PENDAHULUAN
Latar Belakang
Serangga merupakan salah satu ciptaan Tuhan yang memiliki kehidupan
unik, yang membuat kita semakin kagum akan kebesaran-Nya. Serangga termasuk
dalam kerajaan animalia yang mempunyai jumlah anggota terbesar yakni kurang
lebih 72 % dari total fauna (Daly et al 1978 dalam Putra, 1994). Kupukupu yang
termasuk ordo Lapidoptera, terdiri dari sekitar 20.000 spesies, merupakan salah
satu satwa yang telah dilindungi oleh pemerintah sejak tahun 1990 (bedasarkan
Surat KeputusanMenteri Pertanian No. 576/Kpts/Um/8/1980).
Kupukupu merupakan bagian dari kehidupan di alam, yang menyatu
dengan lingkunganya, tersebar di pinggir kota, pelosok pedesaan sampai di dalam
hutan. Kupukupu biasanya hidup pada habitat terestrial, namun komposisi
jenisnya bervariasi menurut kondisi habitat. Keanekaragaman jenis kupukupu
dan habitanya sangat luas dari dataran rendah hingga hutan pegunungan tinggi,
dari 02000 mdpl (Sihombing, 1999 dalam Tampubolon 2001).
Kupukupu merupakan hewan yang memiliki daya tarik tersendiri karena
memberikan unsur yang berbeda bagi setiap orang, contohnya unsur keindahan
yang membuat kepuasan tersendiri bagi orang ketika melihat kupukupu. Salah
satu yang menjadi daya tarik dari kupukupu dan memberikan kepuasan tersendiri
bagi seseorang adalah ketika kupukupu yang keluar dari kepompongnya dan
kepuasan ketika melihat berwarna-warni dari sayap kupukupu.
Kupukupu yang tersebar di Indonesia, salah satunya berada di Bogor, yaitu
di kampus Dramaga Insitut Pertanian Bogor (IPB). Kawasan kampus IPB
meskipun memiliki beberapa penangkaran kupukupu yang salah satunya di koin
IPB namun area kampus IPB Dramaga masih luas yaitu kurang lebih 267 hektar
dan masih banyak areaarea yang menjadi habitat dari berbagai jenis kupu-kupu.
Areaarea di kawasan kampus IPB Dramaga tersebut banyak gedung
gedung perkuliahan dan sampai sekarang telah mengalami perubahanperubahan
pembangun aninfrasruktur atau pembangunan gedung perkuliahan dan fasilitas
fasilitas yang sengaja dibuat untuk menunjang kebutuhan mahasiswa namun area
area di kawasan kampus IPB Dramaga merupakan habitat bagi kupukupu,
diharapkan dapat diketahui berbagai keanekaragaman jenis kupukupu di area
area tersebut dan menjadi kawasan yang keanekaragaman jenis kupukupunya
dapat terjaga secara lestari.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan khusus, yaitu :
1.Mempelajari keanekaragaman jenis kupukupu kampus IPB Dramaga
2.Mempelajari habitat kupukupu di area kampus IPB Dramaga
3.Mengidentifikasi Pemanfaatan habitat kupukupu di kampus IPB Dramaga
2
Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan pengetahuan tentang sumberdaya di kawasan kampus IPB
Dramaga khusunya tentang kupukupu dan habitatnya
2. Memberikan pengetahuan tentang keanekaragaman jenis kupukupu
kampus IPB Dramaga
3. Mendukung kelestarian kupukupu di kampus IPB Dramaga
3
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di Taman Rektorat Kampus IPB Dramaga,
Bogor. Penelitian dilaksanakan dengan tiga kali pengulangan. Dilakukan pada
pukul 08.00-11.00 WIB dan 15.00-17.00 WIB.
Bahan
HASIL PENELITIAN
Keragaman Jenis Kupu-kupu
Penelitian yang telah dilakukan sebanyak enam kali pengulangan
didapatkan 215 individu kupu-kupu. Jenis kupu-kupu yang didapat sebanyak 11
jenis, 7 jenis berasal dari family Nymphalidae, 3 jenis berasal dari family
Pieridae, dan 1 jenis berasal dari family Papilionidae. Penelitian dilakukan pada
pagi dan sore hari. Penelitian pagi didapatkan 132 individu, sedangkan pada
penelitian sore didapatkan 83 individu (Tabel 2.).
Tabel 2. Jumlah individu jenis di Taman Rektorat yang dapat diidentifikasi
Pengu Jumlah
Waktu Jenis Family
langan Individu
Eurema hecabe Pieridae 8
Leptosia nina Pieridae 8
1
Cepora nerissa Pieridae 2
Mycalesis horsfieldi Nymphalidae 16
Euploea sp. Nymphalidae 2
Eurema hecabe Pieridae 6
Leptosia nina Pieridae 5
2
Mycalesis horsfieldi Nymphalidae 23
Pagi Euploea sp. Nymphalidae 1
Junonia orithya Nymphalidae 1
Eurema hecabe Pieridae 18
Leptosia nina Pieridae 10
Cepora nerissa Pieridae 1
3 Mycalesis horsfieldi Nymphalidae 26
Euploea sp. Nymphalidae 3
Doleschallia bisaltide Nymphalidae 1
Pachliopta aristolochiae Papilionidae 1
Eurema hecabe Pieridae 3
Leptosia nina Pieridae 1
Sore 1
Mycalesis horsfieldi Nymphalidae 12
Euploea sp. Nymphalidae 1
Eurema hecabe Pieridae 8
2
Leptosia nina Pieridae 5
6
Berdasarkan tabel 2. jenis kupu-kupu dari family Pieridae ada tiga jenis.
Jenis kupu-kupu dari family Pieridae yang mendominasi adalah Eurema hecabe
sankapura dengan jumlah 49 individu. Sedangkan jenis yang paling sedikit adalah
Cepora nerissa dengan jumlah 3 individu.
Jenis kupu-kupu yang termasuk dalam family Nymphalidae ada tujuh
jenis. Jenis dari family Nymphalidae yang mendominasi adalah Mycalesis
horsfieldi horsfieldi dengan jumlah 115 individu. Jenis yang paling sedikit adalah
Junonia orithya leucasia yang hanya ditemukan satu kali.
Didapat juga satu jenis kupu-kupu dari family Papilionidae, yaitu
Pachliopta aristolochiae. Jenis ini hanya didapatkan satu individu
Kondisi Habitat
Kondisi habitat yang mempengaruhi keberadaan kupu-kupu selain
keberadaan jenis vegetasi pakan adalah kondisi lingkungan dari habitat tersebut,
seperti: udara yang tidak terpolusi, keberadaan sumber air bersih, jauh dari
keramaian atau aktivitas manusia dan intensitas sinar matahari yang cukup.
Kondisi lingkungan seperti itu sangat disukai oleh kupu-kupu untuk menempati
suatu habitat.
Tabel 3. Kondisi lokasi saat penelitian
Waktu Pengulangan Suhu (C) Kelembaban (%) Kondisi Cuaca
1 25-30 65-67 Cerah
Pagi 2 26-30 63-70 Cerah
3 26-28 73-80 Cerah
1 24-26 86-92 Mendung
Sore 2 26,5-29 89-93 Cerah
3 26-27 86-100 Mendung
Sumber air yang terdapat di lokasi penelitian berbentuk kolam air mancur
sebanyak tiga kolam dan genangan. Genangan terbentuk akibat turun hujan.
7
Selain air mancur dan genangan, sumber air terdekat lainnya adalah danau LSI
yang berjarak sekitar 20 meter dari lokasi penelitian.
Vegetasi yang ada di taman rektorat bervariasi, terdapat pohon, tumbuhan
berbunga, serta tumbuhan bawah. Pohon yang mendominasi adalah agatis
(Agathis dammara), trembesi (Albizia saman), dan sengon (Falcataria
moluccana). Kemudian untuk tumbuhan berbunga ada tumbuhan berbunga yang
sengaja ditanam, ada juga tanaman berbunga yang ditanam dalam pot.
Tumbuhan yang ditanam dalam pot tersebut sangat beragam jenisnya
karena merupakan tanaman hias koleksi milik Departemen ARL. Sedangkan
tumbuhan berbunga yang sengaja ditanam di taman rektorat di dominasi oleh
bunga asoka (Saraca indica), bunga nusa indah (Mussaenda pubescens), bunga
kertas (Bougainvillea spectabilis), dan bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea).
Taman Rektorat memiliki vegetasi yang cukup rapat disebelah kanan dan
kiri jalan utama. Sedangkan pada jalan utama hanya diperindah dengan tanaman-
tanaman hias dalam pot. Sehingga sinar matahari yang masuk di area ini tergolong
cukup banyak. Hanya di area dengan vegetasi yang cukup rapat sinar matahari
kurang, namun sinar matahari tersebut masih bisa sampai menyentuh tanah
melewati celah-celah tajuk.
Gangguan yang sering terjadi bersumber dari aktivitas manusia. Setiap
weekend taman rektorat ramai oleh pengunjung. Pengunjung tersebut datang
dengan beberapa alasan, seperti berfoto di koin IPB, olahraga, atau hanya sekedar
lewat. Tidak sedikit juga mahasiwa atau suatu komunitas yang melaksanakan
suatu acara di area ini.
8
PEMBAHASAN
Di dalam suatu ekosistem kupu-kupu memiliki peranan yang sangat
penting. Kupu-kupu membantu penyerbukan tanaman berbunga, sehingga proses
perbanyakan tumbuhan secara alamiah dapat berlangsung (Borror et al. 1992;
Peggie 2010). Secara ekologis, kupu-kupu berperan dalam menjaga keseimbangan
ekosistem dan membantu penyebaran tumbuhan, serta sebagai bioindikator
kualitas lingkungan karena kupu-kupu sangat sensitif terhadap perubahan
ekosistem (Achmad, 2002).
Penyebaran jenis kupu-kupu dibatasi oleh faktor-faktor geologi dan
ekologi yang cocok, sehingga terjadi perbedaan keragaman jenis kupu-kupu.
Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan iklim, musim, ketinggian tempat,
serta jenis makanannya (Amir & Kahono 2000).
Selain dalam hal tumbuhan inang dan pakan, keragaman kupu-kupu juga
sangat dipengaruhi oleh kondisi habitat. Baik dari komponen abiotik maupun
biotiknya. Komponen abiotik yang mempengaruhi antara lain iklim, tanah, air,
udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya, mineral, dan tingkat keasaman (Noor dan
Zen 2015).
Berdasarkan data, suhu lingkungan di Taman Rektorat Kampus IPB
Dramaga berkisar antara 24-30. Suhu lingkungan tersebut sesuai dengan Jumar
(1997) yang menyatakan bahwa suhu lingkungan yang efektif berkisar antara
15 sebagai suhu minimum, 25 sebagai suhu optimum, dan 45 sebagai suhu
maksimum. Di luar kisaran suhu tersebut, serangga akan mati kedinginan atau
kepanasan.
Penelitian dilakukan sebanyak enam kali pengulangan. Tiga kali
pengulangan pada pagi hari, dan tiga kali pengulangan pada sore hari.
Pengulangan pagi dilakukan pada pukul 08.30-11.00 WIB. Kondisi cuaca pada
pengulangan tersebut cerah, sinar matahari dapat menyentuh tanah dengan
intensitas cahaya matahari cukup.
Pengulangan sore dilakukan pada pukul 15.00-17.00 WIB. Saat
pengulangan sore dilakukan, rata-rata ketika kondisi cuaca sedang mendung.
Sehingga sinar matahari tidak menyentuh tanah dan intensitas cahaya matahari
sangat kurang.
Menurut hasil yang diperoleh, jumlah individu yang didapat saat
pengulangan pagi sebanyak 132 individu, sedangkan pada sore hari ada 83
individu. Selisih antara kedua waktu pengulangan tersebut adalah 49 individu.
Selisih yang terpaut jauh ini dikarenakan dikarenakan kupu-kupu umumnya aktif
di waktu siang atau diurnal (Rosariyanto 2005). Peggie & Amir (2006)
menyatakan bahwa umumnya kupu-kupu aktif pada hari yang cerah, hangat, dan
tenang, sekitar pukul 09.00-15.00.
Sumber air pada area penelitian berbentuk kolam air mancur berada pada
plot 2 dan plot 6. Kemudian terdapat pula sumber air tak tentu berupa air dalam
tong serta genangan yang ada karena turun hujan. Keadaan dari sumber air tetap
maupun tidak tetap tersebut tergolong kotor dan keruh. Selain itu terdapat pula
sumber air tetap yang berada sekitar 20 meter dari area penelitian, yaitu danau
LSI. Meski air danau LSI juga terlihat keruh, namun masih lebih bersih dibanding
sumber air di area penelitian.
9
5 6 7 8
9 10 11 12
hutan dan juga menyukai buah yang busuk (Dendang, 2009). Banyaknya jumlah
famili Nymphalidae yang ditemukan di taman rektorat karena terdapat beberapa
tumbuhan yang sesuai untuk mendukung kehidupan kupu-kupu famili
Nymphalidae, baik sebagai sumber makanan maupun sebagai tempat untuk
berlindung.
Menurut penelitian Dendang (2009), tanaman inang dari famili
Nymphalidae yaitu Annonaceae, Asteraceae, Moraceae, Rubiaceae dan
Anacardiaceae. Spesies tanaman inang yang ditemukan di taman rektorat yaitu,
mangga (Anacardiaceae), dan nangka (Moraceae).
Jenis kupu-kupu dari famili Nympalidae yang paling mudah ditemukan
adalah Mycalesis horsfieldi. Menurut Peggie (2006) spesies Mycalesis horsfieldi
memiliki perilaku terbang rendah dan sering ditemukan bersembunyi pada semak
belukar.
Famili Pieridae disebut juga sebagai kupu-kupu ujung oranye, kupu-kupu
putih, dan kupu belerang (Borror et al. 1992). Vegetasi yang merupakan pakan
ulatnya, antara lain berasal dari famili: Fabaceae, Santalaceae dan Lauraceae
(Vane et al. 1984). Jenis tumbuhan Fabaceae yang ditemukan di taman rektorat
yaitu, sengon, dan bunga kupu-kupu.
Spesies Eurema hecabe merupakan kupu-kupu yang berhabitat pada
daerah berumput yang terbuka, tempat yang basah atau genangan air serta
berperilaku memiliki kebiasaan berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil.
Eurema hecabe juga merupakan kupu-kupu yang suka bermigrasi (Peggie, 2006).
Menurut penelitian yang telah dilakukan, jenis Pachliopta aristolochiae
hanya ditemukan satu kali. Jenis tersebut ditemukan saat hinggap dan menghisap
nektar dari Saraca indica. Ini sesuai dengan penyataan bahwa larva kupu-kupu
Papilionidae adalah pemakan tumbuhan, sedangkan kupu-kupu dewasa pakannya
adalah nektar bunga (Boror, et al, 1992).
Larva kupu-kupu Pachliopta aristolochiae tidak dapat ditemukan. Fase
larva kupu-kupu Papilionidae membutuhkan pakan dari tumbuhan inang yang
spesifik (Soekardi, 2005). Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
tumbuhan inang Pachliopta aristolochiae di area penelitian.
Dilihat dari segi kegunaan taman rektorat sebagai tempat refreshing, maka
tak heran apabila pada area ini terdapat begitu banyak tanaman hias, dan beberapa
diantaranya merupakan tanaman berbunga. Tanaman berbunga ini ternyata tak
hanya dinikmati keindahannya oleh manusia akan tetapi juga dimanfaatkan oleh
kupu-kupu sebagai sumber pakannya.
KESIMPULAN
Simpulan
Jenis kupu-kupu yang ditemukan selama penelitian pada bulan November-
Desember 2015 di area Taman Rektorat Kampus IPB Dramaga sebanyak 11
spesies dari 3 famili, yaitu: Nymphalidae (7 spesies), Pieridae (3 spesies), dan
Papilionidae (1 jenis). Jenis yang memiliki jumlah individu terbanyak di taman
rektorat adalah Mycalesis horsfieldi
Taman rektorat termasuk dalam habitat kupu-kupu yang baik. Terlihat dari
adanya ketersediaan pakan, intensitas cahaya yang cukup, serta tempat untuk
berkembangbiak. Namun selain adanya faktor pendukung keberadaaan kupu-kupu
tersebut, terdapat pula beberapa gangguan. Gangguan sebagian besar berasal dari
aktivitas manusia.
Saran
Kupu-kupu merupakan satwa yang poliotermik yang memiliki penyebaran
luas serta berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem.
Selain berperan untuk ekosistem, kupu-kupu juga dapat dimanfaatkan secara
estetika maupun pendidikan. Taman Rektorat Kampus IPB Dramaga akan
semakin menarik apabila terdapat kupu-kupu dengan jumlah yang melimpah
dengan keanekaragaman jenis yang tinggi.
Pemanfaatan kupu-kupu dengan tujuan pelestarian, pendidikan, serta daya
tarik tarik taman rektorat dapat dilakukan dengan cara antara lain:
1. Pengkayaan tumbuhan inang dan pakan kupu-kupu
2. Membuat papan interpratasi jenis kupu-kupu yang ada
3. Membangun penangkaran kupu-kupu
14
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A. 2002. Potensi Dan Sebaran Kupu-Kupu di Kawasan Taman Wisata
Alam Bantimurung. Makassar (ID) : Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan Balai Penelitian Kehutanan Makassar.
Amir, M dan Kahono, S. 2000. Serangga aman Nasional Gunung Nasional
Halimun Jawa bagian Barat. Jawa Barat (ID) : JICA.
Blair, R B. 1999. Birds and butterflies along an urban gradient: surrogate taxa
for Assesing biodiversity? Ecological Applications. 9(1):164-170.
Borror DJ, dkk. 1992. An Introduction to the Study of Insects. Penerjemah:
Partosoedjono, S. Yogyakarta (ID) : Gajah Mada University Press.
Dendang, B. 2009. Keanekaragaman Kupu-Kupu di Resort Selabintana Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango. Jawa Barat (ID) : Jurnal Penelitian dan
Konservasi Alam.
Erniwati. 2009. Keanekaragaman dan sebaran serangga di kawasan pulau-pulau
kecil Taman Nasional Karimun Jawa. Berita Biologi 9(4): 349-353.
Koh, K P dan Sodhi, N S. 2004. Importance of reverse, fragments and parks for
butterfly conservation in a tropical urban lanscape. Ecological
Applications. 14 (6): 1695-1708.
Noor, R dan Zen, S. 2015. Studi Keanekaragaman Kupu-kupu Bantaran Sungai
Batanghari Kota Metro sebagai Sumber Belajar Biologi Materi
Keanekaragaman. Metro (ID) : UMM Press.
Peggie D, dan Amir M. 2006. Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun Raya Bogor.
Bogor (ID) : Bidang Zoologi Pusat.
Putra, N S.1994. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta (ID) : Kansius.
Rosariyanto, E. 2005. Buku Panduan Lapangan Kupu-kupu untuk Wilayah
Mamberamo sampai Pegunungan Cyclops.
Saputro, N A.2007. Keanekaragaman Jenis KupuKupu di Kampus IPB
Dramaga. [Skripsi Sarjana]. Bogor (ID) : IPB Press.
Sela, A F. 2011. Keanekaragaman Jenis Kupu-kupu pada Ruang Terbuka Hijau
di Babarsari, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. [Skripsi
Sarjana]. Yogyakarta (ID) : Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Sihombing, D T H. 1999. Satwa Harapan I: Pengantar Ilmu dan Tehnologi
Budidaya. Bogor (ID): Pustaka Wirausaha Muda
Soekardi, H. 2005. Keanekaragaman Papilionidae di Hutan Gunung Betung,
Lampung, Sumatra, Penangkaran Serta Rekayasa Habitat Sebagai Dasar
Konservasi. [Disertasi]. Bandung (ID) : ITB Press
15
LAMPIRAN
Plot 1 Plot 2
18
Plot 3 Plot 4
Plot 5 Plot 6
Plot 7 Plot 8