NASKAH PSIKIATRI
F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
1
BAB 1
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn R
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat & tanggal lahir/ Umur : 22 tahun
Status perkawinan : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku bangsa : Minang
Negeri Asal : Pariaman
Agama : Islam
Pendidikan : S1Akuntansi Unand
Alamat & Telepon : Pariaman, 0852XXXXX
II.RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari Autoanamnesis pada tanggal 16 Agustus 2017 di
Poliklinik Jiwa RSUP Dr. M.Djamil
A. Keluhan Utama
Pasien cemas dengan perasaan berdebar-debar sejak 1 tahun yang lalu.
B. Sebab utama
Pasien mulai sering merasa cemas sejak mulai kuliah jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Andalas (mulai Agustus 2013)
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Dari autoanamnesis didapatkan pasien :
- Mulai mudah cemas sejak SMA kelas 2 ketika akan menghadapi ujian
karena berpikiran akan gagal ujian (2011)
- Mulai sering merasa cemas sejak mulai masuk kuliah (tahun 2013),
dan semakin sering di dua semester ini, dan beberapa bulan ini cemas
yang dirasaka hampir tiap hari tapi juga disertai dada berdebar-debar
dan keringat dingin
2
- Pasien sering tidak mengerjakan tugas karena merasa cemas duluan
berpikiran tugas yang dikerjakan salah saat tugas dikumpul dan
diperiksa oleh dosen
- Pasien cemas saat akan memulai belajar untuk ujian
- Pasien cemas dan tidak dapat mengerjakan soal ujian dengan maksimal
- Pasien sering bolos kuliah karena takut bertatap muka dengan dosen
- Pasien merasa rendah diri dan malu karena tidak bisa seperti harapan
orang tua mendapat Indeks Prestasi yang bagus, malu memiliki badan
yang gemuk, malu memiliki tenaga yang lemah dibanding adik lelaki
- Pasien mengatakan tidak punya banyak teman, ingin berteman tapi
merasa jika berteman akan merepotkan
- Pasien mengatakan jika dia kurang mendapatkan dukungan ibunya,
lebih merasa dekat dengan ayah, akan tetapi hanya menceritakan
keluhan kepada adik perempuan (anak kedua)
- Pasien sejak beberapa bulan ini sering malas makan walau terasa lapar
- Pasien sering merasa akan pingsan dan berpikiran untuk mati tapi takut
dan tidak ingin untuk bunuh diri
D. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien tidak ada riwayat gangguan kejiwaan dan belum pernah berobat
atau berkonsultasi ke dokter umum, dokter spesialis jiwa, dan / atau
psikolog.
2. Riwayat Gangguan Medis
Tidak ada riwayat gangguan medis yang berarti
3. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat Adiktif lain
Pasien tidak merokok, minum minuman keras dan pemakaina NAPZA.
E. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Masa Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir tanggal 24 Januari 1995 dengan kondisi normal, cukup
bulan dan proses persalinan dilakukan di rumah sakit.
2. Masa kanak awal
3
Pasien mendapat ASI ( Tapi tidak begitu tahu sampai umur berapa)
pertumbuhan dan perkembangan baik, seperti anak sebayanya.
3. Masa kanak pertengahan
Pasien masuk SD sejak umur 6 tahun, prestasi disekolah biasa-biasa
saja. Pertumbuhan dan perkembangan baik.
4. Masa kanak akhir dan remaja
Saat kelas 2 SMA gangguan cemas ini mulai muncul karena
ujian.Tetapi pasien masih melanjutkan sekolah hingga ke jenjang
SMA. Pergaulan pasien cukup baik, tetapi kadang-kadang jika
cemasnya datang, ia biasa menyendiri.
5. Masa Dewasa
a. Riwayat pendidikan : Pasien melanjutkan kuliah (sekarang
semester 9, tapi banyak mengulang mata kuliah)
b. Riwayat pekerjaan : belum bekerja
c. Riwayat perkawinan : belum menikah
d. Riwayat agama : pasien beragama Islam
e. Riwayat psikoseksual : Tidak ada gangguan orientasi seksual
f. Aktivitas sosial : pasien memiliki sedikit teman karena kurang
percaya diri dan merasa takut merepotkan orang lain
g. Riwayat pelanggaran hukum : Tidak pernah tertangkap atau terlibat
masalah hukum
F. Riwayat keluarga
Pasien adalah anak pertama dari empat bersaudara (♂),♀ , ♂, ♀).
Keterangan :
4
G. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien mahasiswa jurusan akuntansi suatu universitas di Padang yang
tinggal di kos.
H. Persepsi dan Harapan Keluarga
1. Persepsi dan Harapan Pasien
Pasien merasakan cemas ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari
terutama dalam hal pendidikan pasien. Pasien berharap dapat sembuh,
dapat menjalani pendidikan dengan lancar, tidak cemas lagi untuk
masuk bertatapan muka dengan dosen dan tidak cemas lagi dalam
mengerjakan dan mengumpulkan tugas, dan tidak cemas dalam
menghapi ujian, mencapai target dan harapan orang tua dan bisa
mencapai cita-cita.
I. Status Internus
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : CMC
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 88x / menit
Nafas : 18x/ menit
Suhu : Afebris
Tinggi Badan : tidak dilakukan pemeriksaan
Berat Badan : tidak dilakukan pemeriksaan
Bentuk Badan : piknikus
Status Gizi : berat badan lebih - obesitas
Sistem Respiratorik : tidak dilakukan pemeriksaan
Sistem Kardiovaskular : tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelainan Khusus : tidak ditemukan kelainan khusus
J. Status Neurologikus
GCS : E4, M5, V6
Tanda rangsang meningeal : tidak dilakukan pemeriksaan
Reflek fisiologis, patologis : tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan sensorik dan motoric : tidak dilakukan pemeriksaan
5
K. Status Mental
Autoanamnesis (tanggal 16 Agustus 2016)
Pertanyaan
Pertanyaan Jawaban Interpretasi
Assalamualaikum pak, Oh, iya, boleh Kesadaran baik
saya dokter muda Fadhil,
ini dokter muda Husni,
dan ini dokter muda
Syuhada, Boleh kami
mengobrol dengan
bapak?
Nama bapak siapa? R Kooperatif
Umur bapak berapa? 22 tahun Orientasi waktu baik
Untuk lebih nyamannya O iya, tidak apa-apa,
obrolan kita, kami saya juga malu
panggil nama R saja ya dipanggil bapak
R kesini sendiri? Tidak, saya kesini Orientasi personal
dengan adik baik
perempuan saya. Ini
yang dibelakang, adik
saya.
R tau sekarang hari apa Tau, sekarang hari Orientasi waktu dan
dan tanggal berapa? Dan Rabu, tanggal 16 tempat baik
tau kan ini dimana? Agustus 2017. Dan
sekarang kita sedang
berada di poli Jiwa RS.
M. Djamil
R sampai datang kesini Ini, saya sering cemas, Cemas
ada apa? Apa yang bisa dan kadang bahkan
kami bantu? juga disertai berdebar-
debar dan keringat
dingin
6
Sudah berapa lama R Sudah sejak awal Gejala cemas
merasakan cemas-cemas masuk kuliah, saya
seperti ini? kuliah di Akuntansi
FE, Unand.
Sebenarnya cemas
sudah sejak SMA kelas
2 tiap akan
menghadapi ujian.
Tapi mungkin masih
cemas yang biasa.
Seberapa sering cemas Sewaktu SMA Gejala cemas
ini R alami? cemasnya hanya tiap
akan ujian, tapi saya
masih bisa
menghadapinya. Dari
mulai awal kuliah, kok
cemas ini rasanya
semakin sering, sampai
dada berdebar-debar
dan keringat dingin,
rasanya saya mau
pingsan. Awalnya tiap
mau ujian, saya cemas,
dan di 2 semester
terakhir sering juga
cemas jika kuliah tatap
muka dengan dosen,
dan mengerjakan
mengumpulkan tugas
ke dosen.
Apakah cemas seperti ini Iya, sangat
sangat mengganggu R? mengganggu. Saya
7
juga tidak ingin seperti
ini. Saya tidak bisa
berkonsentrasi untuk
ujian, saya jadi
terganggu
mengerjakan tugas,
bolos kuliah, dan di
kosan juga malas
makan dan jadi tidak
ingin melakukan apa-
apa.
Kira-kira kenapa ya R, Saya juga bingung.
bisa cemas seperti ini? Mungkin setiap kali
akan ujian, saya begitu
cemas, bagaimana
nanti ujiannya,
bagaimana jika susah,
saya dapat nilai
rendah, atau saya tidak
lulus ujian saat akan
mengerjakan tugas
terpikir saya malu jika
tugas saya banyak
yang salah, saat mau
kuliah kadang juga
cemas nanti ditanya
langsung ini itu oleh
dosen Orang tua saya
juga menekankan
kepada saya supaya
kuliah jangan main-
main. Capai nilai
8
bagus.
Apakah R pernah Pernah, untuk ibu saya
mengkomunikasikan kurang dekat, lebih
masalah ini dengan orang dekat dengan ayah.
tua , ayah atau ibu? Tapi keduanya sama
kurang menanggapi
keluhan ini denga
serius. Saya
menceritakan ini
dengan adik saya ini.
Dan untungnya dia
mau menemani kesini.
Dan di rumah, saya
juga merasa malu, saya
anak pertama, laki-
laki. Tapi saya lemah
dibanding saudara
lelaki saya dan saudara
yang lain.
Kalau untuk teman Saya kurang memiliki Depresi
bagaimana R? di teman, saya ingin
kampus, di kos? memiliki teman, tapi
saya sedikit minder,
saya gemuk, saya tidak
pintar, dan jika
berteman, saya juga
merasa saya
merepotkan orang lain,
dan saya tidak ingin
untuk merepotkan
orang lain.
Apa hal lain yang terasa Kadang karena seperti Depresi
9
oleh R? ini pernah saya
berpikir saya ingin
pingsan, tapi tidak
pernah pingsan, atau
kenapa saya tidak mati
saja, tapi saya juga
tidak mau bunuh diri
Aapakah R pernah Tidak pernah Halusinasi(-)
mendengar bisiskan
suara-suara atau sosok
bayangan-bayangan?
Apa yang harapan R Saya ingin sembuh,
sekarang? saya tidak ingin seperti
ini. Saya ingin bisa
tetap melanjutkan
kuliah, tamat dan bisa
mendapatkan
pekerjaan.
10
1. Mood : Cemas
2. Afek : Kesan cemas
3.Keserasian : Serasi
4.Empati : Dapat diraba rasakan
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3.Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Proses berpikir
1. Arus pikiran :
a.Produktivitas : Cukup
b.Kontuniutas : relevan, koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran :
a.Preokupasi : Tidak ada
11
b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada.
F.Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya Nilai
1.Norma sosial : Baik
2.Uji daya Nilai : Baik
3. Penilaian realitas : Baik
H. Tilikan (Insight) : Derajat 6 (pasien sadar dirinya sakit dan
perlu pengobatan)
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang lelaki umur 22 tahun datang ke poli jiwa karena keluhan
cemas yang berlebihan, kadang disertai dada yang berdebar dan keringat
dingin. Keluhan cemas telah dialami 6 tahun yang lalu dan memberat
beberapa tahun terakhir ini. Awal kecemasan muncul karena tiap akan
menghadapi ujian, Dan kecemasan memberat hingga pasien merasakan
dada berdebar, keringat dingin dan ingin pingsan.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan, seorang laki-laki
dengan baju kaos biru dengan celana jeans, wajah sesuai usia, penampilan
rapih, kulit sawo matang, kesadaran baik, perilaku dan aktivitas
psikomotor tenang, pembicaraan spontan dan lancar,intonasi biasa dan
kooperatif, mood cemas, afek kesan cemas, empati dapat diraba rasakan,
fungsi intelektual sesuai dengan taraf pendidikan, daya konsentrasi baik,
pikiran abstrak baik, tidak ada gangguan persepsi dan isi pikir,
pengendalian impuls baik, daya nilai baik, tilikan derajat 6 dan secara
keseluruhan yang diutarakan pasien dapat dipercaya.
VII. EVALUASI MULTI AKSIAL
Aksis I
Berdasarkan auto anamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan
gejala klinis yang bermakna, berupa kecemasan yang berlebihan setiap hari,
jantung berdebar-debar, dan berkeringat dingin. keadaan ini menimbulkan
12
distress (penderitaan) bagi pasien dan terdapat hendaya dalam sosial.
Sehingga pasien disimpulkan mengalami gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam
menilai realitas, sehingga digolongkan dalam gangguan jiwa non psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan
sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan. Jadi didiagnosis
dengan gangguan jiwa non psikotik non organik.
Dari Auto anamnesis serta pemeriksaan status mental didapatkan bahwa
pasien mengalami kecemasan yang berlebihan setiap hari hingga beberapa
bulan bahkan sudah bertahun-tahun, dan timbul disaat keadaan apa saja (free
floating anxietas) , gelisah serta mengalami hiperaaktivitas otonom yaitu
jantung berdebar-debar, sehingga pada pasien didiagnosis Gangguan Cemas
Menyeluruh ( F41.1)
Aksis II :
Ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III :
Tidak ada diagnosis.
Aksis IV
Masalah dengan “Primary support group”
Aksis V :
GAF Scale 80-71 Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam social, pekerjaan dan sekolah, dll.
13
X. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan PPGDJ – III untuk mendiagnosis pasien Gangguan Cemas
Menyeluruh (F41.1) :
o Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau
“mengambang” )
o Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
a. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di
ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
dapat santai) ; dan
c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat,
jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing
kepala, mulut kering, dsb)
o Pada anak-anak, sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang
yang menonjol.
o Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa
hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama
Gangguan Anxietas Menyeluruh , selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan
anxietas fobik (F40.-), gangguan panik (F41.0), atau gangguan
obsesif-kompulsif (F42.-)
Pada pasien ini, ditemukan gejala-gejala berupa kecemasan yang timbul 3-
4 kali dalam sehari, terus-menerus dan biasa muncul tanpa sebab yang jelas,
yang disertai ketegangan motorik berupa gelisah, gemetaran serta adanya
overaktivitas otonomik berupa jantung berdebar-debar dan rasa ingin pingsan
sehingga menurut buku PPDGJ III , didiagnosis sebagai Gangguan Cemas
Menyeluruh (F41.1)
14
Pada pasien ini tidak ditemukan halusinasi. Menurut teori
halusinasi Mc. Farland dan Thomas, (1991) dalam bagian
t e o r i l i n g k u n g a n , m e n ya t a k a n b a h w a halusinasi dapat terjadi bila
seseorang berada dalam situasi atau lingkungan yang penuh dengan stressor.
Pada pasien ini diberikan terapi berupa clobazam , yakni obat anti
Anxietas. Golongan benzodiazepine adalah drug of choice dari semua obat
yang mempunyai efek anti anxietas, disebabkan spesifitas, potensi dan
keamanannya.Alprazolam efektif untuk anxietas antisipatorik, onset of action
lebih cepat dan mempunyai komponen efek anti depresi.
Psikoterapi yang dapat diberikan pada pasien ini yaitu Psikoterapi suportif
dan sosioterapi. Psikoterapi suportif bertujuan untuk memberikan dukungan
terhadap ego agar dapat menghadapi stressor yang ada. Dapat pula diberikan
terapi relaksasi bila timbul perasaan cemas pada pasien.
Namun ada juga beberapa Faktor penghambat dari prognosis pasien ini,
yakni :
1. Usia yang sangat muda
2. Perlangsungan yang kronik
Berdasarkan faktor yang ditemukan maka prognosis pasien ini adalah
bonam.
15
RENCANA TERAPI
A. Farmakoterapi
Clobazam 5mg 2x1
Amitriptilin
Vitamin B12
B. Psikoterapi
1. Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan perasaan dan keluhannya sehingga pasien merasa lega.
2. Konseling : Memberikan penjelasan kepada pasien sehingga dapat
membantu pasien dalam memahami penyakit dan cara mengatasinya.
3. Relaksasi
C. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang di sekitar tentang
penyakit pasien sehingga dapat memberikan dukungan moral dan
menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu proses
penyembuhan.
FOLLOW UP
Membantu keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta
efektivitas pengobatan dan efek samping dan obat yang perlu diperhatikan.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
kecemasan yang normal. Hal ini ditandai paling sering dengan perasaan yang
tidak menyenangkan, rasa sedikit takut, sering disertai dengan gejala otonom
ketidakmampuan untuk duduk atau berdiri masih lama. Beratnya gejala pada
persisten, berkelebihan dan sulit untuk dikontrol. Keadaan cemas dapat dibarengi
17
2.1.2 Epidemiologi dan Faktor Resiko
hidup mencapai 5%. Angka kejadian pada wanita lebih tinggi daripada pria
dengan rasio wanita banding pria adalah 2:1. Onset kejadian biasanya pada remaja
akhir dan awal dewasa, tetapi juga dapat terjadi pada anak anak ataupun dewasa.
1,3
Perkiraan dari gangguan ansietas menyeluruh pada anak sekitar 3%, 10,8%
pada ramaja dengan onset pada usia 10-14 tahun. Penyakit ini dilaporkan sering
tidak terdiagnosis, dengan hanya 1/3 dari pasien yang benar-benar di terapi.
pasien ansietas menyeluruh dilaporkan memiliki keluhan fisik yang berat dan
inilah yang menjadi alasan utama pasien pertama kali berobat pada 72% kasus.4
Beberapa faktor resiko dapat dikaitkan dengan gangguan ini, dan kelainan
ansietas.4
2.1.3 Komorbid
18
diantaranya adalah gangguan panik dan banyak diantara mereka mengalami
60% dengan depresi dan 47% dengan ADHD. Resiko keluhan medis juga
pencernaan.4
a. Faktor biologis
Daerah otak lainnya diduga terlibat dalam gangguan ansietas menyeluruh adalah
ganglia basalis, sistem limbik, dan korteks frontalis. Terdapat juga hipotesis
bahwa terjadi abnormalitas pada regulasi aktivitas sistem serotonin pada pasien
menyeluruh akan terluhan penurunan laju metabolisme pada ganglia basalis dan
b. Genetik
19
bersifat herediter/diturunkan, dan akan mengenai saudara kembar, 50% pada
c. Faktor Psikososial
Ketidaktepatan ini terjadi karena adanya perhatian tertentu terhadap detil negatif
dari setiap dampak suatu aktivitas, terjadi oleh karena adanya distorsi pada
persisten, berkelebihan dan sulit untuk dikontrol. Keadaan cemas dapat dibarengi
cemas terhadap berbagai kejadian atau aktivitas dalam hidupnya. Contohnya pada
ringan, berkeringat, jantung berdebar, kepala pusing, mulut kering, dan lain lain.
Gejala lain yang dapat ditemukan pada gangguan cemas menyeluruh adalah
iritabilitas, ketegangan otot, mudah lelah, dan bisa terjadi gangguan tidur. Pasien
20
gangguan ansietas menyeluruh dengan gejala seperti keluhan lambung dapat
diagnosis.1
2.1.6 Diagnosis
21
aktivitas (seperti bekerja atau performa sekolah).
dirasakan
gangguan fungsional
22
2.1.7 Tatalaksana Gangguan cemas menyeluruh
Tatalaksana yang paling efektif pada pasien gangguan cemas menyeluruh
adalah gabungan dari farmakoterapi, dan psikoterapi.
a. Farmakoterapi
Obat utama yang harus dipertimbangkan untuk pengobatan
gangguan ansietas menyeluruh adalah benzodiazepin, SSRI, buspirone
(BuSpar), dan venlafaxine (Effexor). Obat lain yang mungkin berguna
adalah obat trisiklik (misalnya, imipramine [Tofranil]), antihistamin, dan
antagonis β-adrenergik. Meskipun pengobatan gangguan ansietas
menyeluruh kadang-kadang hingga 6 - 12 bulan, beberapa bukti
menunjukkan bahwa pengobatan harus jangka panjang, bahkan mungkin
seumur hidup.1
23
Tabel 5. Pilihan Obat4
First-line yaitu golongan anti depresan yaitu SSRI dan SNRI. Penelitian
yang dilakukan didapat bahwa escitalopram dan sertraline dan duloxetine untuk
golongan SNRI dan venlafaxine XR merupakan terapi pertama untuk gangguan
24
ansieatas menyeluruh. Escitalopram dapat diberikan 10-20 mg perhari. Dosis
inisial dapat diberikan 10 mg lalu ditingkatkan menjadi 20 mg jika perlu.6
Sertraline dapat diberikan dengan dosis inisial 25 mg per hari untuk
gangguan ansietas dan PTSD. Dinaikkan hingga 50 mg per hari setelah 1 minggu
dan ditunggu beberapa minggu untuk menilai efek terapi sebelum menaikkan
dosisnya. Maksimal dosis 200 mg per hari. Digunakan 1x sehari.6 Anti depresan
lain seperti agomelatine juga terbukti efektif dalam 12 minggu.
Second-line yaitu golongan benzodiazepin seperti alprazolam,
bromazepam, diazepam, dan lorazepam. Semuanya terbukti efisien untuk terapi
ansietas menyeluruh (level 1). Walaupun evidence untuk keefektifannya level 1
tapi lebih disarankan sebagai terapi kedua dan hanya untuk jangka pendek
dikarenakan resiko efek samping, ketergantungan dan resiko withdrawal.
Buspirone, quetipine XR juga dapat digunakan
Alprazolam adalah golongan benzodiazepin yang paling umum digunakan
untuk ansietas menyeluruh dan telah di setujui oleh FDA. Untuk ansietas
alprazolam yang dapat dimulai dari 0.75-1.5 mg perhari dan dibagi 3 dosis. Dosis
dinaikkan setiap 3 sampai 4 hari hingga efek yang diinginkan tercapai. Dosis
maksimal yaitu 4 mg per hari. Pemberian lebih dari 12 minggu dapat
menimbulkan resiko ketergantungan. Untuk menurunkan resiko gejala putus
obat, dilakukan tappering off 0.5 mg setiap 3 hari. Jika ada masalah dengan
tappering off dapat diturunkan lebih lambat setelah mencapai dosis 3 mg per hari
sebanyak 0,25 mg per minggu.6
Third-line yaitu golongan antidepresan seperti citalopram, fluoxetine,
paroxetine CR dan mirtazapine (level 3).
Adjunctive telah dilakukan studi pada pasien yang tidak memberi respon
setelah pemberian SSRI. Pregabalin diteliti memilki respon yang baik pada pasien
yang gagal dengan respon terhadap SSRI.4
b. Psikoterapi
Terapi non farmakologis memegang peranan yang juga penting pada pasien
ini. Jenis terapi non farmakologis yang bisa dilakukan terhadap pasien gangguan
cemas menyeluruh adalah terapi relaksasi, behavioral, desensitization, dan
25
cognitive-behavioral. Terapi behavioral dapat membantu pasien agar otot otot
pasien dapat lebih relaksasi dalam membayangkan stimuli yang memicu
kecemasan. Jika pasien menghindar dari situasi yang memicu kecemasan, terapi
desensitisasi juga dapat dilakukan.3
Terapi cognitive-behavioral membantu pasien untuk menyadari hubungan
antara suatu kejadian yang memicu stress dan kekacauan pola pikir mengenai
akibat dari kejadian tersebut. Hasil akhir dari terapi ini adalah pasien dapat
merubah kesalahan atau distorsi dari cara pikir terhadap akibat dari suatu masalah,
dan pasien belajar untuk mengganti distorsi tersebut dengan suatu respon yang
lebih baik 3 Dari penelitian di- dapatkan bahwa CBT secara signifikan
menurunkan gejala pada gangguan ansietas menyeluruh.4
2.1.8 Prognosis
Umur dari awal muncul keluhan sulit untuk ditentukan. Pasien umumnya
melaporkan bahwa mereka telah menderita gangguan cemas ini selama yang bisa
merek ingat. Sering datang ke klinisi saat berumur 20 tahunan.7
Karena tingginya insiden gangguan mental komorbid pada pasien dengan
gangguan cemas menyeluruh, perjalanan klinis dan prognosis dari gangguan ini
cukup sulit untuk diprediksi. Hanya beberapa dari penderita gangguan cemas
menyeluruh yang mendatangi psikiater untuk mendapatkan pengobatan,
sedangkan selebihnya mengunjungi dokter jantung, internist, pulmonologist dan
dokter umum untuk berusaha menghilangkan gejala somatik yang mereka
rasakan.1
Beberapa bukti menunjukkan bahwa pengobatan harus jangka panjang,
bahkan seumur hidup. Sekitar 25 persen pasien kambuh di bulan pertama setelah
penghentian terapi, dan 60 sampai 80 persen kambuh selama tahun berikutnya.1,3
Karena banyaknya kasus gangguan ansietas menyeluruh disertai dengan
komorbid, perjalanan penyakit dan prognosisnya jadi sulit untuk ditentukan.
Adanya masalah-masalah negatif dalam hidupnya akan meningkatkan resiko
terjadinya penyakit ini. Secara definisi gangguan ansietas menyeluruh adalah
penyakit kronis dan perjalanan hampir seumur hidup.7
26
2.2 Gangguan Maturitas Seksual
Pedoman diagnostik Gangguan Maturitas Seksual PPDGJ-III5
Individu menderita karena ketidak pastian tentang identitias jenis kelamin atau orientasi
Paling sering terjadi pada remaja yang tidak mengetahui apakah mereka homoseksual,
heteroseksual atau biseksual dalam orientasi seksualnya, atau pada individu yang sesudah
suatu periode orientasi seksual yang tampak stabil, seringkali dalam jalinan hubungan
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry. 11th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins: 2015.
2. Rosenbaum JF, Theodore AS, Fava M, Biederman J. Massachusetts
General Hospital Comprehensive Clinical Psychiatry, 2nd ed.
Massachusetts: Elshavier: 2008
3. Ebert MH, Loosen PT, Nurcombe B, Leckman JF. Current Diagnosis &
Treatment Psychiatry. 2nd ed. New York: McGraw Hill: 2008.
4. Katzman MA, Bleau P, Blier P, Chokka P, Kjernisted K, Ameringe MV,
Canadian Clinical Practice Guideliness for The Management of Anxiety,
Post Traumatic Sress and Obsessive-Compulsive Disorders. Toronto:
BMC Psychiatry: 2014.
28