Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP LAJU TRANSPIRASI

Pendahuluan
Proses transpirasi adalah proses kehilangan air karena penguapan melalui bagian dalam
tubuh tanaman, yaitu air yang diserap oleh akar - akar tanaman dipergunakan untuk
membentuk jaringan tanaman dan kemudian dilepaskan melalui daun ke atmosfer (Purba,
2011). Faktor yang memengaruhi besarnya uap air yang ditranspirasikan dipengaruhi oleh
beberapa factor di antaranya, factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor
dari tumbuhan tersebut di antaranya, ukuran daun, tebal tipisnya daun, tebal lapisan lilin,
jumlah rambut daun, jumlah stomata, bentuk stomata, lokasi stomata, termasuk pula umur
jaringan, keadaan fisiologis jaringan. Factor eksternal adalah factor di luar factor tumbuhan
antara lain suhu, cahaya, kelembaban, dan angin, dan kandungan air (Dwidjoseputro 1994).
Daun dapat mempunyai kandungan air dengan jumlah sedikit ataupun banyak. Bila daun
mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka, laju transpirasi akan bergantung
pada selisih antara kosentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan
kosentrasi molekul uap air di udara. Factor kelembaban udara sangat berpengaruh pada proses
transpirasi. Selain kelembaban, suhu juga mempengaruhi laju transpirasi. Menurut Lovelles
(1991), naiknya suhu dari 18-20 derajat Fahreinet cenderung akan meningkatkan penguapan air
sebesar dua kali dan mempengaruhi tekanan turgor sehingga secara sistematis akan
mempengaruhi pembukaan stomata. Air tidak saja masuk ke jaringan tanaman, tetapi juga
keluar berupa uap air, proses ini disebut transpirasi, dan jika keluar berupa uap cairan disebut
gutasi. Dan sejumlah air yang diserap hanya 0,1 - 0,3 % yang dilepaskan. Akibat masuknya air ke
dalam jaringan tanaman menyebabkan terjadinya pengembangan dinding sel. Jika air masuk
terus - menerus ke dalam sel, sedangkan dinding sel mempunyai batas mengembang tertentu
akibat rintangan - rintangan di sekitarnya, maka timbulnya desakan untuk tekanan tersebut.
Tekanan itu disebut tekanan turgor dan sel dalam keadaan turgid (Tabott dan Ray 1992)

Tujuan praktikum
Praktikum bertujuan mempelajari pengaruh factor internal dan factor eksternal
terhadap laju transpirasi pada tumbuhan.

Hasil analisis
Tabel 1 Perpindahan gelembung pada photometer

No Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4


Ulangan Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir

1 0 22 0 12 0 10 0 3
2 23 46 13 26 12 20 5 7
3 46 67 26 37 22 31 8 10
4 0 21 0 11 0 11 12 15
5 25 48 12 24 12 21 15 17

Tabel 2 Laju rata-rata perpindahan gelembung

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4


Fluks transpirasi 0,000020 0,000011 0,000009 0,000002
(g/cm2 menit)
Keterangan
Percobaan 1 : tumbuhan dengan 8 daun
Percobaan 2 : tumbuhan dengan 5 daun
Percobaan 3 : tumbuhan dengan 5 daun, bagian adaksial daun diberi perlakuan vaseline
Percobaan 4 : tumbuhan dengan 5 daun, bagian abaksial daun diberi perlakuan vaseline

Interpretasi data
Hasil pengamatan menunjukkan laju transpirasi yang berbeda pada tiap percobaan. Laju
transpirasi terbesar terdapat pada percobaan 1 yaitu 0,000020 g/cm2 menit. Percobaan 1
menggunakan 8 daun dan percobaan 2 dengan perlakuan pengurangan jumlah daun menjadi 5
daun dengan asumsi jumlah stomata berbanding lurus dengan jumlah daun menunjukkan laju
transpirasi percobaan 1 lebih besar dibandingkan percobaan 2 sehingga hal ini sesuai
Goldworthy dan Fisher (1992) bahwa laju transpirasi dipengaruhi oleh pembukaan dan jumlah
stomata karena daun yang luas dan banyak memiliki jumlah stomata yang banyak sehingga
mengakibatkan tingginya laju transpirasi. Percobaan 3 dengan menggunakan 5 daun dan bagian
adaksial diberi perlakuan Vaseline sedangkan percobaan 4 yang juga menggunakan 5 daun dan
bagian abaksialnya yang diberi perlakuan Vaseline menunjukkan laju transpirasi percobaan 3
lebih besar dibandingkan percobaan 4. Hal ini sesuai dengan literature bahwa jumlah stomata
bagian abaksial lebih banyak dibandingkan dengan bagian adaksial. Bagian adaksial terdapat
lapisan kutikula yang tebal dan menutupi stomata sehingga seringkali menghalangi proses
transpirasi. Hal inilah yang mengakibatkan kerapatan atau jumlah stomata pada bagian abaksial
lebih besar dibandingkan kerapatan stomata pada bagian adaksial (Muhuria 2007)
Selain factor tersebut, transpirasi juga akan bergantung pada selisih antara kosentrasi
molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan kosentrasi molekul uap air di udara.
Factor kelembaban udara sangat berpengaruh pada proses transpirasi. Selain kelembaban,
suhu juga mempengaruhi laju transpirasi.Naiknya suhu cenderung akan meningkatkan
penguapan air sebesar dua kali dan mempengaruhi tekanan turgor sehingga secara sistematis
akan mempengaruhi pembukaan stomata.

Jawab Pertanyaan
1. Jika yang digunakan adalah tanaman berakar maka kemungkinan proses transpirasi
lebih cepat karena akar lebih efektif untuk menyerap air daripada daun sehingga
semakin tinggi laju penyerapan semakin tinggi pula laju transpirasi.
2. Air bergerak dari photometer karena adanya perbedaan nilai potensial air antara di
dalam potomer, di batang tumbuhan, dan di udara. Nikai potensial air terbesar berturut-
turut ada pada photometer, batang tumbuhan, dan atmosfer.
3. Semakin besar luas daun, semakin tinggi laju transpirasi. Semakin tebal permukaan
kutikula semakin rendah laju transpirasi.

Kesimpulan
Transpirasi dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal. Factor internal di
antaranya, ukuran daun, tebal tipisnya daun, tebal lapisan lilin, jumlah rambut daun, jumlah
stomata. Factor eksternal antara lain suhu, cahaya, kelembaban, dan angin, dan kandungan air.
Jumlah daun dan luas daun mempengaruhi kerapatan stomata sehingga semakin banyak
jumlah daun maka laju transpirasi akan meningkat. Laju transpirasi juga dipengaruhi lapisan
kutikula sehingga laju transpirasi pada bagian abaksial daun lebih tinggi dibandingkan adaksial

Daftar Pustaka
Dwijoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Goldworthy P R dan Fisher N M. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta (ID):
Gadjah Mada University Press.
Loveless A R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik I. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama
Muhuria L. 2007. Mekanisme fisiologi dan pewarisan sifat toleransi kedelai (Glycine max L.
Merrill) terhadap intensitas cahaya rendah [Disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
Purba, J. H. (2011). Kebutuhan dan cara pemberian air irigasi untuk tanaman padi sawah (Oryza
sativa L.). Widyatech, 10(3) : 145-155.
Tabott L D dan Ray P M. 1992. Changes in molecular size of previously deposited newly
synthesized pea cell wall matrix polysaccharides. Plant Physiol. 98(1): 369-379.

Anda mungkin juga menyukai