Anda di halaman 1dari 10

TUTORIAL KLINIK

GANGGUAN CEMAS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Rotasi Klinik
Bagian Jiwa Pendidikan Profesi Dokter

Oleh:
Dewi Alfika Puspitasari
Muhammad Daffa Ramadhan

Pembimbing
dr. Arum Siwinarni MSc, Sp. KJ

Program Studi Pendidikan Profesi Dokter


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tutorial : Gangguan Cemas


Oleh : Dewi Alfika Puspitasari 20204010203

Mhammad Daffa Ramadhan 20204010292

Sleman, Juni 2021

Pembimbing,

dr. Arum Siwinarni M. Sc, Sp. KJ


Gangguan Cemas

A.Definisi
Gangguan cemas adalah ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg timbul karena
dirasakan akan terjadi sesuatu yg tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak
diketahui.
Ciri – ciri fisik kecemasan
a. Kegelisahan, kegugupan
b. Tangan atau anggota tubuh bergetar
c. Banyak berkeringat
d. Telapak tangan berkeringat
e. Pening
f. Mulut atau kerongkongan terasa kering
g. Sulit berbicara
h. Sulit bernapas
i. Bernapas pendek
j. Jantung berdebar keras atau berdetak kencang
k. Suara yang bergetar
l. Jari-jari atau anggota tubuh menjadi dingin
m. Leher atau punggung terasa kaku
n. Sensasi seperti tercekik atau tertahan
o. Sakit perut atau mual
p. Sering buang air kecil
q. Wajah terasa memerah
r. Diare
Ciri – ciri Behavioral (perilaku) kecemasan
a. Perilaku menghindar
b. Perilaku melekat dan dependen
c. Perilaku terguncang Kriteria
Ciri – ciri Kognitif dari kecemasan
a. Khawatir tentang sesuatu
b. Perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan
c. Keyakinan bahwa sesuatu yang buruk atau mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada
penjelasan yang jelas
d. Terpaku pada sensasi tubuh
e. Sangat sensitif terhadap sensasi tubuh
f. Merasa terancam oleh orang atau peristiwa
g. Ketakutan akan kehilangan kontrol
h. Ketakutan akan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah
i. Berpikir bahwa dunia akan runtuh
j. Berpikir bahwa semuanya sudah tidak bisa dikendalikan
k. Berpikir bahwa semuanya sangat membingungkan tanpa bisa diatasi
l. Khawatir terhadap hal sepele
j. Berpikir bahwa semuanya sudah tidak bisa dikendalikan
k. Berpikir bahwa semuanya sangat membingungkan tanpa bisa diatasi
B. Klasifikasi
1. Gangguan Panik
2. Gangguan Cemas Menyeluruh
3. Gangguan Fobia
4. Gangguan obsesif kompulsif
C. Gangguan Panik
Definisi
Gangguan Panik adalah kecemasan yang ditandai serangan panik spontan dan dapat
berkaitan agorafobia (takut di ruang terbuka, di luar rumah sendirian atau dlm keramaian) dan
disertai dengan kecemasan antisipatorik.

Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ III


Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan
anxietas fobik
Untuk diagnosis pasti harus ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat (severe
attack of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan :
(a) Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya
(b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya
(unpredictable situations)
(c) Dengan keadaan yang relatif bebas dari dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara
serangan anxietas pada periode diantara serangan-serangan panik (meskipun demikian umumnya
dapat terjadi juga “anxietas andapat terjadi juga “anxietas antisipatoric” yaitu anxietas yang
terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi.

Serangan Panik adalah Sebuah periode terpisah dari rasa takut yang intens di mana 4 gejala
berikut tiba-tiba berkembang dan puncaknya dalam waktu 10 menit :
Palpitasi atau denyut jantung cepat, berkeringat, Gemetar atau bergetar, sesak napas
Perasaan tersedak, nyeri dada atau ketidaknyamanan, mual
Menggigil atau sensasi panas parestesia, merasa pusing atau pingsan, derealisasi atau
depersonalisasi takut kehilangan kontrol atau menjadi gila dan takut mati.

Penatalaksanaan
70% respon terhadap pengobatan lebih baik
Pendidikan, jaminan, pengurangan kafein, alkohol, obat-obatan, stimulan
Terapi kognitif-perilaku
Farmakologik :
- Diazepam, Alprazolam (Xanax)
- Imipramin (Tofranil)
- Buspiran (Buspar)
- Obat- SSRI, Paroxetine, Sertraline, fluoxetine. venlafaxine, trisiklik, MAOIs,
- valproate, gabapentin
Psikoterapi :
- Terapi kognitif-behaviour
- efektif untuk gangguan panik
- koreksi keyakinan yang salah (kecenderungan mis-interpretasi sensasi-sensasi badan sebagai
serangan panik atau kematian)
- menjelaskan bahwa serangan panik itu terbatas waktunya dan tidak mengancam
kehidupan
- relaksasi
- desensitisasi
D. Gangguan Fobia
Definisi.
Ketakutan yg menetap hebat & irrasional terhadap suatu objek, aktivitas atau situasi spesifik yg
menimbulkan suatu keinginan mendesak utk menghindari objek, aktivitas atau situasi yg ditakuti. Rasa
takut itu diketahui oleh individu sebagai suatu yg berlebih atau secara proporsional tak masuk akal
terhadap bahaya aktual dari objek, aktivitas atau situasi itu.

Jenis Fobia
Agorafobia: ketakutan terhadap ruang terbuka, orang banyak, keramaian.
Fobia Spesifik: ketakutan yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tanpa alas an, ditunjukan dengan
antisipasi terhadap situasi spesifik
Fobia Sosial: ketakutan terhadap situasi sosial atau tampil di depan orang-orang yang belum dikenal atau
situasi yang memungkinkan ia dinilai oleh orang lain atau menjadi pusat perhatian, merasa takut bahwa ia
akan berprilaku memalukan atau menampakkan gejala ansietas, atau bersikap yang dapat merendahkan
dirinya

Pedoman diagnostic Anxietas Fobik (F40,-) menurut PPDGJ III.


● Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri) yang
sebenarnya pada saat kejadian itu tidak membahayakan. Kondisi lain (dari individu itu sendiri)
seperti perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan perubahan bentuk
badan (dismorfobia) yang tidak realistik dimasukkan dalam klasifikasi F45.2 (gangguan
hipokondrik)
● Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam.
● Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak berbda dari anxietas
lainnya dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai yang berat (serangan panik)
● Anxiatas fobik sering kali berbarengan (coexist) dengan depresi. Suatu episode depresi sering
kali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresi
dapat disertai anxietas fobik yang temporer, sebaliknya afek depresi sering kali menyertai
berbagai fobia, khususnya agoraphobia. Pembuatan diagnosis tergantung dari mana yang jelas-
jelas timbul lebih dahulu dan mana yang lebh dominan pada saat pemeriksaan.

Tatalaksana
Terapi Psikologi
• Terapi perilaku: terapi pemaparan yaitu desensitisasi pasien dengan pemaparan terhadap stimulus
fobik secara bertahap
• Psikoterapi berorientasi tilikan
• Terapi lain: hipnoterapi, psikoterapi suportif, terapi keluarga
Farmakologi
• Golongan SSRI: pilihan utama untuk fobia social
• Golongan Benzodiazepin
E. Gangguan Cemas Menyeluruh
Definisi.
Perasaan khawatir (cemas yg berat & menyeluruh & menetap (bertahan lama) & disertai dengan
gejala somatik (motorik & otonomik) yg menyebabkan gangguan fungsi sosial dan / fungsi pekerjaan atau
perasaan nyeri hebat, perasaan tak enak.

Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ III.


● Penderita harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap
hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjolpada
keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau “mengambang”.
● Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
a. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
b. Ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, janOveraktivitas otonomik (kepala
terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing kepala,
mulut kering, tung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing kepala, mulut kering,
dsb).
● Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance)
serta keluhan-keluhan somatic brulang yang menonjol.
● Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnosis utama. Gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut tidak
memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi (F32), gankap dari episode depresi (F32),
gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panic (F41.0), gangguan obsesif kompulsif (F42.)

Penatalaksanaan
● Penanganan pasien GAM yang efektif adalah kombinasi antara psikoterapi dan farmakoterapi.
● Psikoterapi :
Suportif , Kognitif Perilaku, Psikoterapi berorientasi tilikan
● Dengan pasien, didiskusikan, problemnya → anxietas ↓↓ dgn penuh perhatian & empati.
● Situasi stresful, kalau ada hrs dihilangkan.
● Farmakoterapi : Pengobatan dengan obat perlu 6 - 12 bln atau lebih lama.
● 25% pasien relaps setelah 1 bln obat dihentikan, 60% - 80% penderita relaps dlm waktu 1 thn.
● Golongan Benzodiazepin: Diazepam, Alprazolam, Lorazepam, Clobazam
● Golongan Non-Benzodiazepin; Buspiron, Sulpiride, Hydroxyzine
F. Gangguan Obsesif Kompulsif
Definisi.
Pikiran dan Tindakan berulang yang menghabiskan waktu atau menyebabkan distress dan
hendaya yang bermakna
Obsesi=aktivitas mental seperti pikiran, perasaan, ide, impuls yang berulang dan intrusif
Kompulsif=pola perilaku tertentu yang berulang dan disadari

Gambaran Klinis
Gagasan atau impuls masuk kedalam kesadaran pasien secara menetap kemudian timbul perasaan
takut dan cemas lalu pasien mengambil tindakan terhadap impuls awal, gagasan tersebut dikenali pasien
sebagai sesuatu yang aneh dan irasional sehingga individu merasa adanya keinginan kuat untuk melawan.

● Pedoman diagnosis Obsesif Kompulsif Menurut PPDGJ III.


● · Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif atau kedua-
duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut.
● · Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas penderita.
● · Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut :
● (a) harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri
● (b) Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya
yang tidak lagi dilawan oleh penderita.
● (c) Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan hal yang memberi kepuasan atau
kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap seb, tidak
dianggap sebagai kesenangan seperti diatas)
● (d) Gagasan, bayangan pikiran atau impuls tersebGagasan, bayangan pikiran atau impuls tersebut
harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive).
● Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran (obsesif) dengan depresi. Penderita
gangguan obsesif kompulsif juga menunjukkan gejala depresi dan sebaliknya penderita gangguan
depresi berulang (F33.-) dapat menunjukkan pikiranunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama
spisodee deepresifmya. Dalam berbagai situasi dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut
meningkat atau menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara parallel dengan
perubahan gejala obsesif, Bila terjadi episode akut dari gangguan tersebut, maka diagnosis
diutamakan dari gejala-gejala yang timbul lebih dahulu. Diagnosis gangguan obsesif kompulsif
ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan dpresif pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut
timbul.
● Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran (obsesif) dengan depresi. Penderita
gangguan obsesif kompulsif juga menunjukkan gejala depresi dan sebaliknya penderita gangguan
depresi berulang (F33.-) dapat menunjukkan pikiranunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama
spisodee deepresifmya. Dalam berbagai situasi dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut
meningkat atau menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara parallel dengan
perubahan gejala obsesif, Bila terjadi episode akut dari gangguan tersebut, maka diagnosis
diutamakan dari gejala-gejala yang timbul lebih dahulu. Diagnosis gangguan obsesif kompulsif
ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan dpresif pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut
timbul. Bila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik menganggap depresi
sebagai diagnosis primer. Pada gangguan menahun, maka priotas diberikan pada gejala yang
paling bertahan saat gejala lain menghilang.
● Gejala obsesif “sekunder” yang terjadi pada gangguan skiofrenia, sindroma tourrette atau
gangguan mental organic harus dianggap sebagai bagian dari keadaan tersebut.

Tatalaksana
Farmakoterapi
Antidepresan trisiklik – clomipramine 3x 25 mg
SSRI – Fluoxetine 2 x 20 mg/sertraline 2 x 50 mg
Psikoterapi
Suportif
Perilaku
Kognitif perilaku
Psikoterapi dinamik

Anda mungkin juga menyukai