Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

PENGENDALIAN HAYATI DAN PENGELOLAAN HABITAT

Nama : Iwan Gunawan Hari/Tanggal : Jum’at, 26 Februari 2021


Nim : 05081281823020 Asisten : 1. Rahmad Fadli
Prodi : Proteksi Tanaman 2. Anggit Cahyani
Judul : Identifikasi Parasitoid

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serangga sebagai hama tanaman perlu dikendalikan untuk tidak menimbulkan
kerusakan yang berdampak pada turunnya produktivitas[1]. Pengendalian hama harus
mengikuti konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Pengendalian hama tanaman
secara terpadu (PHT) [2]. Semakin banyak tempat dengan berbagai ekosistem maka
terdapat jenis serangga yang beragam. Serangga yang berperan sebagai pemakan
tanaman disebut hama, tetapi tidak semua serangga berbahaya bagi tanaman. Ada
juga serangga berguna seperti serangga penyerbuk, pemakan bangkai, predator dan
parasitoid [3]. Keanekaragaman hayati serangga berpengaruh terhadap kuantitas dan
kualitas produk yang dihasilkan. Pada ekosistem alami, umumnya telah terjadi
kestabilan populasi hama dan musuh alaminya sehingga keberadaan serangga hama
pada pertanaman tidak lagi merugikan[4].
Parasitoid yaitu suatu organisme yang digunakan dalam pengendalian hayati
yang memanfaatkan serangga yang bersifat parasite. Parasitoid merupakan serangga
yang stadia pradewasanya menjadi parasite di dalam atau di luar tubuh serangga,
sedangkan imago nya hidup bebas mencari makanannya [5]. Parasitoid dapat
digunakan sebagai musuh alami yang penting untuk mengendalikan hama tanaman
dan bertindak sebagai spesies kunci pada beberapa ekosistem [6]. Parasitoid dapat
mengendalikan hama secara spesifik dan populasinya di lapangan termasuk cukup
tinggi. Parasite ini banyak ditemukan pada Ordo Diptera dan Ordo Hymenoptera.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum identifikasi parasitoid ini yaitu melakukan
identifikasi parasitoid yang berperan dalam memparasit telur, larva, nimfa, pupa dan
imago.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada umumnya parasitoid merupakan serangga yang kecil, 6 ordo serangga
sebagai parasitoid yaitu Hymenoptera, Diptera, Coleoptera, Lepidoptera, Neuroptera
dan Strepsiptera. Ordo Diptera dan Hymenoptera merupakan serangga parasitoid
yang paling penting mengingat banyaknya family dari ordo ini yang berperan sebagai
parasitoid [7]. Beberapa family parasitoid yang termasuk ke dalam ordo Hymenoptera
diantaranya yaitu Branconidae, Ichneumonidae dan beberapa serangga yang termasuk
ke dalam family Chalcidoidae. Sedangkan family parasitoid dari ordo Diptera yang
paling penting adalah yaitu family Tachinidae [8].
Umumnya serangga parasitoid berukuran lebih kecil dari inangnya. Serangga
parasitoid secara perlahan akan membunuh inang, dengan cara menghisap cairan
tubuh inang. Parasitoid dapat mencapai fase dewasa hanya dengan memerlukan satu
inang [9]. Serangga parasitoid merupakan serangga yang selama tahap pradewasanya
hidup sebagai parasit diluar maupun di dalam tubuh serangga lain. Endoparasitoid
merupakan parasite yang menyerang atau semasa hidupnya itu berada di dalam tubuh
inang. Sedangkan ektoparasitoid merupakan parasite yang menyerang atau hidup di
bagian luar inang.
Parasitoid juga dapat menyerang hama pada fase telur, nimfa, pupa, dan
imago. Fase yang mudah ditemukan dan mudah di parasiti oleh parasitoid yaitu pada
fase telur. Parasitoid telur sebagai agen pengendalian hayati saat ini mendapat
perhatian yang serius terutama dalam kaitannya dengan pengembangan teknologi
alternatif pengendalian hama [10].
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum identifikasi parasitoid ini dilaksanakan Pada hari Jum’at, 26
Februari 2021. Di Perumahan Griya Sejahtera, Kecamatan Indralaya Utara,
Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum identifikasi parasitoid ini yaitu
sebagai berikut: 1). Alat Tulis, 2). Buku Identifikasi, 3). Jarum Suntik, 4). Kamera,
5). Kuas, dan 6). Makroskop.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi parasitoid yaitu
sebagai berikut: 1). Alkohol, dan 2). Serangga parasitoid yang telah didapat di
lapangan.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum identifikasi parasitoid ini yaitu sebagai
berikut:
1. Mahasiswa mencari parasitoid minimal 5 spesies yang berbeda.
2. Amati bentuk sayap, tungkai dan antena menggunakan mikroskop dan
gunakan literatur jurnal internasional sebagai pembanding (Gunakan camera
macro HP).
3. Identifikasi parasitoid masing-masing spesimen tersebut.
4. Dokumentasikan menggunakan kamera dan lampirkan dalam laporan.
5. Catat hasil dan lampirkan rujukan jurnal/web identifikasi (Foto spesies yang
di dapat dan gambar rujukan).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil pada paktikum identifikasi parasitoid ini yang di dapatkan
dilapangan yaitu sebagai berikut:
4.1.1 Parasitoid Dari Ordo Diptera
A

Gambar 4.1.1 Parasitoid Dari Ordo Diptera, Gambar A. Ordo Diptera : Chloropidae,
(doi:10.15294/biosaintifika.v6i1.2928)
4.1.2 Parasitoid Dari Ordo Hymenoptera
A

B
C

Gambar 4.1.2 Parasitoid Dari Ordo Hymenoptera, Gambar A. Ordo Hymenoptera :


Ceraphronidae, Gambar B. Ordo Hymenoptera : Ichneumonidae, Gambar C. Ordo
Hymenoptera : Pompilidae, Gambar D. Ordo Diptera : Trichorammatidae
(doi:10.15294/biosaintifika.v6i1.2928).
4.2 Pembahasan
Salah satu pengendalian hayati dibahas pada praktikum kali ini yaitu
identifikasi dari parasitoid. Pada pengendalian hama parasitoid merupakan salah satu
musuh alami pada hama yang dapat menurunkan populasi hama di lapangan.
Serangga parasitoid yang kami dapatkan pada praktikum kali ini yaitu dari Ordo
Diptera ada 1 family serta dari Ordo Hymenoptera ada 4 family. Dari Ordo Diptera
yaitu dari family Chloropidae. pada ordo Hymenoptera yaitu dari family
Ceraphronidae, family Ichneumonidae, family Pompilidae, family Trichorammatidae.
Morfologi dari Dari Ordo Diptera : Chloropidae yaitu berukuran kecil, warnanya
bervariasi ada yang warna hitam sampai keabu-abuan atau berwarna cerah hitam dan
kuning.
Pada morfologi Hymenoptera : Ceraphronidae, Famili ini memarasit serangga
Plutella sp. yang memarasit pada bagian larva. Ciri-cirinya yaitu memiliki ukuran
tubuh ± 5mm, memiliki abdomen yang panjang dan ramping, berwarna hitam dan
garis-garis berwarna kuning dan memiliki ovipositor yang panjang yang digunakan
untuk menusukkan ke larva dan memasukkan telur parasitnya.
Morfologi Ichneumonidae ini hampir sama dengan family Ceraphronidae
yang mana memiliki ukuran tubuh ± 7 mm memiliki abdomen yang panjang dan
ramping, berwarna hitam dan garis-garis berwarna putih dan memiliki ovipositor
yang panjang yang digunakan untuk menusukkan ke larva dan memasukkan telur
parasitnya.
Family Trichorammatidae yaitu memiliki ciri ukurannya kecil ± 0,75 mm,
matanya berwarna merah, abdomen nya berwarna kuning transparan dan sering
memarasit pada fase telur.
Dalam proses kehidupannya terdapat fase/tahapan dimana serangga parasitoid
tersebut hidup memparasit didalam tubuh inangnya. Serangga parasitoid yang didapat
memparasit telur dari inangnya. Aktifitas Serangga Parasitoid ini aktif pada saat pagi
hari, jadi disarankan apabila ingin mencari parasitoid harus dilakukan pada pagi hari,.
Karena, pada saat pagi hari serangga ini belum aktif untuk bergerak, sehingga
memudahkan kita untuk menangkap atau memotretnya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum identifikasi parasitoid ini yaitu Pada
morfologi Hymenoptera : Ceraphronidae, Famili ini memarasit serangga Plutella sp.
yang memarasit pada bagian larva. Ciri-cirinya yaitu memiliki ukuran tubuh ± 5mm,
memiliki abdomen yang panjang dan ramping, berwarna hitam dan garis-garis
berwarna kuning dan memiliki ovipositor yang panjang yang digunakan untuk
menusukkan ke larva dan memasukkan telur parasitnya. Morfologi Ichneumonidae
ini hampir sama dengan family Ceraphronidae yang mana memiliki ukuran tubuh ± 7
mm memiliki abdomen yang panjang dan ramping, berwarna hitam dan garis-garis
berwarna putih dan memiliki ovipositor yang panjang yang digunakan untuk
menusukkan ke larva dan memasukkan telur parasitnya. Family Trichorammatidae
yaitu memiliki ciri ukurannya kecil ± 0,75 mm, matanya berwarna merah, abdomen
nya berwarna kuning transparan dan sering memarasit pada fase telur.

5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum identifikasi parasitoid ini yaitu apabila ingin
mencari parasitoid ini haruslah dilakukan pada pagi hari. Karena, pada saat pagi hari
serangga ini belum aktif bergerak, dan populasinya juga banyak pada daun tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Rut Normasari, “Keragaman Arthropoda pada Lima Habitat dengan Vegetasi
Beragam,” J. Ilm. Unklab, vol. 16, no. 1, pp. 41–50, 2012.
[2] D. Wahyuno, “Peran pht, pertanian organik dan biopestisida menuju pertanian
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,” no. 3, pp. 25–34, 2013.
[3] A. S. Siregar, D. Bakti, and F. Zahara, “Keanekaragaman Jenis Serangga Di
Berbagai Tipe Lahan Sawah,” vol. 2, no. 2337, pp. 1640–1647, 2014.
[4] L. P. A. Roza Anugraha Wiranata, Toto Himawan, “identifikasi arthropoda
hama dan musuh alami pada gudang beras perum bulog dan gudang gabah
mitra kerja di kabupaten jember,” vol. 1, pp. 52–57, 2013.
[5] R. Utami, H. Purnomo, and Purwatiningsih, “Keanekaragaman Hayati
Serangga Parasitoid Kutu Kebul (Bemisia Tabaci Genn) dan Kutu Daun
(Aphid Spp.) pada Tanaman Kedelai Parasitoid Diversity of Whitefly and
Aphid of Soybean,” J. ILMU DASAR, vol. 15, no. 2, pp. 81–89, 2014.
[6] H. D. Pebrianti, N. Maryana, and I. W. Winasa, “Keanekaragaman Parasitoid
Dan Artropoda Predator Pada Pertanaman Kelapa Sawit Dan Padi Sawah Di
Cindali, Kabupaten Bogor,” J. Hama Dan Penyakit Tumbuh. Trop., vol. 16,
no. 2, p. 138, 2016, doi: 10.23960/j.hptt.216138-146.
[7] D. Meidalima, “Parasitoid Hama Penggerek Batang dan Pucuk Tebu di Cinta
Manis, Ogan Ilir Sumatera Selatan,” Biosaintifika J. Biol. Biol. Educ., vol. 6,
no. 1, pp. 1–7, 2014, doi: 10.15294/biosaintifika.v6i1.2928.
[8] C. Mulyani and M. Heviyanti, “Eksplorasi Musuh Alami ( Predator Dan
Parasitoid ) Hama Tanaman Padi ( Oryza Sativa , L .) Di Kabupaten Aceh
Timur,” no. November, pp. 364–378, 2017.
[9] E. Junaedi, M. Yunus, and Hasriyanty, “Jenis Dan Tingkat Parasitasi
Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga Innotata Walker),”
e-J. Agrotekbis, vol. 4, no. 3, pp. 280–287, 2016.
[10] B. Supeno, Tarmizi, Meidiwarman, and H. Haryanto, “Keragaman Parasitoid
Yang Berasosiasi Dengan Telur Hama Baru Spodoptera frugiperda Di Pulau
Lombok,” vol. 3, pp. 9–10, 2021.

Anda mungkin juga menyukai