Anda di halaman 1dari 6

3/7/2018 Efek Mpemba

Lainnya Blog Berikut» insomnialombok@gmail.com Dasbor Logout

Efek Mpemba
Rabu, 27 Desember 2017 Mengenai Saya

Ana Fitriani
Makalah Seminar Fisika tentang Efek Mpemba Ikuti 0

SEMINAR FISIKA Lihat profil lengkapku

EFEK MPEMBA
Arsip Blog

▼ 2017 (1)
▼ Desember (1)
Makalah Seminar Fisika tentang Efek
Mpemba

Disusun oleh :
Ana Fitriani
NPM 1410010716002

Dosen Pembimbing :
Nelfi Erlinda, M.Pd
NIDN 1018028702

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN DHARMA BAKTI LUBUK ALUNG
2017

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Swt, karena atas berkat rahmat dan petunjukNya
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “EFEK MPEMBA” tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Fisika di STKIP YDB
Lubuk Alung.
Dalam pembuatan makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak/Ibu sebagai dosen pembimbing mata kuliah Seminar Fisika.
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang
telah memberi dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis,
baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam penyelesaian makalah ini.
3. Teman-teman seperjuangan yang ikut serta memberikan ide-ide, informasi dan saran
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Meskipun penulis berharap isi makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun selalu ada yang kurang karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu,

http://efempemba.blogspot.co.id/ 1/6
3/7/2018 Efek Mpemba

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih
baik lagi dalam penulisannya. Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat untuk
semua.

Lubuk Alung, Oktober 2017

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................... .. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Efek Mpemba................................................................. 2
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efek Mpemba.......................... 3
C. Karakteristik Air dalam Proses Pendinginan................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Efek Mpemba, sebagian besar dari kita mungkin baru pertama kali mendengar
istilah ini. Bagi kita istilah ini memang asing, namun mungkin beberapa orang pernah
menyaksikan efek Mpemba ini ketika membuat es. Efek Mpemba merupakan
peristiwa dimana air panas akan membeku lebih cepat daripada air dingin jika
dimasukkan ke dalam freezer pada saat bersamaan.
Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa air panas akan membeku lebih
cepat daripada air dingin, yaitu sejak zaman Aristoteles, di Yunani Kuno. Namun,
baru dipublikasikan secara resmi pada tahun 1969. Sejak saat itu, efek Mpemba terus
menjadi misteri bagi para kimiawan dan fisikawan sampai akhirnya Januari 2012
ditetapkan sebuah penjelasan saintifik tentang peristiwa ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dituliskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa itu efek Mpemba?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi efek Mpemba?
3. Bagaimana karakteristik air dalam proses pendinginan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk:
http://efempemba.blogspot.co.id/ 2/6
3/7/2018 Efek Mpemba

1. Mengetahui efek Mpemba.


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efek Mpemba.
3. Mengetahui karakteristik air dalam proses pendinginan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengenal Efek Mpemba


Description: http://1.bp.blogspot.com/-
Da0FDBRHZhM/VqrURWHlrrI/AAAAAAAAF-
Q/Ar3XjXT_BBs/s1600/mpemba.jpg
Gambar 1. Efek Mpemba
Sumber: http://pakgurufisika.blogspot.co.id/2016/01/mengenal-efek-mpemba.html

Pada tahun 1963, seorang siswa asal Tanzania bernama Erasto Mpemba
menyadari satu hal yang unik ketika melakukan praktik pembuatan es krim. Dalam
keadaan yang mendesak, Mpemba terpaksa memasukkan cairan susu rebus miliknya
yang masih panas ke dalam freezer. Tapi, tidak seperti yang diperkirakan, cairan susu
rebusnya itu membeku lebih dahulu daripada cairan susu rebus yang dingin.
Rasa keingintahuan Mpemba yang tinggi membuatnya terus berusaha mencari
jawaban atas peristiwa yang dialaminya itu. Berbagai cara, seperti melakukan
percobaan menggunakan cairan lain dan bertanya kepada fisikawan yang ia temui
selama kuliah telah dilakukan. Hasil dari penelitiannya ini kemudian dipublikasikan
dan menjadi fenomena baru di dunia ilmiah (Mpemba & Osborne, 1969).
Efek Mpemba terjadi ketika dua sampel air yang identik dalam segala hal
(kecuali suhu) diletakkan pada suhu pendingin yang sama. Air yang pertama
memiliki suhu yang lebih tinggi dari air yang kedua. Hasilnya, air yang suhunya lebih
tinggi akan membeku terlebih dahulu daripada air yang kedua.
Berdasarkan teori yang ada, efek ini tidak mungkin terjadi. Namun, telah
diamati dalam berbagai percobaan bahwa efek ini sebenarnya mungkin (Jeng, 2006).

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efek Mpemba


1. Jumlah Energi yang Berpindah
Jumlah energi yang berpindah dari air dingin dan air panas untuk mengubahnya
menjadi es ini tidak jauh berbeda seperti yang diperkirakan. Sebagian besar ekstraksi
energi digunakan untuk menggerakkan fase transisi dari cair menjadi padat yang
diatur oleh kalor laten peleburan (Lf).
Setelah cairan didinginkan hingga titik beku, jumlah energi yang sama harus
diekstraksi untuk membentuk es pada keadaan awal dari keduanya, yakni air panas
dan air dingin. Pada titik beku, energi 336 J/gr air harus diekstrak untuk mendorong
fase transisi (terlepas dari suhu awal).
2. Gradien Suhu
Air panas dapat mengejar air dingin karena pendinginan sebagian besar
didorong oleh gradien suhu cairan. Pada dasarnya, laju perpindahan kalor yang
melalui daerah tertentu berbanding lurus dengan gradien suhu ruang. Oleh karena itu,
perubahan suhu yang lebih besar dari suatu volume cairan akan menghasilkan fluks
panas yang lebih tinggi sehingga energi panas yang besar berpindah dari sistem.
Tingkat pendinginan akan lebih besar di tempat yang memiliki gradien suhu lebih
besar, yang dalam kasus ini terjadi pada wadah yang berisi air panas.

Hal tersebut ditunjukkan pada gambar berikut.


Description: http://4.bp.blogspot.com/-
UsCDtvxoVIU/VqqwjJ4MqXI/AAAAAAAAF9I/Nrxxz06SglU/s1600/g1.jpg
Gambar 2. (a) Grafik gradien suhu air panas, (b) grafik gradien suhu air dingin

http://efempemba.blogspot.co.id/ 3/6
3/7/2018 Efek Mpemba
(Sumber: Corrigan, 2012)
Sumber: http://pakgurufisika.blogspot.co.id/2016/01/mengenal-efek-mpemba.html

Pada gambar tersebut, garis tengah wadah adalah tempat dimana suhu akan
menjadi yang terbesar. (Tmax) seperti panas yang diangkut keluar dari sisi wadah
melalui konduksi (dinyatakan oleh arah), suhu rata-rata cairan akan menurun, gradien
juga lebih menjadi kecil dan laju perpindahan kalor melambat.
Awalnya air dingin memiliki gradien jauh lebih kecil sehingga laju pendinginan
lebih lambat. Ini berarti bahwa dari waktu ke waktu, air panas pada akhirnya dapat
mengejar air dingin. Gradien yang lebih besar dari keadaan awalnya akan membantu
air panas untuk menutup kesenjangan suhu antara air panas dan air dingin.
Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh gambar berikut.
Description: http://4.bp.blogspot.com/-
mSxOeZCj7TI/Vqqw_4zbvqI/AAAAAAAAF9Q/gr90IZQ69og/s400/g2.JPG
Gambar 3. Grafik perubahan suhu terhadap waktu selama proses pendinginan.
(Sumber: Brownridge, 2010)
Sumber: http://pakgurufisika.blogspot.co.id/2016/01/mengenal-efek-mpemba.html
Air panas dapat mulai untuk mengejar ketinggalannya dengan air dingin tapi
tidak dapat melampauinya. Hal ini karena sebagian air panas mendingin, gradien
menjadi mirip dengan awal air dingin, dan oleh karena itu fluks panas menurunkan
respon (Corrigan, 2012).

C. Karakteristik Air dalam Proses Pendinginan


Terdapat dua karakteristik air dalam proses pendinginan, yaitu:
1. Perbedaan kalor laten peleburan dan kalor jenis air, yang menimbulkan daya
pendinginan dari es.
2. Koefisien ekspansi termal negatif, yang menimbulkan kemampuan es untuk
mengapung.
Berdasarkan karakteristik pertama, karena perbedaan kalor laten peleburan dan
kalor jenis air yang cukup besar maka akan lebih efektif jika mendinginkan air panas
dengan menjatuhkan es ke dalam wadah daripada memasukkannya ke dalam lemari
pendingin. Sedangkan karakteristik kedua yaitu koefisien ekspansi termal negatif
berkaitan dengan perpindahan kalor.
Berikut ini perpindahan kalor yang terjadi dalam wadah air panas ketika proses
pendinginan yang ditunjukkan oleh gambar berikut.
Description: http://1.bp.blogspot.com/-
jirqYfK96z4/VqqyNQeJWaI/AAAAAAAAF9c/8UzFqkIjrC8/s400/g3.JPG
Gambar 4. Geometri formasi es dan aliran konveksi dalam wadah
(Sumber: Corrigan, 2012)
Sumber: http://pakgurufisika.blogspot.co.id/2016/01/mengenal-efek-mpemba.html

Air akan mulai mendingin di sekitar tepi wadah dimana fluks panas terbesar.
Sehubungan dengan suhu freezer, panas akan mengalir melalui bawah, samping, dan
atas wadah. Air ini akan mendingin dan berubah menjadi es ketika panas diekstraksi
sepanjang permukaan ini, meskipun bagian dalam air masih pada suhu yang cukup
panas. Pendinginan permukaan ini akan membentuk lapisan es di seluruh permukaan
bagian dalam wadah.
Air yang lebih dingin, karena lebih padat (kecuali air bersuhu di
bawah 4oC menunjukkan respon kepadatan terbalik) akan tenggelam ke dasar,
sedangkan air yang lebih panas akan menggantinya dengan bergerak ke atas karena
kurang padat (Corrigan, 2012). Hal ini akan menyebabkan gravitasi yang
menimbulkan wilayah konveksi dimulai dari bagian dalam cairan. Bagian terpanas
dari cairan akan berada di pusat (secara horizontal) dari wadah dan menuju atas
wadah (karena kenaikan cairan yang lebih panas).
Description: http://3.bp.blogspot.com/-
tT4aQOMe9cc/VqrILsCVaxI/AAAAAAAAF9s/1FFaXuQOYRU/s1600/g4.JPG
Gambar 5. Suhu sepanjang sumbu horizontal dan vertikal wadah
Sumber: http://pakgurufisika.blogspot.co.id/2016/01/mengenal-efek-mpemba.html

http://efempemba.blogspot.co.id/ 4/6
3/7/2018 Efek Mpemba

Seperti dijelaskan di atas, air yang awalnya panas akan mendingin lebih cepat
daripada air yang lebih dingin untuk mendekati suhu rata-rata dari waktu ke waktu.
Hal ini disebabkan gradien suhu yang lebih besar serta arus konveksi yang lebih
besar. Hal ini memungkinkan air panas untuk menutup kesenjangan suhu dengan air
dingin.
Dalam wadah air dingin, gradien suhu berkurang, wilayah konveksi suhu
berkurang, dan perpindahan kalor juga berkurang. Namun, dalam wadah air panas,
cairan panas pada bagian dalam terkonveksi oleh es yang terbentuk di sekeliling
dinding wadah. Es ini akan mencair karena tingginya tingkat perpindahan kalor
antara dinding dalam dan luar wadah (baik melalui konveksi dan konduksi).
Faktanya, tidak semua es mencair untuk melepaskan diri dari dinding, namun hanya
permukaan kontak antara es dan dinding. Hanya lapisan es yang sangat tipis dari es
tersebut yang mencair untuk lepas dari dinding.
Konveksi internal dan daya apung es (karena kurang padat) akan menyebabkan
es untuk pindah ke bagian dalam cairan yang terpanas (Brownridge, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Corrigan (2012), es akan mencair dari bawah, samping
dan atas. Sebagai bagian dari es yang lepas dari dinding, es itu akan mengangkut
energi “negatif” (dalam arti relatif) untuk bagian interior cairan dan mendinginkan
cairan sekitarnya.
Air yang dihasilkan dari mencairnya es harus mendingin dan kembali menjadi
es. Namun, es yang copot dari dinding secara efektif membawa efisiensi perpindahan
kalor yang ada pada dinding tepat ke bagian dalam cairan. Panas yang terbawa di
dinding sedang disimpan dalam es sebagai energi negatif. Es ini kemudian bergerak
ke bagian dalam cairan dimana ia kemudian menyerap sejumlah energi dengan cara
cepat. Sementara itu, di dinding efisiensi perpindahan kalor yang besar ini digunakan
untuk mengkonversi cairan lain menjadi es.
Para ilmuwan dari Southern Methodist University di Texas and Nanjing
University di China menemukan jawabannya. Hasil penelitian mereka juga sudah
dipublikasikan dalam Journal of Chemical Theory and Computation.
Penjelasan mereka adalah bahwa efek Mpemba terjadi karena hubungan antara
atom hidrogen dan atom oksigen yang ada di dalam molekul air. Ikatan atom
hidrogen ini berubah ketika kita memanaskan air. Dalam temperatur yang tinggi,
lebih banyak ikatan hidrogen yang kuat karena semua ikatan yang lemah sudah rusak.
Hal ini menyebabkan sejumlah molekul membentuk pecahan yang mudah
membentuk struktur kristal es. Untuk air yang dingin, ikatan-ikatan atom harus
dipecah lebih dulu baru kemudian bisa membentuk pecahan yang membentuk kristal
es tadi.
Description: h2-e2b2f25214fc6fa0f8ae4b06b1008c76.jpg
Gambar 6. Ikatan hidrogen dan oksigen dalam air
Sumber: https://ystandra.wordpress.com/2013/09/02/cerita-dari-seorang-erasto-
mpemba-penemu-mpemba-effect/

Dieter Cremer dari Southern Methodist University sebagai salah satu peneliti
mengatakan bahwa ikatan hidrogen berubah ketika menghangatkan air. Ia
menambahkan bahwa di temperatur yang lebih tinggi, lebih banyak ikatan hidrogen
menjadi kuat karena yang lemah menjadi rusak. Ini menyebabkan sekelompok
molekul membentuk fragmen yang mampu disusun cepat menjadi struktur kristal es.
Untuk air yang lebih dingin, ikatannya harus dihancurkan dulu sebelum akhirnya
tersusun menjadi es.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Efek Mpemba terjadi ketika dua sampel air yang identik dalam segala hal
(kecuali suhu) diletakkan pada suhu pendingin yang sama. Air yang pertama

http://efempemba.blogspot.co.id/ 5/6
3/7/2018 Efek Mpemba

memiliki suhu yang lebih tinggi dari air yang kedua. Hasilnya, air yang suhunya lebih
tinggi akan membeku terlebih dahulu daripada air yang kedua.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek Mpemba adalah jumlah energi yang
berpindah dan gradien suhu. Terdapat dua karakteristik air dalam proses pendinginan
yaitu perbedaan kalor laten peleburan dan kalor jenis air, dan koefisien ekspansi
termal negatif.

B. Saran
Sejumlah ilmuan lain masih meragukan hasil dari penelitian efek Mpemba
tersebut. Tapi pada kenyataannya, air panas memang dapat membeku lebih dahulu
daripada air dingin ketika dimasukkan ke dalam freezer pada saat yang bersamaan.
Hal ini, telah penulis buktikan sendiri. Namun, artikel terbaru lainnya dari November
2016 melaporkan masih belum ada bukti yang dapat mendukung kebenaran dari efek
Mpemba. Penulis berharap semoga akan ada teori yang mendukung efek Mpemba ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://intisari.grid.id/Techno/Science/Teori-Baru-Ini-Akhirnya-Dapat-Menjelaskan-
Mengapa-Air-Panas-Membeku-Lebih-Cepat-Dari-Air-Dingin, diakses tanggal 4
Oktober 2017.
http://pakgurufisika.blogspot.co.id/2016/01/mengenal-efek-mpemba.html, diakses
tanggal 4 Oktober 2017.
https://science.idntimes.com/experiment/bayu/teori-baru-bisa-menjelaskan-kenapa-air-
panas-bisa-membeku-lebih-cepat-daripada-air-dingin/full, diakses tanggal 4
Oktober 2017.
https://ystandra.wordpress.com/2013/09/02/cerita-dari-seorang-erasto-mpemba-penemu-
mpemba-effect/, diakses tanggal 4 Oktober 2017.

Diposting oleh Ana Fitriani di 20.09 Tidak ada komentar:

Beranda

Langganan: Postingan (Atom)

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

http://efempemba.blogspot.co.id/ 6/6

Anda mungkin juga menyukai