TINJAUAN PUSTAKA
total 511 jenis dan 150 yang endemik (Santosa ,2017). Penelitian reptil pertama kali
dilakukan oleh Roiij dikutip dalam (Putra et al., 2017), yang mendeskripsikan 267
jenis kadal. Selanjutnya Penelitian lain di wilayah Indonesia yang telah dilakukan
peneliti di antaranya, Iskandar dikutip dalam Rosadi et al., (2017) menemukan 407
jenis kadal dari sembilan Familli di Sumatera, Jawa, Borneo, Nusa Tenggara,
dikutip dalam (Rahman dkk, 2017). Indonesia merupakan salah satu dari tujuh
hayati dunia (Santosa et al., 2008). Beragam jenis satwa yang ada merupakan salah
satu kekayaan alam tersendiri bagi negara Indonesia. Akan tetapi sifat manusia yang
merusak hutan semakin lama semakin merugikan, sehingga perlu perhatian lebih
terhadap satwa yang ada di habitat aslinya menurut Maulana dikutip dalam (Putra
et al., 2017). Pengetahuan mengenai reptil dan perhatian terhadap reptil di Indonesia
masih kurang. Hal ini terlihat dari belum banyaknya informasi dan penelitian di
Indonesia yang khusus mengkaji reptil menurut Yusuf dikutip dalam (Putra et al.,
2017).
5
Gambar 2.1 Reptil (Kusrini, n.d.)
Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor,
angggota tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya
dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian sub ordo yang lain yang tidak
memiliki jari. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di
dekat ujung moncong terdapat dua lubang hidung. Mata berukuran besar dan
terletak lateral, dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin transparan
yang dapat bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran kecil terletak
sekujur tubuh reptile terdapat sisik yang menutupi seluruh tubuh yang memiliki
6
Reptil yaitu suatu komponen penting sebagai jaring makanan disebagian
ekosistem. Hal ini berperan penting baik sebagai pemangsa predator yang ada.
Spesies herbivora juga bisa menjadi penyebar biji yang penting, terutama pada
habitat pulau. Penghapusan spesies dari ekosistem yang drastis dapat mengubah
populasi organisme lain, tetapi mereka yang memiliki peran yang sangat
puncak, seperti buaya, sering sebagai jenis kunci, meskipun mereka juga
berkontribusi pada rantai makanan sebagai mangsa saat mereka masih muda.
mereka.
Satwa reptil terdiri dari 48 famili, sekitar 905 genus dengan 6,547 spesies
menurut Halliday dikutip dalam (Kurniawan, 2019). Jumlah ini terus berubah
primitif yang memiliki 1 jenis dan hanya terdapat di Selandia Baru menurut
menurut Mistar dikutip dalam (Pradana, 2013) .Warna kulit pada Reptil beragam
dari warna yang menyerupai lingkungannya sampai warna yang membuat Reptil
mudah terlihat. Terdapat perbedaan ukuran dan bentuk maupun warna tubuh antara
Reptil jantan dan betina dan sebagian Reptil tidak tergantung pada air sehingga
7
dapat bebas beraktifitas di daratan. Reptil terbagi dalam 4 ordo yaitu ordo
Kadal memiliki dua bagian rahang yang terbagi sama rata dengan ukuran
pembukaan mulut yang terbatas, lidah pada kadal juga berkembang dengan baik.
membran timpani biasanya terlihat jelas dan kelopak mata yang dapat digerakkan
memiliki beragam bentuk, ukuran dan warna. Sebagian besar memiliki empat
kaki, walaupun terdapat beberapa jenis yang tidak berkaki. Ukuran Snout-Vent
Length (SVL) kadal berkisar dari 1,5 - 145 cm, tetapi sebagian besar berkisar
adalah hewan dengan bentuk tubuh memanjang, tidak memiliki kaki dan tulang
dada, memiliki lidah panjang, bercabang, dan dapat dijulurkan. Tubuh ular
dilindungi oleh sisik seperti pada tubuh kadal, tetapi tulang tengkorak pada ular
berbeda dari kadal. Ular memiliki ikatan antar tulang rahang dan tulang cranial yang
longgar sehingga dapat memisah. Dua bagian tulang rahang bawah tidak menyatu
tetapi dihubungkan oleh ligament, hal ini yang menjadikan ular dapat melebarkan
mulutnya dan menelan benda yang lebih besar dari ukuran tubuhnya menurut Goin
Testudinata dan Crocodylia. Sebagian besar reptil yang sering ditemukan jenis ordo
Squamata yaitu jenis jenis kadal dan ular. Pola persebaran reptil di Indonesia
8
dipengaruhi oleh letak geografis dan pengaruh persebaran fauna dari benua
Australia dan Asia. Kelebihan reptil dalam beradaptasi sangat baik sehingga reptil
dapat dijumpai dihabitat seperti rawa, hutan hujan, sungan dan laut. Indonesia yang
jenis reptil tingkat endemisitas tertinggi berada di Papua dengan tingkat endemisitas
Gymnophiona (Sesilia) dan Anura (katak dan kodok). Ordo Urodela (Salamander)
merupakan kelompok Amfibi yang berekor. Ordo ini mempunyai ciri bentuk
tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki
tympanium. Urodela memiliki 3 sub ordo dan 9 famili dengan terdapat kurang
lebih 400 jenis di seluruh dunia, tetapi tidak terdapat anggota jenis yang
Thailand. Ordo Gymnophiona atau dikenal dengan nama Sesilia, terdiri dari 34
genus dan 5 (lima) famili, terdapat 163 jenis atau 3,5 % dari seluruh jenis Amfibi.
Jenis ini sulit dijumpai karena hidup di sungai-sungai kecil maupun besar, pada
perkembangannya saat stadium larva terdapat sirip pada bagian ekor dan
tanah menurut Mistar kutipan dalam (Hariani, 2013). Satwa ini dianggap langka,
empat dari tujuh suku dikenal secara luas, hanya salah satunya, yaitu Ichtyophiidae,
yang telah tercatat di Asia Tenggara menurut Iskandar dalam kutipan (Pradana,
2013).
9
Kata amfibi berasal dari amphi ganda dan bios hidup , artinya bahwa amfibi
merupakan hewan yang dapat hidup didua alam yaitu air dan darat. Tubuh amfibi
memiliki suhu yang tergantung lingkungan atau ectotern (Rahman et al., 2017).
Iklim, vegetasi dan topografi tanah sangat mempengaruhi keberadaan amfibi, dalam
areal luas ataupun sempit selalu berhubungan dan membentuk komunitas biotik
ciri ciri kulit yang licin, berkelenjar dan tidak bersisik. Sebagaian besar
Sebagian besar orang mengenali katak dan kodok sebagai amfibi, namun
sebenarnya amfibi terbagi dalam 3 Ordo, yaitu Caudata (salamander), Anura (katak
dan kodok) dan Gymnophiona (amfibi tak berkaki) menurut zug dalam kutipan (DS
Yudha, R Eprilurahman, 2015) . Amfibi adalah vertebrata yang memiliki dua fase
kehidupan pada dua lingkungan yang berbeda. Ketika menetas hidup di air dan
bernafas dengan insang, kemudian saat dewasa hidup di darat dan bernafas dengan
Ordo Anura (katak dan kodok), merupakan Amfibi yang terbesar dan
sangat beragam, terdiri lebih dari 4.100 jenis katak dan kodok. Katak dan kodok
berbeda dari ciri katak yang memiliki kulit tipis dan halus, tubuh ramping, kaki
yang lebih kurus dan panjang. Ciri-ciri katak memiliki tubuh yang lebih gemuk
dan pendek dengan kulit kasar dan tertutup bintil-bintil. Katak sendiri memiliki
warna katak bervariasi, dari Coklat, merah dan hijau, hitam, oranye, kuning dan
10 putih. Ukuran SVL (Snout Vent Length) Anura berkisar dari 1-35 cm, tetapi
kebanyakan berkisar antara 2-12 cm. Morfologi katak berbeda tergantung pada
10
habitatnya. Katak pohon seperti famili Rhacophoridae memiliki piringan (discs)
pada ujung jarinya untuk membantu dalam memanjat. Katak akuatik atau semi-
Amfibi secara fisik mengembangkan dua pasang tungkai sebagai alat gerak,
memiliki kulit dengan permukaan lembab, dari yang licin sampai yang kasar dan
bergranula. Ciri khas klas ini adalah tidak adanya kuku dan sisik. Seluruh ordo
11
dengan tubuhnya tanpa butuh leher yang bisa mengerut seperti penyu dan
Amfibi banyak hidup diberbagai tipe habitat mulai dari hutan pantai, hutan
dataran rendah hingga penggunungan yang sangat ekstrim kecuali di daerah kutub
dan gurun. Pada Ordo Gymnophiona sering ditemukan didaerah tropis dan subtropis
Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Ordo Anura terdapat diseluruh Indonesia dan
Katak yang memiliki genus Rana termasuk anggota kelas Amphibia yang
dikenal sangat dekat dengan manusia. Keberadaan katak genus Rana sangat
mempunyai peran yang besar antara lain (1) Aspek ekologi membantu menjaga
seperti wereng dan hama pengganggu lainya (2) hewan jenis katak bisa sebagai
atau yang dikenal dengan hewan biawak air. Hewan ini merupakan subspesies
biawak endemik Indonesia yang hanya ditemukan di Jawa ,Bali dan Nusa Tenggara
12
Biawak termasuk appendiks II dalam daftar CITES (The Convention on
al., 2020). Jadi biawak air dapat diperdagangkan dipasar internasional dengan kuota
yang telah diterapkan. Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari satu juta biawak
V. salvator diambil dari alam setiap tahun untuk dibunuh dan dikuliti, dengan
menurut Jenkins and Broad dalam (M. Mahfud et al., 2017). Jika eksploitasi V.
salvator terus terjadi, akan mengakibatkan penurunan jumlah populasi hewan ini di
air terutama jenis ardiedae dan jenis hewan herpetofauna dengan luas 6,3 hektar.
Untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan habitat hewan dan tumbuhan sebagai
upaya menjamin kelestarian fungsi ekologi dan mencegah kepunahan pada area
Blekok merupakan kawasan wisata yang terdiri dari pengrajin kerang, juga wisata
13