Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

Peritonitis Generalisata et causa


Perforasi Gaster

Disusun Oleh:
Marcelia dan Sherina Natalia Christin

Pembimbing:
dr. Dippan Hutapea , Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD dr. DORIS SYLVANUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
12/19/2020 1
IDENTITAS Identitas Pasien

Nama : Tn. L
Umur : 23 Oktober 1984 (39 tahun)
J. Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Agama : Kristen
S. Pernikahan : Kawin
Ruang : ICU
Tgl MRS : 26 Maret 2023
Jam kedatangan: 16.47 WIB
Tgl KRS : -
ANAMNESIS

► KELUHAN UTAMA :
Nyeri seluruh lapang perut

► RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

Seorang laki-laki usia 39 tahun datang ke IGD diantar oleh istrinya dengan keluhan nyeri pada seluruh perutnya
yang muncul secara mendadak setelah pasien mandi. Ketika di IGD pasien sempat dipulangkan karena keluhan
membaik. Namun, pasien kembali datang pada keesokan harinya dengan keluhan yang sama yaitu nyeri pada seluruh
perut dan pada kedatangan yang kedua nyeri dirasakan terus menerus sehingga membuat pasien tidak dapat berjalan.
Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan memberat ketika pasien bergerak. Pasien juga mengeluhkan bahwa
perutnya terasa kembung, dan kencang Tidak ada BAB sejak 1 hari yang lalu, pasien juga tidak bisa kentut. Mual
dan muntah tidak ada, tidak merasakan demam, dan tidak memiliki riwayat trauma.
ANAMNESIS

▪ RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU :


- Tukak lambung atau maag Sejak 1 Tahun yang lalu (+)
- Asma (-), Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-), penyakit ginjal (-) alergi (-)

▪ RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :


- Tidak ada keluarga yang menderita sakit yang sama

▪ RIWAYAT PERSONAL :
- Pasien sering konsumsi minuman keras
- Perokok aktif
4
PEMERIKSAAN FISIK
► Keadaan umum : Tampak Sakit berat
► Kesadaran : E4V5M6, compos mentis
► Vital Sign
►Tekanan Darah : 150/80 mmHg
►Nadi : 145x/ menit, reguler dan kuat
angkat, isi cukup
►Respirasi : 25x/menit
►Suhu : 39, 5o C
►SpO2 : 95%
Kepala dan Leher

• Umum : Normocephal, Rambut berwarna • Inspeksi : Simetris, tidak terlihat


hitam distribusi merata adanya
• Mata : CA -/-, Si -/- massa/benjolan
• Hidung : Simetris, Nyeri tekan sinus (-), • Palpasi : KGB tidak membesar
Sekret (-), Perdarahan dan • Pemeriksaan Trakea : Deviasi
deviasi(-)
• Telinga : Simetris, radang (-), tofi (-),
Trakea (-) Bruit Trakea (-)
secret (-), serumen (-), • Pemeriksaan kelenjar tiroid :
Deskuamasi (-), pembesaran KGB Tiroid Teraba normal, tidak teraba
retroaurikular (-) pembesaran
• Mulut : Kering (-), pucat (-) • Pemeriksaan tekanan vena
jugularis: JVP 5±2, cm H2O
Jantung
Paru – paru Anterior Paru – paru Posterior -Inspeksi : Ictus cordis tidak
-Inspeksi -Inspeksi terlihat
Simetris (+), retraksi (-) Simetris (+), retraksi (-) -Palpasi: Ictus cordis teraba
-Palpasi -Palpasi di ics 5 linea midclavicula
Fremitus vokal teraba kiri Fremitus vokal teraba kiri sinistra
dan kanan dan kanan -Perkusi
-Perkusi -Perkusi Batas Kanan : Ics 4
Bunyi sonor di kedua lapang Bunyi sonor di kedua lapang Parasternal Dekstra
paru paru Batas Kiri : Ics 5 mcl
-Auskultasi -Auskultasi Sinistra
Vesikuler +/+, rales -/-, Vesikuler +/+, rales -/-, -Auskultasi
wheezing -/- wheezing -/- S1 S2 Tunggal, murmur (-),
gallop (-)
ABDOMEN EKSTREMITAS
-Inspeksi : Cembung, distensi abdomen
-Auskultasi : peristaltik menurun,
🞆Akral hangat,
-Perkusi: Hipertimpani, dan suara pekak Capillary Refil Time
hepar menghilang
-Palpasi : Nyeri tekan di seluruh regio
< 2”, Anemis (-)
abdomen, defans muscular (+), hepar dan
ginjal tidak teraba
ikterik (-)
Pemeriksaan
radiologi

Posisi PA

riglers sign
Crescent sign

Kesan : pneumoperitoneum
Pemeriksaan Radiologi
Posisi PA
Posisi LLD
POSISI LLD
source : https://pspk.fkunissula.ac.id/
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

Pemeriksaan penunjang pro op 47.4


RDW-SD fl 37.0-54.0

Minggu, 26-03-2023
RDW-CV 15.1 %l 11.0-16.0

Paramater Hasil Satuan Nilai PDW 9.2 fl 9.0-17.0


Pemeriksaan rujukan
darah lengkap
MPV 9.2 fl 9.0-17.0
WBC 20.97 10^3/ul 4.00 - 11.00
P-LCR 18.6
RBC 4.81 10^6/ ul 2.50-5.50

HGB 14.0 g/dl 13.0-16.0


PCT 0.19
HCT 40.5 % 26.0-50.0

MCV 84.2 fl 86.6-110.0

MCH 29.1 pg 26.0-38.0

MCHC 34,6 g/dl 31.0-37.0

PLT 205 10^3/ul 150-400


Pemeriksaan penunjang pro
op

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Neutrofil 18.87 10^3/ul 1.50-7.004
Lymph 1.33 10^3/ul 1.00-3.70

Mono 0.94 10^3/ul 0.00-0.70

Eosinofil 0.00 10^3/ul 0.00-0.70

Baso 0.02 10^3/ul 0.00-0.40

IG 0.05 10^3/ul 0.00-0.10


Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Hematologi rujukan
Pemeriksaan penunjang post op
Hemoglobin 16.0 g% L:13.5-
18.0, P:
Senin 27-03-2023 11.5-16.0
Leukosit 18.780 /mm3 4.500-
11.000
LED 23 mm L<10,
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai P<15
Eo (%) 0 % 1-4
ureum rujukan
Baso (%) 0 % 0-1
Neutrofil (%) 90 % 50-70
Ureum 62 mg/dl 21-53 Lymp (%) 5 % 20-40
kreatinin 0.69 mg/dl 0.17-1.5 Mono (%) 5 % 1-5
albumin 3.64 g/dl 3.5-5.5 Eritrosit 5.6 juta/mm3 4-6
Trombosit 269.000 /mm3 150.000-
400.000
Hematokrit 47 % 37-48
MCV 83 fl 80-100
MCH 26 fg 27-34
MCHC 33 g/dl 32-36
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

RDW-SD 48.0 fl 37.0-54.0


Pemeriksaan penunjang post op

Senin 29-03-2023 RDW-CV 15.1 %l 11.0-16.0

Paramater Hasil Satuan Nilai PDW 8.9 fl 9.0-17.0


rujukan

MPV 9.0 fl 9.0-17.0


WBC 9.31 10^3/ul 4.00 - 11.00

RBC 4.37 10^6/ ul 2.50-5.50 16.5


P-LCR

HGB 12.7 g/dl 13.0-16.0


PCT 0.23
HCT 37.4 % 26.0-50.0

MCV 85.6 fl 86.6-110.0

MCH 29.1 pg 26.0-38.0

MCHC 34.0 g/dl 31.0-37.0


PLT 254 10^3/ul 150-400
Diagnosis

Peritonitis generalisata ec. perforasi holllow viscus


Planning

1. Laparatomy eksplorasi
2. Tatalaksana di IGD:
a. puasa
b. Inf. RL 1000 cc/ 1 jam (20 tpm)
c. Pasang DC dan NGT
d. inj. Ceftriaxone 2x 1 gr
e. inj. omeprazole 2x40 mg
f. Inj. PCT 3X1 gr
g. inj. metronidazole 3x 500 mg
TINJAUAN PUSTAKA
Peritonitis Generalisata et causa Perforasi Gaster
Definisi

Peritonitis

Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum


(lapisan serosa yang menutupi rongga
abdomen dan organ-organ abdomen di
dalamnya).

Arief,M. 2009
Klasifikasi Berdasarkan Luas Infeksinya

Peritonitis Kimia Peritonitis Generalisata/difus


Nyeri yang dapat di lokalisasi atau diisolasi pada Terdapat nyeri tekan pada seluruh lapang perut.
bagian perut tertentu.

Jong W de, Sjamsuhidayat. 2011


Klasifikasi Berdasarkan Penyebab

Primer Sekunder Tersier


Akibat translokasi bakteri, Oleh infeksi polimikroba-> Mengacu pada peritonitis sekunder
penyebaran hematogen, atau Hasil kontaminasi langsung yang berlangsung lebih dari 48 jam.
kontaminasi iatrogenik pada peritoneum oleh tumbahan dari
abdomen tanpa defek makroskopik gastrointestinal, urogenital atau
pada saluran cerna organ padat terkait

Marques,dkk. 2021
Epidemiologi

❖ Survei WHO -> Angka mortalitas peritonitis mencapai 5,9 juta per tahun dengan
angka kematian 9661 ribu orang meninggal
❖ negara tertinggi yang menderita penyakit ini adalah Amerika serikat dengan penderita
sebanyak 1.661 penderita.
❖ Di Indonesia jumlah penderita peritonitis berjumlah sekitar 9% dari jumlah penduduk
atau sekitar 179.000 penderita.
❖ Termasuk salah satu penyebab kematian tersering pada penderita bedah.

Departemen Kesehatan, 2017.


Etiologi

1.Ulkus Peptikum -> Kejadian paling sering


2.Apendisitis
3.Typhoid intestinal perforation
4.Volvulus usus
5.Rupture abses
6.Traumatic bowel perforation ,
7. perforasi ulkus peptikum
8. peritonitis primer/idiopatik
9. abse tubo-ovarium
Kumar,dkk. 2020 10. amoebic colonic perforation
Salah satu penyebab terjadinya peritonitis adalah
Perforasi gaster.
Perforasi Gaster -> Suatu keadaan yang ditandai
dengan destruksi pada dinding gaster yang
mengakibatkan adanya hubungan antara lumen gaster
dan kavum peritoneum -> Salah satu yang
menyebabkan terjadinya perforasi gaster ialah Ulkus
peptikum atau dikenal dengan tukak lambung
PATOFISIOLOGI
Diagnosis

1. ANAMNESIS
-Nyeri abdomen dirasakan terus menerus, nyeri bisa di satu tempat atau tersebar di seluruh abdomen
-Kualitas dari nyeri yang diderita ialah konstan, tajam, dan menusuk.
-Suhu tubuh umumnya akan meningkat hingga di atas 38oC pada pasien
-Mual dan muntah
-Distensi abdomen
-Tidak dapat BAB/ BAK
2. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi : terdapat tanpa pembesaran perut atau distensi perut.
2. Auskultasi : Tanda ileus paralitik-> Bising usus menurun
3. Palpasi : defans muskular, rebound tenderness, dan nyeri tekan saat palpasi yang merupakan gejala mayor
peritonitis sekunde
4. Perkusi : terdengar bunyi hipertimpani akibat perut yang distensi
Pemeriksaan Penunjang

► Pemeriksaan Lab -> Leukositosis (adanya peritonitis sekunder)


► Pemeriksaan Penunjang: Leukositosis, anemia
► X-tray : Rontgen thorax (PA) dan abdomen (LLD)
► Pada pemeriksaan rontgen -> di dapatkan pneumoperitoneum

Manna, dkk. 2021


Tatalaksana

► Pembedahan : Laparotomi eksplorasi


► Terapi konservatif di indikasikan pada kasus pasien yang non toxic dan secara klinis keadaan umumnya
stabil dan biasanya diberikan :
-cairan intravena,
-antibiotik,
-aspirasi NGT,
-dan pasien dipuasakan
Daftar Pustaka

Sigmon DF, Tuma F, Kamel BG, Cassaro S. Gastric Perforation. NCBI StatPearls. 2021; 2. Qorina S. Profil
Pasien Perforasi Gaster di RSUD Kolonel Abundjani Bangko pada Tahun 2020. J Ilmu Kesehat Indones.
2021;2(1):17–20.
Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R, editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. 3rd ed.
Jakarta: EGC; 2010. 788–791 p.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai