AMFIBI
I. Pendahuluan
Banyak spesies Katak (ordo Anura, kelas Amphibia) yang hidup di sawah, kebun, hutan
dan sungai di Indonesia. Spesies katak ini hidup tersebar di pulau-pulau besar (seperti
Sumatera, Kalimantan Sulawesi dan Papua) dan pulau-pulau kecil (seperti Natuna, Belitung,
Sula dan Seram) dan tidak kurang dari 150 spesies yang ada di negara Indonesia. Katak
memiliki peranan penting dalam ekosistem perairan maupun daratan. Banyak spesies katak
yang merupakan sumber protein hewani bahkan mereka ada yang merupakan inang (perantara)
dari cacing parasit bagi manusia maupun hewan lain (Aves dan Mammalia). Selain secara
teoritis, identifikasi taksonomi dari katak juga memiliki terapan.
Amfibi terdiri atas tiga ordo, yaitu Caudata (Salamander), Gymnophiona (Sesilia), dan
Anura. Ordo Caudata dan Sesilia jarang ditemukan di Asia Tenggara, sedangkan ordo Anura
sangat umum ditemukan di Indonesia. Katak mudah dikenal dari tubuhnya yang tampak seperti
berjongkok dengan empat kaki untuk melompat, leher yang tidak jelas, dan tanpa ekor. Kaki
belakang lebih panjang dari kaki depannya. Mata sangat besar (relative terhadap tubuhnya),
dengan pupil mata horizontal atau vertikal. Beberapa jenis katak memiliki pupil berbentuk
berlian atau segi empat.
Ordo Anura di Indonesia memiliki dua belas famili yang tersebar dari Sumatera sampai
Irian Jaya. Berikut famili-famili yang ada di Indonesia :
1. Bombinatoridae :
Famili yang ditemukan di Asia Timur dan Eropa Tengah. Kelompok ini hanya
ditemukan di Borneo atau Kalimantan dan grup Palawan (Pulau Filipina). Kelompok ini
termasuk ke dalam famili tertua dalam ordo Anura dan genus Barbourula adalah katak yang
tidak biasa karena dia hidup di daerah akuatik. Salah satu karakter yang menonjol adalah
kelompok ini memiliki kepala datar, bermoncong bundar, mata cenderung menghadap depan,
dan hidup di dalam air. Salah satu contoh katak yang berada di famili ini yang berada di
Indonesia yaitu Barbourula kalimantanensis Iskandar.
2. Bufonidae :
Family ini sangat umum dan tersebar hampir di seluruh dunia kecuali di daerah
Australo-Papua di belahan bumi Selatan, dan di Indonesia suku ini diwakili oleh enam marga.
Semua anggota ini memilliki kulit kasar dan pada beberapa jenis tubuhnya tertutup oleh bintil-
bintil, panjang bervariasi dari 25 mm sampai 25 cm. Contohnya Duttaphrinus melanostictus.
3. Megophridae :
Katak ini dikenal sebagai katak serasah karena warnanya yang mirip dengan katak
serasah. Kakinya relatif pendek yang membuat katak-katak ini sangat lambat bergerak. Katak
ini melompat dari satu tempat ke tempat lain dan bergantung terutama pada kemampuan
menyaru untuk bertahan hidup. Salah satu contoh jenis dari family Megophridae yaitu
Megophrys nasuta.
4. Ranidae:
Kelompok katak yang luas penyebarannya ini di Indonesia diwakili oleh sepuluh
marga dan lebih kurang seratus jenis. Lima marga dan lima belas jenis dikenal dari Jawa. Dua
anak suku ini dipisahkan antara lain berdasarkan morfologi jari dan adanya lipatan dorsolateral
sebagai cirri utama yang dikenal disini. Pada umumnya katak ini memiliki tungkai yang
panjang dan ramping serta moncong yang cenderung runcing. Salah satu contoh jenis dari
Ranidae yaitu Rana erythraea Schlegel.
5. Microhylidae:
Family ini hanya memiliki empat anggota di Jawa, suku ini merupakan katak terbesar
yang terwakili di Indonesia, yaitu oleh empat anak suku yang berlainan. Ciri khas dari family
ini yaitu bermulut kecil dan biasanya mengeluarkan cairan dari kelenjar yang terdapat di
kulitnya. Salah satu contoh jenis dari family ini yaitu Kalophrynus pleurostigma Tschudi.
6. Dicroglossidae:
Kelompok katak ini sering dijadikan katak yang biasa dimakan. Katak ini biasanya
ditemukan di daerah berbatu, berpasir, dan terkadang di daerah pepohonan. Katak ini memiliki
moncong yang agak runcing dan memiliki tungkai kaki yang pejal. Salah satu contoh jenis dari
family ini yaitu Limnonectes leporinus Andersson.
7. Racophoridae:
Kelompok katak ini dikenal sebagai katak pohon. Katak ini biasanya berada di
pepohonan, beberapa katak biasanya bertelur di daun atau celah batang pohon. Katak dari
family ini memiliki tanda-tanda moncong pendek, mata yang besar dan melotot, jari-jari serta
ujung jarinya besar, dan jari-jarinya berselaput renang. Salah satu contoh jenis dari family ini
yaitu Polypedates leucomystax Gravenhorst.
8. Ceratobratachidae:
Family ini merupakan pecahan dari family Ranidae dan terpisah secara mandiri. Salah
satu yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu Ingerana baluensis. Pada umumnya, jenis ini
berukuran kecil dan memiliki diskus berbentuk gada.
9. Myobatrachidae:
Kelompok ini berpusat di Australia, dengan empat wakil di Nuigini, mewakili tiga
marga yang berbeda. Kelompok ini memiliki berbagai variasi ukuran, dan paling kecil kurang
dari 1,5 cm dan paling besar berukuran 12 cm. Kelompok ini hidup di daerah teresterial atau
akuatik. Salah satu contoh jenis dari Myobatrachidae yaitu Myobatrachus gouldii.
10. Limnodysnatidae:
Kelompok ini berpusat di Australia, dengan empat wakil di Nuigini, mewakili dua
marga yang berbeda. Memiliki variasi ukuran 45-90 mm, tympanum tidak terlihat, dan tidak
memiliki diskus. Salah satu contoh jenis dari kelompok ini yaitu Limnodynastes peronii.
11. Pipidae:
Family ini termasuk kedalam katak yang diintroduksi ke Jawa. Famili ini berasal dari
Afrika dan Amerika Selatan, terdapat di banyak sungai dan danau di Sahara Selatan dengan
beberapa jenis di Amerika Selatan, sebelah Timur Andes, dan sekitar Panama. Pada umumnya,
family ini memiliki cirri berbadan pipih, tubuh relative besar, dan memiliki cakar-cakar pada
jarinya. Salah satu contoh jenis dari kelompok ini yaitu Xenopus laevis Daudin.
12. Hylidae:
Suatu family katak pohon yang hanya terdapat di wilayah Australo-Papua dengan
penyebaran meluas ke wilayah Wallacea, khususnya Maluku dan Nusa tenggara bagian Timur.
Pada umumnya family Hylidae ini memiliki ukuran yang kecil sekitar 30 mm dan berukuran
agak besar sekitar 100 mm, dan jari-jarinya terdapat piringan besar. Salah satu contoh jenis
dari kelompok ini yaitu Litoria rheocola.
Beberapa Karakter yang perlu diperhatikan pada katak yaitu ujung jari, selaput
diantara jari, kulit tubuh (tekstur maupun struktur khusus pada kulit, seperti lipatan di bagian
dorsal), gigi, aksesoris lainnya seperti adanya spike atau duri, dan lain-lain. Di bawah ini adalah
bagian-bagian yang menggambarkan karakter kualitatif dari katak.
Gambar 1. Karakter Umum Katak
(b). Arciferal pectoral gridle: epicoracoid cartilage saling bersinggungan, dimiliki oleh famili
Bufonidae dan Meghophyridae.
Gambar 3. Beberapa karakter khusus pada jari-runcing atau berdiskus, berselaput atau tidak,
memiliki tuberkel metatarsal (tm) atau tidak. (D) Pelebaran ujung jari-jari tangan terluar kurang
dua kali lebar falang basal, (E). Tonjolan metatarsal luar tidak ada, (F). Tonjolan metatarsal
luar ada, (H). Ujung jari-jari tangan melebar dalam diskus trunkatus, (J). Selaput mencapai
tonjolan paling luar dari jari-jari kaki ke-empat, (K). Selaput tidak mencapai tonjolan paling
luar.
II. Tujuan
Membandingkan karakter setiap spesimen yang dipersiapkan sebelumnya.
Daftar Pustaka
Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi – LIPI- GEF Biodiversity
Collection Project. Bogor.
Tim Asisten Biosistematik. 2012. Penuntun Praktikum Biosistematik. Program Studi Biologi,
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung.