OLEH :
KADEK AGUS ARSANA
N 111 14 049
PEMBIMBING
dr. Dewi Suryani Sp.KJ
Nama : Ny. H
Umur : 57 tahun
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
1. RIWAYAT PENYAKIT
Pasien perempuan umur 57 tahun datang ke poli jiwa RSUD Undata. Pasien
datang dengan keluhan perasaan cemas yang dialami sejak 9 tahun yang lalu
(tahun 2006) sejak pulang dari rumah teman dekat pasien yang meninggal. Pasien
merasa takut jika ia akan meninggal seperti temanya. Ia merasa belum siap untuk
meninggal. Hal ini menyebabkan ia selalu cemas setiap mendengar berita duka.
Jika mendengar berita duka, pasien merasa jantungnya berdebar kencang, sesak
napas, keringat dingin dan merasa lemas. Selain itu, pasien juga merasa takut jika
kepadanya dan tidak ada orang yang tahu. Jika ia merasa cemas, maka ia akan
duduk dan menarik nafas secara perlahan untuk mengatasi rasa cemas tersebut.
Pasien juga sering terbangun tengah malam karena memikirkan tentang kematian.
Pasien mulai tidur jam 9.00 malam dan terbangun jam 03.00 subuh. Setelah itu
pasien tidak dapat tidur kembali. Pasien hanya berguling-guling di tempat tidur
sampai pagi karena tidak bisa tidur. Kurangnya tidur membuat pasien merasa
Saat ini pasien tidak merasakan kecemasan seperti dulu. Ia tidak merasa terlalu
jika terjadi sesuatu dengan anakanya. Tidur pasien juga bagus dan tidak
terbangun tengah malam lagi. Jika ia memikirkan sesuatu, maka pasien akan
jalan-jalan dan berdikusi dengan tetangganya. Menurutnya dengan berdiskusi ia
Hendaya / Disfungsi :
Tahun 2006 teman pasien meninggal. Sejak pulang dari rumah duka,
Hal ini menyebabkan ia selalu cemas setiap mendengar berita duka. Jika
sebelumnya: pasien memiliki riwayat Asma sejak dari kecil dan tidak bisa untuk
beraktivitas berat
Trauma (-)
Infeksi (-)
Kejang (-)
NAPZA (-)
Alkohol (-)
Rokok (-)
Pasien diasuh oleh kedua orang tua pasien. Pertumbuhan dan perkembangan
pasien pada masa anak-anak awal seusia dengan perkembangan anak seusianya.
Merupakan anak laki-laki pada umumnya, tinggal bersama kedua orang tuanya
bergaul dengan anak sebayanya. Hubungan dengan teman sekelasnya baik. Pasien
Merupakan anak laki-laki yang senang bergaul dengan siapa saja, pasien tidak
yang sama dalam keluarga (-). Hubungan dengan keluarga terjalin baik. Baik keluarga
F. Situasi sekarang :
penyakitnya dan pasien ingin sembuh dengan tidak lagi merasakan keluhan-
keluhannya sekarang
2. AUTOANAMNESIS
Tanggal : 28 Agustus 2015
Pukul :09.30 Wita
Tempat : Poli Jiwa RSUD Undata
DM : Slmt pagi bu...
P : Slmt pagi..
DM : Perkenalkan saya kadek, dokter muda disini. Boleh saya tahu nama ibu
siapa?
P : H dok
DM : Berapa usia ibu sekarang?
P : 57 tahun
DM : Apa pekerjaan ibu?
P : PNS
DM : Apa keluhan ibu sehingga bapak datang ke poli ini?
P : Saya selalu merasa cemas
DM : Sejak kapan ibu selalu merasa Cemas?
P : Kurang lebih 9 tahun yang lalu,selepas pulang dari duka perasaan saya tiba-
tiba tidak enak dan timbul perasaan cemas dan takut. Pada saat itu saya takut mati,
karena perasaan yang tidak enak tersebut.
DM : Kalau boleh tau, pada keadaan-keadaan apa saja yang membuat ibu merasa
cemas?
P : pada keadaan dimana saya mendengar berita-berita duka, bunyi ambulance.
Dan biasa diwaktu senggang, saya kadang teringat akan hal tersebut hingga membuat
saya cemas. Begini, 9 tahun yang lalu saya pergi menghadiri suatu acara kedukaan
karena kebetulan sahabat saya meninggal. Selepas pulang dari tempat tersebut, tiba-tiba
perasaan saya tidak enak, leher tegang, pusing berputar. Saya kemudian berobat ke
puskesmas. Saat diukur tekanan darah sy ternyata 170/80 mmHg. Baru kali itu tensi saya
tinggi. Karena sudah sampai terasa sesak akhirnya saya dilarikan ke rumah sakit. Selama
di rumah sakit saya merasa ketakutan, cemas, khawatir dengan pemikiran tentang
kematian.
DM: apakah setelah kejadian itu ibu menjadi susah tidur?
P: iya dok. Saya tidur jam 9.00 malam tapi selalu terbangun jam 3.00 subuh dan saya
tidak bisa tidur lagi
DM: apa yang membuat ibu tidak bisa tidur lagi?
P: saya selalu terpikirkan dengan teman saya itu dok.
DM : Selain keluhan diatas, apakah ibu memiliki suatu penyakit sebelumnya atau
mungkin masalah lain yang bapak hadapi dekat ini?
P : yaa, jujur saja. Saya memiliki riwayat asma dari kecil. Memang dikeluarga
saya, kami semua keturunan asma. Namun untuk masalah lain yang saya hadapi saat ini,
rasanya tidak.
DM : Bagaimana dengan keluarga ibu?
P : saat ini yang biasanya menjadi beban pikiran saya adalah anak-anak saya.
Saya punya 4 anak laki-laki. Saya sering marah dengan akan saya yang bungsu karena
sering pulang malam. Hal itu membuat saya khawatir terjadi sesuatu dengan anak saya.
Saya sudah tidak takut lagi dengan berita kematian seperti dulu.
DM : apakah perasaan bapak yang cemas, takut, khawatir, keringat dingin itu,
sampai menggangu tidur ibu?
P : iya, biasanya saya tidak bisa tidur karena memikirkan hal tersebut. Biasanya
kalau saya minum obat yang dikasih dokter ahli penyakit dalam,nyenyak tidur tapi kalau
saya coba hentikan begitu, susah lagi saya tidur.
DM : apakah ibu sering berobat ke penyakit dalam?
P : Iya, karena keluhan sesak saya ini dan biasa timbul nyeri ulu hati, hipertensi,
maka dari itu saya biasanya berobat ke poli penyakit dalam. Tapi dokter selalu bilang
kalau hal itu berasal dari perasaan bapak saja
DM : Apa selama sakit, ibu merasa cepat lelah?
P : iya, cepat lelah, loyo, tidak bersemangat, jadi ketika kerja yang terlalu berat
timbul sesak napas, sampai keringat dingin. Namun kalau tidak datang perasaan tersebut.
DM ;Bagaimana dengan waktu senggang bapak dan nafsu makan ibu?
P : kalau waktu senggang sy sering berkunjung ke tetangga dan bercerita
bersama mereka. Hal ini membuat saya lebih baik dan beban hidup saya terasa
berkurang. Dulu nafsu makan saya sangat kurang, tapi saat ini sudah biasa
DM : kalau begitu, terimakasih bu atas waktunya. Semoga ibu cepat pulih kembali.
P : iya sama-sama.
3. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
Penampilan :
Tampak seorang wanita dengan wajah sesuai umur, perawatan diri baik. Memakai
Kesadaran :
Compos mentis
Pembicaraan :
Kooperatif
Mood : Eutimia
Afek : appropriate
Daya ingat
- Segera : Baik
Pikiran abstrak : Ada
D. Gangguan persepsi
E. Proses berfikir
Arus pikiran
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas : Relevan
Isi pikiran
G. Daya Nilai
H. Tilikan (Insight)
Derajat 6 pasien sadar bahwa dirinya sedang sakit dan butuh pengobatan dari
dokter
Pemeriksaan Fisik
- GCS E4M6V5
- Pemeriksaan Thoraks :
- gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), kernig sign (-)/(-),
Pasien perempuan umur 57 tahun datang ke poli jiwa RSUD Undata. Pasien
datang dengan keluhan perasaan cemas yang dialami sejak 9 tahun yang lalu (tahun
2006) sejak pulang dari rumah teman dekat pasien yang meninggal. Pasien merasa
takut jika ia akan meninggal seperti temanya. Ia merasa belum siap untuk meninggal.
Hal ini menyebabkan ia selalu cemas setiap mendengar berita duka. Jika mendengar
berita duka, pasien merasa jantungnya berdebar kencang, sesak napas, keringat dingin
dan merasa lemas. Selain itu, pasien juga merasa takut jika di rumah sendirian karena
ia khawatir jika ia sendiri sesuatu akan terjadi kepadanya dan tidak ada orang yang
tahu. Jika ia merasa cemas, maka ia akan duduk dan menarik nafas secara perlahan
untuk mengatasi rasa cemas tersebut. Pasien juga sering terbangun tengah malam
karena memikirkan tentang kematian. Pasien mulai tidur jam 9.00 malam dan
terbangun jam 03.00 subuh. Setelah itu pasien tidak dapat tidur kembali. Pasien hanya
berguling-guling di tempat tidur sampai pagi karena tidak bisa tidur. Kurangnya tidur
Saat ini pasien tidak merasakan kecemasan seperti dulu. Ia tidak merasa terlalu
takut jika mendengar berita kematian lagi. Tidur pasien juga bagus dan tidak
terbangun tengah malam lagi. Jika ia memikirkan sesuatu, maka pasien akan jalan-
6. EVALUASI MULTIAKSIAL :
beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih
baik
7. PROGNOSIS
Bonam
a. Faktor Pendukung
b. Faktor penghambat
Gangguan cemas merupakan gangguan yang sering ditemukan pada klinik psikiatri.
Kondisi ini terjadi sebagai akibat faktor-faktor biopsikososial, termasuk kerentanan
genetik yang berinteraksi dengan kondisi tertentu. Gangguan cemas menyeluruh ditandai
dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional dan terkadang
tidak realistik dalam berbagai kehidupan sehari-hari. Kecemasan berkaitan dengan gejala
somatik seperti ketegangan otot, iritabilitas, sulit tidur dan gelisah sehingga mengganggu
fungsi sosial dan pekerjaan.
ETIOLOGI
a. Teori biologi
Lobus oksipitalis memiliki reseptor benzodiasepim tertinggi di otak.
Ganglia basalis, sistem limbik dan korteks frontalis dihipotesiskan
terlibat dalam etiologi gangguan cemas menyeluruh. Neurotansmiter
yang berkaitan adalah GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat dan
kolesistokinin.
b. Teori genetik
Terdapat hubungan genetik pasien gangguan cemas menyeluruh
dengan depresi major pada wanita.
c. Teori psikoanalitik
Anxietas adalah gejala dari konflik yang terjadi pada alam bawah sadar
yang tidak terselesaikan
d. Teori kognitif dan prilaku
Pasien gangguan cemas menyeluruh berespon secara salah dan tidak
tepat terhadap ancaman yang disebabkan oleh perhatian yang tidak
selektif terhadap hal-hal negatif pada lingkungan, adanya distorsi pada
pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negatif terhadap
kemampuan diri untuk menghadapi ancaman.
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut DSM IV-TR:
a. Kecemasan atau kekhawatiran berlebihan yang muncul hampir tiap hari, setiap
hari, terjadi kurang dari 6 bulan.
b. Sulit mengendalikan kekhawtiranya
c. Kecemasanya disertai tiga atau lebih dari 4 gejala ini:
Gelisah
Mudah lelah
Sulit berkonsentrasi
Iritabilitas
Ketegangan otot
Sulit tidur
d. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I
e. Kecemasan dan kekhawatiran atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang
bermakna klinis atau gangguan pada fungsi sosial pekerjaan atau fungsi lain
f. Gangguan yang terjadi bukan akibat efek fisiologis
9. RENCANA TERAPI
a. Psikofarmaka
- Fluoxetine (Kalxetin) 10 mg
b. Non-psikofarmaka
- Terapi Suportif:
menyelesaikan masalah
10. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta menilai efektivitas
pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping obat yang
diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Elvira SD, Hadisukanto G, 2010, Buku Ajar Psikiatri, Badan Penerbit FK UI, Jakarta.
2. Maslim R, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III, Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
3. Kaplan & Shadock, Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2, EGC, Jakarta.
4. Tim Skill Lab FK UGM, 2012, Skill Laboratory Manual: Manual Block 8, FK UGM,
Yogyakarta.
5. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan klinis obat psikotropik. Bagian ilmu kedokteran
jiwa fakultas Unika atmajaya; Jakarta.