Anda di halaman 1dari 2

Filosofis!

Pupuk Berimbang
dkptph.tanggamus.go.id/filosofis-pupuk-berimbang

By Bidang Penyuluhan Pertanian

Tanggamus – keseimbangan hara didalam tanah sehingga tercapai kondisi favorable atau
kondusif untuk pertumbuhan tanaman. “Intinya berikan pupuk seperlunya saja, Jangan
berlebihan” tegas Prof Dedi.

Prinsip pupuk berimbang, adalah menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman, jenis


tanaman, status hara dalam tanah dan targetan produksi yang akan dicapai.  “Bila
berlebihan itu pemborosan dan akan merusak tanah dan tanaman,” ujar alumni Jurusan
Tanah IPB ini.

Akibat pupuk berlebihan yaitu tanaman mudah roboh, terserang hama-penyakit, tidak
efesiensi dan mencemari lingkungan. Namun Terhitung tahun 2021, banyak perubahan
tentang kebijakan dalam pengelolaan pupuk bersubsidi mulai dari jenis Pupuk, penerapan
aplikasi E-RDKK hingga perubahan harga pupuk.

Pembenahan pengelolan ini membuat sedikit banyak pergolakan di tingkat petani, terutama
harga pupuk bersubsidi yang dinilai makin tinggi. Menanggapi hal tersebut, Kementerian
Pertanian RI gencar mensosialisasikan “bijaksana dalam penggunaan pupuk” yaitu
penerapan pupuk berimbang.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian


(BPPSDMP) Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M,Agr.,  diberbagai kesempatan dan pelatihan
selalu menggaungkan penerapan pupuk berimbang. Tak terkecuali dalam acara Training Of
Facilitator (TOF) BPP Kostratani yang digelar di Pusat Pelatihan Manajemen dan
Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor selama 4 hari (29/4 – 2/5). Bahkan tema
besarnya kegiatan ini adalah “Pemupukan Berimbang Tingkatkan Produktivitas dan Daya
Saing Pertanian”.

Pupuk berimbang adalah pemberian sejumlah pupuk yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman dan kesuburan tanah agar terjadi bila menerapkan keberimbangan maka
dihasilkan produktivitas, mutu hasil, kesuburan tanah dan keuntungan ekonomis dan
ekologis akan meningkat.

Dengan suara lantang, jebolan Universitas Hokkaido Jepang ini menambahkan setelah
penerapan pupuk berimbang, kunci 5 (lima) tepat pemupukan juga poin utama keberhasilan.
“Tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tepat bentuk atau formula,” tegasnya
sesekali terbatuk.

Prinsip tepat jenis yaitu pemupukan harus tepat dalam menenentukan jenis pupuk yang
dibutuhkan.

Tepat dosis yaitu sesuai dengan status hara, kebutuhan tanaman dan target hasil yang mau
dicapai.

Tepat waktu adalah pada saat pemberian pupuk disesuaikan kapan tanaman tersebut
membutuhkan asupan lebih unsur hara dalam jumlah yang banyak.

Tepat bentuk atau formula bermaksud bentuk atau formula pupuk sesuai dengan kondisi
tanah dan kebutuhan tanaman. Prinsip ke lima adalah tepat cara yaitu saat pemupukan
harus dengan cara yang benar.
Untuk mempertajam peranan pemupukan, dalam TOF ini  disajikan materi dengan tema
kesuburan atau kesehatan tanah. Dengan pemateri dari Polbangtan dan Balittanah
mengupas Pengenalan kesuburan tanah pertanian, pengelolaan hara lahan sawah,
pengelolaan haran lahan kering, teknologi konsevasi tanah dan air, pengelolaan bahan
organik, MOL dan pupuk organic, pengenalan kualitas pupuk anorganic dan organic, dan
pengujian kesuburan tanah dan kualitas pupuk anorganic dengan alat Perangkat Uji Tanah
sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Pupuk (PUP).

Bayu Adirianto, S.Hut, M.Si salah satu pemateri menekankan sebelum dilakukan
pemupukan kondisi keasaman tanah wajib dipertimbangkan. “Karena saat kondisi asam,
netral dan basa komposisi unsur hara di dalam tanah akan berbeda,  saat asam didominasi
unsur besi dan saat basa didominasi unsur mangan, ini racun bagi tanaman bila jumlahnya
berlebih,” terang Baru.

Sedangkan pemateri lain, Silvia Nora, SP, MP, menyampaikan unsur yang paling rawan di
dalam tanah adalah unsur fospat. “Unsur ini seperti bidadari yang menjadi rebutan unsur
logam, saat masam akan diikat oleh besi dan saat basa akan dijerat oleh mangan dan
boron. Jadi wajib kita netralkan tanah agar unsur fospat ini selalu tersedia,” ujar wanita
Dosen Polbangtan kelahiran Sumutera Utara ini.

Dan semua pemateri sepakat bahwa untuk meningkatkat produksi tanaman,zzz hal yang
paling utama menciptakan kesehatan tanah, terutama dengan penggunaan pupuk organik,
mikro organisme lokal, pupuk kompos, dan pupuk hayati.

Menurut kepala BPPSDMP, Kesehatan tanah, Ini paling utama ciptakan tanah yang sehat
dulu, baru kegiatan budidaya bisa dilakukan terutama pemupukan.”

“Inilah filosopi pemupukan, “tanah yang sehat”, akan menghasilkan pertumbuhan tanaman
yang sehat, produksi atau hasil yang sehat, manusianya sehat dan tercipta negara yang
kuat,

tegas Prof. Dedi.

Aamiin!

Roni Sepriyono, SP. Penyuluh Pertanian Pertama

Anda mungkin juga menyukai