pasien skizofrenia seringkali menuturkan bahwa

dunia tampak berbeda dalam satu atau lain cara atau bahkan tidak

nyata bagi mereka. Dan distorsi persepsi yang paling dramatis

adalah halusinasi yaitu dimana pengalaman indrawi tanpa adanya

stimulasi dari lingkungan.

2. Simptom negatif.

Simptom–simptom negatif skizofrenia mencakup berbagai devisit

behavioral, seperti avolition, alogia, anhedonia, afek datar dan

asosiolitas. Simptom–simptom ini cenderung bertahan melampaui suatu

episode akut dan memiliki afek parah terhadap kehidupan para pasien

skizofrenia.

6
2.4 Pedoman Diagnostik

Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk Skizofrenia :6

1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan

biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau

kurang jelas) :

a. Thought echo : isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidakkeras), dan isi pikiran ulangan, walaupun

isinya sama, namun kualitasnya berbeda; atau-Thought insertion or

withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam

pikirannya(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan- Thought roadcasting :

isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau

umummengetahuinya.

b. Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh

suatu kekuatan tertentu dariluar; atau- Delusion of influence :

waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu

dariluar; atau- Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak

berdaya dan pasrah terhadapsesuatukekuatan dari luar.- Delusional

perception : pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau

mukjizat.

c. Halusinasi auditorik:

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus

terhadap perilaku pasien,

7
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara).

- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagi

tubuh

d. Waham - waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya

setempat dianggap tidak wajardan sesuatu yang mustahil, misalnya

perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dam

kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan

cuaca, ataukomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

e. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila

disertai baik oleh waham yangmengambang maupun setengah

berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertaiide-

ide berlebihan (over- valued ideas) yang menetap, atau apabila

terjadi setiap hari selamaberminggu-minggu atau berbulan-bulan

terus berulang.

f. Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan

(interpolation), yang berakibatinkoherensi atau pembicaraan yang

tidak relevan, atau neologisme;

g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),

posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea,

negativisme, mutisme, dan stupor;

h. Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang

jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar,

8
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulansosial

dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal

tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;

- Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung

selama kurun waktu satu bulan atau lebih.

- Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna

dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek

kehidupan perilaku pribadi (personal behaviour),

bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,

tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendir (self

absorbed atitude), dan penarikan diri secara sosial.

2.5 Penatalaksanaan Skizofrenia

A. Terapi Somatik (Medikamentosa)

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut

antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan

pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Pasien mungkin dapat mencoba beberapa

jenis antipsikotik sebelum mendapatkan obat ataukombinasi obat antipsikotik

yang benar-benar cocok bagi pasien. Contoh obat antipsikotik antara lain:5

1. Haldol (haloperidol) 5. Stelazine ( trifluoperazine)

2. Mellaril (thioridazine) 6. Thorazine ( chlorpromazine)

3. Navane (thiothixene) 7. Trilafon (perphenazine)

4. Prolixin (fluphenazine)

9
BAB III
LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AN panggilan dalim
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat dan tanggal lahir/ umur : Pesisir Selatan, 13 Juli 1985 / 32 tahun
Status perkawinan : Belum kawin
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku bangsa : Minang
Negeri asal : Pesisir Selatan
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Padang

KETERANGAN DIRI ALLO/ INFORMAN


Nama (Inisial) : Tn. WS
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 34 tahun
Pekerjaan : Berdagang
Pendidikan : Tamat SMA
Alamat : Jl. Mutmainnah Raya No. 8 D
Nama, Alamat, No KTP keluarga terdekat
Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung
Keakraban dengan pasien : Akrab
Sudah berapa lama mengenal pasien : Sejak Lahir
Kesan pemeriksa/ dokter terhadap keterangan yang diberikannya :
(Dapat dipercaya/ kurang dapat dipercaya)

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah ini)

10
1. Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 16 Agustus 2017 di bangsal
jiwa RSUP DR. M. Djamil Padang
2. Alloanamnesis dengan :
Kakak kandung Pasien (Tn. WS, 34 tahun, Berdagang, Tamat SMA, Jl.
Mutmainnah Raya No. 8 D, Kota Padang, 08136413XXXX) pada tanggal
16 Agustus 2016 melalui telepon

1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf
yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain

2. Keluhan Utama dan Sebab Utama Dirawat


Pasien gaduh gelisah karena melihat bayangan orang yang sudah meninggal
dan mendengar bisikan yang memerintahkan pasien untuk melakukan tindakan
negatif seperti memukul, mengejar orang dengan pisau sejak 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit.
.
3. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien sering melihat bayangan seorang perempuan yang telah meninggal
datang dan berbicara dengan pasien sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak 10 tahun yang lalu. Pasien
mengatakan bahwa bayangan tersebut mengejar dan mengikuti pasien
kemanapun sehingga membuat pasien takut, cemas, susah tidur, dan sulit
beraktivitas. Pasien mengaku bayangan tersebut menyuruh pasien untuk
melakukan tindakan negatif seperti minum alkohol, bergoyang, dan meminta
uang pada seseorang. Pasien mengatakan juga mendengar bisikan seorang
lelaki yang memerintahkan pasien untuk memukul orang lain. Pasien merasa
cemas karena bayangan laki-laki serta teman-temannya (5 orang laki-laki) terus

11
mengejar-ngejar pasien apabila tidak dilakukan perintahnya. Pasien mengaku
memiliki ilmu sehingga, pasien bisa dekat dengan nabi Muhammad.
Gejala yang dialami pasien pertama kali muncul pada tahun 2007,
beberapa hari sebelum pasien mengikuti ujian di SMA. Awalnya pasien
dituduh oleh tetangga pasien mencuri uang di warungnya. Karena sangat
marah, pasien beserta warga sekitar warung tetangga tersebut melakukan
sumpah apabila pasien mengambil/tidak mengambil maka pasien akan menjadi
gila. Satu hari setelah kejadian tersebut pasien mengatakan bahwa dia melihat
langit seperti terbelah dan matahari bersinar sangat terik sehingga pasien
merasa sangat silau dan menggunakan kacamata hitam dirumah. Pasien juga
mengatakan bahwa dia melihat bayangan orang-orang yang sudah meninggal
dan berbicara dengan mereka. Selain itu, pasien juga stress karena tidak bisa
mengikuti tes polisi pada tahun 2007 dikarenakan pasien memiliki tato dibahu
sehingga pasien sering terlihat murung. Karena perilaku pasien yang semakin
aneh, keluarga membawa pasien ke RS Puti Bungsu dan dirawat selama 1
bulan. 6 setelah keluar dari rumah sakit, pasien dirawat lagi selama 1 bulan
dikarenakan putus obat. Setelah itu pasien pulang dan kontrol teratur. Pada
tahun 2012 pasien sudah beraktivitas seperti biasa, dan bekerja diladang
jagung, tapi karena tidak digaji pasien marah dan mencoba membunuh
majikannya dengan mengejar menggunakan pisau. Selain itu, pasien juga ingin
membunuh ibunya dikarenakan bisikan dari bayangan tersebut. Setelah itu
pasien di rantai dirumah.
Sebelum sakit, pasien tidak bekerja, tinggal bersama keluarganya dirumah,
hubungan dengan keluarga dirumah baik, makan dan minum teratur, dan bisa
melakukan aktivitas sehari-hari dirumah. Pasien dikenal sebagai anak yang
mudah bergaul, namun suka memendam masalah sendiri tanpa mau
menceritakan kepada orang lain. Setelah tamat SD, pasien mulai merokok,
serta membuat tato dibahunya.

4. Riwayat Penyakit Sebelumnya


a. Riwayat Gangguan Psikiatri

12
Gangguan jiwa yang pertama kali dialami pasien awalnya pada tahun
2007, pasien mengaku melihat bayangan orang yang telah meninggal
datang dan berbicara dengannya. Bayangan tersebut membuat pasien takut,
cemas dan suli tidur. Pasien kemudian dibawa ke rumah sakit dan dirawat
selama 1 bulan. Setelah itu dirawat lagi karena putus obat. Tahun 2012
pasien mencoba membunuh majikan serta ibu kandungnya sehingga di
rantai dirumah.
b. Riwayat Gangguan Medis
Pasien tidak ada riwayat DM, trauma, tumor, gangguan kesadaran, HIV
dan penyakit fisik lainnya.
c. Riwayat Penggunaan NAPZA
Pasien merokok sejak tamat SD 1 bungkus/hari. Pasien juga pernah
meminum alkohol saat usia 14 tahun. Riwayat menggunakan, narkoba,
atau zat adiktif lainnya tidak ada.

5. Riwayat keluarga
a) Identitas orang tua/ penganti
IDENTITAS Orang tua/ Pengganti Keterangan
Bapak Ibu
Kewarganegaraan Indonesia Indonesia
Suku bangsa Minangkabau Minangkabau
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SD
Pekerjaan - Ibu Rumah
Tangga
Umur (almarhum) 75 tahun
Alamat Padang Padang

Hubungan pasien* Akrab Akrab


Biasa Biasa
Kurang Kurang
Tak peduli Tak peduli
Dan lain-lain :- :-
`Ket : * coret yang tidak perlu

b) Saudara
Jumlah bersaudara 7 orang dan pasien anak ke 7

13
c) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien
sendiri lingkari nomornya.*
1. Lk/ pr (meninggal usia 2 tahun)
2. Lk/ Pr (45 tahun)
3. Lk/ Pr (44 tahun)
4. Lk/ Pr (41 tahun)
5. Lk/ pr (37 tahun)
6. Lk/pr (34 tahun)
7. Lk/ pr (32 tahun)

d) Gambaran sikap/ perilaku masing-masing saudara pasien dan hubungan pasien


terhadap masing-masing saudara tersebut, hal yang dinyatakan serupa dengan
yang dinyatakan pada gambaran sikap/ perilaku pada orang tua.*
Saudara Gambaran sikap dan perilaku Kualitas hubungan
ke dengan saudara (akrab/
biasa,/kurang/tak peduli)
1 - -
2 Biasa Biasa
3 Biasa Biasa
4 Biasa Biasa
5 Biasa Biasa
6 Biasa Biasa
Ket:
*) coret yang tidak perlu
**) diisi dengan tanda ( + ) atau ( - )

Skema Pedegree

Keterangan:
: Wanita : Laki-laki : Pasien :Meninggal

e) Riwayat tempat tinggal yang pernah didiami pasien:


No Rumah Keadaan rumah
tempat Tenang Cocok Nyaman Tidak
tinggal nyaman

1. Rumah Tenang Cocok Nyaman


sendiri

14
f) Dan lain-lain

6. Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang bersangkut paut dengan


perkembangan kejiwaan pasien selama masa sebelum sakit (premorbid) yang
meliputi :

a) Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan.


- Keadaan ibu sewaktu hamil (sebutkan penyakit-penyakit fisik dan
atau kondisi- kondisi mental yang diderita si ibu )
 Kesehatan Fisik : baik
 Kesehatan Mental : baik
- Keadaan melahirkan :
 Aterm (+), partus spontan (+), partus tindakan ( ) sebutkan
jenis tindakannya
 Pasien adalah anak yang direncanakan/ diinginkan
(ya/tidak)
 Jenis kelamin anak sesuai harapan (ya/tidak)

b) Riwayat masa bayi dan kanak-kanak


 Pertumbuhan Fisik : baik, biasa, kurang*
 Minum ASI : (+), sampai usia 6 bulan
 Usia mulai bicara : 1 tahun 2 bulan
 Usia mulai jalan : 1 tahun
 Sukar makan (-), anoreksia nervosa (-), bulimia (-), pika (-),
gangguan hubungan ibu-anak (-), pola tidur baik (+), cemas
terhadap orang asing sesuai umum (-), cemas perpisahan (-), dan
lain-lain.....

c) Simtom-simtom sehubungan dengan problem perilaku yang dijumpai pada


masa kanak-kanak, misalnya: mengisap jari (-), ngompol (-), BAB di
tempat tidur (-), night teror (-), temper tantrum (-), gagap (-), tik (-),
masturbasi (-), mutisme selektif (-), dan lain-lain.

d) Toilet training
Umur : 4 tahun
Sikap orang tua :(memaksa/menghargai/membiarkan/memberikan
arahan)
Perasaan anak untuk toilet training ini: baik

e) Kesehatan fisik masa kanak-kanak : demam tinggi disertai menggigau (-


), kejang-kejang (-), demam berlangsung lama (-), trauma kapitis disertai
hilangnya kesadaran (-), dan lain-lain.

15
f) Temperamen sewaktu anak-anak : pemalu (-), gelisah (-) overaktif (-),
menarik diri (-), suka bergaul (-), suka berolahraga (-), dan lain-lain.

g) Masa Sekolah
Perihal SD SMP SMA PT
Umur 7 tahun 14 tahun - -
Prestasi* Baik Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Aktifitas Sekolah* Baik Baik Baik Baik
Sedang Sedang Sedang Sedang
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Teman * Baik Baik Baik Baik
Kurang Kurang Kurang Kurang
Sikap Terhadap Guru Baik Baik Baik Baik
Kurang Kurang Kurang Kurang
Kemampuan Khusus (Bakat) ( - ) ( - ) ( ) ( )
Tingkah Laku ( baik ) (kurang ( ) ( )
baik)

h) Masa remaja: Fobia ( - ), masturbasi ( - ), ngompol ( - ), lari dari rumah ( -


), kenakalan remaja ( - ), perokok berat ( + ), penggunaan obat terlarang
(- ), peminum minuman keras (- ), problem berat badan ( - ), anoreksia
nervosa ( -), bulimia (- ), perasaan depresi ( - ), rasa rendah diri ( - ),
cemas ( - ), gangguan tidur ( - ), sering sakit kepala ( - ), dan lain-lain.

Ket: * coret yang tidak perlu


** ( ) diisi (+) atau (-)

i) Riwayat Pekerjaan
Usia mulai berkerja 27 tahun, kepuasan kerja ( - ), pindah-pindah kerja ( -
), pekerjaan yang pernah dilakukan petani jagung
Konflik dalam pekerjaan : ( + ), konflik dengan atasan, konflik dengan
bawahan ( - ), konflik dengan kelompok ( - ).
Keadaan ekonomi*: baik, sedang, kurang (menurut pasien)

j) Percintaan, Perkawinan, Kehidupan Seksual dan Rumah Tangga


 Mimpi basah (sudah/ belum), usia berapa 13 tahun, persepsi biasa
 Awal pengetahuan tentang seks tidak tahu, sikap orang tua tidak
tau
 Hubungan seks sebelum menikah (-)
 Riwayat pelecehan seksual (-)
 Orientasi seksual (normal)

k) Situasi sosial saat ini:

16
1. Tempat tinggal : rumah sendiri (-), rumah kontrak (-), rumah susun (-),
apartemen (-), rumah orang tua (+), serumah dengan mertua (-), di
asrama (-) dan lain-lain (-).
2. Polusi lingkungan : bising (-), kotor (-), bau (-), ramai (-) dan lain-lain.

Ket: * coret yang tidak perlu, ** ( ), diisi (+) atau (-)


ai : atas indikasi

l) Ciri Kepribadian sebelumnya/ Gangguan kepribadian (untuk axis II)


Keterangan : ( ) beri tanda (+) atau (-)

Kepribadian Gambaran Klinis

Skizoid Emosi dingin ( - ), tidak acuh pada orang lain ( - ), perasaan hangat
atau lembut pada orang lain ( - ), peduli terhadap pujian maupun
kecaman ( - ), kurang teman ( - ), pemalu (- ), sering melamun ( - ),
kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual (- ), suka
aktivitas yang dilakukan sendiri ( - )
Paranoid Merasa akan ditipu atau dirugikan ( - ), kewaspadaan berlebihan ( - ),
sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi (- ), tidak mau menerima
kritik ( - ), meragukan kesetiaan orang lain (- ), secara intensif
mencari-cari kesalahan dan bukti tentang prasangkanya ( - ),
perhatian yang berlebihan terhadap motif-motif yang tersembunyi ( -
), cemburu patologik ( - ), hipersensifitas ( -), keterbatasan
kehidupan afektif ( - ).
Skizotipal Pikiran gaib ( - ), ideas of reference ( - ), isolasi sosial ( - ), ilusi
berulang (- ), pembicaraan yang ganjil ( - ), bila bertatap muka
dengan orang lain tampak dingin atau tidak acuh ( - ).
Siklotimik Ambisi berlebihan ( - ), optimis berlebihan ( - ), aktivitas seksual
yang berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang merugikan ( - ),
melibatkan dirinya secara berlebihan dalam aktivitas yang
menyenangkan tanpa menghiraukan kemungkinan yang merugikan
dirinya ( - ), melucu berlebihan ( - ), kurangnya kebutuhan idur (- ),
pesimis (- ), putus asa (- ), insomnia ( - ), hipersomnia ( - ), kurang
bersemangat (- ), rasa rendah diri (- ), penurunan aktivitas ( - ),
mudah merasa sedih dan menangis ( - ), dan lain-lain.
Histrionik Dramatisasi (- ), selalu berusaha menarik perhatian bagi dirinya (- ),
mendambakan ransangan aktivitas yang menggairahkan ( - ), bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal sepele (- ), egosentris ( - ), suka menuntut
( - ), dependen ( - ), dan lain-lain.
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya ( - ),
preokupasi dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan
(- ), ekshibisionisme ( - ), membutuhkan perhatian dan pujian yang
terus menerus (- ), hubungan interpersonal yang eksploitatif (- ),
merasa marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik (- ) dan lain-
lain.
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat tidak

17
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ), tidak
mampu mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari
pengalaman ( - ), tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan
kewajiban sosial ( - ), tidak mampu memelihara suatu hubungan agar
berlangsung lama ( - ), iritabilitas ( - ), agresivitas ( - ), impulsif (-
), sering berbohong ( - ), sangat cendrung menyalahkan orang lain
atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang
membuat pasien konflik dengan masyarakat ( - )
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil ( - ),
kurangnya pengendaian terhadap kemarahan ( - ), gangguan identitas
( - ), afek yang tidak mantap ( - ) tidak tahan untuk berada sendirian
( - ), tindakan mencederai diri sendiri ( - ), rasa bosan kronik ( - ),
dan lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif ( - ), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain ( - ),
kengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin
disukai (-), preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolkan
dalam situasi social (-), menghindari aktivitas sosial atau pkerjaan
yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik,
tidak didukung atau ditolak.
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan ( - ), preokupasi
pada hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi
dan jadwal ( - ), perfeksionisme ( - ), ketelitian yang berlebihan ( - ),
kaku da keras kepala ( - ), pengabdian yang berlebihan terhadap
pekerjaan sehingga menyampingkan kesenangan dan nilai-nilai
hubungan interpersonal ( - ), pemaksaan yang berlebihan agar orang
lain mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu ( - ), keterpakuan
yang berlebihan pada kebiasaan sosial ( - ) dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesuitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan orang lain
untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam hidupnya
(-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena
ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus
diri sendiri (-), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya
(-)

8. Stresor psikososial (axis IV)


Pertunangan ( - ), perkawinan ( - ), perceraian ( - ), kawin paksa ( - ),
kawin lari ( - ), kawin terpaksa ( - ), kawin gantung ( - ), kematian
pasangan ( - ), problem punya anak ( - ), anak sakit ( - ), persoalan dengan
anak ( - ), persoalan dengan orang tua ( - ), persoalan dengan mertua ( - ),
masalah dengan teman dekat ( - ), masalah dengan atasan/ bawahan ( - ),
mulai pertama kali bekerja ( - ), masuk sekolah (+ ), pindah kerja ( - ),
persiapan masuk pension ( - ), pensiun ( -), berhenti bekerja (- ),
masalah di sekolah ( -), masalah jabatan/ kenaikan pangkat ( - ), pindah
rumah ( - ), pindah ke kota lain ( - ), transmigrasi ( - ), pencurian ( + ),
perampokan ( - ), ancaman ( - ), keadaan ekonomi yang kurang ( - ),
memiliki hutang ( - ), usaha bangkrut ( - ), masalah warisan ( - ),

18
mengalami tuntutan hukum (-), masuk penjara ( - ), memasuki masa
pubertas( - ), memasuki usia dewasa ( - ), menopause ( - ), mencapai usia
50 tahun ( - ), menderita penyakit fisik yang parah ( - ), kecelakaan ( - ),
pembedahan ( - ), abortus ( - ), hubungan yang buruk antar orang tua ( - ),
terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga ( - ), cara
pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orang tua atau kakek nenek ( - ),
sikap orang tau yang acuh tak acuh pada anak ( - ), sikap orang tua yang
kasar atau keras terhadap anak ( - ), campur tangan atau perhatian yang
lebih dari orang tua terhadap anak ( - ), orang tua yang jarang berada di
rumah ( - ), terdapat istri lain ( - ), sikap atau kontrol yang tidak konsisten (
- ), kontrol yang tidak cukup ( - ), kurang stimulasi kognitif dan sosial ( - ),
bencana alam ( - ), amukan masa ( - ), diskriminasi sosial ( - ), perkosaan (
- ), tugas militer ( - ), kehamilan ( - ), melahirkan di luar perkawinan ( - ),
dan lain-lain.

9. Pernah suicide ( - ), kemungkinan sebab suicide

10. Riwayat pelanggaran hukum


Tidak pernah ada riwayat pelanggaran hukum
11. Riwayat agama
Pasien beragama Islam, pendidikan terakhir tamat SMP, jarang melakukan
aktivitas sholat dan mengaji

12. Persepsi Dan Harapan Keluarga

Keluarga berharap agar pasien dapat sehat kembali

13. Persepsi Dan Harapan Pasien

Pasien menyatakan ingin pulang ke rumah

19
GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT
SKEMA PERJALANAN PENYAKIT
Thn: 2007 Thn: 2008 Thn: 2017
Usia 22 tahun Usia 23 tahun Usia 32 tahun

Mulai berobat ke rumah Di Rawat di RSUP DR. M Djamil Padang


Awal muncul gejala sakit

20
III. STATUS INTERNUS
 Keadaan Umum : Sakit sedang
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : Teraba kuat teratur, frekuensi 85x/menit
 Nafas : Thorakoabdominal, teratur, frekuensi 18x/menit
 Suhu : 36,8 o C
 Tinggi Badan : 170 cm
 Berat Badan : 60 kg
 Bentuk Badan : normal
 Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
 Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
 Kelainan Khusus : Dalam batas normal

IV. STATUS NEUROLOGIKUS


GCS : E4M5V6
Tanda ransangan Meningeal : tidak ada
Tanda-tanda efek samping piramidal :
 Tremor tangan : tidak ada
 Akatisia : tidak ada
 Bradikinesia : tidak ada
 Cara berjalan : tidak ada
 Keseimbangan : tidak ada
 Rigiditas : tidak ada
555 555
 Kekuatan motorik : 555 555
 Refleks : tidak ada dilakukan pemeriksaan

V. STATUS MENTAL
A. Keadaan Umum

1. Kesadaran/ sensorium : compos mentis ( + ), somnolen ( ),


stupor ( ), kesadaran berkabut ( ), konfusi ( ), koma ( ), delirium ( ),
kesadaran berubah ( ), dan lain-lain…..

2. Penampilan
 Sikap tubuh: biasa ( + ), diam ( ), aneh ( ), sikap tegang ( ), kaku ( ),
gelisah ( ), kelihatan seperti tua ( ), kelihatan seperti muda ( ),
berpakaian sesuai gender ( + ).

21
 Cara berpakaian : rapi (-), biasa ( + ), tak menentu ( ), sesuai dengan
situasi ( + ), kotor ( ), kesan ( dapat/ tidak dapat mengurus diri)*
 Kesehatan fisik : sehat ( + ), pucat ( ), lemas ( ), apatis ( ), telapak
tangan basah ( ), dahi berkeringat ( ), mata terbelalak ( ).

3. Kontak psikis
Dapat dilakukan (+ ), tidak dapat dilakukan ( - ), wajar ( + ), kurang
wajar ( - ), sebentar ( - ), lama ( + ).

4. Sikap
Kooperatif (+ ), penuh perhatian ( - ), berterus terang ( - ), menggoda (
- ), bermusuhan ( - ), suka main-main ( - ), berusaha supaya disayangi ( -
), selalu menghindar ( - ), berhati-hati ( - ), dependen (- ), infantil ( - ),
curiga ( - ), pasif ( - ), dan lain-lain.

5. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor


 Cara berjalan : biasa ( + ), sempoyongan ( - ), kaku ( - ), dan lain-lain
 Ekhopraksia ( - ), katalepsi ( - ), luapan katatonik ( - ), stupor katatonik (
- ), rigiditas katatonik ( - ), posturing katatonik ( - ), cerea flexibilitas ( -
), negativisme ( - ), katapleksi ( - ), stereotipik ( - ), mannerisme ( - ),
otomatisme
( - ), otomatisme perintah ( - ), mutisme ( - ), agitasi psikomotor ( - ),
hiperaktivitas/ hiperkinesis ( - ), tik ( - ), somnabulisme ( - ), akathisia ( -
), kompulsi( - ), ataksia, hipoaktivitas ( - ), mimikri ( - ), agresi ( - ),
acting out ( - ), abulia ( - ), tremor ( - ), ataksia ( - ), chorea ( - ),
distonia ( - ), bradikinesia ( - ), rigiditas otot ( - ), diskinesia ( - ),
convulsi ( - ), seizure ( - ), piromania ( - ), vagabondage ( - ).

Ket : ( ) diisi (+ atau (-)

B. Verbalisasi dan cara berbicara


 Arus pembicaraan* : biasa, cepat, lambat
 Produktivitas pembicaraan* : biasa, sedikit, banyak
 Perbendaharaan* : biasa, sedikit, banyak
 Nada pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
 Volume pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
 Isi pembicaraan* : sesuai/ tidak sesuai
 Penekanan pada pembicaraan* : Ada/ tidak
 Spontanitas pembicaraan * : spontan/ tidak
 Logorrhea ( - ), poverty of speech ( - ), diprosodi ( - ), disatria ( - ),
gagap ( - ), afasia ( - ), bicara kacau ( - ).

22
C. Emosi
 Hidup emosi*: stabilitas (stabil/ tidak), pengendalian (adekuat/tidak
adekuat), echt/unecht, dalam/dangkal, skala diffrensiasi ( sempit/luas),
arus emosi (biasa/lambat/cepat).

1. Afek
Afek appropriate/ serasi ( - ), afek inappropriate/ tidak serasi ( - ), afek
tumpul ( + ), afek yang terbatas ( - ), afek datar ( - ), afek yang labil ( -
).

2. Mood
mood eutimik ( + ), mood disforik ( - ), mood yang meluap-luap
(expansive mood) ( - ), mood yang iritabel ( - ), mood yang labil (swing
mood) ( - ), mood meninggi (elevated mood/ hipertim) ( - ), euforia ( - ),
ectasy ( - ), mood depresi (hipotim) ( - ), anhedonia ( - ), dukacita ( - ),
aleksitimia ( - ), elasi ( ), hipomania ( - ), mania( - ), melankolia( - ), La
belle indifference ( -), tidak ada harapan ( - ).

3. Emosi lainnya
Ansietas ( - ), free floating-anxiety ( -), ketakutan ( - ), agitasi ( - ),
tension (ketegangan) ( - ), panic ( - ), apati ( - ), ambivalensi ( - ),
abreaksional ( - ), rasa malu ( - ), rasa berdosa/ bersalah( - ), kontrol
impuls ( - ).

4. Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood


Anoreksia ( - ), hiperfagia ( - ), insomnia ( - ), hipersomnia ( - ), variasi
diurnal ( - ), penurunan libido ( - ), konstispasi ( - ), fatigue ( - ), pica ( -
), pseudocyesis ( - ), bulimia ( - ).

Keterangan : *)Coret yang tidak perlu,


( ) diisi (+) atau (-)

D. Pikiran/ Proses Pikir (Thinking)


 Kecepatan proses pikir (biasa/cepat/lambat)
 Mutu proses pikir (jelas/tajam)

1. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran


Gangguan mental ( + ), psikosis ( +), tes realitas ( terganggu/ tidak ),
gangguan pikiran formal ( + ), berpikir tidak logis ( + ), pikiran autistik ( -
), dereisme ( - ), berpikir magis ( - ), proses berpikir primer ( - ).

2. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran


Neologisme ( - ), word salad ( - ), sirkumstansialitas ( - ), tangensialitas (
- ), inkohenrensia ( - ), perseverasi ( - ), verbigerasi ( - ), ekolalia ( - ),
kondensasi ( - ), jawaban yang tidak relevan ( - ), pengenduran asosiasi

23
( + ), derailment ( - ), flight of ideas ( - ), clang association ( - ), blocking
( - ), glossolalia ( - ).

3. Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran


 Kemiskinan isi pikiran ( - ), Gagasan yang berlebihan (- )
 Delusi/ waham
waham bizarre ( -), waham tersistematisasi ( - ), waham yang sejalan
dengan mood ( - ), waham yang tidak sejalan dengan mood ( - ), waham
nihilistik ( - ), waham kemiskinan ( - ), waham somatik ( - ), waham
persekutorik ( - ), waham kebesaran ( + ), waham referensi ( - ), though
of withdrawal ( - ), though of broadcasting ( - ), though of insertion ( - ),
though of control ( - ), Waham cemburu/ waham ketidaksetiaan ( - ),
waham menyalahkan diri sendiri ( - ), erotomania ( - ), pseudologia
fantastika ( - ), waham agama.
 Idea of reference
 Preokupasi pikiran ( - ), egomania ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ),
kompulsi ( - ), koprolalia ( - ), hipokondria ( - ), obsesi ( - ), koprolalia (
- ), fobia ( - )Ulat noesis ( - ), unio mystica ( - ).

E. Persepsi
 Halusinasi
Non patologis: Halusinasi hipnagogik ( - ), halusinasi hipnopompik ( - ),
Halusinasi auditorik ( + ), halusinasi visual ( + ), halusinasi olfaktorik (
- ), halusinasi gustatorik ( - ), halusinasi taktil ( - ), halusinasi somatik (
- ), halusinasi liliput ( - ), halusinasi sejalan dengan mood ( - ), halusinasi
yang tidak sejalan dengan mood ( - ), halusinosis ( - ), sinestesia ( - ),
halusinasi perintah (command halusination), trailing phenomenon ( - ).
 Ilusi ( - )
 Depersonalisasi ( - ), derealisasi ( - )

F. Mimpi dan Fantasi


Mimpi : -
Fantasi : -

Keterangan : *)Coret yang tidak perlu, ( ) diisi (+) atau (-)


G. Fungsi kognitif dan fungsi intelektual
1. Orientasi waktu (baik/ terganggu), orientasi tempat (baik/ terganggu),
orientasi personal (baik/ terganggu), orientasi situasi (baik/ terganggu).
2. Atensi (perhatian) ( + ), distractibilty ( - ), inatensi selektif ( - ),
hipervigilance ( - ), dan lain-lain
3. Konsentrasi (baik/terganggu), kalkulasi ( baik/ terganggu )
4. Memori (daya ingat) : gangguan memori jangka lama/ remote ( - ),
gangguan memori jangka menengah/ recent past ( - ), gangguan memori
jangka pendek/ baru saja/ recent ( - ), gangguan memori segera/
immediate ( - ).

24
Amnesia ( - ), konfabulasi ( - ), paramnesia ( - ).
5. Luas pengetahuan umum: baik/ terganggu
6. Pikiran konkrit : baik/ terganggu
7. Pikiran abstrak : baik/ terganggu
8. Kemunduran intelek : (Ada/ tidak), Retardasi mental ( - ), demensia ( -
), pseudodemensia ( - ).

H. Dicriminative Insight*
Derajat I (penyangkalan)
Derajat II (ambigu)
Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada orang/ hal lain):
Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
Derajat V (tilikan intelektual)
Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya)

I. Discriminative Judgement :
 Judgment tes : terganggu
 Judgment sosial : terganggu

VI. Ikhtisar Penemuan Bermakna


Telah diperiksa Tn. AM, 32 tahun pada tanggal 16 Agustus 2017.
Melalui pemeriksaan status mental didapatkan pasien laki-laki dengan
kesadaran komposmentis, penampilan kurang rapi, kontak psikis dapat
dilakukan, orientasi kurang baik, sikap kooperatif terhadap pemeriksa dan
tenang selama wawancara, pembicaraan asosiasi longgar dan kurang
lancar, mood eutim, afek tumpul, proses pikir inkoheren terdapat waham
kejar, wahan kebesaran, waham bizare, terdapat halusinasi auditorik,
visual. Dari pemeriksaan status neurologis tidak ditemukan kelainan.

VII. Diagnosis Multiaksial

Axis I :F20.0 Skizofrenia Paranoid


Axis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : masalah sekolah dan pencurian
Aksis V : GAF 50-41

VIII. Diagnosis Banding Axis I

Aksis I : F.25.2 Gangguan skizoafektif tipe depresi

25
IX. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi :
Risperidon 2x 2mg
CPZ 1x25 mg
B. Psikoterapi :
1. Kepada pasien
 Psikoterapi supportif
Berempati pada pasien, memahami keadaan pasien,
mengidentifikasi faktor pencetus, serta membantu memecahkan
permasalahan secara terarah.
 Psikoedukasi
Memberikan pengetahuan kepada pasien tentang gangguan
yang dialaminya. Diharapkan pasien dapat secara efektif
mengenali gejala, penyebab dan terapi yang dibutuhkannya
untuk menghindari kekambuhan atau terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan.
2. Kepada keluarga : diberikan psikoedukasi mengenai
 Penyakit yang diderita pasien
 Dukungan sosial dan perhatian dari keluarga kepada pasien
 Terapi dan kepatuhan minum obat pasien
XIII. PROGNOSIS
Quo et vitam : dubia ad bonam
Quo et fungsionam : dubia ad bonam
Quo et sanctionam : dubia ad bonam

XIV. DISKUSI/ ANALISIS KASUS


Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit, pada pasien ini
ditemukan adanya perubahan pola perilaku dan perasaan secara klinis bermakna
dan menimbulkan hendaya dalam fungsi, pekerjaan, dan sosial. Dengan demikian,
berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami suatu
gangguan jiwa.
Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah
mengalami trauma kepala dan penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat

26
menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gangguan jiwa. Oleh karena
itu, gangguan mental organik (F00 – F09) dapat disingkirkan.
Pada pasien ada riwayat penggunaan alkohol, namun itu pada usia 13 tahun,
sehingga kemungkinan adanya gangguan mental dan perilaku dan perasaan akibat
penggunaan zat psikoaktif (F10 – F19) dapat disingkirkan, karena itu sudah terjadi
lama sebelum pasien menderita gangguan jiwa.
Dari keluhan utama dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pasien ini
ditemukan gangguan persepsi antara lain, halusinasi auditorik berupa mendengar
bisikan-bisikan aura negatif, halusinasi visual berupa kemampuan pasien dalam
melihat bayangan-bayangan orang meninggal yang tidak nyata. Pasien juga
merasakana dikejar-kejar oleh beberapa orang laki-laki.
Pada pasien ditemukan adanya thought echo, dimana pasien meras
pikirannya yang penuh dan tatapan yang kosong. Discriminative insight tidak
terganggu derajat IV dan discriminative judgment terganggu karena pasien tidak
ada perasaan menyesal dengan perbuatannya yang mencelakakan orang lain.
Berdasarkan kriteria PPDGJ III dapat disimpulkan diagnosis pada aksis I adalah
Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Dari riwayat kepribadian pasien tidak didapatkan diagnosis adanya riwayat
gangguan kepribadian dan tidak ada riwayat retardasi mental. Selain itu tidak
ditemukan gejala atau tanda gangguan kepribadian yang bersifat berkembang dari
masa kanak-kanak hingga dewasa, sehingga aksis II pada pasien ini tidak ada
diagnosis.
Pada pasien ini ditemukan adanya masalah dalam sekolah dimana pasien
tidak bisa ikut tes masuk polisi dan masalah mengenai pencurian, dimana pasien
dituduh mencuri uang tetangganya, sehingga bisa dapat ditegakkan diagnosis
untuk aksis IV pada pasien ini berupa masalah sekolah dan tuduhan pencurian.
Pada aksis V, pasien dapat melakukan perkerjaannya namun tidak
diselesaikan dengan baik, sehingga berdasarkan penilaian GAF (Global
Assessment of Functional Scale), saat ini pasien berada pada nilai 50-41, berupa
gejala berat, disabilitas berat.

27
Lampiran 1. Kutipan wawancara psikiatri
AUTOANAMNESA dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2016

Pertanyaan Jawaban Interpretasi


Selamat pagi, perkenalkan Afdalim Komposmentis
saya dokter muda Sari dan
dokter mudaWindy. Nama
bapak siapa?
Dalim, kini ko awak nio Iyo Kooperatif
mamariso Dalim untuk
mancaliak perkembangan
Dalim ya...
Nama lengkap Dalim Afdalim Mustakim Orientasi kurang baik
siapa?
Bilo tanggal lahir Dalim? 13 Juni 1985
Alamat rumah Dalim Pesisir Selatan
dima?
Pekerjaan Dalim apo Indak ado
sehari-hari?
Pendidikan terakhir Dalim Dalim indak tamat SMA
apo? doh, dek badan ndak
namuh lai untuk sekolah
Dek apo Dalim dibao Dalim nio masuk polisi, Keluhan utama, Onset
kasiko? tapi indak bisa. Dek itu gejala dan faktor pencetus
dalim sedih, samo
berang-berang dirumah
Waktu agak emosi tuh, Iyo, ado bayangan Halusisnasi visual,
dalim emang
kemauan perempuan yang nampak. halusinasi auditorik
surang atau ado urang Inyo tu tariuh ikutin dalim,
yang bisiak an? sampai ndak nio mato ko
lalok.
Bantuak apo Mukanyo seram,
bayangannyo tu dalim ? bantuak orang alah mati,
rambuik nyo panjang.
Iyo sering suruh dalim

28
bagoyang, minum-
minum, mintak piti
Alah sejak bilo Alah lamo. Alah sejak Onset gejala
bayangan tuh nampak berhenti SMA dulu lai.
dek dalim ? Inyo tuh penjaga badan
dalim. Indak namuah
nyo pergi.
Selain perempuan tadi, Ado ciek lai, laki-lakinyo. Halusinasi visual,
ado yang lain lai yang bisa Takuik dalim samo inyo. halusinasi auditorik,
dalim caliak? Inyo sering suruh dalim waham kejar
mukul orang. Kalau dalim
indak nio bekok dikajanyo
dalim. Inyo ada beranam
urang. Laki-laki sadonyo.
Cameh dalim jadinyo,
indak nio mato lalok
jadinyo.
Kalau inyo ada Dalim ikuik an, kalau
mambisiakan tuh, apo indak berang nyo bekok.
yang dalim lakukan?
Setelah dirawat di Masih ado, tapi indak
rumah sakik ko, minum acok ban alai do
ubek, masih ado dalim
caliak bayangan atau
danga bisikan tu?
Tadi kan dalim Indak ado do
kecekaan sedih dek
indak masuk polisi.
Waktu sedih tu apa se
yang dalim lakukan?
Menurut dalim, dalim Iyo, dalim bisa kayak Waham kebesaran
ado kelebihan ndak, dek giko dek punya ilmu
bisa mencaliak bantuak mah. Dalim bisa daket

29
itu? jo nabi Muhammad.
Tapi cameh dalim,
takuiknyo dek dikaja-
kaja urang ko, pas nabi
Muhammad turun ndak
basobok jo dalim.
Tuhan lah jauh dari
dalim.
Dek a tuh tuhan lah Indak ado, lah jauah se
menjauah dari dalim? nyo. Tuhan tuh bantuak
awak juo mah
Sebelum masuak RS ko, Indak ado do. Biaso se
Dalim ado maraso labiah nyo
samangaik dari biasonyo?
Dalim pernah ndak maraso Acok. Kalau lah nampak Thought echo
pikiran tu panuah atau bayangan tuh, raso panuah
kosong? se kapalo ko. Sakik kapalo
dek inyo mangecek
Kalau pikiran urang lain Indak bisa do
tabaco dek Dalim?
Ado dalim pernah Pernah waktu tuh
mencaliak misalnyo mancaliak kalajengking.
pipa tacaliak bantuak Warnanyo hitam
ula?
Hmm.. Dalim, kini ko Sakit Discriminative Insight
Dalim maraso sakik ndak? derajat V
Setelah minum ubek, ado Iyo agak tanang dalim
gak perasaan tuh jadi kiniko. Bayangan tuh
labiah tanang, indak indak sering loh nyo
cames lai? datang lai
Tadi ado Dalim kecek an, Indak. Kalau indak dalim
Discriminative Judgemet
Dalim pernah memukul yang dikaja nyo
terganggu
orang. Setelah itu Dalim

30
manyasa ndak?
Dalim sebelumnyo pernah Pernah waktu tuh, di Ada riwayat gangguan
dirawat dek sakit bantuak rumah sakik umum. psikiatri sebelumnya
iko juo?
Alah bara kali dalim Indak ingek do. Alah
dirawat? acok lah.
Dalim ado penyakik lain? Pernah awak waktu ketek Tidak ada gangguan medis
Dirawat karna penyakik jatuah dari sepeda. Tapi lain
lain? Pernah terbentur indak ado kanai kepalo
kapalo? doh
Dalim merokok? Iyo

Alah sejak bilo dalim Alah dari ketek lai.


merokok? Bara batang Lupo umur bara.
habis sehari? Banyak lah
Kalau narkoba, alkohol? Alkohol iyo dulu waktu Ada riway penggunaan
smp alkohol
Dalim anak ka bara Terakhir Riwayat keluarga
Saudara Dalim bara 5 orang. Anak pertama
urang? alah maningga dek damam
nyo
Orag tua atau saudara Tidak tahu
Dalim ado yang seperti
Dalim?
Ooh... Baik Dalim, Iya... Kesimpulan wawancara
pemeriksaan kita sudah
selesai. Tadi Dalim kecek
an awalnya Dalim ka siko
dek indak lulus masuk
polisi. Abis tuh dalim
berang-berang dirumah.
Waktu berang tuh dek
karena ado yang bisian.
Abis tu dalim melihat
bayangan seorang

31
perempuan yang sudah
meninggal sejak 10 tahun
yang lalu. Selain itu dalim
juga mencaliak bayangan
laki-laki yang
memerintahkan dalim
untuk memukul seseorang,
kalau tidak dilakukan
nanti dia marah dan
mengejar-ngejar dalim.
Selain itu, dalim juga
mengatakan kalau dalim
mempunyai ilmu sehingga
lebih dekat dengan nabi
Muhammad.
Dalim ada yang ingin Tidak ada Memberi kesempatan
ditanyakan? pasien bertanya
Baiklah... Dalim nanti Iya Edukasi
setelah keluar dari rumah
sakit, minum obat dengan
teratur, tidur cukup, dan
jaga kesehatannya dengan
baik ya...
Terimakasih Dalim... Sama-sama

32
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Elvira, Sylvia D dan Hadisukanto, Gitayanti. 2010. Buku Ajar Psikiatri.


Jakarta:Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013.
3. Kaplan, Sadock, Grebb. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku
Psikiatri Klinis Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara, 2010
4. Maramis, Willy dan Maramis, Albert A. 2009. Catatan Ilmu
Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Jakarta: Airlangga University.
5. Larson, Molly K., Walker, Elaine F., and Compton, Michael T. 2010.
Early Signs, Diagnosis And Therapeutics Of The Prodromal Phase Of
Schizophrenia And Related Psychotic Disorders. Volume 10, Issue 8,
pages 1347-1359\
6. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Ringkasan Ringkas dari PPDGJ-III.
Jakarta: PT. Nuh Jaya, 2003

33

Anda mungkin juga menyukai