Anda di halaman 1dari 18

EKSPEDISI TANAMAN (Ficus sp. dan Selaginella sp.

)
SEBAGAI PREKURSOR OBAT ALAMI DI CAGAR ALAM
BATUKAHU, BEDUGUL, BALI

Kelompok 21:
Dian Islamiati 3415150031
Dwi Nurhayati 3415154481
Rimayani 3415151127
Zahra Khairani 3415153237

Pembimbing:
Pembimbing I: Dr. Rini Puspitaningrum, M.Biomed
Pembimbing II : Dr. Elsa Lisanti, S.Pt, M.Si
Latar Belakang

• Kembalinya tren pengobatan back to nature membuat


masyarakat semakin sadar akan pentingnya
menggunakan bahan alami sebagai penunjang
kesehatan.

• Namun, masyarakat yang memanfaatkan tumbuhan obat


sering kali tidak mengetahui kandungan kimia dari
tumbuhan tersebut.
Latar Belakang

• Sehingga sangatlah penting untuk mengetahui


kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam
tumbuhan lokal yang sering dijadikan obat .

• Salah satunya tumbuhan Ficus elastica yang diduga


berpotensi sebagai obat stroke dan Selaginella yang
keberadaanya banyak di alam juga berpontensi
sebagai anti kanker.
Rumusan Masalah
• Apa kandungan yang terdapat pada Ficus elastica sehingga
berpotensi obat stroke?
• Apa kandungan yang terdapat pada Selaginella sp. sehingga
berpotensi sebagai obat anti kanker?
• Apakah tumbuhan Ficus elastica yang berada pada Cagar Alam
Batukahu, Bali berbeda secara morfologi dengan Ficus elastica
yang berada diluar?
• Apakah terdapat perbedaan kandungan antara Ficus elastica
yang berada pada Cagar Alam Batukahu, Bali dengan Ficus
elastica yang berada diluar?
Tujuan

• Penelitian ini untuk mengetahui kandungan dari


tumbuhan Ficus elastica dan Selaginella yang memiliki
senyawa kimia sebagai prekursor obat alami
Manfaat

• Manfaat dari penelitian ini, diharapkan dapat berguna


bagi peneliti maupun masyarakat dalam mengetahui
kandungan senyawa aktif pada Ficus elastica dan
Selaginella sp. dimana ketersediaannya banyak di
alam yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai obat
alami oleh masyarakat Bali disekitar Cagar Alam
Batukahu.
Tinjauan Pustaka
Selaginella sp.

Selaginella adalah bahan baku


obat yang potensial, yang
mengandung beragam metabolit
sekunder seperti alkaloid, fenolik
(flavonoid), dan terpenoid.
(Setiawan, 2006)
Ficus elasctica
• Ficus elastica mengandung
saponin dan flavonoid, di
samping itu kulit batang dan
akarnya juga mengandung
polifenol sedang daunnya
mengandung tanin. (Syamsul
Hidayat,1991)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan pada bulan
April 2018 di kawasan Cagar Alam
Batukahu, Bali.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah kegiatan
eksplorasi dengan menggunakan metode
jelajah dan random sampling yaitu
pengamatan dilakukan pada sepanjang
jalur penjelajahan dan memilih tanaman
yang akan dijadikan obat alami.
Determinasi Pembuatan
Ekplorasi
Tanaman Simplisia

Ekstraksi Uji Kandungan


Tanaman (Fitokimia)
1) Alat dilapangan
Alat untuk Uji Kandungan Kimia
2) Bahan

• Tanaman Ficus elastica • Serbuk halus asam borat P


• Tanaman Selaginella sp., • Serbuk halus asam oksalat P
• Metanol • Eter P
• Aquadest • HCL 2 N
• Aluminium foil • Larutan besi (III) klorida 10%
• Kertas saring • Kloroform
• Aseton P • Asam asetat anhidrat
• Pereaksi Mayer • Asam sulfat
• Molish LP. • Pereaksi Dragendorff
2. Prosedur Peneltian

Pengumpulan Pembuatan
Determinasi dan Ekstraksi Uji Skrinning
Sampel Penyimpanan Tanaman
Larutan Uji
Tanaman
Sampel Skrinning
C. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis
secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik. Identifikasi jenis dilakukan pada laboratorium
Universitas Negeri Jakarta serta menggunakan buku
panduan tumbuhan berkhasiat obat dan media internet.
Daftar Pustaka
• Anonim. (2005). Kawasan Konservasi Provinsi Bali. Balai Konservasi dan
Sumber Daya Alam Departemen Kehutanan Bali.
• Baraja, M.. (2008). Uji Toksisitas Ekstrak Daun Ficus elastica Nois Ex Blume
Terhadap Artemia salina Leach dan Profil Kromatografi lapis Tipis.
[Skripsi] Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal 12
• Dalimartha, S. (1999). Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jakarta: Trubus
Agriwidya.
• Farsntwort, N. R., (1996). Biological and Phytological Screening of Plants,
Journal of Phramcheutical and Sciences, vol. 55 (3)
• Hutapea, J.R. (1999). Inventaris tanaman obat Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
• Nala, N. (1996). Usada Bali. Denpasar: PT. Upada Sastra.
• Setyawan, A.D. (2008). Species richness and geographical distribution of Malesian Selaginella. 8th
seminary and congress of Indonesian Plant Taxonomy Association (“PTTI”). Bogor:
Indonesian Plant Taxonomy Association (“PTTI”).
• Supriadi dkk. (2001). Tumbuhan obat Indonesia; Penggunaan dan khasiatnya. Jakarta: Pustaka
Populer Obor.
• Sukandar E Y, (2006). Tren dan paradigma dunia farmasi, Industri-KlinikTeknologi Kesehatan.
Orasi ilmiah Dies Natalis Institut Teknologi Bandung. (Http://itb.ac.id/focus/ focus_file /orasi-
ilmiah-dies-45.pdf), diakses Januari 2006.
• Sutomo, Kurniawan, A., Pendit, I.M.R., ArdakaI.M. &Sudiatna, I.N. (2009). Koleksi Tumbuhan Obat
Usada Bali di Kebun Raya “Eka Karya” Bali. Bali: UPT Balai Koservasi Tumbuhan Kebun
Raya “Eka Karya” Bali.
• Tjitrosoepomo G. (1994). Taksonomi Tumbuhan. Jakarta: PT. Bhratara Karya Aksara.

Anda mungkin juga menyukai