Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sains Pertanian Equator ISSN 2964-562X

URL:https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jspp DOI:http://dx.doi.org/10.26418/jspe.v13i1.70718
Copyright © 2024 Universitas Tanjungpura

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HAYATI DAN PUPUK


KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
KEDELAI EDAMAME
PADA TANAH ALUVIAL

Adrian Habilene1,4, Setia Budi2, Tatang Abdurrahman3


1,2,3
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura Jalan Prof. Hadari Nawawi Pontianak
4
Email : adrianrepz@student.untan.ac.id

ABSTRAK
Kedelai edamame merupakan tanaman pangan yang memiliki nilai ekonomis di Indonesia. Pupuk
hayati adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme tanah yang berfungsi untuk menguraikan
bahan kimia yang sulit diserap menjadi bentuk yang mudah diserap oleh tanaman. Pupuk kotoran
ayam berfungsi sebagai bahan organik sumber energi bagi mikroorganisme yang dimiliki pupuk
hayati agar dapat menghasilkan unsur hara yang optimal bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui interaksi antara pemberian pupuk hayati dan pupuk kotoran ayam,
serta menganalisis peranan pupuk hayati dan dosis terbaik pupuk kotoran ayam terhadap
pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah aluvial. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu faktor pertama pupuk
hayati (H) : h0 = tanpa pemberian pupuk hayati, h1 = pemberian pupuk hayati dan faktor kedua
pupuk kotoran ayam (P) : p1 = 5 ton/ha, p2 = 10 ton/ha, p3 = 15 ton/ha, p4 = 20 ton/ha Masing-
masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali, setiap perlakuan terdapat 4 tanaman sampel
sehingga terdapat 96 tanaman. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah cabang, volume
akar, berat kering tanaman, jumlah polong segar per tanaman, jumlah polong isi, dan berat polong
segar per tanaman. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara pupuk
hayati dan pupuk kotoran ayam pada variabel jumla polong isi. Pemberian pupuk hayati dapat
meningkatkan jumlah polong isi dan berat polong isi. Pupuk kotoran ayam dosis 10 ton/ha
merupakan dosis terbaik dalam meningkatkan jumlah polong isi.
Kata Kunci : aluvial, edamame , pupuk hayati, kedelai, pupuk kotoran ayam

ABSTRACT
Edamame soybean is a food crop that has economic value in Indonesia. Biofertilizer is a fertilizer
that contains soil microorganisms that function to decompose chemicals that are difficult to absorb
into a form that is easily absorbed by plants. Chicken manure fertilizer serves as an organic
material source of energy for microorganisms owned by biofertilizers in order to produce optimal
nutrients for plant growth. This study aims to determine the interaction between the application of
biological fertilizers and chicken manure fertilizer, as well as to analyze the role of biological
fertilizers and the best dose of chicken manure fertilizer on the growth and yield of edamame
soybeans on alluvial soil. This study used a Factorial Completely Randomized Design (CRD)
consisting of 2 factors, namely the first factor of biofertilizer (H): h0 = without biofertilizer, h1 =

280
Jurnal Sains Pertanian Equator ISSN 2964-562X
URL:https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jspp DOI:http://dx.doi.org/10.26418/jspe.v13i1.70718
Copyright © 2024 Universitas Tanjungpura

biofertilizer and the second factor of chicken manure fertilizer (P): p1 = 5 tons/ha, p2 = 10 tons/ha,
p3 = 15 tons/ha, p4 = 20 tons/ha Each treatment combination was repeated 3 times, each treatment
had 4 sample plants so there were 96 plants. The variables observed were plant height, number of
branches, root volume, plant dry weight, number of fresh pods per plant, number of filled pods,
and weight of fresh pods per plant. Based on the results showed that there was an interaction
between biological fertilizer and chicken manure fertilizer on the variable number of filled pods.
The application of biological fertilizer can increase the number of filled pods and the weight of
filled pods. Chicken manure fertilizer at a dose of 10 tons/ha is the best dose in increasing the
number of filled pods.

Keywords: alluvial, edamame, biofertilizers, soybean, chicken manure

PENDAHULUAN
Kedelai edamame merupakan kedelai muda yang masih berada dalam polong dan dipanen
segar yang biasanya dikonsumsi dengan direbus atau dikukus dengan kulitnya. Kedelai edamame
memiliki peluang ekspor yang sangat luas di beberapa negara dan benua yaitu Jepang, Eropa,
Amerika Serikat, Australia, Uni Emirat Arab, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Kuwait,
Kanada dan Belanda. Ekspor edamame Indonesia pada tahun 2019 mencapai 6.790,7 ton,
mengalami kenaikan sebesar 10,5% dari tahun 2018 yang hanya mencapai 6.075,9 ton
(Kementerian Pertanian, 2020). Dari data tersebut peluang ekspor edamame sangat menjanjikan
dalam meningkatkan nilai ekonomi masyarakat Indonesia.
Salah satu tanah yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman kedelai edamame
adalah tanah aluvial. Kalimantan Barat memiliki potensi yang cukup besar dalam upaya
pengembangan tanaman yang didukung oleh tersedianya lahan aluvial. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik Kalimantan Barat (2019), luas wilayah tanah aluvial di Kalimantan Barat mencapai
1.793.771 ha.
Salah satu upaya dalam memperbaiki kondisi tanah aluvial adalah dengan pemberian pupuk
hayati dan bahan organik. Pupuk hayati merupakan pupuk yang mengandung mikroorganisme
hidup yang ketika diterapkan pada benih, permukaan tanah, atau tanah, akan mendiami rizosfer
atau bagian dalam tanaman dan mendorong pertumbuhan dengan meningkatkan pasokan nutrisi
utama dari tanaman. Mikroorganisme tersebut memiliki kemampun masing-masing. Diantaranya
dapat menambat nitrogen di udara seperti Azotobacter sp., mampu menguraikan phospat atau
kalium yang besar menjadi senyawa phospat dan kalium sederhana yang bisa diserap oleh tanaman
seperti Psedeumonas sp. dan Bacillus, mampu memproduksi zat pengatur tumbuh, dan mampu
memproduksi zat anti hama Psedeumonas sp. Ada pula mikroorganisme yang mampu menguraikan
bahan organik sehingga baik untuk mempercepat proses pengomposan seperti Chysthopaga sp.
(Miska, 2013).
Selain itu diperlukan Pupuk kotoran ayam sebagai bahan organik yang berfungsi untuk
memperbaiki struktur fisik dan biologi tanah, menaikan daya serap tanah terhadap air. Bahan
organik yang terdapat pada pupuk kotoran ayam dapat memberikan pengaruh terhadap sifat biologi
tanah, yaitu meningkatkan populasi keragaman mikroba tanah dan menyebabkan proses
dekomposisi meningkat, sehingga unsur hara dalam tanah menjadi tersedia bagi tanaman
Sulasmi,dkk (2020). Pupuk kotoran ayam juga dapat menjadi sumber energi hara bagi jasad
biologis tanah, terutama heterotrofik yang dapat meningkatkan jumlah dan aktivitas metabolik
organisme tanah dalam membantu dekomposisi bahan organik. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui interaksi antara pemberian pupuk hayati dan pupuk kotoran ayam, serta menganalisis

281
Jurnal Sains Pertanian Equator ISSN 2964-562X
URL:https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jspp DOI:http://dx.doi.org/10.26418/jspe.v13i1.70718
Copyright © 2024 Universitas Tanjungpura

peranan pupuk hayati dan dosis terbaik pupuk kotoran ayam terhadap pertumbuhan dan hasil
kedelai edamame pada tanah aluvial
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura
Pontianak. Waktu penelitian berlangsung dari bulan Januari – Maret 2023. Peralatan yang
digunakan dalam membantu penelitian ini antara lain: pisau, gelas ukur, timbangan analitik, oven,
dan pH meter. Bahan yamg digunakan dalam penelitian ini adalah benih edamame varietas Ryoko
75, tanah aluvial, pupuk hayati bioboost, dan pupuk kotoran ayam. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari yang terdiri dari 2 faktor yaitu faktor pertama
pupuk hayati : (h0) = tanpa pemberian pupuk hayati, h1 = pemberian pupuk hayati. Faktor kedua
yaitu pupuk kotoran ayam (p): p1 = 5 ton/ha, p2 = 10 ton/ha, p3 = 15 ton/ha, p4 = 20 ton/ha, dengan
3 ulangan yang masing-masing perlakuan terdapat 4 sampel tanaman sehingga jumlah sampel
perlakuan keseluruhan sebanyak 96 sampel tanaman. Variabel pengamatan yang diamati yaitu
tinggi tanaman, jumlah cabang, volume akar, berat kering tanaman, jumlah polong segar per
tanaman, jumlah polong isi, berat polong segar pertanaman.
Pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan tempat penelitian membersihkan area
penelitian, kemudian persiapan media tanam yaitu tanah aluvial yang digunakan sebanyak 10
kg/polybag dicampur dengan pupuk kotoran ayam sesuai dosis perlakuan. Kemudian tambahkan
kapur dolomit secara merata, pemberian kapur dolomit sesuai dengan perhitungan kebutuhan kapur
pada tanah aluvial yaitu 4 g/polybag. Selanjutnya semua bahan diaduk secara merata dan
dimasukkan ke dalam polybag, diinkubasi selama 2 minggu. Kemudian benih kedelai edamame
ditanam dengan cara ditugal dan diletakkan sebanyak 2 biji/lubang tanam. Kemudian perlakuan
pupuk hayati dosis anjuran diberikan pada umur 14 HST, 21 HST, 28 HST, dan 35 HST.
Pemeliharaan tanaman dimulai dari penyiangan gulma, pengendalian hama dengan
pemberian sibutox sampe tanaman umur 7 HST dan penyemprotan insektisida Alika diaplikasikan
sebanyak 2 kali seminggu. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari sebanyak
800 ml, kecuali jika terjadi hujan tidak dilakukan penyiraman. Kedelai edamame dipanen dalam
bentuk polong segar berwarna hijau. Kriteria panen segar memiliki ciri polong yang halus, warna
hijau tua, polong berisi penuh dengan 2-3 biji/polong. Proses pemanenan dilakukan dengan cara
memetik setiap polong yang sudah memenuhi kriteria panen yang dilakukan secara bertahap, dalam
tahapan ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada Umur 67 HST dan 74 HST.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara pupuk hayati dan pupuk
kotoran ayam terhadap variabel jumlah polong isi. Pada pemberian pupuk hayati berpengaruh nyata
terhadap jumlah polong segar per tanaman dan berat polong segar per tanaman. Pemberian pupuk
kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang umur 4 MST dan jumlah polong isi.
Hasil Uji BNJ 5 % pada Tabel 1 menunjukkan bahwa Jumlah Polong Isi Pertanaman pada
Perlakuan Pupuk Hayati dan pupuk kotoran ayam, tanpa pemberian pupuk hayati + 10 ton/ha
Pupuk Kotoran Ayam berbeda nyata dengan jumlah polong isi per tanaman tanpa pemberian pupuk
hayati + 5 ton/ha, 15 ton/ha, dan 20 ton/ha pupuk kotoran ayam, diberi pupuk hayati + Pupuk
kotoran ayam 15 ton /ha dan 20 ton/ha, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan diberi pupuk
hayati + dosis pupuk kotoran ayam 5 ton/ha dan 10 ton/ha. Jumlah polong isi per tanaman tertinggi

282
Jurnal Sains Pertanian Equator ISSN 2964-562X
URL:https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jspp DOI:http://dx.doi.org/10.26418/jspe.v13i1.70718
Copyright © 2024 Universitas Tanjungpura

dihasilkan oleh tanaman kedelai edamame tanpa pemberian pupuk hayati + pupuk kotoran ayam
dosis 10 ton/ha, yaitu 36,41 polong.
Tabel 1. Uji BNJ 5 % Pengaruh Interaksi Pemberian Pupuk Hayati dan Pupuk Kotoran Ayam
Terhadap Jumlah Polong Isi Per Tanaman
Dosis Pupuk Kotoran Ayam (ton/ha)
Pupuk Hayati
5 10 15 20
Tanpa Pupuk Hayati 26,78 c 36,41 a 31,32 b 30,50 b
Diberi Pupuk Hayati 34,17 ab 34,57 ab 28,71 bc 31,84 b
BNJ 5% = 3,44
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada
Uji BNJ 5 %
Tabel 2. Uji BNJ 5 % Pengaruh Pemberian Hayati Terhadap Jumlah Polong Segar Pertanaman dan
Berat Polong Segar Pertanaman

Pupuk Hayati Jumlah Polong Segar (buah) Berat Polong Isi (g)
Tanpa Pupuk Hayati 31,97 b 95,69 b
Diberi Pupuk Hayati 37,89 a 113,64 a
BNJ 5 % = 5,38 BNJ 5 % = 13,59
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada Uji BNJ 5 %
Hasil Uji BNJ 5 % pada Tabel 2 menunjukkan bahwa Jumlah Polong Segar Pertanaman
pada Perlakuan Diberi pupuk hayati berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk hayati.
Perlakuan Diberi pupuk hayati memberikan jumlah polong segar per tanaman tertinggi yaitu 37,89
polong, dibandingkan tanpa pemberian pupuk hayati yaitu 31,97 polong.
Hasil Uji BNJ 5 % pada Tabel 2 menunjukkan bahwa berat polong segar pertanaman pada
Perlakuan diberi pupuk hayati berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk hayati. Jumlah berat
polong segar pertanaman tertinggi dihasilkan oleh tanaman kedelai edamame dengan perlakuan
diberi pupuk hayati yaitu 113,64 polong, dibandingkan tanpa pemberian pupuk hayati yaitu 95,69
polong.
Tabel 3. Uji BNJ 5 % Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Ayam Terhadap Jumlah Cabang dan
Jumlah Polong Isi Per Tanaman
Dosis Pupuk Kotoran Ayam Jumlah Polong Isi
Jumlah Cabang 4 MST
(ton/ha) (buah)(polong)
5 7,04 b 30,47 b
10 7,63 b 35,49 a
15 9,00 a 30,02 b
20 8,18 ab 31,17 ab
BNJ 5 % = 1,15 BNJ 5 % = 4,65
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada Uji BNJ 5 %
Hasil Uji BNJ 5 % pada Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah cabang per tanaman umur 4
MST pada perlakuan pupuk kotoran ayam dosis 15 ton/ha berbeda nyata dengan dosis perlakuan

283
Jurnal Sains Pertanian Equator ISSN 2964-562X
URL:https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jspp DOI:http://dx.doi.org/10.26418/jspe.v13i1.70718
Copyright © 2024 Universitas Tanjungpura

pupuk hayati 5 ton/ha dan 10 ton/ha, namun berbeda tidak nyata dengan Dosis pupuk kotoran ayam
20 ton/ha. Dosis 15 ton/ha menghasilkan jumlah cabang terbanyak yaitu 9,00 cabang.
Hasil Uji BNJ 5 % pada Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah polong isi pertanaman pada
perlakuan pupuk kotoran ayam dosis 10 ton/ha berbeda nyata dengan pupuk Kotoran ayam dosis 5
dan 15 ton/ha, namun berbeda tidak nyata dengan pupuk kotoran ayam dosis 20 ton/ha. jumlah
polong isi tertinggi dihasilkan oleh tanaman kedelai edamame dengan dosis Pupuk Kotoran Ayam
10 ton/ha, yaitu 35,49 buah.

Volume Akar
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
0+5 0 + 10 0 + 15 0 + 20 20 + 5 20 + 10 20 + 15 20 + 20
ho dan h1

Gambar 1. Nila Rerata Volume Akar

Berdasarkan gambar 1 bahwa pemberian pupuk hayati dan pupuk kotoran ayam
menunjukkan bahwa nilai rerata volume akar. Volume akar tanaman berkisar antara 4,67 cm3 –
6,67 cm3

Berat Kering
12
10
8
6
4
2
0
0+5 0 + 10 0 + 15 0 + 20 20 + 5 20 + 10 20 + 15 20 + 20
ho dan h1

Gambar 2. Nilai Rerata Berat Kering

Berdasarkan gambar 2 bahwa pemberian pupuk hayati dan pupuk kotoran ayam
menunjukkan bahwa nilai rerata berat kering berkisar antara 7,62 g – 10,55 g.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pada Tabel ragam menunjukkan bahwa pada variabel jumlah polong isi
terjadi interaksi antara pupuk hayati dan pupuk kotoran ayam. Tabel 1 menunjukan bahwa
perlakuan tanpa pemberian pupuk hayati dan pupuk kotoran ayam dosis 10 ton/ha salah satu
perlakuan terbaik yang mampu menghasilkan jumlah polong sebanyak 36,41 polong, rata – rata

284
Jurnal Sains Pertanian Equator ISSN 2964-562X
URL:https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jspp DOI:http://dx.doi.org/10.26418/jspe.v13i1.70718
Copyright © 2024 Universitas Tanjungpura

jumlah polong yang dihasilkan berjumlah 26,78 – 36,41 polong yang sudah hampir sama dengan
deskripsi yaitu 33 – 38 polong pertanaman. Hal ini menunjukan bahwa perlakuan dengan hanya
pupuk kotoran ayam saja sudah cukup untuk kebutuhan edamame, tetapi dengan ditambahnya
pupuk hayati juga dapat meningkatkan jumlah polong pada dosis terendah pupuk hayati yaitu 5
ton/ha dengan jumlah polong 34,17 polong lebih besar dibandingkan tanpa pemberian pupuk hayati
yaitu 26,78 polong.
Pemberian pupuk hayati diduga dapat dalam menyumbangkan unsur hara K dan P yang
dibututhkan saat pembentukan polong dan biji pada kedelai edamame. Pada Tabel 2 pemberian
pupuk hayati memberikan hasil rerata tertinggi pada jumlah polong segar sebesar 37,89 polong dan
berat polong segar sebesar 113,64 g. Hal ini diduga bahwa pemberian pupuk hayati mampu
menyediakan unsur K dan meningkatkan aktivitas mikroba pelarut P dalam tanah sehingga dapat
mengurangi penggunaan pupuk NPK (Pambudi 2013), karena Unsur K dan P sangat berperan
dalam pembentukan bunga, polong hingga ke proses pengisian biji. Pupuk hayati yang digunakan
mengandung kelompok mikroorganisme seperti Azotobacter sp, Azospirillium sp, Bacillus sp,
Pseudomonas, dan Cytophaga sp. Menurut Ristiati (2017), kelompok bakteri tersebut mampu
memproduksi hormom pertumbuhan seperti IAA, kitenin dan giberelin. Mampu menambat hara N
dalam udara serta dapat melarutkan P yang terikat pada Ca, Al, dan Fe sehingga tersedia bagi
tanaman kedelai edamame untuk melangsungkan proses pertumbuhan
Pupuk kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah cabang dan jumlah
polong isi. Pada Tabel 3 pemberian pupuk kotoran ayam dosis 15 ton/ha pada variabel jumlah
cabang menghasilkan jumlah cabang terbanyak yaitu 9,00 cabang dan jumlah polong isi terbanyak
sebesar 35,49 pada dosis 10 ton/ha, menurut Susilo (2022) pupuk kotoran ayam dosis 10 ton/ha –
30 ton/ha memiliki keunggulan dalam perbedaan pertumbuhan dan hasil dibandingkan produksi
edamame tanpa perlakuan pupuk kotoran ayam, karena edamame yang menggunakan pupuk
kotoran ayam memiliki proses pertumbuhan yang baik pada saat pembentukan tunas cabang,
pembungaan, sampai pembentukan polong. Untuk variabel jumlah polong dosis pupuk kotoran
ayam 15 ton/ha mengalami penuruan hasil tetapi untuk dosis 20 ton/ha kembali naik, hal ini diduga
bahwa pemberian pupuk kotoran ayam sudah mencukupi kebutuhan tanaman.
Pupuk hayati dan pupuk kotoran ayam secara mandiri tidak berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman pada umur 2, 3, dan 4 MST, hal ini diduga bahwa pada fase vegetatif, tanaman lebih
membutuhkan unsur hara N yang tinggi di bandingkan unsur P dan K, kurangnya unsur hara N
pada masa vegetatif disebabkan unsur hara dari pupuk hayati baru tersedia saat tanaman berumur
2 MST. Fadwiwati dan Tahir (2013), menyatakan bahwa nitrogen termasuk hara makro yang
keberadaanya sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena nitrogen adalah hara esensial
yang berperan sebagai bahan penyusun asam-asam amino, protein, serta bahan penyusun
komponen inti sel.
Pupuk hayati dan pupuk kotoran ayam secara tunggal tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel volume akar. Pada variabel volume akar kurangnya unsur hara N dan P pada masa
vegetatif menjadi salah satu kendala dalam proses perkembangan akar, curah hujan menjadi salah
satu kendala yang menyebabkan tercucinya pupuk hayati sehingga perombakan terhadap bahan
organik menjadi berkurang yang menyebabkan kurangnya unsur N dan P dimasa vegetatif Sutejo
(2022) menyatakan bahwa hara P berperan dalam merangsang perkembangan akar dalam
membentuk sistem perakaran.
Berat kering tanaman merupakan indikator pertumbuhan yang sesungguhnya. Maryani
2012 menyatakan bahwa berat kering tanaman merupakan hasil dari asimilasi fotosintat yang
ditranslokasikan dari akar keseluruh bagian tanaman dan hasil dari pertambahan protoplasma

285
Jurnal Sains Pertanian Equator ISSN 2964-562X
URL:https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jspp DOI:http://dx.doi.org/10.26418/jspe.v13i1.70718
Copyright © 2024 Universitas Tanjungpura

karena bertambahnya ukuran dan jumlah sel. Hasil dari berat kering menunjukan tidak adanya
pengaruh nyata dari pemberian pupuk hayati dan pupuk kotoran ayam, hal ini karena kurangnya
unsur hara yang diserap oleh akar sehingga kurangnya nutrisi bagi tanaman pada masa vegetatif.
Curah hujan sebesar 323,3 mm/bulan pada bulan januari dengan jumlah hari hujan sebanyak 19
hari menyebabkan kurangnya proses fotosintesis sehingga fotosintat yang dihasilkan untuk
disalurkan ke bagian tanaman menjadi berkurang.
Berdasarkan syarat tumbuh tanaman kedelai edamame, faktor lingkungan selama penelitian
ini sudah mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai, hanya saja faktor curah
hujan yang cukup tinggi juga menghambat pertumbuhan pada awal penanaman sehingga
pemberian pupuk hayati kurang optimal diserap oleh tanaman yang menyebabkan kurangnya
nutrisi yang diperoleh tanaman pada masa vegetatif. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutomo
(2011), bahwa pertumbuhan terbaik tanaman kedelai edamame terjadi pada temperatur antara 25-
27o C, dengan penyinaran penuh (minimal 10 jam/hari) dengan kelembaban rata-rata mencapai
50%. Ramdhani, dkk., (2016) menjelaskan bahwa banyaknya jumlah polong per tanaman
ditentukan dari segi genetik, tetapi faktor lingkungan pun mempengaruhi dalam proses
pembentukan polong. Jika tidak terjadi curah hujan yang tinggi maka hasil produksi tanaman akan
menjadi baik.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpukan bahwa :
1. Terdapat interaksi antara pupuk hayati dengan pupuk kotoran ayam pada variabel jumlah
polong isi.
2. Pemberian pupuk hayati dapat meningkatkan jumlah polong segar dan berat polong segar
pertanaman.
3. Pemberian pupuk kotoran ayam dosis 10 ton/ha memberikan hasil tertinggi terhadap jumlah
polong isi.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. (2020). "Kalimantan Barat Dalam Angka 2020".
Pontianak: Badan Pusat Stastistik.
Fadwiwati, A.Y dan Tahir, A.G. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi dan
Pendapatan Usahatani Jagung di Provinsi Gorontalo. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pengkajian. 16 (2), 92- 101.
Kementerian pertanian Pertanian RI. 2020. Mentan SYL Ajak Pelaku Usaha Lipat Gandakan
Ekspor Edamame asal Jember. Akses 1 September 2022. [Berita
Online]:https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=4148.
Maryani. T. A. 2012. Pengaruh Volume Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit
Di Pembibitan Utama Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Jambi. Jurnal
ISSN:2302-6472. 64-74.
Miska. 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai Jenis dan Dosis Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena L.). Skripsi Pertanian Universitas
Jenderal Soedirman Purwokerto.

286
Jurnal Sains Pertanian Equator ISSN 2964-562X
URL:https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jspp DOI:http://dx.doi.org/10.26418/jspe.v13i1.70718
Copyright © 2024 Universitas Tanjungpura

Pambudi, Singgih. 2013. Budidaya dan Khasiat Kedelai Edamame Camilan Sehat dan Lezat Multi
Manfaat. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru.
Ramdhani, M., Silvina, dan Armaini. 2016. Pemberian Pupuk Kandang dan Volume Air Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Edamame (Glycine max (L) Merril). Jurnal Faperta 3 (1).
Ristiati, N., P. 2017. Mikrobiologi Terapan. Depok: Rajawali Pers.
Soewanto, H., A. Prasongko, dan Sumarno. 2016. Agribisnis Edamame Untuk Ekspor. Balai
Penelitian Pangan dan Umbi, Malang.
Susilo, Djoko E. h.,Saijo, dan Rosawanti, P. 2022. Produksi dan Efisiensi Agronomi Pupuk
Kandang AyamPada Tanaman Edamame di Tanah Gambut : Prosiding Seminar Nasional
Lingkungan Lahan Basah, (7)2, 125-132
Sutejo, M, M. 2002. Pupuk dan Cara Penggunaan. Rineka Cipta. Jakarta
Sutomo, 2011. Budidaya Tanaman Kedelai Edamame Unggul. http:/www.gerbang
Pertanian.com/2010/04/budidaya-tanaman-kedelaiunggul.htm.pdf diakses
Tanggal 1 mei 2023

287

Anda mungkin juga menyukai