BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serangga sebagai hama tanaman perlu dikendalikan untuk tidak menimbulkan
kerusakan yang berdampak pada turunnya produktivitas[1]. Pengendalian hama harus
mengikuti konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Pengendalian hama tanaman
secara terpadu (PHT) [2]. Semakin banyak tempat dengan berbagai ekosistem maka
terdapat jenis serangga yang beragam. Serangga yang berperan sebagai pemakan
tanaman disebut hama, tetapi tidak semua serangga berbahaya bagi tanaman. Ada
juga serangga berguna seperti serangga penyerbuk, pemakan bangkai, predator dan
parasitoid [3]. Keanekaragaman hayati serangga berpengaruh terhadap kuantitas dan
kualitas produk yang dihasilkan. Pada ekosistem alami, umumnya telah terjadi
kestabilan populasi hama dan musuh alaminya sehingga keberadaan serangga hama
pada pertanaman tidak lagi merugikan[4].
Parasitoid yaitu suatu organisme yang digunakan dalam pengendalian hayati
yang memanfaatkan serangga yang bersifat parasite. Parasitoid merupakan serangga
yang stadia pradewasanya menjadi parasite di dalam atau di luar tubuh serangga,
sedangkan imago nya hidup bebas mencari makanannya [5]. Parasitoid dapat
digunakan sebagai musuh alami yang penting untuk mengendalikan hama tanaman
dan bertindak sebagai spesies kunci pada beberapa ekosistem [6]. Parasitoid dapat
mengendalikan hama secara spesifik dan populasinya di lapangan termasuk cukup
tinggi. Parasite ini banyak ditemukan pada Ordo Diptera dan Ordo Hymenoptera.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum identifikasi parasitoid ini yaitu melakukan
identifikasi parasitoid yang berperan dalam memparasit telur, larva, nimfa, pupa dan
imago.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada umumnya parasitoid merupakan serangga yang kecil, 6 ordo serangga
sebagai parasitoid yaitu Hymenoptera, Diptera, Coleoptera, Lepidoptera, Neuroptera
dan Strepsiptera. Ordo Diptera dan Hymenoptera merupakan serangga parasitoid
yang paling penting mengingat banyaknya family dari ordo ini yang berperan sebagai
parasitoid [7]. Beberapa family parasitoid yang termasuk ke dalam ordo Hymenoptera
diantaranya yaitu Branconidae, Ichneumonidae dan beberapa serangga yang termasuk
ke dalam family Chalcidoidae. Sedangkan family parasitoid dari ordo Diptera yang
paling penting adalah yaitu family Tachinidae [8].
Umumnya serangga parasitoid berukuran lebih kecil dari inangnya. Serangga
parasitoid secara perlahan akan membunuh inang, dengan cara menghisap cairan
tubuh inang. Parasitoid dapat mencapai fase dewasa hanya dengan memerlukan satu
inang [9]. Serangga parasitoid merupakan serangga yang selama tahap pradewasanya
hidup sebagai parasit diluar maupun di dalam tubuh serangga lain. Endoparasitoid
merupakan parasite yang menyerang atau semasa hidupnya itu berada di dalam tubuh
inang. Sedangkan ektoparasitoid merupakan parasite yang menyerang atau hidup di
bagian luar inang.
Parasitoid juga dapat menyerang hama pada fase telur, nimfa, pupa, dan
imago. Fase yang mudah ditemukan dan mudah di parasiti oleh parasitoid yaitu pada
fase telur. Parasitoid telur sebagai agen pengendalian hayati saat ini mendapat
perhatian yang serius terutama dalam kaitannya dengan pengembangan teknologi
alternatif pengendalian hama [10].
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Gambar 4.1.1 Parasitoid Dari Ordo Diptera, Gambar A. Ordo Diptera : Chloropidae,
(doi:10.15294/biosaintifika.v6i1.2928)
4.1.2 Parasitoid Dari Ordo Hymenoptera
A
B
C
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum identifikasi parasitoid ini yaitu Pada
morfologi Hymenoptera : Ceraphronidae, Famili ini memarasit serangga Plutella sp.
yang memarasit pada bagian larva. Ciri-cirinya yaitu memiliki ukuran tubuh ± 5mm,
memiliki abdomen yang panjang dan ramping, berwarna hitam dan garis-garis
berwarna kuning dan memiliki ovipositor yang panjang yang digunakan untuk
menusukkan ke larva dan memasukkan telur parasitnya. Morfologi Ichneumonidae
ini hampir sama dengan family Ceraphronidae yang mana memiliki ukuran tubuh ± 7
mm memiliki abdomen yang panjang dan ramping, berwarna hitam dan garis-garis
berwarna putih dan memiliki ovipositor yang panjang yang digunakan untuk
menusukkan ke larva dan memasukkan telur parasitnya. Family Trichorammatidae
yaitu memiliki ciri ukurannya kecil ± 0,75 mm, matanya berwarna merah, abdomen
nya berwarna kuning transparan dan sering memarasit pada fase telur.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum identifikasi parasitoid ini yaitu apabila ingin
mencari parasitoid ini haruslah dilakukan pada pagi hari. Karena, pada saat pagi hari
serangga ini belum aktif bergerak, dan populasinya juga banyak pada daun tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Rut Normasari, “Keragaman Arthropoda pada Lima Habitat dengan Vegetasi
Beragam,” J. Ilm. Unklab, vol. 16, no. 1, pp. 41–50, 2012.
[2] D. Wahyuno, “Peran pht, pertanian organik dan biopestisida menuju pertanian
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,” no. 3, pp. 25–34, 2013.
[3] A. S. Siregar, D. Bakti, and F. Zahara, “Keanekaragaman Jenis Serangga Di
Berbagai Tipe Lahan Sawah,” vol. 2, no. 2337, pp. 1640–1647, 2014.
[4] L. P. A. Roza Anugraha Wiranata, Toto Himawan, “identifikasi arthropoda
hama dan musuh alami pada gudang beras perum bulog dan gudang gabah
mitra kerja di kabupaten jember,” vol. 1, pp. 52–57, 2013.
[5] R. Utami, H. Purnomo, and Purwatiningsih, “Keanekaragaman Hayati
Serangga Parasitoid Kutu Kebul (Bemisia Tabaci Genn) dan Kutu Daun
(Aphid Spp.) pada Tanaman Kedelai Parasitoid Diversity of Whitefly and
Aphid of Soybean,” J. ILMU DASAR, vol. 15, no. 2, pp. 81–89, 2014.
[6] H. D. Pebrianti, N. Maryana, and I. W. Winasa, “Keanekaragaman Parasitoid
Dan Artropoda Predator Pada Pertanaman Kelapa Sawit Dan Padi Sawah Di
Cindali, Kabupaten Bogor,” J. Hama Dan Penyakit Tumbuh. Trop., vol. 16,
no. 2, p. 138, 2016, doi: 10.23960/j.hptt.216138-146.
[7] D. Meidalima, “Parasitoid Hama Penggerek Batang dan Pucuk Tebu di Cinta
Manis, Ogan Ilir Sumatera Selatan,” Biosaintifika J. Biol. Biol. Educ., vol. 6,
no. 1, pp. 1–7, 2014, doi: 10.15294/biosaintifika.v6i1.2928.
[8] C. Mulyani and M. Heviyanti, “Eksplorasi Musuh Alami ( Predator Dan
Parasitoid ) Hama Tanaman Padi ( Oryza Sativa , L .) Di Kabupaten Aceh
Timur,” no. November, pp. 364–378, 2017.
[9] E. Junaedi, M. Yunus, and Hasriyanty, “Jenis Dan Tingkat Parasitasi
Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga Innotata Walker),”
e-J. Agrotekbis, vol. 4, no. 3, pp. 280–287, 2016.
[10] B. Supeno, Tarmizi, Meidiwarman, and H. Haryanto, “Keragaman Parasitoid
Yang Berasosiasi Dengan Telur Hama Baru Spodoptera frugiperda Di Pulau
Lombok,” vol. 3, pp. 9–10, 2021.