Anda di halaman 1dari 27

RESPONSI

SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS

PEMBIMBING:
DR. IRMA WESTRIMAWATI Sp.PD
IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. Z
Usia : 28 tahun
Alamat : Duduk Sampeyan, Gresik, Jawa Timur
Pendidikan : SLTA
Status : Belum Kawin
Agama : Islam
Anamnesa
 Keluhan utama : Pusing
 Riwayat penyakit sekarang :
- Pasien datang ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan pusing
sudah 2 hari
- Perut semakin membesar
- Bengkak pada kedua kaki
- Mual dan muntah terutama setelah makan disertai nyeri ulu hati
- Nafsu makan menurun, penurunan berat badan, dan badan terasa
lemas sekitar 1 minggu disertai mata berkunang - kunang.
- Didapatkan demam tetapi riwayat demam tidak terus-menerus
RPS

-Terdapat kemerahan pada pipi, namun sudah berkurang


- Pasien mengatakan sudah 1 bulan jarang keluar rumah
- Rambut rontok namun mulai berkurang.
- Nyeri – nyeri sendi
- Kencing berwarna kecoklatan sejak 3 hari sebelum MRS.
 Riwayat penyakit dahulu :
Pasien sudah pernah MRS di RSUD Ibnu Sina, Gresik
sekitar 1 tahun yang lalu dengan diagnosa lupus.

 Riwayat Pengobatan :
Pasien minum obat selama MRS dahulu dan lupa nama
obat yang diberikan

 Riwayat penyakit keluarga :


Diabetes melitus (-) disangkal
Hipertensi (-) disangkal
Lupus (-)
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : Lemah


 Kesadaran : Compos mentis
 GCS : 4-5-6
 Vital Sign : Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respiratory rate : 20 x/menit
Suhu : 37 ºC
Status Generalis
 Kepala : Konjungtiva anemis (+/+)
Sklera ikterus (-/-)
Sianosis (-/-)
Dispneu (-/-)
 Leher : Pembesaran KGB (-)
Pembesaran tiroid (-)
 Thorax :
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V midklavikula S
Perkusi : Batas kanan jatung Parasternal line dextra
Batas kiri jantung Mid clavicular line sinistra ICS V
Auskultasi : S1 S2 Tunggal, reguler, murmur(-), Gallop (-)
 Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, retraksi (-/-)
Palpasi : Fremitus raba simetris
Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
 Abdomen:
Inspeksi : Soepel
Auskultasi : Bising usus (+) 7x/menit
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani
 Ekstremitas
Superior : Akral hangat +/+, oedema -/-
Inferior : Akral hangat +/+, oedema -/-
Pemeriksaan Darah Lengkap
Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HB 6,72 L: 13,0-17 g%

P: 11,4-15,1 g%

Leukosit 7.240 4.500-11.000

Laju Endap Darah 132 mm/1jam L : 0-15

P : 0-20

PCV 20 L : 40-50 %

P : 37-47 %

Trombosit 185.000 150.000-450.000 /µL

MCV 82 80-94

MCH 28 26-32

MCHC 34 32-36

GDA 88 < 200 mg/dl

ANA TEST Tidak didapatkan data Negative 0.9, Borderline 0.9 -1.09. Positif > 1.1

BUN 123,3 4,8-23 mmg/dl

Serum Creatinin 7,29 0,5-1,2 mg/dL

SGOT 36,2 0 – 31
Pemeriksaan Urine Lengkap
Hasil pemeriksaan Metode Hasil Nilai Normal

Leukosit Dipstik 25 /UL+ Negatif

Protein Dipstik 500 MG/DL +++ Negatif

Eritrosit Dipstik 150 MG/DL +++ Negatif

Sedimen :

Leukosit Mikroskopis 8-10 0-1

Eritrosit Mikroskopis PENUH 0-1 plp


TPL PPL Intial ASS Planning

 Albumin : 2,02 Hipoalbumin Hipoalbumin Pdx :

DL ulang post koreksi

Ptx:

 Tranfusi Albumin: 25% 100cc

 Mual, muntah Dyspepsia Dyspepsia Ptx:

 Nyeri ulu hati Inj. Pantoprazole 1x1

 TD : 140/80 mmHg SLE Pdx :

 Rambut mudah rontok, Alopecia EKG,

 Mudah silau, 1 bulan jarang Fotosensitivitas Ptx :

keluar rumah Diit TKTPRG 2100 kkal

inf. Kidmin 1bg/hari


 Merah merah di pipi, tidak
Ruam malar Inj. Furosemide 1-1-0
menonjol
Athritis Inj. Methyl Prednisolon 3x1
 Nyeri sendi
Tab. Cloroquine 1x1

Tab. Imuran 2x50mg

ceftriaxon 2x1
TPL PPL Intial ASS Planning

 Kaki bengkak Gangguan renal SLE Pmx :


Produksi urine,
 BUN : 123,3 keluhan px, TTV

 Serum creatinin : 7,29

 Leukosit urine : 25

/UL+

 Protein :500 MG/DL

+++

 Eritrosit:150 MG/DL

+++
TPL PPL Intial ASS Planning

 Planning Diagnosa:

 Lemas Anemia Anemia Normokromik Normositer HDT, DL post koreksi

 Konjungtiva anemis  Planning Terapi

 HB: 6,72 - Transfusi 1 bag/har (sampai

 MCV: 82 HB =10 )

 MCH: 28
 Planning Monitoring:

Keluhan, DL post

koreksi, TTV
Bab II
Tinjauan Pustaka
 Systemic Lupus Erythrmatosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang ditandai
dengan adanya inflamasi tersebar luas, mempengaruhi setiap organ atau
sistem dalam tubuh.
 Pada penyakit SLE ini terdapat gangguan autoimun multisistem dengan
spektrum abnormalitas pada klinis dan laboratoris, termasuk perkembangan
autoantibodi melawan DNA dan antigen inti serta molekul membran seperti
fosfolipid
Epidemiologi

Hingga saat ini, SLE menjadi salah satu penyakit


reumatik utama di dunia. SLE sebagian besar
menyerang wanita dengan insiden puncak pada
usia produktif antara 15 sampai 40 tahun dengan
rerata usia 34,3 tahun (Urowitz dkk., 2010).
Etiologi
Kriteria Diagnosis
Kriteria Batasan

Ruam malar Eritema menetap, datar, atau menonjol pada malar eminence

Ruam discoid Bercak eritema menonjol dengan gambaran keratotik scaling yang melekat dan sumbatan

folikular, parut atrofi dapat ditemukan

Fotosensitivitas Paparan sinar ultraviolet menyebabkan timbulnya ruam kulit

Ulkus mulut Meliputi ulkus oral dan nasofaringeal

Arthritis Arthritis non erosif pada dua atau lebih persendian perifer dengan rasa nyeri, bengkak, dan efusi

Serositis Pleuritis atau perikarditis yang dibuktikan dengan rekaman EKG atau rub atau bukti efusi

Gangguan ginjal Proteinuria > 5 gram/hari atau ≥ 3+ atau cetakan seluler

Gangguan neurologi Kejang atau psikosis tanpa penyebab yang lain

Gangguan hematologi Anemia hemolitik atau leukopenia (<4000/ɥL) atau limfopenia (<1500/ɥL) atau trombositopenia

(<100.000/ɥL) tanpa disebabkan oleh obat-obatan

Gangguan imunologi Anti-dsDNA, anti-Sm, dan/atau anti-phospholipid

Antibodi antinuclear (ANA) positif Titer abnormal dari ANA melalui imunofluoresensi atau pemeriksaan setingkat pada setiap kurun

waktu perjalanan penyakit tanpa keterlibatan obat


DERAJAT BERAT RINGANNYA LES
 Kriteria untuk dikatakan LES ringan :
1. Secara klinis tenang
2. Tidak terdapat tanda atau gejala yang mengancam nyawa
3. Fungsi organ normal atau stabil, yaitu : ginjal, paru, jantung,
gastrointestinal, susunan saraf pusat, sendi, hematologi dan kulit.
4. Tidak ditemukan tanda efek samping atau toksisitas pengobatan. Contoh
LES dengan manifestasi artritis atau atralgia dan kulit.

 Penyakit LES dengan tingkat keparahan sedang


1. Nefritis ringan sampai sedang. (Lupus nefritis kelas I dan II)
2. Trombositopenia (trombosit 20-5-x103 /mm3 )
3. Serositis mayor
 Penyakit LES berat atau mengancam nyawa :
1. Jantung : endokarditis Libman-Sacks, vaskulitis arteri koronaria,
miokarditis,tamponade jantung, hipertensi maligna.
2. Paru-paru : Hipertensi pulmonal, perdarahan paru, pneumonitis, emboli
paru, infark paru, fibrosis intersisial, shringking lung.
3. Gastrointestinal: pankreatitis, vaskulitis mesenterika
4. Ginjal : nefritis persisten, RPGN ( rapidly progressive glomerulo nefritis ), sindroma
nefrotik
5. Kulit : vaskulitis berat, ruam difus disertai ulkus atau melepuh (blister)
6. Neurologi: kejang, acute confusional state, koma, stroke, mielopati tranversa,
mononeuritis, polineuritis, neuritis optik, psikosis, sindroma demielinasi.
7. Otot : miositis
8. Hematologi: anemia hemolitik, neutropenia (leukosit < 1000/mm3), trombositopenia
<20.000/mm3, purpura trombotik , trombositopenia, trombosis vena atau arteri.
9. Konstitusional: demam tinggi yang persisten tanpa bukti infeksi
Penatalaksanaan
 Edukasi
- Penjelasan tentang apa itu lupus dan penyebabnya
- Tipe dari penyakit SLE dan perangai dari masing-masing tipe tersebut
- Masalah yang terkait dengan fisik
- Pengenalan masalah aspek psikologis: bagaimana pemahaman diri pasien
SLE, mengatasi rasa lelah, stres emosional, trauma psikis, masalah terkait
dengan keluarga atau tempat kerja dan pekerjaan itu sendiri, mengatasi
rasa nyeri
- Pemakaian obat mencakup jenis, dosis, lama pemberian, dan sebagainya.
Perlu suplementasi vitamin dan mineral. Obat-obatan yang dipakai
jangka panjang contohnya obat anti tuberkulosis dan beberapa jenis
lainnya termasuk antibiotic
MEDIKAMENTOSA
 SLE Ringan :
Paracetmol, OAINS, Kortikosterod topikal, klorokuin,
kortikosteroid oral dosis rendah, tabir surya
 SLE Sedang :
Kortikosteroid dosis sedang-tinggi, beberapa
imunosupresan seperti azatioprin dan mikofenolat mofetil
(MMF)
 SLE berat atau mengancam nyawa :
kortikosteroid pulse dose, siklofosfamid
KORTIKOSTEROID

Kortikosteroid digunakan sebagai pengobatan


utama pada pasien dengan SLE. Meski
dihubungkan dengan munculnya banyak laporan
efek samping, kortikosteroid tetap merupakan
obat yang banyak dipakai sebagai anti inflamasi
dan imunosupresi.
KORTIKOSTEROID

Karena berpotensial mempunyai efek samping, maka dosis KS


mulai dikurangi segera setelah penyakitnya terkontrol. Tapering
harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari kembalinya
aktivitas penyakit, dan defisiensi kortisol yang muncul akibat
penekanan aksis hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA) kronis.
Tapering secara bertahap memberikan pemulihan terhadap fungsi
adrenal.
Terminologi Pembagian Kortikosteroid :

 Dosis rendah : < 7.5 mg prednison atau setara perhari


 Dosis sedang : >7.5 mg, tetapi < 30 mg prednison atau setara perhari
 Dosis tinggi : >30 mg, tetapi < 100 mg prednison atau setara perhari
 Dosis sangat tinggi : >100 mg prednison atau setara perhari
 Terapi pulse : >250 mg prednison atau setara perhari untuk 1 hari atau
beberapa hari
KOMPLIKASI

 Anemia hemolitikk
 Trombosis
 Lupus serebral
 Nefritis lupus
 Infeksi sekunder
PROGNOSIS

Prognois SLE di negara berkembang lebih buruk daripa


negara maju yaitu dengan angka kematian 50% dalam 10
tahun. Seringkali berkaitan dengan saat pertama kali
terdiagnosis antara lain: hipertensi, SC >124 mol/L,
sindroma nefrotik, anemia, hipoalbumin, jenis kelamin
laki laki
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai