Anda di halaman 1dari 9

Isian Substansi Proposal

SKEMA PENELITIAN DASAR


Petunjuk:Pengusul hanya diperkenankan mengisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk
pengisian dan tidak diperkenankan melakukan modifikasi template atau penghapusan di setiap bagian.

JUDUL
Tuliskan Judul Usulan
Pupuk Organik Cair Dari Bonggol Pisang, Cangkang Telur, Sebagai Alternatif Pengganti
Pupuk Anorganik Dengan Memanfaatkan Limbah Rumah Tangga Dan Limbah Pertanian
Ramah Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi.

RINGKASAN
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 300 kata yang berisi urgensi, tujuan, dan luaran yang
ditargetkan.
Indonesia Negara agraria, sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian
sebagai petani. Namun pada saat ini para petani dihadapkan dengan permasalahan harga pupuk
anorganik yang melambung tinggi, sehingga para petani mengalami kerugian dikarenakan
biaya produksi yang terlalu tinggi. Selain itu stok kebutuhan pupuk anorganik juga semakin
berkurang baik yang di subsidi oleh pemerintah maupun yang non subsidi Akhirnya pemerintah
mencanangkan “GO ORGANIK” sejak tahun 2014 dimaksudkan kebutuhan pupuk dengan
pemanfaatan bahan-bahan alam (sumber daya hayati) pupuk yang dikenal dengan sistem
pertanian organik yang ramah lingkungan.
Disamping itu Indonesia juga merupakan salah satu Negara yang dikenal sebagai
produsen pisang dunia.
Di Bojonegoro daerah pedesaan hampir semua warga menanam pohon pisang, karena
daerah Bojonegoro tanahnya cocok untuk budidaya pisang, tetapi masih banyak limbah dari
bonggol pisang yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan pupuk organik cair,
yang merupakan limbah pertanian. Sedangkan cangkang telur banyak dihasilkan dari limbah
rumah tangga terutama berasal dari resto dan pengusaha kue .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan pupuk organik
cair kombinasi dari limbah bonggol pisang dan cangkang telur ayam sebagai suatu produk
alternatif yang ramah lingkungan. Untuk mengetahui berapa dosis pemberian pupuk organik
cair yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman sawi. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Fakultas Sains dan Teknik Universitas Bojonegoro di Kabupaten Bojonegoro.
Luaran wajiib yang ditargetkan adalah Publikasi di jurnal Nasional Terakreditasi
Peringkat 1-6 dan luaran tambahan berupa Hak Cipta buku dalam bentuk buku Monograf.

KATA KUNCI
Kata kunci maksimal 5 kata
Pupuk_Organik_Cair; Bonggol_Pisang; Cangkang_Telur; Limbah_Rumah_Tangga;
Limbah_Pertanian.
PENDAHULUAN
Penelitian Dasar merupakan riset yang memuat temuan baru atau pengembangan ilmu
pengetahuan dari kegiatan riset yang terdiri dari tahapan penentuan asumsi dan dasar hukum
yang akan digunakan, formulasi konsep dan/ atau aplikasi formulasi dan pembuktian konsep
fungsi dan/ atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental.

Pendahuluan penelitian tidak lebih dari 1000 kata yang terdiri dari:
A. Latar belakang dan rumusan permasalahan yang akan diteliti
B. Pendekatan pemecahan masalah
C. State of the art dan kebaruan
D. Peta jalan (road map) penelitian 5 tahun kedepan (jika dalam bentuk konsorsium harus
dilengkapi dengan roadmap penelitian konsorsium)
E. Sitasi disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan,
mengikuti format Vancouver
Latar Belakang
Indonesia Negara agraria, sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai
petani. Namun pada saat ini para petani dihadapkan dengan permasalahan harga pupuk
anorganik yang melambung tinggi, sehingga para petani mengalami kerugian dikarenakan biaya
produksi yang terlalu tinggi. Selain itu stok kebutuhan pupuk anorganik juga semakin berkurang
baik yang di subsidi oleh pemerintah maupun yang non subsidi Akhirnya pemerintah
mencanangkan “GO ORGANIK” sejak tahun 2014 dimaksudkan kebutuhan pupuk dengan
pemanfaatan bahan-bahan alam (sumber daya hayati) pupuk yang dikenal dengan sistem
pertanian organik yang ramah lingkungan.
Disamping itu, Indonesia juga merupakan salah satu Negara yang dikenal sebagai produsen
pisang dunia. Indonesia telah memproduksi pisang sebanyak 6,20% dari total produksi dunia,
50% produksi pisang Asia berasal dari Indonesia. Sulawesi Selatan adalah pulau di luar pulau
Jawa penghasil pisang terbesar yaitu 183.853 ton (Suyanti dan Supriyadi, 2008).
Di Bojonegoro daerah pedesaan hampir semua warga menanam pohon pisang, karena
daerah Bojonegoro tanahnya cocok untuk budidaya pisang. Pohon pisang mudah
dikembangbiakan karena pohon pisang berkembangbiak dengan tunas. Tunas pohon pisang ini
tumbuh sendiri diantara pohon-pohon pisang yang sudah besar, namun disayangkan pohon
pisang ditebang setelah dipanen. Banyak terdapat bonggol pisang yang menumpuk tidak
dimanfaatkan Hal ini sangat memprihatinkan.
Menurut Sugiarti tahun 2011, seperti dikutip oleh Sribudiani dkk 2015, bahwa penggunaan
limbah menjadi salah satu metode alternatif yang berguna dalam menanggulangi dampak negatif
terhadap lingkungan dan memberikan hasil tambahan yang bernilai ekonomis. Dalam penelitian
ini pupuk organik cair dari bahan baku batang pisang atau bonggol pisang digunakan sebagai
bahan pertanian. Batang pisang atau bonggol pisang mengandung unsur-unsur penting yang
dibutuhkan tanaman seperti nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Tanaman yang tumbuhkan
pada medium yang ditambahkan pupuk organik dapat tumbuh menjadi lebih baik (Sribudiani
dkk, 2015).
Selain pupuk organik yang berasal dari limbah pertanian, cangkang telur juga merupakan
limbah rumah tangga. Dengan semaraknya resto dan home industri pembuatan kue maka limbah
cangkang telur pun melimpah ,
Perlu diketahui produksi telur unggas di Indonesia setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Pada tahun 2015 produksi telur unggas di Indonesia mencapai 1.795.711 ton
(Anonim, 2016). Sebesar 10% bagian telur merupakan cangkang telur (Mahreni et al., 2012),
sehingga dalam satu tahun jumlah cangkang telur unggas di seluruh Indonesia diperkirakan
mencapai 179.571 ton. Saat ini cangkang telur masih menjadi limbah yang berpotensi
menyebabkan polusi karena aktivitas mikroba dilingkungan.
Selain itu cangkang telur ayam memiliki potensi sebagai sumber kalsium, namun
pemanfaatannya saat ini belum optimal akibatnya banyak cangkang telur yang terbuang.
Dengan memadukan pupuk organik cair dari bonggol pisang /batang pisang dan cangkang
telur terhadap tanaman sayuran diharapkan akan jauh lebih baik pertumbuhan tanaman sayur,
terutama terhadap tanaman sawi (Brassica juncea, L.).
Berdasarkan Uraian di atas maka penelitian ini untuk menghasilkan pupuk cair dari limbah
batang pisang/bonggol pisang dengan menambahkan limbah cangkang telur ayam merupakan
hal yang sangat menarik untuk dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang pengolahan bonggol pohon pisang dan cangkang telur menjadi pupuk organik cair yang
ramah lingkungan, dan dibuat untuk peningkatan pertumbuhan tanaman sawi hijau. Penelitian
ini juga diharapkan dapat mengetahui dosis yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman sawi hijau.
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diketahui rumusan masalah pada penelitian ini
sebagai berikut:
a. Bagaimana cara pembuatan pupuk organik cair kombinasi dari limbah bonggol
batang pisang dan cangkang telur ayam sebagai suatu produk alternatif yang ramah
lingkungan.
b. Berapa dosis pemberian pupuk organik cair paling baik untuk pertumbuhan tanaman
sawi hijau.
Diagram Pendekatan Pemecahan Masalah .
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan sebelum nya adalah:
Tabel 2.1. Hasil penelitian yang relevan
No Penelitian Hasil Referensi
1 Pertumbuhan Tinggi Tanaman Menunjukkan pupuk organik Maryono, dkk
Sawi Hijau Melalui Pemberian bahan Apu-Apu pada dosis 450
2019
Campuran Media Tanam Berbahan gram merupakan dosis yang
Apu-Apu paling baik atau optimal dalam
meningkatkan pertumbuhan
tinggi tanaman sawi hijau.
2 Pengaruh Pupuk Organik Cair Terdapat perbedaan pengaruh Fitriani L, dkk
Batang Pisang Kepok Terhadap pemberian pupuk organik cair 2019
Pertumbuhan Dan Produktivitas batang pisang kepok terhadap
Tiga jenis Tanaman Sawi parameter tinggi, jumlah daun,
berat basah terhadap tiga jenis
tanaman sawi.
3 Pemanfaatan Air Sisa Cucian Beras Penggunaan air sisa cucian Jovanka .N,
Dan Cangkang Telur Sebagai beras dan cangkang telur Sandra E.
Pupuk Organik Cair Untuk sebagai pupuk organik cair 2020
Pertumbuhan sawi Hijau (Brassica sangat baik digunakan untuk
Juncea) meningkatkan jumlah produksi
tanaman sawi.

Penelitian Maryono, dkk(2019) pemberian campuran media tanaman berbahan Apu –


Apu dengan pemberian dosis yang berbeda dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman
sawi hijau, sedangkan pada penelitian ini menggunakan pupuk organik cair kombinasi bonggol
pisang dengan cangkang kulit telur ayam.
Penelitian Fitriani L, dkk (2019) Terdapat perbedaan pengaruh pemberian pupuk organik
cair batang pisang kepok terhadap parameter tinggi, jumlah daun, berat basah terhadap tiga jenis
tanaman sawi, sedangkan penelitian ini menggunakan pupuk organik cair kombinasi bonggol
pisang dengan cangkang kulit telur ayam terhadap parameter tinggi, jumlah daun terhadap satu
jenis tanaman sawi.
Penelitian Jovanka .N, Sandra E.(2020) Penggunaan air sisa cucian beras dan cangkang
telur sebagai pupuk organik cair sangat baik digunakan untuk meningkatkan jumlah produksi
tanaman sawi, sedangkan pada penelitian ini menggunakan pupuk organik cair kombinasi
bonggol pisang dengan cangkang telur ayam.
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu adalah pembuatan pupuk
organik cair menggunakan kombinasi bonggol pisang dengan cangkang telur .

METODA
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 1000
kata. Bagian ini dapat dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa
yang sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format
diagram alir dapat berupa file JPG/PNG. Metode penelitian harus dibuat secara utuh dengan
penahapan yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator
capaian yang ditargetkan yang tercermin dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Jenis Penelitian
Penelitian ini digunakan metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu Pupuk organik cair kombinasi bonggol batang pisang
kepok dan cangkang telur ayam dengan 4 kelompok perlakuan (4 konsentrasi pemberian
pupuk cair) dan 6 pengulangan, Total tanaman pengamatan ada 24 tanaman. Adapun
perlakuannya adalah: kontrol (tanpa pemberian POC), POC konsentrasi 10% /polybag, POC
konsentrasi 20%/polybag, dan POC konsentrasi 30%/polybag.
Sebelum diaplikasikan pupuk organik cair ini terlebih dahulu diencerkan dengan air
sumur Pemberian pupuk organik cair kombinasi cangkang telur ayam dan bonggol pohon
pisang dilakukan 1 hari sekali pada sore hari selama 30 hari. Berikut adalah tabel 3.1.
pengenceran pupuk:
Tabel Pengenceran pupuk organik cair kombinasi cangkang telur dan bonggol pohon pisang
Pupuk organik cair kombinasi cangkang telur dan
Air sumur (ml) Konsentrasi (%)
bonggol batang pisang (ml)
100 900 10
200 800 20
300 700 30

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Sains dan Teknik Universitas
Bojonegoro di Kabupaten Bojonegoro tahun 2023 dan penelitian ini dilakukan selama 1 tahun
, mulai bulan Maret sampai dengan bulan Desember 2023.
Peralatan dan bahan penelitian
A. Peralatan
1. Gelas ukur plastik 1000 ml
2. Dua ember cat besar
3. 1 karung glansing ukuran sedang
4. 1 Pisau ukuran sedang
5. 2 Gembor plastik
6. 1 corong plastik
7. 4 ember cat ukuran kecil
8. 1 Baki plastik
9. Penggaris mika 3 buah
10. Benang klos
11. Saringan besar
12. 1 Cetok
B. Bahan
1. 2 kg Bonggol pisang
2. 1kg cangkang telur ayam
3. 2 liter air cucian beras (Leri)
4. 1 liter gula tetes
5. 1 pak Benih sawi hijau
6. Tanah
Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahapan yaitu persiapan media tanam dan
polybag, persiapan bibit tanaman dan penanaman, pembuatan pupuk organik cair kombinasi
bonggol pisang kepok dan cangkang telur ayam , perlakuan, pemupukan, pemeliharaan, dan
pengambilan data. Berikut adalah tahapan yang dilakukan penelitian:
1. Persiapan media tanam dan polybag
Wadah tanam digunakan dalam penelitian adalah polybag berukuran 35 cm x 35
cm. Media tanam yang digunakan dalam penelitian adalah tanah gembur dengan
masing-masing polybag sebanyak 10 kg tanah gembur.
2. Persiapan tanaman dan penanaman sawi hijau (Brassica Juncea L)
Benih yang digunakan merupakan benih sawi hijau (Brassica Juncea L). Sebelum
melakukan penelitian, benih sawi hijau disemai dulu. Benih sawi hijau direndam air
hangat 10 menit , setelah itu ditabur pada sebuah baki yang diisi humus lalu ditutup
plastik untuk mengurangi prnguapan. Penyiraman dilakukan setiap pagi hari. Benih
yang ditabur akan tumbuh menjadi bibit. Setelah berumur 5 hari, bibit sawi hijau
dipindahkan ke dalam polybag yang telah berisi tanah.
Pencabutan bibit dilakukan dengan hati-hati. Kemudian buat lubang pada polybag
yang sudah di isi dengan tanah sedalam 3-6 cm menggunakan tongkat kayu atau dengan
jari tangan. Kemudian masukkan bibit kedalamnya.
Penyiraman dilakukan sebanyak 2 x sehari atau lebih disesuaikan dengan kondisi
cuaca. Pembersihan hari gulma dan penggemburan dilakukan setiap 7 hari sekali. Masa
panen sawi hijau biasanya berusia 30-40 hari.
3. Pembuatan pupuk organik cair yang digunakan kombinasi bonggol pisang kepok dan
cangkang kulit telur ayam
Bahan-bahan yang digunakan adalah bonggol pisang kepok sebanyak 2 kg yang
sudah dipotong-potong, gula tetes 1 liter, air cucian beras 2 liter, cangkang telur ayam
yang sudah ditumbuk halus 1 kg dan air sumur 3 liter . Bahan bonggol pisang
dimasukkan glangsing, cangkang telur ayam yg sudah dihalus, gula tetes, air cucian
beras tersebut dimasukkan ke dalam ember yang berisi air , diaduk secara merata dan
ditutup rapat. Fermentasi dilakukan selama 7-10 hari. Akhir dari proses fermentasi
ditandai dengan timbulnya gas, permukaan wadah menggelembung, terdapat tetes-tetes
air ditutupan wadah fermentasi, tercium bau seperti aroma tape, warna larutan keruh,
dan terdapat lapisan berwarna putih baik di permukaan larutan maupun di dinding
wadah fermentasi. Setelah itu, pupuk siap dipakai dengan cara disaring.
Bila bau busuk yang tercium (seperti bau got), berarti proses pembuatan pupuk
cair organik gagal, dan cairan tersebut harus dibuang. Biarkan sekitar seminggu-10 hari.
Jangan lupa untuk membuka tongnya sekali sehari untuk mengeluarkan gas yang
terbentuk dari campuran bahan-bahan pupuk tersebut, dengan cara mengaduknya.
Setelahnya tutup kembali dengan rapat.
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu pada sore hari dengan volume air
sebanyak 800 ml.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan membersihkan gulma yang
tumbuh di sekitar polybag maupun lahan sekitarnya. Selain penyiangan tanaman,
dilakukan juga pemeliharaan tanaman dari hama atau penyakit.
Pengambilan data
Pengambilan data dilakukan saat tanaman sawi hijau mulai hari ke 7 sampai berumur 30
hari dengan mengukur pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman sawi hijau yang diukur yaitu tinggi
batang dan jumlah daun sebagai indikator pertumbuhan tanaman. Tinggi batang diukur dengan
menggunakan penggaris dari pangkalan batang di atas permukaan media tanah menuju ujung
batang tanaman hingga di bawah kuncup terminal. Daun yang dihitung adalah daun yang sudah
terbuka sempurna.
Metode Analisis Data
Analisis inferensial menggunakan uji anova dan dilanjutkan dengan uji Least Significant
Difference(LSD) pada taraf 0,05% untuk melihat beda nyata dari setiap perlakuan. Analisis
data dihitung menggunakan perhitungan SPSS versi 23.

JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian disusun berdasarkan pelaksanaan penelitian, harap disesuaikan berdasarkan
lama tahun pelaksanaan penelitian

Tahun ke-1
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Studi Literatur √
2 Penyusunan Proposal √
3 Seminar Proposal √
4 Pengiriman Proposal √
5 Persiapan Penelitian √
6 Pengumpulan data √ √ √
7 Pengolahan Data √
8 Analisis Data √
9 Seminar Hasil Penelitian √
10 Pembuatan Laporan Hasil Penelitian √ √ √
11 Pengiriman jurnal dan Publikasi √

DAFTAR PUSTAKA
Sitasi disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan,
mengikuti format Vancouver. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
[1] Anonim, 2016. Produksi Telur di Indonesia pada Tahun 2015. Badan Pusat Statistik,
Jakarta.
[2] Butcher GD, Miles R. Concepts of Eggshell Quality. 2012;1-2
[3] Damanhuri E & Padmi T. 2010. Pengelolaan Sampah. Hal. 5
[4] Easterwood GW. Calcium’s Role In Plant . Plant Biol. 2007;1-3
[5] Hadisuwito. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta
[6] Haryanto, E., dan Suhartini, T. 2002. Sawi dan Selada, Jakarta, Penebar Swaday.
[7] Mahreni, Endang Sulistyowati, Saeful Sampe, Willyam Chandra, 2012. Pembuatan
Hidroksi Apatit Dari Kulit Telur. Di dalam: Proseding Seminar Teknik Kimia. Yogyakrta
[8] Maspary. 2012. Kehebatan Mol Bonggol Pisang Kepok. Tesedia. https://www.gerbang
pertanian.com/2012/05/apa-kehebatan-mol--bonggol-pisang-kepok.html Diakses tanggal
25 Desember 2021
[9] Mayrowani Henny, 2012. Pengembangan Pertanian Organik Di Indonesia.Tersedia.
http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7549 Diakses tanggal 25 Desember
2021
[10] Menperindag RI no.231/MPP/KEP/7/1997/ Pasal 1. Pengertian Limbah dan Fungsinya
[11] Musnamar, E. I., 2003. Pupuk Organik Padat: Pembuatan dan Aplikasinya. Penebar
Swadaya, Jakarta
[12] Noviyanti AR, Haryono, Pandu R & Eddy DR. 2007. Cangkang telur ayam sebagai
sumber kalsium dalam pertumbuhan hidroksiapatit untuk aplikasi graft tulang.
Chemica et Natura Acta. 5(3), 107-111
[13] Nurjanah, dkk (2017). Karakteristik Organoleptik dan Kimia Ilabulo Ikan Patin
Fortifikan. Tersedia. https://core.ac.uk/download/pdf/230320391.pdf Diakses tanggal
25 Desember 2021
[14] Nurjayanti, D Zulfa, D Raharjo. 2012. Pemanfaatan Tepung Cangkang Telur Sebagai
Substitusi Kapur Dan Kompos Keladi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Cabai Merah
Pada Tanah Aluvial. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian. 1(3): 16-21
[15] Ovianti, F. 2016. Pengaruh pemberian pupuk organic cair daun gamal (Gliricidia
sepium (jacq) kunth WX walp) terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica Juncea
L.) Jurnal Biota Vol. 2 No. 1
[16] Pracaya. 2011. Bertanam Sayur Organik. Penebar Sswadaya, Jakarta. 123 h.
[17] Rahmadina, Tambunan Pima Sari Efrida 2017. Pemanfaatan Limbah Cangkang Telur,
Kulit Bawang, dan Daun Kering Melalui Proses Sains dan Teknologi Sebagai
Alternatif Penghasil Produk Yang Ramah Lingkungan. Tersedia.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/klorofil/article/view/1575/1275 Diakses tanggal 25
Desember 2021
[18] Rahmanto Ikhwan M. 2011. Identifikasi potensi dan pemanfaatan limbah pertanian di
Kabupaten Bekasi. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 2 No. 2
[19] Rukmana R., 1999, Bertanam Buah-buahan di Pekarangan. Yogyakarta: Kanisius
[20] Setianingsih R. 2009. Kajian pemanfaatan pupuk organik cair mikroorganisme local
(MOL) dalam priming, umur bibit dan peningkatan daya hasil tanaman padi (Oryza
sativa L.) (uji coba penerapan system of rice intensification (SRI).Skripsi. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
[21] Simanjutak D, Damanik MMB dan Sitorus D. 2016. Pengaruh Tepung Cangkang Telur
dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap pH, Ketersediaan Hara P dan Ca Tanah
Inseptional dan Serapan P dan Ca pada Tanaman Jagung.Jurnal Agroteknologi. Vol 4
(3)
[22] Sitohang F, Yelmida A & Zulnitiar. 2016. Sintesis hidroksiapatit dari precipitated
calcium carbonate (PPC) kulit telur ayam ras melalui metode hidrometal. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Teknik. 3(2), 1-7
[23] Sribudiani, E. Pribadi, H.C. Mardhiansyah, M. 2015. Aplikasi Kompos Batang pisang
Tehadap Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadambaMlq.) pada Medium
Gambut. Tersedia. https://www.neliti.com/publications/184538/aplikasi-kompos-
batang-pisang-terhadap-pertumbuhan-semai-jabon-anthocephalus-cad Diakses tanggal
25 Desember 2021.
[24] Sugiarti, H. 2011. Pengaruh Pemberian Kompos Batang Pisang Terhadap
Pertumbuhan Semai Jabon. Jurnal Silvikultur Tropika IPB Vol. 03 No. 01. Agustus
2011. ISSN: 2086-8227. Bogor.
[25] Sukasa. 1995. Teknologi pengelolaan pisang. Jakarata (ID): PT. Gramedia.
[26] Suprihatin. (2011, April). Proses Pembuatan Pupuk Cair Dari batang Pohon Pisang,
Jurnal Teknik Kimia, Vol.5 No.2, pp. 429-432.
[27] Supriyadi, A. dan Suryanti. 2008. Pisang, Budaya, dan Prospek Pasar. Penebar
Swadaya, Jakarta.
[28] Sutanto, R. 2002. Penerapan Organik Pemasyarakatan dan Pengembangan. Kanisius,
Jakarta.
[29] Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta.
[30] White PJ, Martin RB. 2003. (UK) Calcium in Plants. J Anltcl Bot. 92.
[31] Wulandari G.M, Muhartini S, Trisnowati S. 2011. Pengaruh Air Cucian Berras Merah
dan Beras Putih Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L).
Yogyakarta: Fakultas Pertanian Gadjah Mada.
[32] Zulfita D & Raharjo D. 2012. Pemanfaatan tepung cangkang telur sebagai subtitusi
kapus dan kompos keladi tehadap pertumbuhan dan hasil cabai merah pada tanah
alluvial. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian, 1(1).
[33] .

Anda mungkin juga menyukai