METODE
ANALISIS
Parameter Pertumbuhan
1. Luas daun
2. Luas permukaan akar
3. Bobot daun spesifik/Specific leaf weight (SLW)
4. Laju asimilasi bersih/Net assimilation rate (NAR)
5. Indeks luas daun/Leaf area index (LAI)
6. Laju pertumbuhan tanaman/Crop growth rate (CGR)
7. Indeks panen/Harvest index (HI)
Parameter Anatomi
Pembuatan kaca preparat
Parameter Fisiologi
1. Klorofil dan Karoten
2. Prolin
3. Potensial Air Daun
4. Kandungan Air Nisbi
5. Transpirasi (metode cobalt chloride)
6. Laju Fotosintesis (metode BTB)
Parameter Biokimia
1. Aktivitas Nitrat Reduktase
2. Superoksida
3. H2O2
4. Superoksida Dismutase
5. Malondialdehide
6. Peroksidase
7. Fenol Total
8. Asam Absisat
9. Relative electrolyte leakage
Parameter
Pertumbuhan
1. Luas Daun
Perhitungan luas daun dapat menggunakan leaf area meter delta-T. Leaf
area meter bekerja dengan menggunakan metode scanner sehingga daun ditata
diatas kaca kemudian dilewatkan diatas scanner agar daun dapat tergambar dan
luas daun dapat diukur. Angka yang tertera pada monitor merupakan ukuran luas
daun dengan satuan centimeter persegi (cm 2).
Langkah Kerja
Langkah Kerja
a. Daun sebanyak 0.5 g dihaluskan dengan mortar
b. Menambahkan larutan asam sulfosalisilat 3% sebanyak 10 ml. Hasil tumbukan
disaring dengan kertas saring
c. Filtrat yang didapatkan diambil sebanyak 2 ml kemudian direaksikan dengan
menambahkan Asam Nihidrin sebanyak 2 ml dan asetat glasial sebanyak 2 ml
didalam tabung reaksi
d. Campuran filtrate kemudian diinkubasi pada suhu suhu 100oC selama 1 jam. Reaksi
diakhiri dengan memasukkan tabung reaksi ke dalam beaker glass berisi es.
e. Campuran diekstrak dengan 4 ml toluen kemudian digojok dengan vortex selama 15-
20 detik.
f. Menunggu beberapa saat hingga campuran terpisah.
g. Toluen warna merah yang mengandung prolin di bagian atas disedot dengan pipet.
h. Absorban larutan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm,
dengan blanko berupa toluene.
i. Kandungan Prolin dihitung menggunaan rumus
Prolin (µmol prolin g-1) = 64,3649 x hasil bacaan absorbansi + (-5,2967) x 0,347.
3. Potensial Air
Alat Bahan
Water bomb sholander Nitogen
Sampel daun/batang tanaman
Potensial air (Ψw) diukur menggunakan alat water bomb sholander, prinsip kerjanya
adalah dengan memberikan tekanan gas nitrogen kepada organ tanaman yang terlebih
dahulu dimasukkan ke dalam alat dengan menyisakan sedikit bagian pelepah di bagian
luar alat. Potensial air ditentukan dengan melihat bagian daun yang berada diluar alat
(melihat batang daun yang dijepit menggunakan rubber seal), jika air telah keluar dari
batang tersebut, maka tekanan gas dihentikan dan dicatat jumlah tekanan yang diberikan
sebagai potensial air daun. Potensial air daun dinyatakan dengan satuan Mega pascal
(Mpa).
Klasifikasi cekaman kekeringan berdasarkan nilai potensial air daun:
a. Cekaman ringan, yaitu jika potensial air daun menurun 0.1 MPa atau kandungan air
nisbi menurun 8-10 %
b. Cekaman sedang, jika potensial air daun menurun 1.2 s/d 1.5 MPa atau kandungan
air nisbi menurun 10-20 %
c. Cekaman berat, jika potensial air daun menurun > 1.5 MPa atau kandungan air nisbi
menurun >20%
d. Apabila tanaman kehilangan lebih dari 50% air jaringannya dapat dikatakan bahwa
tanaman mengalami kekeringan
4. Kandungan air nisbi
Kadar air nisbi (KAN) adalah suatu ukuran yang menunjukkan kandungan
air rata-rata yang terdapat pada suatu organ tanaman misalnya daun. Faktor yang
mempengaruhi kadar air nisbi adalah suhu atau temperatur udara, kelembaban
udara, radiasi matahari, dan kadar lengas.
Alat Bahan
Timbangan Sampel daun segar
Oven Plastik
Aquadest
Langkah Kerja:
a. Mengambil sampel daun segar dan kemudian ditimbang (bs)
b. Memasukkan daun kedalam plastik, kemudian merendamnya didalam aquades
selama 48 jam untuk mendapatkan bobot turgid (bt) kemudian ditimbang.
c. Mengeringkan daun dengan oven sampai bobot konstan sebagai bobot kering
(bk). Perhitungan kadar air nisbi mengggunakan rumus:
𝑏𝑠−𝑏𝑘
KAN = [ ] x 100%
𝑏𝑡−𝑏𝑘
Keterangan :
bs = bobot segar
bk = bobot kering
bt = bobot turgid
5. Laju Transpirasi
Laju transpirasi banyak ditentukan oleh membuka dan menutupnya stomata yang juga
dipengaruhi oleh turgor pada sel penutup.
Alat Bahan
Penjepit Kertas Kertas cobalt chloride
Timer Sampel daun/batang tanaman
Mika Transparan
Langkah Kerja
e. Menyiapkan cobalt chloride, dan memastikan pada saat sebelum pengamatan kertas
berwarna biru
f. Meletakan kertas cobalt chloride pada bagian bawah daun menutupi stomata,
kemudian mika transparan ukuran 3 x 3 cm diletakkan di bawah kertas kobalt klorid.
g. Untuk memperkuat, pada bagian bawah daun dijepit dengan penjepit kertas.
h. Menunggu perubahan warna kertas kobalt klorid dari biru menjadi merah muda
selanjutnya dicatat waktunya.
i. Rentang waktu tersebut menggambarkan kecepatan transpirasi tanaman. Nilai waktu
kemudian diubah menjadi unit kehilangan air (Bailey et al.,1951). Selanjutnya
dilakukan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
Laju transpirasi = 1/L x 60/T x cf (mg/jam/cm 2)
Keterangan :
T = Waktu yang diperlukan untuk perubahan warna kertas kobalt klorid (menit)
L = Luas kertas kobalt klorid (cm 2)
cf = Faktor kalibrasi, yaitu kenaikan berat dalam mg dari 1 cm 2 kertas kobalt
klorid yang mengalami perubahan warna (0.38 mg/cm 2)
cf = L x 0.38 mg/cm2 (mg)
7. Laju Fotosintesis
Alat Bahan
Tabung reaksi/venotube BTB (Bromthymol Blue)
Suntikan Sodium Bikarbonat (Na2CO3)
Spektrofotometer Aquadest
Plastik
Langkah Kerja
1. BTB sebanyak 0.01 gram dimasukan kedalam labu takar dan ditambahkan 2 gram
sodium bikarbonat dan akuades hingga mencapai tanda tera (1 liter)
2. Kurva standard dibuat menggunakan 4 tabung reaksi yang bertutup karet lunak.
Masing-masing tabung diisi dengan larutan BTB 10 ml. Gas CO2 sebanyak 0 ml, 0,1
ml, 0,2 ml, 0,3 ml, dan 0,4 ml ditambahkan kedalam tabung dan digojog selama 1-2
menit. Semua tabung diukur transmitansinya menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelobang 615 nm. Kemudian dibuat gambar kurva standar hubungan antara
transmitansi degnan kadar CO2.
3. Pengukuran laju fotosintesis dilakukan dengan menyungkup daun tanaman, dan
didiamkan kurang lebih 3 jam.
4. Gas yang ada dalam sungkup kemudian diambil menggunakan suntukan sebanyak
10 ml dan dimasukan kedalam 10 ml BTB (1:1), dan digojog selama 1-2 menit.
5. Transmitansi larutan BTB diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelobang
615 nm. Banyaknya CO2 dihitung dengan menggunakan kurva standar hubungan
antara kadar CO2 dengan transmitansi.
6. Tingkat respirasi dihitung dengan menggunakan rumus:
𝑿. 𝑩𝑴 𝑪𝑶𝟐. 𝑽𝒂𝒔
𝑳𝒂𝒋𝒖 𝒇𝒐𝒕𝒐𝒔𝒊𝒏𝒕𝒆𝒔𝒊𝒔 (
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑪𝑶𝟐.𝑳𝑫. 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖
Keterangan:
X = Konsentrasi CO 2 (%) y = ax + b
Y = Transmitansi (hasil pembacaan dari spektrofotometer)
A = Konstanta dari regresi linier
B = koefisien dari regresi linier
BM CO2= berat molekul CO 2 (44,01)
Vas = Volume air space (ml)
Berat CO2= 24 gram (suhu tertentu)
LD = luas daun yang disungkup (dm2)
Waktu = waktu yang dibutuhkan untuk menyungkup (jam)
Parameter
Biokimia
1. Aktivitas Nitrat Reduktase
Alat Bahan
Tabung reaksi Buffer fosfat 0.1 M Ph 7.0
Mikropipet Sodium nitrat (NaNO3) 5 M
Timbangan Napthyl Etyline Diamine (NED) 0.02%
Pisau/gunting Sulfanilaminde (SA) 1%
Flakon Aquades
Spektrofotometer 3 N HCl
Langkah Kerja
a. Bahan berupa organ daun tanaman yakni helaian daun tanpa tulang sebanyak 200
mg (0,2 g) dipotong tipis-tipis (1 mm)
b. Disiapkan tabung gelap yang berisi 5 ml larutan buffer fosfat 0,1 M pH 7 (campuran
NaH2PO4 0,1 M dan Na2HPO4 0,1 M).
c. Potongan daun dimasukkan ke dalam tabung gelap tersebut dan didiamkan selama
24 jam. Setelah 24 jam, buffer diganti dengan 5 mL buffer baru.
d. Menambahkan 0,1 ml NaNO3 5 M dan dicatat waktunya sebagai awal inkubasi selama
2 jam.
e. Menyiapkan reagen pewarna dalam tabung reaksi yang terdiri dari 0,2 mL
sulphanilamide 1% dalam 3 N HCl dan 0,2 mL larutan Naphthylenediamine 0,02%.
f. Setelah 2 jam, sebanyak 0,1 mL cairan inkubasi dari tabung gelap dimasukkan ke
dalam reagen pewarna. Kemudian ditunggu sampai berwarna merah muda sebagai
tanda telah terjadi reduksi nitrat menjadi nitrit oleh enzim nitrat reduktase atau
minimum 15 menit lalu ditambahkan 2,5 ml aquades.
g. Larutan dibaca absorbansinya dengan Spectrophotometer pada panjang gelombang
540 nm. Tingkat aktivitas nitrat reduktase (ANR) dinyatakan dalam jumlah mikromol
NO2-/gram/jam dengan rumus:
As 1000 1 500
ANR = x x x mikromol/NO2-/jam
A0 B T 1000
Keterangan:
As: nilai absorbansi larutan sampel B: berat segar daun sample (300 mg)
Ao: nilai absorbansi standar (0,0106 atau 0,0142) T: waktu inkubasi
2. ROS: Kandungan superoksida (O2-)
Alat Bahan
Mortar Nitogen Cair
Tabung reaksi buffer fosfat 50 mM pH 7,8 yang
Water bath mengandung 0,05% NBT dan 10 mM
Spektrofotometer NaN2
kuvet
Langkah Keja
a. Menimbang sampel daun/jaringan yang akan dianalisis seberat 0.5 gram
b. Menambahkan 7 ml larutan buffer fosfat 50 mM pH 7,8 yang mengandung
0,05% NBT dan 10 mM NaN2
c. Menginkubasi ekstrak dalam dalam ruangan gelap selama 1 jam.
d. Mengambil 2 ml larutan dan dipanaskan dalam water bath dengan suhu 850C
selama 10 menit
e. Mendinginkan dalam ice bath selama 5 menit.
f. Nilai absorbansi diukur pada panjang gelombang 580 nm menggunakan
spektrofotometer
3. ROS: Hidrogen Peroksida (H2O2)
Alat Bahan
Centrifuge tube Nitrogen cair
Timbangan TCA 0,1% (w/v)
Centrifuge 100 mM buffer potasium fosfat
Spektrofotometer kalium iodida (KI) (1 M KI w/ dalam H2O)
Langkah Kerja
a. Menimbang sampel tanaman seberat 0.5 gram
b. Menggerus sampel dengan menggunakan nitrogen cair
c. Memasukan sampel kedalam centrifuge tube, kemudian menambahkan 5 ml 0,1%
(w/v) asam trikloroasetat (TCA)
d. Menghomogenisasi menggunakan centrifuge pada kecepatan 15.000 rpm selama
10 menit
e. Mengambil 0,5 mL supernatan dimasukkan ke tabung reaksi dan menambahkan 0,5
mL 100 mM buffer potasium fosfat dan 2 mL reagen kalium iodida (KI) (1 M KI w/
dalam H2O).
f. Menginkubasi campuran supernatant selama satu jam di tempat gelap
g. Melakukan pembacaan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
390 nm. Sebagai blangko digunkan 0,1% TCA
h. Kandungan H2O2 dihitung menggunakan persamaan dari kurva standar H2O2 yang
diketahui konsentrasinya. Kurva standar ditentukan dengan cara menyiapkan H2O2
murni dalam berbagai konsentrasi. Disiapkan larutan stok H2O2 1000 ppm kemudian
diencerkan menjadi beberapa konsentrasi tertentu lalu dibaca absorbansinya
menggunakan Spectronic 21D pada panjang gelombang 390 nm.
4. Antioksidan Enzimatik: Superoksida Dismutase (SOD) (metode: Marklund, 1974)
Alat Bahan
Centrifuge tube Nitogen Cair
Centrifuge buffer fosfat pH 6.5
Timbangan Tris-HCl buffer pH 8,2
Mortar 1 mM 25 EDTA
Microtube (jika dibutuhkan) 0,2 mM pirogalol
Spektrofotometer
Micropipet
Langkah Kerja
a. Menimbang sampel seberat 0.5 gram
b. Menggerus sampel menggunakan nitrogen cair kemudian dimasukkan kedalam
centritube
c. Menambahkan buffer fosfat pH 6.5 kedalam centritube, kemudian melakukan
sentrifugasi pada kecepatan 15.000 rpm selama 10 menit
d. Mengambil supernatant sebanyak 0.5 ml, kemudian menambahkan 50 mM Tris-HCl
buffer pH 8,2 dengan 1 mM 25 EDTA digunakan sebagai media reaksi
e. Mencampurkan 100 µl 0,2 mM pirogalol (dilarutkan dalam 50 mM PPB pH 6,5) untuk
memulai reaksi
f. Penurunan absorbansi pyrogallol dipantau di 420 nm
g. Pengujian SOD dilakukan pada akhir pengamatan. Perhitungan untuk mendapatkan
nilai kandungan SOD adalah sebagai berikut :
Alat Bahan
Centritube Nitrogen Cair
Centrifuge Sampel/Organ tanaman
Timbangan Buffer fosfat pH 6.5
Mortar Tris EDTA pH 8.2
Microtube (jika dibutuhkan) Pyrogallol 2mM
Micropipet
Spektrofotometer
Langkah Kerja
Langkah Kerja
a. Menimbang sampel tanaman sebanyak 1 gram
b. Menggerus sampel tanaman menggunakan nitrogen cair kemudian
memasukannya kedalam centritube
c. Menambahkan 2 ml larutan asam trikloroasetat (TCA) 0,1% (w/v).
d. Diambil 1,5 ml larutan disentrifugasi pada 15.000g selama 10 menit.
e. Diambil 0,5 ml supernatan ditambahkan ke 1,5 ml asam tiobarbiturat (TBA) 0,5%
dalam TCA 20%.
f. Campuran dikocok lalu diikubasi di dalam water bath dengan suhu 90oC selama
20 menit. Tabung reaksi dimasukkan ke dalam gelas beaker yang berisi es.
g. Setelah dingin, disentrifugasi pada 10.000g selama 5 menit.
h. Supernatan dimasukkan ke kuvet lalu diukur absorbansinya dengan Spectronic
21D pada panjang gelombang 532 nm dan pada 600 nm. MDA dihitung
menggunakan koefisien absorbsi 155 mM-1cm -1. Sebagai blangko adalah TCA
0,1%
i. Kandungan MDA dihitung dengan rumus :
((selisih absorban 532 dan 600 nm)/155 mM -1cm -1 x 106
Berat segar daun
6. Antioksidan Enzimatik: Kandungan Peroksidase (POD) (metode: Sigma Aldrich)
Alat Bahan
Centrifuge Nitrogen Cair
Centritube Buffer fosfat pH 7
Micropipet H2O2
Spektrofotometer pyrogallol
Langkah Kerja
a. Menimbang sampel tanaman seberat 0.5 gram
b. Menggerus sampel tanaman menggunakan nitrogen cair kemudian
memasukkannya kedalam centritube
c. Menambahkan 1.5 ml Buffer fosfat pH 7, mendiamkannya selama beberapa
menit
d. Mengambil ekstrak sebanyak sebanyak 0,1 ml kemudian menambahkan larutan
H2O2 ke dalam ekstrak
e. Menambahkan pyrogallol kedalam ekstrak
f. Mengukur perubahan absorbansi menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 420 nm selama 1,5 menit setiap 20 detik.
g. Perhitungan kandungan enzim POD adalah sebagai berikut :
Peroksidase (POD) = ΔA420nm/20 sec Sample - ΔA420nm/20 sec Blangko (3) (FP)
(12) (10)
Antioksidan enzimatik: Peroksidase (POD)
Alat Bahan
Centrifuge Nitrogen Cair
Centritube Buffer fosfat pH 7
Micropipet H2O2
Spektrofotometer Pyrogallol
Aquabidest
Buffer potassium fosfat pH 6
Langkah Kerja
a. Menimbang sampel tanaman seberat 0.5 gram
b. Menggerus sampel tanaman menggunakan nitrogen cair kemudian
memasukkannya kedalam centritube
c. Menambahkan 0.5 ml Buffer fosfat pH 7, mendiamkannya selama beberapa
menit/di centrifuge
d. Mengambil ekstrak sebanyak sebanyak 0,1 ml kemudian menambahkan larutan
H2O2 sebanyak 0.08 mL, aquabisest 1 ml, dan potassium fosfat buffer pH 6
e. Menambahkan pyrogallol sebanyak 0.16 ml
f. Mengukur perubahan absorbansi menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 420 nm selama 1,5 menit setiap 30 detik
g. Perhitungan kandungan enzim POD adalah sebagai berikut :
Peroksidase (POD) = ΔA420nm/20 sec Sample - ΔA420nm/20 sec Blangko (3) (FP)
(12) (10)
7. Fenolik total (antioksidan non enzimatik)
Senyawa phenolic beraksi sebagai agen pereduksi, penangkap radikal bebas,
pemberi hidrogen, peredam singlet oxygen, dan potensial sebagai pengkhelat logam.
Alat Bahan
Oven Folin-ciocalteu
Timbangan Na2CO3 7%
Mortar Aquabidest
Spektrofotometer
Langkah Kerja
a. Sampel tanaman dioven selama 48 jam pada suhu 40oC
b. Menimbang sebanyak 50 mg (0,05g), kemudian menghaluskan sampel dengan
mortar lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi
c. Menambahkan 0,4 ml Folin-ciocalteu kemudian dibiarkan selama 5-8 menit
d. Menambahkan 4 ml Na2CO3 7% dan menyaringnya dengan kertas saring
e. Campuran dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml lalu menambahkan aqua
bidestilata sampai batas tanda 10 mL, kemudian endiamkan selama 2 jam
f. Ekstrak dimasukkan kedalam kuvet untuk dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 765 nm menggunakan spektrofotometer. Sebagai blangko digunakan
aquabidestilata.
g. Kandungan fenolik total dihitung menggunakan persamaan dari kurva standar
fenolik total yang diketahui konsentrasinya. Kurva standar fenolik total ditentukan
dengan cara disiapkan fenol murni sebagai standar dalam berbagai konsentrasi.
Disiapkan larutan stok fenol 1000 ppm kemudian diencerkan menjadi beberapa
konsentrasi tertentu lalu dibaca absorbansinya dengan spectronic 21D pada panjang
gelombang 765 nm.
8. Fitohormon: Asam Absisat
Alat Bahan
Tabung reaksi Methanol
HPLC H3PO4 (6..8 mM)
BHT
NaHCO3
Penentuan kadar asam absisat pada daun mengikuti prosedur Yokota et al.
(1994). Pada penentuan ini digunakan larutan standar yaitu dengan menimbang 0,002
gram asam absisat dan dimasukkan dalam labu ukur 5 ml, kemudian ditambahkan
dengan eluent sampai tanda. Standar stok adalah 40 ppm dari larutan standar ini
kemudian dibuat campuran baku asam absisat dengan konsentrasi 12.5 ; 25; 50; 100;
250, dan 1000 ppm. Daun yang diukur kandunga asam absisatnya ditimbang kira-kira 1
gram kemudian di potong-potong halus. Setelah dipotong halus kemudian ditambahkan
25 ml methanol yang telah dicampur dengan 6.8 mM H3PO4 dengan perbandingan 50:50.
Pada methanol dilarutkan 25 mg BHT/500 ml. pH dicek dan ditetapkan menjadi 8.5
dengan menambahkan 1 M NaHCO 3. Larutan dirotavor pada suhu 350 0C sehingga
tinggal fase cair. Fase larutan dimurnikan dengan kolom seppak C18, kemudian
ditambahkan menjadi 10 atau 25 ml dengan fase gerak dan disaring dengan millex 0.45
mikromol. Larutan siap diinjeksikan ke HPLC.
9. Relative electrolyte leakage (REL)
Langkah Kerja
a. Jaringan daun diiris setebal 5,0 ±0,2 mm, diletakkan di tabung glas (Opticlear;
KIMBLE, Vineland, New Jersey, USA) berisi 10 mL air deionized.
b. Gelas tabung disumbat dan disimpan dalam ruangan dengan temperatur (25ºC)
selama 15 menit. Electrical conductivity (EC 0) awal diukur menggunakan
ECmeter.
c. Jaringan daun kemudian diinkubasi pada rak berisi air dengan suhu 100ºC
selama 15 min, dan didinginkan hingga 25ºC kemudian diukur EC akhir (EC 1).
d. Nilai REL kemudian dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Electrolyte Leakage (%) = EC 1 X 100 %
EC0