Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM III FISIOLOGI TUMBUHAN

TRANSPIRASI DAN EVAPORASI

Dosen pengampu: Erda Muhartati,S.Si.,M.Si.

Disusun oleh :

Annisa Isnaini Oktaviani : 170384205065

Agustina Wati : 170384205044

Zarina : 170384205007

Nurazimah : 170384205043

Yully Amelia : 170384205008

Yesi Novira Atfika : 160384205056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan. Proses
kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting
adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun.
Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam
daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke
pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar (Anonimous,2005) .

Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi
pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan (jumlah daun, luas daun, dan jumlah
stomata); (2) Faktor luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan angin) (Salisbury, 1992) Ruang
interseluler udara dalam daun mendekati keseimbangan dengan larutan dalam fibrill sel
pada dinding sel. Hal ini berarti sel-sel hampir jenuh dengan uap air, padahal banyaknya
udara di luar daun hampir kering. Difusi dapat terjadi jika ada jalur yang memungkinkan
adanya ketahanan yang rendah. Kebanyakan daun tertutup oleh epidermis yang
berkutikula yang memiliki resistansi (ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air.
Namun stomata memiliki resistansi rendah ketika membuka dan uap air berdifusi ke luar
melalui stomata (Loveless,1991) .Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata
tergantung pada tingkat kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang
tebal memiliki gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki
gradien yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal
lebih lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke daun dan membuta
pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju transpirasi pada tumbuhan lebih
tinggi pada udara yang banyak hembusan angin (Khairunnisa, 2000)

1.2 Tujuan

Menghitung luas permukaan daun dan mengetahui kecepatan evaporasi dari


lembaran daun.
BAB II

LANDASAN TEORI

Daun mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal hilangnya molekul air dari
tumbuhan. Hal ini disebabkan permukaan daun lebih mudah bersentuhan dengan udara
dibanding dengan organ lain dari tanaman. Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh besar
kecilnya luas permukaan daun, jumlah stomata, jumlah bulu pada permukaan daun dan
juga faktor luar seperti: intensitas cahaya, temperatur, kelembaban dan lain-lain.

Transpirasi adalah kehilangan air dalam bentuk uap dari pemukaan sel-sel hidup.
Hal ini dapat terjadi pada semua bagian tumbuhan, terutama pada permukaan daun.
Transpirasi dari permukaan daun terutama sekali berlangsung melalui stomata (disebut
juga transpirasi stomata), tetapi ada pula yang melalui kutikula (transpirasi kutikula).

Transpirasi kutikula yaitu evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula
epidermis.Transpirasi stomata yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui
stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. Kutikula daun
secara relatif tidak tembus air dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula
hanya sebesar 10 % atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh
karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melalui stomata.

Perbedaan antara transpirasi dengan evaporasi adalah : pada tranpirasi 1). proses
fisiologis atau fisika yang termodifikasi 2.) diatur bukaan stomata 3.) diatur beberapa
macam tekanan 4.) terjadi di jaringan hidup 5.) permukaan sel basah, pada evaporasi 1.)
proses fisika murni 2.) tidak diatur bukaan stomata 3.) tidak diatur oleh tekanan 4.) tidak
terbatas pada jaringan hidup 5.) permukaan yang menjalankannya menjadi
kering.Sebagian besar air yang diserap tanaman ditranspirasikan. Misal: tanaman jagung,
dari 100% air yang diserap: 0,09% untuk menyusun tubuh, 0,01% untuk pereaksi, 98,9%
untuk ditranspirasikan (Fitter , 1991)

Peranan transpirasi, 1.)Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel
2.)Penyerapan dan pengangkutan air dan hara 3.)Pengangkutan asimilat 4.)Membuang
kelebihan air 5.) Pengaturan bukaan stomata 6.) Mempertahankan suhu daun. Transpirasi
sangat berkaitan dengan stomata, stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian
tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman.. Pada daun-daun
yang berwarna hijau stomata terdapat pada satu permukaannya saja (Lakitan, 2004).

Transpirasi dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan lingkungan. Faktor dalam yang
mempengaruhi transpirasi adalah jumlah letak stomata, tebal dan tipis permukaan daun,
tebal dan tipisnya kutikula, sedangkan faktor luar yang mempengaruhi transpirasi adalah
cahaya, suhu, kelembaban udara, angin dan kandungan air tanah. Untuk mengukur
transpirasi ada beberapa metoda yang digunakan:

1. Metoda gravimetri (penimbangan) atau metoda lysimeter atau metoda pot.

2. Metoda fotometri (menggunakan alat fotometer).

3. Metoda kertas kobal (kertas Cobalt Chlorida)

4. Metoda difusi fotometer, dan

5. Metoda semikuantitatif.

Air yang diabsorbsi oleh akar tanaman hanya kurang dari 1 persen yang digunakan
dalam reaksi metabolisme (hidrolisis). Sebagian besar air yang diabsorbsi oleh akar hilang
karena proses transpirasi pada daun. Transpirasi air oleh tanaman dibagi dengan produksi
berat kering selama pertumbuhan disebut rasio transpirasi.

Besarnya rasio transpirasi menunjukkan efisiensi penggunaan air oleh tanaman. Jika
rasio besar berarti tanaman tidak efisien dalam menggunakan air. Rasio transpirasi pada
kebanyakan tanaman berkisar antara 200 sampai 500 atau lebih, berarti 200 sampai 500 g
air digunakan oleh 1 g berat kering tanaman sampai tanaman dewasa. Tumbuhan tinggi
yang hidup di darat sangat tidak efisien dalam menggunakan air. Tanaman golongan C 4
menghasilkan berat kering 2-3 kali lebih besar per satuan air yang digunakan dibanding
tanaman golongan C3 yang berarti C4 lebih efisien dalam menggunakan air daripada C3.

Kehilangan air karena transpirasi terjadi di seluruh bagian tanaman yang langsung
bersentuhan dengan atmosfir luar. Tetapi yang terutama adalah dari daun dan hampir
seluruh transpirasi terjadi melalui pori-pori stomata. Kutikula hanya melepaskan sejumlah
kecil uap air, karena kutikula dari banyak macam daun sangat tidak permeabel terhadap
air.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 1 November 2019 di Laboratorium FKIP
UMRAH Senggarang.

3.2 Alat dan Bahan


 Alat
Alat yang digunakan adalah timbangan, kertas merang, jepitan kertas, selotip dan
gunting.
 Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

Bahan tanaman : daun Ficus sp., daun Mangifera indica, Eugenia aquaticum, dan
Coleus sp., masing-masing 5 lembar.

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah :

1. Ambil lembaran daun dari tanaman, lalu tempelkan pada selembar kertas yang telah
diketahui berat dan luasnya.

2. Selanjutnya lembaran daun dijiplakkan pada kertas tersebut.

3. Kemudian jiplakkan gambar daun yang dari kertas tersebut digunting dan ditimbang.

4. Dengan demikian luas daun dapat dihitung dengan rumus:

Luas daun = Berat guntingan gambar daun X Luas kertas


Berat kertas
atau
Luas daun = Berat guntingan gambar daun x 1 cm2
Berat 1 cm2 kertas grafik
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

1. Pada daun Eugenia aquaticum (Jambu Air)

Berat Kertas Luas Kertas Berat guntingan gambar daun Luas Daun
Daun 1 = 0,75 gr 107,07 cm2
Daun 2 = 0,77 gr 109,92 cm2
4,7 gr 671 cm Daun 3 = 0,32 gr 45,68 cm2
Daun 4 = 0,69 gr 98,50 cm2
Daun 5 = 0,71 gr 101,36 cm2

2. Pada daun Coleus sp

Berat Kertas Luas Kertas Berat guntingan gambar daun Luas Daun
Daun 1 = 0,479 gr 68, 38 cm2
Daun 2 = 0,605 gr 86,47 cm2
4,7 gr 671 cm Daun 3 = 0, 4514 gr 64,44 cm2
Daun 4 = 0,4269 gr 60,92 cm2
Daun 5 = 0,7179 gr 11, 992 cm2

3. Pada daun Mangifera indica (Daun Mangga 1)

Berat Kertas Luas Kertas Berat guntingan gambar daun Luas Daun
Daun 1 = 1,28 gr 182,74 cm2
Daun 2 = 1,45 gr 207,01 cm2
4,7 gr 671 cm Daun 3 = 1,70 gr 242,70 cm2
Daun 4 =1,87 gr 266,97 cm2
Daun 5 =1,72 gr 245, 56 cm2
4. Pada daun Mangifera indica (Daun Mangga 2)

Berat Kertas Luas Kertas Berat guntingan gambar daun Luas Daun
Daun 1 = 0,65 gr 92,79 cm2
Daun 2 = 0,65 gr 92,79 cm2
4,7 gr 671 cm Daun 3 = 0,49 gr 69,95 cm2
Daun 4 =0,48 gr 68,52 cm2
Daun 5 =0,56 gr 79,94 cm2

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu mengenai Transpirasi dan evaporasi. Dimana
Transpirasi adalah kehilangan air dalam bentuk uap dari pemukaan sel-sel hidup. Hal ini
dapat terjadi pada semua bagian tumbuhan, terutama pada permukaan daun. Proses
transpirasi dapat diterangkan dengan mengacu sifat fisik air . Molekul air akan melakukan
tarik menarik dengan molekul air lainnya melalui proses kohesi. Selain itu molekul air
juga dapat melakukan tarik menarik dengan dinding xilem melalui proses adhesi.
Penguapan air melalui stomata akan menarik kolom air yang ada di dalam xilem, dan
molekul air baru akan masuk ke dalam rambut akar.

Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan adhesi dan
kohesi (Jumin, 1992). Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan
stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan. Jumlah dan ukuran
stomata. Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan
mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan
dan penutupan stomata. Jumlah daun.juga mempengaruhi transpirasi, makin luas daerah
permukaan daun, makin besar evapotranspirasi (Fitter , 1991)

Pada praktikum ini didapat kan hasil berat kertas 4,7 gr dan luas kertas 671 cm. Untuk
mencari luas pada daun, kami menggunakan rumus

Luas daun = Berat guntingan gambar daun X Luas kertas


Berat kertas

Pada percobaan 1 yaitu pada daun Eugenia aquaticum (Jambu Air), setelah di cari berat
guntingan gambar daun, dan dimasukan ke rumus untuk mencari luas pada daun, didapat
kan luas pada daun 1=107,07 cm2, pada daun kedua 109, 92 cm2, lias pada daun ke tiga
yaitu 45,68 cm2, luas pada daun ke empat 98,50 cm2dan luas pada daun ke lima yaitu
101,36 cm2

Pada percobaan 2 yaitu pada daun Coleus sp setelah di cari berat guntingan gambar
daun, dan dimasukan ke rumus untuk mencari luas pada daun, didapat kan luas pada daun
1=68, 38 cm2 , pada daun kedua 86,47 cm2, lias pada daun ke tiga yaitu 64,44 cm2, luas
pada daun ke empat 60,92 cm2dan luas pada daun ke lima yaitu 11, 992 cm2.

Pada percobaan 3 yaitu pada daun Mangifera indica (Daun Mangga 1) setelah di cari
berat guntingan gambar daun, dan dimasukan ke rumus untuk mencari luas pada daun,
didapat kan luas pada daun pertama =182,74 cm2, pada daun kedua 207,01 cm2, lias pada
daun ke tiga yaitu 242,70 cm2, luas pada daun ke empat 266,97 cm2dan luas pada daun
ke lima yaitu 245, 56 cm2

Pada percobaan 4 yaitu pada daun Mangifera indica (Daun Mangga 2) setelah di cari
berat guntingan gambar daun, dan dimasukan ke rumus untuk mencari luas pada daun,
didapat kan luas pada daun pertama =92,79 cm2, pada daun kedua 92,79 cm2, lias pada
daun ke tiga yaitu 69,95 cm2, luas pada daun ke empat 68,52 cm2 dan luas pada daun ke
lima yaitu 79,94 cm2

Permukaan daun yang paling luas terdapat pada percobaan ke 3 pada daun ke empat
sebesar 266,97 cm2. Luas permukaan daun sangat berpengaruh terhadap hilangnya
molekul air dari tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro (1985), bahwa
daun mempunyai peranan yang penting dalam hilangnya molekul air dari tumbuhan. Besar
kecilnya luas permukaan daun merupakan salah satu faktor internal penting.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Dwidjoseputro (1985), bahwa transpirasi dapat


dipengaruhi oleh factor dalam dan factor luar. Factor dalam, antara lain jumlah dan letak
stomata, tebal dan tipisnya permukaan daun, serta tebal atau tipisnya kutikula. Sedangkan
factor luar yang mempengaruhi kecepatan transpirasi adalah cahaya, temperature,
kelembaban udara, angin, debu, dan kandungan air tanah.

Pada daun Coleus sp yang memiliki permukaan terluas yaitu pada daun ke 2 sebesar
86,47 cm2. Daun ini lebih cepat layu di bandingkan manga dan jambu dikarenakan lajunya
transpirasi,karena daun ini tipis serta tidak memiliki lapisan lilin. Menurut Kimbal (1989),
bahwa tekstur dan struktur daun dari suatu tanaman akan menentukan kecepatan
transpirasinya, contoh : tanaman yang mempunyai daun yang tipis dan tanpa dilapisi oleh
kutikula, lilin ataupun bulu-bulu daun akan mengalami transpirasi paling cepat
dibandingkan dengan daun yang tebal dan ditutupi lapisan kutikula, lilin dan bulu-bulu
daun. Begitu juga halnya dengan tempat tumbuh tanaman, apabila tanaman yang tumbuh
di daerah kering akan mudah mengalami transpirasi dibandingkan dengan tanaman yang
tumbuh ditempat lembab.

Seperti yang telah di katakan oleh Dwidjoseputro (1985), bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi laju evaporasi adalah cahaya. Tumbuhan jauh lebih cepat berevaporasi
bilamana lebih terbuka terhadap cahaya, dibandingkan dalam keadaan gelap. Selain itu
factor internal yang mempengaruhi hilangnya molekul air (penguapan), yaitu besar
kecilnya luas permukaan daun dan jumlah stomata. Semakin besar luas permukaan suatu
daun maka jumlah stomatanya juga semakin banyak sehingga kecepatan evaporasinya
semakin tinggi. Sebaliknya semakin kecil luas permukaan daunnya maka jumlah
stomatanya semakin sedikit sehingga kecepatan evaporasinya semakin rendah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tekstur dan struktur daun dari suatu tanaman akan menentukan kecepatan
transpirasinya. Tumbuhan jauh lebih cepat berevaporasi bilamana lebih terbuka terhadap
cahaya, dibandingkan dalam keadaan gelap.Semakin besar luas permukaan suatu daun
maka jumlah stomatanya juga semakin banyak sehingga kecepatan evaporasinya semakin
tinggi.

5.2 Saran
Setelah melaksanakan praktikum ini, dapat kami sarankan kepada praktikan agar
berhati-hati dalam melaksanakan pengukuran dan berhati-hati dalam penjagaan sampel
agar tidak hilang sehingga tidak terjadi lost data.
DAFTAR PUSTAKA

Bidwell, R.G.S.1979. Plant Physiology edition 2. Macmillion Publishing. Co : NewYork

Dwidjoseputro, D. 1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia : Jakarta

Lukman, Diah . 1997.Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Muhartati, Erda . 2019. Modul Praktikum Fisiologi Tumbuhan . Tanjung Pinang : Jurusan
Pendidikan Biologi FKIP UMRAH

Anda mungkin juga menyukai