Rimayani1, Hasna Rashifah, Dhia Rahid, Helvinawati Sunarto, Rizka Amelia Putri
Mentor : Farrah Meuthia2
Abstrak
Inventarisasi Echinoidea dilakukan di Pulau Bira Besar, Kepulauan Seribu yang mana tidak
dihuni oleh manusia, maka pemerintah menetapkan Pulau Bira Besar sebagai salah satu
kawasan konservasi Nasional Kepulauan seribu. Sehingga kawasan ini merupakan habitat yang
sesuai untuk biota laut. Inventarisasi Echinodea dilakukan pada 25 November 2016 dengan
menggunakan metode Belt Transek dan survey sebagai teknik pengambilan data. Hasil dari
pengamatan inventarisasi menunjukan kelas Echinodea yang berada di pulau bira besar
ditemukan 3 spesies dari kelas Echinodea yaitu spesies Diadema setosum sebanyak 51 individu.
Ditemukan spesies Echinarachnius sp. sebanyak 1 individu dan ditemukan spesies Echinotrix
sp. sebanyak 3 individu diluar jalur pengamatan.
Abstract
The Echinoidea inventories was held in Bira Besar Island, Kepulauan Seribu which is not
inhabited by human, then the government set Bira Besar Island as one of Kepulauan Seribu
National Conservation Area. Bira Besar Island is a suitable habitat for sea creature. The
Echinoidea inventory held on 25 November 2016 by using belt transects method and survey as
data collection techniques. The results of the observation showed that the class Echinodea
discovered three species of the species Diadema setosum Echinoidea class with total 51
individuals. One Echinarachnius sp. Species discovered and three species Echinotrix sp. also
discovered outside observation.
Bulu babi termasuk kedalam filum Kelas Echinoidea dibagi dalam dua
Echinodermata (dari bahasa yunani subkelas utama yaitu subkelas
yang artinya kulit berduri). Termasuk Euechinoidea dan subkelas
Phylum Echinodermata karena Perischoechinoidea. Euechinoidea
Echinoidea merupakan bulu babi merupakan bulu babi beraturan
yang tubuhnya dipenuhi duri (regular sea urchin) sedangkan
tersusun atas zat kapur. Ada yang subkelas Perischoechinoidea
berduri panjang dan lancip, dan ada merupakan bulu babi tidak beraturan
pula yang berduri pendek dan (irregular sea urchin).
tumpul. Bulu babi dapat hidup diberbagai
Kelas Echinoidea yang merupakan macam habitat pantai yang memiliki
hewan laut berbentuk bulat (radial subtrat padang lamun, pasir dan
pentamerous) dan memiliki duri pada terumbu karang (Bursca and
kulitnya yang dapat digerakan. Bursca,1990). Keberadaan bulu babi
Tubuh Echinodea terdiri dari 3 di kawasan padang lamun berkaitan
bagian, yaitu bagian oral, aboral, dan erat dengan aktivitas makanannya
bagian antara oral dan aboral sebagai grazer utama pada daerah
(Champbell,2008). padang lamun. Echinodea hidup
Bulu babi biasanya berukuran dari 6 berkelompok untuk dapat saling
sampai 12cm, meskipun spesies melindungi terhadap ancaman musuh
terbesar bisa mencapai 36cm. Semua musuhnya dan juga untuk lebih
organ pada Echinoidea (landak laut) memudahkan terjadinya fertilisasi
umumnya terletak dalam tempurung (Nontji,1987).
(tes sceleton) yang terdiri atas 10 Keberadaan bulu babi D. setosum
keping plat ganda, biasanya pada ekosistem terumbu karang
bersambung dengan erat, yaitu pelat memberikan pengaruh yang
interambulakra, disamping itu signifikan terhadap keseimbangan
terdapat plat ambulakar yang ekologi (Thamrin et al.2011).
berlubang-lubang sebagai tempat Suryanti dan Ain (2013)
keluarnya kaki tabung. Pada menyatakanbahwa bulu babi
permukaan tempurung terdapat banyakditemukan pada ekosistem
tonjolan-tonjolan pendek yang terumbu karang terutama jenis D.
membulat, tempat menempelnya setosum, karena kelimpahan dari
duri. Diantara duri-duri tersebut popolasi spesies tersebut penting
pedicelaria dengan 3 gigi. bagi terumbu karang sebagai
Kebanyakan Echinoidea (landak penyeimbang.
laut) mempunyai dua macam duri, Birkeland (1989) menyatakan sifat
duri panjang/utama dan duri bulu babi yang dapat dikatakan
pendek/sekunder. Pangkal duri herbivori atau perumput, dikarenakan
berlekuk ke dalam yang cocok pola makan pada bulu babi yang
dengan tonjolan pada tempurung, umumnya memakan alga yang
dengan adanya otot penghubung terdapat pada terumbu karang.
maka duri dapat bergerak ke Kegiatan memakan alga tersebut
berbagai arah. Adakalanya duri menyebabkan adanya penurunan dari
tersebut panjang, runcing, di dalam jumlah makroalga yang terdapat di
ekosistem terumbu karang dan 2016 di Pulau Bira Besar, Kabupaten
menyeimbangkan kembali ruang Administrasi Kepulauan Seribu,
tempat terumbukarang tersebut dapat Propinsi DKI Jakarta.
hidup. Dimana sebelumnya diketahui
bahwa peningkatan jumlah 2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah
makroalga menimbulkan perebutan sebagai berikut: belt transek 30 meter,
ruang untuk tumbuh bagi hewan kuadrat 1x1 meter, pasak, kamera under
karang (Rusli 2006). water, snorkel, pensil dan water sheet.
Mengukur parameter lingkungan
Fisiologi Landak Laut (Echinoidea) denagan menggunakan salinometer,
terdiri dari, Pertumbuhan, Sistem Termometer, dan Kertas lakmus
Respirasi, Sistem Saraf, Sistem
Pencernaan, Sirkulasi, Indera, dan 2.3 Metode Penelitian
Sistem Reproduksi. Echinoidea Metode yang digunakan pada penelitian
termasuk organisme yang ini adalah metode Belt Transek dengan
pertumbuhannya lambat. Umur, survey sebagai teknik pengambilan data.
ukuran, dan pertumbuhan tergantung
pada jenis dan lokasi. 2.4 Prosedur Kerja