Anda di halaman 1dari 9

TUTORIAL KLINIK GANGGUAN

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Rotasi Klinik
Bagian Jiwa Pendidikan Profesi Dokter

Oleh:
Muhammad Daffa R
Dewi Alfika P

Pembimbing
dr. Arum Siwinarni MSc, Sp. KJ

Program Studi Pendidikan Profesi Dokter


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2021

1
Laporan Kasus Non Psikotik GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH
(F41.1)

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. “M”


Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 21 tahun
Tempat/Tanggal Lahir : Sleman, 24 Januari 2000 Agama :
Islam
Pekerjaan : Pekerja Swasta
Status Perkawinan : Belum Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Alamat/Nomor telpon : Jln.Perintis Kemerdekaan 4 lorong B2 no.9 (085242xxxxxx)

II. LAPORAN PSIKIATRI

Diperoleh dari Autoanamnesis sejak tanggal 15 Juni 2021, di RSJ Grhasia

A. KELUHAN UTAMA :
Cemas

B. Riwayat Gangguan sekarang

Keluhan cemas sudah dialami sejak 6 tahun yang lalu dan memberat beberapa bulan terakhir ini.
Gangguan Cemas ini pertama kali dirasakan saat tahun 2015 karena pasien terpengaruhi oleh cerita
mistis/keramat di lingkungannya dan pernah melihat ular dalam sumur yang menurut kepercayaan
penduduk setempat bahwa sumur itu adalah sumur keramat, tetapi pasien sempat sadar bahwa yang
sebenarnya dilihat adalah akar pohon, saat itu juga pasien merasa pusing dan sakit kepala yang hebat serta
timbul kecemasan dan rasa takut. Setelah kejadian itu kecemasan pasien kadang-kadang muncul, hingga
suatu saat pasien pernah latihan karate yang berat sekitar 9 bulan yang lalu, kecemasan pasien muncul lagi
secara tiba-tiba dan terus-menerus serta disertai sakit kepala, nyeri ulu hati, sesak napas, jantung berdebar-
debar dan rasa ingin pingsan. Apabila tidak ada kegiatan, cemas lebih sering timbul. Biasanya 3-4 kali
dalam sehari. Jika cemas timbul pasien berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan (berdoa) dan mencari
hiburan (menonton tv). Kecemasan pasien juga sering timbul jika pasien merasa ingin pingsan dan takut
diketahui oleh teman di kampusnya. Seminggu setelah latihan karate, pasien melakukan pengobatan
alternatif (gurah/herbal) karena kepala pasien pusing terus menerus dan pasien merasa bahwa ada masalah
dalam kepalanya, setelah melakukan gurah, gejala pusing menghilang sementara tetapi cemasnya semakin
sering timbul apalagi jika pasien banyak pikiran. Setelah itu, Pasien kembali merasakan sakit kepala,
cemas, tangan kram, jantung berdebar-debar dan sesak napas, lalu pasien masuk IGD RSJ Grhasia dan
2
diberi alprazolam 0,5 mg 0-0-1. Hingga saat ini, pasien datang lagi dan masih melanjutkan kontrol rawat
jalan di Poli interna , Poli saraf dan Poli jiwa di RSWS. Pasien pernah melakukan pemeriksaan EKG,
tetapi hasilnya normal, kecuali pemeriksaan laboratorium yang menyatakan adanya gangguan dyspepsia
pada pasien. Awalnya pasien tinggal bersama orang tuanya, tetapi ayahnya meninggal sewaktu umur 2
tahun dan ibunya pergi merantau ke Irian. Kemudian pasien tinggal bersama neneknya sampai kelas 1
SMP, lalu neneknya meninggal, setelah itu pasien pindah dan tinggal dirumah Pamannya sampai kelas 2
SMA. Di rumah Pamannya, pasien sering merasa tertekan karena sering dimarahi, sering disuruh-suruh,
dan pernah di usir dari rumah. Pasien susah tidur karena mimpi buruk seperti dikejar setan, masuk ke
lubang yang sangat dalam, dan mimpi meninggal. Nafsu makan pasien baik.

 HENDAYA DISFUNGSI :

Hendaya sosial : +
Hendaya pekerjaan : -

Hendaya waktu senggang : -

Faktor stressor Psikososial : Masalah Lingkungan, Adat dan Budaya serta Masalah Keluarga
 Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya : Tidak ada
hubungan dengan penyakit yang dialami sebelumnya.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


 Riwayat penyakit terdahulu

 Trauma : -

 Infeksi : + (demam tinggi saat kelas 4 SD selama 1 minggu dan sembuh sendiri)

 Kejang : -
 Riwayat penggunaan Zat Psikoaktif :

 Narkotik : -

 Merokok : + (saat SMA tetapi saat ini sudah berhenti merokok)

 Alkohol : + (saat di toraja,karena mengikuti adat budayanya tetapi tidak sampai mabuk)

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal ( 0-1 tahun)
Pasien lahir tanggal 24 Januari 2000 dengan kondisi normal, cukup bulan dan proses persalinan
dilakukan di rumah sakit.
2. Riwayat masa Kanak-kanak ( sejak lahir hingga usia 1-3 tahun)
Pasien mendapat ASI ( Tapi tidak begitu tahu sampai umur berapa) pertumbuhan dan perkembangan
baik, seperti anak sebayanya.
3. Riwayat masa Kanak pertengahan ( 4-11 tahun)
Pasien masuk SD sejak umur 6 tahun, prestasi disekolah biasa-biasa saja. Pertumbuhan dan
perkembangan baik.
4. Riwayat masa kanak akhir dan Remaja ( 12-18 tahun)
Saat kelas 2 SMP gangguan cemas ini mulai muncul karena pernah dihantui oleh hal-hal mistis di
sekitar lingkungan kampungnya. Tetapi pasien masih melanjutkan sekolah hingga ke jenjang SMA.
Pergaulan pasien cukup baik, tetapi kadang-kadang jika cemasnya datang, ia biasa menyendiri.
5. Riwayat masa dewasa
- Riwayat pendidikan : Pasien melanjutkan kuliah hingga sekarang (semester 5)
- Riwayat pekerjaan : Belum bekerja
- Riwayat Pernikahan : Belum menikah
3
6. Riwayat keluarga :
Pasien adalah anak ke dua dari empat bersaudara (♂, (♂), ♂, ♀) Hubungan
dengan keluarga : baik 
Riwayat keluhan yang sama pada keluarga : ADA yaitu pada tante (dari bapak) yang mengalami
gangguan kecemasan serta kakak kandung pasien yang pernah selalu berteriak- teriak di depan rumah,
tetapi sekarang sudah sembuh karena berobat ke dukun.
7. Situasi sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama kakak kandungnya.
8. Persepsi tentang dirinya
Pasien menyadari bahwa perasaannya telah berubah, tidak ceria seperti dahulu, dan pasien
 juga pernah putus asa atas kecemasan yang ia alami.

III. AUTO ANAMNESIS ( 19 Desember 2011)


DM : “Pagi…saya D, dokter muda yang bertugas disini, kalau boleh tau nama adek
siapa ?”
P : “Saya M dok.”
DM : “Kalau boleh saya tau, apa keluhan adek M sehingga datang kesini ?”
P : “Saya Cemas dok kurang lebih 6 tahun ini saya alami seperti ini, tetapi beberapa bulan
yang lalu sekitar bulan 9, muncul lagi perasaan cemas sampai-sampai saya rasa jantung
saya berdebar-debar, sesak napas, nyeri ulu hati, terus sakit sekali juga kepala saya, baru
saya seperti mau pingsan tapi tidak pingsan dok.”
DM : “Mengapa cemas adek M timbul beberapa bulan yang lalu ?”
P : “Karena banyak yang saya pikir dok, lalu terakhir ini pernah juga latihan karate yang
berat dok, jadi mungkin karena itu mulai lagi muncul penyakit saya.”
DM : “Jadi sejak 6 tahun yang lalu , adek M pernah cemas. Bisakah adek M ceritakan
mengapa hal ini terjadi saat 6 tahun yang lalu ?”
P : “Iya dok, itu karena waktu saya masih kelas 2 SMP, saya tinggal di kampung, lalu di
lingkungan ada cerita mistis-mistis tentang sumur yang dikutuk, lalu saya pergi ke sumur
itu, lalu di sumur itulah saya sekilas melihat ular, tetapi saya langsung sadar ternyata itu
akar pohon. Setelah itu dok, kepala saya langsung sakit, baru muncul cemas. Tapi saat itu
masih kadang-kadang muncul cemasnya dok, baru-baru ini beberapa bulan ini tambah
kecemasan saya sampai- sampai jantung berdebar-debar, sesak napas, nyeri ulu hatika
juga.”
DM : “Kira-kira berapa kali dalam sehari cemasnya muncul ?”
P : “Bisa 3-4 kali dalam sehari saya tiba-tiba merasa cemas dok. Apalagi kalau tidak ada
kegiatan yang saya lakukan. Saya juga cemas sekali dok kalau saya tiba-tiba pingsan
di kampus, lalu teman-teman tahu penyakit saya dok.”
DM : “Lalu, apa yang adek M lakukan disaat cemasnya muncul ?”
P : “Sekarang saya berusaha untuk berdoa sama Tuhan dok. Saya juga berusaha untuk
mencari kegiatan seperti menonton Tv.”
DM : “Adek M masih bisa bergaul dengan teman-temannya ?

P : “Iya masih bisa, tapi kalau datang lagi cemasku, pergi menyendiri dok. Karena
takut pingsan di depannya teman-teman, cemas sekali kalau teman-temanku tau
penyakitku dok.”
DM : “Apa adek M tidak pernah lihat bayangan ?”
P : “Tidak pernah dok.’
DM : “Apa adek M pernah juga mendengar bisikan-bisikan ?”
P : “Tidak dok.”
DM : “Adek M pernah berobat sebelumnya ?” 4

P : “Iya dok. Seminggu setelah saya latihan karate, saya pergi ke pengobatan alternatif yang
herbal itu karena muncul lagi cemas dan sakit kepalaku. Lalu sakit kepalaku sementara
berhenti, setelah itu kembali lagi datang sakit kepala dan cemasku, lalu saya pergi ke UGD
dan dikasi obat dok. Dan setelah itu, sekarang saya baru-baru dari poli interna, poli saraf
untuk periksa sakit kepalaku lalu disuruh konsul ke jiwa, jadi saya kesinimi dok, saya ke
poli jiwa ini dok untuk atasi cemasku. Tapi dokter yang sudah EKG saya, dia bilang kalau
jantungku baik-baikji dok, tapi kenapa saya kalau cemas biasa berdebar- debar juga
jantungku dok ?”
DM : “Itu bisa disebabkan karena kecemasan adek M yang berlebihan, jadi
 jantungnya terpengaruh oleh hal itu. Lalu, apa adek M rajin minum obatnya ? Obat apa
yang diberikan ?”
P : “Iya rajinja dok. Ini obatnya.” (pasien mengeluarkan obatnya)
DM : “Apa ada perubahan setelah meminum obat ini ?”
P : “Ada dok, tapi tidak tauka kenapa cemasku biasa muncul lagi.”
DM : “Adek M tinggal sama siapa dirumah ?”
P : “Tinggal sama kakak kandung di kos-kosan.”
DM : “Apa ada juga di keluarga adek M yang pernah mengalami hal seperti ini ?

P : “Ada dok. Tanteku dulu cemas seperti saya. Lalu kakakku pernah juga berteriak-
teriak di depan rumah tapi sekarang berhenti karena sudah diobati dukun.”
DM : “Oh. Jadi orang tua tinggal dimana ?”
P : “Dulu saya tinggal sama orang tua ku, tapi bapakku meninggal dan mamaku pergi
merantau ke Irian, jadi saya tinggal di nenekku waktu kelas 1 SMP, tapi nenekku
meninggal lagi jadi terpaksa saya tinggal sama Pamanku. Tapi saya pernah diusir dari
rumahnya pamanku karena saya tidak ikuti perintahnya pamanku. Besar sekali tekanan
juga dok kalau tinggal di rumahnya pamanku, makanya hanya sampai kelas 2 SMA ja di
sana dan sekarang saya tinggal sama kakakku.”
DM : “Lalu apa yang adek M rasakan setelah peninggalan ayah dan nenek adek M ?”
P : “Sedih dok. Saya merasa kehilangan.”
DM : “Lalu bagaimana dengan nafsu makan dan tidur adek M ?”
P : “Nafsu makanku baik dok, tapi biasa susah tidur karena selalu mimpi buruk dikejar setan
, masuk ke lubang yang sangat dalam dan saya melihat diriku
 juga meninggal dok.”
DM : “Ooh kira-kira dalam seminggu berapa kali adek M susah untuk tidur ?”
P : “Mungkin 2 atau 3 hari dalam seminggu dok.”
DM : “Jadi apa yang adek M lakukan jika tidak tidur ?”
P : “Biasa muncul lagi cemasku dok. Makanya biasa saya berusaha hilangkan cemasku
dengan cara pergi menonton Tv dan berdoa selalu pada Tuhan dok.”
DM : “Jika adek M menemukan dompet di jalanan, adek M mau apakan dompet itu ?” P :
“Dikembalikan dok. Saya akan berusaha cari pemiliknya dok.”
DM : “Oo iya. Lalu, apakah adek M tau apa arti dari panjang tangan ?”
P : “Tau dok. Artinya Pencuri dok.”
DM : “Oo..iya, Lalu apa masih ada keluhan lain yang adek M rasakan?”
P : “nda ada dok.”
DM : “Baik kalau begitu. Terima kasih banyak atas waktunya, semoga cepat sembuh yah dek
M.”
P : “sama-sama dok .”

5
IV. STATUS MENTAL :

A. Deskripsi Umum :

a. Penampilan : Tampak seorang laki-laki dengan baju kaos biru celana putih, wajah
sesuai usia, penampilan rapih, kulit putih.
b. Kesadaran : Baik.
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Tenang
d. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi biasa.
e. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif 

B. Keadaan efektif ( mood) perasaan dan empati, perhatian :


1. Mood : Cemas
2. Afek : Kesan cemas
3. Keserasian : Serasi
4. Empati : Dapat diraba rasakan

C. Fungsi Intelektual ( Kognitif) :


1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai taraf pendidikan 2. Daya
konsentrasi : Baik 
3. Orientasi (waktu, tempat dan orang) : Baik . Daya ingat
:
Jangka Panjang : Baik 
Jangka Sedang : Baik 
Jangka Pendek : Baik 
Jangka segera : Baik 
5. Pikiran abstrak : Baik 
6. Bakat kreatif : Ada (main gitar dan menyanyi)
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik.

D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi :-
2. Ilusi : Ada (Pasien sempat melihat ular yang ternyata pasien sadari itu hanya
akar pohon)

3. Depersonalisasi : tidak ada


4. Derealisasi : tidak ada

E. Proses berpikir
1. Arus pikiran :
a.Produktivitas : Cukup
b.Kontuniutas : relevan, koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada 2. Isi
pikiran :
a.Preokupasi : Tidak ada b.
Gangguan isi pikiran : Tidak ada.

F. Pengendalian Impuls : Baik 


G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Baik 
2. Uji daya Nilai : Baik 
3. Penilaian realitas : Baik 

H. Tilikan (Insight) : Baik (pasien sadar dirinya sakit dan perlu pengobatan )

I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

V. PEMERIKSAAN DIAGNOST IK LEBIH LANJUT.

Pemeriksaan Fisik :

 Status Internus :
Tekanan darah : 130/90, nadi 90x/menit, Suhu = 36.6 ◦ C, frekuensi pernapasan 22x/ menit,
Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus.

 Status Neurologis :

GCS : E4M6V5 , rangsang meanings : kaku kuduk (-), kernig sign (-/-), pupil bulat isokor 2,5 mm/2,5
mm. sensorik ke empat ekstremitas dalam batas normal dan tidak ditemukan refleks patologis

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang lelaki umur 19 tahun datang ke poli jiwa dengan rujukan dari Poli interna dan saraf karena
keluhan cemas yang berlebihan. Keluhan cemas telah dialami 6 tahun yang lalu dan memberat beberapa
bulan terakhir ini. Awal kecemasan muncul karena ketakutan oleh cerita mistis di lingkungan pasien. Dan
kecemasan memberat hingga pasien merasakan sakit kepala hebat, nyeri ulu hati, sesak napas, jantung
berdebar-debar dan rasa ingin pingsan disaat seminggu setelah latihan karate yang berat. Setelah itu, pasien
pernah berobat ke pengobatan alternative/herbal, lalu ke UGD RSJ Grhasia, lalu ke poli jiwa di RS, dan
hingga sekarang pasien telah ke poli interna, saraf dan jiwa dengan keluhan kecemasan pasien masih ada
beserta keluhan lain seperti sakit kepala, tangan kram-kram, badan pernah kaku, sesak napas, nyeri ulu hati
dan jantung berdebar-debar. Pasien pernah melakukan pemeriksaan EKG namun hasilnya dalam batas
normal, kecuali pada pemeriksaan laboratorium, hasilnya adalah pasien menderita dyspepsia. Pasien sering
mencemaskan penyakitnya dan takut diketahui oleh teman-temannya. Pasien melihat ular yang teryata,
pasien telah sadari bahwa itu hanya akar pohon. Pasien sulit tidur dan selalu mimpi buruk.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan, seorang laki-laki dengan baju kaos biru
celana pendek hitam, wajah sesuai usia, penampilan rapih, kulit putih, kesadaran baik, perilaku dan
aktivitas psikomotor tenang, pembicaraan spontan dan lancar,intonasi biasa dan kooperatif, mood cemas,
afek kesan cemas, empati dapat diraba rasakan, fungsi intelektual sesuai dengan taraf pendidikan, daya
konsentrasi baik, pikiran abstrak baik, tidak ada gangguan persepsi dan isi pikir, pengendalian impuls baik,
daya nilai baik, tilikan baik dan secara keseluruhan yang diutarakan pasien dapat dipercaya.

VII. EVALUASI MULTI AKSIAL

 Aksis I

Berdasarkan auto anamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna,
berupa kecemasan yang berlebihan setiap hari, sulit tidur, jantung berdebar-debar, sesak napas, sakit
kepala, nyeri ulu hati. keadaan ini menimbulkan distress (penderitaan) bagi pasien dan terdapat hendaya
dalam sosial. Sehingga pasien disimpulkan mengalami gangguan
 jiwa.
Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai realitas, sehingga
digolongkan dalam gangguan jiwa non psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan sehingga gangguan mental
organik dapat disingkirkan. Jadi didiagnosis dengan gangguan jiwa non psikotik non organik.
Dari Auto anamnesis serta pemeriksaan status mental didapatkan bahwa pasien mengalami kecemasan
yang berlebihan setiap hari hingga beberapa minggu bahkan sudah bertahun-tahun, dan timbul disaat
keadaan apa saja ( free floating anxietas) , sulit tidur, gelisah serta mengalami hiperaaktivitas otonom yaitu
jantung berdebar-debar, sakit kepala, sesak napas dan nyeri ulu hati sehingga pada pasien didiagnosis
Gangguan Cemas Menyeluruh ( F41.1)
 Aksis II :

Ciri kepribadian tidak khas.

 Aksis III :

Tidak ada diagnosis.

 Aksis IV

Stressor Psikososial : sedari kecil ditinggalkan orang tua, dan pernah mendapat tekanan dari paman.

 Aksis V :
GAF Scale 60 – 51 gejala sedang (moderate) disabilitas sedang.

VIII. DAFTAR PROBLEM

 Orgabobiologik : Tidak ditemukan kelainan keadaan medis umum, namun diduga ada kelainan

neurotransmitter sehingga memerlukan farmako terapi

 Psikologik : Terdapat perasaan cemas sehingga memerlukan psikoterapi.

 Sosiologik : Adanya hendaya social sehingga membutuhkan sosioterapi

IX. PROGNOSIS

Bonam

X. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan PPGDJ – III untuk mendiagnosis pasien Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1) :

o Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari

untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya

menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “ free floating” atau
“mengambang” )
o Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :

a. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb)
b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai) ; dan
c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb)
o Pada anak-anak, sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan

(reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.


o Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak

membatalkan diagnosis utama Gangguan Anxietas Menyeluruh , selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-),
gangguan panik (F41.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F42.-)
Pada pasien ini, ditemukan gejala-gejala berupa kecemasan yang timbul 3-4 kali dalam sehari, terus-
menerus dan biasa muncul tanpa sebab yang jelas, yang disertai ketegangan motorik berupa sakit kepala hebat
serta adanya overaktivitas otonomik berupa nyeri ulu hati, sesak napas, jantung berdebar-debar dan rasa ingin
pingsan sehingga menurut buku PPDGJ III , didiagnosis sebagai Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)

Pada pasien ini diberikan terapi berupa Alprazolam, yakni obat anti Anxietas golongan Benzodiazepine.
Golongan benzodiazepine sebagai obat anti anxietas mempunyai ratio terapeutik lebih tinggi dan lebih kurang
menimbulkan adiksi dengan toksisitas yang lebih rendah, dibandingkan dengan non benzodiazepine. Golongan
benzodiazepine adalah drug of choice dari semua obat yang mempunyai efek anti anxietas, disebabkan
spesifitas, potensi dan keamananya.Alprazolam efektif untuk anxietas antisipatorik  , onset of action lebih cepat
dan mempunyai komponen efek anti depresi.
Psikoterapi yang dapat diberikan pada pasien ini yaitu Psikoterapi suportif dan sosioterapi. Psikoterapi
suportif bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap ego agar dapat menghadapi stressor yang ada. Dapat
pula diberikan terapi relaksasi bila timbul perasaan cemas pada pasien.

Ada beberapa faktor pendukung dalam menilai prognosis dari pasien ini, yaitu :

1. Tidak ditemukan kelainan kondisi medis umum


2. Pasien sadar dirinya sakit dan mau berobat
3. Stressor jelas
4. Tingkat pendidikan yang cukup tinggi
5. Tingkat ekonomi yang baik 
6. Dukungan keluarga

Namun ada juga beberapa Faktor penghambat dari prognosis pasien ini, yakni :

1. Usia yang sangat muda


2. Perlangsungan yang kronik 

Berdasarkan faktor yang ditemukan maka prognosis pasien ini adalah bonam.

RENCANA TERAPI

A. Farmakoterapi
Alprazolam 0,5 mg 2x1
B. Psikoterapi
1. Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan dan
keluhannya sehingga pasien merasa lega.

2. Konseling : Memberikan penjelasan kepada pasien sehingga dapat membantu pasien dalam
memahami penyakit dan cara mengatasinya.
3. Relaksasi
C. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang di sekitar tentang penyakit pasien sehingga dapat
memberikan dukungan moral dan menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat membantu
proses penyembuhan.

FOLLOW UP

Membantu keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas pengobatan dan efek
samping dan obat yang perlu diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai