Anda di halaman 1dari 9

Pelestarian Habitat Penyu Dari Ancaman Kepunahan

Annisa Adha 1,a)

1
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Jakarta.
a)
Corresponding author: annisaadha.aa@gmail.com

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan ilegal. Disamping pengaruh manusia,
yang terletak di daerah tropis. Dengan luas faktor alam juga mengancam keberadaan
perairan 3.257.483 km2 dan daratan penyu seperti predator, penyakit dan
Indonesia seluas 1.904.569 km2 yang perubahan iklim.
membentang sepanjang khatulistiwa dan
Ada 7 jenis penyu di dunia dan 6
terletak antara benua Asia dan Australia
diantaranya terdapat di Indonesia. Jenis
(Iwan, 2000). Indonesia memiliki
penyu yang ada di Indonesia adalah Penyu
ekosistem terumbu karang yang sangat
Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik
luas. Terumbu karang mempunyai fungsi
(Eretmochelys imbricata), Penyu Lekang
yaitu sebagai habitat penyu dalam mencari
(Lepidochelys olivacea), Penyu Belimbing
makan.
(Dermochelys coriacea), Penyu Pipih
Penyu memiliki peran dalam memelihara (Natator depressus) dan Penyu Tempayan
keseimbangan ekosistem laut mulai dari (Caretta caretta) (Limpus et al. 1992,
memelihara ekosistem terumbu karang Charuchinda et al. 2002). Semua jenis
(Kurniarum et al., 2015). Selain memiliki penyu di Indonesia dilindungi berdasarkan
peran untuk memelihara keseimbangan PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan
ekosistem, penyu juga dimanfaatkan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan PP No. 8
sebagai penunjang kebutuhan ekonomi dan tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis
budaya oleh masyarakat pesisir seluruh Tumbuhan dan Satwa Liar yang berarti
Indonesia. Pemanfaatan penyu yang tinggi segala perdagangan dalam keadaan hidup
oleh manusia menyebabkan populasi atau mati dilarang. Hal ini karena hampir
penyu mengalami penurunan. Pemanfaatan semua spesies penyu yang ada di
penyu bagi manusia yaitu sebagai Indonesia telah mengalami penurunan
peliaharaan, bahkan dijadikan sebagai populasi sehingga dikategorikan terancam
makanan serta dijadikan perdagangan punah (Abreu-Grobois & Plotkin, 2008;
Casale & Tuker, 2015; Seminoff, 2004; sarana berbagi ilmu atau edukasi kepada
Mortimer & Donnely, 2008; Wallace et al., masyarakat secara luas tentang pentingnya
2013). konservasi penyu demi menjaga habitat
penyu di Indonesia agar tidak punah.
Penyu telah mengalami penurunan jumlah
populasi dalam jangka waktu terakhir ini Konservasi merupakan salah satu kegiatan
bahkan beberapa spesies terancam yang diharapkan dapat mencegah
kepunahan. Di alam, penyu penyu yang punahnya habitat penyu, mencegah adanya
baru menetas menghadapi ancaman pemanfaatan penyu demi kepentingan
kematian dari hewan-hewan seperti komersial seperti penjualan telur, daging,
kepiting, burung, dan reptilia lainnya maupun cangkang dan dapat menjadi
seperti biawak. Ancaman yang paling sarana berbagi ilmu atau edukasi kepada
besar bagi penyu di Indonesia, seperti juga masyarakat secara luas tentang pentingnya
halnya di seluruh dunia, adalah manusia. konservasi penyu demi menjaga habitat
Pembangunan daerah pesisir yang penyu di Indonesia agar tidak punah (Ario
berlebihan telah mengurangi habitat penyu et al., 2016).
untuk bersarang. Penangkapan penyu
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk diambil telur, daging, kulit, dan
untuk mengetahui dan menambah
cangkangnya telah membuat populasi
wawasan tentang pengelolaan dan
penyu berkurang.
pelestarian habitat penyu, serta menyebar
Semua penyu menurut Sukresno (1997) luaskan informasi terkait perlindungan dan
telah terdaftar dalam Daftar Apendik I pelestarian penyu laut kepada masyarakat
CITIES (Convension on International secara luas.
Trade of Endangered Species). Konvensi
METODE
ini melarang semua perdagangan
Berdasarkan penelitian Raden Ario (2016),
internasional atas semua produk yang
pengambilan data diperoleh dari
berasal dari penyu, baik itu berupa telur,
pengukuran panjang, lebar, dan
daging, maupun cangkangnya. Konservasi
kemiringan pantai, suhu dan kelembaban
merupakan salah satu kegiatan yang
sarang. Peralatan yang digunakan dalam
diharapkan dapat mencegah punahnya
penelitian ini yaitu : peta lokasi penelitian,
habitat penyu, mencegah adanya
GPS, buku identifikasi tumbuhan pesisir
pemanfaatan penyu demi kepentingan
pantai, thermometer, rool meter, tongkat
komersial seperti penjualan telur, daging,
berskala, kantong sampel, kamera digital,
maupun cangkang dan dapat menjadi
dan alat tulis. Metode yang digunakan Penyu Sisik memiliki bentuk kepala dan
dalam penelitian ini adalah metode survey paruh yang meruncing untuk memudahkan
deskriptip. Menurut Nasir (1983), metode mencari makanan di terumbu karang.
ini untuk membuat gambaran secara Penyu Lekang merupakan salah satu penyu
sistematis, faktual, dan akurat mengenai yang bersifat karnivora, dan berparuh kuat
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan dan besar untuk memangsa Ikan, ubur-
antara faktor-faktor lingkungan atau ubur, cumi-cumi, bintang laut, kerang,
fenomena yang dipelajari. Pengumpulan kima, kepiting dan udang. Sedangkan
data dilakukan dengan cara wawancara, Rebel (1974) menyatakan bahwa Penyu
observasi langsung di lapangan, dan Hijau adalah satu-satunya jenis penyu
pengukuran suhu sarang semi alami. yang diketahui cenderung herbivora.
Metode wawancara dengan pengelola pemangsa alga dan lamun.
instansi terkait, observasi atau pengamatan
Keberadaan penyu perlu dilindungi, hal ini
secara langsung kegiatan yang dilakukan
dikarenakan: a) Penyu merupakan
di lapangan untuk mengetahui kegiatan
peninggalan hewan purba yang telah
apa sajakah yang ada di kawasan
mendekati kepunahan; b) Perkem-
konservasi. Pengukuran suhu pada kolam
bangbiakan penyu sangat lambat, namun
pembesaran dan sarang semi alami
mampu hidup ratusan tahun, hanya sekitar
dilakukan mulai dari hari ke 4 hingga hari
1 dari 1000 telur yang dihasilkan berhasil
ke 15 dalam rentan waktu yang sudah
hidup dewasa, c) Penyu dapat
ditentukan pada pukul 08.00 WITA. Suhu
dikembangkan sebagai aset wisata dan (d)
diukur menggunakan thermometer yang
bagi pemerintah daerah perlindungan
dimasukkan ke dalam sarang semi alami
penyu akan meningkatkan image nasional
lalu dicatat hasil pengukurannya. Setelah
maupun internasional di bidang
itu mencatat jumlah telur pada sarang semi
konservasi.
alami dan mendata ada berapa telur yang
berhasil menetas maupun gagal menetas. Konservasi merupakan upaya yang sangat
penting demi kelestarian penyu laut itu
PEMBAHASAN
sendiri dari ancaman kepunahan yang
Penyu merupakan hewan pemakan segala
disebabkan oleh berbagai faktor ancaman
(Omnivora). Setiap jenis penyu memiliki
seperti perburuan liar terhadap telur
makanan yang spesifik. Penyu memiliki
maupun cangkang dari penyu laut, serta
bentuk mulut dan paruh yang khusus untuk
dari predator alami seperti semut, biawak,
membantu mendapatkan makanannya.
dan lain-lain.
1. Konservasi Penyu di Indonesia tukik akan berenang atau terombang-
Konservasi penyu merupakan upaya yang ambing dibawa arus laut sehingga dapat
sangat penting untuk menjamin dengan mudah dimangsa predator.
keberlangsungan populasi penyu tersebut. Penyelamatan tukik dilakukan dalam
Kelangkaan yang terjadi secara terus- kolam pembesaran tukik. Tukik dari
menerus dengan kecenderungan semakin hatcheries diperlihara dalam bak-bak
lama semakin sulit ditemukan, dapat budidaya sampai mencapai ukuran tertentu
menjurus pada kepunahan. (berumur 2–3 bulan) (gambar 2.)
1.1 Pembuatan Daerah Penetasan Penyu
Pembuatan daerah penetasan telur
(hatcheries) dilakukan di daerah supratidal
(gambar 1). Hal ini dilakukan untuk
menghindari sapuan (flushing) air laut
pada siklus hari-hari bulan mati atau bulan
purnama agar suhu sarang buatan tetap
stabil. Kondisi lingkungan sangat
Gambar 2. Kolam Pembesaran Tukik
mempengaruhi pertumbuhan embrio
sampai penetasan yaitu suhu pasir, 1.3 Ekowisata Berbasis Konservasi Penyu
kandungan air dalam pasir dan kandungan Teknis pengelolaan ekowisata berbasis
pasir (Dermawan, 2009). penyu telah dilakukan sesuai dengan
bentuk wisata yang sangat erat dengan
prinsip konservasi. Dengan demikian
ekowisata yang dibangun sangat tepat dan
berdayaguna dalam mempertahankan
keutuhan dan keaslian ekosistem di areal
yang masih alami dan ditetapkan sebagai
kawasan konservasi. Ekowisata berbasis
konservasi penyu seperti menggabungkan
Gambar 1. Tempat penetasan telur
paket wisata berbasis penyu dengan paket-
1.2 Pembuatan Kolam Pembesaran Tukik paket wisata yang ada di sekitar kawasan
Setelah menetas tukik seharusnya secara (gambar 3). Hal ini dimaksudkan agar
mandiri dibebaskan untuk menuju ke laut. destinasi wisata selalu didatangi
Tetapi diperlukan penyelamatan tukik wisatawan lokal dan macam negara.
yang masih lemah, karena pada saat di laut Pengembangan ekowisata berbasis penyu
harus tetap memperhatikan kondisi dan
kenyamanan bagi penyu untuk bertelur,
mengingat sifat penyu yang sangat sensitif
terhadap gangguan cahaya, suara, dan
habitat.

Gambar 4. Pamflet konservasi penyu

1.5 Melakukan Pelatihan


Gambar 3. Ekowisata Penyu
Beberapa bentuk pelatihan yang dapat
1.4 Pendidikan Konservasi Penyu dilakukan dalam pengelolaan konservasi
Penyu, sebagai salah satu hewan langka, penyu antara lain sebagai berikut: 1).
perlu segera dilakukan upaya konservasi. Pelatihan Kegiatan Penetasan Telur Penyu,
Untuk itu mutlak diperlukan pendidikan bertujuan untuk memberi pengetahuan
tentang kaidah-kaidah konservasi populasi mengenai cara penyelamatan sarang-
penyu. Langkah-langkah yang dianggap sarang telur yang ditemukan di daerah
penting dalam melaksanakan pendidikan pasang surut (intertidal) setelah penyu laut
konservasi penyu antara lain adalah a. selesai bertelur. b. Pelatihan Pembesaran
Memberikan informasi pendidikan untuk Tukik, bertujuan untuk penyelamatan tukik
semua lapisan masyarakat mulai rumah yang masih lemah, karena pada saat di laut
tangga sampai seterusnya, mencakup tukik akan berenang atau terombang-
taman kanak-kanak sampai perguruan ambing dibawa arus laut sehingga dapat
tinggi. b. Membuat Lembaran Leaflets: dengan mudah dimangsa oleh predator. c.
Leaflets dibuat dalam bentuk yang Pelatihan Pemberian Penandaan pada
menarik dan mudah dimengerti, bertujuan Penyu, pemberian tanda ini tidak boleh
untuk memberi informasi kepada mengakibatkan penyu mati atau berubah
masyarakat (gambar 4). c. Peraturan tingkah lakunya. Pemberian tanda
Pemerintah Republik Indonesia No 7 dan (tagging) dapat dilakukan pada kaki depan
No. 8 Tahun 1999. atau karapas bagian bawah yang diikat
dengan tali senar halus. d. Pelatihan
Penanaman Pohon di Sepanjang Pantai TCEC juga dijadikan sarana pendidikan
Peneluran, peneluran penyu hijau telah dan dijadikan sebagai tempat wisata agar
mengalami degradasi, dimana pohon- masyarakat lokal maupun turis asing dapat
pohon di sepanjang pantai peneluran telah mengenal lebih dekat tentang penyu serta
banyak rusak. Pohon pantai ini sangat diharapkan timbulnya kesadaran untuk
penting karena dapat menjadi naluri menjaga kelestarian penyu laut dari
peneluran penyu, terutama bagi penyu ancaman kepunahan.
hijau.
Konservasi penyu yang telah dilakukan
2. Lembaga Konservasi oleh TCEC berdampak positip dalam
2.1 TCEC (Turtle Conservation And perubahan pola pikir masyarakat untuk
Education Center) mengembangkan upaya pelestarian penyu
Di TCEC terdapat 3 spesies penyu yaitu dengan cara mendirikan posko-posko
Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu pengamatan di sepanjang pinggir pantai
Sisik (Eretmochelys imbricata), dan Penyu yang berguna untuk mengamati jika ada
Lekang (Lepidochelys olivacea). penyu yang naik ke daratan untuk bertelur
Sementara spesies tukik yang ada di TCEC dan menyelamatkan telurnya dari predator
yaitu spesies Lekang (Lepidochelys alami serta manusia yang ingin
olivacea). mengambilnya. Turut serta menyebar
luaskan tentang pentingnya upaya
Didirikannya TCEC berfungsi sebagai
pelestarian penyu agar pantai-pantai di
tempat konservasi penyu, tempat
Bali tetap bisa jadi tempat bagi penyu
penetasan semi alami dari telur-telur penyu
tersebut untuk naik ke daratan lalu bertelur
yang diambil dari sarang alaminya
serta sosialisasi yang dilakukan dengan
dipinggir pantai agar telur tersebut dapat
anak-anak sekolah serta mahasiswa dan
menetas dengan selamat tanpa harus
mahasiswi tentang apa itu konservasi
terganggu oleh predator ataupun manusia.
penyu, pentingnya dilakukan upaya
Selain itu TCEC juga sebagai tempat
pelestarian agar habitat penyu tetap terjaga
pembesaran tukik-tukik Penyu Lekang
dengan cara jangan membuang sampah
yang nantinya dilepas ke laut jika umurnya
plastik ke laut karena bisa termakan oleh
sudah kurang lebih 3 bulan. Langkah ini
penyu (gambar 5)
diambil sebagai solusi agar masyarakat tak
mengambil penyu langsung dari laut demi
terjaganya kelestarian habitat penyu.
kampanye dan penyelamatan penyu dan
habitatnya.

Kegiatan yang dilaksanakan bersama


BSTS adalah patroli menyusuri Pantai
Kuta hingga Pantai Legian untuk
mengetahui adanya penyu yang mendarat
Gambar 5. TCEC dan FKH Unud
untuk bertelur, mengawasi proses bertelur
2.2 Konservasi Penyu Kurma Asih agar tidak diganggu oleh pengunjung serta
Di konservasi penyu Kurma Asih terdapat merelokasi telur-telur penyu ke tempat
beberapa jenis tukik atau anak penyu yang penetasan (hatcery) yang berada di markas
baru menetas dari telurnya. Selain dapat Bali Sea Turtle Society (BSTS) di pantai
melihat tukik-tukik, pengujung  juga bisa Kuta.
membantu para pekerja Kurma Asih untuk
melepaskan tukik-tukik  tersebut untuk
kembali lagi ke habitatnya. Jika waktu
berkunjung sangat bagus maka
Abreu-Grobois, A., and Plotkin, P., 2008,
pengunjung dapat melihat induk penyu
Lepidochelys olivacea, Di dalam:
yang bertelur di sekitaran  pantai tempat
The IUCN Red List of Threatened
Kurma Asih tersebut. Konservasi penyu
Species, IUCN SSC Marine Turtle
Kurma Asih melakukan kegiatan, seperti
Specialist Group; DOI:
kunjungan para siswa pecinta alam atau
10.2305/IUCN.UK.2008.RLTS.T1
SISPALA. Di sana para siswa akan
1534A3292503.en
diberikan penjelasan bagaimana cara
melestarikan hewan yang langka terutama Ario, R., Wibowo, E., Pratikto, I., & Fajar,

bagi penyu-penyu disana hingga S. 2016. Pelestarian habitat penyu

perawatan jika melestarikan  penyu dari ancaman kepunahan di turtle

tersebut (I Made, 2011) conservation and education center


(TCEC), Bali. Jurnal Kelautan
2.3 BSTS (Bali Sea Turtle Society)
Tropis, 19(1) :360-66.
Bali Sea Turtle Society (BSTS) adalah
sebuah organisasi nir laba yang bergerak Casale, P., and Tucker, A.D., 2015,

dalam bidang perlindungan penyu dan Caretta caretta, Di dalam: The

habitatnya melalui kegiatan pendidikan, IUCN Red List of Threatened


Species 2015, IUCN SSC Marine
Turtle Specialist Group; DOI: Leo, M, I,. 2011. “Sistem Informasi
10.2305/IUCN.UK.20154.RLTS.T Pelestarian Penyu Kurma Asih
3897A83157651.en Berbasis Web”. Skripsi. Bali :
Universitas Pendidikan Ganesha
Charuchinda, Monanunsap MS dan
Singaraja.
Chantrapornsyl S. 2002. Status of
sea turtle conservation in Thailand. Limpus, C. J. 1995. Marine Turtle Biology
In I. Kinan, ed. Proc. Western dalam Marine Turtle of Indonesia:
Pacific Sea Turtle Cooperative Population Viability and
Research and Management Conservation Assessment and
Workshop. Western Pacific Management Workshop. A
Regional Fishery Management Collaborative Workshop: PHPA,
Council, Honolulu, Hawaii, pp. Taman Safari Indonesia, PKBSI.
179–184. Cisarua, Indonesia. Hlm 198.

Dermawan, Agus; Nuitja, I Nyoman, Mortimer, J.A., and Donnelly, M., 2008,
Soedharma, Dedi, 2009, Pedoman Eretmochelys imbricata, Di dalam:
Teknis Pengelolaan Kon- servasi The IUCN Red List of Threatened
Penyu, Direktorat Konservasi dan Species, IUCN SSC Marine Turtle
Taman Nasional Laut, Dirjen Specialist Group; DOI:
Kelautan, Pesisir dan Pulau- Pulau 10.2305/IUCN.UK.2008.RLTS.T8
Kecil, Departemen Kelautan dan 005A12881238.en
Perikanan RI.
Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia.
H.M. Iwan Gayo. 2000. Upaya Warga Jakarta. 90 hlm.
Negara. Jakarta : Buku
Seminoff. J.A., 2004, Chelonia mydas,
Pintar. Seri Senior, hlm.7
The IUCN Red List of Threatened
Kurniarum, M., Prihanta, W., & Wahyuni, Species, Southwest Fisheries
S. 2015. Pengetahuan dan Sikap Science Center US, DOI: 10.2305/
Masyarakat Tterhadap Konservasi IUCN.UK.2004.RLTS.T4615A110
Penyu dan Ekowisata di Desa 37468.en
Hadiwarno Kabupaten Pcaitan
Sukresno, S.A. 1997. Pemanfaatan Penyu
Sebagai Sumber Belajar Biologi.
Laut di Indonesia. Makalah
Jurnal Pendidikan Biologi
Seminar Penelitian dan
Indonesia, 1(2):124-137.
Pengelolaan Penyu di Indonesia.
Jember-Indonesia.

Sukresno, S.A. 1997. Pemanfaatan Penyu


Laut di Indonesia. Makalah
Seminar Penelitian dan
Pengelolaan Penyu di Indonesia.
Jember-Indonesia.

Wallace, B.P., Tiwari, M., and Girondot,


M., 2013, Dermochelys coriacea,
The IUCN Red List of Threatened
Species, Southwest Fisheries
Science Center US, DOI:
10.2305/IUCN.UK.20132.RLTS.T
6494A43526147.en

Anda mungkin juga menyukai