Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH IKAN HIAS DAN AKUASKAP

Habitat Ikan Kepe-Kepe/Butterfly

FALDI AHMAD

O 271 16 173

JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018

1
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
Halaman
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
II. PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik dan Klasifikasi ikan Kepe-Kepe (Chaetodontidae) ........ 3
2.2 Ekobiologi Chaetodontidae .................................................................. 5
2.3 Penelitian Tentang Chaetodontidae...................................................... 6
III. KESIMPULAN

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan karang merupakan ikan yang hidup, berkembang biak dan mencari

makan di sekitar karang. Ikan karang pada umumnya berukuran kecil dan relatif

tidak berpindah-pindah dan sebagian besar merupakan ikan hias. Salah satu

Potensi Ikan karang yang melimpah dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta

merupakan komoditi ekspor mendorong eksploitasinya secara besar-besaran, yang

dapat mengancam kelestariannya. Meskipun sumberdaya perikanan merupakan

sumberdaya yang dapat pulih kembali namun sifatnya yang terbatas sehingga

perlu pengelolaan secara bijaksana, terkendali dan terencana (Ridwan, 2011).

Ikan Kepe-kepe/Butterfly (Chaetodontidae) merupakan ikan penghuni

Terumbu karang dan menjadikan ekosistem tersebut sebagai tempat mencari

makan (Feeding Ground). Apabila ekosistem Terumbu karang mati atau habis,

maka ikan kepekepe akan mencari tempat yang lebih baik, walaupun ada jenis

yang bertahan hidup di karang mati.

Pulau Beralas Pasir merupakan suatu pulau yang berada dalam wilayah

kecamatan Gunung Kijang Kabupaten Bintan dengan kondisi geografis berupa

wilayah pesisir dengan pantai berpasir putih. Pulau Beralas Pasir merupakan salah

3
satu pulau di Kabupaten Bintan yang memiliki ekosistem Terumbu karang.

Sekitar tahun 2002 tutupan karang hidup di Pulau Beralas Pasir cukup baik, tetapi

lama kelamaan mengalami degradasi dan kehancuran yang mana diakibatkan oleh

aktivitas manusia. Ekosistem Terumbu karang yang mengalami kematian telah

ditumbuhi oleh alga dan padang lamun. Setelah dilakukan penelitian Kondisi

Terumbu karang di Pulau Beralas Pasir dikategorikan sedang, yang mana

memiliki tutupan karang hidup mencapai 37,07% (CRITC-COREMAP II-LIPI,

2008).

1.2 Rumusan Masalah

1. Keberadaan ikan kepe-kepe/butterfly di laut Indonesia.

2. Jenis-jenis kepe-kepe/butterfly di laut Indonesia

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik dan Klasifikasi ikan Kepe-Kepe (Chaetodontidae)

Ikan kepe-kepe (Butterflyfishes) merupakan salah satu ikan terumbu yang

mudah dikenali diperairan terumbu karang. Kebanyakan ikan kepekepe ditemukan

di perairan tropis, dangkal, disekitar terumbu karang pada kedalaman kurang dari

60 feet (18 m). Tetapi, beberapa penemuan terakhir telah ditemukan spesies baru

yang berada pada kedalaman 600 feet (180 m) (Fishbase 2005).

Para ahli ikhtiologi mengklasifikasikan ikan kepe-kepe kedalam Famili

Chaetodontidae berdasarkan desain gigi mereka. Semuanya mempunyai gigi yang

mirip sisir. Umumnya mulutnya lancip dan rahangnya dilengkapi dengan gigi-gigi

kecil dan tajam untuk mencari makanannya di celah-celah karang batu.

Pergerakan yang cepat dan bentuk warna yang jelas juga merupakan salah satu

alasan pemberian nama pada grup ikan ini. Para peneliti juga mengusulkan

beberapa kemungkinan fungsi dari warna-warna dramatis dan bentuk pewarnaan

yang umumnya didominasi oleh kuning, hitam dan putih. Untuk beberapa ikan

kepe-kepe, khususnya spesies yang mempunyai hubungan yang dekat dengan

habitat yang sama, pengenalan spesies mungkin penting pada saat identifikasi

pasangan. Beberapa spesies hidup berpasangan dan mempunyai wilayah teritori

tertentu yang sesuai dengan pewarnaanya yang berguna untuk menyamar dari

pemangsaan. Beberapa lainnya, pewarnaan penting untuk perlindungan dari

predator. ikan kepe-kepe umumnya aktif pada siang hari (diurnal), dan mencari

5
tempat perlindungan di habitat terumbu pada malam hari (Fishbase 2005; Nontji

1993).

Berikut Klasifikasi dari ikan kepe-kepe Chaetodon octofasciatus: Kingdom :

Animalia Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Osteichthyes Ordo :

Perciformes Famili : Chaetodontidae Genus : Chaetodon Spesies : Chaetodon

octofasciatus.

2.2 Ekobiologi Chaetodontidae

Ikan kepe-kepe mempunyai variasi makanan mulai dari karang, plankton,

invertebrata, alga, spons, dan beberapa tumbuhan laut lainnya (Fishbase 2005).

Namun, untuk mengetahui perannya sebagai bioindikator kesehatan karang maka

variasi makanan ikan kepe-kepe difokuskan pada pemakan karang.

Chaetodontidae hidup dekat dengan substrat dan makan secara diurnal.

Terdapat lima kategori pemangsaan ikan kepe-kepe yaitu pemangsa karang batu

(hard coral feeder), invertebrata sesil termasuk polip karang (invertebrate sesile

feeder), invertebrata bentik, omnivor, dan planktivor (umumnya zooplankton) 18

(Nontji 1993; Fishbase 2005). Kebiasaan makan ikan kepe-kepe bervariasi sesuai

dengan wilayah geografis. Di Great Barrier Reef sekitar 80% bersifat koralivor,

Samudera Hindia bagian barat 72% sedangkan di Hawaii kurang dari 60% bersifat

koralivor (Fishbase 2005).

Ikan kepe-kepe biasanya ditemukan secara individual, berpasangan, atau

dalam kelompok kecil (Nontji 1993). Sumber makanan merupakan faktor penentu

utama yang membedakan kehidupan sosial dan sistem pertemanan diantara ikan

6
kepe-kepe. Ikan koralivor umumnya ditemukan berpasangan sedangkan ikan

planktivor biasanya ditemukan berkelompok (Fishbase 2005; Nontji 1993).

2.3 Penelitian Tentang Chaetodontidae

Terdapat beberapa penelitian yang menggunakan ikan kepe-kepe sebagai

indikator keanekaragaman terumbu karang di Indonesia dan Filipina menunjukkan

hasil yang sangat bagus (Crosby et al. 1996). Beberapa jenis ikan kepe-kepe yang

sudah diteliti sebagai indikator perubahan lingkungan adalah Chaetodon

multicinctus, C. ornatissimus, C. trifasciatus, dan C. unimaculatus (Hourigan et al.

1988). White (1988) menyatakan jumlah total spesies Chaetodontidae

menunjukkan korelasi yang signifikan terhadap penutupan karang keras (hard

coral). Sedangkan di Kepulauan Seribu, Adrim et al. (1991) menyebutkan bahwa

Chaetodon octofasciatus memungkinkan untuk dijadikan indikator degradasi

terumbu karang akibat tekanan lingkungan. Namun, tidak semua ikan

Chaetodontidae sebagai pemakan karang keras (scleractinian coral), ada juga

memakan octocoral (karang lunak) misalnya Chaetodon melannotus (Alino et al.

1988).

Adrim dan Hutomo (1989) menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara

ketiga yang mempunyai keanekaragaman ikan kepe-kepe (butterflyfishes) setelah

Great Barrier Reef, Australia (50 spesies), dan Filipina (45 spesies). Namun,

kajian biologis dan ekologis dari kelompok ikan ini masih sangat jarang dan

biasanya hanya merupakan bagian kecil dari berbagai penelitian. Lebih lanjut

Adrim dan Hutomo (1989) menemukan adanya hubungan positif antara persen

7
penutupan karang hidup dengan jumlah dan jenis ikan Chaetodontidae di Laut

Flores.

8
BAB 3
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Ikan karang merupakan ikan yang hidup, berkembang biak dan mencari

makan di sekitar karang. Ikan karang pada umumnya berukuran kecil dan relatif

tidak berpindah-pindah dan sebagian besar merupakan ikan hias. Ikan kepe-kepe

(Butterflyfishes) merupakan salah satu ikan terumbu yang mudah dikenali

diperairan terumbu karang. Kebanyakan ikan kepekepe ditemukan di perairan

tropis, dangkal, disekitar terumbu karang pada kedalaman kurang dari 60 feet (18

m). Ikan kepe-kepe mempunyai variasi makanan mulai dari karang, plankton,

invertebrata, alga, spons, dan beberapa tumbuhan laut. Terdapat beberapa

penelitian yang menggunakan ikan kepe-kepe sebagai indikator keanekaragaman

terumbu karang di Indonesia dan Filipina menunjukkan hasil yang sangat bagus.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adrim M, Hutomo M, Suharti SR. 1991. Chaetodontid fish community structure


and its relation to reef degradation at the Seribu Islands reefs, Indonesia.
Proceeding of the regional symposium on living resources in coastal
areas: 163-174.

Adrim M, Hutomo M. 1989. Species composition, distribution and abundance of


Chaetodontidae along reef transects in the Flores Sea. Netherlands
Journal of Sea Research, 23(2): 85-93

Alino PM, Sammarco PW, Coll JC. 1988. Studies of the feeding preferences of
Chaetodon melannotus (Pisces) for soft corals (Coelenterata:
Octocorallia). Procedings of the 6th International Coral Reef
Symposium, Australia (3) 31- 36

CRITC-COREMAP II-LIPI Kabupaten Bintan, 2008. Survei Kondisi Umum


Terumbu karang di Kecamatan Gunung Kijang. Tanjungpinang, CRITC-
COREMAP II Kabupaten Bintan.

Crosby MP, Gibson GR, Potts KW, editor. 1996. A coral reef symposium on
practical reliable, low cost monitoring methods for assessing the biota
and habitat conditions of coral reefs. January 26-27 1995. Office of
Ocean and Coastal Resource Management, National Oceanic and
Atmospheric Administration. Silver Spring. MD.

FishBase. 2005. www.fishbase.org.

Hourigan TF, Tricas TC, Reese ES. 1988. Coral reef fishes as indicators of
environmental stress in coral reefs, pp. 107-135. In: Soule DF, Kleppel
GS, editor. Marine Organisms as Indicators. New York: Springer Verlag.

Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Cetakan Kedua. Jakarta: Penerbit Djambatan.


vii+367pp

10
Ridwan, M. 2011. Distribusi Spasial Ikan karang (Family Chaetodontidae) di
Pulau Kasiak Kota Pariaman. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru. 42 halaman (Tidak diterbitkan).

11

Anda mungkin juga menyukai