Anda di halaman 1dari 4

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Waktu pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada

hari Selasa 19 Maret 2019 pukul 13.00-15.00 WIB,

bertempat di Laboratorium Ekologi dan Mananjemen

Lingkungan Perairan Jurusan Manajemen Sumberdaya

Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas

Riau.

Tabel 1. Berat Serasah Kering


Komponen serasah
Waktu (gr/m2/hari)
No Plot Jumlah
(minggu) Daun Ranting
Bunga Buah
1. 2 8,14 8,4 - 12,24 28,88
2.
3.

Tabel 2. Produksi Serasah


Produksi
Jenis Produksi Serasah(P)
No Serasah (Xj)
Tegakan (gr/m2/hari)
(gr/m2/hari)
1. Daun 32,96 2,3542
2. Batang 33,6 2,4
3. Buah 48,96 3,4971
Jumlah ∑Xj= 115,52 ∑P= 8,2513

L
Nilai Turn Over (K) =
Xss
115 , 52
=
8,2513
= 14,0002
9

4.2 Pembahasan

4.2.1 Mangrove

Pada saat praktikum yaitu di Laboratorium Ekologi

dan Manajemen Lingkungan Perairan didapat data untuk

menganalisis produksi serasah perhari dan perpriode.

Data diperoleh dengan cara memperhatikan jumlah serasah

yang masuk kedalam kotak 50x50cm yang diletakkan

dibawah pepohonan sekitaran Fakultas Perikanan da Ilmu

Kelautan.

Kotak diletakkan dibawah pohon selama 2 minggu

atau 14 hari dengan dilakukan pengecekan disetiap

harinya. Kenudian serasah yang berhasil masuk kedalam

kotak dicek dan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan

perhitungan produksi serasah perpriode dan perharinya.

Serasah yang didapat dipisah kan berdasar kan bagian

tumbuhan (daun, ranting, bunga, buah, dan lain-lain).

Pada praktikum ini kami mendapatkan 3 jenis bagian

tumbuhan yaitu daun, ranting dan bunga.

Bagian tumbuhan yang didapat kemudian di masukkan

ke plastik alumunium berdasarkan jenis bagiannya.

Kemudian dioven selama 30 menit dengan suhu 80 oC.

Setelah 30 menit daun dikeluarkan dan ditimbang berat

keringnya menggunakan timbangan digital. Diperoleh

berat kering daun sebanyak 8,24 gram, Batang (8,4

gram), dan Buah (12,24).


10

Kemudian dimasukkan kedalam rumus untuk mengetahui

produksi serasah perpriode dan perhari. Untuk

mengetahui produksi serasah perpriode dapat menggunakan

rumus :

Xi
Xj=
n

8 , 24
Xj daun= =32 , 96 gram/m2 /hari
0 , 25

8,4 12 ,24
Xj batang= =33 ,6 gram/m 2/hariXj buah= =48 , 96 gram/m 2/hari
0 ,25 0 , 25

∑ X j=115 , 52 gram/m 2/ priode

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa produksi

serasah perpriode adalah 115,52 gram/m2/priode

Untuk mengetahui produksi serasah setiap harinya

digunakan rumus :
Xj
P=
t

32 , 96
P daun= =2,3542 gram/m2/hari
14

33 ,6
Xj batang= =2 , 4 gram/m2/hari
14

48 , 96
Xj buah= =3,4971 gram/m2 /hari
14

∑ P=8,2513 gram/m 2/ priode

Produksi serasah perhari sesuai dengan data adalah

8,2513 gram/m2/hari. Nilai produksi serasah perhari dan

perpriode tergolong rendah. Hal ini dipengaruhi oleh


11

kerapatanpohon mangrove mempengaruhi produksi serasah,

semakin tinggi kerapatan pohon, maka semakin tinggi

pula produksi serasahnya. Begitu pula sebaliknya

semakin rendah kerapatanpohon mangrove maka semakin

rendah produksi serasahnya. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Sopana (2011).

Untuk mengetahui interval siklus hidup spesies

tersebut dapat digunakan rumus :

L
K=
X ss

115 , 52
¿
8,2513

= 14,0002

Data yang didapat menunjukkan bahwa interval

siklus hidup spesies tersebut adalah 14,0002. Nilai ini

dipengaruhi oleh faktor penanmbahan umur pohondan

kerapatan tajuk serasah juga dipengaruhi jatuhan

serasah baik dalam jumlah maupun kualitasnya di

pengaruhi oleh faktor lingkungan (iklim, ketinggian,

dan kesuburan tanah), jenis tanaman dan waktu (musim

dan umur tegakan). Proctor (1983) dalam Yeni Aprianis

(2011).

Anda mungkin juga menyukai