Oleh :
Kelompok 4
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
I
PENDAHULUAN
Hijauan makanan ternak bersumber dari padang rumput alam atau dengan
dipengaruhi oleh kondisi ekologi dan iklim didalam suatu wilayah. Ketersediaan
hijaun pakan ternak diIndonesia tidak tersedia sepanjang tahun dan hal ini
sebagai penghasil daging dan susu dengan pakan utamanya hijauan memiliki
pakan ternak tidak sampai kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat
sebagai padang pengembalaan dan integrasi ternak terhadap. Salah satunya ladang
seperti kebanyakan padang rumput alam maka produksi ternak juga tidak dapat
suatu pemanfaatan ladang pastura sebagai hijauan pakan ternak yang dimana
produksi atau ketersediaan pakan hijauan tersebut akan sangat dipengaruhi oleh
musim.
TINJAUAN PUSTAKA
ditumbuhi tanaman pakan ternak yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam
merupakan suatu areal atau daerah padangan yang ditumbuhi berbagai jenis
rumput dan legum untuk makanan ternak yang tersedia kebutuhannya baik
leguminosa.
mendukung efiseinsi tenaga kerja dalam budidaya ternak (Tandi, 2010). Hijauan
Makanan Ternak atau HMT adalah hijauan atau rumpu-rumputan yang memiliki
angka kecukupan gizi yang tepat untuk ternak ruminansia, tidak semua rumput
2003).
ternak, sehingga kebutuhan hijauan rumput terpenuhi dengan cukup dalam satu
tahun. Produksi hijauan makanan ternak dan kapasitas tampung pada lahan
kemampuan padang rumput dalam menampung ternak atau jumlah ternak yang
tanah, baik oleh manusia ataupun oleh renggutan hewan. Faktor yang perlu
makan pada berbagai lokasi bagian tanaman seperti daun, batang, ranting, kulit
pohon, tunas, bunga, buah, biji, akar dan umbi. Serangan hama ulat mampu
PEMBAHASAN
ermukaan tanah, pad aproses ini tanaman kehilangan daun dan sebagian dari
batang (Susetyo, 1980). defoliasi yang baik dengan mengadakan masa istirahat
guna memberi kesempatan agar tanaman dapat tumbuh kembali (McIlroy, 1976).
dalam akar cukup tersedia untuk pertumbuhan kembali. (Haryadi, 1996). Faktor
yang perlu diperhatikan adalam defoliasi adalah umur tanaman, interval dan tinggi
waktu defoliasi yang singkat akan mempengaruhi "regrowth" dari tanaman dan
waktu defoliasi yang lama dapat menyebabkan peningkatan bobot batang tanaman
(Setyati, 1979). menurut Kristanto dan Karno (1991) bahwa tinggi pemotongan
berumur relatif muda akan menghasilkan rasio yang lebih besar antara daun
batang.
Paddock
1 2 3
keras pada paddock 3 yang cepat menghabiskan tillers pada lahan. Meskipun pada
Kemungkinan defoliasi dari suatu jenis anakan (tillers) dan daun muda
akan lebih mudah dibandingkan dengan daun-daun yang lebih tua, hal ini
disebabkan karena posisi daun muda berada pada bagian atas dari lahan
daun karena daun yang baru tumbuh merupakan pemberi kontribusi energi
defoliasi bagi daun atau bagian dari daun yang telah berhenti memanjang akan
mengalahkan oleh daun yang lebih muda, dan karena hal tersebut akan segera
menjangkau taraf dimana ternak enggan makan rumput lengkap jika diarahkan.
rumputan, leguminosa, dan jenis hijauan lainnya dapat tumbuh pada suatu padang
(1997; 2005a; 2005b) yang menyatakan bahwa hijauan pakan yang berkualitas
tertentu pada umur muda serta merangsang terjadinya proses pertumbuhan yang
optimal.
oleh berbagai faktor lingkungan. Hal ini dijelaskan oleh Whiteman (1980),
iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi hijauan atau tanaman
makanan ternak adalah radiasi, panjang hari, suhu, kelembaban dan curah hujan.
4
dan ionisasi. Dari semua faktor yang mempengaruhi klimat temperatur dan curah
hujan adalah yang terpenting. Pada prakteknya, curah hujan efektif yaitu jumlah
air hujan yang tersedia bagi tumbuh-tumbuhan adalah indeks yang lebih penting
dibanding curah hujan total. Stres klimat terhadap ternak di daerah tropik sangat
mencolok. Secara umum dapat mempengaruhi kondisi dan pola hidup ternak. Di
dapat tersedia spanjang tahun. Pada prakteknya, curah hujan efektif yaitu jumlah
air hujan yang tersedia bagi tumbuh-tumbuhan adalah indeks yang lebih penting
bahwa areal lokasi padang penggembalaan ini secara umum perlu ditangani atau
berkompetisi untuk mendapatkan space atau ruangan maupun unsur hara dalam
tanah. Apalagi proporsi legum yang ada juga besarannya dibawah 20%.
Gulma yang terdapat pada dataran tinggi relatif berbeda dengan yang
tumbuh di daerah dataran rendah. Pada daerah yang tinggi terlihat adanya
biasanya tidak begitu besar. Hal yang sebaliknya terjadi pada daerah rendah yakni
jumlah individu sangat melimpah, tetapi jumlah jenis yang ada tidak begitu
banyak.
membentuk rumpun, memiliki sistem perakaran yang kuat sehingga tahan injakan
membentuk tanaman baru yang cepat menyebar jika mengalami pemotongan baik
kambing dan domba. Ketersedian rumput atau hijauan makanan ternak erat
kaitannya dengan tingkat produksi dari ternak tersebut. Secara umum hijauan
makanan ternak yang diberikan pada ternak dibagi menjadi dua macam, yaitu
secara sempurna. Pemberian pupuk yang cukup merupakan hal yang penting
karena tidak semua mineral yang dibutuhkan oleh tanaman tersedia dalam tanah,
sehingga perlu adanya pemberian zat tambahan dengan dosis yang tepat.
persyaratan tumbuh tersebut meliputi kebutuhan cahaya, nutrisi, air, CO 2, dan gas-
gas lainnya.
rumput adalah dengan vegetatif, transisi, dan reproduktif. Fase vegetatif, batang
sebagian besar terdiri atas helaian daun. Leher helaian daun tetap terletak di dasar
sebagai respon terhadap temperatur dan panjang hari kritis, meristem apikal secara
gradual berubah dari tunas vegetatif menjadi tunas bunga. Hal ini disebut induksi
pembungaan. Fase perubahan ini disebut dengan fase transisi. Selama fase transisi
6
helaian daun mulai memanjang. Internodus kulmus juga mulai memanjang. Fase
semak, tipe berkas, batang bersifat tegak atau decumbent, serambling, dan roset.
Tipe semak yaitu sebuah tangkai sentral dengan cabang-cabang samping muncul
sepanjang batang utama dengan cabang aksiler, Tipe berkas yaitu sebuah tangkai
yang darinya muncul beberapa batang dan tunas baru sehingga sulit
banyak tanaman yang merambat tumbuh memanjat dan malingkari obyek yang
dibudidayakan sebagai pakan untuk ternak. Berat yang dimiliki oleh rumput gajah
lebih rendah daripada rumput raja. Intensitas pemotongan yang umum dilakukan
untuk rumput gajah yaitu ruas ketiga dari pangkal batang. Interval pemotongan
pada umumnya 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim
tanah juga merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting dan dapat di
terdiri dari 3 fase yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan organik), cairan
dan gas disamping jasad-jasad, yang karena pengaruh berbagai macam faktor
berbagai hasil perubah yang memiliki ciri-ciri morfologis yang khas, sehingga
2001).
manfaat seperti sebagai bahan pakan untuk semua makhluk hidup dan berguna
bagi tubuh makhluk hidup. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT (Q.S. An-
Terjemahnya:
Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan
tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma
(Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
[Al-An'aam:99]
tumbuhan itu merupakan kekuasaan Allah SWT yang memiliki berbagai manfaat
dengan air hujan yang diturunkan Allah SWT ke bumi sebagai bentuk kekuasaan-
Nya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa hijauan adalah pakan alami terbaik untuk
ternak dalam hal keekonomisan harga. Hijauan makanan ternak secara umum
lebih sering dibicarakan hanya sebagai bahan pakan sumber serat kasar bagi
ternak jenis ruminansia seperti Sapi, Kambing dan Domba. Padahal sejatinya
fungsi hijauan jauh lebih banyak daripada hanya sekedar pakan sumber serat
kasar. Hijauan pakan ternak secara sederhana merupakan bagian tanaman selain
biji-bijian yang dapat dikonsumsi ternak secara aman dan berkelanjutan atau yang
dipanen untuk pakan. Istilah hijauan diambil dari penampakan fisik bagian
tanaman segar yang berwarna hijau. Istilah hijauan pakan dalam penggunaannya
menjadi lebih luas tidak terbatas pada bahan asal tanaman yang segar, namun juga
meliputi jerami, bahan asal tanaman yang sudah diawetkan baik kering (hay)
dan fungsi rumen. Keberadaan serat dalam hijauan pakan (selulosa dan
dengan mineral serta protein (terutama dari legum) merupakan sumber N bagi
Hijauan pakan memiliki peran penting dalam menjaga mutu produk ternak
melalui kandungan beta caroten, vitamin E, tanin, saponin, xantofil dan senyawa
sekunder lain yang memiliki efek herbal, anti oksidan atau anti kualitas yang
kandungan conjugated linole acid (CLA) pada daging dan asam lemak pada susu
lebih tinggi serta trans fatty acid (TFA) susu lebih rendah sehingga produk lebih
Australia (99.96 juta ha) atau Mongolia (88.73 juta ha). Luasan padang
terjadi secara alami melalui reforestasi di beberapa daerah, invasi gulma, dan
sebagian hara dikembalikan lagi dalam pastura baik yang berupa kotoran ternak
maupun bagian tanaman yang tidak terkonsumsi ternak. Oleh karena itu arah dari
yang mengarah pada penggalian potensi untuk mengoptimalkan kelebihan ini dan
tanah (bagian aerial) baik dengan sistem cut and carry atau dengan perenggutan
Umumnya kadar protein akan turun sesuai dengan meningkatnya umur tanaman
saat pemotongan hijauan sangat erat hubungannya dengan daya cerna dan
konsumsi oleh ternak yang memakannya. Tiga faktor tersebut yaitu kandungan
nutrisi, daya cerna serta jumlah konsumsi sangat menentukan produksi ternak.
Pada kelompok leguminosa maupun rumput, ketiga faktor tersebut pada umumnya
antar spesies dalam kelompok tanaman tersebut juga menunjukan variasi. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa kualitas hijauan di pastura selain dipengaruhi
dalam praktek berarti hijauan harus lebih sering dipotong (defoliasi) agar
pertanaman selalu dalam keadaan muda. Pertanyaan yang timbul adalah seberapa
jauh ulangan defoliasi pada umur muda tersebut mempengaruhi produksi dan
yang dilaporkan Susetyo (1978) pengaruh interval defoliasi baik pada leguminosa
pertanamanan dalam kondisi muda untuk mendapatkan nilai gizi yang tinggi
dengan jalan mengatur interval defoliasi pendek akan menurunkan produksi bahan
kering, sebagai akibatnya jumlah ternak yang dapat dipelihara juga menurun..
maka sebagai konsekuensinya produksi menjadi rendah, oleh karena itu sebaiknya
defoliasi dilakukan pada akhir fase vegetatip (perpindahan dari fase vegetatif ke
karbohidrat ini dirombak oleh enzim-enzim tertentu menjadi energi yang akan
ternak yang merenggut hijauan di padangan terlalu besar dan tidak seimbang
dengan luas padangan yang tersedia, maka semakin besar ulangan perenggutan
12
menjadi berkurang. Namun demikian fenomena ini tidak berlaku untuk semua
semakin banyak, namun ketegaran tanaman ini pada umur muda bekurang karena
pemberian waktu yang cukup bagi tanaman untuk regrowth, maka akan terjadi
namun curah hujan atau ketersediaan air tanah mempunyai pengaruh yang besar
di lapangan, pada musim hujan pemanenen dapat dilakukan pada umur muda
sedangkan pada musim kemarau umur panen harus ditunda lebih lama.
13
negara 4 musim, produksi rumput penggembalaan pada musim semi lebih tinggi
Pertumbuhan yang aktif terlihat pada suhu 5-6 oC pada perennial ryegrass,
pertumbuhan clover lebih lambat daripada rumput saat musim semi. Tetapi clover
rumput – rumputan.
sebagai berikut:
1) Air
Air berfungsi untuk fotosintesis, penguapan, pelarut zat hara dari atas
2) Intensitas Sinar
intensitas sinar yang jatuh pada tanaman selain yang ada di bawah
4) Kekompakan tanah
berakibat mengurangi aerasi akar dan daya tembus air (Susetyo et al.,
relatif besar. Jika kandungan ini cukup besar dan seimbang dalam
jumlah besar.
5) Inokulasi
6) Temperatur
kecepatan absorbsi air dan nutrien. Jadi hanya tanaman yang dapat
7) Angin
mekanis.
8) Curah Hujan
subtropik.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Crowder LV & HR Chheda. 1982. Tropical Grassland Husbandry. Longman.
London and New York.
Rinaldi, R., B. Hairul., dan Manfarizah. 2012. Bahaya Erosi dan Upaya
Konservasi Padang Penggembalaan Sapi di Aceh Besar. Jurnal
Manajemen Sumber Daya Lahan. 1 (2): 136-145.