OLEH :
Sahar
N 111 16 082
PEMBIMBING KLINIK :
dr. NI MADE ASTIJANI GIRI, Sp.OG
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny.M Nama Suami : Tn. I
Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun
Alamat : Desa. Beka Alamat : Desa. Beka
Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area
jantung, batas paru-hepar SIC VII LMD, batas jantung
DBN
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-. Bunyi jantung I/II murni reguler
Abdomen :
I : Perut cembung kesan normal, striae alba (+),
massa (-)
A : peristaltik (+) kesan normal
P : timpani (+)
P : nyeri tekan kuadran kanan atas (+)
Pemeriksaan Obstetri :
TFU : tidak teraba.
Kontraksi uterus : baik
Lokia : Rubra (+)
Genitalia :
Pemeriksaan Dalam (VT) : tidak dilakukan
Ekstremitas :
Atas :Akral hangat, Edema -/-
Bawah :Akral hangat, Edema +/+
Laboratorium:
Wbc : 28 x 103/mm3 BT : 5
Hgb : 8,4 gr/dl CT : 730
Hct : 38.6 % HbSAg : non-reaktif
Plt : 63 x 103/l Ureum :156,7mg/dL
Rbc : 4,8 x 106/l Creatinin : 5,78 mg/dL
SGOT : 805 U/L
SGPT : 287 U/L
Urine
Protein : +2 Silinder : (-)
Leukosit : 5 Epitel : (+)
Eritrosit : 15 Kristal : (-)
Resume
Pasien rujukan dari RS Buol keluhan Post partum hari ke-II
dengan post eklampsia. Kejang berlangsung sebelum partus
sebanyak 3 kali. 2 kali kejang di puskesmas dan 1 kali kejang saat di
perjalanan menuju Rumah Sakit Buol. Kejang berlangsung kurang
lebih 1 menit dan pasien masih sadar, sekarang pasien mengalami
pandangan kabur (+), lemah (+), malaise (+), sesak napas (+) nyeri
abdomen hipokondrium dextra (+), nausea(+), vomitus 3x sejak
tadi malam, isi muntahan makanan bercampur air, nyeri ulu hati
tembus belakang (+), pusing (+), oligouria disertai hematuria,
defekasi normal dan edema pada kedua tungkai (+/+). Riwayat
hipertensi pada saat usia kehamilan 28 minggu.
PENATALAKSANAAN
Pasang oksigen 4 lpm
IVFD RL 500 CC
Inj. Ranitidin 1amp/8jam/iv
Inj ondansetron 2 mg//ampul/12 jam IV
Inj. Dexamethasone 10 mg /6 jam IV 2 dosis
Inj Meropenem 1 gr/8 jam IV
Drips metronidazole 500 mg/ 8 jam IV
Nifedipin 3 x 10 mg
Metildopa 2 x 250 mg
Transfusi 1 labu Whole blood cell
Pasang kateter
Monitoring trombosit tiap 12 jam
04/06/2017 05/06/2017
S:Pandangan kabur (-), Nyeri ulu hati (+), mual (-),
S:Nyeri perut tembus belakang (+), pusing (+), sakit muntah (-), pusing (+), sakit kepala (-), keluar darah
kepala (+), penglihatan kabur (+), edema pada dari jalan lahir (+), BAK (+), BAB (+).
tungkai (+/+), sesak (-), mual (-), muntah (-), BAB (+), O:Konjungtiva anemia -/-
BAK (+) sudah tidak pekat, Sclera ikterik (+/+)
Edema tungkai (+/+)
O:Konjungtiva anemia -/- Tekanan darah : 130/90mmHg
Sclera ikterik +/+ Nadi : 82x/m
Suhu : 36.5
Edema tungkai (+/+) Pernapasan : 20x/menit
Tekanan darah : 120/90mmHg, Nadi : 88x/m, Takar urin : 350 cc/24 jam
Suhu: 36.5, Pernapasan: 20 x/menit, Urin Pemeriksaan laboratorium :
tampung 300 cc/24 jam Wbc : 25 x 103/L
Hasil pemeriksaan laboratorium : Hgb : 8,7 gr/dl
` PLT : 115 x 103/L
Wbc : 27 x 103/L, Hgb : 8,7 x 103/L, PLT : 81 x 103/L, SGOT : 55 U/L
SGOT : 75 U/L, SGPT : 65 U/L SGPT : 34 U/L
Albumin 2,4 mg/dl
A : PIIAII post partum H3 anemia+ Post eklampsia + Ureum 213 mg/dl
HELLP syndrome + sepsis Creatinin 8,6 mg/dl
P : A : PIIAII post partum H3+ anemia+ Post eklampsia +
HELLP syndrome + sepsis + acute kidney injury
IVFD RL : Nacl 0,9% (1 : 1) 20 tetes/menit P :
Inj. Ranitidin 1amp/8jam/iv IVFD RL : Nacl 0,9% (1 : 1) 20 tetes/menit
Inj. Ranitidin 1amp/8jam/iv
Inj. Dexamethasone 6 mg/6 jam 2 dosis Inj Meropenem 1 gr/8 jam IV
Inj Meropenem 1 gr/8 jam IV Drips metronidazole 500 mg/ 8 jam IV
Drips metronidazole 500 mg/ 8 jam IV Nifedipin 3 x 10 mg
Vip albumin 1 x 1
Nifedipin 3 x 10 mg Cek albumin serum, cek darah rutin, SGOT, SGPT
Metildopa 2 x 250 mg Anjurkan makanan tinggi protein
Konsultasi ke penyakit dalam
Cek albumin serum, cek darah rutin, SGOT,
SGPT, cek ureum dan kreatinin
06/06/2017 07/06/2017
S: Pandangan kabur (-), Nyeri perut (-), mual (-),
muntah (-), nyeri ulu hati (-) pusing (-), sakit kepala (-
S: Pandangan kabur (-), Nyeri ulu hati (-),
), , keluar darah dari jalan lahir bercampur lendir (+),
mual (-), muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-
BAK (+), BAB (+). ), keluar darah dari jalan lahir bercampur
O :Konjungtiva anemia -/-
lendir (+), BAK (+), BAB (+).
O:Konjungtiva anemia -/-
Sclera ikterik (-/-) Sclera ikterik (-/-)
Tekanan darah : 110/80mmHg, Nadi : 82x/m, Suhu : Tekanan darah : 120/80mmHg
36.5, Pernapasan : 20x/menit, Takar urin 500 Nadi : 82x/m
cc/24 jam Suhu : 36.5
Pemeriksaan laboratorium : Pernapasan : 20x/menit
Wbc : 17 x 103/L, Hgb : 9,23 gr/dl, PLT : 120 x Urin tampung : 600 cc/24 jam
103/L, SGOT : 39 U/L, SGPT : 34 U/L, Albumin : 3,0
mg/dl Hasil laboratorium :
A: PIIAII post partum H5 anemia + Post eklampsia + Wbc : 11 x 103/L
HELLP syndrome + severe sepsis + acute kidney injury Hgb : 9,4 gr/dl
P: PLT : 134 x 103/L
IVFD RL : Nacl 0,9% (1 : 1) 20 tetes/menit
Inj Meropenem 1 gr/8 jam IV
A: PIIAII post partum H6 anemia + Post
eklampsia + HELLP syndrome + severe sepsis
Drips metronidazole 500 mg/ 8 jam IV + acute kidney injury
Vip albumin 1 x 1
Aminefron 1 x 1 P:
cek darah rutin IVFD RL : Nacl 0,9% (1 : 1) 20
Anjuran diet ginjal tetes/menit
Indikasi Hemodialisa Cefadroxil 500 mg 2 x 1
Aminefron 1 x 1
Indikasi Hemodialisa
Pasien alih rawat SMF Interna
PEMBAHASAN
Gejala klinis tidak spesifik gejala umum pada preeklamsia
Kasus dengan keluhan pandangan kabur (+), lemah (+), malaise (+), sesak napas (+),
nyeri perut kuadran kanan atas (+), mual (+), muntah (+)
nyeri di regio epigastrik atau kuadran kanan atas (90%), kadang-kadang disertai mual
dan muntah (45-86%), nyeri kepala (30-60%), dan gangguan penglihatan (20%)
Angka kejadian meningkat pada multipara, usia > 25 tahun, dan riwayat obstetrik jelek
Kasus klasifikasi Misissipi kelas 2 karena
trombosit 63 x 103/L dan SGOT 805 U/L dan SGPT 287
U/L
Kasus klasifikasi Tenesse : sindrom komplit dimana
trombosit <100.000/ml dan AST/ALT 40 IU/L
Hemolisis ditandai dengan tanda sklera ikterik ,
pemeriksaan LDH, apusan darah tepi, bilirubin tidak
terkonjugasi tidak dilakukan
indikator yang lebih spesifik adalah penurunan kadar
haptoglobin atau tidak terdeteksinya haptoglobin,
namun belum bisa menjadi pemeriksaan rutin
Baku emas diagnosis pemeriksaan laboratorium
lainnya dikerjakan untuk penegakkan diagnosis HELLP
Penatalaksanaan pemberian dexametason 10 mg iv
mencegah aktivasi platelet dan mencegah
kerusakan hepatosit
Tambahan terapi berupa antibiotik mengobati
sepsis
Antihistamin H2 mengurangi gejala mual muntah,
mengurangi produksi asam lambung
Memperbaiki albumin serum hipoalbumin dapat
terjadi akibat : kerusakan hepar atau akibat albumin
berkurang dari ruang intravaskular karena kerusakan
endotel vaskular
Aminefron asam amino esensial untuk pasien
dengan diet rendah protein
Anjuran hemodialisa timbulnya gagal ginjal akut
sebagai komplikasi baik dari preeklamsia-eklamsia atau
dari sepsis