Anda di halaman 1dari 17

Pendahuluan echinodermata

Echinodermata berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dari kata echinos yang artinya duri dan
derma yang artinya kulit. Jadi, secara umum Echinodermata dapat diartikan hewan yang berkulit
duri. Echinodermata ini merupakan kelompok hewan avertebrata yang bergerak lamban dan
hidup di air laut, sebagian besar spesiesnya hidup di kedalaman laut. Kebanyakan hewan
Echinodermata bukan merupakan hewan parasit. Beberapa spesies hidup dengan cara menempel
pada substrat (sesil). Bentuk tubuh Echinodermata saat larva berupa simetri bilateral, sedangkan
pada saat dewasa berupa simetri radial.(Jalaludin.2017:84)

Karakteristik Umum Echinodermata

1. Tubuh tak bersegmen, simetri radial (dewasa), simetri bilateral (larva), tubuh terbagi menjadi
5 belahan, bulat, silindris, atau seperti bintang.
2. Triploblastik, endoderm berasal dari bagian mesoderm sehingga disebut endomesodermal.
3. Tidak mempunyai kepala.
4. Berangka dalam (endoskeleton).
5. Mempunyai sistem saluran air.
Mempunya rongga tubuh (coelom) yang disebut enteroselus;
6. Selom berisi sel-sel amubosit; pada tingkat larva selom berfungsi sebagai sistem saluran air.
7. Sistem pencernaan makanan biasanya lengkap.
8. Sistem respirasi: insang kulit, kaki tabung, pohon pernapasan, dinding tubuh, kloaka (Kelas
Holothuroidea), bursae (Kelas Ophiuroidea).
9. Sistem peredaran darah terbatas di dalam saluran selom (rongga tubuh).
10. Sistem syaraf terdiri atas cincin syaraf yang melingkari bagian oral, bercabang-cabang ke
arah radial.
11. Organ sensoris kurang begitu berkembang, terdiri atas organ taktil, kemoreseptor, podia,
ujung tentakel, photoreseptor, dan statikist.
12. Tidak mempunyai organ eksresi.
13. Alat kelaminnya terpisah (beberapa hermafrodit) dengan ukuran gonad besar; tunggal (Kelas
Holothuroidea), tetapi kebanyakan jumlahnya berlipat dengan saluran yang sederhana.
14. Fertilisasi eksternal.
15. Larvanya dapat berenang bebas, pada beberapa jenis, disertai metamorfosis.
16. Daya regenerasinya tinggi. (Rusyana, 2011: 117-118)

A. Ophiuroidea

Struktur Tubuh
Sturktur tubuh bintang ular laut seperti bola cakral kecil dengan 5 buah lengan bulat
panjang. Tiap-tiap lengan terdiri atas ruas-ruas yang sama. Pada masing-masing ruasnya terdapat
2 garis tempat menempelnya osikel. Bintang ular laut memiliki duri di bagian lateral, sedangkan
pada bagian dorsal dan ventralnya tidak berduri. Terdapat kaki tabung tanpa penghisap. Kaki
tabung tersebut tidak berfungsi untuk berjalan tetapi sebagai alat sensor dan membantu proses
respirasi. Bintang ular laut tidak memiliki pediselaria dan anus. Mulutnya terletak di pusat tubuh
dan dikelilingi oleh lima kelompok lempeng kapur yang berfungsi sebagai rahang (Hanifa, 2016 :
11).

Struktur Tubuh Ophiuroidea


Sumber: (Hickman, 2001 : 468)
Bintang ular laut memiliki lengan ramping dan mudah bergerak-gerak. Hal ini
memudahkannya untuk bergerak cepat dan berenang di dalam air. Bintang ular laut terbagi ke
dalam dua tipe berdasarkan tipe lengannya yang pertama yaitu lengan sederhana dan tidak
bercabang, yang dapat lebih sering disebut bintang ular laut. Kedua, yaitu tipe lengan banyak
cabang yang disebut dengan bintang keranjang. Lengan bercabang tersebut lebih efektif sebagai
penyaring untuk memisahkan plankton dari air yang dibantu oleh lendir yang ada pada lengannya
(Romimohtarto, 2009 : 246).
Sistem Pencernaan
Bintang ular laut memakan organisme kecil dan organisme yang tidak hidup. Makanan
tersebut berasal dari lumpur di permukaan dasar laut. Makanan masuk ke dalam mulut dengan
menggunakan kaki tabung. Dua bagian pada setiap lengannya terdapat mulut. Baris dari durinya
mencuat keluar ke arah mulut yang berfungsi untuk memasukkan makanan. Bintang ular laut
memiliki perut yang sederhana terdiri dari kantung tanpa ceca. Sehingga makanan tidak keluar
dari mulut. Bintang ular laut tidak memiliki anus. Bintang ular laut jenis lain ada yang memakan
plankton dengan cara menangkapnya menggunakan kait yang berukuran mikroskopis di ujung
cabang dari lengannya (Hanifa, 2016 : 12-13).
Sistem Reproduksi
Kelas Ophiuroidea memiliki jenis kelamin yang terpisah. Pada jantan biasanya berukuran
lebih kecil daripada betina dan gonad terkait pada setiap bursa. Telur-telur akan dilepaskan ke
dalam bursa. Embrio dilindungi di dalam bursa dan terkadang dipelihara oleh induknya. Pada
tahap larva disebut dengan ophiopluteus. Kemudian mengalami metamorfosis sebelum tenggelam
ke substrat (Miller, 2001 : 247).
Sistem Eksresi
Tidak mempunyai organ eksresi. Ekskresi menggunakan sel-sel amoeboid (Rusyana,
2011: 118).
Sistem Respirasi
Organ respirasi terdiri dari lima pasang kantung bursae. Kantung tersebut selain berfungsi
sebagai organ respirasi juga berfungsi untuk menerima saluran gonad (Ariyanto, 2016 : 35)
Sistem Ambulakral
Sistem ambulakral sama dengan sistem ambulakral pada Asteroidea, madreporit terletak
di daerah permukaan dekat mulut. (Ariyanto, 2016 : 35)
Sistem Syaraf
Sistem syaraf terdiri atas cincin syaraf yang melingkari bagian oral, bercabang-cabang ke
arah radial. (Rusyana, 2011: 118).
Habitat dan Perilaku
Habitat bintang ular laut yaitu di laut tenang atau dangkal terutama pada kubangan pasang
surut serta bersembunyi di bawah batu-batu karang atau rumput laut, serta membenamkan diri
dalam pada dasar yang lunak. Hewan ini berpindah tempat dengan gerakan yang mengular,
memegang suatu objek dengan satu lengan atau lebih, kemudian menghentakkannya. Di antara
filum Echinodermata golongan hewan inilah yang dapat bergerak paling cepat. Tangannya
mudah putus dan memiliki regenerasi yang tinggi (Rusyana, 2011 : 125).
Bintang ular yang hidup di daerah tropis pada umumnya hidup pada perairan dengan suhu
antara 27-30 0C, namun daya tahan terhadap suhu ini tergantung kedudukan geografis dan ke
dalaman (Romadhoni, 2013 : 8)
Contoh Genus Dari Kelas Ophiuroidea
1. Ophiactis savignyi

Sumber : calphotos.berkeley.edu
Ophiactis savignyi termasuk dalam famili Ophiactidae dengan karakteristik memiliki gigi
yang luas berbentuk persegi. Bintang mengular tidak memiliki anus sehingga pada bagian
aboral hanya terdapat kulit bergranul yang membungkus cakram. Pada bagian oral terdapat
mulut yang bertindak sebagai organ pencernaan dan organ ekskresi. Bintang mengular ini
memiliki enam buah lengan dan warna tubuh hijau keputihan. Klasifikasi dari biota laut ini,
yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Ophiuroidea
Ordo : Ophiurida
Famili : Ophiactidae
Genus : Ophiactis
Spesies : O.savignyi
Distribusi dari O.savignyi terdapat di Tropikal Indo-Pasifik, Pakistan, Maldive, timur
India, utara Australia, Filipina, Cina, Selatan Jepang, Atlantik Tropikal, India, dan Samudera
Pasifik (Triwahyuni, 2017 : 10).

2. Ophiocoma erinaceus

Sumber : calphotos.berkeley.edu
Bintang mengular ini memiliki karakteristik cakram yang ditutupi oleh granul berwarna
hitam pada bagian aboral, terdapat tooth papillae dan seri oral papillae pada bagian
mulutnya. Memiliki lengan sederhana sebanyak lima buah dengan arm spines teratas
berbentuk cigarshaped. O. erinaceus memiliki dua buah tentacle scales pada bagian ventral.
Klasifikasi dari biota laut ini, yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Ophiuroidea
Ordo : Ophiurida
Famili : Ophiocomidae
Genus : Ophiocoma
Spesies : O.erinaceus
Distribusi dari O.erinaceus terdapat di Saipan, Maldive, timur India, Samudera India,
Mascarene, Madagaskar, Arabia, utara Australia, Filipina, Cina, selatan Jepang, selatan
Pasifik, Hawai, Samudera IndoPasifik, dan Laut Merah (Triwahyuni, 2017 : 11).

3. Amphiura sp.

Sumber : gab.myspecies.info
Bintang mengular ini termasuk dalam famili Amphiuridae dengan karakteristik memiliki
infradental papillae pada setiap rahangnya. Bintang mengular ini memiliki warna putih
transparan dengan 6 buah arms spine yang sederhana. Tubuh bintang mengular ini ditemukan
dengan ukuran yang sangat kecil dan memiliki satu buah tentacle scale pada bagian arm
spine. Adapun klasifikasi dari bintang mengular ini yaitu:
Kingdom : Animalia,
Filum : Echinodermata,
Kelas : Ophiuroidea,
Ordo : Ophiurida,
Famili : Amphiuridae,
Genus : Amphiura
Spesies : Amphiura sp.
Distribusi dari genus Amphiura terdapat di Persian Gulf, barat Samudera India, Arabia,
Teluk Bengal, timur India, utara Australia, Filipina, Samudera Indo-Pasifik, Cina, Jepang,
selatan Pasifik, timur Afrika (Madagaskar) dan Laut Merah (Triwahyuni, 2017 : 12).

B. Holothuroidea

Struktur Tubuh dan Ciri-ciri

Tubuh memanjang seperti ketimun. Kelompok hewan ini biasa disebut teripang. Ada juga
yang menyebut ketimun laut karena bentuknya. Mulut di ujung yang satu dan anus di ujung yang
lain. Ada kaki tabung di tiga bagian ventral yang digunakan untuk berjalan dan mempunyai
mangkuk penghisap seperti binyang laut. Kaki tabung juga didapatkan di dua bagian dorsal,
tetapi biasanya digunakan untuk merasa dan pernapasan. Tak ada pediselari dan duri, tetapi
mempunyai tentakel berbentuk kaki tabung sekeliling mulut, serupa dengan hewan lain. Tubuh
seperti kulit dan dapat memanjang dan mengerut. Sebagian besar teripang bernapas melalui
pohon respirasi, sebuah alat bercabang terdiri dari banyak tabung (Tri Wahyuni. 2017 : 10)

Mentimun laut mempunyai tubuh bulat memanjang dengan garis oral ke aboral sebagai sumbu,
tubuh terlipat oleh kulit yang mengandung ossicula yang mikroskopis. Di bagian anterior mulut
terdapat 10 -13 tentakel yang dapat di julurkan dan ditarik kembali. Holothuroidea meletakkan
diri dengan bagian dorsal di sebelah atas. Kaki ambulakral dapat berkontraksi dan berfungsi
sebagai alat respirasi. Daerah ventral terdapat tiga daerah kaki ambulakral yang memiliki alat
hisap, yang berfungsi untuk bergerak dan tiga baris ada posisi dorsal dipakai untuk bernafas.
Madreporit terletak dalam coelom. Pada hewan ini terdapat suatu cincin saraf dan saraf-saraf
radier. Teripang cepat bereaksi terhadap rangsangan. Biasanya jenis kelamin terpisah namun ada
juga yang hermaprodit dengan larva bersimetri bilateral (Tri Wahyuni. 2017 : 11)

Habitat

Keberadaan teripang merupakan kekayaan diversitas alami yang tidak terlepas dalam
fungsi ekologi di habitatnya. Kehadirannya dianalogikan sebagai "cacing tanah" yang membantu
menyuburkan substrat di sekitarnya dengan sifatnya yang "mengaduk" dasar perairan. Teripang
mencerna sejumlah besar sedimen, yang memungkinkan terjadinya oksigenisasi lapisan atas
sedimen. Proses ini mencegah terjadinya penumpukan busukan benda organik dan sangat
mungkin membantu mengontrol populasi hama dan organisme patogen termasuk bakteri tertentu.
Kelangkaan teripang bisa mengakibatkan terjadinya pengerasan dasar laut, dan berakibat ketidak
cocokan habitat bagi bentos lain dan organisma meliang (infaunal organism).Teripang adalah
hewan bentik yang lambat geraknya, hidup pada dasar dengan substrat pasir, lumpur maupun
dalam lingkungan terumbu. Dalam struktur trofik (trophic levels), teripang berperan sebagai
pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder). Dalam lingkar pangan
(food web) dari ekosistem setempat, teripang adalah penyumbang pangan dalam bentuk telur-
telur, larva dan juwana teripang, bagi biota laut pemangsa di sekitarnya. Teripang ditemukan
pada habitat yang selalu berada di bawah garis surut terendah. Topografi dan tingkat kekeringan
dari rataan terumbu pada lokasi setempat sangat berpengaruh terhadap distribusi teripang yang
ada pada lokasi tersebut. Habitat dengan dasar pasir karang yang ditumbuhi lamun (seagrass)
merupakan tempat hidup teripang. Beberapa jenis teripang, ada yang hidup di daerah dengan
habitat yang berbongkah karang (boulders), dan di sekitar kelompok karang hidup. (Marcelien.
2015 : 316)
Contoh spesies

Kingdom : Animalia

Filum : Echinodermata

Kelas : Holothuroidea

Ordo : Aspidochirotida

Famili : Holothuriidae

Genus : Holothuria

Spesies : H. scabra (Desi. 2012 : 23)

Filum:Echinodermata

Subfilum : Echinozoa

Kelas : Holothuroidea

Subkelas : Aspidochirotacea

Ordo : Aspidochirotida

Famili : Holothuriidae

Genus : Holothuria

Spesies : Holothuria impatiens (Desi. 2012 : 23)

Filum : Echinodermata

Subfilum : Echinozoa

Kelas : Holothuroidea

Subkelas : Aspidochirotacea

Ordo : Aspidochirotida

Famili : Holothuriidae

Genus : Holothuria

Spesies : Holothuria atra (Desi. 2012 : 24)


C. Crinoidea

Struktur Tubuh dan Ciri-ciri

Kelompok hewan ini dinamakan lili laut atau bintang bulu. Sebagian besar dari mereka
hidup di laut dalam dan beberapa jenis lagi mendiami laut dangkal, seperti di terumbu karang.
Ukurannya panjangnya tidak lebih dari 40 cm dan berwarna mencolok. Tubuhnya terdiri dari
cakram sentral dengan lima lengan bermula dari cakram. Setiap lengan bercabang dua atau lebih.
Setiap cabang mempunyai ranting-ranting melintang disebut pinul (pinnule). Cakram sentral
bentuknya seperti mangkuk dengan mulut terletak di dasar bawah (Romimohtarto, 2007). Hewan
ini berbentuk seperti tumbuhan. Habitatnya pada garis pantai sampai kedalaman 12000 kaki.
Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan tidak bertangkai. Kelompok yang
bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak bertangkai dikenal sebagai bintang laut
berbulu. Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut berbulu adalah
Oxycomanthus benneffit dan Ptilometra australis. Beberapa crinodea ada yang sesil dan ada yang
berenang bebas. Sampai saat ini di perkirakan terdapat 630 spesies crinoidea yang telah
diketahui. Sebagian crinoidea bersifat dioecious, tetapi ada yang monoecious. Crinoidea
mengeluarkan larva yang disebut doliolaria. Crinoidea dapat beregenerasi. Tangannya di
namakan pinula yang di tutupi oleh zat yang lengket untuk membantu menangkap makanan.
Jumlah tangnan (pinula) antara 5-200 (Campbell, 2003).

Hewan kelas Crinoidea mempunyai bentuk seperti bunga lili yang bisa hidup di dalam
laut dengan ke dalaman 3,648 m. Tubuh berbentuk seperti cangkir yang disebut calyx yang
tersusun dan lempengan kapur. Dari calyx itu tersembul lima lengan yang lentur dengan tentakel
yang pendek dimana masing-masing memiliki pinulle yang banyak sekali sehingga seperti bulu
burung yang terurai beberapa jenis Lili laut memiliki stalk atau tangkai yang berfungsi untuk
melekatpada dasar laut atau substrat. Mulut terletak pada daerah oral, sedangkan anus pada
daerah aboral. Pada bagian oral terdapat lekukan ambulakral yang berisi tentakel seperti kaki
bulu, fertilisasi berlangsung secara internal, bahkan zigot berkembang di dalam tubuh (Tri
Wahyuni. 2017 : 12)

Habitat
lili laut membutuhkan air laut yang bersalinitas agak tinggi dengan toleransi pada air laut
normal sampai sedikit salin (28 %0 sampai 36 %0). Boleh dikatakan biota ini tidak ada di
perairan mangrove dan estuarina. Lili laut dapat hidup di dasar perairan laut lepas, terutama yang
bersubstrat keras dan berarus relatif kuat. Tetapi ekosistem terumbu karang merupakan habitat
yang paling umum untuk kelompok lili laut ini. Pada ekosistem terumbu karang lili laut biasanya
menempati daerah tubir dan lereng terumbu. Persyaratan adanya arus lokal yang relatif kuat,
perairan yang jernih, oksigen yang cukup, tersedianya plankton yang cukup dan terlindung dari
hempasan ombak yang kuat menyebabkan lili laut disebut juga sebagai biota yang sebarannya
sangat ditentukan oleh kualitas habitat. Selain itu lili laut juga dilaporkan mempunyai respon
negatif terhadap cahaya yang kuat (FELL 1966). Faktor lingkungan ini bisa dipandang sebagai
faktor pembatas yang amat penting dalam sebarannya. Kaki cengkram atau cirrus dapat sangat
panjang (5 cm - 10 cm). Pada jenis yang teradaptasi hidup di lumpur, atau berukuran sedang ( 1
cm — 4 cm) untuk jenis^jenis yang hidup di terumbu karang. Namun untuk jenis-jenis tertentu
yang hidup berlindung di dalam koloni karang batu kaki cengkram ini bisa sangat tereduksi atau
hilang sama sekali. Kaki cengkram ini biasanya berjumlah 5 sampai 30. (Aziz, Aznam. 2012 : 19)

Cara Hidup

Lili laut dengan bentuk tangan yang mempunyai percabangan, merupakan tempat yang
ideal bagi biota komensal dan parasit. Dalam hal ini biota tersebut beradaptasi sedemikian rupa,
sehingga warnanya sangat mirip dengan warna tangan-tangan dan warna pinnulus dari lili laut.
Biota komensal menggunakan tangan-tangan lili laut sebagai tempat berlindung dan tempat
mencari makan. Sedangkan biota parasit langsung memakan jaringan lunak dari bagian cakram
lili laut. Biota komensal adalah terdiri dari kelompok krustasea kecil dan poliket. Sedangkan
biota parasit diwakili oleh berbagai jenis keong kecil dan poliket. Biota-biota tersebut akan
diuraikan di bawah ini.
Krustasea. Berbagai jenis copepoda, udang kecil dan kepiting hidup sebagai komensal pada
berbagai jenis lili laut. Kelompok copepoda diwakili oleh marga Collorcus dan Kelleria. Udang
komensal yang sering ditemukan pada lili laut adalah dari marga Periclimenes, sedangkan
kepiting diwakili oleh marga Ceratocarnicus.Poliket jenis Myzostomum croselandi merupakan
cacing beruas yang secara lengkap telah teradaptasi untuk hidup sebagai komensal pada berbagai
jenis lili laut (FISHELSON 1974). Moluska. Berbagai jenis keong hidup sebagai parasit pada lili
luat. Hewan ini hidup membenamkan diri pada
sisi oral dari bagian disk dari lili laut, dan
menancapkan probosisnya ke dalam jaringan
lunak dari lili laut. Berbagai jenis keong lain
yang hidup sebagai parasit. (Aziz, Aznam. 2012 :
22)

Contoh spesies

Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata

Kelas : Crinoidea

Ordo : Comatulida

Famili : Antedonidae

Genus : Antedon

Spesies : Antedon mediterranea (Desi. 2012 : 21)

Kingdom : Animalia

Filum : Echinodermata

Kelas : Crinoidea

Ordo : Isocrinidia

Famili : Isselicrinidae

Genus : Metacrinus

Spesies : Metacrinus interruptu (Desi. 2012 : 21)

D. Asteroid

Struktur tubuh

Asteroid dapat berkisar dari kurang dari 2 cm hingga lebih dari satu m dengan diameter,
meskipun mayoritas adalah 12 hingga 24 cm. Lengan memanjang dari tubuh dari disk pusat dan
bisa pendek atau panjang. Mayoritas memiliki 5 lengan, meskipun beberapa dapat memiliki
hingga 40. Osssicles yang hati-hati membentuk kerangka internal.
Sistem vaskular air bintang laut terbuka di madreporite, lubang berlubang di bagian tengah
hewan. Secara internal, madreporite mengarah ke kanal batu, yang terdiri dari endapan
kerangka. Kanal batu melekat pada kanal cincin yang mengarah ke masing-masing dari lima
(atau lebih) kanal radial. Tubuh Tiedemann dan vesikula polian adalah kantung pada saluran
cincin yang fungsinya dapat mengatur osmoregulasi atau hidrolik dalam sistem vaskular
air. Setiap kanal radial berakhir di kaki tabung terminal, yang memiliki fungsi sensorik.

Setiap kanal radial memiliki serangkaian kanal lateral yang berakhir pada kaki
tabung. Setiap kaki tabung terbuat dari ampula, podium, dan biasanya pengisap. Permukaan
mulut , di bawah cakram pusat, adalah tempat mulut berada. Sistem hemal sejajar dengan sistem
vaskular air dan mungkin mendistribusikan nutrisi dari saluran pencernaan. Saluran hemal
meluas ke gonad. Larva simetris bilateral dan dewasa simetris radial. (Brusca. 2003: 23)

Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan dimulai dari mulut yang berhubungan dengan kerongkongan yang
sanga pendek dan selanjutnya bersambung dengan kantong yang berperan sebagai lambung.
Lambung terdiri dari dua bagian, bagian muka (kardiak) berukuran lebih besar daripada bagian
belakang (pilorus). Dalam proses pencernaan, lambung mengeluarkan sekresi mukosa. Dari
pilorus, muncul saluran ke masing-masing lengan. Lengan bercabang-cabang menjadi dua yang
disebut Caeca Hepatis(warnanya hijau) atau disebut juga saku pilorus. Disini dilakukan sekresi
enzim untuk mencerna tubuh lunak molusca mangsanya. Di atas lambung tedapat usus berupa
saluran pendek yang terbuka pada daerah anus. Makanan bintang laut berupa sampah, ikan kecil,
siput dan kerang. Bahan-bahan makanan dicerna dengan bantuan mukosa dan enzim, sedangkan
bahan yang tidak di cerna di keluarkan melalui mulut. Cairan dalam selom mengandung zat
makanan yang diedarkan oleh silia ke seluruh tubuh. (Kastawi. 2005: 52)
Sistem Reproduksi

Bintang laut bersifar diesis. Alat reproduksinya bercabang-cabang dan terletak di setiap
lengan. Alat reproduksi betina menghasilkan banyak telur (sekitar 2,5 juta setiap 2 jam),
sedangkan yang jantan menghasilkan spermatozoa yang lebih banyak daripada ovum. Fefrtilisasi
terjadi di air, selanjutnya akan di hasilkan larva Bipinaria

Sistem Ekskresi

Ekskresi di lakukan oleh sel-sel amebosit yang terdapat dalam cairan selom. Zat sisa ini di
bawa keluar tubuh melalui dinding derma brankhialis. Pada usus terdapat dua percabangan yang
berwarna cokelat yang mensekresikan cairan berwarna kecokelatan.

Sistem Respirasi

Asteroidea bernapas dengan menggunakan dermal branchia atau papula atau insang kulit
yang tersebar pada permukaan aboral dan juga disekitar tube feet. Organ respirasi ini memiliki
struktur yang tipis, halus, dan menyatu dengan selom. Oksigen terlarut dalam air akan meresap
melalui selaput kaki ambulakral, kemudian terdifusi pada permukaan kulit oleh papula lewat
gelembung-gelembung insang dan masuk ke selom. Setelah itu selom akan mendistribusi oksigen
ke seluruh jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida. Karbondioksida juga akan keluar
melalui dorongan dinding tubuh atau yang sering disebut papula. Di dalam papula terdapat
peritoneum bersilia yang mengakibatkan adanya 2 (dua) saluran sehingga terdapat saluran untuk
masuk cairan yang mengandung oksigen dan juga saluran keluarnya karbondioksida

Sistem Ambulakral
Sistem ambulakral terdiri atas: canalis circumoralis / ring canal, canalis radialis/radial
canal, canalis madreporicus/stone canal, ampulla dan podia/tube foot. Canalis circumoralis ialah
suatu pipa yang melingkari mulut, di sebelah permukaan oral dari skeleton. la mempercabangkan
lima canalis radialis, yang masing-masing berjalan di dalam sulcus ambulacralis. Tiap canalis
radialis pada ujung radius bagian oral berakhir sebagai tentakel. Melalui tiap porus ambulacralis
berjalan suatu pipa yang menghubungkan suatu kantong yang disebut ampulla yang terdapat di
dalam radius dengan satu pipa yang berakhir buntu. Bentukan yang terdapat di dalam sulcus
ambulacralis disebut podium. Tiap pipa penghubung ampulla dengan podium berhubungan
dengan satu canalis radialis. Di dalam dinding ampulla terdapat serabut-serabut otot melingkar.
Bila serabut otot ini berkontraksi, ampulla mengecil, dan air yang ada di dalamnya dialirkan ke
dalam podium, sehingga podium memanjang. Di dalam dinding podium terdapat serabut-serabut
otot longitudinal. Jika serabut-serabut otot tersebut berkontraksi, podium memendek dan air yang
ada di dalamnya dialirkan ke dalam ampulla, sehingga ampulla membesar. Pada ujung podium
terdapat batil pengisap. Kecuali canalis radialis, canalis circumoralis mempercabangkan juga satu
canalis madreporicus. Canalis ini dipercabangkan inter-radial dan menuju ke aboral untuk
berakhir pada madreporit. Di sini is bermuara ke luar melalui lubang-lubang yang ada di dalam
madreporit (Kastawi. 2005: 53-54)

Sistem Saraf
Sistem saraf berupa batang saraf radial yang terdapat pada setiap lengan dengan letak
memanjang di atas ambulakral yang akhirnya bertemu dengan cincin saraf oralis yang melingkari
mulut. Pada setiap batang saraf radial terdapat percabangan saraf ke daerah aboral, aboral
peritonium, indra perasa di kaki, indra peraba, dan titik mata yang peka terhadap sinar. Diantara
sel-sel epidermis juga terdapat jaringan saraf, sedangkan di daerah branchia dermalis terdapat alat
sensoris. (Kastawi. 2005: 54)

Habitat dan Perilaku


Kecuali beberapa spesies yang menghuni perairan payau, asteroid adalah organisme
bentik yang ditemukan di lingkungan laut. Wilayah habitat air asin atau laut, bioma akuatik air
payau, fitur habitat lainnya intertidal atau litoral (Brusca. 2003: 26)

Asteroid bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air mereka.Kontraksi otot


internal menekan cairan ke kaki tabung, yang kemudian memanjang. Silia dalam epitel sistem
vaskular air menggerakkan air.Ujung kaki tabung memiliki pengisap, yang secara kimia melekat
pada substrat. Ikatan kimia lain dikeluarkan untuk melepaskan kaki tabung.Bintang laut yang
hidup di substrat dasar lunak memiliki kaki tabung runcing (bukan pengisap) untuk membantu
mereka bergerak. Perilaku utama nokturnal, mobil. Komunikasi dan persepsi, sistem saraf yang
tidak terpusat memungkinkan echinodermata merasakan lingkungan mereka dari semua sisi. Sel-
sel sensorik pada epidermis merasakan cahaya, kontak, bahan kimia dan arus air.Kepadatan yang
lebih tinggi dari sel-sel sensorik ditemukan di kaki tabung dan sepanjang margin saluran makan.
Bintik mata berpigmen merah ditemukan di ujung setiap lengan. Ini berfungsi sebagai
fotoreseptor dan merupakan kluster dari pigmen-cangkir occelli. Feromon dewasa dapat menarik
larva, yang cenderung menetap di dekat orang dewasa tertentu. Metamorfosis pada beberapa
spesies dipicu oleh feromon dewasa. ( Brusca. 2003: 26)

E. Echinoidea
Hewan yang paling dikenal pada kelas Echinoidea adalah bulu babi, landak laut dan sand
dollar. Pada kelas Echinoidea berbeda dengan kelas – kelas Echinodermata lainnya karena tidak
adanya lengan pada bagian tubuh.Bulu babi (sea urchin) dan dollar pasir (sand dollar) tidak
memiliki lengan, akan tetapi mereka memiliki lima baris kaki tabung yang berfungsi dalam
pergerakan lambat. Bulu babi juga memiliki otot untuk memutar durinya yang panjang, yang
membantu dalam pergerakan. Mulut bulu babi dilingkari oleh struktur kompleks mirip rahang
yang telah beradaptasi untuk memakan ganggang laut dan makananlain. Bulu babi secara kasar
bentuknya agak bulat. Sementara tubuh dollar pasir pipih dan berbentuk cakram. Binatang ini
terbagi menjadi sekitar 950 spesies dan dapat ditemukan mulai dari daerah pasang surut sampai
di kedalaman 5.000 meter. Bulu babi juga memiliki otot untuk memutar durinya yang panjang,
yang membantu dalam pergerakan. Mulut bulu babi dilingkari oleh struktur kompleks mirip
rahang yang telah beradaptasi untuk memakan ganggang laut dan makanan
lain.(Annawaty.2018:75)
Contohnya : Arbacia punctulata (Bulu babi), Spatangus (berbentuk oval), Echinarachnius
(berbentuk seperti uang logam) yang sering disebut dolar pasir, Diadema antillarum.

Struktur Tubuh Kelas Echinoidea


Bentuk tubuhnya bulat atau berbentuk seperti bola. Tubuhnya terdiri atas 5 bagian tubuh yang
sama, tidak mempunyai tangan dan tubuhnya ditutupi oleh duri. Memiliki pediselaria. Kaki
ambulakral pendek dan terletak diantara duri-duri yang panjang. Mulutnya dikelilingi oleh lima
buah gigi. Di daerah ujung aboral terdapat anus, gonopor dan madreporit.

Sistem respirasi Kelas Echinoidea


Respirasi pada kelas ini dilakukan oleh 10 buah kantung yang merupakan modifikasi dai podia.
Sistem respirasi ini terletak di daerah sekitar mulut.

Sistem pencernaan makanan Kelas Echinoidea


Saluran pencernaan kelas ini terdiri atas: mulut – lentera Aristotle – esophagus – lambung – usus
– anus. Makanan Arbacia punctulata berupa tumbuh-tumbuhan atau hewan-hewan yang telah
mati dan jatuh ke dasar laut. Makanan tersebut dicerna menggunakan struktur yang kompleks
yang disebut dengan Lentera Aristotle.

Sistem ambulakral Kelas Echinoidea


Sistem ambulakralnya terdiri atas madreporit, saluran batu, saluran cincin, dan lima saluran radial
yang tersebar sepanjang daerah interior dan berhubungan dengan kaki tabung.

Sistem saraf Kelas Echinoidea


Sistem saraf terdiri atas, cincin saraf yang mengelilingi mulut, lima saraf radial, dan pleksus
subepidermal.

Organ sensori Kelas Echinoidea


Organ sensori dari kelas ini adalah podia, duri, dan pediselaria.

Sistem reproduksi Kelas Echinoidea


Organ kelaminnya terpisah dan gonadnya terletak di dalam permukaan aboral. Mempunyai
gonopor (lubang genitalia). Larvanya disebut pluteus.

Perilaku
Hewan ini bergerak dengan menggunakan duri dan kaki tabung. Duri dapat dianggap sebagai
pelindung tubuh. (Annawaty.2018:75)

Peranan Echinodermata

1. Ophiuroidea (bintang mengular) sebagai hewan pembersih laut atau pantai. Hewan ini adalah
pemakan bangkai, sisa-sisa hewan, dan kotoran hewan laut lainnya (inn, 2015 : 19)
2. Asteroidea (bintang laut) dan Ophiuroidea (bintang mengular) memiliki peranan sebagai
pelindung karang dari pertumbuhan alga yang berlebihan (Ariyanto, 2016 : 23).
3. Holothuroidea dan Echinoidea memiliki peranan sebagai pendaur ulang nutrient (Ariyanto,
2016 : 23).
4. Echinoidea dapat dimakan, misalnya bulu babi. Bagian bulu babi yang bisa dimanfaatkan
adalah gonadnya. Godad bulu babi telah menjadi komoditi penting di beberapa Negara
tertentu seperti Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Gonad bulu babi merupakan makanan
lezat yang memiliki kandungan gizi yang tinggi sehingga bernilai jual tinggi (Ariyanto, 2016
: 38).
5. Echinodermata mengandung unsur-unsur kimia yang memiliki nilai tinggi di bidang pangan,
obat-obatan dan sering dijadikan barang koleksi hiasan yang indah (Ariyanto, 2016 : 25).
6. Holothuria (mentimun laut) diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk teripang.
Hongkong merupakan pusat perdagangan teripang dunia. Di negeri China, mentimun laut
dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.
7. Bintang laut sering memakan kerang mutiara di tempat budidaya kerang mutiara.
8. Achanbasther merupakan hama pada terumbu karang, karena memakan polip Coelenterata.
(Hartati.2018:46)
DAFTAR PUSTAKA

Annawaty.2018. KEANEKARAGAMAN ECHINODERMATA (ECHINOIDEA DAN


HOLOTHUROIDEA) DI PULAU BAKALAN, BANGGAI KEPULAUAN,
SULAWESI TENGAH, INDONESIA. SCRIPTA BIOLOGICA. 5 (2): 73-77.

Ariyanto .T.P. (2016). Keanekaragaman Dan Kelimpahan Echinodermata Di Pulau Barrang


Lompo Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Diakses dari
http://repositori.uin-alauddin.ac.id.pdf. 27 Mei 2019, pk. 19.09.

Aziz, Aznam. 2012. BEBERAPA CATATAN MENGENAI KEHIDUPAN LILI LAUT. Jurnal
Oseana. Vol XVI (3) : 17-24

Brusca, R., G. Brusca. 2003. Avertebrata . Sinauer Associates, Inc, Sunderland, Massachusetts.

Desi. 2012. Bab 2. 42 hlm. Online : http://eprints.umm.ac.id/35039/3/jiptummpp-gdl-desitriwah-


47421-3-babii.pdf Pada 28 Mei 2019 Pukul 10

Hanifa, Q. (2016). Struktur Komunitas Echinodermata Di Pantai Sindangkerta Kecamatan


Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Diakses dari
http://repository.unpas.ac.id.pdf 27 Mei 2019, pk. 16.36.

Hartati Retno.2018. Jenis-Jenis Bintang Laut Dan Bulu Babi (Asteroidea, Echinoidea:
Echinodermata) Di Perairan Pulau Cilik, Kepula niuan Karimunjawa.Jurnal
Kelautan Tropis.21(1):41-48.

Hernisa. (2015). Studi keanekaragaman bintang laut dan bintang ular di Desa Sungai Bakau aten
Kotawaringin Barat. Diakses dari http://digilib.iain palangkaraya.ac.id.pdf. 27 Mei
2019, pk 19.07.
Hickman, Larry S, dan Allian L. (2001). Integrated principles of zoology. Elevent Edition. New
York: The McGraw-Hill.

Jalaludin. 2017. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI PHYLUM ECHINODERMATA DI


PERAIRAN LAUT DESA SEMBILAN KECAMATAN SIMEULUE BARAT
KABUPATEN SIMEULUE.Junal Biologi Education.6(1):81-97.

Kastawi, Yusuf, dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. UM Press, Malang.

Marcelien. 2015. KEANEKARAGAMAN TIMUN LAUT (ECHINODERMATA:

HOLOTHUROIDEA) DI PERAIRAN SABU RAIJUA, PULAU SABU, NUSA

TENGGARA TIMUR. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. Vol 7 (1) :

309-320

Miller, Stephen A. (2001). Zoology, Fifth Edition. New York: The Mcgraw-Hill Companies, Inc.

Romadhoni. (2013). Keanekaragaman jenis echinodermata di Pantai Kondang Merak

Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang. Diakses dari http://etheses.uin-


malang.ac.id.pdf. 27 Mei 2019, pk. 23.18.

Jalaludin.2017.IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI PHYLUM ECHINODERMATA DI


PERAIRAN LAUT DESA SEMBILAN KECAMATAN SIMEULUE BARAT
KABUPATEN SIMEULUE.Junal Biologi Education.6(1):81-97.

Romimohtarto dan Sri, J.(2009). Biologi Laut. Jakarta: Djambatan.

Rusyana, A. (2011). Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.

Triwahyuni, D. (2017). Inventarisasi Echinodermata Di Perairan Pasang Surut Pantai Dadabong


Kabupaten Pacitan Sebagai Sumber Belajar Biologi. Diakses dari
http://eprints.umm.ac.id.pdf. 27 Mei 2019, pk. 18.15.

Tri Wahyuni. 2017. Bab 2. 25 hlm. Online:


http://etheses.uin malang.ac.id/568/6/06520030%20Bab%202.pdf. Pada 27 Mei
2019 Pukul 14:00

Anda mungkin juga menyukai