Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Biology Education Vol. 6 No.

1 Oktober 2017

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI PHYLUM ECHINODERMATA


DI PERAIRAN LAUT DESA SEMBILAN KECAMATAN
SIMEULUE BARAT KABUPATEN SIMEULUE

Jalaluddin1), Ardeslan2)
1)Dosen FKIP Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah
Email; jala_usm@yahoo.co.id
2)Mahasiswa FKIP Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah

ABSTRAK

Echinodermata merupakan salah satu hewan yang sangat penting dalam ekosistem laut dan
bermanfaat sebagai salah satu komponen dalam rantai makanan, pemakan sampah organik
dan hewan kecil lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis
Echinodermata secara diskripsi dan klasifikasi serta gambaran lingkungan fisik di Perairan
Laut Desa Sembilan Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten Simeulue sebagai keragaman
hayati di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, yaitu suatu
pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis atau
gambar, dan perilaku objek yang diteliti. Jenis penelitiannya adalah deskriptif yaitu penelitian
yang dilakukan hanya bertujuan untuk menggambarkan atau mengidentifikasi
Echinodermata, meliputi kelasifikasi, morfologi, perilaku, dan habitat,. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa Perairan Laut Desa Sembilan merupakan daerah yang berpasir, berbatu
berpasir, terdapat terumbu karang, dan beberapa karang mati yang ditumbuhi lamun. Jenis-
jenis Echinodermata yang berhasil didentifikasi dan diklasifikasi terdiri dari 5 kelas, 7 ordo,
10 species. Kelas Asteroidea terdapat 3 species yaitu, Culcila sp,Acanthaster planci, linckia
laevigata. Kelas Holothuroidea3 species yaitu, Holoturia atra,Holothuria leucospilota,
Sinapta maculata. Kelas Echinoidea2 species yaitu, Diadema stosum, Echinothrix calamaris.
Kelas Ophiuroidea 1 species yaitu Ophiocoma erinaceus. Kelas Crinoidea 1 species yaitu,
Comaster sp.

Kata Kunci: Indentifikasi dan klasifikasi, phylum Echinodermata

PENDAHULUAN mempunyai peran sebagai pembersih


1.1 Latar Belakang lingkungan laut terutama pantai. Selain itu
Echinodermata merupakan salah satu echinodermata juga dapat dijadikan
hewan yang sangat penting dalam parameter (bioindikator) kualitas di
ekosistem laut dan bermanfaat sebagai perairan laut (ekosistem laut). Hal ini
salah satu komponen dalam rantai senada apa yang dituliskan Dahuri
makanan, pemakan sampah organik dan (2003:123) menyatakan bahwa “Jenis-jenis
hewan kecil lainnya. Sehingga ia Echinodermata dapat bersifat pemakan

Jurnal Biology Education Page 81


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

seston atau pemakan destritus, sehingga yang memiliki berbagai fungsi, bentuk
peranannya dalam suatu ekosistem untuk tubuh ada yang seperti bintang, bulat,
merombak sisa-sisa bahan organik yang pipih, dan bulat memanjang. Yang khas
tidak terpakai oleh spesies lain namun dari echinodermata adalah sistem
dapat dimanfaatkan oleh beberapa jenis pembuluh air (water vascular system),
Echinodermata. Secara umum di dalam suatu jaringan saluran hidrolik yang
ekosistem laut echinodermata mencapai bercabang menjadi penjuluran yang
diversitas tertinggi di terumpu karang dan disebut kaki tabung (tube feet) yang
pantai dangkal. Hal ini dikarenakan Larva berfungsi dalam lokomosi, makan, dan
dari Echinodermata, terutama bintang laut pertukaran gas (Lariman, 2011:208).
dan bulu babi, bersifat pelagis, dan biasa Didalam perkembangbiakannya
berenang sampai jarak yang jauh untuk bersifat deoseus bersaluran reproduksi
memperluas distribusi (Rompis, dkk, sederhana. Reproduksi seksual anggota
2013:27). Juga beberapa jenis filum echinodermata umumnya
Echinodermata hidup dalam sumur- melibatkan individu jantan dan betina yang
sumuran di daerah pantai atau di bawah terpisah dan membebaskan gametnya ke
rumput laut, ada juga yang membenamkan dalam air laut. Zigot yang dihasilkan
diri dalam tanah liat di muara sungai atau berkembang menjadi larva yang simetris
di bawah karang-karang yang lunak bilateral bersilia akan berenang mengikuti
(Umagap, 2013:94). massa air laut sehingga daerah
Kelompok utama fhilum persebarannya menjadi sangat luas (Katili,
Echinodermata terdiri dari lima kelas, 2007:95). Secara ekonomis echinodermata
yaitu kelas bintang laut (Asteroidea) dapat dimakan atau di konsumsi bahkan
contoh: Archastertypicus, kelas Bintang mempunyai nilai niaga penting seperti
Ular (Ophiuroidea) contoh: bulu babi (echinoid). Beberapa jenis bulu
Amphiodiaurtica, kelas Landak Laut babi tela lama di kenal manusia, dapat
(Echinoidea) contoh: Diademasetosium, dimakan gonadnya. Meskipun jenis ini di
kelas lilia laut (Crinoidea) contoh: Indonesia belum populer, namun beberapa
Antedon-rosacea, dan kelas Tripang Laut negara seperti Hongkong, Korea, Jepang,
(Holothuroidea) contoh: Amerika Serikat merupakan makanan
Holothuriascabra (Katili, 2011:52). mahal. Selain itu kerangka dari beberapa
Secara morfologi sebagian besar jenis echinodermata dapat digunakan
hewan echinodermata bertubuh kasar sebagai bahan hiasan.
karena adanya tonjolan kerangka dan duri

Jurnal Biology Education Page 82


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

1.2 Rumusan Masalah infentaris keanekaragaman biota


Berdasarkan uraian diatas maka yang laut Indonesia.
akan menjadi rumusan masalah dalam 4. Untuk mengetahui jenis dan
penulisan skripsi ini adalah: habitat keberadaan echinodermata
1. Jenis-jenis echinodermata apa yang terdapat di perairan Desa
saja yang terdapat di perairan laut Sembilan Kecamatan Simeulue
Desa Sembilan Kabupaten Barat Kabupaten Simeulue.
Simeulue

1.3 Tujuan TINJAUAN PUSTAKA


1. Untuk mengetahui jenis-jenis Indonesia merupakan negara yang
Echinodermata apa saja yang memiliki keanekaragaman hayati cukup
terdapat di Desa Sembilan banyak menduduki keanekaragaman hayati
Kabupaten Simeulue? di dunia yang terdapat berbagai ekosistem
2. Untuk memberikan gambaran darat dan peraian. Gautama (2013:1)
lingkungan fisik terhadap mengungkapkan “Indonesia memiliki 25
kehadiran Echinodermata yang % jenis pisces, 17 % aves, 16 % jenis
ada diperairan luat Desa Sembilan reptil dan amfibi, 12 % mamalia, dan 10 %
Kabupaten Simeulue. jenis flora yang telah dikenali. Jumla
tersebut belum termasuk hewan
1.4 Manfaat avertebrata, fungi, dan mikroorganisme
1. Penelitian ini di harapkan dapat lain yang belum dikenali”.
menjadi data dasar untuk Keanekaragaman hayati adalah
penelitian lebih lanjut mengenai variabilitas diantara makhluk hidup dari
Echinodermata yang terdapat semua sumber, termasuk intraksi
diperairan Pantai Desa Sembilan ekosistem teresterial, pesisir dan lautan
Kabupaten Simeulue. dan ekosistem akuatik lain serta komplek
2. Memperluas khazanah ilmu ekologik tempat makhluk hidup menjadi
pengetahuan mengenai jenis-jenis bagiannya. Semua sumber alam hayati
Echinodermata. merupakan bagian dari mata rantai tatanan
3. Dari hasil penelitian ini lingkungan hidup, yang menjadikan di
diharapkan dapat memberikan suatu lingkungan hidup dan mampu
sumbangsi sebagai referensi menghidupkan manusia dari generasi

Jurnal Biology Education Page 83


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

kegenerasi secara baik dengan echinus= duri, derma = kulit. Secara


memperhatikan kelestariannya. umum Echinodermata yang berarti hewan
Secara geografis Indonesia yang memiliki kulit berduri atau berbintil.
merupakan negara kepulauan terbesar di Fhilum pada hewan ini mencakup sekitar
dunia yang sangat luas dengan jumlah 6000 species. Jasin didalam Katili
177.504 pulau dengan kawasan pesisir (2011:52) mengklasifikasikan “fhilum
mencapai 95.181 km persegi setelah Echinodermata menjadi lima kelas, yaitu:
Canada, Amerika Serikat, dan Rusia. bintang laut (Asteroidea) contoh:
Kawasan ini memiliki berbagai ekosistem archastertypicus, kelas bintang ular
pendukung yang sangat beragam seperti (Ophiuroidea) contoh: amphiodiaurtica,
ekosistem mangrov, terumbu karang, kelas landak laut (Echinoedea) contoh:
padang lamun. Keanekaragaman hayati Diadema setosium, kelas lilia laut
lainnya terutama bagi potensi pesisir yang (Crinoidea) contoh: Antedon-rocacea dan
khas diperairan tropis dan sangat penting kelas tripang laut (Holothuroidea) contoh:
bagi kehidupan biota lainnya adalah Holothuria scabra”.
terumbuh karang (coral reff). Dulunya fhilum Echinodermata
Zoologi invertebrata bagian dari selalu dijadikan satu dengan coelenterata
ilmu pengetahuan alam mempelajari dalam klasifikasi hewan, karena bentuknya
mengenai hewan-hewan invertebrata. simetri meruji, kesamaannya hanya simetri
Berdasarkan tingkat pertumbuhan dan ini saja yang membedakan dua kelompok
perkembangannya, hewan-hewan hewan ini dari kelompok hewan lain. Beda
invertebrata dikelompokan menjadi antara keduanya adalah Echinodermata
delapan fhilum yaitu, porifera, mempunyai sistem pencernaan lengkap
coelenterata, platyhelminthes, nematoda, dengan mulut, usus, dan anus, tidak seperti
annelida, mollusca arthropoda, dan halnya coelenterata sifat umum fhilum ini
Echinodermata (pratiwi, 2011:13). Pada selanjutnya ialah epidermis pada hewan
filum Echinodermata membahas tentang dari fhilum ini biasanya berbulu getar dan
ciri-ciri tentang morfologi, anatomi, berisi sel-sel kelenjar dan sel-sel indera.
fisiologi, perilaku, habitat dan peranan dari Tubuh Echinodermata tidak beruas-
hewan yang digolongkan dalam ruas ketika larva bersifat simetri bilateral
invertebrata. dan setela dewasa menjadi simetri radial.
Fhilum Echinodermata merupakan Sistem pernafasan berbeda-beda, ada yang
hewan yang termasuk invertebrata. menggunakan kaki tabung, insang kecil,
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani pohon respirasi. Selain itu Echinodermata

Jurnal Biology Education Page 84


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

memiliki berbagai ukuran, bentuk, 4. Saluran pencernaan sederhana,


struktur, dan warna ada yang seperti biasnya lengkap (beberapa
bintang, bulat, pipih, bulat memanjang, jenis tidak memiliki anus).
dan seperti tumbuhan bunga. Tubuh terdiri 5. Memiliki sistem sirkulasi
dari bagian oral dan aboral. Permukaan radial yang mengalami
Echinodermata umumnya berduri, baik reduksi, coelem dilapisi oleh
pendek tumpul atau runcing panjang. Duri peritoneum besilia, rongga
berpangkal pada suatu lempengan kalsium coelom biasanya luas dan
karbonant (CaCO3) yang disebut testa berisi amoebocy-timoebocyt
(Lariman, 2010:22). bebas. Pada tingkatan larva
Jalaluddin (2011:71) memberikan coelom ini berfungsi sebagai
ciri-ciri Echinodermata untuk dapat kita sistem vasculer air dengan kaki
identifikasi adalah sebagai berikut: ambulakral yang banyak
1. Simetri radial pada hewan digunakan untuk berjalan,
yang dewasa, memiliki 5 menangkap mangsa atau
bagian, sedangkan larva respirasi.
simetri bilateral, memiliki 6. Resiprasi dilakukan dengan
jaringan dasar, sebagian besar insang kecil atau papulae yang
alatnya bersilia; tidak memiliki terkabul dari coelom; beberapa
kepala dan otak, tdak echinodermata bernafas
bersegmen. dengan menggunakan
2. Permukaan tubuh yang ambulakral; sedangkan pada
umunya simetri radial, Holothuroidea menggunakan
memiliki kaki bulu atau kaki batang-batang seperti pohon
abulakral. yang terdapat clocoa.
3. Tubuh terbungkus epidermis 7. Sistem saraf dengan batang
yang halus dengan disokong cincin yang bercabang-cabang
oleh penguat berupa kepingan kearah radial.
kapur yang disebut laminae 8. Seks terpisah, alat
atau ossicula yang mudah berkembang-biakan sederhana.
digerakan atau tidak mudah Echinodermata mempunyai peranan
digerakan, denga pola yang pada ekosistem terumbu karang sebagai
tetap memiliki duri-duri yang konsumsif oleh hewan lain terutama pada
halus. waktu larva, satu kesatuan jaringan

Jurnal Biology Education Page 85


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

makanan dan juga sebagai herbivora,


carnivora, omnivora, maupun sebagai 3.4. Teknik Pengumpulan Data
pemakan detritus. Sala satu contohnya Pengambilan sampel echinodermata
adalah beberapa jenis teripang dan bulu pada penelitian ini dengan menggunakan
babi merupakan sumber pakan untuk metode jelajah (cruise method) yaitu
berbagai jenis ikan karang dan apabila pengambilan sampel dengan menjelajahi
terjadi peningkatan kelimpahan bisa disepanjang pesisir pantai Desa Sembilan
membawah perubahan komunitas koral Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten
(Hutauruk, 2009:3). Simeulue dengan teknik porposive
sampling. Teknik porposive sampling
METODE PENELTIAN merupakan cara pengambilan sampel yang
3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian didasari pada keperluan penelitian (Lexy,
Penelitian ini merupakan penelitian 2005:5).
yang bersifat kualitatif dan kuantitaif,
yaitu suatu pendekatan penelitian yang 3.6. Teknik Analisis Data
menghasilkan data deskriptif berupa data-
Didalam penelitian kualitatif data
data tertulis atau gambar, serta mencari
yang berhasil dikumpulkan dalam
persamaan bersasarkan rumus para ahli
dan perilaku objek yang diteliti. Jenis penelitian ini di identifikasi berdasarkan
penelitiannya adalah deskriptif yaitu
sifat, jenis dan ciri-ciri morfologi serta
penelitian yang dilakukan hanya bertujuan
habitat yang ditepati, data yang
untuk menggambarkan atau
mengidentifikasi Echinodermata, meliputi selanjutnya dianalisis secara diskriptif
kelasifikasi, morfologi, perilaku, dan
serta sebagian ditampilkan dalam bentuk
habitat, sesuai dengan tujuan penelitian.
foto, tabel, ditambah tingkatan takson

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian untuk mendapatkan kesimpulan ilmiah,


Lokasi dalam penelitian ini adalah
sehingga dapat menggambarkan kondisi
kawasan perairan pantai Desa Sembilan
Echinodermata di perairan laut Desa
Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten
Simeulue yang memiliki banyak terumbu Sembilan. Untuk lenih jenis penguraiannya
karang, berbatu,dan berpasir. Sedangkan
dapat di lihat pada poin-poinberikut ini:
pelaksanaan penelitian direncanakan pada
awal bulan Mei 2016.

Jurnal Biology Education Page 86


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

3.6.1. Komposisi Species Kerapatan relatif suatu species (%)


=
3.6.1.1. Komposisi Species Echinodermata 𝑥 100 %
Komposisi species Echinodermatadi Frekuensi suatu species =
𝑥100 %
analisis berdasarkan famili, genus, Frekuensi Relatif suatu species (%)=
𝑥 100 %
Species, dan jumlah individu.
Nilai Indeks Penting = KR + FR
3.6.1.2. Famili dominan dan co-dominan Keterangan : KR : Kerepatan Relatif
FR : Frekuensi Relatif
Famili dominan dan co-dominan 3.6.3. Indeks Keanekaragaman

ditentukan dengan persamaan sebagai Echinodermata

berikut: Keanekaragaman species suatu

Famili dominan dan co-dominan = tempat di analisis dengan menggunakan

Indeks ShannonWinner (H’) (Magurran,


𝑥 100 %
2004):
Famili dominan dikatakan jika memiliki
nilai persentase > 20 % dan suatu famili
dikatakan co-dominan bila memiliki nilai H’ = -∑ pi ln pi (dengan pi = )
persentase 10 – 20 % (Johnston, and
Gilman, 1995). Keterangan: H’ : Indeks keanekaragaman
3.6.2. Struktur species ni : Nilai penting species
N : Total nilai penting
3.6.2.1. Indeks Nilai Penting seluruh species

Indek nilai penting adalah angka Indeks keanekragaman (H’) menurut

yang menggambarkan tingkat penguasaan Shannon-Winner didefinisikan sebagai

species dalam ekologi, didapatkan dengan berikut:

menjumlahkan persentase kerapatan H’ > 3 : Keanekaragaman


species pada suatu tempat tinggi
relatif, frekuensi relatif dan dominasi H’ 1 ≤ H’ ≤3 : Keanekaragaman
species pada suatu tempat sedang
relatif (Indriyanto, 2006) dengan H’ < 1 : Keanekaragaman
species pada suatu
persamaan berikut: tempat rendah

Kerapatan suatu species =


𝑥 100 % (Fakhrul, 2012).

Jurnal Biology Education Page 87


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN


Komposisi Species Echinodermata
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan komposisi Echinodermata yang didapat
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1.Komposisi Echinodermata yang terdapat diperairan laut Desa Sembilan
No Kelas Jumlah famili Jumlah species Jumlah individu

1. Asteroidea 3 3 108
2. Holothuroidea 2 3 167
3. Echinoidea 2 2 180
4. Ophiuroidea 1 1 76
5. Crinoidea 1 1 17

Berdasarkan 4.1 terdapat 5 kelas Ophiuroidea dan Cerinoideamasing-


Echinodermatadengan 9 famili 10 species masing 1 species. Sedangkan jumlah
dengan 548 individu.Echinodermata yang individu species terbanyak terdapat kelas
jumpai pada penelitianfamili terbanyak Echinoidea dengan komposisi 180
terdapat pada kelas Asteroidea dengan 3 individu dan terendah pada kelas
famili dan terendah pada kelas Crinoidea dengan komposisi 17 individu.
4.2.2 Famili Dominan dan co-dominan
Tabel 4.2Famili Dominan dan co-dominan Echinodermata di Perairan Laut Desa Sembilan
No Famili Jumlah species Jumlah Persentase
individu (%)
1. Holothuroidae 2 138 25,18
2. Diadematoidae 1 97 17,70
3. Echinoidae 1 83 15,14
4. Ophiocomidae 1 76 13,86
5. Ophidiasteridae 1 48 8,75
6. Oreasteridae 1 37 6,75
7. Synaptida 1 29 5,29
8. Acanthasteridae 1 23 4,19
9. Comasteridae 1 17 3,10

Total 10 548 99,96


Berdasarkan tabel 4.2 penelitian merupakan termasuk kategori dominan
yang dilakukan diperairan laut Desa dengan nilai persentase 25,18%.
Sembilan Terdapat 9 famili Sedangkan 8 famili lainnya merupakan
echinodermata, 1 famili diantaranya

Jurnal Biology Education Page 88


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

kategori co-dominan dengan nilai persentase paling rendah 3,10 %.


4.2.3 Struktur Echinodermata(Nilai Penting)
Tabel 4.3 Struktur Echinodermata di Perairan Laut Desa Sembilan
No Famili Species KR (%) FR (%) INP (%)
1. Oreasteridae Culcila sp 6,51 10,95 17,46
2. Acanthasteridae A. Planci 4,18 6,84 11,02
3. Ophidiasteridae L. laevigata 8,83 9,58 18,41
4. Holothuroidae H. atra 12,0 12,32 24,32
H. leucospilota 13,48 10,95 24,43
5. Synaptida S. maculata 5,11 5,47 10,58
6. Diadematoidae D. stosum 17,67 12,32 22,99
7. Echinoiddae E. calamaris 15,34 13,69 29,03
8. Ophiocomidae O. erinaceus 13,95 12,32 26,27
9. Comasteridae Comaster sp 2,79 5,47 8,26

Total 99,86 99,91 192,7


Pada Tabel 4.3 menunjukan surut. Jenis Echinodermata yang memiliki
Berdasarkan hasil perhitungan, terungkap nilai penting terendah adalah Comaster sp.
bahwa nilai penting Echinodermata pada Berdasarkan hasil pengamatan di perairan
daerah perairan laut Desa Sembilan laut Desa Sembilan Species ini hanya
Kecamatan Simeulue Barat Kabupaten menempati dari terumbu karang terutama
Simeulue yang memiliki nilai penting pada daerah tubir dan tidak ditemukan
tertinggi adalah E. calamaris. Jenis pada daerah pasang surut maupun daerah
Echinodermata ini ditemukan hampir berpasir.
perairan dari pasang tertinggi sampai
4.2.4 Indeks Keanekaragaman Echinodermata
4.4 Indeks Keanekaragaman Echinodermata di perairan laut Desa Sembilan
No. Species Nilai Ni/N ln ni/N*ln H’
Penting ni/N ni/N
1. Culcila sp 17,46 0,087 -2,40 - 0, 126 0, 030
2. A. Planci 11,02 0,055 -2,87 - 0, 163 0, 039
3. L. laevigata 18,41 0,092 -2,35 - 0, 223 0, 053
4. H. atra 24,32 0,121 -2,07 - 0, 260 0, 062
5. H. leucospilota 24,43 0,122 -2,06 - 0, 260 0, 062
6. S. maculata 10,58 0,052 -2,9 -0, 014 0, 700
7. D. stosum 22,99 0,115 -2,13 - 0, 023 0, 003
8. E. calamaris 29,03 0,145 -1,89 - 0, 028 0, 006
9. O. erinaceus 26,27 0,131 -1,99 - 0, 025 0, 006
10. Comaster sp 8,26 0,041 -3,15 - 0, 132 0, 031
Total 199,87 0,961 23, 81 -4, 139

Jurnal Biology Education Page 89


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

Berdasarkan tabel 4.4 penelitian


yang dilakukan diperairan laut Desa
Sembilan menunjukan indeks
keanekaragaman tertinggi di wakili
speciesS. maculata. Species ini jarang
di eksploitasi oleh masyarakat sehingga
dapat berkembang biak lebih banyak,
selain itu species ini dapat menempati
Gambar 4.1:Bintang laut Culcila sp (Sumber:
diri di daerah paling dangkal dengan
Hasil Penelitian, 2016)
adaptasi yang tinggi terhadap perubahan
Bintang Laut Mahkota Berduri
fisik limgkungan perairan (Wulandari,
(Acanthaster planci)
dkk, 2012:138).
Taksonomi menurut Setyastuti
Indeks keanekaragaman terendah
(2009:10) klasifikasi Acanthaster planci
di wakili oleh species D. stosum di
adalah sebagai berikut:
karenakan tidak dapat menyesuaikan
Kingdom : Animalia
diri di daerah paling dangkal maupun
Philum : Echinodermata
terhadap perubahan lingkungan yang
Klass : Asteroidea
berat. berdasarkan fakta dilapangan
Ordo : Valvatidae
perairan laut Desa Sembilan, Batu
Famly : Acanthasteridae
karang di eksploitasi sebagai bahan
Genus : Acanthaster
baku pembangunan infastruktur di
Species : A. Planci
berbagai bidang
Bintang Bantal Raja (Culcila sp)
Taksonomi menurut Lariman
(2011:214) mengklasifikasiCulcita sp
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Gambara 4.2 : Acanthaster planci(Sumber:
Ordo : Valvatidae
Famili : Oreasteridae Hasil Penelitian, 2016)

Genus : Culcita Agassiz


Spesies : Culcita sp

Jurnal Biology Education Page 90


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

Linckia Laevigata
Taksonomi menurut Triana, dkk
(2015:457) klasifikasi Linckia laevigata
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : Valvatida
Famili : Ophidiasteridae
Genus : Linckia Gambar 4.4: Holoturia atra(Sumber:Hasil
Spesies : Linckia laevigata Penelitian, 2016)
Teripang Geta (Holothuria
leucospilota)
Taksonomi menurut Triana, dkk,
(2015:459) klasifikasi Holothuria
leucospilota adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Gambar 4.3: Linckia laevigata(Sumber: Hasil
Kelas : Holothuroidea
Penelitian, 2016)
Ordo : Aspidochirotida
Teripang Dada Merah (Holothuria
Famili : Holothuridae
atra)
Genus : Holothuria
Taksonomi menurutYanti, dkk,
Spesies : Holothuria leucospilota
(2014:7) mengklasidikasi teripang
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Family : Holothuridae
Genus : Holothuria
Species : Holothuria atra Gambar 4.5: Holothuria leucospilota(Sumber:
Hasil Penelitian, 2016)

Jurnal Biology Education Page 91


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

Teripang Sabuk (Sinapta maculata)


Taksonomi menurut Wulandari,
dkk, (2012:135) dan Pratiwi (2011:39-
40) klasifikasi teripang Sinapta
maculata adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Klass : Synaptidea
Gambar 4.7 : Diadema stosum(Sumber: Hasil
Ordo : Apodia/ Paractinipoda
Penelitian, 2016)
Famly : Synaptidae
Genus :Synapta
Echinothrix calamaris
Species : Sinapta maculata
Taksonomi menurut Dobo
(2009:12) klasifikasi landak laut
Echinothrix calamaris adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
phylum : Echinodermata
klass : Echinoidea
Ordo : Echinoida
Gambar 4.6: Sinapta maculata (Sumber: Hasil
Penelitian, 2016) Famly : Echinothridae
Kelas Landak Laut (Echinoidea) Genus : Echinothrix
Diadema stosum Species : Echinothrix calamaris
Taksnonomi menurut Dobo
(2009:12) klasifikasi landak laut
Diadema stosum adalah sebgai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Diadematoida
Famili : Diadematoidae Gambar 4.8:Echinothrix calamaris(Sumber:
Genus : Diadema Hasil Penelitian, 2016)

Spesies : Diadema setosum

Jurnal Biology Education Page 92


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

Bintang Mengular (Ophiuroide) Genus : Comaster


Ophiocoma erinaceus Species :Comaster sp
Taksonomi menurut Triana,dkk
(2015:458) klasifikasi bintang mengular
Ophiocoma erinaceus adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Ophiuroidea
Ordo : Ophiurida Gambar 4.9: Lili Laut Comaster sp
Famili : Ophiocomidae (Sumber: Hasil Penelitian, 2016)

Genus : Ophiocoma
Spesies : Ophiocoma erinaceus KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan di

Perairan Laut Desa Sembilan, dapat

diidentifikasi dan diklasifikasi hewan

Echinodermata yang terdiri dari 10


Gambar 4.8: Ophiocoma erinaceus(Sumber:
Hasil Penelitian, 2016) species, 5 (lima) kelas, 7 Ordo.Jenis
Lili laut (Crinoidea) yang ditemukan adalah jenis umum
Bintang Berbulu (Comaster sp)
Taksonomi menurut Safitri
yang terdapat di perairan dangkal tropis
(2010:5)lili laut Comaster sp adalah
namun belum pernah dilaporkan dari
sebagai berikut:
ingdom : Animalia daerah ini.Kelas Asteroidea ditemukan
Filum : Echinodermata
(3 species) yaitu,Culcila sp,Acanthaster
Subfilum : Crinozoa
planci, linckia laevigata. Kelas
Kelas : Crinoidea
Ordo : Comatulida Holothuroidea ditemukan (2 species)
Famili : Comasteridae
Holoturia scabra,Holothuria
Subfamili : Comasterinae
leucospilota, Sinapta maculata.Kelas

Jurnal Biology Education Page 93


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

Echinoidea ditemukan (2 species) yaitu, Dahuri Rokhiman, 2003.


Keanekaragaman Hayati Laut.
Diadema stosum, Echinothrix Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
calamaris.Kelas Ophiuroidea
Dantes Nyoman, 2008. Pengembangan
ditemukan (1 species)yaitu Ophiocoma Bahan Ajar Dalam Kaitan
dengan Implementasi KTSP.
erinaceus. Kelas Crinoidea ditemukan Universitas Pendidikan
Ganesha.
(1species)yaitu, Comaster sp.
Dahuri, R, 2013. Keanekaragaman
5.2. Saran Hayati Laut. Aset
Pengembangan Berkelanjutan
1. Masyarakat yang bermukim Indonesia. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
dipinggiran pantai sering
Dobo J, 2009. Tipologi Komunitas
memanfaatkan dan mengeksploitasi Lamun Kaitannya dengan
Populasi Bulu Babi di Pulau
batu karang dikawasan pasang surut Hatta, Kepulauan Banda,
Maluku (Tesis). Sekolah Pasca
sebagai bahan baku pembangunan Sarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor
infrastruktur.
Elfidasari, dkk, 2012. Identifikasi Jenis
2. Penulismenyarankan kiranya perlu Teripang Genus Holothuria
Asal Perairan Sekitar
dilakukan penelitian lebih lanjut Kepulauan Seribu Berdasarkan
Perbedaan Morfologi. (Jurnal
mengenai jenis terumbu Al-Azhar Indonesia Seri Saint
dan Teknologi. Vol 01 No. 03.
karangbertujuan untuk menjaga Program Studi Biologi,
Fakultas Saint dan Teknologi,
kelestarian dan keberlangsungan Universitas Al – Azhar
Indonesia. Jakarta
kehidupan biota laut diperairan ini
Fitriana N, 2010. Inventarisasi Bintang
khususnya hewan Echinodermata. Luat
(Echinodermata:Asteroidea) di
Pantai Pulau Sari, Kabupaten
adm, Kepulauan Seribu,
DAFTAR PUSTAKA
(Jurnal Ilmiah Factor Exacta).
Vol 03 No. 02 FMIPA,
Anonim, 2005. Bintang Laut.
Universitas Indraprasta PGRI
Http://id.wikipedia.org/wiki/Bi
ntang. Diakses pada tanggal 23
Maret 2005.

Jurnal Biology Education Page 94


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

Fachrul M F, 2007. Metode Sampling Jalaluddin, 2011. Diktat Zoologi


Bioekologi. Bumi Aksara. Avertebrata. Universitas
Jakarta Serambi Mekkah. Bandah
Aceh
Gani LA, dkk, 2013. Asosiasi dan Pola
Sebaran Bulu Babi Katili A S, 2011. Struktur Komunitas
(Echinoidea) di Pantai Echinodermata pada Zona
Maregam Kota Tidore Intertidal di Gorontalo, (Jurnal
Kepulauan, (Jurnal Penelitian Pendidikan). Vol 08
Bioedukasi). Vol 02 No. 01. No. 01. FMIPA, Universitas
FKIP Unkhair. Negeri Gorontalo. Sulawesi

Ghufran dan Andi, 2004. Sebaran dan Lariman, 2010. Keanekaragaman Filum
Asosiasi Makroepifauna Pada Echinodermata di Pulau
Ekosistem Lamun di Perairan segajah Kota Bontang
Pulau Tidung Besar, Kalimantan. (Jurnak
Kepulauan Seribu Jakarta Bioprospek). Vol 07 No.01.
Utara (Skripsi). Departemen FMIPA Universitas
Ilmu dan Teknologi Kelautan. Mulawarman
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Lariman, 2011. Keanekaragaman Filum
Herman, 2004. Sebaran dan Asosiasi Echinodermata di Pulau Beras
Makroepifauna Pada Basah Kota Bontang
Ekosistem Padang Lamun di Kalimantan Timur. Vol 10 No.
Perairan Pulau Tidung Besar, 02. FMIPA Universitas
Kepulauan Seribu, Jakarta Mulawarman
Utara (Skripsi). Departemen
Ilmu dan Teknologi Kelautan. Lexy J Moelong, 2005. Metode
Institute Pertanian Bogor. Pendidikan Kualitatif. Remaja
Bogor. Rosdarya. Bandung

Hutauruk E L, 2009. Studi Mardalis, 2002. Metode Penelitian.


Kenekaragaman Bumi Aksara, Jakarta
Echinodermata di Kawasan
Perairan Pulau Rubiah Nurma A, dkk, 2007. Buku Ajar
Nangroe Aceh Darussalam Avertebrata Air. FPIK,
(Skripsi). FMIPA, Universitas Universitas Diponegoro.
Sumatra Utara. Medan Semarang
Jumanto, dkk, 2013. Struktur Komunitas
Echinodermata di Padang Nurma A, dkk, 1995. Buku Ajar
Lamun Perairan Desa Avertebrata Air. FPIK,
Pengudang Kecamatan Teluk Universitas Diponegoro.
Sebong Kabupaten Bintan Semarang
Provinsi Kepulauan Riau. PRADANA, B I, 2013. Buku Panduan
Universitas Maritim Raja Ali Lapangan Keanekaragaman
Haji Jenis Herpetofauna di Kampus
Universitas Negeri Semarang
Sebagai Sumber Belajar

Jurnal Biology Education Page 95


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

Biologi Siswa smp/mts Babi (Echinoidea) Pada


(Skripsi). FMIPA, Universitas Ekosistem Karang dan
Negeri Semarang. Semarang Lamundi Pancuran Belakang,
Karimunjawa Jepara. (Jurnal
Pemerintah Aceh, 2014. Laporan Status Saintek Perikanan). Vol 10 No.
Lingkungan Hidup Provinsi 01. Program Studi Manajemen
Aceh Tahun 2014. Sumberdaya Perairan FPIK,
Universitas Diponegoro.
Pratiwi Fuji, 2011. Inventarisasi Jenis- Semarang
Jenis Holothuroidea
(Echinodermata) di Rataan Sari Ni Ketut, 2010. Pemanfaatn
Terumbu Beberapa Pulau Biosolid. Yayasan Humaniora.
Taman Nasional Kepulauan Surabaya
Seribu (Skripsi). FMIPA,
Universitas Indonesia. Jakarta Suhardjono, 2006. Status Taksonomi
Fauna di Indonesia Dengan
Pujianto S, 2008. Pembelajaran Biologi Tinjauan Khusus Cellembolla.
Kelas X, Platinum. PT Tga (Jurnal Zoo Indonesia). Vol 15
Serangkai. Solo No. 12. LIPI. Cipinong

Rahman M, dkk, 2010. Pedoman Sugiyono, 2008. Memahami Penelitian


penulisan Skripsi Program Kualitatif. CV Alvabeta.
Strata Satu (S.1). Fakultas Bandung
Tarbiyah IAIN Walisongo,
Semarang Tahe, dkk, 2013. Keanekaragaman
Echinodermata di pantai
Rompis, dkk, 2013. Diversitas Tanamon Kecamatan Sinonsa
Echinodermata di Pantai Yang Sulawesi. (Jurnal Bios
Meras Kecamatan Bunaken Logos). Vo. 03 No. 02.
Sulawesi Utara. (Jurnal FMIPA, Universitas Sam
Bioslogos). Vol 03 No. 02. Ratulangi. Manado
FMIPA, Universitas Sam
Ratulangi. Manado Triana R, dkk, 2015. Identifikasi
Echinodermata di Selatan
Syahnilawati, dkk, 2013. Kelimpahan Pulau Tikus, Gugusan Pulau
Acanthaster Planci Pada Pari, Kepulauan Seribu,
Perairan Terumbu Karang di Jakarta. (Jurnal Pros Sem Nas
Pulau Santigi Selat Tiworo Masy Biodis Indon). Vol 01
Kabupaten Muna Sulawesi No. 03. Program Studi Biologi,
Tenggara. (Jurnal Mina Laut Universitas Al Azhar
Indonesia). Vol 03 No 12. Indonesia. Jakarta
Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan. FPIK, Tamrin, 2011. Analisis Kepadatan Bulu
Universitas Halu Oleo, Babi Diadema Setosum pada
Kendari. Sulawesi Tenggara Kondisi Terumbu Karang
Berbeda di Desa Mapur
Suryanti dan Ruswahyuni, 2014. Kepulauan Riau. Program
Perbedaan Kelimpahan Bulu

Jurnal Biology Education Page 96


Jurnal Biology Education Vol. 6 No. 1 Oktober 2017

Studi Ilmu Lingkungan PPS, (Echinoidea) di Perairan Dofa


Universitas Riau. Pekan Baru Kabupaten Kepulauan Sula.
(jurnal Bioedukasi). Vol 01
Umagap W A, 2013. Keanekaragaman No. 02. STAIN Ternate.
Species Landak Laut Muluku.

Jurnal Biology Education Page 97

Anda mungkin juga menyukai