Anda di halaman 1dari 14

TOPIK VI.

AMFIBI

I. Pendahuluan
Banyak spesies Katak (ordo Anura, kelas Amphibia) yang hidup di sawah, kebun, hutan
dan sungai di Indonesia. Spesies katak ini hidup tersebar di pulau-pulau besar (seperti
Sumatera, Kalimantan Sulawesi dan Papua) dan pulau-pulau kecil (seperti Natuna, Belitung,
Sula dan Seram) dan tidak kurang dari 150 spesies yang ada di negara Indonesia. Katak
memiliki peranan penting dalam ekosistem perairan maupun daratan. Banyak spesies katak
yang merupakan sumber protein hewani bahkan mereka ada yang merupakan inang (perantara)
dari cacing parasit bagi manusia maupun hewan lain (Aves dan Mammalia). Selain secara
teoritis, identifikasi taksonomi dari katak juga memiliki terapan.
Amfibi terdiri atas tiga ordo, yaitu Caudata (Salamander), Gymnophiona (Sesilia), dan
Anura. Ordo Caudata dan Sesilia jarang ditemukan di Asia Tenggara, sedangkan ordo Anura
sangat umum ditemukan di Indonesia. Katak mudah dikenal dari tubuhnya yang tampak seperti
berjongkok dengan empat kaki untuk melompat, leher yang tidak jelas, dan tanpa ekor. Kaki
belakang lebih panjang dari kaki depannya. Mata sangat besar (relative terhadap tubuhnya),
dengan pupil mata horizontal atau vertikal. Beberapa jenis katak memiliki pupil berbentuk
berlian atau segi empat.
Ordo Anura di Indonesia memiliki dua belas famili yang tersebar dari Sumatera sampai
Irian Jaya. Berikut famili-famili yang ada di Indonesia :
1. Bombinatoridae :
Famili yang ditemukan di Asia Timur dan Eropa Tengah. Kelompok ini hanya
ditemukan di Borneo atau Kalimantan dan grup Palawan (Pulau Filipina). Kelompok ini
termasuk ke dalam famili tertua dalam ordo Anura dan genus Barbourula adalah katak yang
tidak biasa karena dia hidup di daerah akuatik. Salah satu karakter yang menonjol adalah
kelompok ini memiliki kepala datar, bermoncong bundar, mata cenderung menghadap depan,
dan hidup di dalam air. Salah satu contoh katak yang berada di famili ini yang berada di
Indonesia yaitu Barbourula kalimantanensis Iskandar.
2. Bufonidae :
Family ini sangat umum dan tersebar hampir di seluruh dunia kecuali di daerah
Australo-Papua di belahan bumi Selatan, dan di Indonesia suku ini diwakili oleh enam marga.
Semua anggota ini memilliki kulit kasar dan pada beberapa jenis tubuhnya tertutup oleh bintil-
bintil, panjang bervariasi dari 25 mm sampai 25 cm. Contohnya Duttaphrinus melanostictus.
3. Megophridae :
Katak ini dikenal sebagai katak serasah karena warnanya yang mirip dengan katak
serasah. Kakinya relatif pendek yang membuat katak-katak ini sangat lambat bergerak. Katak
ini melompat dari satu tempat ke tempat lain dan bergantung terutama pada kemampuan
menyaru untuk bertahan hidup. Salah satu contoh jenis dari family Megophridae yaitu
Megophrys nasuta.
4. Ranidae:
Kelompok katak yang luas penyebarannya ini di Indonesia diwakili oleh sepuluh
marga dan lebih kurang seratus jenis. Lima marga dan lima belas jenis dikenal dari Jawa. Dua
anak suku ini dipisahkan antara lain berdasarkan morfologi jari dan adanya lipatan dorsolateral
sebagai cirri utama yang dikenal disini. Pada umumnya katak ini memiliki tungkai yang
panjang dan ramping serta moncong yang cenderung runcing. Salah satu contoh jenis dari
Ranidae yaitu Rana erythraea Schlegel.
5. Microhylidae:
Family ini hanya memiliki empat anggota di Jawa, suku ini merupakan katak terbesar
yang terwakili di Indonesia, yaitu oleh empat anak suku yang berlainan. Ciri khas dari family
ini yaitu bermulut kecil dan biasanya mengeluarkan cairan dari kelenjar yang terdapat di
kulitnya. Salah satu contoh jenis dari family ini yaitu Kalophrynus pleurostigma Tschudi.
6. Dicroglossidae:
Kelompok katak ini sering dijadikan katak yang biasa dimakan. Katak ini biasanya
ditemukan di daerah berbatu, berpasir, dan terkadang di daerah pepohonan. Katak ini memiliki
moncong yang agak runcing dan memiliki tungkai kaki yang pejal. Salah satu contoh jenis dari
family ini yaitu Limnonectes leporinus Andersson.
7. Racophoridae:
Kelompok katak ini dikenal sebagai katak pohon. Katak ini biasanya berada di
pepohonan, beberapa katak biasanya bertelur di daun atau celah batang pohon. Katak dari
family ini memiliki tanda-tanda moncong pendek, mata yang besar dan melotot, jari-jari serta
ujung jarinya besar, dan jari-jarinya berselaput renang. Salah satu contoh jenis dari family ini
yaitu Polypedates leucomystax Gravenhorst.
8. Ceratobratachidae:
Family ini merupakan pecahan dari family Ranidae dan terpisah secara mandiri. Salah
satu yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu Ingerana baluensis. Pada umumnya, jenis ini
berukuran kecil dan memiliki diskus berbentuk gada.
9. Myobatrachidae:
Kelompok ini berpusat di Australia, dengan empat wakil di Nuigini, mewakili tiga
marga yang berbeda. Kelompok ini memiliki berbagai variasi ukuran, dan paling kecil kurang
dari 1,5 cm dan paling besar berukuran 12 cm. Kelompok ini hidup di daerah teresterial atau
akuatik. Salah satu contoh jenis dari Myobatrachidae yaitu Myobatrachus gouldii.
10. Limnodysnatidae:
Kelompok ini berpusat di Australia, dengan empat wakil di Nuigini, mewakili dua
marga yang berbeda. Memiliki variasi ukuran 45-90 mm, tympanum tidak terlihat, dan tidak
memiliki diskus. Salah satu contoh jenis dari kelompok ini yaitu Limnodynastes peronii.
11. Pipidae:
Family ini termasuk kedalam katak yang diintroduksi ke Jawa. Famili ini berasal dari
Afrika dan Amerika Selatan, terdapat di banyak sungai dan danau di Sahara Selatan dengan
beberapa jenis di Amerika Selatan, sebelah Timur Andes, dan sekitar Panama. Pada umumnya,
family ini memiliki cirri berbadan pipih, tubuh relative besar, dan memiliki cakar-cakar pada
jarinya. Salah satu contoh jenis dari kelompok ini yaitu Xenopus laevis Daudin.
12. Hylidae:
Suatu family katak pohon yang hanya terdapat di wilayah Australo-Papua dengan
penyebaran meluas ke wilayah Wallacea, khususnya Maluku dan Nusa tenggara bagian Timur.
Pada umumnya family Hylidae ini memiliki ukuran yang kecil sekitar 30 mm dan berukuran
agak besar sekitar 100 mm, dan jari-jarinya terdapat piringan besar. Salah satu contoh jenis
dari kelompok ini yaitu Litoria rheocola.
Beberapa Karakter yang perlu diperhatikan pada katak yaitu ujung jari, selaput
diantara jari, kulit tubuh (tekstur maupun struktur khusus pada kulit, seperti lipatan di bagian
dorsal), gigi, aksesoris lainnya seperti adanya spike atau duri, dan lain-lain. Di bawah ini adalah
bagian-bagian yang menggambarkan karakter kualitatif dari katak.
Gambar 1. Karakter Umum Katak

Gambar 2. (a). Firmisternal pectoral gridle : sambungan epicoracoid cartilage berada di


tengah (midline), dimiliki oleh famili Microhylidae, Rhacophoridae, dan Ranidae.

(b). Arciferal pectoral gridle: epicoracoid cartilage saling bersinggungan, dimiliki oleh famili
Bufonidae dan Meghophyridae.
Gambar 3. Beberapa karakter khusus pada jari-runcing atau berdiskus, berselaput atau tidak,
memiliki tuberkel metatarsal (tm) atau tidak. (D) Pelebaran ujung jari-jari tangan terluar kurang
dua kali lebar falang basal, (E). Tonjolan metatarsal luar tidak ada, (F). Tonjolan metatarsal
luar ada, (H). Ujung jari-jari tangan melebar dalam diskus trunkatus, (J). Selaput mencapai
tonjolan paling luar dari jari-jari kaki ke-empat, (K). Selaput tidak mencapai tonjolan paling
luar.

Gambar 4. Gambar bawah permukaan tangan Anura

Gambar 5. Keberadaan tympanum (G) tertutup dan (H) terlihat


Gambar 6. Di bagian kepala terdapat (A) Alur parietal dan (B) alur supraorbital

Gambar 7. Adanya lipatan dorsolateral (LDL)


Gambar 8. Ciri-ciri morfologi family Megophryidae. A. Ujung jari-jari kaki menggembung,
diskus bersudut; B. Ujung jari-jari kaki tumpul; C. Tonjolan/tuberkel palmar dalam bulat ke
atas tidak mencapai pada jari-jari tangan pertama; D. Tonjolan/tuberkel palmar dalam oval ke
bawah mencapai pada jari-jari tangan pertama;E. Kepala tidak lebih lebar dari badan (tubuh);
F. Kepala lebih lebar sedikit dengan badan;G. Moncong sedang dengan umbai kulit lancip; H.
Moncong pendek, tanpa umbai kulit lancip.
Gambar 9. Ciri-ciri morfologi family Bufonidae (bagian I). A. Tonjolan elongates pada tiap
bagian bawah jari-jari kaki dekat dengan dasar pangkalnya; B. Satu falang dari jari-jari tangan
pertama tidak berselaput; C. Dua falang dari jari-jari tangan pertama tidak berselaput (tangan
tidak berselaput); D. Ujung jari-jari membulat/tumpul; E&F. Kelenjar parotoid jelas/nyata; G.
Jelenjar parotoid tidak ada; H. Ujung jari-jari tangan melebar dalam diskus trunkulatus; I.
Selaput renang sampai ujung jari-jari kaki keempat; J. Timpanum jelas (visible).
Gambar 10. Ciri-ciri morfologi family bufonidae (bagian 2). A.Sepasang alur parietal; B.
Sepasang alur supraorbital; C. Kelenjar parotoid panjang dan sempit; D. Kelenjar parotoid atau
bersudut; E. Satu falang dari jari kaki ketiga dan kelima tidak berselaput; F. Ujung jari-jari kaki
ketiga dan kelima tidak berselaput; G. Kelenjar parotoid panjang sekitar dua kali lebar; H.
Kelenjar parotoid bulat atau bersudut
Gambar 11. Ciri-ciri morfologi family Microhylidae. A.Duri (kulit tajam) pada sikut dan tumit;
B. Tonjolan yang besar di bawah tiap jari-jari tangan; C. Tidak ada tonjolan yang besar di
bawah tiap jari-jari tangan; D. Tonjolan metatarsal dalam lonjong pada jari-jari kaki pertama;
E. Tonjolan metatarsal dalam oval (bulat telur) pada jari-jari kaki pertama; F. Ujung jari-jari
tangan melebar dalam diskus trunkulatus; G. Ujung jari-jari tangan tidak melebar; H.
Timpanum jelas; I. Timpanum tidak jelas/tersembunyi
Gambar 12. Ciri-ciri morfologi family Ranidae (bagian 1). A.Garis terang dorsolateral dari
ujung moncong; B. Pelebaran ujung jari-jari tangan terluar sekitar dua kali lebar falan basal;
C&D. Pelebaran ujung jari-jari tangan terluar kurang dua kali lebar falang basal; E. Tonjolan
metatarsal luar tidak ada; F. Tonjolan metatarsal luar ada.
Gambar 13. Ciri-ciri morfologi family Ranidae (bagian 2) G.Timpanum tidak jelas; H.
Timpanum jelas; I. Ujung jari-jari kaki nyata melebar dalam bentuk diskus; J&K. Ujung jari-
jari kaki tumpul atau runcing; J. Selaput mencapai tonjolan paling luar dari jari-jari kaki
keempat; K. Selaput tidak mencapai tonjolan paling luar dari jari-jari kaki keempat; K. Selaput
tidak mencapai tonjolan paling luar dari jari-jari kaki keempat; L. Pita atau garis lebar terang
dari belakang mata (dorsolateral) ke belakang mencapai pangkal kaki.
Gambar 14. Ciri-ciri morfologi family Ranidae (bagian 3) M.Selaput sempit mencapai diskus
jari-jari kaki keempat; N. Selaput lebar mencapai diskus jari-jari keempat; O. Jari-jari tangan
ketiga dengan pelebaran kulit (flap) bebas pada sisi-sisinya; P. Jari-jari tangan ketiga tanpa
pelebaran kulit (flap) bebas pada sisi-sisinya; Q. Pita/strip gelap dari mata ke nostril pada
bagian bawah kantus; R. Tidak ada pita/strip.
Gambar 15. Ciri-ciri morfologi family Rhachoporidae . A.Selaput renang lebar tidak mencapai
diskus jari-jari tangan pertama; B. Selaput renang lebar mencapai diskus jari-jari tangan
pertama; C. Alur/lipatan atau umbai kulit pada tangan/lengan jelas; D. Umbai kulit panjang
bersudut pada lutut; E. Umbai kulit panjang bulat atau membulat pada lutut; F. Umbai kulit
pada daerah kloaka.
Gambar 16. Ciri-ciri morfologi Rhachoporidae (bagian 2) J. Pelebaran kulit pada lengan
dengan tepi rata (halus); K. Pelebaran kulit pada lengan dengan tepi bergelombang; L. Deretan
alur rawan bersudut di atas tympanum; M. Deretan tonjolan runjung pada tarsal; N. Strip/pita
lebar gelap dari belakang mata ke aksila (menutupi tympanum).

II. Tujuan
Membandingkan karakter setiap spesimen yang dipersiapkan sebelumnya.

III. Metode Kerja


Melihat karakter morfologi hewan Amfibi (1 ekor katak/ kodok) dewasa dengan menggambar
di lembar kerja. Selanjutnya dilakukan identifikasi dengan menggunakan buku identifikasi
“Amfibi Jawa dan Bali” atau aplikasi identifikasi lainnya.

Daftar Pustaka
Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi – LIPI- GEF Biodiversity
Collection Project. Bogor.
Tim Asisten Biosistematik. 2012. Penuntun Praktikum Biosistematik. Program Studi Biologi,
Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai