Anda di halaman 1dari 28

SEORANG PRIA 45TAHUN

DENGAN KELUHAN PERUT KEMBUNG, MUNTAH DAN


BAB BERDARAH

Oleh: Muhammad Daffa Ramadhan/ 20204010292


Pembimbing: dr. Budi Raharjo, Sp.PD, FINASIM

Kepaniteraan Klinik, Bagian Ilmu Penyakit Dalam


Profesi Dokter UMY
RSUD Kabupaten Temanggung
Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 45 tahun
Alamat : Dukuh 11/04 Ngropoh
Kranggan Temanggung
Tanggal masuk ke RS : 9 April
2021
Agama : Islam
No. RM : 316845
Anamnesis
Keluhan Utama: lemas
RPS: Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD RSUD
Temanggung dengan kelu`han lemas, perut terasa kembung, muntah
dan bab berdarah. Gejala yang dirasaka sudah sekitar 1 – 1,5
bulanan, yang memperingan gejala yaitu jika muntah atau mual perut
terasa enakan untuk yang memperberat gejala yaitu jika pasien
mneghirup bau tidak sedap akan terasa mual Ketika mual kemudian
jadi muntah darah, tidak ada riwata hipertensi dan ada riwayat
diabetes militus, pasien sudah pernah periksa di RSUD temanggung
Anamnesis
RPSOS
Merokok (-)
RPK Olahraga jarang
Riw. Keluhan serupa
RPD (-)
HT (-)
HT (-) DM (-)
DM (+)
Penyakit Jantung(-)
Riw. Asam Urat
Tinggi(-)
Pemeriksaan Fisik
Kepala Kesadaran : CM
Normocephal, CA -/-, SI -/- TD : 110/70 mmHg
Leher HR : 116 kali/menit
PKGB (-), JVP tidak RR : 20 kali/menit
meningkat T : 36^C
Thorax: SpO2 : 98%
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor
Auskultasi : SDV (+/+), ST (-/-) BJ I-II Reguler

Abdomen:
Inspeksi : Distensi (+)
Auskultasi : BU (+)
Perkusi : Timpani
Palpasi : NT (+) suprapubik, Hepatomegali (+)

Ekstremitas :
Oedem -/- -/-, akaral hangat +/+ +/+, CRT <2 detik, Clubbing finger (-)
Pemeriksaan Penunjang
9 April 2021
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan
DRL + Kimia Klinik
Hemoglobin 8,6 g/dl 11.7-15.5 L
Hematokrit 26 % 35-47 L
Leukosit 8,8 103/ul 3.6-11 N
Eritrosit 2,91 106/ul 3.8-5.2 L
Trombosit 106 103/ul 150-440 L
MCV 89,3 Fl 80-100 N
MCH 29,6 Pg 26-34 N
MCHC 33,1 g/dl 32-36 N

Eosinofil 5,1 % 2-4 H


Basofil 0.6 % 0-1 N
Netrofil 72,8 % 50-70 H
Limfosit 10,2 % 25-40 L
Monosit 11,3 % 2-8 N
HBsAg POS Non-Reaktif
11 April 2021
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Urin
Warna Kuning
Kekeruhan Jernih
pH 5,5 4,8-7,8
Berat Jenis 1,030 1,003-1,030
Glukosa Treace Negatif
Protein Treace Negatif
Keton Negatif Negatif
Bliriubin Negatif Negatif
Tes Benzidine Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Urobilinogen Normal Negatif-Treace
Lekosit Negatif No Unit
Mikroskopis
Epitel 2-5
Lekosit 1-3 /1pb 0-6
Eritrosit 0-1 /1pb 0-1
Silinder Negatif
Bakteri POS (1+)
Bakteri
Kristal Negatif
Lain-lain NEG
EKG
● IRAMA : Sinus

● FREKUENSI :112X/MENIT

● RITME : Reguler

● AKSIS : Normoaksis 

● INTERVAL PR : 0,12 detik

● QRS KOMPLEKS : Sempit <0,12

● GELOMBANG T : Tidak ditemukan T inversi 

● ST SEGMEN : Tidak ditemukan ST elevasi 


● KESAN : Sinus Takikardi
Follow Up

1. 09 S :  lemas 2.  10/ S : Nyeri perut


/0 04/
O :   20 O: 
4/
20 21
TD : 85/61, N : 116, RR : 18, S: 36 TD : 99/65, N : 94, S :37,2 RR: 20
21 KU : Cukup 
KU : Cukup 
Mual (+)
Kesadaran : Compos mentis 
Muntah (+)
HBsAg (+) Hasil Lab: 
 
   
A : Hematemesis, Anemia, Hepatitis B A : Hematemesis, Anemia, Hepatitis B
 
P :   
R/ P : 
Hepamed 1x300
Propanolol 1x40 R/
Curcuma 3x1
Transfusi PRC 1 kolf
Pamol 3x500
Curcuma 3x1
Pamol infus
Follow Up

3.  11 S : Pasien merasakan lemes (+), Pusing (-) 4 12 S : Bab cari lebih dari 4x
/0 /0
4/ O:  4/ O: 
20 TD : 80/60, N: 73, RR : 20. S: 36.5 20 TD: 102/65, N: 78, RR : 20, S : 36,5
21 21
KU : Cukup  KU : Cukup 

Kesadaran : Compos mentis  Kesadaran : Compos mentis 

 Bab cair BAB Cair

   

A : Hematemesis, Anemia A : Hematemesis, Anemia

   

P :  P : 

R/ R/

Transfusi PRC 1 kolf Diaform tab /diare


Curcuma 3x1  
III.DAFTAR ABNORMALITAS
● Hb 8,6 HBsAg (+)
● Hematokrit 26 Bakteri (+)
● Eritrosit 2,91 EKG Sinus Takikardi
● Trombosit 106
● Eosinofil 5,1
● Netrofil 72,8
● Limfosit 10,2
● Glukosa Treace
● Protein Treace
III. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1. Anemia

Assesment Anemia, Komplikasi anemia

Plan

IpDx Keluhan utama, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab darah lengkap

IpRx  Suplemen zat besi


 Multivitamin
IpMx  Monitoring tanda-tanda vital pasien
 Laboratorium DRL
IpEx Edukasi kepada pasien:
 Menjelaskan pada pasien bahwa pasien menderita anemia
 Menjelaskan kepada pasien untuk memodifikasi kegiatan sehari-hari
berupa makan makanan yang banyak mengandung zat besi
 Menjelaskan pada pasien akan pentingnya pengobatan medikamentosa
Edukasi kepada keluarga:
 Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit kronis berserta
komplikasi dan pencegahan perburukan penyakit yang bisa dilakukan
 Edukasi kepada keluarga pasien untuk memberikan dukungan kepada
pasien
Edukasi kepada perawat:
 Memberikan penjelasan kepada perawat akan komplikasi akut darurat
yang dapat terjadi pada pasien
 Memberikan edukasi tatacara pemberian obat pada pasien beserta efek
samping yang bisa terjadi pada pasien
1. Hematemesis melena

Assesment Hematemesis melenan dan komplikasi hematemesis melena

Plan

IpDx Keluhan utama, pemeriksaan fisik, endoskopi, usg

IpRx  Infus cairan


 Transfusi PRC
IpMx  Monitoring TTV
 Laboratorium DRL : ureum, creatinine untuk mengetahui komplikasi
yang dapat terjadi
 Pemeriksaan feses

IpEx Edukasi kepada pasien


 Memberi edukasi pada keluarga terkait penyakit yang diderita pasien
 Menjelaskan tatalaksana yang dilakukan kepada pasien
 Menjelaskan komplikasi yang mungkin dapat
Edukasi kepada keluarga:
 Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit kronis berserta
komplikasi dan pencegahan perburukan penyakit yang bisa dilakukan
 Edukasi kepada keluarga pasien untuk memberikan dukungan kepada
pasien Edukasi kepada perawat:
 Memberikan penjelasan kepada perawat akan komplikasi yang dapat
terjadi pada pasien
 Memberikan edukasi tatacara pemberian obat pada pasien beserta efek
samping yang bisa terjadi pada pasien
3. Hepatitis B

Assesment Hepatitis B

Plan

IpDx  SGOT SGPT untuk menilai fungsi hati


 Tes Antibodi
IpRx Banyak Itirahat dan penuhi nutrisi

IpMx  Monitoring tanda-tanda vital pasien


 Laboratorium DRL
 Tes Immunologi

IpEx Edukasi kepada pasien:


 Memberi edukasi pada pasien terkait penyebab penyakit hepatitis B
 Menjelaskan pada pasien untuk banyak istirahat
 Menjelaskan pada pasien tentang makanan yang harus dimakan seperti
makan daging jangan mentah
Edukasi kepada keluarga:
 Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit hepatitis B
Edukasi kepada keluarga pasien :
 untuk memberikan dukungan kepada pasien untuk senantiasa melakukan
pencegahan penyakit
Edukasi kepada perawat:
 Memberikan penjelasan kepada perawat tentang penyakit hepatitis B
 Memberikan edukasi tatacara perawatan pasien
PEMBAHASA
N
Definisi Anemia
Anemia merupakan keadaan
menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit
dan jumlah sel darah merah di bawah nilai
normal yang dipatok untuk perorangan
(Arisman, 2014). Anemia sebagai keadaan
bahwa level hemoglobin rendah karena
kondisi patologis. Defisiensi Fe
merupakan salah satu penyebab anemia,
tetapi bukanlah satu-satunya penyebab
anemia (Ani,2016).
Etiologi

Etiologi anemia hemolitik dapat dibagi menjadi penyebab


korpuskular dan ekstrakorpuskular. Penyebab korpuskular dari
anemia hemolitik antara lain kelainan pada membran sel darah merah,
hemoglobinopati, dan abnormalitas enzim. Penyebab
ekstrakorpuskular antara lain penyebab imunologikal, mekanikal,
infeksi, dan toksin.
Klasifikasi Anemia

1. Anemia defisiensi besi


2. Anemia megaloblastik
3. Anemia hemolitik
4. Anemia hipoplastik dan aplastik
Diagnosis
Diagnosis dilakukan dengan cara tes darah untuk
mengetahui jenis umum dari anemia yang terdiri
dari:

 Kadar zat besi, vitamin B12, asam folat, serta


vitamin dan mineral lainnya.

 Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin.

 Jumlah retikulosit.
Tatalaksana
Pengobatan harus diarahkan pada sesuatu yang menjadi penyebab anemia. Gangguan ini
disebabkan oleh jumlah zat besi, vitamin B12, dan folat yang tidak tercukupi, sehingga cara
pengobatannya adalah dengan mengonsumsi suplemen nutrisi. Pada beberapa kasus, pengidapnya
mungkin memerlukan suntikan B12 karena tidak diserap baik dari saluran pencernaan.

Beberapa pengobatan lainnya adalah:

 Transfusi darah.

 Pemberian obat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh.

 Pemberian obat dengan tujuan untuk memperbanyak sel darah dalam tubuh, seperti suntikan
eritropoietin.
Definisi
Hematemesis
Muntah darah atau hematemesis adalah gejala
ketika seseorang memuntahkan sesuatu dari mulutnya,
yang disertai dengan sejumlah darah.
Penyebab Hematemesis
Pada umumnya, muntah darah disebabkan oleh adanya penyakit, cedera, atau
penggunaan obat-obatan. Berikut ini adalah penyebab muntah darah berdasarkan asal
perdarahan:
 Kerongkongan (esofagus). 
 Lambung. 
 Duodenum (usus dua belas jari
 Penyebab lain.
Diagnosis
 Ultrasonografi (USG).
 Foto Rontgen.
 CT scan.
 MRI.
 Endoskopoi
 Biopsi
Terapi
 Pengobatan terhadap muntah darah tergantung dari seberapa banyak
darah yang hilang, penyebab dari muntah darah, dan komplikasi yang
muncul. Beberapa di antaranya adalah:

• Infus cairan. 

• Transfusi darah. 

• Endoskopi. 

• Operasi. 

• Obat penghambat pompa proton (PPI). 


Definisi Hepatitis B

Virus hepatitis B (HBV) adalah virus DNA, suatu


prototip virus yang termasuk keluarga Hepadnaviridae
(Boedina, 2013). Hepatits B menyerang semua umur,
gender, dan ras di seluruh dunia (Widoyono, 2011).
Hepatits B dapat menyebabkan peradangan hati akut
atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati
atau kanker hati (Mustofa & Kurniawaty, 2013). .
Etiologi
  Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang
berukuran sekitar 42 nm. Virus ini mempunyai lapisan luar (selaput)
yang berfungsi sebagai antigen HBsAg. Virus mempunyai bagian inti
dengan partikel inti HBcAg dan HBeAg (Widoyono, 2011). Masa
inkubasi berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari
(Sudoyo et al, 2009). Perubahan dalam tubuh penderita akibaat infeksi
virus Hepatitis B terus berkembang. Dari infeksi akut berubah menjadi
kronis, sesuai dengan umur penderita. Makin tua umur, makin besar
kemungkinan menjadi kronis kemudian berlanjut menjadi pengkerutan
jaringan hati yang disebut dengan sirosis. Bila umur masih berlanjut
keadaan itu akan berubah menjadi karsinoma hepatoseluler (Yatim,
2007).

.
Manifestasi klinis
●Manisfestasi kinis infeksi VHB pada pasien hepatitis akut
cenderung ringan. Kondisis asimtomatis ini terbukti dari
tingginya angka pengidap tanpa adanya riwayat hepatitis akut.
Apabila menimbulkan gejala hepatitis, gejalanya menyerupai
hepatitis virus yang lain tetapi dengan intensitas yang lebih berat
(Juffrie et al, 2010).

1. Fase Inkubasi
2. Fase prodromal
3. Fase icterus
4. Fase konvalesen (penyembuhan)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai