Anda di halaman 1dari 14

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PSIKOSOSIAL

AP/VI/19/REV03

Nama Mahasiswa NIM


Rosari Lisa Elia Rumondor 01501180149
Betha Abigail Arastami 01501180289

Tanggal Pengkajian: 12 Januari 2021


Diagnosa Medik : Pneumothorax on WSD

1. Identitas Klien
a. Inisial : Ny. F
b. Usia : 44 Thn
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status perkawinan : Menikah
e. Agama : Islam
f. Suku : Jawa
g. Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
h. Pendidikan terakhir : S1
i. Pekerjaan : Admin Perusahaan Korea
j. Alamat tinggal : Perumahan Taman Jaya, Cipondoh, Tangerang

2. Kondisi Kesehatan Fisik


(uraikan secara garis besar kondisi kesehatan fisik klien, masalah yang dialami dan respon tubuh,
pengkajian fokus sistem yang bermasalah)
Sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh sesak dan batuk selama 2 minggu yang oleh pasien sendiri di
anggap asma karena pasien memiliki riwayat asma sehingga sebelum masuk rumah sakit pasien telah
meminum sebanyak 8 jenis obat asma dan batuk tapi tidak ada perbaikan. Saat datang kerumah sakit dan
dilakukan pemeriksaan pasien didiagnosa pneumotoraks dextra. Saat pengkajian pasien suudah terpasang
WSD selama 5 hari di lateral ICS 8 dextra. Pasien mengatakan sesak sudah berkurang tapi masih ada
sedikit sesak saat posisi tidur terlentang. Pasien masih ada keluhan batuk dan tenggorokan gatal.
Kebutuhan harian pasien masih memerlukan bantuan orang lain karena terpasang WSD. Saat duduk berat
badan pasien harus ditumpuh ke sebelah kiri karena jika tidak maka akan terasa nyeri dengan skala 6 di
tempat pemasangan WSD. Pemeriksaan tanda vital pasien: tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88 x/menit,
pernafasan 22 x/menit dan suhu tubuh 360c. Selama pengkajian pasien terlihat pucat dan gelisah dengan
terus memainkan jarinya dan sering menghindari kontak mata juga berbicara dengan cepat. Pasien juga
mengatakan sering mengalami sulit tidur pada malam hari karena jantung terasa berdetak kencang karena
khawatir apakah bisa sembuh atau tidak. Pasien merasa khawatir akan kondisinya setelah WSD dilepas
apakah dapat bernafas dengan baik atau akan sesak lagi. Pasien juga terlihat belum memakan makanannya
saat ditanya pasien mengatkan tidak nafsu makan dan hanya akan makan jika suaminya sudah datang dan
menemani pasien makan.Untuk menenangkan pasien biasanya suami pasien memijat atau mengelus-elus
tangan pasien sampai tertidur. Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit asma dan anemia. Pada
tanggal 4 Januari pasien dilakukan CT Thorax Non-Contras dengan hasil adanya pneumothorax kanan
dengan kolaps paru kanan.
Hasil pemeriksaan lab pasien yang abnormal:
Hb 7,00 g/dl
SGOT 18 ɥ/l
SGPT 10 ɥ/l
GDS 132 mg/dl
Na 139 mmol/l
Kalium 3,1 mmol/l
Cl 104 mmol/l

3. Persepsi tentang status kesehatan mental


Menurut pasien kesehatan mental adalah keadaan dimana pikiran dan hati terasa tenang dan tidak ada
tekanan. Pasien mengatak kesahatan mental itu sangat penting untuk dijaga. Pasien menganggap bahwa
dirinya bisa dikatakan sehat jika sehat secara fisik dan mental juga karena pikiran dapat mempengaruhi
kesehatan fisik.
4. Predisposisi
a. Biologis
(Tebalkan gejala yang dialami klien)
1) Riwayat Anggota Keluarga Mengalami
o Melihat/ mendengar sesuatu yang tidak dapat dilihat/ dengar orang lain
 Marah marah yang sulit dikendalikan
 Perasaan mudah berubah dengan cepat dari sedih ke gembira
o Sulit menjalin komunikasi dan hubungan dengan orang lain/ lingkungan
o Mengurung diri dan tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
Jelaskan lebih detail
Kakak pasien memiliki kepribadian yang sama dengan pasien yaitu sulit mengendalikan emosi.
Saat marah suka melampiaskan amarah dengan membentak-bentak orang yang adam tapi tidak
sampai membanting barang. Perasaan juga bisa cepat berubah dari marah-marah bisa langsung
kembali seperti biasa bisa dalam hitungan menit dan bisa langsung meminta maaf.
2) Riwayat trauma otak atau kepala
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan trauma atau luka
dibagian kepala dan otak
3) Pengobatan gangguan jiwa sebelumnya
Pasien mengatakan tidak pernah ada pengobatan gangguan jiwa sebelumnya
4) Riwayat ketergantungan zat
Pasien mengatakan tidak ada ketergantungan zat
5) Riwayat penggunaan alcohol
Pasien mengatakan tidak pernah mengonsumsi alkohol karena alkohol adalah hal yang haram
dalam agamanya
b. Psikologis
1) Pemenuhan tugas perkembangan:
o Tugas perkembangan psikososial Erik-erikson
Tugas Trust Vs Mistrust
Pasien mengatakan saat orang tuanya masih hidup pasien sangat dekat dengan ke-2 orang
tuanya dan nyaman berada di dekat mereka.
Tugas Autonomy Vs Shame Doubt
Pasien mengatakan waktu masih kecil orang tuanya memberikan kebebasan untuk memilih yang
dia inginkan seperti makanan yang mau di makan atau pakaian yang mau dipakai. Jadi sejak
kecil pasien sudah terbiasa mandiri.
Tugas Inisiatif Vs Guilt
Pasien mengatakan pasien ingat dulu waktu masih TK suka sekali mencoret tembok rumah dan
orang tuanya sering memarahinya karena itu.
Tugas Industry Vs Inferiority
Pasien mengatakan dulu waktu sekolah orang tuanya selalu mengapresiasi hasil belajarnya dan
memotivasi pasien untuk rajin belajar dengan memberikan reward jika hasilnya bagus. Pasien
juga mulai memiliki banyak teman saat mulai masuk sekolah dasar dan sampai sekarang ada 1
orang yang masih tetap menjadi sahabatnya yaitu Nita.
Tugas Identity Vs Role Confusion
Pasien mengatakan sejak masuk SMP pasien mulai bisa lebih mengenal dirinya dan bergaul
dengan teman-teman yang seagama dan sama-sama orang yang aktiv yang suka ikut banyak
kegiatan disekolah dan jalan-jalan sama-sama. Tapi saat masa SMA pasien mengalami hal yang
membuat pasien stress dan harus beradaptasi lagi dengan kenyataan baru bahwa pasien menjadi
anak yatim piatu.
Tugas Intimacy & Solidarity Vs Isolation
Saat sudah berusia sekitar 21 tahun pasien bertemu dengan suaminya sekarang. Pasien
mengatakan sangat bersyukur karena bisa mendapatkan suami yang seagama dan bertanggung
jawab. Pasien juga merasa senang karena meskipun pasien adalah anak yatim piatu tapi suami
dan keluarganya menerima dia dengan baik dan membuat pasien merasa mempunyai keluarga
yang utuh lagi.
Tugas Generativity Vs Stagnation
Saat ini pasien dalam fase generativity dimana pasien ingin memastikan kelangsungan hidup
anak pasien nantinya. Maka dari itu pasien menyiapkannya dengan bekerja membantu
pemasukan keluarga dalam rangka memberikan apa yang dibutuhkan oleh anaknya. Sekarang
anaknya sedang bersekolah di pondok pesantren kelas 10.
o Lain-lain
2) Konsep diri
o Gambaran Diri
Pasien mengalami perubahan gambar diri dari sebelum dan sesudah sakit karena pasien merasa
terganggu dengan alat WSD yang terpasang pada tubuhnya. Selain itu pasien juga mulai
berpikir tentang bekas luka yang akan timbul setelah selang WSD dilepaskan. Pasien merasa
cemas dan tidak percaya diri karena bekas luka berada dekat payudara pasien. Pasien juga
khawatir tidak bisa jalan-jaln dan aktiv seperti dulu lagi karena setelah keluar rumah sakit tidak
bisa melakukan kegiatan yang berat-berat.
o Ideal Diri
Pasien memiliki keinginan untuk dapat sembuh dan kembali beraktivitas dengan normal seperti
sebelumnya. Pasien ingin dirinya kembali bisa aktif seprti sebelumnya baik dalam pekerjaan
maupun dalam aktivitas sosialnya karena biasanya pasien adalah orang yang suka jalan-jalan
dan berolahraga dengan suami dan teman-temannya.
o Peran Diri
Sebelum sakit pasien memiliki peran sebagai ibu ruah tangga dan juga bekerja. Setelah sakit
pasien mengalami perubahan peran yang bisanya memasak untuk suami dan aktif bekerja jadi
tidak bisa lagi melakukan peran tersebut jadinya suaminya hanya memesan makanan online.
o Harga Diri
Pasien masih tetap merasa dirinya berharga
o Identitas diri
Pasien memandang dirinya sebagai seorang yang cantik dan bertanggung jawab, seorang wanita
karir sekaligus sebagai ibu rumah tangga dengan 1 anak
3) Pola asuh
Pasien mengatakan dibesarkan dikeluarga yang sederhana dengan 2 anak yang ekonomi dan
makanan masih terpenuhi dengan baik tapi kalau menginginkan sesuatu tidak langsung dituruti
oleh orang tuanya. Jadi, pasien dan kakaknya harus melakukan sesuatu yang baik dulu baru nanti
akan diberikan reward oleh orang tua. Pasien sudah hidup sebagai anak yatim piatu sejak SMA.
4) Koping mekanisme
o Cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
Untuk menyelesaikan masalah pasien lebih memilih untuk dibicarakan bersama dengan baik-
baik sampai menemukan jalan terbaiknya. Untuk menghilangkan stress pasien juga biasanya
meminta dipijat atau di usap-usap tangannya sampai tenang.
Kebiasaan saat marah (Tebalkan yang sesuai dengan klien)
 Mendengarkan music
 Berdoa
 Mengobrol / diskusi dengan orang lain
 Menyendiri
 Membanting barang
 Minum minuman keras
 Merokok
 Lari dari rumah
 Lain-lain: Menangis
5) Pengalaman traumatis
Pasien memiliki trauma atau takut untuk datang ke rumah sakit karena dulu waktu masih SMA
pasien sempat lama merawat ibunya di rumah sakit dan ibunya meninggal di rumah sakit.
6) Pola komunikasi dalam keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga pasien masuk dalam komunikasi dau arah yaitu setiap anggota
keluarga memiliki peran yang sama dalam mengungkapkan pendapat dan kemudian pengambilan
keputusan akan diberikan kepada kepala keluarga.
7) Proses pengambilan keputusan di dalam keluarga
Dalam mengambil keputusan dalam keluarga pasien mengatakan biasanya didiskusikan bersama
terlebih dahulu tapi tetap yang mengambil keputusan adalah suaminya sebagai kepala keluarga
8) Kegiatan Rekreasi Keluarga
Meskipun pasien dan suaminya sama-sama adalah pekerja tapi mereka selalu menyempatkan
waktu minimal satu minggu satu kali untuk rekreasi keluarga. Sebelum pandemik biasanya mereka
berekreasi dengan jalan-jalan keluar tapi setelah pandemik rekreasinya diganti menjadi olahraga
bersama dan santai bersama dirumah.
9) Proses Berduka
a. Jenis kehilangan: Kematian Ibu
b. Waktu terjadi: Saat pasien masih SMA
c. Tahap kehilangan:
Menyangkal / Marah / Tawar menawar / Depresi/ Menerima
d. Respon berduka: Saat kehilangan terjadi pasien sempat stress karena tidak percaya ibunya
sudah meninggal sampai mengalami gangguan saat belajar disekolah jadinya tidak fokus dan
sering menyontek. Pasien mengatakan proses ini berlangsung ± selama 2 minggu, namun
karena adanya banyak dukungan dari keluarga juga teman-teman yang selalu menghibur
akhirnya pasien bisa mengikhlaskan kepergian ibunya dan dapat melanjutkan hidup dengan
baik hingga sekarang.
c. Sosial
1) Hubungan Dengan Lingkungan
o Kegiatan bermasyarakat yang diikuti oleh keluarga
Keluarga aktiv dalam kegiatan kompleks di perumahan mereka. Suami pasien adalah ketua
kompleks dan pasien juga sering mengikuti arisan kompleks.
o Kegiatan keagamaan yang diikuti oleh keluarga
Keluarga aktiv dalam mengikuti pengajian
2) Tokoh-Tokoh Yang Dijadikan Panutan Keluarga/ Didengar Saran Dan Nasehatnya
Pasien biasanya meminta saran dan nasehat dari kakak iparnya dan sahabatnya dari kecil
3) Pengelolaan Keuangan Keluarga
Pasien mengatakan karena pasien dan suaminya sama-sama bekerja jadi keuangan keluarga dikelolah
bersama. Mereka sudah memiliki list-list khusus untuk pembagian uangnya.
4) Pencapaian dalam pendidikan
Selama bersekolah pasien mengatakn cukup berprestasi dan bisa lulus tepat waktu, meniliki banyak
teman dan tidak pernah di bully hanya saja kondisi treburuknya selama sekolah yaitu saat ibunya
meninggal saat itu pasien kurang fokus belajar.
5) Pencapaian dalam pekerjaan
Pasien merasa puas dengan pekerjaannya karena dari hasil kerjanya dia sudah dapat membeli rumah
sendiri dan membahagiakan keluarganya khususnya anaknya. Dalam pekerjaan pasien mengatakan
dia sering diandalkan oleh bosnya untuk menangani perusahaan saat bosnya tidak ada.
6) Adakah nilai-nilai yang dianut dalam agama yang menguatkan diri dalam menghadapi kesulitan
hidup
Dalam kesulitan hidup yang pasien alami sekarang yaitu sedang sakit nilai agama yang
menguatkannya yaitu dalam Islam diajarkan bahwa jika pasien sabar dan tidak mengeluh saat sakit
maka dosa-dosanya sebelumnya akan digugurkan.
7) Adakah nilai-nilai yang dianut dalam agama yang membuat diri menjadi tertekan
Tidak ada
8) Adakah norma-norma sosial yang membuat diri menjadi tertekan
Tidak ada
9) Apakah tuntutan perekonomian keluarga kerap kali membuat anda merasa tertekan
Pasien mengatakan biasanya tidak ada tapi untuk saat ini tuntutan untuk biaya rumah sakit lumayan
membuat pasien dan suaminya khawatir karena biayanya lumayan mahal sedangkan pasien tidak
menggunakan BPJS ataupun asuransi lainnya. Tapi pasien sudah mendapat dukungan dari
perusahaannya yaitu bosnya akan membayar setidaknya setengah dari biaya rumah sakit.
Analisa Data
Nama klien : Ny. F
Umur : 44 Thn
Data (Symptom)
No. Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)
(DO dan DS)
1. DS: Terpasang WSD dan ancaman pada Ansietas
 Pasien mengatakan sering status kesehatan saat ini
mengalami sulit tidur pada
malam hari karena jantung
terasa berdetak kencang
karena khawatir apakah bisa
sembuh atau tidak.
 Pasien merasa khawatir akan
kondisinya setelah WSD
dilepas apakah dapat
bernafas dengan baik atau
akan sesak lagi.
 Pasien juga terlihat belum
memakan makanannya saat
ditanya pasien mengatkan
tidak nafsu makan dan hanya
akan makan jika suaminya
sudah datang dan menemani
pasien maka
 Untuk menenangkan pasien
biasanya suami pasien
memijat atau mengelus-elus
tangan pasien sampai tertidur
 Pasien juga mulai berpikir
tentang bekas luka yang akan
timbul setelah selang WSD
dilepaskan. Pasien merasa
cemas dan tidak percaya diri
karena bekas luka berada
dekat payudara pasien.
 Pasien juga khawatir tidak
bisa jalan-jaln dan aktiv
seperti dulu lagi karena
setelah keluar rumah sakit
tidak bisa melakukan
kegiatan yang berat-berat.
 Pasien memiliki keinginan
untuk dapat sembuh dan
kembali beraktivitas dengan
normal seperti sebelumnya.
Pasien ingin dirinya kembali
bisa aktif seperti sebelumnya
baik dalam pekerjaan
maupun dalam aktivitas
sosialnya karena biasanya
pasien adalah orang yang
suka jalan-jalan dan
berolahraga dengan suami
dan teman-temannya.
 Untuk menghilangkan stress
pasien juga biasanya
meminta dipijat atau di usap-
usap tangannya sampai
tenang kadang-kadang pasien
juga suka menangis.
 Pasien memiliki trauma atau
takut untuk datang ke rumah
sakit karena dulu waktu
masih SMA pasien sempat
lama merawat ibunya di
rumah sakit dan ibunya
meninggal di rumah sakit.
 Pasien mengatakan tuntutan
untuk biaya rumah sakit
lumayan membuat pasien
dan suaminya khawatir
karena biayanya lumayan
mahal sedangkan pasien
tidak menggunakan BPJS
ataupun asuransi lainnya.
Tapi pasien sudah mendapat
dukungan dari
perusahaannya yaitu bosnya
akan membayar setidaknya
setengah dari biaya rumah
sakit.
DO:
 Saat pengkajian pasien
suudah terpasang WSD
selama 5 hari
 Kebutuhan harian pasien
masih memerlukan bantuan
orang lain karena terpasang
WSD
 Pemeriksaan tanda vital
pasien: tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 112
x/menit, pernafasan 22
x/menit dan suhu tubuh
360c.
 Selama pengkajian pasien
terlihat pucat
 Pasien terlihat gelisah
dengan terus memainkan
jarinya
 Pasien sering menghindari
kontak mata
 Pasien berbicara dengan
cepat
 Pada tanggal 4 Januari
pasien dilakukan CT
Thorax Non-Contras
dengan hasil adanya
pneumothorax kanan
dengan kolaps paru kanan.
2. DS: Perubahan persepsi diri Gangguan Citra Tubuh
 Saat duduk berat badan
pasien harus ditumpuh ke
sebelah kiri karena jika tidak
maka akan terasa nyeri
dengan skala 6 di tempat
pemasangan WSD
 Pasien mengalami perubahan
gambar diri dari sebelum dan
sesudah sakit karena pasien
merasa terganggu dengan
alat WSD yang terpasang
pada tubuhnya.
 Pasien juga mulai berpikir
tentang bekas luka yang akan
timbul setelah selang WSD
dilepaskan. Pasien merasa
cemas dan tidak percaya diri
karena bekas luka berada
dekat payudara pasien.
 Pasien juga khawatir tidak
bisa jalan-jaln dan aktiv
seperti dulu lagi karena
setelah keluar rumah sakit
tidak bisa melakukan
kegiatan yang berat-berat.
 Pasien memiliki keinginan
untuk dapat sembuh dan
kembali beraktivitas dengan
normal seperti sebelumnya.
Pasien ingin dirinya kembali
bisa aktif seperti sebelumnya
baik dalam pekerjaan
maupun dalam aktivitas
sosialnya karena biasanya
pasien adalah orang yang
suka jalan-jalan dan
berolahraga dengan suami
dan teman-temannya.
DO:
 Saat datang kerumah sakit
dan dilakukan pemeriksaan
pasien didiagnosa
pneumotoraks dextra.
 Saat pengkajian pasien
suudah terpasang WSD
selama 5 hari di lateral ICS
8 dextra.
 Kebutuhan harian pasien
masih memerlukan bantuan
orang lain karena terpasang
WSD
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama klien : Ny. F


Umur : 44 Tahun

1. Ansietas b.d terpasang WSD dan ancaman pada status kesehatan saat ini d.d klien merasa khawatir akan
sembuh atau tidak, cemas tentang bekas luka yang akan muncul, terlihat pucat, gelisah dan sulit tidur
2. Gangguan Citra Tubuh b.d Perubahan persepsi diri d.d klien merasa tidak percaya diri dengan luka yang
akan timbul setelah WSD dilepas karena luka berada di dekat payudara
RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Ansietas b.d Tujuan: 1. Monitor vital sign 1. Untuk melihat
terpasang WSD Setelah dilakukan pasien kondisi vital
dan ancaman pada tindakan selama 2. Identifikasi tingkat pasien dan apakah
status kesehatan 3x24 jam diharapkan kecemasan ada tanda-tanda
saat ini d.d klien ansietas pasien dapat 3. Bantu pasien ansietas seperti
merasa khawatir terkontrol dengan mengenal situasi yang TD, nadi dan
akan sembuh atau kriteria hasil: menimbulkan pernafasan yang
tidak, cemas  Mengidentifikasi kecemasan meningkat.
tentang bekas luka dan 4. Ajarkan pasien 2. Untuk mengetahui
yang akan mengungkapkan menggunakan teknik seberapa parah
muncul, terlihat gejala cemas relaksasi nafas dalam kecemasan yang
pucat, gelisah dan  Mengidentifikasi, dialami pasien dan
sulit tidur mengungkapkan dapat menentukan
dan intervensi untuk
menunjukkan menangani cemas
teknik untuk dengan tepat
mengontrol 3. Supaya pasien tahu
cemas hal yang dapat
 Vital sign dalam memicu cemas dan
batas normal dapat menghindari
Tekanan darah: hal tersebut
120/80 4. Untuk bisa
Nadi: 60- membantu
100x/meni mengurangi rasa
t cemas pasien
Pernafasan: 12-
20x/menit
Suhu: 36,5-37,5
 Ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
2. Gangguan Citra Tujuan: 1. Kaji secara verbal 1. Untuk melihat
Tubuh b.d Setelah dilakukan dan non-verbal bagaimana
Perubahan tindakan selama respon pasien persepsi pasien
persepsi diri d.d 3x24 jam diharapkan terhadap tubuhnya terhadap dirinya
klien merasa tidak persepsi diri pasien 2. Monitor frekuensi 2. Untuk mengetahui
percaya diri dapat kembali positif mengkritik dirinya tingkat
dengan luka yang dengan kriteria 3. Jelaskan tentang ketidakpuasan
akan timbul hasil: pengobatan, pasien terhadap
setelah WSD  Gambaran diri perawatan, kemajuan dirinya
dilepas karena positif dan prognosis 3. Supaya pasien
luka berada di  Mampu penyakit mengetahui
dekat payudara mengidentifikasi tentang situasi
kekuatan personal yang sedang
 Mempertahankan dihadapi
interksi sosial
IMPLEMENTASI

Tanggal Waktu No Implementasi dan Respon klien Nama jelas


Diagnosa
Kep
12
Januari 08:00 1. Memonitor Vital Sign pasien, tekanan darah
2021 pasien 120/70 mmHg, nadi 112x/menit,
pernafasan 22x/menit, suhu 360c. Lisa

1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien,


08:05 pasien mengatakan cemas apakah bisa sembuh
atau tidak, merasa khawatir nanti jika WSD
sudah dilepas apakah dapat bernafas normal atau
akan sesak lagi, merasa cemas tentang luka
yang akan timbul setelah WSD dilepas. Pasien
mengatakan sulit tidur kemarin malam karena
cemas memikirkan bisa sembuh atau tidak dan Lisa
jantung terasa berdetak kencang, pasien terlihat
pucat selama pengkajian, pasien terlihat gelisah
selalu memainkan jarinya selama berbicara,
menghindari kontak mata dan berbicara dengan
cepat. Pasien ada pada tingkat kecemasan
sedang.

08:15 2. Mengkaji secara verbal dan non-verbal respon


pasien terhadap tubuhnya, pasien merasa tidak
percaya diri dengan luka yang akan timbul nanti
setelah WSD dilepas karena berada dekat
payudara. Pasien terlihat kurang nyaman saat di Lisa
bantu untuk di mandikan di bed dan terlihat
sering melindungi area pemasangan WSD
dengan tangan

08:30 1. Membantu pasien mengenal situasi yang


menimbulkan kecemasan, pasien mengatakan
akan mulai cemas jika memikirkan hal-hal yang
belum terjadi seperti apakah akan sembuh atau
tidak. Betha

08:40 2. Memonitor frekuensi pasien mengkritik dirinya,


selama 40 menit berbincang-bncang dengan
pasien dari 08:00-08:40 pasien terdengar dua
kali mengkritik dirinya sendiri yaitu mengkritik
dirinya yang nantinya meras tidak percaya diri
dengan bekas luka yang akan muncul dan
mengkritik dirinya yang tidak bisa lagi
melakukan aktivitas berat setelah keluar rumah
sakit jadi tidak bisa lagi aktiv seperti diri pasien
yang dulu yang sering jalan-jalan dan
berolahraga dengan teman-teman dan suaminya. Betha
12:30 1. Mengajarkan pasien menggunakan teknik
relaksasi nafas dalam, pasien kooperatif dan
sangat tertarik untuk belajar teknik ini. Pasien
mengatakan ingin mencoba menggunakan teknik
ini nanti malam sebelum tidur agar tidak cemas
seperti malam sebelumnya. Lisa

08:00 1. Memonitor Vital sign pasien, tekan darah 120/80


13 mmHg, nadi 88x/menit, pernafasan 20x/ menit,
Januari suhu 36,50c Lisa
2021 08:05 1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien,
pasien mengatakan rasa cemasnya sudah mulai
berkurang. Pasien mengatakan kemarin malam
masih sempat terpikir tentang kondisinya setelah
keluar rumah sakit tapi pasien dan suaminya
mencoba menerapkan teknik relaksasi nafas
dalam dan pasien jadinya tidak kesulitan tidur
lagi, pasien juga sudah tidak khawatir tentang
bekas luka yang akan muncul setelah WSD di
lepas karena setelah menceritakan hal tersebut
pada suaminya ternyata suami pasien merespon
dengan baik menurut suami pasien kesehatan
pasien yang lebih penting, bekas luka tidak akan
mempengaruhi rasa sayang suami pasien kepada
pasien. Lisa

08:10 2. Mengkaji secara verbal dan non-verbal respon


pasien terhadap tubuhnya, pasien mengatakan
sudah tidak merasa tidak percaya diri lagi dan
lebih bersyukur lagi karena sejak tadi malam
WSD pasien sudah di coba untuk di matikan
untuk melihat apakah WSD sudah bisa dilepas
atau belum. Pasien sudah tidak sabar ingin
WSDnya cepat di lepas agar supaya bisa
melakukan kebutuhan hariannya sendiri. Betha
08:30 2 Memonitor frekuensi pasien mengkritik dirinya,
selama berada di ruangan pasien tidak pernah
mendengar pasien mengkritik dirinya lagi dan
setelah di tanyakan adakah keluhan pasien
tentang dirinya pasien menjawab pasien
sekarang sudah lebih bersyukur karena ada
perbaikan dalam dirinya dan tidak mau
mengeluh lagi tapi akan mengintrospeksi diri
jadi apa yang sebelum sakit yang dilakukan
pasien yang tidak abaik setelah sakit harus
dirubah menjadi lebih baik seperti kebiasaan
pasien membentak saat marah pasien akan
mencoba untuk mengurangi kebiasaan tersebut
dengan mencoba untuk melampiaskan amarah
pada tulisan. Betha
09:00 2. Bersama perawat ruangan menjelaskan tentang
pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis
penyakit, pasien merasa senang mendengar
bahwa kemajuan pasien sangat baik setelah di
coba di matikan WSDnya dan di lakukan CT
thorax paru pasien tidak kolaps lagi dapat
mengembang dengan baik. Betha

EVALUASI

No Diagnosa Tanggal/ SOAP Nama Jelas


Keperawatan Jam
1. 13 S:
Januari  Pasien mengatakan rasa cemasnya sudah
2021 / berkurang, jantung sudah tidak terasa
12:30 berdetak kencang
 Hanya saja pasien masih merasa sedikit
khawatir saat nanti WSD dilepas apakah
akan sesak lagi atau tidak
O:
 TD: 120/80 mmHg, nadi 80x/menit,
pernafasan 20 x/ menit, suhu 35, 90c
 Sudah ada kontak mata saat berbicara tapi
masih beberapa kali menghindari kontak
mata saat membicarakan tentang WSD yang
akan dilepas
A: Masalah ansietas pasien belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi
 Monitor vital sign pasien
 Identifikasi tingkat kecemasan
 Ajarkan pasien menggunakan teknik
relaksasi nafas dalam Lisa
2. 13
Januari S:
2021 /  Pasien sudah tidak merasa tidak percaya diri
12:45 lagi karena suami pasien memberikan
dukungan yang baik ke pada pasien
 Pasien merasa senang karena mengetahui
perkembangan dirinya yang baik dan
kemungkinan WSD sebentar lagi akan
dilepas
 Pasien juga mengatakan tidak akan
mengeluh lagi tentang dirinya tapi akan
lebih bersyukur dan introspeksi diri untuk
menjadi lebih baik lagi setelah sembuh
O:
 Wajah pasien terlihat bahagia
 Pasien sudah tidak melindungi area
pemasangan WSD dengan tangannya lagi
A: Masalah ganggaun citra tubuh pasien sudah
teratasi
P: Intervensi dihentikan
Betha

Anda mungkin juga menyukai