PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini pasal 1
PAUD, merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan
Anak usia dini adalah sosok individu sebagai makhluk sosial yang sedang
selanjutnya karakteristik tertentu. Anak usia dini adalah suatu organisme yang
merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dengan segala struktur
dan perangkat biologis dan psikologis sehingga menjadi sosok yang unik.
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Dalam jalur
pendidikan informal dikenal dengan jalur pendidikan yang ada di dalam suatu
anak. Pendidikan anak diperoleh terutama melalui interaksi antara orang tua
-anak. Dalam pola usaha orang tua akan menunjukan sikap dan perlakuan tertentu
Peran keluarga dalam pendidikan anak usia dini sangatlah besar, terutama
rumah dari pada di luar rumah sehingga dibutuhkan pengawasan serta perhatian
lebih dari orang tua, terutama anak usia dini. Peran yang sangat besar di dalam hal
Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua, melalui orang
tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta
pola pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya. Hal ini di sebabkan oleh
orang tua merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak. Salah satu
aspek yang penting untuk di kembangkan pada anak usia prasekolah adalah aspek
2
perkembangan sosial emosional. Hal tersebut dikarenakan perkembangan sosial
akan menjadi lisan yang kuat bagi perkembangan anak tersebut kemudian hari.
Setiap anak atau individu mempunyai emosi yang berbeda, ada yang bisa
mengontrol emosinya dan ada pula yang kurang bisa. Pada saat bayipun, emosi
anak bisa terlihat dari yang menangis saat di gendong orang tua yang belum
dan bagaimana orang lain bereaksi terhadapnya. Keluarga sebagai tempat dimana
Pengasuhan orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan
bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan
oleh anak, dari segi negative maupun positif. Pola pertemuan antara orang tua
sebagai pendidik dan anak sebagai terdidik dengan maksud bahwa orang tua
dan mengembangkan dasar-dasar disiplin diri. Orang tua dengan anaknya sebagai
pribadi dan sebagai pendidik, dapat menyingkap pengasuhan orang tua dalam
mengembangkan disiplin diri anak yang tersirat dalam situasi dan kondisi yang
bersangkutan. Jadi, pengasuhan adalah sebuah cara orang tua dalam berinteraksi
3
dengan anaknya yang tujuannya memberikan penjagaan, perawatan, pendidikan,
dan pembimbingan yang diberikan dalam intensitas waktu yang cukup konstan
dengan maksud mengarahkan anak sesuai dengan tujuan yang diharapkan orang
tuu.
emosional anak, penting bagi orang tua untuk mengetahui bagaimana cara
mengasuh anak dengan baik sehingga terbentuklah sosial emosional yang baik
pula. Sosial emosional anak terbentuk dengan melihat dan belajar dari orang-
orang disekitar anak, orang tua perlu menerapkan sikap dan perilaku yang baik
manusia untuk memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah satu
dengan daerah yang lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk
dan keadaan demografinya. Mata pencaharian dibedakan menjadi dua yaitu mata
adalah keseluruhan kegiatan untuk memanfaatkan sumber daya yang ada yang
4
lingkungan fisik, sosial dan budaya yang terwujud sebagai kegiatan produksi,
anak usia 5-6 tahun di Keluarahan Mapak Kecamatan Sekarbela Kota Mataram,
bahwa anak-anak tersebut selalu ditinggal oleh orang tua nya bekerja dari pagi
hari sampai sore hari. Anak-anak tersebut sudah terbiasa dengan kondisi tersebut,
tetapi hal tersebut bisa berampak buruk bagi perkembangan mereka, khususnya
perkembangan sosial dan emosional anak tersebut, terkadang terdapat orang tua
yang mengajak anaknya yang masih berusia dini untuk ikut kerja ke tempatnya
bekerja, sehingga banyak anak usia dini yang tidak mengikuti program
pendidikan anak usia dini. Hal itu mengakibatkan banyaknya orang tua yang
orang tua memiliki kesulitan dalam penerapan pengasuhan orang tua terhadap
anak, sehingga pengasuhan yang diberikan orang tua belum optimal. Selain itu,
juga ditemukan latar belakang anak bervariasi ada anak dengan orang tua yang
bekerja sebagai petani, nelayan, buruh lepas dan sebagainya. Perbedaan latar
5
anak yang mengalami perkembangan sosial-emosional anak yang rendah karena
B. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini yaitu pengasuhan pada keluarga petani dan
C. Rumusan Masalah
Dari fokus penelitian yang ada, maka rumusan masalah yang diperoleh,
yaitu:
tahun?
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
6
b. Menambah kajian pengasuhan pada keluarga petani dan perkembangan
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi orang tua, orang tua dapat menerapkan pengasuhan yang baik karena
mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk anak sehingga tidak boleh
b. Bagi guru, agar guru dapat memahami perilaku sosial emosional anak
emosional anak dengan penerapan pengasuhan yang baik oleh orang tua.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
(Salman, 2000). Pengasuhan adalah suatu bentuk interaksi orang tua dengan
anak yang dapat digambarkan dari perilaku, sikap atau cara mendidik orang
keputusan tentang sosialisasi pada anak, yang mencakup apa yang harus
dilakukan oleh orang tua/pengasuh agar anak mampu bertanggung jawab dan
8
Interaksi antara keluarga/ orang tua dengan anak untuk mendidik,
pikiran dan perasaaan dalam berinterkasi orang tua dengan anak. Hal ini dapat
perlakuan kerabat sebagai orang tua tua asuh atau orang tua yang ditinggalkan
(dalam Soekanto, 2004), bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi dalam
eksternal adalah lingkungan sosial dan lingkungan fisik serta lingkungan kerja
didapat sebelumnya.
1. Faktor eksternal
9
sopan santun yang rendah, maka anak akan dapat dengan mudah juga
pengasuhan anak kepada orang-orang terdekat. Hal ini juga terjadi pada
kakenya. Oleh karena itu pola pengasuhan yang didapat oleh anak
2. Faktor Internal
berhasil.
mengandung aspek:
10
1. Waktu
dialami dari masa lalu melalui masa kini ke masa depan, dan juga ukuran
durasi kejadian dan interval. Keluarga adalah harta yang tidak ternilai.
karena pada saat inilah orang tua bisa lebih dekat, lebih memahami dan
2. Interaksi
Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu
dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain.
3. Komunikasi
terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Komunikasi adalah suatu proses
11
4. Perhatian
5. Kontrol positif
bimbingan positif pada saat yang tepat, menerapkan aturan yang konsisten
perilaku sosialnya.
6. Afek positif
perilaku anak.
12
7. Proteksi yang tidak berlebihan
tua terhadap upaya eksplorasi dan kemandirian, dan tidak adanya perasaan
yang melekat dalam diri anak akan berpengaruh pula kepada sikap anak itu
13
membagi pengasuhan keluarga petani dalam 3 jenis, yaitu: otoriter,
standar tingkah laku yang ditetapkan orang tua. Dalam pengasuhan ini
orang tua berlaku sangat ketat dan mengontrol anak tapi kurang memiliki
kedekatan dan komunikasi berpusat pada orang tua. Orang tua sangat
kepatuhan anak. Anak yang dibesarkan dari pola pengasuhan seperti ini
takut, sedih, dan tidak spontan. Anak laki- laki yang orang tuanya
14
2. Permissive (permisif)
anak (Bee & Boyd, 2004). Orang Tua bersikap responsif terhadap
mungkin pada anak untuk berbuat semaunya dan anak tidak dituntut untuk
bagi diri sendiri, meskipun anak tersebut belum siap untuk itu. Selain itu
orang tua juga bersikap tidak menghukum dan menerima serta menyetujui
apa saja yang dilakukan anak. Orang tua seperti ini tetap menyayangi anak
benar atau belum (Papalia, 2004). Anak dengan pengasuhan ini kurang
15
yang bertentangan dengan keinginan mereka. Ia juga kurang tekun dalam
dengan menetapkan standar perilaku bagi anak dan sekaligus juga responsif
terhadap kebutuhan anak (Bee & Boyd, 2004). Pada bentuk pengasuhan ini
peraturan, norma dan nilai-nilai. Orang tua dengan pola pengasuhan seperti
keluarga, dan menerangkan norma dan nilai yang dianut. Selain itu orang
tua juga dapat bernegosiasi dengan anak (J.P. Hill dalam Papalia, 2004).
16
kanak-kanak merupakan awal kehidupan sosial yang berpengaruh pada anak,
dimana anak akan belajar mengenal dan menyukai orang lain melalui aktifitas
sosial. Apabila pada masa kanak-kanak ini anak mampu melakukan hubungan
penyesuaian sosial dengan baik dan anak akan mudah diterima sebagai
2008).
bekerjasama. Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum
efektif. Sosialisasi dari orang tua ini sangatlah diperlukan oleh anak, karena ia
17
menyatakan bahwa perkembangan sosial adalah suatu proses perubahan yang
kehidupan sosial yang berpengaruh pada anak, diamana anak akan belajar
mengenal dan menyukai orang lain melalui aktifitas social (Hurlock, 2008).
Childhood dibagi atas 2 bagian yaitu Early Childhood usia 2-6 tahun (masa
prasekolah) dan Childhood usia 6-12 tahun (masa sekolah). Masa prasekolah
belajar formal maupun non formal (Gunarsa, 2000). Dan faktor yang
perkembangan sosial anak adalah suatu proses perubahan tingkah laku anak
Emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan
manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi
18
kognitif terhadap situasi spesifik. Emosilah yang seringkali menghambat
orang tidak melakukan perubahan. Ada perasaan takut dengan yang akan
terjadi, ada rasa cemas, ada rasa khwatir, ada pula rasa marah karena adanya
perubahan. Anak kecil bereaksi dengan intensitas yang sama tetapi dia sering
menttal dan fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat
penyesuaian diri yang luar biasa terhadap lingkungan sosialnya yang selalu
Anak yang berumur 2,5 tahun -3 tahun adalah masa penting bagi anak
untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian langsung dari orang tua nya
sendiri. Anak usia 9 tahun-12 tahun anak tadi harus dibimbing atau dibantu
untuk ikut serta mengambil bagian dalam kerja kelompok agar dapat bekerja
19
sama dengan temannya dengan baik. Masa kanak-kanak (childhood) terjamin
sebaliknya bila sering dilarang akan timbul rasa bersalah dan berdoasa
anak harus belajar memberi dan menerima kasih sayang. Singkatnya, ia harus
belajar terikat keluar dari pada dirinya sendiri. Selama awal masa kanak-
kanak emosinya kuat dan tidak seimbang. Emosi pada awal masa anak-anak
ditandai oleh ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati
yang tidak masuk akal. Emosi yang umum pada masa awal anak-anak adalah
amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih dan kasih sayang.
masyarkat tempat anak berada. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar
(2002) merupakan letupan perasaan yang dari dalam diri seorang, baik
20
bersifat positif ataupun sebaliknya. Perkembangan emosi anak perlu
menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan perilaku. Emosi dalam pemakaian
pada individu sebagai akibat dari tingkat kemarahan yang tinggi (Gunarsa,
lain. Jadi perkembangan sosial emosi pada anak usia dini yaitu perubahan
21
Pola perkembangan sosial emosional menurut (Herlimsyah, 2007).
22
mengajukan banyak pertanyaan apa , siapa,
bagaimana, memproyeksikan pengalamannya
sendiri pada boneka dan mainan.
Empat Tahun Berbicara dengan lancar. mengajukan banyak
pertanyaan “kapan, bagaimana, mengapa.
bermain dengan keompok anak. aktivitas
bermain menjadi lebih rinci, berkepanjangan
dan imajinatif
Lima Tahun Kerap puas bermain seorang diri untuk waktu
yang lama, menguasai suatu keterampilan
dalam bermain. menyukai kisah orang yang
kuat seperti Batman, Samson dan sebagainya
23
2 tahun Menggunakan permainan sebagai alat untuk hubungan
sosial. Disini mereka bermain bersama, tetapi tidak ada
interaksi- solitary a paralel play
dewasa baik dengan orang tua maupun dengan guru. Mereka selalu
dewasa.
e) Hubungan dengan teman sebaya.
f) 3-4 tahun mulai bermain bersama (cooperative play). mereka
teman sebaya pada tahap ini sangat penting dan berpengaruh terhadap
24
perkembangan sosial anak. Diantara pengaruh yang ditimbulkannya
orang tua .
c) Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan
lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau keluarga. Kedua faktor
tersebut dilengkapi oleh Hurlock (2008) dengan faktor ketiga yaitu faktor
25
mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang mungkin tidak
2) Keutuhan Keluarga
dalam rumah dan merupakan penentu yang paling penting bagi sikap
26
sosial dan pola perilaku anak. jika hubungan mereka dan teman sebaya
Halyerson ditemukan bahwa sosiobilitas anak pada umur 2,5 tahun dapat
Anak
ditunjukkan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
27
perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan
informal.
sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkunganya, Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial
Jadi peranan keluarga terutama orang tua memang sangat penting dalam
dalam keluarga sering terjadi hal-hal yang tidak seharusnya dilihat atau ditiru oleh
anak maka perkembangan sosial emosional anak tidak akan berkembang dengan
baik. Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban hak orang tua dan
anak, bersikap rasional dan selalu mendasari tindakannya pada rasio pemikiran.
28
Pengasuhan yang diterapkan orang tua juga akan mempengaruhi
pembentukan karakteristik pada anak, beda cara pola pengasuhan orang tua juga
anak.
Hasil penelitian yang relevan terkait dengan judul pengasuhan orang tua
kurang kasih sayang dari orang tua nya. Berdasarkan analisis data diperoleh (r
hitung 0.632 > r tabel 0.334), berarti ada hubungan yang signifikan antara
29
Magfiroh Desa Pakisaji Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang” diperoleh
kesimpulan Anak usia pra sekolah (4-6 tahun) perlu mendapatkan stimulus
(71,4%) orang tua (ibu) anak usia pra sekolah menerapkan pengasuhan
tua dengan perkembangan emosi anak usia pra sekolah, dengan nilai x2 hitung
>x2 tabel (9,698>5,991) dan memiliki nilai p < 0,05 (0,008<0,05). Hasil
3. Penelitian dari Saputra (2009) dengan judul “Pengasuhan Orang tua Yang
Hasil dari analisis data ini dibuatkan kerangka dari angket-angket yang
dikumpulkan dan solusi untuk memenuhi kebutuhan dasar anak dalam bidang
30
4. Elmie Hidayah (2014) dalam penelitiannya yang berjudul: “Perbedaan
Kemandirian Anak Usia 4-5 Tahun Ditinjau dari Pengasuhan Orang Tua di
penelitian dan analisis data dalam penelitian ini adalah ada perbedaan
dengan hasil hitung 2,658 > 1,669. Tidak ada perbedaan kemandirian antara
0,309 < 1,859. Tidak ada perbedaan kemandirian antara pengasuhan permissif
31
5. Astuti, R. Dwi (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
orang tua dan skala kemandirian siswa dalam belajar, analisis data yang
siswa dalam belajar pada siswa kelas XI. Perbedaannya terletak pada metode
32
sosial emosional anak dengan nilai 89,5% diikuti oleh pengasuhan otoriter
dengan nilai 30,75% dan permisif dengan nilai 47,5%. Untuk orang tua dan
penelitian.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
ini adalah:
tahun
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2018, pada anak
34
orang tua pada keluarga petani dan perkembangan sosial emosional anak usia
5-6 tahun.
sebagai berikut:
sekolah.
6. Tahapan penyusunan laporan hasil penelitian.
7. Penyimpulan laporan hasil penelitian.
C. Latar Penelitian
35
Latar penelitian dalam penelitian ini berupa latar atau kebiasaan yang
dilakukan oleh subyek yang diteliti. Penelitian yang diteliti yaitu pengasuhan
pada keluarga petani dan perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun.
Pengasuhan orang tua dapat dilihat dari cara orang tua dalam proses mendidik
dari tingkah laku anak dalam kesehariannya baik di rumah maupun saat di
sekolah anak.
tua dan perkembangan sosial emosional anak di usia 5-6 tahun. Orang tua yang
dari luar dan sangat mengancam eksistensinya. Pertama, tekanan dari ekotipe
petani itu sendiri. Tekanan ini berasal dari lingkungan yang hanya sebagian saja
dapat dikuasai atau tidak dapat dikuasai. Kedua, tekanan dari sistem sosial kaum
rumah tangga dalam menghadapi anggota yang tidak puas dan ingin berdiri
senidri. Ketiga, tekanan yang datang dari masyarakat yang lebih luas dimana
36
rumah dan ladang petani itu merupakan bagian. Tekanan-tekanan seperti itu
pada keluarga petani dan perkembangan sosial emosional anak yang diteliti baik
saat di sekolah maupun saat dirumah. Selain itu peneliti juga dapat bertanya atau
mewawancarai guru kelas dan orang tua anak tentang perkembangan sosial
dirumah dilakukan ketika anak melakukan interaksi dengan orang tua dan teman-
1. Metode Penelitian
perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun. Dalam hal ini guna
37
harapan dapat diketahui sejauh mana pengasuhan pada keluarga petani dan
realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara persial dan dipecah ke dalam
yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejala yang
diamati, secara utuh (holistik) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai
penunjang oleh metode penelitian yang tepat dengan tujuan penelitian yang
2. Prosedur Penelitian
a. Persiapan Penelitian
Adapun surat izin yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini adalah:
38
1) Menyiapakan surat izin penelitian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu
Mataram.
keluarga petani dan perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun.
c. Prosedur penelitian
Fokus :
Pengasuhan
Penentuan Fokus Perkembangan sosial emosional
Indikator Fokus:
Pengasuhan orangtua :
Penentuan Sub fokus Perkembangan sosial emosional
anak:
39
Pedoman pengamatan:
Kisi-kisi dan instrument penelitian tentang
Menyusun Instrumen
perkembangan sosial emosional anak
Penelitian
berdasarkan indikator variabel yang ada.
Pencatatan Data
Analisis Data Data reduction (reduksi data)
Data display (penyajian data)
Drawing/verifikasi Data
Kesimpulan
1. Data
fakta maupun angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
emosional anak.
2. Sumber data
40
Arikunto (2008), yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah
pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan. Penelitian ini juga
sumber data.
mengatakan bahwa sumber data adalah subjek tempat asal data dapat
diperoleh, dapat berupa bahan pustaka, atau orang. Secara umum sumber data
Data yang ada disini merupakan data kualitatif yang diperoleh dari
demokratis adalah orang tua melalui wawancara, dari hasil wawancara dengan
diterapkan oleh orang tua kepada anak. Sumber data mengenai perkembangan
a. Orang tua
Dari hasil wawancara dan observasi kepada orang tua, maka peneliti
41
b. Guru
c. Anak
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
a. Teknik observasi
42
keluarga petani dan perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun
b. Teknik wawancara
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam.
c. Teknik dokumentasi
hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku dan sebagainya (Arikunto,
Tahun 2016-2017.
Instrument dalam penelitian ini adalah alat yang akan digunakan dalam
43
mengumpulkan data tentang pengasuhan pada keluarga petani dan
2010).
deskriptif kualitatif yang dapat diartikan sebagai suatu cara peneliti untuk
mengolah dan memaparkan data sesuai dengan fakta yang ada dilapangan
sehingga dapat menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini data yang dianalisis
adalah data mengenai perkembangan sosial emosional anak dan data mengenai
1. Pencatatan data
catatan, dapat juga berupa peta, skema, gambar-gambar, rekaman tape, video,
44
Pencatatan data dilakukan dalam format catatan lapangan yang
orang tua yang terlihat saat anak melakukan kegiatan sehari-hari, saat
berinteraksi antara orang tua dan anak, dan saat orang tua menerapkan
2. Reduksi data
rapi, terinci serta sistematis setiap selesai mengumpulkan data. Data-data yang
perlu direduksi, yaitu dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan
45
mempermudah peneliti untuk mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.
tertentu.
tua.
3. Display data
secara menyeluruh. Oleh sebab itu, diperlukannya display data. Display data
ialah menyajikan data dalam bentuk tabel, matriks, network, chart, atau
grafik, dan sebagainya. Dengan demikian, peneliti dapat menguasai dan data
sosial emosional yang terbentuk pada anak hingga data yang muncul saling
berkaitan.
4. Verifikasi data
Verifikasi data dimana peneliti berusaha mencari makna dari data yang
46
Jadi, dari data yang didapatnya itu ia mencoba mengambil kesimpulan. Mula-
mula kesimpulan itu kabur, tetapi lama-kelamaan semakin jelas karena data
dengan singkat, yaitu dengan cara mengumpulkan data baru atau mencari
kebenaran atau kevalidan hasil data yang diperoleh dengan kembali lagi/turun
terdekat anak yang diteliti seperti keluarga, tetangga, ataupun guru mengenai
fokus penelitian yang telah ditemukan tentang pengasuhan pada orang tua dan
5. Kesimpulan
data yang telah terkumpul dari berbagai teknik pengumpulan data diolah
sedemikian rupa sehingga hasil data yang diperoleh dapat dibuat suatu
kesimpulan akhir.
47
Gambar proses analisis data kualitatif:
Gambar 3.2
Proses Analisis Data
Pencatatan Data
Reduksi Data
Display Data
Verifikasi Data
48
Kesimpulan
dalam penelitian ini meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal
Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2008) yang menyatakan bahwa uji
keabsahan data pada penelitian kualitatif meliputi uji, (1) kredibilitas, (2)
dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan satu indikator keabsahan data
1. Kredibilitas
49
Uji kredibilitas dilaksanakan untuk memenuhi nilai kebenaran dari
data dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat
dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai
2. Perpanjangan pengamatan
pernah ditemui maupun yang baru. Untuk menambah hasil data yang
pengamatan dengan melihat lagi pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua
dan perkembangan sosial emosional yang muncul pada anak hingga data telah
3. Meningkatkan ketekunan
orang tua .
50
4. Triangulasi
untuk memastikan bahwa data yang diperoleh telah teruji kebenarannya. FGD
kerabat terdekat subyek yang diteliti baik guru, keluarga terdekat maupun
beberapa sumber.
oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan foto dan rekaman
data agar data benar-benar valid. Untuk menguji data yang peneliti temukan
51
52
DAFTAR PUSTAKA
Azhar. 2010. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam
Keluarga. Jakarta: Prenada Media Group
Bahri.S. 2004. Pola Komunikasi Orang tua & Anak Dalam Keluarga. Jakarta. PT
Rineka Cipta.
Gunarsa. 2002. Kepemimpinan Orang tua Dalam Mendidik. Guru SMU. Jakarta.
Munandar, Utami, 2002. Perkembangan Anak Usia Dini, PT Mondar Maju: Bandung,
Nurihsan Juntika. 2007. Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta didik . Bandung:
Sekolah Pasca Sarjana (UPI).
53
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Suryabrata. 2004. Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional. Jakarta:
Elex Media Komputindo.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sutari. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Yusuf L.N, Syamsu. 2000. Perkembangan Peserta Didik. Depok: Raja Grafindo
Persada.
54