OLEH:
GIFLI OKTORI
NIM. 2106126425
ASISTEN PRAKTIKUM:
1. ANDI APRIANTO
2. SELASIH
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis
No Nama Umur Status/pekerjaan
kelamin
Tengku Ketua PME (Perkumpulan
1. Laki-laki 38 Tahun
Marlin masyarakat Ekowisata)
2. Adrianto Laki-laki 33 Tahun Pengelola HHBK
3. Tri Perempuan 31 Tahun IRT
4. Imas Perempuan 29 Tahun IRT
Ahmad
5. Laki-laki 56 Tahun Petani
Nasyid
Rena
6. perempuan 32 Tahun Pedagang
Sandriani
7. Rintan Laki-laki 33 Tahun petani
B. Wawancara dengan masyarakat di sekitar Taman Nasional Tesso N
Salah satu bahan alami yang paling bermanfaat untuk Kesejahteraan
manusia itu hutan. Bukan hanya hutan yang memiliki fungsi ekologis, tetapi
juga memiliki fungsi sosial dan ekonomi. Hutan juga penting dasar
pengembangan masyarakat. Sebagai modal pembangunan nasional, yaitu
Kita harus menjaga hutan agar kedepannya nilai hutan ini tidak berkurang
hanya untuk kita nikmati sekarang, tetapi juga untuk generasi berikutnya.
Dari Oleh karena itu, sumber daya hutan ini harus dikelola dengan baik dan
efisien manfaat dan hasil yang terbaik dan bertahan lama dapat dicapai.
Namun, kurangnya pemahaman manusia dan pengetahuan tentang
lingkungan dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat terhadap lingkungan
itu sendiri. Bekerja menjaga kelestarian ekologi atau hutan tidak hanya itu
individu dan publik tetapi harus mencakup perusahaan atau badan pengelola
hutan (Annukka dan Susanna, 2012).
Keterlibatan masyarakat di sekitar hutan untuk membantu
mendukung keberlanjutan Hutan Taman Nasional Tesso Nilo penting
mengingat penghuninya lingkungan hutan berasosiasi dengan hutan.
Masalahnya adalah bagaiman memahami peran ekonomi hutan Masyarakat
dan satu hal, Apakah ini mempengaruhi kelestarian hutan itu sendiri?
Masalah lain adalah baik kesadaran masyarakat sekitar hutan, miliki
merusak hutan, terutama di hutan Konservasi Nasional Tesso Nilo yang
banyak menimbulkan kerugian dan mengurangi aktivitas hutan itu sendiri?
Pertanyaan: Adakah pengaruh Hutan TNTN terhadap kesejahteraan warga
secara umum dan terhadap Bapak/ibu khususnya?
Seluruh narasumber yang telah diwawancarai, mereka masih
mempercayai adanya pengaruh hutan TNTN terhadap kesejahteraan warga, karena
menurut mereka adanya hutan TNTN ini juga sebagai lapangan pekerjaan serta
peningkatan ekonomi dengan adanya ekowisata dan pemanfaatan HHBK untuk
keberlangsungan hidup masyarakat sehingga ketahanan pangan masyarakat tidak
terancam.
Pertanyaan: Apakah masyarakat setuju dengan adanya TNTN?
Semua narasumber yang diwawancarai menjawab itu setuju, karena banyak
orang di Taman Nasional Tesso Nilo banyak bertugas sehari-hari di bidang
berkebun dan perencanaan dan manfaat dari hasil hutan. Dan keberadaan kawasan
di pertanian Memasuki kawasan Taman Nasional Tesso Nilo adalah salah insentif
untuk masalah masyarakat dan pengelola Taman Nasional Tesso Nilo menduduki
puncak pertanyaan tentang kepemilikan tanah. Masalah ini tidak terisolasi,
Terkadang luas kubu Tesso Nilo tidak diperlihatkan dipahami dengan baik oleh
masyarakat. Karena orang tahu pesannya tentang menabung di taman nasional,
tapi batas-batas kawasan itu mereka tidak berpengalaman di lapangan sehingga
desa tidak melakukannya tahu betul di mana ada.
Pertanyaan: Apakah masyarakat mengetahui mandat pengelolaan TNTN?
Semua narasumber yang diwawancarai menjawab tahu, karena banyak
orang di Taman Nasional Tesso Nilo memenuhi banyak pesanan pemeliharaan
harian dari pejabat tertinggi atau pegawai dan atasan Tesso Nilo.Penduduk
setempat pandai hukum Tesso Nilo terkadang mereka tidak mengerti masalahnya
kepemilikan tanah yang ada.
Pertanyaan: Apakah Bapak/ibu mengetahui satwa liar apa saja yang ada di
TNTN?
Seluruh narasumber yang telah diwawancarai menjawab dengan jawaban
mengetahui, seperti yang disebutkan masyarakat desa satwa liar yang mereka
ketahui seperti gajah, harimau tapir, beruang, rusa, dan beruk. Bahkan tidak
sedikit dari masyarakat desa menjumpai salah satu satwa liar tersebut ketik sedang
menyusuri hutan untuk mencari kebutuhan sehari-hari mereka.
Pertanyaan: Apa saja yang bisa dimanfaatkan baik tumbuhan dan satwa
liar dari dalam kawasan TNTN (obat, pangan, tumbuhan hias atau fungsi dan
penggunan lainnya)?
Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan hasil hutan hayati selain kayu
baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya yang berasal
dari hutan negara (NOMOR P.78/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019).
Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) merupakan salah satu kawasan
konservasi yang memiliki potensi HHBK. HHBK tersebut dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Cara pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu ini dibagi menjadi dua kelomok yaitu untuk kebutuhan rumah tangga
atau sub-sistem dan pemanfaatan untuk dijual guna mendappat pendapatan
kelurga (Ginting B., Rudianda S., dan Evi S, 2018). Salah satu hasil hutan bukan
kayu yang dimanfatkan oleh masyarakat untuk dijual guna menambah pendapatan
masyarakat yakni madu sialang dan damar.
Madu sialang adalah madu yang dihasilkan oleh lebah jenis Apis dorsata,
yaitu suatu jenis lebah madu yang sifatnya masih liar dan ganas, sehingga belum
berhasil dibudidayakan. Masyarakat sekitar hutan memanfaatkan madu sialang
atau yang sering disebut juga madu hutan dengan cara mengumpulkannya dari
sarang-sarang lebah yang terdapat pada pohon-pohon yang besar dan tinggi yang
sering diistilahkan sebagai pohon sialang.
Pohon sialang merupakan jenis pohon yang besar dan tinggi. Garis tengah
batang mencapai 100 cm atau lebih dan tinggi batangnya dapat mencapai 25
hingga 30 meter. Lebah membangun sarangnya di dahan dan ketiak pohon. Satu
pohon sialang dapat berisi hingga 50 sarang atau lebih, dan setiap sarang bisa
berisi 10 kilogram madu asli alamiah, bahkan dapat menghasilkan ratusan
kilogram madu lebah pohon sialang (Stevano, 2015).
Pada setiap sarang madu sialang bisa memproduksi lebih dari 15 kg,
sedangkan setiap panen sarang madu sialang per pohon bisa menghasilkan 35
kg/pohon. Yang mana pada penjualannya madu sialang ini berkisar 120ribu/kg
yang sudah dapat dianggap murah sekali mengingat adanya mulai kelangkaan
madu sialang ini dan manfaatnya yang sangat besar sekali. Dalam penjualan madu
sialang ini, petani madu sialang menjual untuk masyarakat sekitar dan pihak
Taman Nasional Tesso Nilo dikarenakan stok yang ada sudah langsung habis
sehingga tidak adanya lagi penjualan ke luar daerah.
Damar adalah hasil sekresi (getah) dari pohon Shorea SP, Vatica SP,
Dryobalanops SP.,dan lain-lain dari suku meranti-merantian atau
Diterocaraceae.Serta di hasilkan dari jenis-jenis genus Hopea, Balonocarpus,
Vatica, Canoriurn, dan Agathis. Jenis damar yang dimanfaatkan oleh masyarakat
di desa Lubuk Kembang Bunga (LKB) adalah damar batu dan damar mata kucing.
Damar yang didapatkan oleh petani pencari damar langsung dijual ke
pengepul damar dengan harga Rp5.000/kg ke pengepul damar skala kecil,
sedangkan jika menjual ke pengepul damar skala sedang dengan harga
Rp5.500/kg. Kemudian dari damar yang telah terkumpul di tempat pengepul
dengan jumlah yang besar (jika di pengepul kecil hingga 1 ton,dan pengepul
sedang hingga belasan ton) kemudian damar tersebut di jemput oleh pengepul
yang berasal dari luar kota.
Para petani pencari damar dalam 1 harinya dapat menghasilkan damar dapat
50 kg sampai 100 kg, namun terkadang ada juga petani yang tidakmendapatkan
damar sama sekali, dikarenakan dalam proses pencariannya para petani dalam
mencari damar ini dengan cara manual. Penghasilan petani yang berasal dari
damar ini cukup besar, dikarenakan harga damar yang semakin tinggi dan damar
yang didapat perharinya cukup menjanjikan. Namun harga damar ini tidak dapat
dipastikan selalu tinggi seperti saat ini. Jika harga harga damar kembali anjlok
maka masyarakat pun beralih pencarian contohnya bertani atau kerja serabutan
yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Annuka Dan Susana. 2015. Keanekaragaman dan status perlindungan satwa liar di
pt. riau sawitindo abadi. Jurnal Media Konservasi. 20(1) : 159-165.
Ginting B , Rudianda , Evi S (2001). Vegetation Survey and Habitat Assessment
of the Tesso Nilo Forest Complex. Report Prepared for WWF-US. Jakarta
KEMENLHK. 2019. Panduan Identifikasi Jenis Satwa Liar Dilindungi: Mamalia.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Natalia, L. 2006. Pola Penyebaran Kantong Semar (Nepenthes tentaculata Hook.)
Di Gunung Rorekautimbu Kawasan Taman Nasional Nasional Lore Lindu.
Jurnal Warta Rimba, Vol. 2, No. 1, 35-44.
Phuangkum P, Lair RC, Angkawanith T. 2005. Elephant Care Manual for Mahout
and Camp Managers: Bangkok (TH): FAO.
Ramono, W. S. 2001. Karakteristik gajah Sumatera, prosiding semiloka
permasalahan manusia dan gajah di Riau. Pekanbaru, 28 Maret 2000.
Rizal S. 2013. Populasi Kupu-Kupu Di kawasan Wisata Lubuk Minturun
Sumatera Barat. Mandiri 9(3): 170-184
Stevano, David. 2015. ”Pemanfaatan Hasil Tanaman Kehidupan Berupa Madu
Sialang Sebagai Penghasilan utama Petani Madu di Sekitar Hutan PT.
RAPP”.
Subeno. 2018. Distribusi dan Keanekaragaman Herpetofauna di Hulu Sungai
Gunung Sindoro, Jawa Tengah. Jurnal ilmu kehutanan, Vol 12 (1), No40-
51.
Team Teaching. 2012. Bahan Ajar Matakuliah Biodiversitas dan Konservasi.
Gorontalo Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPAUniversitas
Negeri Gorontalo.
TNTN. 2009. Zonasi Taman Nasional Tesso Nilo. Balai Taman Nasional Tesso
Nilo. Pelalawan - Riau
Varma S, Baskaran N, Sukumar R. 2012. Field Key for Elephant Population
Estimation and Age and Sex Classification. Bangalore (IN): Asian Nature
Conservation Foundation, Innovation Centre, Indian Institute of Science.