Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS INDIVIDU

TANAMAN
• Tahapan pertumbuhan individu

1. biji (bahan awal) kecambah


tanaman muda tanaman dewasa
panen biji
2. Bahan lain kecambah
tanaman muda tanaman dewasa
panen bahan lain
• Tujuan awal APT :

menaksir produksi fotosintesis bersih tanaman

Pengetahuan proses Pertumbuhan Tanaman

Analisis pertumbuhan tanaman

prediksi keragaan hasil tanaman dari segi pertumbuhan tanaman


Data primer

• APT :
mengidentifikasi faktor pertumbuhan utama yang mengendalikan
dan membatasi hasil informasi sehingga informasi ini dapat
digunakan untuk memperbaiki hasil tanaman pada lingkungan
tertentu atau adaptasi pada beberapa lingkungan
Tujuan akhir APT :
Mendapatkan cara, baik melalui pendekatan tanaman
maupun lingkungan untuk mengatasi faktor pembatas
hasil dalam pertumbuhan tanaman.

Keuntungan APT:
 Data primer dapat diperoleh dengan alat sederhana.
 Data primer mencerminkan karakteristik
pertumbuhan secara utuh sehingga hasil optimum
APT perlu untuk percobaan-percobaan :

a. Pertumbuhan dan hasil tanaman sebagai


cermin dari sifat-sifat genotipe atau faktor
internal
b. Pertumbuhan sebagai hasil dari akibat
pengaruh faktor lingkungan
A. Pembagian Biomas

1. Koefisien Pembagian (Kh)


Konsep dasar ialah hasil tanaman
berhubungan dengan biomas

Konsep pembagian : perbandingan antara


hasil (biomas) bagian tanaman dengan
biomas total tanaman petunjuk tipe
ideal pertumbuhan tanaman
Pertumbuhan biomas distribusi Hasil

kh = ∆Q/∆W Q = kh (W-W0 )
Q = khW– M, dmn M = kh. Wo
Dmn : Q = hasil
W = produksi biomassa
Wo = biomas minimal untuk membentuk bagian
vegetatif
Wo konstan untuk umur panen tetap
kh = konstan untuk perubahan biomas
kh = berubah jika lingkungan berubah, karena
hormon dan varietas (faktor genetik)
Kh = ESPR (Efficiency of storage root
product pada tanaman ubi)
2. Indeks panen

Perbandingan antara hasil ekonomis tanaman


dengan biomas total
Hubungan HI dengan kh
Q/W = kh (W-Wo)/W
HI = kh(1-W/Wo) , M= kh.Wo
HI = kh- M.(1/W)
Asumsi : seluruh produk Biomas adalah
kesatuan untuk membentuk hasil
Kapasitas lubuk/sink capacity

Tanah /Lingk Tanaman

Fotosintat sumber kapasitas

Organ fotosintat organ reprodutif Organ penunjang


(ukuran/jumlah (jumlah malai & (batang/akar)
Daun) ukuran biji)
kapasitas lubuk
• Distribusi bahan fotosintat tergantung pada masa, volume dan
kecepatan alirannya
• Hormon
• Peningkatan hasil/tanaman/satuan penambahan produk biomas
tergantung pada Kh dan kapasitas lubuk terutama ruang lubuk
yang masih tersedia untuk penimbunan fotosintat (muatan
lubuk = G)
• Qa = Qm – Q
Q = kapasitas lubuk yang sudah terisi (berat biji pada
saat tertentu)
Qm = kapasitas lubuk maksimal atau berat biji saat masak
fisiologis pada kondisi optimal
Qa = muatan lubuk aktual = 0 saat masak fisiologis
Q = Qm (1-ekf.wf ) Kf koefesien pembagian fotosintat
Kf = In (Q-Qm – 1 ) -/W
W kemampuan tanaman untuk menghasilkan karbohidrat
Kf sifat alokasi biomas ke bagian yang dipanen
Qm kapasitas lubuk maksimal ukuran dan jumlah sel
awal pembungaan dan pengisian biji

Peningkatan produksi / hasil tanaman dapat dilakukan


dengan :
1. Peningkatan produksi biomas
2. Peningkatan kapasitas lubuk genetis
3. Peningkatan alokasi biomas bagian tanaman yang dipanen
fisiologis
B. Produksi Biomassa

• Tanaman membentuk biomassa selama


pertumbuhannya/selama masa tertentu dan
digunakan untuk membentuk bagian tubuhnya
• Biomassa dibentuk selain dari reduksi CO2 / hasil
fotosintesis dan unsur hara
• Produksi biomassa mengakibatkan pertambahan
berat yang diikuti dengan pertambahan ukuran
• Tidak semua bagian tanaman mengalami pertambahan
berat /ukuran yang sama pada waktu yang sama.
• Biomassa total merupakan parameter yang baik untuk
digunakan
1. Laju Produksi BK (Growth Rate/GR)
GR = W2 – W1( g/hari)
T2 – T1
percobaan sekali panen
W1 = 0
W2 = berat tanaman pada waktu akhir
pertumbuhan vegetatif
T1 = saat pengamatan pertama
T2 = saat pengamatan kedua
2. LPA
 Proses pembentukan hasil diasumsikan tergantung
pada Kh ke bagian yang bernilai ekonomis dan produksi
biomassa.

 Laju Pertumbuhan Absolut (LPA)= produksi biomas per


satuan waktu (indikator laju pembentukan biomas)

 LPA rata – rata = G = (W2 – W1 ) / (T2 – T1)


 Pada saat T1 = To saat awal pertumbuhan maka
Wt = Wo + G.T
soal :
1. Hitung LPA atau G dari tanaman dengan umur 7,14
dan 21 dengan biomas masing – masing 160, 230
dan 335g.
2. Hitung biomas tanaman umur 20 hst dengan berat
awal 125 dan 150g yang laju pertumbuhannya 0,20
dan 0,25 g/hari
c. Laju Pertumbuhan Relatif (LPR) Relative Growth
Rate (RGR):

 Laju pertumbuhan tanaman per berat kering asal


 Pertumbuhan vegetatif /setelah perkecambahan
 Percobaan di rumah kaca
Produksi biomas ditentukan oleh :
1. Jangka waktu pembentukan (T)
2. Ukuran modal (Wo)
3. LPR ditentukan oleh sifat genetik (I) dan
lingkungan (E)
I. LPR konstan (waktu relatif pendek)

LPR =dW/Dt . 1/W LPR = InW2 – InW1 / (T2 – T1)


II. LPR tidak konstan (waktu relatif panjang)
Dengan mengetahui nilai LPR maka produk
biomas tertentu dapat diperkirakan :
Wt = Wo . e LPR(T2-T1)
In Wt = In Wo + LPR.t

Nilai LPR tergantung pada :


1. Pengaruh lingkungan
2. Spesies tanaman (misal tanaman C3 dan C4)
soal 3 :
Jika pada umur 20 dan 25 hari setelah tanam, tanaman A
mempunyai berat kering secara berturut-turut 15 dan 45 g,
dan tanaman B 22 dan 54 g. Tanaman manakah yang lebih
efisien dalam pembentukan bahan kering (biomassa)
perastuan biomassa (modal) awal, dan apakah faktor yang
menyebabkan perbedaan biomassa dantara kedua tanaman
tersebut.
Soal 4.
Apabila kedua tanaman diatas mempunyai harga LPR sampai
umur 40 hari, bagaimanakah perbedaan berat kering total
tanaman diantara keduanya dan berikan penjelasan mengapa
keadaan demikian terjadi?
d. Laju Tumbuh Pertanaman (Crop Growth Rate/CGR )

 Menggambarkan kemampuan tanah menghasilkan


biomassa
 Dihitung berdasarkan BK total persatuan waktu

CGR = 1 x dw = w
GA dt GA x T

CGR : w2 - w1 x 1
T2 – T1 GA

GA = Luas tanah (Ground Area)


F. Laju Asimilasi Bersih (NAR= Net Assimilation Rate)
 Menunjukkan laju peningkatan BK total tanaman
perunit luas daun dimana BK dibentuk
 Seberapa jauh efisiensi fotosintesa yang
dilakukan daun-daun untuk membentuk organ
tanaman
NAR = 1 x dw (g/cm2/hari)
LA dt
Dimana
dw : pertambahan BK total
dt : kurun waktu dimana pertambahan BK
tersebut terjadi
LA : Luas daun
Bila terdapat hubungan linier antara W dan LA,
artinya pertambahan BK sebanding degan
meningkatnya luas daun :

NAR : W2 – W1 . ln LA2- lnLA1


LA2- LA1 T2-T1
G. HARGA SATUAN DAUN (HSD)/ULR/E
Menjelaskan tentang peran daun sebagai bagian
tanaman yang menghasilkan bahan untuk
meningkatkan biomas .

Kemampuan daun penambahan biomas


melalui
1. Satuan luas daun yang menghasilkan
fotosintat tergantung reduktivitas daun
dan tingkat pertukaran CO2
2. Luas daun total
Model HSD
1. HSD Konstan
pada lingkungan (ruangan tumbuh terkontrol) dan dalam
waktu yang singkat

HSD : W 2 – W1
LD‘(T2-T1)

a. HSD Linier : LD meningkat secara linier dgn waktu


2 (W2 – W1)
(LD1+ LD2)(T2-T1)
b. Luas Daun meningkat secara eksponensial
Dimana LD meningkat secara eksponensial dengan waktu, terjadi pada
awal pertumbuhan

HSD = (W2 – W1) (ln LD2 – ln LD1)

(T2 – T1)(LD2 – LD1)

Contoh:
Suatu kumpulan tanaman jagung yang tumbuh dalam suatu kamar tumbuh
dimana beberapa faktor lingkungan terkontrol dan dibuat konstan selama
petumbuhan tanaman . Jika tanaman tersebut pada umur 21,27,35.42 dan
49 hari mempunyai luas daun berturut – turut 32,88,164,412 dan 856 cm 2
pertanaman, dan BK total 0,26;0,94; 3,24,9,48 dan 18,05 g pertanaman.
Hitunglah HSDnya.

Cara mengerjakan hitung dengan ke dua rumus, selanjutnya hitung


nisbah degan membanddingkan linier dengan eksponensial
2.HSD Tidak Konstan
Terjadi pada lingkungan yang alamiah
Lingkungan fluktuatif dalam waktu yang relatif singkat
a. LD konstan
HSD’ = (W2-W1)
LD(T2-T1)
Hubungan W dengan LD linier
HSD’ = (W2-W1) (ln LD2-lnLD1)
(LD2-LD1)(T2-T1)
Hubungan W dengan LD kuadratik

HSD’ = 2(W2-W1)
(T2-T1 )(LD2 +LD1)
HSD tidak tepat disebut dengan NAR
(net assimilation rate) :
karena biomas tidak hanya ditentukan oleh
jumlah CO2 yang diubah menjadi
karbohidrat tetapi juga ada konstribusi
dari penyerapan unsur hara.
Contoh :
Hitunglah harga satuan dari suatu kumpulan
tanaman jagung yangtumbuh dilapangan.
Tanaman yang diamati pada umur 15,20,25,30
dan 35 hari mempunyai luas daun secara
beturut-turut 30,76,172,430 dan 839cm2
tanaman-1dan BK total
0,40;0,82;2,74;6,21;16,36 g tanaman-1

Cara mengerjakan hitung dengan ke dua


rumus, selanjutnya hitung nisbah degan
membanddingkan linier dengan kuadratik
Karakteristik Daun

• Karakteristik daun berhubungan dengan fotosintesis


meliputi sifat intersepsi dan konversi cahaya serta
penyerapan dan reduksi CO2
• Sifat tersebut berubah dengan umur tanaman atau
perbedaana lingkungan atau perlakuan
• Perubahan sifat akan menyebabkan perubahan dalam
kemampuan daun menghasilkan fotosintat
a. Kurun Luas daun

menunjukkan sampai berapa lama suatu daun


atau luasan tertentu masih dapat berfungsi
LAD = LA2 – LA1 . (T2-T1)
ln LA2 – ln LA1
Dimana :
LA2 dan LA1 : luas daun pada waktu T2 dan T1
b. Nisbah Luas Daun (LAR)

menyatakan suatu luasan daun tertentu untuk


membentuk tanaman secara keseluruhan .

LAR : LA2 – LA1. ln W2-lnW1


W2-W1 ln LA2-LA1
Dimana :
LA2,LA1,W2 dan W1, masing-masing luas daun dan
BK total (W) pada saat pengamatan T2 dan T1
c. Luas Daun spesifik (SLA)
Menggambarkan tebal tipisnya helai daun

SLA : LA (cm2/g)
WL
Dimana :
WL : Berat kering pada luasan daun
tersebut
Nisbah Berat Daun

• NBD = BD/W

• NBD = Nisbag Berat Daun


• BD = Berat Daun
• W = BK Total Tanaman

• Pada awal pertumbuhan NBD tinggi dan kemudian meningkat


sedikit demi sedikit sesuai dengan umur tanaman dan
akhirnya menurun dengan laju yang mula mula rendah
kemudian cepat.
•Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai