Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rimayani

NRM : 3415151127

POTENSI KANDUNGAN SENYAWA DAUN Ficus elastica

(Format Turabian)

Uji fitokimia merupakan salah satu langkah penting dalam upaya


mengungkap potensi sumber daya tumbuhan obat sebagai
antibiotik, antioksidan, dan antikanker 1. Skrining ini dilakukan untuk
memberi gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung
dalam ekstrak etanol daun Ficus elastica dan Selaginella
doederleinii. Serbuk daun Ficus elastica dan Selaginella doederleinii
(simplisia) dibuat dengan penjemuran langsung dibawah terik
matahari kurang lebih selama 5 jam jika matahari terik dan
dilanjutkan ekstraksi menggunakan etanol dengan perendaman
kurang lebih selama 12 sampai 24 jam. Ekstrak etanol daun Ficus
elastica dan Selaginella doederleinii yang terbentuk berwarna hijau
tua. Ekstrak ini selanjutnya digunakan untuk analisis uji fitokimia
selanjutnya.
Komponen yang terdapat dalam ekstrak etanol daun Ficus
elastica dan Selaginella doederleinii dianalisis golongan
senyawanya dengan uji warna dengan beberapa pereaksi. Alkaloid
mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistem sikliknya serta
mengandung substituen yang bervariasi seperti gugus amina,
amida, fenol, dan metoksi sehingga alkaloid bersifat semipolar.
Senyawa triterpenoid ada yang memiliki struktur siklik berupa
alkohol yang menyebabkan senyawa ini cenderung bersifat
semipolar. Golongan tannin merupakan senyawa fenolik yang

1
Atmoko and Ma’ruf, “UJI TOKSISITAS DAN SKRINING FITOKIMIA EKSTRAK TUMBUHAN SUMBER PAKAN
ORANGUTAN TERHADAP LARVA Artemia Salina L.(Toxicity Testing.”
cenderung larut dalam air dan pelarut polar 2. Saponin merupakan
glikosida triterpen yang memiliki sifat cenderung polar karena
ikatan glikosidanyaFlavanoid memiliki ikatan dengan gugus gula
yang menyebabkan flavonoid bersifat polar. Pelarut etanol memiliki
indeks polaritas 5,2 sehingga dalam ekstraksi dapat meningkatkan
permeabilitas dinding sel simplisia sehingga proses ekstraksi
menjadi lebih efisien dalam menarik komponen polar hingga semi
polar khana menjelaskan adanya kandungan saponin, fenol,
flavonoid, alkaloid, tanin, dan terpenoid dalam suatubekstrak
tumbuhan dapat memiliki aktivitas biologi3.
Tumbuhan Ficus elastica dari data hasil uji fitokimia memiliki
kandungan senyawa aktif berupa tanin, steroid, flavonoid, dan
alkaloid. Tanaman spesies Ficus diketahui mengandung glikosida
flavonoid, asam fenolat, alkaloid, steroid, saponin, kumarin, tanin,
dan triterpenoid. Dengan adanya kandungan flavonoid pada daun
Ficus elastica, maka daun Ficus elastica dapat dimanfaatkan
sebagai antioksidan. Tumbuhan Ficus elastica dari data hasil uji
fitokimia memiliki kandungan senyawa aktif berupa tanin, steroid,
flavonoid, dan alkaloid. Tanaman spesies Ficus diketahui
mengandung glikosida flavonoid, asam fenolat, alkaloid, steroid,
saponin, kumarin, tanin, dan triterpenoid. Dengan adanya
kandungan flavonoid pada daun Ficus elastica, maka daun Ficus
elastica dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Daun Ficus
elastica memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan
ED50 sebesar 15,4 ppm. Fungsi sifat antioksidan sebagai obat dan
makanan-minuman fungsional terkait dengan kemampuan
meredam radikal bebas berbahaya sehingga tidak terjadi reaksi
antara senyawa radikal dengan metabolit dalam sel. Selain itu,

2
Harborne, J. B, “Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Diterjemahkan Oleh Kosasih
Padmawinata Dan Iwang Soediro, Institut Teknologi Bandung, Bandung.”
3
Khanna and Kannabiran, “Larvicidal Effect of Hemidesmus Indicus , Gymnema Sylvestre , and Eclipta
Prostrata,/I> against Culex Qinquifaciatus Mosquito Larvae.”
antioksidan juga dapat membantu kinerja metabolism sehingga
dapat berefek pada penyembuhan penyakit degeneratif tertentu.
Bagian daun dan getah dimanfaatkan dalam pengobatan rematik,
diare, kembung, diabetes, hipertensi, dan bisul 4

DAFTAR PUSTAKA

Atmoko, T, and A Ma’ruf. “Uji Toksisitas Dan Skrining Fitokimia Ekstrak


Tumbuhan Sumber Pakan Orangutan Terhadap Larva Artemia Salina L.
(Toxicity Testing.” Jurnal Penelitian Dan Konservasi Alam, 2009, 37–46.
http://www.researchgate.net/profile/Tri_Atmoko2/publication/234077412_
Toxicity_Testing_and_Phytochemical_Screening_of_Orangutan_Food_Extra
cts_to_Larvae_of_Artemia_salina_L/links/0fcfd50ee36de32026000000.pdf.
Harborne, J. B. “Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, Diterjemahkan Oleh Kosasih Padmawinata Dan Iwang
Soediro, Institut Teknologi Bandung, Bandung.,” 1987, 1984.
Khanna, VG, and K Kannabiran. “Larvicidal Effect of Hemidesmus Indicus ,
Gymnema Sylvestre , and Eclipta Prostrata,/I> against Culex
Qinquifaciatus Mosquito Larvae.” African Journal of Biotechnology 6, no.
3 (2007): 307–11. https://doi.org/10.4314/AJB.V6I3.56207.
Valkenberg, J.L.C.H. van, and N. Bunyapraphatsara. Medicinal and Poisonous
Plants 2. Plant Resources of South-East Asia 12 (2). Vol. 12, 2001.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.

4
van Valkenberg and Bunyapraphatsara, Medicinal and Poisonous Plants 2.

Anda mungkin juga menyukai