Anda di halaman 1dari 18

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

RSU Anutapura Palu


Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Tadulako

LAPORAN KASUS

DISUSUN OLEH:

Siti Chairunnisa
N 111 15 40

PEMBIMBING:
dr. Andi Soraya Tenri Uleng, M.Kes, Sp. KJ

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016

0
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. U
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : mantikulore
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status Perkawinan : sudah menikah
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SMP
Tanggal Pemeriksaan : 31 Mei 2016
Tempat Pemeriksaan : Ruang perawatan inap Rajawali Atas RSU Anutapura

1
WAWANCARA PSIKIATRIK
Berdasarkan Autoanamnesis
Keterangan:
DM: Dokter Muda ; P: Pasien
DM Selamat pagi ibu dan bapak, perkenalkan saya Annisa, dokter muda yang dinas di
RS Anutapura khususnya di bagian jiwa, kalau boleh tau dengan bapak siapa?
(sambil jabat tangan)
P Ujang
DM Bapak ujag usianya berapa pak?
P 46 tahun dok.
DM Alamat rumahnya dimana pak?
P Di daerah mantikulore dok
DM Apakah bapak sudah menikah?
P Ia, sudah dok.
DM Kalau boleh tau pekerjaan bapak apa?
P Tukang bangunan dok.
DM Bapak Ujang kenapa pak?
P Ini dok, saya sudah 5x keluar masuk Rumah Sakit.
DM Baik, bapak sakit apa memangnya pak?
P Ini dok, nyeri ulu hati, kalau sudah nyeri itu sampai berdebar-debar jantung
kemudian sama tegang leher dan sakit kepala saya rasa dok.
DM Sudah berapa lama bapak rasa?
P Sudah ada sekitar 1 bulan ini dok, saya sudah pernah berobat kebagian dokter
spesialis saraf dan sudah dilakukan pemeriksaan CT scan. Hasilnya sudah di
beritahukan juga, cuman lalu dibilang tidak terlalu berpengaruh dengan saraf kata.
DM Apakah keluhan bapak rasakan ini setiap hari? Atau hilang timbul keluhannya
pak?
P Ia dok, hampir setiap hari.
DM Apakah keluhan yang bapak rasakan ini sampai membuat bapak muntah dan
pingsan?
P Tidak dok.
DM Bagaimana dengan tidurnya bapak? Apakah tetap terasa tetap nyenyak dari yang
sebelum merasa sakit dengan yang sekarang?

2
P Aduh dok, tidak pernah saya tidur nyenyak sudah dok. Semenjak sebulan ini saya
itu agak sulit tidur, dan tidak pernah nyenyak.
DM Kenapa bisa pak? Apakah ada yang bapak cemaskan?
P Ia ada dok yang saya cemas dan takutkan dok.
DM Kalau boleh tau, apa yang bapak cemas dan takutkan?
P Ia dok, belum lama ini saya rasa cemas dan takut dok. Karena saya rasa mau jatuh
lidahku ke dalam.
DM Lidah jatuh kedalam pak?kenapa bisa pak?
P Ia dok, Kurang tau juga dok, cuman kalu sudah mulai sakit perut dan sakit kepala
sudah mulai cemas dan takut sudah saya dok, karena itu saya pikir lidahku mau
jatuh kedalam, jadi kadang- kadang saya siapkan sendok dan mulai sudah saya
gunakan sendok untuk menahan. Jadi itu juga yang bikin saya susah tidur dok.
DM Sudah lama bapak merasakan hal yang seperti ini?
P Sudah dok, sejak 1 bulan ini.
DM bukan pak, yang sebelum-sebelumnya?
P Tidak pernah dok, cuman saya memang dari dulu ada maag. Cuman yang parah ini
nanti 1 bulan ini dok. Tapi saya juga sempat lalu dibilang usus turun, cuman tidak
separah ini dok.
DM Apakah sekarang masih merasa ususnya turun pak?
P Ia dok, setiap saya berdiri saya merasa usus saya ikut turun juga.
DM Apakah ada yang menjadi beban pikiran bapak?
P Maksdunya dok?
DM Beban pikiran yang seperti pekerjaan, keluarga, atau apalah pak. Ada?
P Ia ada dok, saya ini kan tukang bangunan. Dimana posisi saya itu sebagai bos. Jadi
saya itu biasa berpikir bagaimana gaji anak buah saya, bagaimana uang makan
mereka.
DM Kalau keluarga ada pak yang jadi beban pikiran?
P Ia ada juga dok, tentang istri dan anak, cuman tidak seberat beban pekerjaan dok.
DM Hm, sebelumnya apakah bapak pernah mengalami kecelakaan?
P Tidak pernah dok.
DM Atau kepalanya pernah terbentur?
P Terbentuk tidak pernah saya rasa dok, cuman lalu pernah saya jatuh dari tangga.
Tapi itu kepalaku tidak terbentur, cuman dagu terpelantak dilantai begitu dok. Jadi

3
mungkin itu stau dok e yang bikin saya sakit kepala?
DM Ia bisa jadi juga pak, cuman saya kurang pasti juga karena itu juga pak. Waktu di
masa muda atau remaja bapak mungkin pernah mengalami kecelakaan?
P Ia pernah dok, cuman tidak kena di bagian kepala.
DM Maaf pak, apakah waktu masa remaja dan muda bapak pernah mengkonsumsi
alkohol atau obat-obatan?
P Alhamdulillah, saya tidak pernah konsumsi minuman maupun obat-obatan dok.
Cuman saya biasa dok, beli obat diwarung kalau sudah datang sakit perutku.
Cuman saya lupa obat apa namanya. Tapi itu dulu dok.
DM Kalau merokok?
P Ia dok, saya merokok.
DM Ia pak, bagaimana dengan waktu bapak lahir? Pernah diceritakan tidak bapak lahir
normal atau operasi?
P Ia dok saya diceritakan sama ibu saya. Saya lahir normal.
DM Ditolong sama siapa lalu ibunya lahir pak?
P Namanya dikampung dok, cuman ada bidan lalu dok. Eh bukan dok sama dukun
lalu.
DM Bagaimana waktu masa kecil bapak, apakah pernah dicerita bapak lalu seperti apa
waktu kecilnya.
P Ia, pernah dok.
DM Seperti apa keseharian waktu kecilnya bapak? Apakah sering bermain, banyak
teman?
P Ia dok, saya waktu kecil sering bermain.
DM Kalau umur 4 tahun sampai 11 tahun bagaimana pak? Prestasi belajarnya? Apakah
ada yang membuat bapak merasa tidak menyukai sesuatu dimasa itu?
P Saya pandai bergaul dok, prestasi belajar saya juga bagus. Yang merasa tidak
disukai itu itu tidak ada dok.
DM Kalau masa SMP dan SMA bapak bagaimana?
P Saya cuman sampai SMP saja dok, setelah itu saya langsung kerja bantu-bantu
ornag tua.
DM Ya, jadi pak cukup sekian pertanyaan saya pak. Mungkin ada yang bapak masih
ingin ditanyakan lagi pak?
P Tidak ada dok.

4
DM Baik pak, nanti kita ketemu kembali dan akan diperiksa lebih lanjut dengan dokter
Soraya pak. Terima kasih pak (jabat tangan)
P Oh ia dok.

LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Sakit perut dan sakit kepala
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang laki-laki berusia 46 tahun di rawat di ruang rajawali atas RSU
Anutapura datang dengan keluhan sakit perut dan sakit kepala. Hal ini sudah
dirasakan sejak sebulan yang lalu. Pasien sudah 5 kali keluar masuk kerumah
sakit dengan keluhan yang sama. Selama itu pasien juga ada melakukan
pemeriksaan ke bagian neurologi. Dari pemeriksaan neurologi pasien dianjurkan
melakukan CT scan dan hasilnya, pasien mengatakan sakit kepalanya tidak terlalu
mengarah ke bagaian saraf otak. Kemudian dokter yang merawatnya
menganjurkan konsul ke dokter spesial jiwa.

Keluhan yang dirasakan pasien hampir setiap hari, kadang-kadang kalau


sudah merasa sakit perut pasien akan merasa jantungnya berdebar-debar dan
pasien merasa tegang dan sakit kepala. Sebelumnya pasien belum pernah
mengalami hal yang seperti ini. Tapi 2 tahun yang lalu pasien pernah di diagnosis
usus turun. Tapi sakit tidak sampai membuat pasien separah ini. Sekarang pasien
merasa sakitnya sudah sangat parah. Karena setiap pasien berdiri merasa ususnya
ikut terturun.

Hal ini membuat merasa pasien cemas dan takut karena ketika akan
berbaring pasien merasa lidahnya akan jatuh kedalam. Biasa pasien akan
menahan lidahnya dengan gigi hingga berdarah. Karena ada yang menganjurkan
menggunakan sendok, jadi pasien mencoba melakukan hal seperti itu. Dari
keluhan ini pasien merasa agak sulit tidur. Dan hal ini juga membuat menjadi
beban pasien karena memikirkan pekerjaannya.

5
Hendaya/Disfungsi
Hendaya Sosial (-)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
Hendaya Fisik (+)
Faktor Stressor Psikososial
Dari penyakit pasien sehingga membuat menjadi beban pikiran.
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit/gangguan
sebelumnya.
Pasien pernah mengalami penyakit usus turun dan sekarang kembali lagi
dan membuat pasien merasa tidak tenang.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Gangguan emosional atau mental (-)
2. Gangguan psikosomatik (-)
3. Infeksi Berat (-)
4. Penggunaan obat/NAPZA/rokok (-)
5. Gangguan neurologi:
Trauma/Cedera Kepala (-)
Kejang atau Tumor (-)
6. Riwayat hernia (+)

D. Riwayat Kehidupan Pribadi (Past Personal History)


Riwayat Prenatal dan Perinatal
Tidak ada masalah saat pasien dalam kandungan. Pasien lahir normal,
di rumah dibantu oleh dukun. Pasien lahir tanpa penyulit apapun dalam
persalinan. Pasien anak kedua dari empat bersaudara.

Riwayat Masa Kanak-Kanak Awal (1-3 tahun)


Tidak terdapat persoalan-persoalan makan diusia ini. Pertumbuhan
dan perkembangan sesuai umur dan tidak terdapat gejala-gejala problem
perilaku. Tidak ada riwayat kejang, trauma atau infeksi pada masa ini.
Pasien mendapatkan kasih sayang dari orang tua dan saudara-saudaranya.
Dan pasien juga aktif bermain saat masa ini.
6
Riwayat Masa Kanak-Kanak Pertengahan (4-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan baik, sesuai dengan anak seusianya.
Pasien tumbuh sebagai anak yang cerewat dan senang bermain. Hubungan
pasien dengan keluarga, saudara, kerabat, dan teman bermain pasien baik..
Riwayat Masa Kanak-Kanak Akhir/Pubertas/Remaja (12-18 tahun)
Pasien hanya sekolah sampai SMP dan setelah tamat SMP pasien
membantu orang tuanya untuk bekerja. Hubungan dengan keluarga baik.
Hubungan dengan teman baik.
Riwayat Masa Dewasa (>18 tahun)
Pasien menjadi tulang punggung keluarga. Hubungan dengan keluarga
baik. Hubungan dengan teman baik.
Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai tukang bangunan. Disini posisi pasien sebagai
bos.

E. Riwayat Kehidupan Keluarga


Pasien anak kedua dari 4 bersaudara. Pasien sudah menikah dan memiliki
anak. Anak pasien ada 2. Hubungan dengan isteri dan anak-anak baik. Hubungan
dengan kedua orang tua baik. Tidak ada riwayat menderita penyakit yang sama
dalam keluarga.

F. Persepsi (Tanggapan) Pasien Tentang Diri dan Kehidupan.


Pasien merasa bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan. Pasien ingin segera
sehat dan kembali bekerja serta melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya.

II. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
Penampilan:
Tampak seorang laki-laki memakai kemeja kotak-kotak berwana abu-abu
memakai celana kain. Postur tinggi badan pasien sekitar 160 cm, rambut lurus
tidak rapi, warna kulit cokelat, tampakan wajah pasien sesuai dengan
umurnya. Perawatan diri agak kurang rapi.
Kesadaran: compos mentis
Perilaku dan aktivitas psikomotor : tenang
7
Pembicaraan : spontan
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. Keadaan Afektif
Mood : eutima
Afek : appropriate
Keserasian : serasi
Empati : dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
Pengetahuan dan kecerdasan sesuai taraf pendidikannya.
Daya konsentrasi : baik
Orientasi (Waktu, Tempat, Orang : baik
Daya ingat
Jangka Pendek : baik
Segera (immediate memory) : baik
Jangka Panjang : baik
Pikiran abstrak : Baik
Bakat kreatif : tidak ada
Kemampuan menolong diri sendiri : baik

D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada

E. Proses Berpikir
Arus pikiran :
A. Produktivitas : cukup
B. Kontinuitas : rekevan
C. Hendaya berbahasa : Tidak ada

8
Isi Pikiran
A. Preokupasi : tidak ada
B. Gangguan isi pikiran : tidak ada

F. Pengendalian Impuls
Baik

G. Daya Nilai
Norma Sosial : Baik
Uji Daya Nilai : Baik
Penilaian Realitas : Baik

H. Tilikan (Insight)
Derajat 6 : menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk
mencapai perbaikan.

I. Taraf Dapat Dipercaya


Dapat dipercaya.

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Pemeriksaan Fisik :
Status internus: T : 110/70 mmHg, N:80x/menit, P : 20x/menit,
GCS : E4M6V5 reflex cahaya (+)/(+), kongjungtiva tidak pucat, sclera tidak
icterus, fungsi motorik dan sensorik ke empat ekstremitas dalam batas normal.

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang laki-laki berusia 46 tahun di rawat di ruang rajawali atas RSU
Anutapura datang dengan keluhan sakit perut dan sakit kepala. Hal ini sudah
dirasakan sejak sebulan yang lalu. Pasien sudah 5 kali keluar masuk kerumah
sakit dengan keluhan yang sama. Selama itu pasien juga ada melakukan
pemeriksaan ke bagian neurologi. Dari pemeriksaan neurologi pasien dianjurkan
melakukan CT scan dan hasilnya, pasien mengatakan sakit kepalanya tidak terlalu
mengarah ke bagaian saraf otak. Kemudian dokter yang merawatnya
menganjurkan konsul ke dokter spesial jiwa.

9
Keluhan yang dirasakan pasien hampir setiap hari, kadang-kadang kalau
sudah merasa sakit perut pasien akan merasa jantungnya berdebar-debar dan
pasien merasa tegang dan sakit kepala. Sebelumnya pasien belum pernah
mengalami hal yang seperti ini. Tapi 2 tahun yang lalu pasien pernah di diagnosis
usus turun. Tapi sakit tidak sampai membuat pasien separah ini. Sekarang pasien
merasa sakitnya sudah sangat parah. Karena setiap pasien berdiri merasa ususnya
ikut terturun.
Hal ini membuat merasa pasien cemas dan takut karena ketika akan
berbaring pasien merasa lidahnya akan jatuh kedalam. Biasa pasien akan
menahan lidahnya dengan gigi hingga berdarah. Karena ada yang menganjurkan
menggunakan sendok, jadi pasien mencoba melakukan hal seperti itu. Dari
keluhan ini pasien merasa agak sulit tidur. Dan hal ini juga membuat menjadi
beban pasien karena memikirkan pekerjaannya.
Berdasarkan penilaian status mental, pasien didapatkan kesadaran
composmentis, aktivitas psikomotor tenang, pembicaraan spontan dan jawaban
relevan, sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Adapun mood pasien eutimia, afek
appropriate, konsentrasi baik, orientasi dan daya ingat baik

V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan Anamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna
berupa perasaan cemas, gelisah, takut, nyeri ulu hati, jantung
berdebar debar,sakit kepala dan pasien memiliki riwayat hernia .
Keadaan ini akan menimbulkan distress dan disabilitas dalam pekerjaan
dan penggunaan waktu senggang, yaitu pasien menderita sulit tidur sehingga
dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami Gangguan Jiwa.
Pada pasien tidak ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita
ataupun gejala psikotik positif, seperti waham dan halusinasi visual pada
pasien sehingga didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa Non Psikotik.
Berdasarkan deskripsi kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami gangguan non psikotik karena memenuhi kriteria diagnosa untuk
gangguan mental dan perilaku akibat kondisi medis umum. Dimana diagnostik
dan kriteria diagnostik gangguan mental dan perilaku akibat kondisi medis
umum dapat ditegakkan bila :
10
a. Didapatkan adanya kondisi medis umum, yang dicantumkan pada axis III,
didiagnosis multi aksial.
b. Terdapat faktor psikologis yang secara bermakna dan tidak
menyenangkan, mempengaruhi kondisi medis umum dalam hal:
- mempengaruhi perjalanan penyakit
- menghambat atau menggangu pengobatan
- menimbulkan tambahan risiko kesehatan
- respon fisiologis akibat stress mencetuskan atau mengeksaserbasi
simtom dari kondisi medis umumnya.
Aksis II
Tidak ada diagnosis aksis II.
Aksis III
K00-K93 penyakit sistem pencernaan (Dyspepsia Fungsional)
Aksis IV
Stressor psikososial
Aksis V
GAF scale 60-51 ( beberapa gejala sedang contohnya susah tidur)

VI. DAFTAR MASALAH


Organobiologik : terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien
memerlukan psikofarmaka.

VII. PROGNOSIS
Prognosis: ad Bonam
Faktor yang mempengaruhi:
1. Tidak ada faktor genetik
2. Keinginan pasien untuk sembuh
3. Suportif lingkungan baik
4. Status ekonomi baik

VIII. RENCANA TERAPI


Farmakoterapi :
Rencana terapi dari perawatan psikiatri
Alprazolam 0,5 mg (0-1-1)

11
Rencana terapi dari pewatan interna
Ranitidin ampul/IV/12jam
Ketorolac ampul/IV/12jam
Omeprazole 10mg 2x1

Psikoterapi
Memberikan suportif kepada pasien

IX. FOLLOW UP
Mengevaluasi keadaan umum, pola tidur, pola makan dan perkembangan penyakit
pasien serta menilai efektivitas pengobatan yang diberikan dan melihat kemungkinan
adanya efek samping obat yang diberikan.

X. PEMBAHASAN

Gangguan Mental dan perilaku akibat kondisi Medis Umum menurut DSM IV
TR ada beberapa klasifikasi :
1. Gangguan mood akibat kondisi medis umum
Gangguan mood akibat kondisi medis umum, yang juga dikenal sebagai gangguan
mood sekunder, ditandai oleh perubahan mood prominen yang dianggap
merupakan efek fisiologis langsung dari penyakit medis atau spesifik.
2. Gangguan psikotik akibat kondisi medis umum
Untuk menegakkan diagnosis gangguan psikotik akibat kondisi medis umum,
klinis yang pertama-tama harus menyingkirkan sindrom yang mungkin
menampakan gejala psikotik yang disebabkan oleh hendaya kognitif (cth.
Delirium,dan demensia tipe alzheimer). Gangguan dalam kategori ini biasanya
tidak disertai dengan perubahan sensorium.
3. Gangguan anxietas akibat kondisi medis
Gambaran kunci gangguan ansietas akibat kondisi medis umum adalah adanya
gejala kecemasan umum, serangan panik, obsesi, kompulsi, atau fobia yang
dianggap disebabkan baik oleh kondisi medis atau bedah pada axis III atau oleh
intokasi atau keadaan putus zat.
4. Gangguan tidur akibat kondisi medis umum

12
Gangguan tidur dapat bermanifestasi dalam empat cara: tidur berlebihan
(hipersomnia), defisiensi tidur (insomnia), perilaku atau aktitas abnormal saat
tidur (parasomnia), dan gangguan waktu tidur (gangguan tidur irama sirkadian).
5. Disfungsi seksual akibat kondisi medis umum
Sindrom spesifik yang ditandai oleh disfungsi seksualyang secara psikologis
dianggap disebabkan oleh kondisi medis umum adalah gangguan hasrat seksual
hipoaktif pada pria atau wanita, gangguan ereksi pada pria, dispareunia, serta
disfungsi seksual pada pria atau wanita lain.
6. Gangguan mental akibat kondisi medis umum YTT
DSM-IV-TR memiliki tiga katagori diagnosis tambahan untuk presentasi klinis
gangguan mental akibat kondisi medis umum yang tidak memenuhi kriteria
diagnosis untuk diagnosis spesifik. Diagnosis pertama adalah gangguan katatonik
akibat kondisi medis umum, diagnosis kedua adalah perubahan kepribadian akibat
kondisi medis umum, dan diagnosis ketiga adalah gangguan mental yang tidak
tergolongkan (YTT) akibat kondisi medis umum.

Gangguan Anxietas Akibat Kondisi Medis Umum


Banyak gangguan medis dikaitkan dengan ansietas. Gejala dapat mencakup
serangan panik, ansietas menyeluruh, obsesi-kompulsif, serta tanda distres lain.
Pada semua kasus, tanda dan gejala disebabkan efek fisiologis langsung keadaan
medis.

Epidemiologi
Keberadaan gejala ansietas yang berkaitan dengan keadaan medis umum lazim
ditemukan walaupun insiden gangguan ini bervariasi untuk setiap keadaan medis
umum yang spesifik.

Etiologi
Suatu kisaran luas keadaan medis dapat menyebabkan gejala yang serupa
dengan gangguan anxietas. Hipertiroidesme, hipotiroidisme, hipoparatiroidisme
dan defisiensi vitamin B12 serng dikaitkan dengan gejala anxietas.
Feokromositoma menghasilkan epinefrin, yang dapat menyebabkan episode
paroksimal gejala ansientas. Lesi tertentu pada otak dan kondisi pascaensefalitis
dilaporkan menghasilkan gajala yang identik dengan gejala yang terlihat pada
13
gangguan obsesi kompulsif. Keadaan medis lain, seperti aritmia jantung, dapat
menghasilkan gejala fisiologis gangguan panik. Hipoglikemia juga dapat
mmenyerupai gejala gangguan ansietas. Keadaan medis yang bergam dapat
menimbulkan gejala gangguan ansietas dapat menimbulkan melalui mekanisme
umum, yaitu sistem noradrenergik, walaupun efek terhadap sistem serotonergik,
walaupun efek terhadap sistem serotonergik juga masih dipelajari.

Diagnosis
Diagnosis gangguan ansietas akibat keadaan medis umum menurut edisi revisi
keempat Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorders (DSM IV TR)
(tabel 1) mensyaratkan adanya gejala gangguan ansietas. DSM-IV-TR
memungkinkan klinis merinci apakah gangguan ini ditandai dengan gejala
ansietas menyeluruh, serangan panik, atau gejala obsesif kompulsif.

Tabel 1
Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Gangguan Ansietas Akibat Kondisi Medis Umum
a. Ansietas, serangan panik, atau obsesi kompulsi menonjol dan
mendominasi gambaran klinis
b. Terdapat bukti dari anamnesis, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium bahwa gangguan ini merupakan akibat fisiologis langsung
suatu keadaan medis umum
c. Gangguan ini tidak lebih mungkin disebabkan gangguan jiwa lain (cth,
gangguan penyesuaian dengan ansietas yang stresornya adalah kedaan
medis umum yang serius)
d. Gangguan ini tidak hanya terjadi saat delirium
e. Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau
hendaya dalam area fungsi sosia, pekerjaan atau area fungsi penting lain.
Tentukan jika :
Dengan ansietas menyeluruh : jika ansietas atau kekhawatiran berlebihan
mengenai sejumlah peristiwa atau aktivitas mendominasi gambaran klinis.
Dengan serangan panik : jika serangan panik mendominasi gambaran klinis
Dengan gelaja obsesif kompulsif : jika obsesi atau kompulsi mendominasi
gambaran klinis

14
Catatan pemberian kode : mencankup nama keadaan medis umum pada aksis I,
cth, ganguan ansietas feokromositoma dengan ansietas menyeluruh juga beri kode
keadaan medis umum pada aksis III

Gambaran Klinis

Gejala gangguan ansietas akibat keadaan medis umum dapat identik dengan
gejala gangguan ansietas primer. Suatu sindrom yang serupa dengan gangguan
panik adalah gambaran klinis yang paling lazim. Pasien yang memiliki
kardiomiopati dapat memiliki insiden paling tinggi untuk gangguan panik akibat
keadaan medis umum. Satu studi melaporkan bahwa 83% pasien kardiomiopati
yang menunggu transplantasi jantung mengalami gangguan panik. Gangguan
medis lain yang lain dikaitkan dengan gangguan panik mencakup nyeri kronis,
sirosis bilier primer, dan epilepsi, terutama jika fokusnya berada pada girus
parahipokampus kanan.

Dignosis banding

Ansietas sebagai suatu gejala dapat disebabkan oleh banyak gangguan psikiatri
disamping gangguan ansietas itu sendiri. Pemeriksaan status mental penting
dilakukan untuk menentukan adanya gejala mood atau gejala psikotik yang dapat
mengesankan adanya diagnosis psikiatri lain. Bagi seorang klinisi, untuk
menyimpulkan bahwa seorang pasien mengalami gangguan ansietas akibat
keadaan medis umum, pasien harus dengan jelas memiliki gangguan medis
nonpsikiatri spesifik yang menjadi penyebab. Untuk memastikan suatu keadaan
medis umum sebagai penyebab ansietas, klinis harus tahu apakah keadaan medis
dan gejala ansietas berkaitan erat dengan literatur, awitan usia (gangguan ansietas
primer biasanya memiliki awitan sebelum usia 35 tahun), dan riwayat keluarga
pasien dengan gangguan ansietas dan keadaan medis umum yang relevan
(contohnya hipertirodisme).

Perjalanan Gangguan dan Prognosis

Pengalaman ansietas yang tidak juga memiliki membaik dapat membuat


ketidakmampuan pada pasien dan mengganggu setiap aspek kehidupan, termasuk
fungsi sosial, pekerjaanm dan psikologis. Terapi atau penyingkiran penyebab

15
meddis primer pada ansietas biasanya mengawali proses perbaikan yang jelas
pada gejala gangguan ansietas. Meskipun demikian, pada sejumlah kasus gejala
gangguan ansietas berlanjut bahkan setalah keadaan medis primer diobati.
Sejumlah gejala terutama gejala gangguan obsesi-kompulsi berthan untuk waktu
yang lebih lama daripada gangguan ansietas ada untuk suatu periode waktun yang
cukup lama setelah gangguan medis diobati, gejala yang tersisa mungkin harus
diobati sebagai gejala primer yaitu dengan psikoterapi atau farmakoterapi atau
keduanya.

Terapi

Terapi utama gangguan ansietas akibat keadaan medis umum adalah terapi
untuk keadaan medis yang mendasari. Jika pasien juga memiliki gangguan
penggunaan alkohol atau zat lain, gangguan ini juga harus diterapi untuk
memperoleh kendali gejala gangguan ansietas. Jika penyingkiran keadaan medis
primer tidak memperbaiki gejala gangguan ansietas, terapi gejala tersebut harus
mengikuti pedoman terapi untuk gangguan jiwa spesifik. Umumnya, teknik
modifikasi perilaku, agen ansiolitik, dan antidepresan serotonergik merupakan
modalitas terapi yang efektif.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Irawati, I,. Kristiana, S,. Buku Ajar Psikiatri. Ed. 2. Badan Penerbit FKUI : Jakarta.
2013.
2. Benjamin, JS,. Virginia, AS,. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed. 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta. 2010.
3. Rusdi, M,. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III
dan DSM IV. Penerbit Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya : Jakarta.
2013.
4. Maslim R, 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic
Medication). Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta.
5. Kaplan & Sadock, 2014, Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed. 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai