Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM

“LAPORAN IN-SITU TAMAN NASIONAL TESSO NILO”

OLEH:
GIFLI OKTORI
NIM. 2106126425

ASISTEN PRAKTIKUM:
1. ANDI APRIANTO
2. SELASIH

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengenalan Taman Nasional Tesso Nilo dan Pengamatan satwa di Taman


Nasional Tesso Nilo
Taman Tesso Nilo terletak di kawasan Pelalawan yang berjarak 60 km dari
ibu kota daerah Riau, Pekanbaru. Keberadaan Taman Nasional Tesso Nilo sebagai
cagar alam di Riau memiliki peran lingkungan yang penting bagi kelestarian flora
dan fauna. Itu ditemukan di wilayah ini. Salah satu satwa yang dilindungi
berdasarkan undang-undang pemerintah RI nomor 7 tahun 1999 yaitu gajah
sumatera (terutama sumateranus elephas) masih ada di Thailand. Menurut
Ramono (2001), gajah sumatera memiliki habitat di dataran. Gajah adalah hewan
yang peka terhadap panas tubuh, sehingga keberadaan air yang akan mereka
minum dan menjaga tubuh tetap terhidrasi sangatlah penting. Gajah membutuhkan
120 liter air per hari (Phuangkum et al. 2005). Terdapat enam gajah sumatera di
Taman Nasional Tesso Nilo yang terbagi menjadi dua jantan dewasa, dua betina
dewasa, satu jantan remaja dan satu jantan remaja (Varma et al. 2012).
Dalam keadaan konservasi (dalam kawasan) adalah perlindungan tumbuhan,
satwa dan lingkungan hidup yang dibangun pada habitat aslinya agar tetap utuh
dan segala proses kehidupan yang terjadi secara alami. Pekerjaan ini meliputi
pengawetan contoh-contoh lingkungan dan air serta flora dan fauna yang ada di
dalamnya. Konservasi in-situ dilakukan dalam bentuk cagar alam (cagar alam,
suaka margasatwa), taman nasional utama, dan lautan yang dilindungi. Tujuan
konservasi adalah menjaga keutuhan dan kualitas tumbuhan dan satwa di
lingkungannya melalui penelitian. Perluasan kawasan sangat dibutuhkan untuk
menjaga sistem ekologi penting, mendukung sistem penyangga kehidupan,
menjaga keragaman genetik, dan memastikan pemanfaatan spesies berbeda,
pembangunan berkelanjutan (Team teaching, 2012).

Taman Nasional Tesso Nilo selain melakukan pengelolaan konservasi


sumber daya alam baik flora maupun fauna, Taman Nasional Tesso Nilo juga
memiliki ekowisata yang dikelola oleh pihak Taman Nasional. Di mana
pengelolaan ekowisata tersebut bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat
tentang pentingnya menjaga hutan serta wisata alam yang tersedia di mana wisata
alam berbasis konservasi ini memberikan konsep positif dalam hal pendidikan
maupun dalam lingkungan. Beberapa wisata alam yang disajikan pada taman
nasional tessanilo yaitu jelajah hutan/Wildlife Track. Pengunjung ataupun
wisatawan dapat merasakan sensasi menyaksikan dalam menjelajah serta
eksplorasi hutan yang ada di Taman Nasional Tesso Nilo. kedua yaitu wisata
susur sungai, wisata ini merupakan program yang dibuat oleh taman nasional
sebagai objek wisata bagi wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional tesso
Nilo. Kemudian pengembangan ekowisata lainnya yaitu bersepeda di hutan,
pengelola Taman Nasional Tesso Nilo membuka ekowisata tersebut dengan
harapan masyarakat dapat menikmati keindahan alam tidak hanya berjalan tetapi
dapat bersepeda di hutan, dan hal tersebut merupakan hal yang berbeda dengan
ekowisata lainnya. Kemudian ada juga edukasi tentang gajah, di mana wisatawan
dapat mempelajari segala macam tentang gajah Berdasarkan informasi yang
diberikan oleh mahot gajah, serta pengunjung juga dapat memberi makan gajah
serta memandikan gajah sebagai bentuk edukasi terhadap pengenalan gajah
Sumatera.
Tabel Pengamatan Fauna dan Flora di TNTN
Nama Jumla
No Satwa Famili Jenis
Lokal h
Vindula dejone 8
Junonia orithya 4
Nymphalidae
Cethosia biblis 8
Euploea mulciber 13
Kupu- Graphium antiphates 5
1 Papilionidae
Kupu Graphium doson 12
Cepora nerissa 14
Eurema blanda 12
Pieridae
Eurema simulatrix 6
Eurema brigitta 10
kadal seresah cokleat
2 Reptil Scincidae Bingkarung 1
(Eutropis rudis)
Kantong
Nepenthece semar
3 Flora Nepenthes ampullaria 2
ae bentuk
termos
Mamali Tupai
4 Sciuridae Tupaia javanica 1
a kekes
Total 96

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama pemantauan di


Taman Nasional Tesso Nilo, praktikan banyak menjumpai satwa baik burung,
mamalia, jenis serangga maupun flora. Berdasarkan tabel hasil di atas, diperoleh
96 jenis. Jenis pertama adalah kupu-kupu, kupu-kupu merupakan bagian dari
tanaman yang berbeda yang harus dilindungi. Kupu-kupu memiliki nilai penting
bagi manusia dan lingkungan, antara lain nilai ekonomi, lingkungan, estetika,
pendidikan, konservasi, dan budaya. Kupu-kupu adalah bagian penting dari
banyak ekosistem, karena mereka melakukan banyak fungsi penting. Mereka
menyediakan ventilasi tanah, menyerbuki bunga dan mengendalikan serangga
dan hama tanaman. jenis rahmat. Kupu-kupu memilih pohon untuk makanan,
tempat bertengger, dan inang berdasarkan hubungan antara kupu-kupu dengan
pohon dan satu sama lain. Kupu-kupu akan tertarik pada bunga sebagai sumber
nektar atau makanan berdasarkan tiga ciri yaitu bentuk, warna dan bau bunga.
(Rizal, 2013).
Pengamatan berikutnya yang ditemukan adalah Flora yaitu Kantong Semar
(Nepenthes ampullaria) yang berjumlah dua spesies. Nepentes atau Nepentes spp.
merupakan tumbuhan karnivora yang hidup dalam gizi buruk, sehingga
membutuhkan makanan dengan menggunakan kantongnya untuk memakan
serangga. (Natalia et al., 2006).
Terakhirada Repti, yaitu biawakcoklat (Eutropis rudis)atau nama lokalnya
Bingkarung, menghimpun 1 ekor. Reptil adalah salah satu hewan paling
menarik dan aktif (Subeno, 2018). Reptil juga merupakan vertebrata berdarah
dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptil adalah bagian
penting dari jaring makanan di banyak ekosistem.

Jenis
No Nama Umur Status/pekerjaan
kelamin
Tengku Ketua PME (Perkumpulan
1. Laki-laki 38 Tahun
Marlin masyarakat Ekowisata)
2. Adrianto Laki-laki 33 Tahun Pengelola HHBK
3. Tri Perempuan 31 Tahun IRT
4. Imas Perempuan 29 Tahun IRT
Ahmad
5. Laki-laki 56 Tahun Petani
Nasyid
Rena
6. perempuan 32 Tahun Pedagang
Sandriani
7. Rintan Laki-laki 33 Tahun petani
B. Wawancara dengan masyarakat di sekitar Taman Nasional Tesso N
Salah satu bahan alami yang paling bermanfaat untuk Kesejahteraan
manusia itu hutan. Bukan hanya hutan yang memiliki fungsi ekologis, tetapi
juga memiliki fungsi sosial dan ekonomi. Hutan juga penting dasar
pengembangan masyarakat. Sebagai modal pembangunan nasional, yaitu
Kita harus menjaga hutan agar kedepannya nilai hutan ini tidak berkurang
hanya untuk kita nikmati sekarang, tetapi juga untuk generasi berikutnya.
Dari Oleh karena itu, sumber daya hutan ini harus dikelola dengan baik dan
efisien manfaat dan hasil yang terbaik dan bertahan lama dapat dicapai.
Namun, kurangnya pemahaman manusia dan pengetahuan tentang
lingkungan dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat terhadap lingkungan
itu sendiri. Bekerja menjaga kelestarian ekologi atau hutan tidak hanya itu
individu dan publik tetapi harus mencakup perusahaan atau badan pengelola
hutan (Annukka dan Susanna, 2012).
Keterlibatan masyarakat di sekitar hutan untuk membantu
mendukung keberlanjutan Hutan Taman Nasional Tesso Nilo penting
mengingat penghuninya lingkungan hutan berasosiasi dengan hutan.
Masalahnya adalah bagaiman memahami peran ekonomi hutan Masyarakat
dan satu hal, Apakah ini mempengaruhi kelestarian hutan itu sendiri?
Masalah lain adalah baik kesadaran masyarakat sekitar hutan, miliki
merusak hutan, terutama di hutan Konservasi Nasional Tesso Nilo yang
banyak menimbulkan kerugian dan mengurangi aktivitas hutan itu sendiri?
Pertanyaan: Adakah pengaruh Hutan TNTN terhadap kesejahteraan warga
secara umum dan terhadap Bapak/ibu khususnya?
Seluruh narasumber yang telah diwawancarai, mereka masih
mempercayai adanya pengaruh hutan TNTN terhadap kesejahteraan warga, karena
menurut mereka adanya hutan TNTN ini juga sebagai lapangan pekerjaan serta
peningkatan ekonomi dengan adanya ekowisata dan pemanfaatan HHBK untuk
keberlangsungan hidup masyarakat sehingga ketahanan pangan masyarakat tidak
terancam.
Pertanyaan: Apakah masyarakat setuju dengan adanya TNTN?
Semua narasumber yang diwawancarai menjawab itu setuju, karena banyak
orang di Taman Nasional Tesso Nilo banyak bertugas sehari-hari di bidang
berkebun dan perencanaan dan manfaat dari hasil hutan. Dan keberadaan kawasan
di pertanian Memasuki kawasan Taman Nasional Tesso Nilo adalah salah insentif
untuk masalah masyarakat dan pengelola Taman Nasional Tesso Nilo menduduki
puncak pertanyaan tentang kepemilikan tanah. Masalah ini tidak terisolasi,
Terkadang luas kubu Tesso Nilo tidak diperlihatkan dipahami dengan baik oleh
masyarakat. Karena orang tahu pesannya tentang menabung di taman nasional,
tapi batas-batas kawasan itu mereka tidak berpengalaman di lapangan sehingga
desa tidak melakukannya tahu betul di mana ada.
Pertanyaan: Apakah masyarakat mengetahui mandat pengelolaan TNTN?
Semua narasumber yang diwawancarai menjawab tahu, karena banyak
orang di Taman Nasional Tesso Nilo memenuhi banyak pesanan pemeliharaan
harian dari pejabat tertinggi atau pegawai dan atasan Tesso Nilo.Penduduk
setempat pandai hukum Tesso Nilo terkadang mereka tidak mengerti masalahnya
kepemilikan tanah yang ada.

Pertanyaan: Apakah ada kerjasama yang dibangun antara Pihak Taman


Nasional dan Masyarakat Desa?
Semua narasumber yang diwawancarai menjawab Ya, karena Taman
Nasional Tesso Nilo berusaha membangunnya kerjasama dengan masyarakat
sekitar dalam bidang keamanan dan pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan. Beberapa bentuk kerjasama Ini adalah praktik umum di antara
petugas taman nasional dan masyarakat setempat termasuk:
Mengembangkan habitat: Taman Nasional Tesso Nilo berkomitmen
mengembangkan potensi ekowisata lingkungan melalui partisipasi partisipasi
masyarakat lokal dalam pengelolaan dan pemanfaatan wisata alam
berkelanjutan.Melalui pelatihan dan pendampingan, masyarakat bisa bergerak
dalam penyediaan jasa pariwisata, seperti pemandu wisata, akomodasi atau
menjual kerajinan lokal.
Program Bantuan Ekonomi Masyarakat: Taman Nasional Tesso Nilo
mengembangkan program bersama masyarakat setempat pembangunan ekonomi
berkelanjutan berbasis sumber daya alam termasuk pelatihan pertanian
berkelanjutan, pengelolaan hutan atau produksi dan penjualan produk lokal yang
menghargai lingkungan. Pendidikan dan kesadaran lingkungan: Otoritas Taman
Nasional bekerja sama dengan masyarakat lokal dalam meningkatkan kesadaran
dan pemahaman pentingnya keselamatan dan perlindungan lingkungan. Hubungan
ini bisa Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kesadaran, kampanye atau
program pendidikan inklusif masyarakat khususnya anak-anak dan remaja.
Mengelola Konflik Manusia-Satwa Liar: Dibentuk oleh Pemimpin Taman
kerjasama dengan masyarakat pedesaan untuk mengatasi konflik manusia-hewan
sekitar taman nasional. Dengan terlibat dalam pemahaman, pelatihan dan
menerapkan strategi manajemen konflik yang aman bagi manusia dan hewan.

Pertanyaan: Apakah Bapak/ibu setuju dengan sanksi dari pemerintah apabia


merusak kawasan hutan?

Seluruh narasumber yang telah diwawancarai menjawab dengan jawaban


setuju, karena Pihak Taman Nasional Tesso Nilo telah berupaya untuk membuat
peraturan dengan tidak merugikan masyarakat desa, sehingga masyarakat desa
dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada, dan
juga peraturan ini dapat mengantisipasi apabila ada masyarakat yang yang kurang
menaati aturan.

Pertanyaan: Apakah Bapak/ibu mengetahui satwa liar apa saja yang ada di
TNTN?
Seluruh narasumber yang telah diwawancarai menjawab dengan jawaban
mengetahui, seperti yang disebutkan masyarakat desa satwa liar yang mereka
ketahui seperti gajah, harimau tapir, beruang, rusa, dan beruk. Bahkan tidak
sedikit dari masyarakat desa menjumpai salah satu satwa liar tersebut ketik sedang
menyusuri hutan untuk mencari kebutuhan sehari-hari mereka.

Pertanyaan: Apakah ada satwa liar yang masuk ke pemukiman warga?

Seluruh narasumber yang telah diwawancarai menjawab dengan jawaban


sering, artinya tidak jarang dari satwa liar yang ada di hutan tesso nilo masuk ke
pemukiman. Masyarakat setempat mengetahui tentang satwa liar yang terdapat
pada hutan Taman Nasional Tesso Nilo. Namun, satwa liar sangat sering
memasuki pemukiman warga setempat, seperti yang telah dipaparkan oleh bapak
Ahmad Nasyid bahwasanya setiap hari lebih tepatnya pada malam hari, gajah –
gajah liar memasuki pemukiman warga pada saat warga sedang jam istirahat.
Akan tetapi, gajah yang memasuki kawasan pemukiman lebih sering datang
perindividu dibandingkan berkelompok sehingga hal ini membuat warga sedikit
kesulitan dalam hal pengusiran gajah liar.

Pertanyaan: Apakah ada kegiatan penyuluhan terhadap masyarakat dari


pihak TNTN tentang pentingnya kawasan hutan dan satwa didalamya?

Seluruh narasumber yang telah diwawancarai menjawab dengan jawaban


ada, malah sering. Melalui kegiatan penyuluhan seperti ini, diharapkan
masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka tentang
pentingnya kawasan hutan dan satwa liar di Taman Nasional Tesso Nilo.
Dengandemikian, mereka dapat berpartisipasi aktif dalam upaya konservasi dan
perlindungan lingkungan di sekitar mereka. Akan tetapi penyuluhan yang sering
dilakukan kepada masyarakat disana membuat masyarakat merasa bahwa
penyuluhan yang dilakukan sia – sia apabila peraturan yang telah ditetapkan oleh
pihak pengelola tidak terjalankan.

Pertanyaan: Apa harapan Bapak/ibu terhadap pengelolaan yang ada di TNTN?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, masyarakat berharap untuk


TNTN kedepannya selalu ada dan semakin baik untuk masa yang akan datang
sehingga dapat dinikmati oleh anak cucu kelak, masyarakat juga berharap pada
pihak pengelola maupun pemerintah lebih memperhatikan sisi masyarakat, lebih
mengajak masyarakat untuk ikut berpasitipasi dalam mengelola hutan, agar TNTN
lebih produktif lagi, mempererat kerja sama lagi seperti kedatangan pariwisata dan
turis sehingga dapat menjadi sumber penghasilan bagi warga setempat dan agar
TNTN lebih ditata lagi agar lebih banyak peminat pengunjung yang datang.
Pertanyaan: Apa saja kearifan lokal masyarakat dalam menjaga hutan?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, masyarakat yang


berkehidupan mata pencaharian sebagai petani madu memiliki kearifan lokal
dalam memanen madu yaitu Manumbai (memanen madu dengan bernyanyi pada
lebah agar tidak mengganggu ekosistem yang ada). Sampai sekarang masyarakat
masih mempercayai kearifan lokal tersebut dan masih diterapkan dengan baik.

Pertanyaan: Apa saja yang bisa dimanfaatkan baik tumbuhan dan satwa
liar dari dalam kawasan TNTN (obat, pangan, tumbuhan hias atau fungsi dan
penggunan lainnya)?

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, masyarakat sebagian besar


masih memanfaatkan kawasan hutan tesso nilo untuk berkehidupan. Mereka
memanfaatkan HHBK seperti damar dan rotan untuk pembuatan kerajinan tangan,
serta satwa liar yang dimanfaatkan sebagai ekowisata kawasan TNTN ialah gajah,
guna untuk menarik pengunjung dalam bermain dikawasan TNTN.

C. Pemanfaatan Hasil Hutan Non-Kayu/HHBK TNTN

Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan hasil hutan hayati selain kayu
baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya yang berasal
dari hutan negara (NOMOR P.78/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019).
Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) merupakan salah satu kawasan
konservasi yang memiliki potensi HHBK. HHBK tersebut dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Cara pemanfaatan hasil hutan
bukan kayu ini dibagi menjadi dua kelomok yaitu untuk kebutuhan rumah tangga
atau sub-sistem dan pemanfaatan untuk dijual guna mendappat pendapatan
kelurga (Ginting B., Rudianda S., dan Evi S, 2018). Salah satu hasil hutan bukan
kayu yang dimanfatkan oleh masyarakat untuk dijual guna menambah pendapatan
masyarakat yakni madu sialang dan damar.
Madu sialang adalah madu yang dihasilkan oleh lebah jenis Apis dorsata,
yaitu suatu jenis lebah madu yang sifatnya masih liar dan ganas, sehingga belum
berhasil dibudidayakan. Masyarakat sekitar hutan memanfaatkan madu sialang
atau yang sering disebut juga madu hutan dengan cara mengumpulkannya dari
sarang-sarang lebah yang terdapat pada pohon-pohon yang besar dan tinggi yang
sering diistilahkan sebagai pohon sialang.
Pohon sialang merupakan jenis pohon yang besar dan tinggi. Garis tengah
batang mencapai 100 cm atau lebih dan tinggi batangnya dapat mencapai 25
hingga 30 meter. Lebah membangun sarangnya di dahan dan ketiak pohon. Satu
pohon sialang dapat berisi hingga 50 sarang atau lebih, dan setiap sarang bisa
berisi 10 kilogram madu asli alamiah, bahkan dapat menghasilkan ratusan
kilogram madu lebah pohon sialang (Stevano, 2015).
Pada setiap sarang madu sialang bisa memproduksi lebih dari 15 kg,
sedangkan setiap panen sarang madu sialang per pohon bisa menghasilkan 35
kg/pohon. Yang mana pada penjualannya madu sialang ini berkisar 120ribu/kg
yang sudah dapat dianggap murah sekali mengingat adanya mulai kelangkaan
madu sialang ini dan manfaatnya yang sangat besar sekali. Dalam penjualan madu
sialang ini, petani madu sialang menjual untuk masyarakat sekitar dan pihak
Taman Nasional Tesso Nilo dikarenakan stok yang ada sudah langsung habis
sehingga tidak adanya lagi penjualan ke luar daerah.
Damar adalah hasil sekresi (getah) dari pohon Shorea SP, Vatica SP,
Dryobalanops SP.,dan lain-lain dari suku meranti-merantian atau
Diterocaraceae.Serta di hasilkan dari jenis-jenis genus Hopea, Balonocarpus,
Vatica, Canoriurn, dan Agathis. Jenis damar yang dimanfaatkan oleh masyarakat
di desa Lubuk Kembang Bunga (LKB) adalah damar batu dan damar mata kucing.
Damar yang didapatkan oleh petani pencari damar langsung dijual ke
pengepul damar dengan harga Rp5.000/kg ke pengepul damar skala kecil,
sedangkan jika menjual ke pengepul damar skala sedang dengan harga
Rp5.500/kg. Kemudian dari damar yang telah terkumpul di tempat pengepul
dengan jumlah yang besar (jika di pengepul kecil hingga 1 ton,dan pengepul
sedang hingga belasan ton) kemudian damar tersebut di jemput oleh pengepul
yang berasal dari luar kota.
Para petani pencari damar dalam 1 harinya dapat menghasilkan damar dapat
50 kg sampai 100 kg, namun terkadang ada juga petani yang tidakmendapatkan
damar sama sekali, dikarenakan dalam proses pencariannya para petani dalam
mencari damar ini dengan cara manual. Penghasilan petani yang berasal dari
damar ini cukup besar, dikarenakan harga damar yang semakin tinggi dan damar
yang didapat perharinya cukup menjanjikan. Namun harga damar ini tidak dapat
dipastikan selalu tinggi seperti saat ini. Jika harga harga damar kembali anjlok
maka masyarakat pun beralih pencarian contohnya bertani atau kerja serabutan
yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Annuka Dan Susana. 2015. Keanekaragaman dan status perlindungan satwa liar di
pt. riau sawitindo abadi. Jurnal Media Konservasi. 20(1) : 159-165.
Ginting B , Rudianda , Evi S (2001). Vegetation Survey and Habitat Assessment
of the Tesso Nilo Forest Complex. Report Prepared for WWF-US. Jakarta
KEMENLHK. 2019. Panduan Identifikasi Jenis Satwa Liar Dilindungi: Mamalia.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Natalia, L. 2006. Pola Penyebaran Kantong Semar (Nepenthes tentaculata Hook.)
Di Gunung Rorekautimbu Kawasan Taman Nasional Nasional Lore Lindu.
Jurnal Warta Rimba, Vol. 2, No. 1, 35-44.
Phuangkum P, Lair RC, Angkawanith T. 2005. Elephant Care Manual for Mahout
and Camp Managers: Bangkok (TH): FAO.
Ramono, W. S. 2001. Karakteristik gajah Sumatera, prosiding semiloka
permasalahan manusia dan gajah di Riau. Pekanbaru, 28 Maret 2000.
Rizal S. 2013. Populasi Kupu-Kupu Di kawasan Wisata Lubuk Minturun
Sumatera Barat. Mandiri 9(3): 170-184
Stevano, David. 2015. ”Pemanfaatan Hasil Tanaman Kehidupan Berupa Madu
Sialang Sebagai Penghasilan utama Petani Madu di Sekitar Hutan PT.
RAPP”.
Subeno. 2018. Distribusi dan Keanekaragaman Herpetofauna di Hulu Sungai
Gunung Sindoro, Jawa Tengah. Jurnal ilmu kehutanan, Vol 12 (1), No40-
51.
Team Teaching. 2012. Bahan Ajar Matakuliah Biodiversitas dan Konservasi.
Gorontalo Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPAUniversitas
Negeri Gorontalo.
TNTN. 2009. Zonasi Taman Nasional Tesso Nilo. Balai Taman Nasional Tesso
Nilo. Pelalawan - Riau
Varma S, Baskaran N, Sukumar R. 2012. Field Key for Elephant Population
Estimation and Age and Sex Classification. Bangalore (IN): Asian Nature
Conservation Foundation, Innovation Centre, Indian Institute of Science.

Anda mungkin juga menyukai