Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

PENGUKURAN LAJU TRANSPIRASI DAN EVAPORASI


PADA DAUN TUMBUHAN

Oleh
Suarman Aman Toding Datu
(A.2010438)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS


DJUANDA BOGOR
2022
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan tanaman. Hampir
semua proses fisiologi dalam tumbuhan berlangsung dengan adanya air dan
reaksi kimia penting seperti proses fotosintesis hanya dapat berlangsung jika
ada air. Dalam proses transport, air merupakan sarana vital, demikian juga
untuk mempertahankan turgor sel, air adalah unsur utamanya. Meskipun
peranannya penting, jumlah air yang dipergunakan dalam proses tumbuhan
hanyalah merupakan sebagian kecil dari jumlah air yang diabsorpsi dari tanah.
Sebagian besar air (sekitar 99%) yang masuk dalam tumbuhan meninggalkan
daun dan batang sebagai uap air, melalui daun. Transpirasi adalah peristiwa
kehilangan air dari permukaan tumbuhan melalui selsel hidup. Terdapat dua
jenis transpirasi, yaitu transpirasi melalui stomata disebut transpirasi stomata
dan transpirasi melalui kutikula disebut transpirasi kutikula. Laju transpirasi
merupakan banyaknya air yang menguap per satuan luas dikalikan dengan
jumlah luas permukaan bagian yang bertraspirasi dalam satuan watu tertentu.
Laju transpirasi tergantung dari faktor dalam atau faktor tanaman seperti
struktur daun yang menyangkut lebar daun, adanya kutikula dan letak serta
jumlah stomata. Selain faktor dalam juga tergantung faktor luar atau faktor
lingkungan seperti permukaan daun per waktu. Satuan yang paling banyak
digunakan yaitu g mjam atau g m cm2 detl Metode yang paling umum
digunakan untuk mengukur transpirasi adalah metode grafimetrik. Metode ini
disebut juga sebagai metode pot atau linsimeter yang mempunyai teknik
pelaksanaan sederhana dan dapat digunakan bagi penelitian atau alat
demonstrasi/alat peraga. Metode lain dengan menggunakan porometer diffusi,
kobalt klorida, potometer, dan penganalisa infra merah/IRGA. Metode
pengukuran laju ranspirasi yang digunakan pada praktikum ini adalah medote
kobalt klorida.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur laju relative transpirasi dan evaporasi
pada permukaan atas dan bawah daun tumbuhan
II TINJAUAN PUSTAKA

Transpirasi merupakan suatu kejadian dimana uap air menghilang dari


permukaan tumbuhan. Hilangnya uap air ini bisa melalui stomata ataupun kutikula,
namun kebanyakan uap air hilang memalui stomata. Evaporasi merupakan proses
fisika murni yang tidak diatur oleh bukaan stomata, tekanan, tidak hanya pada
jaringan hidup dan permukaan yang menjalankannya menjadi kering (Silaen 2021).

Mangga yang berkembang di Indonesia diperkirakan berasal dari India,


yang dipercaya pemeliharaannya telah ada seiring peradaban India. Sejarah pun
mencatat bahwa mangga pertama kali ditemukan oleh Alexander Agung di lembah
Indus,India. Kata mangga sendiri berasal dari bahasa Tamil, yaitu mangas atau
man-kay. Dalam bahasa botani, mangga disebut Mangifera indica L. Yang berarti
tanaman mangga berasal dari India. Dari India, sekitar abad ke-4 SM, tanaman
mangga menyebar ke berbagai negara, yakni melalui pedagang India yang
berkelana ke timur sampai ke Semenanjung Malaysia. Pada tahun 1400 dan 1450,
mangga mulai ditanam di kepulauan Sulu dan Mindanau, Filipina, di pulau Lizon
sekitar tahun 1600, dan di kepulauan Maluku pada tahun 1665 (Pracaya, 2011)

Kopi dikenal dua jenis, yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Kadar kafein
pada kopi robusta sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kopi arabika. Di
Indonesia kopi robustaLyangLpaling banyak diproduksi yaitu mencapai 87,1% dari
total produksi kopi di Indonesia. Di Indonesia kopi diperdagangkan dalam bentuk
kopi biji, kopi sangrai, kopi bubuk, kopi instan, dan bahan makanan lainnya yang
mengandung kopi (Aak, 2002). Daun berbentuk menjorong, berwarna hijau dan
pangkal ujung meruncing. Bagian tepi daun bersipah, karena ujung tangakai
tumpul. Pertulangan duan menyirip, dan memiliki satu pertulangan terbentang dari
pangkal ujung hingga terusan dari tangkai daun. Selain itu, daun juga berombak dan
tampak mengkilap tergantung dengan spesiesnya
Pepaya jenis California merupakan papaya yang popular di kalangan
masyarakat. Tumbuhan ini memiliki daun yang tersusun spiral dan menutupi ujung
batang. Termasuk ke dalam jenis daun tunggal, ujungnya meruncing, pangkal
bertoreh, dan memiliki bagian tepi yang bergerigi. Daun pepaya California
memiliki diameter berkisar 20-75 cm yang ditopang dengan batang yang memiliki
panjang 25-100 cm (Damar 2018)
III METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2022 pada pukul 13.00 WIB
bertempat di Laboratorium Universitas Djuanda Bogor

3.2 Alat dan Bahan

Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:

1. 3 jenis tanaman
2. Kertas kobalt khlorida
3. Plastik mika

Sementara itu, alat yang digunakan adalah:

1. Penjepit kertas
2. Pinset
3. Stopwatch

3.3 Metode Pelaksanaan

A. Mengukur Kecepatan Transpirasi Metode Kertas Kobalt Khlorida

Langkah-langkah pelaksanaan praktikum pengukuran kecepatan transpirasi metode


kertas kobalt khlorida adalah:

1. Ambil kertas kobalt khlorida bergaris tengah 1 cm yang telah dikeringkan


menggunakan pinset, lalu letakkan pada selembar plastik mika yang dilipat
pada bagian tengahnya. Kertas kobalt khjorida berwarna biru saat kering
dan berwarna merah muda bila disimpan di tempat lemibab, sehingga harus
disimpan pada boto kering yang berisi CaCh anhidrida
2. Tempelkan kertas kobalt khlorida yang telah dilindungi oleh plastik mika
pada bagian atas dan bawah daun tumbuhan sehingga seluruh bagian daun
tertutupi oleh kertas kobalt khlorida
3. Ukur lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merubah warna kertas kobalt
khlorida dari biru menjadi merah muda pada masing-masing daun amatan.
Jika perubahan warna kertas kobalt khlorida lebih dari 30 menit, maka
transpirasi daun diabaikan
4. Laju transpirasi dapat dihitung menggunakan rumus:

3600 ∙ 𝑋
𝐺=
𝑇

Keterangan:

G =Transpirasi (kehilangan uap air) dinyatakan dalam g dm2 jam (g/dm /jam),
untuk permukaan daun sebelah atas dan bawah

X=Banyaknya uap air yang dibutuhkan untuk mengubah 1 dm kertas kobalt


khlorida dari biru menjadi merah muda (nilai X tergantung dari luas kertas kobalt
khlorida yang digunakan dalam praktikum dan harus ditetapkan terlebih dahulu)

T= Waktu (s) yang diperlukan untuk mengubah warna kertas kobalt khlorida dari
biru menjadi merah jambu

B. Mengukur Kecepatan Evaporasi

Langkah-langkah pelaksanaan praktikum pengukuran kecepatan evaporasi

1. Ambil daun tanaman yang akan digunakan, lalu tempelkan pada selembar
kertas yang telah diketahui bobot dan luasnya
2. Gambar daun pada selembar kertas tersebut, kemudian gunting
3. Hitung luas daun tanaman menggunakan rumus :

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑢𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 =
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

4. Ambil lembaran daun yang telah diketahui luasnya, kemudian timbang dan
gantung di bawah cahaya matahari dengan interval waktu 60 menit dan
lakukan penimbangan bobot daun selama 15 menit sekali
5. itung kecepatan respirasi menggunakan rumus:

𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑝𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑠𝑖 = ∶ 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑢𝑛
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan Kecepatan Transpirasi
Waktu (T) = 60 menit = 3.600 detik
• Daun 1 (Pepaya)
L = 6,6 x o,8 cm = 5,28 cm → 0,528 dm

G =
• Daun 2 (Mangga)
L = 7 x o,8 cm = 5,6 cm → 0,56 dm

G =
• Daun 3 (Kopi)
L = 6,6 x o,8 cm = 5,28 cm → 0,528 dm
3600
G = 3600 × 0,528 = 0,528

4.1.2 Hasil Pengamatan Kecepatan Evaporasi


Panjang kertas = 27,7 cm
Lebar kertas = 19,2 cm
Bobot total kertas = 4,657 g
Luas total kertas = 531,84 cm
Bobot kertas guntingan gambar daun 1 (papaya) = 0,3438 g
Bobot kertas guntingan gambar daun 2 (mangga) = 0.9275 g
Bobot kertas guntingan gambar daun 3 (kopi) = 1,2931 g
0,3438 𝑔
• Luas Daun 1 = × 531,84 𝑐𝑚 = 39,26 𝑐𝑚
4,657 𝑔
0,9275 𝑔
• Luas Daun 2 = × 531,84 𝑐𝑚 = 105,92 𝑐𝑚
4,657 𝑔
1,2931 𝑔
• Luas Daun 3 = × 531,84 𝑐𝑚 = 147,67 𝑐𝑚
4,657 𝑔

Tabel 1. Hasil pengukuran Evaporasi

Daun Bobot daun tanaman (g)


No Tanaman Awal (0 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit
m)
1 Pepaya 0,2948 0,2565 0,2349 0,2144 0,1311
2 Mangga 1,3257 1,2528 1,1671 1,1820 1,1714
3 Kopi 1,9870 1,9075 1,8175 1,8120 1,7176
• Kecepatan evaporasi daun 1
0,2984−0,1311
= : 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,0048 g cm-2menit-1
39,26
• Kecepatan evaporasi daun 2
1,3257−1,1714
= : 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,0219 g cm-2menit-1
105,92
• Kecepatan evaporasi daun 3
1,9870−1,7176
= : 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 = 0,00003 g cm-2menit-1
147,67

Uji laju transpirasi juga menggunakan metode kertas kobalts yang dilipat pada
kedua sisi daun dengan waktu 60 menit dimana perubahan warna kerta kobalt
serentak terjadi pada sisi atas daun.
4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasi tabel 1, transpirasi pada daun papaya terbilang lebih


lambat dibandingkan dengan daun manga dan daun kopi dengan waktu yang
sama. Hal ini terjadi karena luas permukaan papaya lebih kecil dibandingkan
dengan luas permukaan daun manga dan kopi sehingga laju transpirasi daun
pepaya terbilang rendah atau lambat.

Dalam penelitian Da Costa dan Daningsih (2022), ketebalan daun dengan


laju transpirasi memiliki kolerasi yang bernilai negatif sehingga menunjukkan
bahwa hubungan antara ketebalan daun dan laju transpirasi berbanding terbalik
dimana semakin tebal daun maka laju transpirasi semakin kecil. Daun pepaya
memiliki tingkat ketebalan yang rendah atau tipis dibandingkan dengan daun
mangga dan daun kopi sehingga laju transpirasi daun pepaya lebih besar jika
ditinjau dari segi ketebalan daun.

Disamping dengan luas permukaan dan ketebalan duan, temperatur juga


ikut serta sebagai pengaruh nyata laju transpirasi, dalam waktu 60 menit laju
transpirasi daun pepaya, mangga dan kopi dinilai kurang cepat dilihat dari
pengurangan bobot yang tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan saat
pengambilan data suhu udara dalam lab menurun akibat cuaca hujan. Suhu
udara yang dingin menurunkan kelembaban ruangan sehingga stomata pada
daun menjadi semakin rapat. Semakin tidak rapatnya stomata pada daun maka
mampu mengurangi hilangnya air dari tumbuhan. Tingginya kelembaban dapat
membuat laju transpirasi semakin lambat (Hamzah 2010).

Lubang-lubang stomata yang terlalu berdekatan akan menghambat


penguapan lubang yang ada di dekatnya. Bentuk stomata oval lebih
memudahkan tanaman untuk mengeluarkan air daripada yang berbentuk bundar
(Izza dan Laily 2015).

Perlambatan ini juga terjadi akibat kurangnya sinar matahari sehingga


stomata tidak membuka secara keseluruhan yang membuat laju transpirasi pada
daun tidak terlalu optimal. Uji laju transpirasi dengan kertas kobalt juga
menunjukkan bahwa laju transpirasi bergerak lambat. Pengujian selama 60
menit hanya mengubah sedikit warna kertas kobalt pada bagian atas daun.
Warna pink ini mengindikasikan bahwa penguapan pada sisi atas lebih tinggi
dibanding dengan sisi bawah daun. Semakin lama warna kertas kobalt berubah
maka semakin sedikit air yang diuapkan ke permukaan daun (Shalsabilla et al.,
2016)
V KESIMPULAN

Berdasarkan penbahasab di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketebalan


daun dengan laju transpirasi memiliki kolerasi yang bernilai negatif sehingga
menunjukkan bahwa hubungan antara ketebalan daun dan laju transpirasi
berbanding terbalik dimana semakin tebal daun maka laju transpirasi semakin
kecil.. Daun pepaya memiliki tingkat ketebalan yang rendah atau tipis dibandingkan
dengan daun mangga dan daun kopi sehingga laju transpirasi daun pepaya lebih
besar jika ditinjau dari segi ketebalan daun. Disamping dengan luas permukaan dan
ketebalan duan, temperatur juga ikut serta sebagai pengaruh nyata laju transpirasi,
dalam waktu 60 menit laju transpirasi daun pepaya, mangga dan kopi dinilai kurang
cepat dilihat dari pengurangan bobot yang tidak terlalu signifikan.
Daftar Pustaka

Dacosta, Y. O., & Daningsih, E. (2022). Ketebalan Daun dan Laju


Transpirasi Pada Tanaman Hias Dikotil. Jurnal Ilmu Pertanian
Indonesia, 27(1), 40-47.
Hamzah, M. F. (2010). Studi morfologi dan anatomi daun edelweis Jawa
(Anaphalis javanica) pada beberapa ketinggian yang berbeda di
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Purba, T., Ningsih, H., Purwaningsih, P., Junaedi, A. S., Gunawan, B.,
Junairiah, J., ... & Arsi, A. (2021). Tanah dan Nutrisi Tanaman.
Yayasan Kita Menulis.
Pracaya, I. (2011). Bertanam mangga. Penebar Swadaya Grup.
LAMPIRAN

Lmpiran 1 daun yang di beri kertas kobalt

gambar Jenis daun


1. Daun mangga

2. Daun kopi

3. Daun pepaya

Anda mungkin juga menyukai