BAB I
PENDAHULUAN
perubahan materi, serta energi yang menyertainya. Ilmu kimia juga tidak
hanya mempelajari sifat zat, tetapi berusaha mencari prinsip yang mengatur
lalu memberi pelajaran baru, dan memberi tugas kepada siswa. Pembelajaran
seperti di atas yang rutin dilakukan hampir tiap hari dapat dikategorikan
siswa. Hal ini didukung hasil wawancara langsung dan menyebarkan angket
kepada 2 (dua) orang guru kimia kelas XI dan 30 (tiga puluh) orang siswa,
metode ceramah.
1
2
Aspek berpikir kritis dan berpikir kreatif belum menjadi perhatian bagi
kelas, hal tersebut tergambarkan pada hasil analisis angket responden yang
Hal tersebut diperkuat dari hasil wawancara dan petikan hasil ulangan
harian diketahui bahwa hasil belajar kimia sebagian besar siswa kelas XI IPA
masih berada di bawah nilai KKM yang telah ditentukan. Data hasil ulangan
harian pada mata pelajaran kimia pada Tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1
Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Kimia Semester Ganjil
Kelas XI SMA Negeri 8 Mataram Tahun Pelajaran 2017/2018
masih banyak siswa yang tidak tuntas, sehingga menuntut guru lebih kreatif
sesuai sehingga proses pembelajaran yang dilalui siswa dapat berdampak pada
beberapa fakta tentang kelemahan, yakni tidak sesuai dengan kebutuhan siswa,
kurang berorientasi pada kompetensi dasar, kurang melatih siswa untuk aktif
dan berpikir kreatif, salah satu contohnya yakni LKS yang hanya berisi
ringkasan materi, contoh soal, dan latihan. Selain itu, perangkat pembelajaran
yang digunakan bukan hasil pengembangan dari guru sekolah tersebut akan
tetapi diperoleh dari penerbit yang telah disediakan sehingga terkadang tidak
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa dan belum menyentuh keterkaitan
antara materi dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari siswa, hal yang
pembelajaran.
berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa sekolah menengah atas, maka perlu
hasil belajar siswa. Penelitian Suprapto, Zubaidah, & Corebima (2017), bahwa
(Pepkin, 2004).
penjabaran tersebut, kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa yang
B. Rumusan Masalah
and Answering (RQA) dipadu Creative Problem Solving (CPS) yang telah
C. Tujuan Pengembangan
and Answering (RQA) dipadu Creative Problem Solving (CPS) yang telah
D. Pentingnya Pengembangan
Tabel 1.2.
Spesifikasi Perangkat Pembelajaran Kimia Berbasis Reading, Questioning,
and Answering (RQA) Dipadu Creative Problem Solving (CPS)
Produk yang
No. Uraian Isi
dikembangkan
1 Silabus Silabus mengacu pada materi Kimia
dan mengaitkan dengan model
pembelajaran berbasis RQA dipadu
CPS
2 Rencana Pelaksanaan Matrik berupa perencanaan
Pembelajaran (RPP) pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan model pembelajaran
berbasis RQA dipadu CPS yang
memuat tentang Identitas sekolah,
KI, KD, IPK, tujuan, materi
pembelajaran, pendekatan, model,
dan metode, langkah-langkah
pembelajaran RQA dipadu CPS,
sumber belajar, dan penilaian.
3 Lembar Kegiatan Siswa Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
(LKS) memuat tentang petunjuk praktikum
yang mengarah pada peningkatan
kemampuan berpikir kritis dan
berpikir kreatif siswa dengan
mengikuti langkah-langkah dengan
model pembelajaran berbasis RQA
dipadu CPS
1. Asumsi Pengembangan
menyenangkan.
2. Keterbatasan Pengembangan
G. Definisi Operasional
berikut:
9
ada.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
modal intelektual yang sangat penting bagi setiap orang, selain itu menurut
Menurut Hassoubah (2002) salah satu ciri orang yang berpikir kritis akan
tentang apa yang harus diyakini dan harus dilakukan. Robert Ennis
11
12
yang berfokus pada pola pengambilan keputusan tentang apa yang harus
kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam
pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu,
telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir”. Jadi dapat
pendidikan.
lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi
dapat dipandang sebagai salah satu modal dasar atau modal intelektual
yang sangat penting bagi setiap orang. Oleh karena itu, pengembangan
pendidikan
13
yaitu:
mengidentifikasi asumsi
penulis menggunakan teori Facione seperti terdapat pada Tabel 2.1 sebagai
berikut.
Tabel 2.1.
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
No Kelompok Indikator
1 Interpretasi
Mampumengungkapkan makna dari data hasil
percobaan atau fenomena yang diperoleh dengan
benar sesuai dengan konsep yang ada
2 Analisis Mampu mengidentifikasi hubungan dari beberapa
data atau fenomena yang diperoleh dengan
konsep yang sedang dipelajari
3 Evaluasi Mampu memberikan penilaian atau tanggapan
terhadap hasil interpretasi dan analisis dari
kelompok (teman) yang melakukan presentasi
4 Inferensi Mampu memilih dan mempertimbangkan data
yang akan digunakan dalam membuat hipotesis
dan kesimpulan
5 Penjelasan Mampu membuat hipotesis berdasarkan rumusan
masalah yang ada
Sumber: Facione (1997)
yang sedang berkembang saat ini yang tidak hanya menekankan capaian
adanya kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi, bahwa situasi itu
sesuatu yang baru yang berupa gagasan atau ide yang baru atau yang
Tabel 2.2
Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Aspek Indikator
Fluence (Kefasihan) Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya
dan dapat dengan cepat melihat kesalahan dan
kelemahan dari suatu objek atau situasi
Flexibility Memberikan bermacam-macam penafsiran
(Kelenturan) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah,
serta jika diberi suatu masalah biasanya
memikirkan bermacam cara yang berbeda
untuk menyelesaikannya dan mampu
menggolongkan hal-hal menurut pembagian
(kategori) yang berbeda
Originality Setelah membaca atau mendengar gagasan-
(Kebaruan) gagasan, bekerja untuk menyelesaikan yang
baru
Elaboration Mencari arti yang lebih mendalam terhadap
(Kerincian) jawaban atau pemecahan masalah dengan
melakukan langkah-langkah yang terperinci,
dan mengembangkan atau memperkaya
gagasan orang lain, serta mencoba/menguji
detail-detail atau arah yang akan ditempuh
Sumber: Munandar (1999)
(Davoudi, 2015).
Dengan cara ini siswa akan tetap fokus membaca dan mengingat
pertanyaan serta melatih siswa untuk dapat kritis dalam menjawab dan
Problem Solving (Parnes). Dalam program ini ada enam criteria yang
Acceptence Finding.
keenam tahap tersebut untuk dapat dilakukan oleh siswa. Guru dalam
materi pelajaran atau topik diskusi yang dapat merangsang siswa untuk
permasalahan.
1) Objective Finding
2) Fact Finding
permasalahan.
3) Problem Finding
4) Idea Finding
5) Solution Finding
6) Acceptance Finding
Tabel 2.3.
Skenario Pembelajaran Creative Problem Solving
langsung sesuai
petunjuk dan arahan
Penemuan 4. Siswa berpikir dan mencari 3. Melakukan
Jawaban alternatif jawaban yang benar perbandingan dan
untuk memecahkan masalah analisis terhadap
pendapatpendapat
yang telah diberikan
oleh anggota
kelompok untuk
mencari jawaban
yang relatif benar.
Penentuan 5. Guru memberi masukan 4. Melakukan
Jawaban terhadap pendapat anak dan penyaringan konsep
memberikan pengertian yang benar dan
tentang penyelesain yang salah serta
benar mengungkapkan
kelemahan dan
kelebihan
5.
Sumber: Miftahul (2013).
sebagai berikut:
1) Kelebihan
harus dimengerti oleh siswa, bukan sekedar belajar dari guru atau
2) Kekurangan
Veronica, 2014).
B. Kerangka Berpikir
memahami pendidikan nasional, dan dari sudut pandang ini kita mengamati
memasuki abad 21, terjadi pergeseran paradigma global dalam pola berfikir
kepada pola berfikir yang bersifat holistic dan pada gilirannya berpengaruh
berpusat pada guru menuju student center dan constructivisme learning, dari
satu arah menuju interaktif, dari isolasi menuju lingkungan jejaring, dari pasif
menuju aktif menyelidiki, dari abstrak menuju konteks dunia nyata, dari
pengetahuan.
kemampuan berfikir siswa diantaranya adalah model RQA dipadu CPS. Kedua
Ketiga komponen ini jika dipadu maka akan menjadi suatu kemampuan dan
kreatif. Selain itu, pengintegrasian kedua model ini, akan memudahkan peran
BAB III
METODE PENELITIAN
dari analisis kebutuhan yang perlu diuji validitas dan efektivitasnya sehingga
adalah analisis masalah, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan
30
31
direvisi berdasarkan masukan dari para ahli dibidang pendidikan kimia. Pada
tahap ini juga akan dilakukan uji coba terbatas di sekolah yang telah
sekolah dan guru lain. Dalam penelitian ini tahap penyebaran berupa
direvisi ke sekolah, dan publikasi hasil penelitian pada jurnal yang diakreditasi
nasional.
RQA dipadu CPS mengacu pada langkah-langkah dalam model penelitian dan
C. Prosedur Pengembangan
dalam model penelitian dan pengembangan model 4-D (four D model). Tahap-
PENDEFENISIA
N
Analisis
Masalah
Analisis
Siswa
PERANCANGA
Analisis Analisis
Siswa Siswa
Spesifikasi Tujuan
N
Pembelajaran
Pemeilihan
Format
Rancangan Awal Perangkat
Pembelajaran
Draf 1 Draf Awal Perangkat
PENGEMBANGAN
Konsultasi ke Pembimbing
Draf 1 Revisi 1
Draf 1 Revisi 2
Perangkat
Pembelajaran
Analisis Uji Coba
Revisi
sebagai berikut:
1) Analisis Masalah
2) Analisis Siswa
cara yang lebih abstrak dan logis, pada tahap ini siswa mampu
CPS
tua siswa kelas XI terbagi menjadi empat jenis yaitu PNS, petani,
menjadi tiga suku yaitu suku Sasak, suku Jawa, dan suku Bali.
3) Analisis Tugas
2013 yaitu asam dan basa. Hasil analasis akan dijelaskan ke dalam
buku ajar siswa dan lembar kegiatan RQA dipadu CPS. Tugas-
4) Analisis konsep
meliputi:
a) Silabus
menit.
39
Kreatif
pembelajaran melalui umpan balik ahli dan revisi. Oleh karena itu,
tahap ini dilanjutkan dengan uji coba selama dua kali yaitu uji coba
2) Pembelajaran di kelas
desain ini terdapat pre test sebelum diberi perlakuan, dan post test
sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat dilihat pada Tabel 3.1
42
Tabel 3.1
Desain Penelitian
1. Instrumen Validasi
test soal berpikir kritis, dan validasi test soal berpikir kreatif, dengan skala
Baik (B) :4
Cukup (SB) :3
43
Kurang (SB) :2
2. Instrumen Kepraktisan
kritis dan berpikir kreatif siswa terdiri dari lembar pengamatan yang
Pembelajaran
Ya :1
Tidak :0
rpp, LKS, angket penilaian soal kemampuan berpikir kritis dan berpikir
sebagai berikut:
S
P k x 100%
N
Keterangan:
5
x 100% 100%
5
1
x 100% 20%
5
80%
7) Menentukan panjang interval yaitu 16%
5
Tabel 3.2.
Rentang Persentase dan Kriteria
Persentase Kriteria
85 %-100 % Sangat Baik
69 %-84 % Baik
53 %-68 % Cukup
37 %-52 % Kurang
20-36 % Sangat Kurang
(Sumber: Widyoko, 2009)
Pelaksanaan Pembelajaran
S
P k x 100%
N
Keterangan:
1
x 100% 100%
1
0
x 100% 0%
1
100%
7) Menentukan panjang interval yaitu 20%
5
Tabel 3.3.
Rentang Persentase dan Kriteria
Persentase Kriteria
81 %-100 % Sangat Baik
61 %-80 % Baik
41 %-60 % Cukup
21 %-40 % Kurang
0-20 % Sangat Kurang
(Sumber: Widyoko, 2009)
Berpikir Kreatif
S
P k x 100%
N
Keterangan:
4
x 100% 100%
4
1
x 100% 25%
4
75%
7) Menentukan panjang interval yaitu 15%
5
Tabel 3.4.
Rentang Persentase dan Kriteria
Persentase Kriteria
86 %-100 % Sangat Baik
71 %-85 % Baik
56 %-70 % Cukup
41 %-55 % Kurang
25-40 % Sangat Kurang
(Sumber: Widyoko, 2009)
a. Validitas Instrumen
Kriteria validitas dilihat dari nilai probalitas-nya semua butir soal diatas
b. Reliabilitas Instrumen
c. Tingkat Kesukaran
kritis dan berpikir kreatif siswa SMA, maka dilakukan analisis nilai gain
Skor gain ternormalisasi atau n-gain adalah salah satu metode untuk
menganalisis hasil tes awal dan tes akhir dan merupakan indikator terbaik
Tabel 3.5.
Kriteria N-gain
Presentase Kategori
N-Gain = 0,7 Tinggi
0,7 > N-Gain = 0,3 Sedang
0,3 > N-Gain Rendah
(Sumber: Hake, 1999)
51
DAFTAR PUSTAKA
Astuti dan Corebima, A.D. 2016. Analisis Persepsi Dosen Terhadap Strategi
Pembelajaran Reading Questiong And Answering (RQA) Dan Argument
Driven Inquiry (ADI) Pada Program Studi Pendidikan Biologi Di Kota
Makassar. Jurnal Pendidikan Pascasarjana Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Malang. 13-14
Bahtiar. 2014. Pengaruh Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Reading
Questioning Answering (RQA) terhadap Sikap Sosial, Keterampilan
Metakognisi dan Penguasaan Konsep Biologi untuk Pendidikan
Multietnis pada Siswa SMA di Ternate. Disertasi. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Subakir, B. 2013. Peningkatan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Kimia Melalui
Pendekatan Creative Problem Solving (CPS). Jurnal Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Kimia-Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2
(2): 56