PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
NURLINA
Pembimbing :
A. Latar Belakang
terumbu karang dengan jumlah terbanyak dan merupakan organisme besar yang
organisme yang hidup dan menetap serta mencari makan di area terumbu
karang (sedentary), sehingga apabila terumbu karang rusak atau hancur maka
ikan karang juga akan kehilangan habitatnya. Sebagai ikan yang hidup
(Nybakken,1988).
tubuh beragam, mulai dari sedang sampai ukuran besar. Pada umumnya
ikan tersebut sangat melimpah. Ikan kakatua tergolong ikan pangan, tetapi
karena memiliki serat daging lebih halus dan lunak, ikan ini lebih cepat
garam. Selain itu, tubuh memiliki lendir yang banyak, sehingga dagingnya akan
cepat busuk jika tidak diawetkan (es). Ikan ini cukup digemari dan
Ikan kakatua termasuk ke dalam famili Scaridae dan merupakan salah satu
jenis ikan herbivor yang utama di ekosistem terumbu karang (Sale, 1991). Famili
Scaridae terdiri dari berbagai jenis, karena memiliki jumlah genus yang cukup
banyak yaitu 7 genera dengan genus terbanyak adalah Scarus. Ikan kakatua
hidup di sekitar terumbu karang dan biasanya ditemukan juga pada perairan
Pasifik, meliputi perairan Indonesia. Ikan kakatua telah banyak diteliti para ahli di
manca negara, tetapi di Indonesia ikan tersebut masih belum banyak mendapat
perhatian untuk diteliti. Pada hal di Indonesia kelompok ikan ini amat melimpah
Ikan kakatua merupakan salah satu ikan karang yang jumlahnya banyak di
memakan alga yang menempel pada terumbu karang yang secara tidak
banyak dan tidak ada yang membersihkan, oleh karena itu ikan kakatua
kepulauan spermonde yang memiliki tiga zona perairan yaitu zona inti dengan
luas 775,4 Ha, zona perikanan tradisional memiliki luas 775,4 Ha dan zona
pemanfaatan dengan luas 1.521,3 Ha. Pulau Kapoposang adalah salah satu
pulau terbesar dengan luas kurang lebih 42 Ha dan terumbu karangnya sekitar
900 Ha. Pulau Kapoposang termasuk dalam kategori pulau kecil. Keunggulan
Pulau Kapoposang adalah memiliki kawasan terumbu karang yang sangat bagus
pada perairan tersebut kurang bervariatif, sehingga kondisi fisik terumbu karang
secara spesifikasi (Ikan kakatua) famili Scaridae dengan melihat kondisi tutupan
kepulauan.
2. Sebagai data rujukan dan sumber informasi bagi instansi atau stake
pengelolaannya
C. Ruang Lingkup
menghitung jumlah jenis ikan karang famili Scaridae serta melihat kondisi
pendukung.
II. TINJAUN PUSTAKA
A. Terumbu karang
karbonat yang terutama dihasilkan oleh karang (filum Cnidaria, Klas Anthozoa,
1992).
laut berupa deposit kalsium karbonat (CaCO3) di laut yang dihasilkan terutama
oleh hewan karang yang merupakan hewan tak bertulang belakang, termasuk
sebagai karang (coral) mencakup karang dari Ordo scleractinia dan Sub kelas
serta mencari makan. Terumbu karang juga secara tidak langsung menjadi
tempat hidup berbagai ikan dan juga mahluk laut lainnya. Terumbu Karang juga
salah satu ekosistem yang mempunyai produktivitas tinggi di laut tropis (Adrim,
2008).
Selain jenis karang keras (hard coral) terdapat juga karang lunak (soft coral)
sebagai salah satu komponen utama yang menyusun terumbu karang. Karang
batu (hard corals) atau biasa dengan istilah karang hermatipik merupakan
yang terbuat dari kalsium karbonat atau zat kapur. Karang batu mendapatkan
makanan melalui hasil fotosintesis dari alga yang disebut zooxanthellae.
Sedangkan karang lunak (soft coral) atau karang hermatipik, bentuknya seperti
tanaman dan tidak bersimbiosis dengan alga. Karang lunak juga mempunyai
tubuhnya dan memberi kekuataan ekstra pada karang lunak (Adrim , 2008).
a. Bercabang/ branching
Koloni ini tumbuh ke arah vertikal maupun horisontal, dengan arah vertikal
cabang dapat halus atau tebal. Karang bercabang memiliki tingkat pertumbuhan
yang paling cepat, yaitu bisa mencapai 20 cm/tahun. Bentuk koloni seperti ini,
banyak terdapat di sepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng, terutama
b. Padat/masiv
Karang ini memiliki permukaan yang halus dan padat; bentuk yang bervariasi,
seperti setengah bola, bongkahan batu, dan lainnya; dengan ukuran yang juga
tumbuh. Meski demikian, di alam banyak dijumpai karang ini dengan ukuran yang
c. Lembaran/foliose/flat
bentuk bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti meja. Karang ini
ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu pada satu sisi membentuk
faktor alam dan manusia. Faktor alam seperti ketersediaan nutrisi, predator,
kondisi kimia-fisika laut, jika dalam keadaan sesuai maka dapat membuat kondisi
www.fishbase.org
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterigii
Ordo : Perciformes
Famili : Scaridae
Genus :Scarus,Leptoscarus,Hipposcarus,Chlorurus,
Bolbometopon.Cetoscarus, Celatomus
Gambar 1. Ikan Karang Famili Scaridae (Kuiter,2001)
Tanda-tanda morfologi secara umum ikan karang famili Scaridae antara lain;
bentuk tubuh agak pipih dan lonjong, bentuk moncong membundar dan kepala
tumpul, sirip punggung bergabung antara 9 duri keras dan 10 duri lemah. Sirip
dubur dengan tiga duri keras dan 9 duri lemah. Sirip dada dengan 13- 17 duri
lemah. Sirip perut dengan satu duri keras dan lima duri lemah. Sisik besar dan
tidak bergerigi (cycloid). Gurat sisi memiliki 22-24 sisik berporos, dan terpisah
dua bagian. Pada pipi terdapat 1-4 sisik. Jumlah sisik sebelum sirip punggung
ada 2-8. Pada rahang atas dan bawah terdapat gigi plat yang kuat. Struktur gigi
ikan ini agak unik, disebut gigi plat karena susunan gigi menyatu dan di tengah
ada celah .Pada ikan dewasa terdapat satu atau dua taring pendek di samping
Sebagian besar dari anggota jenis ikan ini ditempatkan dalam marga Scarus.
Bentuk tubuh bagian luar (morfologi) antar anggota kelompok dalam marga ini
amat sulit dibedakan, hanya terdapat perbedaan pada jumlah duri lemah sirip
dada, sisik predorsal tengah dan pola susunan sisik di pipi. Tubuh ikan kakatua
kesulitan dalam menggunakan warna untuk identifikasi, yaitu ketika hewan ini
masih dalam ukuran tertentu yakni pada usia muda (ketika tengah mengalami
fase kelamin betina). Pada saat berstatus sebagai ikan muda dengan jenis
kecoklatan, tetapi setelah semakin menginjak dewasa dan masuk fase pejantan
yang merupakan fase akhir dari kehidupannya, warna tubuhnya berubah menjadi
peranannya, yaitu:
(ikan pakol);
b) Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah
(ikan peniru).
a) Ikan nokturnal (aktif ketika malam hari), contohnya pada ikan-ikan dari suku
b) Ikan diurnal (aktif ketika siang hari), contohnya pada ikan-ikan dari suku
Parenti & Randall (2000) mengemukakan bahwa sebagian besar (75 %) ikan
marga ikan kakatua. Here (1953) melaporkan sebanyak 39 jenis kakatua yang
marga dilaporkan pula di Taiwan (Shen et al., 1993 dan LIAO et al., 2004).
Indonesia.
spesies ikan kakatua memiliki sebaran perpindahan yang luas, sementara yang
lain ada juga yang bertahan hidup dalam daerah tertentu saja, dan
hasil utama penangkapan, tetapi masih dapat ditemukan di pasar ikan. Walaupun
di beberapa daerah ikan kakatua dijadikan sebagai ikan konsumsi tetapi tidak
ada data yang dilaporkan kepada FAO tentang tangkapan ikan kakatua. Ikan
dengan tombak. Daging ikan kakatua sangat lembut, oleh karena itu ikan ini
Ikan kakatua terdiri dari 7 genera dan terdiri dari 44 spesies (Tabel 1).
Spesies ikan kakatua yang menyebar di Samudera Hindia dan juga diduga
Secara umum ikan kakatua termasuk ikan karang, sebagian besar ikan
karang memiliki tubuh yang kecil, jenis ikan dengan ukuran lebih besar dari 200-
sempit karang, lubang, cekungan dan di antara daun-daun lamun. Adaptasi lain
perairan (Wooton, 1992). Ikan kakatua memilik efek positif pada kesehatan
terumbu karang (Barclay, 2009). Variasi dalam pola dan intensitas warna
F. Kebiasaan Makan
dan sangat terkait erat dengan terumbu karang. Ikan kakatua sangat
mendominasi dan menjadi bagian yang paling mencolok dari komunitas ikan
herbivora. Dengan demikian, ikan kakatua telah menjadi fokus dari sejumlah
spesies menempati karang dan memakan algae epilithik pendek yang menutupi
substrat karang. Pemakan alga dibedakan atas dua kelompok yaitu kelompok
excavator dan scraper. Kelompok excavator memiliki rahang yang kuat sehingga
sedangkan kelompok scraper tidak memiliki rahang yang kuat dan tidak
meninggalkan bekas gigitan pada substrat. Kelompok excavator terdiri dari genus
Chlorurus, Bolbometopon, Cetoscarus, dan Sparisoma viride, sedangkan
terumbu karang sebagai habitat dan tempat untuk mencari makan. Interaksi yang
1. Pemangsaan, yaitu dua kelompok ikan yang secara aktif memakan koloni
terumbu karang; interaksi antar ikan herbivor, terutama dari jenis yang bersifat
laku ikan karang secara umum. Kebanyakan ikan herbivor menyenangi turf algae
sebagai makanannya. Turf algae memiliki ukuran kurang dari 2 cm dan tidak
mengandung bahan kimia yang tidak disukai ikan. Ikan herbivor sangat suka
daerah tersebut sangat cepat, sehingga selalu tersedia makanan baginya untuk
G. Reproduksi
oleh individu jantan dan seketika itu pula ikan betina pasangannya mengikuti.
Telur dan sperma dibebaskan ketika melakukan gerakan naik dan setelah
melepaskan kedua gonad jantan dan betina dengan cepat ikan kembali ke dasar.
menyebar ke daerah perairan karang lain di sekitarnya atau daerah lebih jauh
dari tempat asalnya. Pergerakan dari larva tersebut umumnya akan bersifat pasif
kejernihan air, arus dan gelombang. Besarnya spesies yang ditemukan di karang
pertumbuhan ikan. Di perairan karang terdapat banyak habitat yang bisa didiami
oleh ikan-ikan dibandingkan perairan yang lebih dalam karena tidak terdapat
perairan dangkal (0-4 m), intermedit (5-19 m), dan perairan dalam ( 20 m).
Batas kedalaman tersebut dapat berbeda tergantung dari jenis habitat itu dan
terkadang dapat mencapai sekitar 10 m. Jenis ikan karang dan terumbu karang
yang baik tersedia pada zona perairan intermedit, karena pada daerah tersebut
sinar matahari optimal bagi pertumbuhan terumbu karang, gelombang relatif kecil
beberapa spesies ikan karang mulai berkurang pada perairan dalam tetapi ikan
jumlahnya paling banyak dan merupakan organisme besar dan sangat signifikan
bioekologis yang ada dalam ekosistem terumbu karang, meliputi interaksi yang
luas antara individu yang sama, jenis-jenis yang berbeda, invertebrata, dan
interaksi dengan faktor fisik (non biologis) seperti suhu, cahaya, ruang dan
yang ditunjukkan oleh persentase penutupan karang hidup (Hutomo, 1986), serta
(2) interaksi dalam mencari makanan yang meliputi hubungan antara ikan
karang dan biota yang hidup pada karang termasuk algae; dan
(3) interaksi tidak langsung sebagai akibat struktur karang dan kondisi
Terumbu karang merupakan salah satu sumber makanan bagi beberapa jenis
sekelompok kecil dari Scaridae (Coat dan Bellowod, 1991). Ikan karang famili
lender (mucus) yang diproduksi oleh karang dan simbiosisnya. Kelompok ikan
dari famili Acanthuridae dan kebanyakan dari Labridae lainnya memakan alga
perkembangan karang. Jenis ikan ini bersimbiosis dengan karang sehingga pada
hampir meliputi semua ikan di daerah ini. Kelompok ikan karnivor di daerah
terumbu karang dapat berfungsi sebagai level ke-2 dalam rantai makanan.
Kelompok ikan pemakan karang dan herbivor sekitar 15%. Ikan-ikan ini sangat
C. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
studi literatur, hal tersebut dilakukan untuk mengkaji terlebih dahulu hal-hal yang
dengan judul penelitian. Selain hal tersebut observasi awal juga dilakukan untuk
mengetahui kondisi lokasi yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Dalam
Penentuan stasiun penelitian dilakukan di tiga zona perairan yaitu zona inti,
pengambilan data dengan dua stasiun setiap zona. Maka jumlah stasiun yang
dipilih sebanyak enam stasiun penelitian dengan dua kedalaman setiap stasiun
transek garis menyinggung atau Line Intercept Transect (LIT) dengan mengikut
pada metode yang digunakan oleh English et al.,(1994). Metode ini digunakan
bentuk pertumbuhan karang (Life form). Dengan metode ini, substrat dasar
perairan yang dilalui oleh transek dapat diketahui. Satuan yang digunakan
(English et al.,1994). Bentuk pertumbuhan karang (Life Form) dan substrat dasar
perairan yang berada di bawah tali transek diukur dan dicatat hingga ketelitian
Tabel 3. Kategori bentuk pertumbuhan karang dan fauna karang lain yang
mengisi habitat dasar (Englist et al., 1994).
Life form kategori Ciri-ciri Kode
Hard coral (Acropora)
Karang Acrpora dengan bentuk pertumbuhan
Branching ACB
bercabang, memiliki axial dan radial koralit.
Tabulate Berbentuk Pelat menyerupai meja ACT
Bentuk merayap dan tumbuh bergerak di
Encrusting ACE
dasar
Submassive Berbentuk bonggol atau baji ACS
Bentuk percabangan rapat seperti jari
Digitate ACD
tangan.
Hard Coral (Non
Acropora)
Karang jenis lain dengan bentuk
Branching pertumbuhan bercabang, hanya memiliki CB
radial koralit.
Encrusting Menempel melapisi substrat, berbentuk plat CE
Berbentuk menyerupai lembaran seperti
Foliose CF
daun
Mushroom Soliter dan berbentuk seperti jamur CMR
Semua jenis karang api dengan pucuk agak
Millepora CME
putih
Karang biru, bila dipatahkan bagian
Heliopora CHL
dalamnya berwarna biru
Dead Scleractinia
Baru saja mati dengan warna putih atau
Dead Coral pudar DC
Dead Coral Algae Karang mati yang ditumbuhi alga DCA
Algae
Macro Alga yang berukuran besar MA
Turf Alga Filamen lembut TA
Coraline Alga yang mempunyai struktur kapur CA
Halimeda Alga berkapur HA
Algae Assemblage Tersusun lebih dari satu jenis alga AA
Other Fauna
Soft Coral Karang dengan tubuh yang lunak SC
Sponge SP
Zoanthids ZO
Ascidian, anemon, kipas laut (gorgonium),
Other OT
kima dll
Abiotic
Sand Substrat pasir S
Rubble Pecahan karang tidak beraturan R
Silt Substrat lumpur SI
Water Celah air lebih dari 50 cm WA
Rock Batu kapur, granit, batu gunung RCK
sepanjang 50 meter dengan jarak 2,5 m ke arah kiri dan 2,5 m ke arah kanan
sehingga daerah yang teramati seluas 250 (m2)-1 (English et al., 1994).
Pengamatan tanpa adanya jeda pada garis transek seperti pada pengambilan
data terumbu karang. Untuk mendapatkan data yang lebih akurat digunakan
kamera bawah air untuk mengambil foto ikan yang sulit untuk diidentifikasi.
Pencatatan data ikan karang ini adalah dengan mengidentifikasi spesies ikan
titik awal (titik nol). Setelah kurang lebih 5 menit di titik awal setelah
c. Parameter lingkungan
kecerahan dan kecepatan arus dilakukan setelah pengambilan data ikan dan
Li
Ni = x 100%
L
ni
Xi = x 100%
A
Keterangan :
famili Scaridae
tidaknya hubungan x dan y dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (r) yang
berkisar antara (-1) hingga (+1). Hubungan x dan y dikatakan kuat apabila nilai r
mendekati 1 dan dikatakan negatif apabila nilai r mendekati (-1). Bila nilai r = 0
maka antara x dan y tidak ada hubungan. dengan rumus sebagai berikut
(Sugiono, 2011):
()
rxy =
x2 2
Keterangan
terhadap kelimpahan ikan karang target, dengan rumus sebagai berikut (Sugiono
2011):
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD : koefisien determinasi (%) r2: hasil kuadrat dari nilai koefisien korelasi
Y = a + bX
Data yang telah didapat diolah melalui program Microsoft Excel dengan tipe
chart scatter untuk mendapatkan grafik analisis regresi linier antara hubungan
Allen G. 1999. A field guidd for anglers and divers: Marine fishes of south east
Asia. Singapore: Periplus edition (HK) Ltd. 292 p.
Allen, G.R. 2000. Marine Fishes of South East Asia. Kaleidoscope Pront and
Prepress Periplus Edition, Perth, Western Australia.
Choat JH and Bellwood DR. 1991.Reef fishes: Their history and evolution. Page
39 66 in PF Sale ed. The Ecology of fish on coral reef. Journal .Academic
press. San Diego. 754 pp.
English, S., C. Wilkinson, and U. Baker (eds). 1994. Survey Manuals for Tropical
Marine Resources. Australia Institute of Marine Science. Townsville.
Australia.
[FAO] Food and Agriculture Organitation. 2001. The living marine resources of
the western central pacific, volume 6 Bony part 4 (Labridae to
Latimeriidae), estuarine crocodiles, sea turtles, sea snakes and marine
mammals. FAO. Rome, Italy. 3468 p.
Here, A.W. 1953. Check list of Philippine fishes. United States Government
Printing Office. Research Report 90. Washington DC: 977 pp.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2001 Tentang Kriteria
Baku Kerusakan Terumbu Karang
Kuiter, R H. and Tonozuka, T. 2001. Pictorial Guide to; Indonesia Reef Fishes.
Zoonetics. Australia.
LIAO, Y.C.; L.S. CHEN; K.T. SHAO and I.S. CHEN 2004. A Review of
Parrotfishes (Perciformes: Scaridae) of Taiwan with Descriptions of Four
New Records and One Doubtful Species. Zool. Stud. 43(3): 519-536
Maharbhakti, HR. 2009. Hubungan Kondisi Terumbu Karang Dengan
Keberadaan Ikan Chaetodontidae DI Perairan Pulau Abang, Batam. Tesis.
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia,
Jakarta.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta
Parenti, P. and J.E. Randall. 2000. An annotated checklist of of the species of lte
Labroid fish families Labridae and Scaridae. Ichthyological Bulletin. 68: 1-
97.
Randall, J.E.; GR. Allen and R.C. Steene. 1996. Fishes of the Great Barrier Reef
and Coral Sea. Honolulu, HI: Univ. of Hawai'i Press: 506 pp.
Sale P.F. 1991. The Ecology of Fishes on Coral Reefs. Academic Press, Inc. San
Diego, 754 pp
Shen, S.C; S.C Lee; K.T. Shao; H.C. Mok; C.H. Chen; C.C. Chen and C.S.
Tzeng. 1993. Fishes of Taiwan. Taipei: Department of Zoology, National
Taiwan Univ. Press: 560 pp.
Wooton RJ. 1992. Tertiary level biology: fish ecology. New York: Chapman and
Hall. X + 212 p.