Oleh :
ZULFIANTI
L 111 10 902
UNIFERSITAS HASANUDDI
MAKASSAR
2014
0
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
mempunyai nilai ekonomi penting seperti ikan karang. Terumbu karang dominan
tersusun dari karang keras yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat
berlindung bagi sebagian besar biota laut yang berasosiasi dengan terumbu
karang (Arham, 2013). Ikan karang umumnya hidup di daerah karang pada
karang sebagai tempat berlindung, tempat mencari makan, tempat tinggal, dan
tempat bertelur.
Salah satu ikan karang yang senantiasa ditemukan di daerah terumbu karang
nama damselfishes, merupakan salah satu famili ikan karang yang umumnya
Sebagian besar ikan dalam famili ini dikenal sebagai ikan yang bersifat teritorial,
spasial dan relatife stabil (Montgomery et al, 1980). Ikan famili Pomacentridae
terdiri dari 400 jenis yang termasuk dalam 25 genus (Allen, 1975; Masuda et al
1987).
terbanyak dan merupakan ikan penetap (resident species) yang memiliki tingkah
laku jarang berkeliaran jauh dari sumber makanan dan tempat berlindung. Selain
ikan mayor utama yang jumlahnya banyak ditemukan dalam ekosistem terumbu
1
penyelaman, sehingga kelimpahan ikan jenis famili Pomacentridae cenderung
tinggi, karena ikan jenis ini menyukai hidup di daerah karang-karang bercabang
(Suharti,1996).
mudah dikenali karena sering ditemukan dalam keadaan melimpah pada daerah
pantai khususnya pada daerah reef flat (rataan terumbu). Ikan dari famili ini juga
mudah dihitung karena umumnya ditemukan berkoloni dalam jumlah yang tidak
begitu besar dan soliter pada daerah karang dan daerah berbatu.
tinggi, corak warna yang bervariasi menjadikan kelompok ikan ini sebagai
pelengkap keindahan panorama wilayah terumbu karang, dan menjadi salah satu
tempuh 18 km dari kota Makassar dengan posisi berada di sebelah timur Pulau
Langkai. Bagian utara dan timur Pulau Bonetambung merupakan perairan jalur
pelayaran pelabuhan dengan kedalaman air lebih dari 40 meter atau sekitar 900
meter dari pantai. Pada bagian barat terdapat perairan dengan rataan terumbu
mestinya dijaga dan dilestarikan sehingga menjadikan wilayah ini sebagai pilihan
penelitian..
2
B. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Bonetambung.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian ini meliputi jenis, jumlah, dan ukuran bobot tubuh
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
yang sesuai dan berbagai parameter fisika, seperti kedalaman air, kejernihan air,
arus dan gelombang. Jumlah spesies sangat banyak ditemukan pada terumbu
karang adalah gambaran dari banyaknya mikrohabitat pada lingkungan ini (Allen,
1997).
terhadap karang. Oleh karenanya jumlah individu, jumlah spesies dan komposisi
yang nyata antara ketinggian terumbu (faktor kedalaman) dengan jumlah spesies
Bagi ikan, terumbu karang adalah substrat yang keras dan antara
terumbu karang yang satu dengan terumbu karang yang lain kompleksitas
(shelter) bagi ikan yang sangat beragam. Kebanyakan ikan aktif pada siang hari
(diurnal) dan yang lainnya aktif pada saat malam hari. Dengan sendirinya seluruh
ikan akan kembali ke naungannya dalam kurun waktu tertentu dalam 24 jam
4
selama istirahat dan faktor ini saja sangat berpengaruh terhadap asosiasi yang
erat antara ikan dan struktur lingkungannya (terumbu karang) (Robertson, 1982;
seluruh lautan tropis. Pada skala yang lebih kecil, terumbu menyediakan zona
habitat yang berbeda-beda baik fisik maupun ciri-ciri lain. Pada zona-zona
ikan karang yaitu daerah dangkal (0-4 meter), sedang (5-19 meter) dan dalam
(>200 meter). Jarak kedalaman dari zona ini bisa jadi sangat bergantung pada
tingkat perlindungan dan kondisi laut. Pada daerah dangkal yang biasanya
dipengaruhi oleh gelombang, daerah perlindungan yang baik terdapat pada teluk
atau laguna yaitu dengan cara turun ke kedalaman yang lebih dalam. Sebaliknya
pada daerah terluar struktur karang yang terbuka oleh pengaruh gelombang di
tengah merupakan tempat dimana ikan dan karang hidup melimpah. Pada
tingkat cahaya mulai berkurang, sebab itu sedikit ditemukan karang dan ikan.
5
Meskipun dalam jumlah spesies yang sangat kurang, beberapa spesies tertentu
variasi habitatnya. Terumbu karang tidak hanya terdiri dari karang saja, tetapi
daerah berpasir, berbagai teluk dan celah daerah alga, dan juga perairan yang
dangkal dan dalam serta zona-zona yang berbeda dalam melintasi karang.
berasal dari air mengalir di atas terumbu karang, daur biologi yang efisien dan
penampungan zat hara yang tinggi sehingga ekosistem ini merupakan ekosistem
yang subur dan kaya akan makanan. Struktur fisiknya yang rumit, bercabang-
habitat yang menarik bagi jenis biota laut. Oleh sebab itu penghuni terumbu
B. IKAN KARANG
pada berbagai mikro-habitat di terumbu karang. Ikan karang hias, hidup menetap
terumbu karang rusak atau hancur maka ikan karang hias juga akan kehilangan
habitatnya. Sebagai ikan yang hidupnya terkait dengan terumbu karang maka
6
dalam hal ini variasi mikro-habitat tidak hanya terdiri dari habitat karang saja,
tetapi juga daerah berpasir, berbagai teluk dan celah, daerah algae dan sponge
serta masih banyak lagi. Keberagaman habitat tersebut merupakan salah satu
ikan karang pada ekosistem tersebut (Luckhurst and Luckhurst, 1978; Robert
habitatnya (Sorokin, 1993). Adakalanya ditemui jenis ikan yang hanya berada di
karang selama paruh siklus hidupnya, misalnya semasa juvenil, kadang pula
beberapa jenis ikan karang ini keluar dari ekosistem lain seperti ke daerah
berbatu.
karang. Ikan karang pada umumnya berukuran kecil dan relatif tidak berpindah-
pindah dan sebagian besar merupakan ikan hias dengan panjang kurang dari 30
menetap dari pada vertebrata lain yang berukuran sama. Hal tersebut
1993). Jenis ikan hias yang sering ada di terumbu karang adalah dari kelompok
sehingga mempunyai nilai yang tinggi sebagai ikan hias, bertubuh kecil dengan
panjang umumnya kurang dari 3 cm (Hutomo, 1993). Ikan hias juga ada yang
7
dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi tangkapan nelayan. Didapatkan sekitar 30-
100 spesies jumlah dari beberapa famili ikan karang yang banyak mendominasi,
C. FAMILI POMACENTRIDAE
memiliki karakteristik menarik. Daya tariknya tidak hanya dari corak warnanya
yang cerah dan bentuknya yang agak pipih, tetapi juga dari jumlah dan
aktifitasnya (Moyle dan Cech, 1998). Ikan ini terpusat di daerah Pasifik Barat
dimana jumlah jenisnya akan semakin berkurang bila semakin jauh dari daerah
dikenal adalah ikan anemon (anemone fish) dari genera Amphiprion dan
tunggal. Cromis dan Dascyllus merupakan spesies yang memiliiki dua lubang
hidung. Genera ini biasanya memakan plankton, memiliki bentuk tubuh yang
tinggi dan pipih, mulut kecil, garis lateral tidak lengkap atau berselisih, sirip ekor
memiliki dua buah duri (sangat jarang tiga), sebuah sirip punggung dengan 8-17
buah duri keras dan 11-18 duri halus. Para ahli taksonomi menjelaskan bahwa
8
kompleks dan pola warnanya yang berbeda-beda dengan individu dari beberapa
mempunyai banyak genus, dengan badan pipi dan nampak dari samping bulat,
ikan ini berukuran kecil yang terbanyak di terumbu karang (kelimpahan individu)
sedangkan makanan dari famili ini yaitu plankton, invertebrate dan alga,
ikan yang masih muda memiliki warna yang indah dengan garis biru sepanjang
akan menghilang saat ikan beranjak dewasa sehingga tidak ada ikan dewasa
Pomacentridae umumnya adalah ikan yang memiliki satu tempat tinggal tertentu,
tetapi selama masa pemijahan kebanyakan dari mereka menjadi lebih agresif.
Ikan jantan akan melakukan perubahan warna tubuh. Sinyal dari ikan jantan
akan ditangkap oleh ikan betina yang siap memijah dengan membuat gerakan
berputar di atas sarangnya. Ikan betina yang siap memijah berperan penting
pemijahan selesai, ikan betina akan keluar dari sarang memberi sinyal lagi.
9
Sekali lagi beberapa ikan betina melakukan pembiakan dengan ikan jantan,
yang jumlahnya sangat besar dan jumlah itu semakin berkurang pada semua
Ikan karang mengisi seluruh daerah di terumbu, maka terlihat dengan jelas
terumbu karang. Salah satu sebab keragaman spesies yang tinggi di terumbu
karang adalah karena variasi habitat terumbu yang terdiri dari karang, daerah
berpasir, teluk dan celah, daerah alga dan juga perairan yang dangkal serta
zona-zona berbeda yang melintasi karang (Nybakken, 1992). Selain itu juga
terdapat komposisi jenis yang beragam dan pada patch reef yang berbeda.
Ikan karang dari famili Pomacentridae termasuk jenis yang sangat tergantung
pada ruang lingkup atau daerah tertentu yang terbatas berhubungan dengan
daerah terumbu karang, tetapi jenis ini juga dapat hidup pada lingkungan dengan
kondisi yang beragam. Seperti beberapa jenis dari genus Dischistodus banyak
dijumpai pada daerah pantai bagian dalam yang dangkal termasuk di sekitar
pelabuhan dan tepi teluk yang terlindung dengan keadaan berpasir atau
10
berkembang biak dengan baik pada daerah yang cukup menyediakan tempat
seputar terumbu karang, atau pada daerah pantai dengan kedalaman kurang
dari 50 meter dan berair jernih. Di perairan Papua New Guinea, bisa ditemukan
KARANG
dalam suatu pembagian jumlah individu tiap jenis (Odum, 1971). Keseragaman
mempunyai nilai yang besar jika individu ditemukan berasal dari spesies atau
kecil atau sama dengan nol jika semua individu berasal dari satu spesies (Tabel
berkisar nol sampai satu. Semakin kecil nilai suatu keseragaman, semakin kecil
menghitung indeks dominansi. Jika nilai indeks dominansi mendekati satu, maka
ada organisme tertentu yang mendominasi suatu perairan. Jika nilai indeks
dominansi adalah nol maka tidak ada organisme yang dominan (Tabel 3)
(Hukom, 1998).
11
Tabel 1 Kategori Indeks Keanekaragaman (Hukom, 1998)
Metode Visual Census merupakan hasil penggabungan dari dua teknik, yaitu
pengamatan visual sensus yaitu dengan cara ‘Stationary point’ atau dengan cara
12
Populasi ikan terumbu karang dapat diduga melalui sensus secara visual
sebagai data base untuk zonasi, manajemen dan monitoring terumbu karang
Lebar batasan sampling tergantung pada area dimana semua individu dapat
dideteksi dan dihitung, dengan kisaran antara 2-5 m tergantung kondisi, tingkah
laku ukuran dan kewaspadaan ikan-ikan tersebut pada saat observasi. Bilamana
terlihat ikan yang dihitung itu jumlahnya melimpah, agar sensus lebih akurat, bisa
dilakukan dengan memperbanyak sampling pada transek yang lebih pendek (20-
Agar lebih menajamkan seleksi jenis ikan yang akan disensus, diperlukan
beberapa kriteria yang dapat dipegang sebagai pedoman (Adrim, 1993), yaitu:
1. Secara visual dan numerik adalah jenis-jenis dominan tidak bersifat merayap
species;
Prosedur dari metode visual census adalah sebagai berikut (Labrosse, 2002):
Penyelam menunggu sampai stabil (diam) pada posisi yang paling baik atau
13
yang ditemukan dengan jarak pengamatan sepanjang 2,5 meter ke arah
Pengamatan malam hari, membutuhkan jarak pandang yang lebih dekat dan
Daerah Perlindungan Laut (DPL) merupakan wilayah pesisir yang dipilih dan
disahkan melalui peraturan desa. DPL tersebut mempunyai ukuran yang lebih
nasional seperti taman nasional dan taman wisata perairan (Nurliah, 2012).
mewujudkan tiga tujuan utama dari konservasi sumberdaya alam seperti yang
kawasan konservasi adalah: (1) melindungi dan melestarikan sumber daya ikan
14
konservasi perairan; dan (4) meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar
Menurut Salm et al, (2000) suatu MPA dibentuk karena satu alasan
kombinasi dari beberapa alasan berikut: (1) merupakan contoh dari suatu
ekosistem yang penting atau tipe habitat; (2) dibutuhkan untuk perikanan
spesies yang tinggi; (4) merupakan lokasi aktivitas biologi yang intensif; (5)
yang khusus bagi spesies tertentu atau kelompok spesies; (7) mempunyai
kelompok budaya yang khusus (seperti sejarah, keagamaan dan lokasi rekreasi);
(8) melindungi pantai dari badai, dan (9) memfasilitasi penelitian yang dibutuhkan
kepraktisan dan kelayakan. Buku ini juga memberikan contoh kriteria DPL yaitu:
menghindari konflik, (2) tutupan karang hidup cukup tinggi (min 30%; ideal 50%),
(3) mencakup perwakilan habitat, yakni rataan dan lereng terumbu, mangrove,
padang lamun dan habitat penting lainnya, (4) lokasi dalam jangkauan
pengawasan dan pantauan masyarakat, (5) terhindar dari sedimentasi dan polusi
dari sungai, (6) perupakan daerah potensi wisata penyelam, (7) merupakan
habitat satwa langka atau satwa endemic atau tempat pemijahan ikan karang, (8)
15
Zonasi kawasan konservasi terdiri dari zona inti, zona pemanfaatan dan zona
lainnya. Menurut (Permen KP No. 17 Tahun, 2008) zona inti diperuntukan untuk:
(1) perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan, serta alur migrasi biota laut;
(2) perlindungan ekosistem pesisir yang unik dan rentan terhadap perubahan; (3)
perlindungan situs budaya, adat tradisional; (4) penelitian; dan (5) pendidikan.
Zona pemanfaatan untuk: (1) perlindungan habitat dan populasi ikan; (2)
pariwisata dan rekreasi; (3) penelitian dan pengembangan; dan (4) pendidikan.
Zona lainnya merupakan zona di luar zona inti dan zona pemanfaatan terbatas
yang karena fungsi dan kondisinya ditetapkan sebagai zona tertentu antara lain
zona rehabilitasi.
I. PARAMETER OSEANOGRAFI
1. Kecerahan
Beberapa hewan akuatik yang akan menyebabkan kekeruhan air dan sebaliknya
pertumbuhan organisme yang menyesuaikan diri pada air yang tidak tercemar
jelas pada beberapa variabel fisika dan kimiawi. Cahaya diserap oleh air itu
kedalaman. Para ahli ekologi membedakan antara bioma akuatik di bagian atas,
yaitu daerah yang cahayanya mencukupi untuk fotosintesis, dan bioma akuatik di
bagian bawah, yaitu daerah dengan sedikit sekali cahaya menembus sampai ke
16
Cahaya merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan ikan dan
untuk mengejar mangsa, menghindarkan diri dari predator dan dalam perjalanan
menuju suatu tempat. Hanya beberapa spesies ikan yang beradaptasi untuk
hidup di tempat yang gelap. Secara tidak langsung peranan cahaya matahari
bagi kehidupan ikan adalah melalui rantai makanan. Selain penting dalam
pematangan gonad. Ikan yang mendiami daerah air yang dalam pada siang hari
akan bergerak menuju ke daerah yang lebih dangkal untuk mencari makanan
Bagi organisme air, intensitas cahaya berfungsi sebagai alat orientasi yang
cahaya matahari yang masuk ke dalam air akan mempengaruhi sifat-sifat optis
dari air. Sebagian cahaya matahari tersebut akan diserap dan sebagian lagi akan
lapisan air intensitas cahaya tersebut akan mengalami perubahan yang signifikan
2. Suhu
kedalaman air dan lain sebagainya. Semua jenis ikan mempunyai toleransi yang
rendah terhadap perubahan suhu apalagi yang drastis. Kisaran suhu yang baik
untuk ikan adalah antara 25 - 32°C. Kisaran suhu ini umumnya ditemukan di
daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Laju metabolisme ikan dan hewan air
17
lainnya secara langsung meningkatkan kebutuhan akan oksigen. (Anwar,
3. Salinitas
apabila populasi fitoplankton menurun. Hal ini dapat terjadi karena melalui
aktivitas respirasi dari hewan dan bakteri air akan meningkatkan. Garam-garam
tersebut meningkatkan kadarnya dalam air karena tidak lagi dikonsumsi oleh
penguraian bahan organik dalam air, yang berasal dari pembuangan limbah cair
yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai jenis algae dan fitoplankton lain.
Toleransi dari organisme air terhadap kadar salinitas dapat dibedakan antara
4. Arus
Menurut Aziz (2004), arus merupakan gerakan massa air permukaan yang
tergolong rendah karena perairan ini masih tergolong dalam perairan terbuka.
Arus berfungsi sebagai pensuplai oksigen dari laut bebas dan makanan berupa
plankton. Arus juga dapat membantu penyebaran larva-larva ikan. Hal ini sesuai
18
III. METODE PENELITIAN
Zulfi
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu: alat dasar selam
seperti masker, snorkel, fins, dan tabung untuk melakukan pengamatan terhadap
ikan secara langsung; GPS untuk menentukan titik stasiun pengamatan; roll
yang dirasa perlu; sabak under water dan pensil digunakan untuk mencatat data
pendugaan panjang tubuh ikan yang dominan, untuk mengidentifikasi jenis ikan
19
Pomacentridae digunakan buku identifikasi Pictorial Guide to; Indonesian Reef
C. PROSEDUR PENELITIAN
1. Observasi awal
tambahan informasi awal yang berasal dari kantor PKP Unhas tentang
dengan menggunakan GPS. Penentuan stasiun penelitian pada daerah reef flat
dengan kedalaman 3 meter, yang terdiri dari 3 stasiun yaitu: barat dengan rataan
20
terumbu karangnya, selatan sebagai daerah dermaga, timur dengan jalur
dengan garis pantai dengan 3 kali ulangan transek pada setiap stasiun, visual
lebar transek 2,5 ke kanan dan ke kiri. Jarak antara setiap ulangan transek
metode transek sabuk (Belt Transect). Lebar batasan sampling 2,5 meter
kacamata selam (masker). Kelimpahan ikan tiap jenis mulai dihitung dalam
batasan jarak 2,5 meter ke bagian kiri dan kanan. Selama pengamatan tersebut,
apabila ikan berada dalam kelompok atau schooling dengan jumlah yang banyak
et al., 1994).
tubuh, pola warna, mengikuti buku petunjuk identifikasi dari Kuiter Tonozuka
(2001).
21
kelimpahan, dan distribusi ikan karang dianalisis secara deskriptif menggunakan
c. Parameter Lingkungan
D. ANALISIS DATA
1. Komposisi Jenis
KJ = x 100 %
yaitu:
dan merata antara spesies (Odum, 1971). Adapun rumus dari indeks
E=
4. Indeks Dominansi
Indeks ini dapat menerangkan bilamana suatu jenis lebih banyak terdapat
selama pengambilan data (Odum, 1971). Rumus yang digunakan yaitu sebagai
berikut:
23
Keterangan: C = Indeks dominansi
ni = Jumlah individu setiap jenis
N = Jumlah seluruh individu dari semua jenis
24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
B. PEMBAHASAN
25
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
B. SARAN
26
DAFTAR PUSTAKA
New York .
Allen, G. R. 1997. Marine Fishes of Tropical Australia and South East Asia. A
Anwar, J., A.J, Whitten, S.J. Damanik & N, Hisyam. 1984. Ekologi ekosistem
Aziz, A.W. 2004. Studi Kelimpahan dan Keanekaragaman Ikan Karang Famili
27
Bengen, D.G. dan P. Widinugraheni 1995. Sebaran spasial karang Scleractina dan
asosiasinya dengan karakteristik habitat di pantai Blebu dan Pulau
Sekapal, Lampung Selatan. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan
Terumbu Karang
Bugges, W. E., and H. R. Axelrod. 1973. Fishes of Southern Japan and Ryukyus
English, S.,C. Wilkinson, and V. Baker 1994. Survey Manual For Tropical Marine
Goldman, C.R. & A.J Home 1983. Limnology. New York: Mc. Graw Hill
Grenberg, 199. Standar Metods for the Examination of Water and Wastewater for
Hukom. F. D., 1994. Struktur Komunitas dan Distribusi Spasial Ikan Karang
28
Hukom. F. D., dan Syahailatua. A. 1995. Distribusi dan Kelimpahan Relatif Ikan
Hias Laut di Perairan Pulau Ambon dan Sekitarnya. Balai Penelitian dan
Hasanuddin. Ambon.
di Perairan Teluk Ambon. Tesis S-2 Program Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Hutomo, M., 1993. Pengantar studi ekologi komunitas ikan karang dan metode
IUCN-The World Conservation Union. 1988. Resolution 1738 of the 17th session
IUCN-The World Conservation Union. 1994. Resolution 1946 of the 19th session
29
Kuiter. R. H., and Tonozoka. T., 2001. Pictorial Guide to; Indonesian Reef
Labrosse, Pierre. 2002. Under Water Visual Census Survey: Proper and
Caledonia.
Publishing Company.
Lythgoe, J., and G. Lythgoe. 1992. Fishes of The Sea; The North Atlantic and
March. 2004. Panduan Dasar Untuk Pengenalan Ikan Karang Secara Visual
Masuda, H and G.R. Allen 1987. Sea fishes of the world (Indo-pasific region).
Meyer, J.L., E.T. Schultz dan G.S. Hefman, 1983. Fish schools : an asset to
Moyle, P. B., and J.J. Cech, Jr. 1998 Fishes; An Introduction to Ichthyology 2nd
Nelson, J.S. 1994. Fishes of The World. John and Wiley and Sons, Inc. New York
fishes from the United States, Canada and Mexico. 6th ed., American
CD.
Nelson, J.S. 2006. Fishes of The World. John and Wiley and Sons, Inc. Canada
Nybakken, J. W., 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia,
Jakarta.
Odum, E. P., 1971. Dasar-dasar Ekologi. Cetakan ke-3. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
31
Pandiangan, S.L. 2009. Studi Keanekaragaman Ikan Karang Di Kawasan
Peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan No. 17 Tahun 2008 Tentang Kawasan
Roberts, C.M. and R.F. Ormond. 1987. Habitat complexity and coral ref diversity
and abundance on Red Sea fringing reefs. Mar Ecol Prog Ser.
Robertson, D.R., 1982. Fish feses as fish food on a Pacific coral reef. Mar. Ecol.
Sale, P.F. 1991. The Ecology of Fishes on Coral Reef. Academic Press,
California, USA.
Salm, R.V. John Clark, and Erkki Siirila. 2000 Marine and Coastal Protected
32
Sorokin, Y. I., 1993. Coral Reef Ecology. Spinger-Verlag, Berlin, Heidelberg.
City, NJ.
Wilkinson, C. 2009. Status of reefs of the world: 2008. Global Coral Reef
Townsville, Australia
33