1 - Juni 2013
ABSTRACT
Compost is organic matter results in a controlled aerobic process. Currently, compost are very prosperous,
especially to support agriculture and forestry sector. However, compost development is still experiencing
many obstacles. Therefore, this paper is intended as a critique of the design study of the existing compost-
ing to be developed into a design-based quality assurance. Compost quality assurance is focused on the
nature of technology, i.e. eco-toxicological and phytotechnology. Composts quality assurace in
composting instalation used sacrifice plant. Phytoremediation processes are generally distinguished by the
mechanisms and functions of plant structures, i.e. phytoextraction, rhizofiltration, phytodegradation, rhi-
zodegradation, phytovolatilization. Meanwhile, ecotoxicology studied the effects of destructive substanc-
es suprabiota (individuals’ populations and communities) in ecosystem. Phytotechnology and eco-
toxicological product sorted became ready uses composts.
ABSTRAK
Kompos adalah zat organik hasil proses aerobik secara terkontrol. Saat ini, pasar kompos di Indonesia
sangat terbuka luas terutama untuk menunjang sector pertanian dan kehutanan. Namun demikian,
pengembangannya masih mengalami berbagai kendala. Oleh karena itu, tulisan ini ditujukan sebagai
kajian kritik terhadap desain pengomposan yang ada untuk dikembangkan menjadi desain berbasis ja-
minan kualitas. Penjaminan kualitas kompos di sini difokuskan kepada teknologi alamiah yaitu fitote-
knologi dan ekotoksikologi. Untuk memberikan jaminan kualitas kompos yang siap pakai dalam berbagai
kegiatan tersebut maka dalam instalasi produksi kompos diperlukan instalasi tumbuhan korban (sacrifice
plant). Proses fitoremediasi secara umum dibedakan berdasarkan mekanisme fungsi dan struktur
tumbuhan, yakni fitostabilisasi, fitoekstraksi, rizofiltrasi, fitodegradasi, rizodegradasi, fitovolatilisasi. Se-
mentara itu, ekotoksikologi adalah kajian efek destruktif zat terhadap suprabiota (individu, populasi dan
komunitas) dalam suatu ekosistem. Produk fitoteknologi dan ekotoksikologi inilah yang kemudian
diambil untuk dipilah menjadi kompos siap pasar.
67
Indonesian Journal of Conservation Vol. 2 No. 1 - Juni 2013
Transpor ke TPA
Pemilahan jenis sampah menggunakan belt conveyor dan manual oleh pemulung
Pengomposan sekunder
(pematangan kompos 1-2 Pengomposan Primer
minggu)
Aliran udara
Pengomposan Sekunder
Produk kompos tanpa (tanpa pembalikan massa)
jaminan kualitas
Berdasarkan hasil kadar air dan rasio kompos bernutrisi tanaman. Tetapi kompos
C/N terdapat kompos belum matang tetapi akan disebar ke tanah dan terdapat peluang
masalah ini dapat diselesaikan mudah sebagian zat-zat tidak diserap tanaman se-
dengan cara memperpanjang waktu pengom- hingga menjadi potensi pencemaran lahan.
posan. Penyimpanan kompos seminggu sebe- Oleh karena itu kelebihan zat-zat anorganik
lum pengepakan untuk penjualan adalah dalam kompos harus dikurangi. Pengurangan
merupakan perpanjangan waktu me- kadar (dekonsentrasi) zat zat anorganik
matangkan kompos. Perhatian penting ada- dalam kajian ini dipilih secara fitoteknologi.
lah jumlah zat anorganik, meskipun zat-zat
mikronutrien yang terukur dinilai sebagai
68
Fitoteknologi dan Ekotoksikologi... — Pranoto
69
Indonesian Journal of Conservation Vol. 2 No. 1 - Juni 2013
70
Fitoteknologi dan Ekotoksikologi... — Pranoto
A B
Gambar 6 Proses rizodegradasi kontaminan (A) dan Proses fitovolatilisasi kontaminan (B)
(Sumber: ITRC, 2001)
71
Indonesian Journal of Conservation Vol. 2 No. 1 - Juni 2013
Transpor ke TPA
Pemilahan jenis sampah menggunakan belt conveyor dan manual oleh pemulung
Pengomposan primer
1. Turned windrows Lindi
2. Static aerated piles
Gambar 8 Rekonstruksi diagram alir desain operasi pengomposan sampah untuk produk
kompos dengan jaminan kualitas
DAFTAR PUSTAKA
REKONSTRUKSI DESAIN OPERASI
PENGOMPOSAN ITRC. 2001. Technical and regulatory guidance
document, phytotechnology. Interstate
Memperhatikan kembali Gambar 1 Technology Regulatory Council USA.
Mangkoedihardjo, Sarwoko. 2002. Waterhya-
tentang desain operasi yang ada maka desain
cinth leaves indicate wastewater quality.
operasi pengomposan dapat direkonstruksi J. Biosains, 7 (1): 10-13.
sesuai tinjauan fitoteknologi dan Otten, L. and Buggeln, R. 1997. The Use of Com-
ekotoksikologi. Rekonstruksi desain operasi post in Indonesia: Proposed Compost
kompos diketengahkan pada Gambar 8. Quality Standards. Urban Development
Satuan instalasi pengomposan sekunder dan Sector Unit, East Asia and Pacific Re-
juga lindi adalah tepat untuk digantikan in- gion. New York.
talasi fitoteknologi dan ekotoksikologi. US EPA. 2005 Use of Field-Scale Phytotechnolo-
Produk fitoteknologi dan ekotoksikologi gy for Chlorinated Solvents, Metals, Ex-
inilah yang kemudian diambil untuk dipilah plosives and Propellants, and Pesticides.
Office of Solid Waste and Emergency
menjadi kompos siap pasar.
Response Technology USA
US EPA. 1999. Phytoremediation resource guide.
Office of Solid Waste and Emergency
SIMPULAN Response Technology USA.
73