Anda di halaman 1dari 6

Masuk RS tanggal : 19 Agustus 2015

No. Status / No. Reg :

Nama : Tn. S
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Bungku barat
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Dokter Pembimbing : dr. Patmawati, M.Kes., Sp.KJ

LAPORAN PSIKIATRIK
1. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama dan alasan MRSJ / Terapi :
Tn.S Sering berbicara sendiri dan sering mengamuk.

B. Riwayat gangguan sekarang, perhatikan


Keluhan dan gejala :
Tn.S merupakan kiriman dari kepolisian morowali untuk visum.
Orang sakit terlibat kasus penganiyaan terhadap orang lain. Riwayat
sering berbicara sendiri, kadang-kadang mengamuk atau memukul
istrinya tanpa sebab.
Pasien mengatakan pasien marah kepada istrinya karena istrinya
sering berbohong kepada pasien. Pasien merasa gelisah jika
mendengar suara-suara mengatakan dunia karena Allah. Pasien
mengaku terkadang ada sosok yang menariknya, menggunakan mulut
dan tangannya, pasien berusaha melawan tetapi menyerah karena
dadanya serasa sesak, seperti akan mati, sehingga pasien menyerah
dan membiarkan raganya di kuasi.

0
Pasien mengaku semuanya bermula saat pasien sedang bekerja
dikebun. Pasien mendengar suara-suara keramaian. Setelah itu pasien
sering gelisah, membuat keributan kemudian di pasung.
Menurut catatan data wawancara yang diperoleh dari ibu Ati
(istri pasien), pasien mulai mengalami perubahan prilaku sejak bulan 9
tahun 2013 dimana pasien pulang dari kebun dan mengaku mendengar
suara seperti ayam berkicau cuuiit,cuuiit,ccuuiit, gelisah, jika
sedang mondar-mandir pasien berbicara sendiri, kemudian setelah itu
di malam hari pasien kembali tenang. Pernah di bawa berobat ke
dukun tetapi membuat keluhan pasien memberat hingga pada saat
bulan akhir 2014, pasien jadi sering teriak-teriak di rumah, menyanyi,
sering membagi-bagikan uang, awalnya hanya orang tuanya yang di
berikn tetapi kemudian siapa saja yang datang kerumahnya di berikan
uang.
Pasien pernah berobat ke RS Dadi Makassar, belum sempat
diperiksa pasien kabur, kemudian berobat ke psikiatri di Makassar. Di
hari ke tiga pengobatan kembali kabur. Pada bulan 11 tahun 2014
istrinya meminta izin kepada keluarga pasien untuk membawa pasien
ke Surabaya agar dapat diperiksa lebih lanjut. Setiba di Surabaya
pasien diperiksa setelah itu pasien kabur kembali ke palu seorang diri.
2015 ini, pasien mulai kadang-kadang memukul istrinya secara tiba-
tiba.
Hendaya / Disfungsi :
- Hendaya sosial (+)
- Hendaya pekerjaaan (+)
- Hendaya waktu senggang (-)
Faktor stressor psikososial : masalah keluarga
Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan
psikis sebelumnya :
Pasien tidak berobat rutin, dan beberapa bulan yang lalu pasien
terlibat kasus kekerasan dengan seseorang di kampungnya hingga

1
menyebabkan pasien terkena pukulan di kepalanya (di buktikan
dengan adanya bekas jahitan di ubun-ubun pasien).

C. Riwayat penyakit sebelumnya :


Trauma (+)
Infeksi (-)
Kejang (-)
NAPZA (-)
Alkohol (-)
rokok (+)

2. DIAGNOSIS
- Pasien dibawa oleh petugas ke RSD Madani karena mengamuk-
mengamuk menyerang orang lain.
- Sering marah-marah, berteriak-teriak, bicara tidak nyambung.
- Mendengar suara-suara yang berbisik-bisik kepada dirinya.
- Melihat bayangan yang kadang-kadang sekilas lewat di depannya.
- Meyakini jika ada yang menguasai dan menarik dirinya
- Di tengah pembicaraaan pasien sering beralih dengan dunia hayalnya

3. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL :
Aksis I : Skizoafektif tipe Manik (F25.0)
Aksis II : Tidak ada diagnosis aksis II (Z03.2)
Aksis III : Tidak ada diagnosis aksis III
Aksis IV : Masalah keluarga
Aksis V :60-51 gejala sedang (moderate), disibilitas sedang.

4. RENCANA TERAPI
a. Psikofarmaka

2
- Antidepresi : Amitryptiline 25 mg 2x1

b. Non-psikofarmaka
Pasien bisa dibantu dengan kombinasi terapi keluarga, Latihan
keterampilan social, dan rehabilitasi kognitif.

5. PEMBAHASAN TINJAUAN PUSTAKA


Berikut ini merupakan kriteria diagnostik umum skizofrenia
berdasarkan PPDGJ III:
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang
jelas):
(a) -"thought echo"= isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
-"thought insertion or withdrawal" = isi pikiran yang asing dari luar masuk
ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
"thought broadcasting" = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya;
(b) - "delusion of control" = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
-"delusion of influence" = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
-"delusion of influence" = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu di luar; atau
-"delusion of passivity" = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang "dirinya" = secara jelas
merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan atau
penginderaan khusus);

3
-"delusional perception" = pengalaman indera yang tak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
(c) halusinasi auditorik:
- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara), atau
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
(d) waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan di
atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
(e) halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, apabila disertai baik
oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa
kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan
(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
(f) arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme;
(g) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme
dan stupor;
(h) gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya

4
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
pedoman diagnosstik skizoafektif
a) diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala
definitive adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol
pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari
yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit tidak memenuhi
criteria baik skizofrenia maupun episode manic atau depresif.
b) Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia
dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.
c) Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (depresi
pasca-skizofrenia).
Beberapa pasien dapat mengalami suatu episode skizoafektif berulang,
baik jenis manic (F25.0) maupun defresif(F25.1) atau campuran keduanya
(F25.2). pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif terselip
diantara episode manic atau depresif (F30-F33).
Pedoman diagnostic gangguan Skizoafektif Tipe Manik
a) Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manic yang
tunggal maupun gangguan berulang dengan sebagian besar episode
skizoafektif tipe manic.
b) Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang
begitu menonjol dikombinasikan dengan iritabilitas atau kegelisahan yang
memuncak.
c) Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebihbaik
lagi dua, gejala skizorenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk
skizofrenia, F20.-pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d)).

Anda mungkin juga menyukai