Anda di halaman 1dari 9

TRANSPIRASI PADA DAUN

Syifa Aulia Gunadi, Pinta Pasaribu, Reni Indrayanti*, Adisyahputra


Program Studi Biologi. FMIPA UNJ. Jl. Rawamangun Muka Jakarta Timur
Corresponding author: *rindrayantii@unj.co.id

ABSTRAK

Transpirasi merupakan suatu proses menghilannya air pada permukaan daun melalui
penguapan. Secara tidak langsung suhu disekitar tumbuhan ikut berpengaruh terhadap terjadinya
evaporasi pada permukaan tanah dan tranpirasi pada permukaan daun suatu tumbuhan. beberapa
faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan evaporasi yaitu jika proses transpirasi
banyak terjadi pada hari yang cerah, hangat dan berangin menyebabkan pula sebagian besar
stomata tetap terbuka. Percobaan ini bertujuan untuk mengukur kecepatan transpirasi melalui
daun, persatuan luas dan satuan waktu pada tanaman Acalypha sp. dengan menggunakan metode
penimbangan. Percobaan ini dilakukan dengan memasukan tanaman ke dalam botol mineral yang
telah berisi air lalu ditutup dengan tutup botol dan diolesi vaselin pada sisa lubangnya. Kemudian
ditimbang dan diletakan di tempat yang berbeda yaitu di tempat terang, tempat teduh dan gelap
setelah itu dicatat perubahan beratnya dalam waktu 48 jam. Kemudian luas total daun dari masing-
masing perlakuan dan laju transpirasi dalam gr air/dm2 luas daun dihitung. Hasil praktikum
menunjukan bahwa tanaman yang berada di tempat terang laju transpirasinya lebih tinggi
dibandingkan tanaman yang diletakan di tempat gelap. Laju transpirasi tertinggi yaitu pada
tanaman yang diltetakkan di tempat terang yaitu sebesar 11.022,927 mg/dm3

Kata Kunci : Transpirasi, faktor internal, dan faktor eksternal

PENDAHULUAN

Transpirasi merupakan suatu proses menghilannya air pada permukaan daun melalui
penguapan. Secara tidak langsung suhu disekitar tumbuhan ikut berpengaruh terhadap terjadinya
evaporasi pada permukaan tanah dan tranpirasi pada permukaan daun suatu tumbuhan. Transpirasi
dapat terjadi jika adanya tekanan uap air dalam sel daun lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
uap air yangada di udara (Susanto, 2005: 43).

Sekitar 90% air yang diserap oleh tumbuhan akan dikeluarkan kembali ke lingkungannya.
Air yang di transpirasikan tersebut dikeluarkan oleh tumbuhan melalui stomata pada daun
(Muswita, 2017:5). Ada beberapa faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan
evaporasi yaitu jika proses transpirasi banyak terjadi pada hari yang cerah, hangat dan berangin
menyebabkan pula sebagian besar stomata tetap terbuka. Namun, jika proses transpirasi tidak
dapat menyerap cukup air menuju daun, tunas akan kehilangan turgor dan sel-selnya menjadi agak
layu. Walaupun tumbuhan merespons tekanan kekeringan ringan tersebut dengan cara menutup
stomata secara cepat, tapi sejumlah air evaporatif akan tetap terjadi melalui kutikula (Campbell,
dkk., 2010). Menurut Chavarria dan Henrique (2012) menyebutkan bahwa lapisan kutikula pada
daun akan menjadi barrir/pelindung terhadap keluarnya uap air sehingga perpindahan uap air dari
ruang interselular menuju atmosfir secara dominan adalah melalui proses difusi stomata.

Pada tumbuhan kecepatan transpirasi yang dapat terjadi berbeda-beda tergantung dengan
jenas tumbuhan tersebut. Untuk mengukur besarnya transpirasi ada berbagai macam cara, salah
satunya dengan menggunakan metode penimbangan. seluruh bagian tumbuhan ditimbang dalam
jangka waktu tertentu, lalu setelah itu di timbang kembali, selisih berat yang didapatkan dari kedua
penimbangan menunjukan besarnya laju transpirasi. Metode penimbangan dapat juga diganti
dengan menimbang air yang hilang, yaitu uap air yang terlepas dingkap dengan zat higroskopik
yang telah diketahui beratnya. Dengan adanya penambahan berat menunjukan besarnya transpirasi
(Soedirokoesoemo, 1993: 72). Adapun cara lain untuk mengukur laju transpirasi pada daun secara
tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorpsinya menggunakan metode fotometri yaitu
dengan menggunakan fotometeri, metode gravimetri (penimbangan) atau metode lysimeter
(metoda pot), metode kertas kobalt (kertas Cobalt Chloride) dan metoda semi kuantitatif (Ashari,
1995: 41).

Adapaun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur kecepatan transpirasi melalui
daun, persatuan luas dan satuan waktu.
METODE

Tempat dan Waktu

Percobaan dilakukan pada tanggal 20 November 2020 di Jl. Buni RT 001/004 No.82, Kel.
Munjul, Cipayung, Jakarta Timur.

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan untuk percobaan ini antara lain: Gelas plastik, timbangan,
penggaris, label. Bahan-bahan yang digunakan antara lain: air, vaselin, dan sample tanaman
Acalypha sp.

Pelaksanaan Percobaan

Dipilih tiga Sample tanaman Acalypha sp. yang masih terdapat akarnya dimasukan
kedalam yang botol plastic yang masing-masing berisi air sebanyak 500ml. Tanaman Acalypha sp.
dimasukan kedalam botol dengan cara memasukannya melalui tutup botol yang sebelumnya sudah
dibolongi sesuai dengan besarnya batang. Kemudian diberi vaselin pada sisa lubang yang
bertujuan untuk meminimalkan penguapan yang terjadi, karena jika masih terdapat lubang akan
terjadi penguapan air di dalam botol ketika tanaman disimpan pada tempat panas. Letakkan di
tempat terkena sinar matahari langsung, tempat teduh dan dalam ruangan. Pengamatan dilakukan
secara bersamaan pada ketiga botol tersebut.

Pengamatan yang diamati adalah selisih volume air pada awal dilakukan percobaan dan
setelah 2 hari dilakukan percobaan, dan juga dengan menggunakan metode penimbangan
tumbuhan Acalypha sp. pada waktu awal sebelum dimasukan kedalam botol berisi air dan setelah
2 hari dimasukan kedalam botol.

Cara mengukur luas daun total (LDT) :


LTD = x/y (cm)
Kecepatan transpirasi tiap cm daun/jam = mg/cm2/jam, dengan persamaan: a/b. Dimana:
A = selisih rata-rata berat total + tanaman pada awal percobaan dan setelah 1 jam percobaan (mg)
B = luas total daun (cm2)
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pengaruh Jenis Perlakuan pada terhadapa volume air transpirasi

Jenis Volume Volume Air Selisih Volume air


Gambar
Perlakuan Air awal setelah 2hari awal dan akhir

(P1) Terkena
cahaya
500 ml 490 ml 10 ml
matahari
langsung

(P2) Tempat
500 ml 497 ml 3 ml
teduh

(P3) Tempat
500 ml 500 ml 0 ml
gelap

Berdasarkan hasil pengamatan pada (Tabel 1) yang dilakukan selama 2 hari, terjadi proses
transpirasi pada tumbuhan Acalypha sp. yaitu hilangnya air dari tubuh tumbuhan melalui
permukaan daun yang dibuktikan dengan penurunan volume air pada awal dan akhir percobaan.
Pada percobaan ini diberikan tiga perlakukan pada tumbuhan Acalypha sp., yang pertama botol
diletakan di luar ruangan yang terkena cahaya matahari langsung, yang kedua diletakan di luar
ruangan namun pada tembat yang tidak terkena cahaya matahari langsung atau di tempat teduh
dan yang ketiga diletakan didalam ruangan yang tidak terkena cahaya matahari.

Dilihat dari tabel 1 pengamatan yang dilakukan selama 2 hari, didapatkan hasil bahwa pada
pengamatan P1 terjadi selisih volume air dari 500 ml ke 490 ml yaitu 10 ml, pada pengamatan P2
terdapat selisih volume dari 500 ml ke 497 ml yaitu 3 ml, namun pada Perlakuan 3 yaitu di tempat
gelap volume air awal dan setelah 2 hari masih sama yaitu masih 500ml. dapat dilihat bahwa
adanya perbedaan pada jumlah ari yang diserap pada stiap perlakuan, perbedaan tersebut
dikarenakan pada peristiwa transpirasi yang berhubungan dengan kehilangan air melalui stomata,
kutikula dan lentisel (Lukman dan Sumaryono, 1995). Air yang diserap akan dikeluarkan secara
difusi melalui pori yang sama saat stomata terbuka, pada pengamatan terlihat bahwa pada P1 air
yang diserap lebih banyak. Hal tersebut dikarenakan pada perlakukan 1 , tanaman disimpan pada
tempat terkena cahaya matahari langsung yang menyebabkan membukannya stomata dan
mempercepat laju trasnpirasi sehingga terjadi peningkatan kehilangan air.

Tabel 2. Luas Permukaan daun

Rata-rata luas
Luas permukaan Jumlah
Jenis perlakuan permukaan
daun (cm2) daun
daun (cm2)
(P1) Terkena cahaya matahari langsung 431 19 22.68
(P2) Tempat teduh 408 19 21.47
(P3) Tempat gelap 562.5 22 25.56

Perhitungan Luas daun

𝐿𝑢𝑎𝑠 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑢𝑛 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑢𝑛

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 (𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ) 1 + 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛(𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ) 2 + ⋯


𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛
Tabel 3. Pengaruh Perlakuan terhadap kecepatan transpirasi

Luas Kecepatan
Jenis Berat awal Berat akhir Selisih berat permukaan Transpirasi
perlakuan (mg) (mg) (mg) daun total (mg/dm3)
(dm3)
(P1) Terkena
cahaya
6800 4300 2500 0,2268 11.022,927
matahari
langsung
(P2) Tempat
7400 5700 1700 0,2147 7.918,025
teduh
(P3) Tempat
8700 8000 700 0,2556 2.738,654
gelap

Perhitungan Laju Transpirasi

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟


𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑢𝑛

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa laju transpirasi pada Acalypha sp.
yang diletakkan di tempat gelap dalam waktu 48jam yaitu 2.738,654 mg/dm3. Sedangkan laju
transpirasi yang diletakkan di tempat teduh adalah 7.918,025 mg/dm3, dan laju transpirasi yang
diletakan di luar ruangan yang terkena cahaya matahari langsung adalah 11.022,927 mg/dm3.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa laju transpirasi pada Acalypha sp. yang diletakkan
di tempat terang lebih tinggi yaitu sebesar 11.022,927 mg/dm3 daripada laju transpirasi pada
tempat gelap dan di tempat teduh.

Dilihat dari hasil pengamatan yang didapatkan, terdapat kolerasi antara luas permukaan
daun dengan laju transpirasi yaitu, semakin luas permukaan daun, maka semakin luas pula bidang
penguapannya, sehingga pada daun yang memiliki luas permukaan yang besar maka laju
transpirasinya akan semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan luas permukaan daun pada tanaman
Acalypha sp. yang diamati. Luas permukaan daun pada tanaman Acalypha sp. yang diletakkan di
tempat gelap rata-ratanya sebesar 0,2556 dm2, pada tempat teduh rata-ratanya sebesar 0,2147 dm2
dan pada tempat terang rata-rata luas permukaan daunnya sebesar 0,2268 dm2. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa luas permukaan daun pada tempat gelap lebih besar dari pada luas permukaan
daun pada tempat teduh dan tempat terang, semakin besar luas permukaan daun maka semakin
besar pula laju transpirasinya. Selain itu, laju transpirasi juga dapat dihubungkan dengan
perbedaan habitat dari tiap-tiap spesies.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa transpirasi berhubungan
langsung dengan intensitas cahaya atau penempatan dimana percobaan tersebut dilakukan.
Semakin besar intensitas cahaya, maka akan semakin tinggi laju transpirasi. Selain dari itu, luas
permukaan daun juga berpengaruh terhadap laju transpirasi. Jika semakin luas permukaan pada
daun, maka akan semakin tinggi laju transpirasinya. Laju transpirasi tertinggi yaitu pada tanaman
yang diltetakkan di tempat terang yaitu sebesar 11.022,927 mg/dm3. Hal ini membuktikan bahwa
laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu cahaya dan faktor internal yaitu luas
permukaan daun.
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta.

Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2010). 3. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3 Terjemahan:


Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Chavarria. G, dan H.P.D. Santos, 2012. Advances in Selected Plant Physiology Aspects. InTech,
Croatia.

F.B. Salisbury dan C.W. Ross. Fisiologi Tumbuhan. jilid 1. Terjemahan dari Plant `Physiologi 4
th Edition oleh Dish R. Lukman dan Sumaryono. Bandung : ITB. 1995

Muswita, Yelianti, Upik., 2017. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jambi: Universitas
Jambi.

Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Susanto, R. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Kanisius.


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai