Anda di halaman 1dari 12

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikopatologi

Dosen Pengampu : Tinon Citraning Harisucis.Psi., M.Psi., Psikolog

Disusun oleh:

Yuliyanti Setivani (202260129)

Oktafia Farid Zakaria (202260132)

Mutiara Insyafani Ayu Parenda (202260135)

Afita Fitrotul Islamiyah (202260142)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2023
A. Pendahuluan

1. Identitas subjek:
a. Nama :D
b. TTL/Usia : 19 tahun
c. Alamat : Jepara
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Anak ke 1 dari 3 saudara
f. Keluhan : Panik saat berada pada kerumunan

2. Deskripsi kasus

D, seorang mahasiswa berusia 19 tahun yang sedang menjalani semester 2


program studi teknik, mengalami serangan panik yang berlebihan. Panik yang
ia alami ini disebabkan oleh rasa cemas yang timbul karena dia tinggal di
Greenwich selama satu tahun tanpa bertemu siapapun kecuali orang tuanya.
Komunikasinya dengan orang lain juga terbatas melalui gadget. Kejadian ini
pertama kali terjadi saat ia menghadiri pengajian dan berada di dalam
kerumunan orang. Dadanya mulai bergetar kencang (deg-degan), dan ia merasa
takut serta lemas. Partisipan juga merasa ceman, deg-degan dan panik walaupun
tidak berada di kerumunan. Serangan panik ini terjadi secara tiba-tiba dan
spontan tanpa tau apa sebabnya

Setelah diperiksakan ke dokter dan dilakukan lab test, tidak ditemukan


gejala atau penyakit apapun. Namun, saat mengalami serangan panik, D
mencoba menenangkan dirinya dengan berbicara kepada orang lain atau teman
dekat, dengan harapan ada seseorang yang tahu bahwa ia sedang mengalami
serangan panik. Dia merasa bahwa keberadaan orang lain dapat membantu
meredakan kepanikannya. Dalam kondisi panik, ia merasa pusing, lemas dan
tidak dapat berbicara, dadanya terasa nyeri, sesak napas, dan sakit perut (asam
lambung naik). Serangan panik ini sangat mengganggu aktivitas D, bahkan
hingga mengganggu tidurnya.
D pernah mencoba menceritakan pengalamannya kepada orang tuanya,
tetapi tanggapannya biasa saja. Namun, ketika ia berbagi cerita kepada orang
lain seperti teman, sahabat, atau pasangan, ia merasa bantuan dan dukungan
yang diberikan dapat membantu meredakan kepanikannya secara perlahan.

Serangan panik yang dialami oleh D merupakan kondisi yang mengganggu


aktivitas sehari-hari. Meskipun belum mendapatkan tanggapan yang cukup dari
lingkungan keluarganya, D menemukan bahwa berbagi cerita kepada orang
lain, terutama teman, sahabat, atau pasangan, memberikan bantuan dan
meredakan kepanikannya secara bertahap.

Upaya D mengatasi kepanikannya sampai sekarang bahwa keberadaan


orang lain dapat membantu meredakan kepanikannya dan juga ketika panik D
mengenggam benda untuk meredakan paniknya atau mengalihkan
kepanikannya itu lewat benda tersebut.
A. Landasan Teori
1. Pengertian
1. F40 Gangguan Anxietas Fobik
Menurut PPDGJ-III.
 Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas
(dari luar individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat
kejadian ini tidak membahayakan.
Kondisi lain (dari diri individu itu sendiri) seperti perasaan takut
akan adanya penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan perubahan
bentuk badan (dismorfofobia) yang tak realistik dimasukkan
dalam klasifikasi F45.2 (gangguan hipokondrik)
Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau
dihadapi dengan rasa terancam.
 Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik
tidak berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam bentuk
yang ringan sampai yang berat (serangan panik)

Gangguan Anxietas Fobik (GAF) adalah jenis gangguan kecemasan


yang ditandai dengan rasa takut yang berlebihan dan persisten terhadap
objek, situasi, atau aktivitas tertentu. GAF dapat menyebabkan individu
menghindari situasi atau objek yang menimbulkan rasa takut tersebut,
sehingga dapat membatasi aktivitas sehari-hari.

2. F41.0 Gangguan Panik (Anxietas Faroksismal Episodik)


Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adannya gangguan anxiebas fobik (F40.-)
Gangguan Panik (Anxietas Faroksismal Episodik) adalah jenis
gangguan kecemasan yang ditandai dengan serangan panik yang tiba-
tiba dan berulang. Serangan panik adalah episode ansietas yang cepat,
intens, dan dapat memicu reaksi fisik yang parah ketika tidak ada
bahaya nyata atau penyebab yang jelas. Serangan panik dapat terjadi
secara tiba-tiba dan tanpa peringatan, dan dapat membatasi aktivitas
sehari-hari individu.
3. F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala printer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa
bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi
khusus terbentu saja (sifatnya "free floatlng" atau "mengambang").
Gangguan Cemas adalah perasaan khawatir, cemas, atau takut yang
berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan kecemasan
dapat muncul dalam berbagai bentuk dan memiliki gejala yang berbeda-
beda pada setiap orang. Beberapa jenis gangguan cemas yang umum
terjadi antara lain gangguan panik, gangguan kecemasan sosial atau
fobia sosial, gangguan kecemasan umum atau Generalized Anxiety
Disorder (GAD), Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), dan
Obsessive Compulsive Disorder (OCD).

2. Faktor Penyebab
 Panik saat berada di keramaian
 Faktor lingkungan
 Mengalami kecemasaan saat dijadikan pusat perhatian

3. Gejala atau Simtom


F40 Semua kriteria dibawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :
a. gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang Limbu) harus
merupakan manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari
gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;
b. anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam
hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut: banyah orang
/keramaian, tempat
c. umum, bepergian keluar rumah dan bepergian sendiri; dan
d. menghindari situasi fobik harus atau sudah merupalran gejala yang
menonjol (penderita menjadi "housebound.").

F41 Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan
anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu
bulan:

a. pada keadaan-keadaan di mana sebenarnya secara objelctif tidak ada


bahaya;
b. Tidak terbebas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelurnnya (unpredicatable situations)
c. dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala-gejala anxietas pada
periode di antara serangan-serangan panik (meskipun demikian,
umumnya dapat terjadi juga "anrietas antisipatorih," yaitu anxietas
yang terjadi setelah membahayakan sesuatu yang mengkhawatirkan
akan terjadi).

F41.1
a. kecemasan (Khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk,
sulit konsentrasi, dsb );
b. ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai); dan
c. over aktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas, keluhan Lambung, pusing kepala, mulut
kering, dsb.
4. Penanganan
a. Terapi perilaku kognitif (CBT): Terapi ini bertujuan untuk membantu
individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang
tidak sehat terkait dengan rasa takut yang berlebihan. Terapi ini
melibatkan teknik-teknik seperti desensitisasi sistematis dan terapi
ekspose.
b. Terapi pengeksposan: Terapi ini melibatkan penderita secara bertahap
dan terkontrol dihadapkan pada objek atau situasi yang menimbulkan
kecemasan, sehingga mereka dapat mengurangi kecemasan mereka
seiring berjalannya waktu.
c. Terapi obat: Beberapa jenis obat dapat membantu mengurangi gejala
GAF, seperti antidepresan, benzodiazepin, dan beta blocker. Namun,
penggunaan obat-obatan harus diawasi oleh dokter dan tidak boleh
digunakan sebagai satu-satunya metode penanganan.
d. Dukungan sosial: Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau
kelompok dukungan dapat membantu penderita menghadapi dan
mengatasi kecemasan mereka.
B. Diagnosis Multiaksial
Berdasarkan hasil pengambilan data maka dapat digolongkan dalam
diagnosa multiaksial sebagai berikut:

Aksis I : F40 Gangguan Anxietas Fobik

 Deg-degan
 Takut saat ada di kerumunan

Kode Kriteria Gejala dan Sumber


Keterangan
Diagnosa PPDJG-III Data

gangguan - Ketika partisipan


kecemasan menghadiri
yang ditandai pengajian dan
dengan rasa berada di dalam
F40
takut yang kerumunan
Gangguan
berlebihan dan orang, Dadanya Terpenuhi
Anxietas
persisten mulai bergetar
Fobik
terhadap kencang (deg-
objek, situasi, degan), dan ia
atau aktivitas merasa takut
tertentu. serta lemas.

Kesimpulan: Partisipan D mengidap Gangguan Anxietas Fobik (GAF) yaitu


jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut yang berlebihan
dan persisten terhadap objek, situasi, atau aktivitas tertentu. Yang dimana
objek ini adalah orang-orang atau kerumunan.
Aksis II : F41.0 Gangguan Panik (Anxietas Faroksismal Episodik)

 Panik dan cemas yangterjadi tanpa sebab dan terjasi secaea tiba-tiba

Tabel 2, Bukti Penggolongan pada Aksis II

Kode Kriteria Gejala dan Sumber


Keterangan
Diagnosa PPDJG-III Data

- Partisipan kerp
sekali merada
panik dan deg-
kecemasan
F41.0 degan walaupun
yang ditandai
Gangguan tidak berada di
dengan
Panik kerummunan
serangan Terpenuhi
(Anxietas kejadia itu
panik yang
Faroksisma terjadi secara
tiba-tiba dan
l Episodik) tiba-tiba dan
berulang
spontan tanpa
tahu apa
sebabnya.

Kesimpulan: Partisipan D diduga mengalami Gangguan Panik (Anxietas


Faroksismal Episodik) yaitu jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan
serangan panik yang tiba-tiba dan berulang
Aksis III : F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh

 Pusing , lemas dan nyeri di dada sebelah kiri

Tabel 3, Bukti Penggolongan pada Aksis III

Kode Kriteria PPDJG- Gejala dan


Keterangan
Diagnosa III Sumber Data

F41.1 gejala printer Partisipan ketika Terpenuhi


Gangguan yang dalam kondisi
Cemas berlangsung panik, partisipan
Menyeluru hampir setiap merasa pusing,
h hari untuk lemas dan tidak
beberapa dapat berbicara,
minggu sampai dadanya terasa
beberapa bulan, nyeri, sesak napas,
yang tidak dan sakit perut
terbatas atau (asam lambung
hanya menonjol naik). Serangan
pada keadaan panik ini sangat
situasi khusus mengganggu
terbentu saja aktivitas D, bahkan
(sifatnya "free hingga
floatlng" atau mengganggu
"mengambang") tidurnya.
.
Kesimpulan: Partisipan D diduga mengalami Gangguan Panik menyeluruh
yaitu jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan serangan panik yang
disertai dengan gelisah, pusing, mersa nyeri pada dada kiri, sakit perut (asam
lambung naik) dan sesak nafas
D. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai