TUGAS AKHIR
Disetujui Oleh,
Diketahui Oleh,
Tanggal Pengesahan :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan kegiatan tugas akhir dengan
judul Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat. Usulan kegiatan TA ini merupakan salah satu
tahapan awal bagi penulis dalam memenuhi kewajiban akademik yang harus
dipenuhi dan juga sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa tingkat akhir yang
berpendidikan di Program Studi Ekowisata, Sekolah Vokasi Institut Pertanian
Bogor.
Usulan kegiatan Tugas Akhir (TA) ini berisi tentang latar belakang, tujuan,
manfaat, luaran, kerangka berpikir, tinjauan pustaka, kondisi umum serta metode
penilitian yang dipakai. Luaran dari usulan kegiatan Tugas Akhir ini berupa
program kegiatan ekowisata harian, bermalam dan tahunan serta media promosi
berupa visual adalah poster dan audio visual adalah video promosi. Penulis berharap
usulan kegiatan Tugas Akhir (TA) dapat terlaksana dengan baik dan lancar serta
memberi manfaat bagi akademisi, masyarakat luas dan keilmuan khususnya dalam
bidang Ekowisata.
DAFTAR TABEL i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
D. Luaran 3
E. Kerangka Berpikir 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Perencanaan 5
B. Wisata, Pariwisata dan Kepariwisataan 6
C. Ekowisata 7
D. Wisatawan dan Pengunjung 7
E. Perencanaan Ekowisata 8
F. Etnobotani 9
G. Budaya 11
H. Desain 12
I. Persepsi, Motivasi dan Preferensi 13
III. KONDISI UMUM LOKASI 15
A. Letak dan Luas Kawasan 15
B. Kondisi Fisik 15
C. Kondisi Biotik 16
D. Kondisi Masyarakat 16
E. Kondisi Kepariwisataan 16
F. Aksesibilitas 17
IV. METODE TUGAS AKHIR 18
A. Waktu dan Lokasi 18
B. Alat Dan Bahan 18
C. Jenis Data 18
D. Metode Pengambilan Data 20
E. Analisis Data 22
F. Metode Penyusunan Luaran 23
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 26
DAFTAR TABEL
No Halaman
1 Aksesibilitas menuju Kecamatan Banjaran 17
2 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian 18
3 Jenis Pengambilan Data Kegiatan Tugas Akhir 19
4 Indikator Penilaian Objek/Sumberdaya wisata 22
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1 Kerangka Berpikir 4
2 Peta Administrasi Kecamatan Banjaran 15
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1 Kuesioner Persepsi dan Kesiapan Masyarakat 27
2 Kuesioner Persepsi dan Kesiapan Pengelola 32
3 Kuesioner Motivasi Persepsi dan Preferensi Pengunjung 35
4 Kuesioner Penilaian Potensi Unggulan oleh Asesor 39
5 Tally Sheet Identifikasi dan Inventarisasi Sumberdaya Etnobotani 43
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekowisata menurut Ihsan, dkk (2015) adalah suatu konsep pariwisata yang
mencerminkan wawasan lingkungan serta mengikuti pedoman-pedoman antara
kelestarian dan keseimbangan lingkungan. Kegiatan ekowisata dilakukan oleh
wisatawan yang menginginkan keberadaan sumberdaya yang terdapat di daerah
tujuan wisata tetap utuh dan tetap lestari, di samping budaya dan kesejahteraan
masyarakatnya tetap terjaga. Prinsip konservasi yang dipraktikkan dalam wisata
berkelanjutan ini sangat erat kaitannya dengan pilar ekowisata yaitu ekonomi,
ekologi dan sosial budaya. Unsur budaya yang tidak dapat dipisahkan dalam
kegiatan ekowisata, termasuk bentuk-bentuk budaya terkait pemanfaatan tumbuhan
yang dilakukan masyarakat lokal dikenal sebagai etnobotani.
Etnobotani merupakan bidang ilmu yang cakupannya mempelajari tentang
hubungan timbal balik antara manusia dengan sumberdaya alam tumbuhan serta
lingkungannya (Muhammad, 2009). Kegiatan ini biasanya masih dipraktikkan oleh
masyarakat yang umumnya masih mempertahankan tradisi secara turun temurun.
Masyarakat yang berupaya melestarikan budaya terkait sistem pengetahuan dalam
pemanfaatan tumbuhan yang terdapat di lingkungan tempat tinggalnya. Potensi
yang sangat besar terkait etnobotani untuk dirancang dalam kegiatan ekowisata
etnobotani.
Ekowisata etnobotani adalah sebuah perjalanan wisata yang bertujuan untuk
menjadikan pemanfaatan sumberdaya alam tumbuhan yang berkaitan dengan
kebudayaan masyarakat setempat sebagai obyek utamanya. Kegiatan ini dapat
dilakukan di kawasan atau wilayah yang masih menjaga kelestarian alam dan adat
istiadat setempat. Wilayah yang memiliki potensi untuk dilakukan kegiatan
ekowisata etnobotani yaitu di Kabupaten Bandung adalah Kecamatan Banjaran.
Kecamatan Banjaran terdiri dari sebelas desa yang memiliki potensi besar terkait
pengetahuan etnobotani. Masyarakat di Kecamatan Banjaran memanfaatkan
tumbuhan sebagai tumbuhan obat, tanaman hias, tanaman pangan, tumbuhan ritual
adat dan lain sebagainya. Salah satu tanaman yang dimanfaatkan dan cukup terkenal
di Kecamatan Banjaran adalah Hanjuang. Jenis ini merupakan salah satu jenis
tanaman hias yang sering digunakan untuk pelaksanaan ritual sebelum dan setelah
penanaman padi di sawah. Potensi etnobotani yang besar di Kecamatan Banjaran
menjadi alasan yang kuat untuk dilakukan perencanaan ekowisata etnobotani.
Perencanaan ekowisata etnobotani penting untuk dilakukan di Kecamatan
Banjaran. Hal ini dikarenakan permasalahan terkait pengetahuan mengenai
pemanfaatan tumbuhan di masyarakat sekitar Kecamatan Banjaran ternyata belum
diketahui secara luas dan belum terdokumentasi dengan baik. Kekhawatiran
pengetahuan ini dapat punah karena pengaruh modernisasi. Perencanaan ekowisata
etnobotani adalah merupakan suatu cara agar etnobotani atau kebudayaan terhadap
tumbuhan dapat berkembang. Perencanaan ini akan memberikan bentuk
pemanfaatan tumbuhan etno dan potensi kondisi habitatnya. Hasil yang diperoleh
dapat berupa informasi dalam upaya pengelolaan wilayah Kecamatan Banjaran dan
mendokumentasikan kehidupan masyarakat adat dalam memanfaatkan tumbuhan.
Perencanaan ini juga akan menghasilkan output atau luaran berupa media promosi.
Media promosi ini penting untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas
mengenai etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung Provinsi Jawa
Barat. Media promosi yang akan dirancang yaitu media audio visual (video) dan
visual berupa terkait pemanfaatan tumbuhan etno yang masih digunakan
masyarakat demi menunjang kehidupan.
B. Tujuan
C. Manfaat
E. Kerangka Berpikir
Menentukan Permasalahan
Variabel Essensial
Metode Teknik
- Pengamatan - Penyebaran
- Dokumentasi Kuesioner
- Identifikasi - Panduan
Wawancara
Analisis Data
A. Perencanaan
1. Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses menganalisis dan memahami sistem untuk
mencapai sebuah tujuan, dengan memperkirakan segala kemampuan sehingga
dapat dicapai hubungan yang optimal antara rencana yang dihasilkan dengan sistem
yang dianut. Perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya
dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat
penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama
karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan
pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik (David, 2004).
2. Fungsi Perencanaan
Perencanaan memiliki 5 (lima) fungsi yang menjadi catatan penting dalam
manajemen. Fungsi tersebut adalah:
a) Membantu pengaturan dalam pemanfaatan sumber daya.
b) Membantu pengambilan keputusan.
c) Membantu pemantauan dan pengawasan.
d) Membantu penyempurnaan rencana.
e) Memperjelas pendelegasian wewenang.
3. Tahapan Perencanaan
Tahap-tahap Perencanaan Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya
melalui empat tahap, antara lain:
a) Menetapkan tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusankeputusan
tentang kegiatan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa
rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber-daya
sumber-dayanya secara tidak efektif.
b) Merumuskan keadaan sekarang. Pemahaman akan posisi perusahaan
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber-daya sumber-daya
yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting, karena tujuan
dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
c) Mengidentifikasi kemudahan-kemudahan dan hambatanhambatan. Segala
kekuatan dan kelemahanserta kemudahan dan hambatan perlu
diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan
ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang
mungkin menimbulkan masalah.
d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai
alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif - alternatif
tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) di antara
berbagai alternatif yang ada (Wilujeng, 2007).
4. Aspek Perencanaan
Perencanaan mempunyai tiga aspek pokok yang harus diperhatikan. Ketiga
aspek yang dimaksud adalah hasil dari pekerjaan perencanaan (outcome of
planning), perangkat organisasi yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan
perencanaan (mechanic of planning), serta proses atau langkah-langkah melakukan
pekerjaan perencanaan (process of planning)
a) Hasil dari pekerjaan perencanaan
Hasil dari pekerjaan perencanaan disebut dengan nama rencana (plan), yang
dapat berbeda antara satu pekerjaan perencanaan dengan pekerjaan perencanaan
lainnya. Hasil pekerjaan perencanaan yang dilakukan oleh organisasi yang bergerak
dalam bidang kesehatan adalah rencana kesehatan (health plan).
b) Perangkat perencanaan
Perangkat perencanaan adalah organisasi yang ditugaskan atau yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pekerjaan perencanaan. Sama halnya
dengan hasil, perangkat perencanaan juga dapat berbeda antara satu pekerjaan
perencanaan dengan pekerjaan perencanaan yang lainnya. Pada suatu organisasi
yang besar, perangkat perencanaan ini mungkin satu biro khusus. Sedangkan pada
suatu organisasi yang sederhana, mungkin hanya dijabat oleh beberapa orang staff
saja.
c) Proses perencanaan
Proses perencanaan adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada
pekerjaan perencanaan. Berbeda halnya dengan hasil dan perangkat, proses
perencanaan ini pada dasarnya adalah sama untuk berbagai pekerjaan perencanaan.
Untuk dapat menghasilkan suatu rencana yang baik, sebaiknya langkah-langkah
yang ditempuh adalah sama (Safitri, 2008).
5. Kunci Keberhasilan dalam Perencanaan
Kunci keberhasilan merupakan faktorfaktor yang berpengaruh dan berfungsi
untuk lebih memfokuskan strategi organisasi dalam rangka pencapaian misi dan
visi secara efektif dan efisien. Cakupan faktor kunci keberhasilan cukup luas dan
sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam melaksanakan
misinya. kunci keberhasilan sangat membantu dalam mengembangkan suatu
perencanaan strategis agar lebih mudah dikomunikasikan dan dilaksanakan dan
memfokuskan serta memantapkan perencanaan sebagai jembatan antara misi dan
visi organisasi ( Farhurohman, 2017).
C. Ekowisata
E. Perencanaan Ekowisata
F. Etnobotani
1. Definisi Etnobotani
Etnobotani merupakan bidang ilmu yang cakupannya mempelajari tentang
hubungan timbal balik antara manusia dengan sumber daya alam tumbuhan serta
lingkungannya (Muhammad, 2009). Definisi lain dari etnobotani merupakan ilmu
yang mempelajari hubungan antara manusia baik etnik maupun kelompok yang ada
di dalamnya serta adanya interaksi dengan tumbuhan (Kandowangko et al., (2011).
Menurut Arum et al.. (2012) mendefinisikan bahwa etnobotani merupakan suatu
pengetahuan yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan dalam
keperluan sehari-hari dam adat suatu suku bangsa. Kegiatan ini memiliki potensi
untuk mengungkap sistem pengetahuan tradisonal suatu kelompok masyarakat atau
etnis mengenai keanekaragaman sumberdaya hayati, konservasi dan budaya
(Tapundu & Anam, 2015).
2. Manfaat Etnobotani
Menurut Mubarokah (2015) etnobotani memiliki manfaat dari segi ekonomi
dan manfaat dalam segi pengembangan konservasi. Manfaat etnobotani dari segi
ekonomi, identifikasi enis-jenis tumbuhan dapat meningkatkan potensi ekonomi
dan nilai komersil. Manfaat etnobotani dalam pengembangan konservasi adalah
peranan teknik tradisional untk melindungi jenis-jenis khusus dan habitat yang
rentan punah serta konservasi plasma nutfah tanaman budidaya serta tumbuhan obat
pemulihan pada program yang akan mendatang (Munawaroh dan Astuti, 2000)
dalam (Rohmah, 2013).
Menurut Mubarokah (2015) manfaat dari etnobotani adalah dapat digunakan
sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat
tradisional. Selain itu, dapat digunakan sebagai literatur bidang pendidikan dan
sebagai pedoman bagi masyarakat awam untuk memanfaatkan berbagai jenis
tumbuhan yang ada.
3. Ruang Lingkup Etnobotani
Menurut Dyopi (2011) ruang lingkup merupakan suatu batasan luasnya
subyek yang tercakup dalam suatu bidang tertentu. Ruang lingkup etnobotani yang
telah berkembang dari sebelumnya yang hanya membahas tentang pemanfaatan
tumbuhan oleh suatu masyarakat tradisional hingga cakupannya meluas meliputi
berbagai bidang, contohnya adalah bagaimana masyarakat dapat
mengklasifikasikan, mengeksplorasi tumbuhan serta pengaruhnya terhadap
evaluasi. Menurut Purwanto (2000) dalam Dyopi (2011) ruang lingkup kahian
etnobotani diantaranya adalah:
a) Etnoekologi, memfokuskan pengetahuan tradisional tentang adapatasi dan
interaksi pada suatu organisme serta pengaruh pemanfaatan terhadap
lingkungan alam.
b) Pertanian Tradisional, pengetahuan tradisional tentang tumbuhan dan sistem
pertanian
c) Etnobotani Kognitif, persepsi masyarakat tradisional terhadap
keanekaragaman sumberdaya alam tumbuhan melalui analisis simbolik
dalam ritual dan mitos serta konsekuensi ekologisnya.
d) Budaya Materi, pengetahuan tradisional dan pemanfaatan tumbuhan dalam
seni dan teknologi
e) Fitokimia Tradisional, pengetahuan lokal tentang penggunaan tumbuhan
berdasarkan kandungan bahan kimianya
f) Paleobotani, interaksi masa lalu antara manusia dengan tumbuhan
berdasarkan interpretasi peninggalan arkeologi.
4. Sejarah Etnobotani
Sejarah perkembangan etnobotani diawali dengan petualangan bangsa Eropa
untuk meneliti dan mendokumentasikan penggunaan tumbuhan obat oleh
masyarakat lokal. Berawal dari Christopher Colombus pada tahun 1492 yang
menemukan pemanfaatan tembakau oleh masyarakat lokal di Cuba yang kemudian
diperkenalkan berbagai jenis tanaman budidaya lainnya ke daratan Eropa.
Ilmu yang mempelajari penggunaan berbagai jenis tumbuhan oleh
masyarakat lokal adalah disebut ilmu atau pengetahuan baru yang berada pada
kurun waktu 1873 sampai 1880. Power menulis buku tentang Botani Aborigin
(Aboriginal Botany) pada tahun 1892 yang merupakan cikal bakal istilah etnobotani
yang diperkenalkan oleh Harsberger pada tahun 1895. Etnobotani berkembang
pesat pada tahun 1900. Hal tersebut ditandai dengan lahirnya gelar doctor pertama
di bidang Etnobotaniyang bernama David Barrow dengan disertasi berjudul “The
Ethnobotany of The Coahuilla Indiatzof Southern Califonzic” dari Unversitas
Chicago.
Etnobotani masuk ke wilayah Asia adalah pada tahun 1920 tepatnya di India
melalui publikasi tumbuhan obat. Memasuki tahun 1980, etnobotani tidak hanya
dikenal oleh masyarakat akademika tetapi juga dikenal oleh berbagai masyarakat
awam di seluruh dunia. Jurnal pertama di bidang etnobotani pertama kali diterbitkan
pada tahun 1981 dan diikuti dengan didirikannya perhimpunan masyarakat
etnobotani pada tahun 1983 yang diprakasai oleh perhimpunan arkeologi Amerika,
merupakan bukti eksistensi dan perkembangan ilmu etnobotani.
Penelitian tentang etnobotani di Indonesia sebenarnya telah dimulai pada
abad ke-18. Rhumpius telah membuat herbarium Amboinense dan menulis
mengenai tumbuh-tumbuhan di Ambon. Haskarl pada tahun 1845 telah mencatat
penggunaan lebih dari 900 tumbuhan di Indonesia (Acharya & Anshu , 2008).
Perkembangan etnobotani sebagai suatu bagian dari institusi berawal dari
pengumpulan artefak dari berbagai wilayah di Indonesia dan kemudian
didirikannya Museum Etnobotani pada tangga 18 Mei 1982. Selanjutnya dibentuk
kelompok penelitian etnobotani di bawah Balitbang, Botani-Puslitbang, Biologi
LIPI, Bogor (Purwanto, 1999) dalam (Fahreza, 2004). Sekali dalam tiga tahun
diadakan seminar atau lokakarya etnobotani hingga pada tahun 1998 tercapailah
Masyarakat Etnobotani Indonesia. Beberapa perguruan tinggi seperti Institut
Pertanian Bogor dan Universitas Indonesia, kini membangun program pascasarjana
mengenai etnobotani (Museum Etnobotani Indonesia, 2016).
G. Budaya
1. Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari (Deddy,
2006).
2. Karakteristik Budaya
Karakteristik kunci dari budaya menurut Zwell (Wibowo, 2010) adalah
budaya dipelajari, norma adat dan istiadat adalah umum diseluruh budaya, budaya
kebanyakan bekerja tanpa sadar, sifat dan karakteristik budaya dikontrol melalui
banyak mekanisme dan proses sosial, elemen budaya diteruskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya, menyesuaiakan adat istiadat dan pola perilaku yang dapat
diterima cenderung menjadi berhubungan dengan kebajikan moral dan superioritas,
serta seperti kebiasaan lainnya yaitu perilaku budaya adalah nyaman dan dikenal
umum. Tujuh karakteristik budaya organisasi, yaitu:
a) Otonomi individu, yaitu kadar kebebasan, tanggung jawab, dan kesempatan
individu berinisiatif dalam organisasi
b) Struktur, yaitu kadar peraturan dan ketetapan yang digunakan untuk
mengontrol perilaku pegawai
c) Dukungan, yaitu kadar bantuan dan keramahan manajer kepada pegawai
d) Identitas, yaitu kadar kenalnya anggota terhadap organsasi secara
keseluruhan, terutama informasi kelompok kerja dan keahlian profesionalnya
e) Hadiah performansi, yaitu kadar alokasi hadiah yang didasarkan pada kriteria
performansi pegawai
f) Toleransi konflik, yaitu kadar konflik dalam hubungan antar-sejawat dan
kemauan untuk jujur dan terbuka terhadap perbedaan
g) Toleransi risiko, yaitu kadar dorongan terhadap pegawai untuk agresif,
inovatif, dan berani menanggung risiko.
3. Unsur Budaya
Unsur-unsur kebudayaan tersebut bersifat universal, yakni terdapat dalam
semua masyarakat di mana pun di dunia, baik masyarakat “primitif”
(underdeveloped society) dan terpencil (isolated), masyarakat sederhana (less
developed society) atau prapertanian (preagricultural society), maupun masyarakat
berkembang (developing society) atau mengindustri (industrializing society) dan
masyarakat maju (developed society) atau masyarakat industri (industrial society)
dan pascaindustri (postindustrial society) yang sangat rumit dan canggih (highly
complicated society). Unsur-unsur tersebut juga menunjukkan jenisjenis atau
kategori-kategori kegiatan manusia untuk “mengisi” atau “mengerjakan,” atau
“menciptakan” kebudayaan sebagai tugas manusia diturunkan ke dunia sebagai
“utusan” atau khalifah untuk mengelola dunia dan seisinya, memayu hayuning
bawana – tidak hanya melestarikan isi alam semesta melainkan juga merawat,
melestarikan dan membuatnya indah. Unsur-unsur kebudayaan tersebut dapat
dirinci dan dipelajari dengan kategori-kategori sub unsur dan sub-sub-unsur, yang
saling berkaitan dalam suatu sistem budaya dan sistem sosial menurut
Koentjaraningrat (1974) meliputi :
a) Sistem dan organisasi kemasyarakatan
b) Sistem religi dan upacara keagamaan
c) Sistem mata pencaharian
d) Sistem ilmu pengetahuan
e) Sistem teknologi dan peralatan
f) Bahasa
g) Kesenian
H. Desain
1. Definisi Desain
Desain adalah salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani manusia yang
dijabarkan melalui berbagai pengalaman, keahlian, dan pengetahuannya yang
mencerminkan perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya,
terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, nilai, dan berbagai
tujuan benda buatan manusia (Archer, 1976). Desain adalah dorongan keindahan
yang diwujudkan dalam suatu bentuk komposisi; rencana komposisi; sesuatu yang
memiliki kekhasan; atau garis besar suatu komposisi, misalnya bentuk yang
berirama, desain motif, komposisi nada, dan lain-lain (Encyclopedia of The Art).
Persepsi yang dikemukakan oleh Mulyana (2007) yaitu inti dari komunikasi,
disebut sebagai inti komunikasi karena jika persepsi tidak akurat maka tidak akan
mungkin dapat berkomunikasi dengan efektif. Tolak keberhasilan suatu persepsi
yang timbul akan mengalami semakin tingginya derajat kesamaan persepsi
individu, maka semakin mudah dan semakin cenderung membentuk kelompok
budaya ataupun kelompok identitas. Hal tersebut kemudian merujuk pada otak yang
menghasilkan rangsangan sehingga suatu individu tersebut menyadari tentang suatu
hal. Persepsi terhadap manusia disebut dengan presepsi sosial. Meskipun terkadang
manusia disebut juga sebagai objek jika presepsi tersebut ditujukan untuk pengelola
atau pengunjung di lokasi wisata. Persepsi terhadap lingkungan fisik berbeda
dengan presepsi lingkungan sosial. Perbedaan tersebut mencakup:
a) Persepsi objek melalui lambang, sedangkan presepsi terhadap orang melalui
kalimat verbal dan non verbal.
b) Persepsi objek menanggapi sifat luar manusia, presepsi terhadap manusia
luar dan dalam (perasaan, motif, harapan).
c) Presepsi kontak terhadap objek adalah tidak bereaksi, presepsi kontak
terhadap manusia bereaksi.
Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi menjadi hal yang sangat
mendasar dalam studi tentan wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan
penggerak dari proses perjalanan wisata, walaupun motivasi ini sering tidak
disadari oleh wisatawan itu sendiri (Sharpley dalam Wahab, 1997). Motivasi dapat
dikelompokkan menjadi empat yaitu motivasi fisik, motivasi budaya, motivasi
fantasi dan motivasi sosial.
Preferensi merupakan suatu sikap konsumen terhadap satu pilihan merek
produk yang terbentuk melalui evaluasi atas berbagai macam merek dalam berbagai
pilihan yang tersedia (Kotler, 2009). Preferensi adalah proses merengking seluruh
hal yang dapat dikonsumsi dengan memperoleh preferensi atas suatu produk
maupun jasa (Frank, 2011).
III. KONDISI UMUM LOKASI
B. Kondisi Fisik
Kondisi fisik suatu kawasan dijelaskan secara rinci meliputi tiga hal yaitu
topografi, iklim serta tanah dan hidrologi. Kondisi fisik Kecamatan Banjaran
memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan gejala alam yang ada.
1. Topografi
Kecamatan Banjaran berada di sebelah timur Kabupaten Bandung.
Kecamatan Banjaran juga berada pada ketinggian 653 meter di atas permukaan
laut. Kecamatan Banjaran mempunyai luas 3.032,52 Ha. Kecamatan Banjaran ini
memiliki 11 desa yang merupakan wilayah administrasi. Karakteristik topografi
Kecamatan Banjaran yaitu kontur tanah yang bergelombang. Suhu udara berkisar
18 sampai dengan 30 derajat celcius.
2. Iklim
Kecamatan Banjaran terletak di sebelah timur Kabupaten Bandung yang
dikelilingi oleh beberapa gunung diantaranya Gunung Puntang dan Gunung Patuha
oleh karena itu termasuk kedalam iklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson
serta dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk dengan suhu rata-
rata 18 sampai dengan 30 derajat celcius. Curah hujan rata-rata antara 1.500 mm
sampai dengan 4.000 mm per tahun.
3. Hidrologi
Kecamatan Banjaran memiliki potensi hidrologi berupa sumber daya air yang
cukup melimpah, baik air bawah tanah maupun air permukaan. Air permukaan
terdiri dari sungai dan anak sungai. Pemanfaatan sumber air permukaan pada
umumnya untuk kebutuhan pertanian, industry dan sosial lainnya. Sebagian besar
masyarakat memanfaatkan air tanah bebas (sumur gali) dan air tanah dangkal
(kedalaman 20 sampai 60 meter) untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta
sebagian kecil menggunakan fasilitas dari PDAM.
C. Kondisi Biotik
Alat dan bahan pada pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir diperlukan untuk
mempermudah dalam pengambilan data selama kegiatan tersebut berlangsung.
Setiap alat dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir memiliki fungsinya masing-
masing. Bahan penelitian yang terkait ekowisata etnobotani adalah sumberdaya
wisata, pengelola, masyarakat, dan pengunjung. Alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian
No Alat dan Objek Fungsi
1 Alat
a. Kamera Digunakan untuk mengambil gambar yang dibutuhkan
sebagai pelengkap data primer.
b. Laptop Mengolah data yang sudah didapat.
c. Alat tulis Mencatat data yang dibutuhkan.
d. Kuesioner Digunakan untuk mengetahui nilai suatu objek
karakteristik, motivasi dan persepsi pengunjung, kesiapan
masyarakat dan institusi.
e. Buku Literatur Acuan dan pemanduan selama kegaitan praktikum
f. Wifi/Kuota Internet Medium untuk terhubung ke internet.
g. Tally sheet Menginventarisasi data lapangan.
2 Bahan
a. Sumberdaya etnobotani Sebagai obyek utama dalam perencanaan ekowisata
etnobotani untuk mengetahui daya tarik dan atraksi wisata
b. Pengelola Untuk mengetahui karakteristik, kesiapan dan persepsi
pengelola.
c. Masyarakat Untuk mengetahui karakteristik, kesiapan dan persepsi
masyarakat.
d. Pengunjung Untuk mengetahui karakteristik, persepsi dan motivasi
pengunjung.
C. Jenis Data
Jenis data yang diambil pada Tugas Akhir ini dibagi menjadi dua, meliputi
data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara
observasi langsung, wawancara ke lapangan dan menyebarkan kuesioner kepada
pengelola, masyarakat, dan wisatawan. Data sekunder adalah data yang diperoleh
melalui studi literatur, seperti internet dan buku-buku yang terkait. Adapun jenis
pengambilan data dalam kegiatan Tugas Akhir dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jenis Pengambilan Data Kegiatan Tugas Akhir
No Jenis Data Uraian Data yang Sumber Metode
Dikumpulkan Data
Data Primer
1. Sumberdaya 12 Nama, jenis, jumlah, Perkebunan Observasi
Etnobotani Pengelompokkan waktu, persebaran, dan lahan di dan
Tumbuhan habitat, lokasi, desa. wawancara
- Tumbuhan estetika, sebaran,
Obat habitus,
- Tumbuhan pemanfaatan, cara
Hias pengolahan, bagian
- Tumbuhan yang dimanfaatkan
aromatik serta jenis
- Tumbuhan pemanfaatan.
penghasil
pangan
- Tumbuhan
pakan ternak
- Tumbuhan
penghasil
minuman
- Tumbuhan
bahan pewarna
- Tumbuhan
penghasil
bahan
bangunan
- Tumbuhan
keperluan
ritual adat dan
keagamaan
- Tumbuhan
kerajinan
- Tumbuhan
penghasil kayu
bakar
- Tumbuhan
penghasil
pestisida
nabati
2 Responden
a. Masyarakat Karakteristik, Masyarakat Observasi
persepsi, dan desa. langsung
kesiapan masyarakat. dan
wawancara
b. Wisatawan Karakteristik, Pengunjung/ Observasi
persepsi, preferensi Wisatawan. langsung
dan motivasi dan
wawancara
c. Pengelola Karakteristik, Pengelola Observasi
persepsi, dan desa. langsung
kesiapan pengelola dan
wawancara
No Jenis Data Uraian Data yang Sumber Metode
Dikumpulkan Data
Data Sekunder
1 Kondisi - Letak dan Luas Masyarakat Studi
Umum Kawasan desa dan literatur dan
Kawasan - Sejarah Kawasan pengelola wawancara
- Kondisi Fisik
- Kondisi Biotik
- Kondisi Sosial
Budaya
Masyarakat
- Aksesibilitas
- Potensi Wisata
a. Sumberdaya Etnobotani
Sumberdaya etobotani terdiri dari keanekaragaman tumbuhan serta
pemanfaatannya. Data sumberdaya etnobotani diperoleh melalui observasi dan
wawancara. Observasi untuk mengetahui keadaaan alam di Kecamatan Banjaran
dapat dilakukan dengan cara memetakan terlebih dahulu berdasarkan data sekunder
dari Pemerintahan Kecamatan Banjaran terkait zona lahan serta potensi tanaman
produksi dan non produksi. Berdasarkan data tersebut menjadi acuan dasar untuk
observasi ke lapang untuk ground check terkait pemanfaatan tanaman oleh
masyarakat yang disesuaikan dengan tujuan tugas akhir. Tumbuhan yang diambil
dapat dibagi menjadi dua ketegori, yaitu tumbuhan alam dan budidaya. Pembagian
ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan penelitian. Tumbuhan
alam adalah flora yang hidup atau ada secara alami dan tidak ditanam masyarakat
setempat, sedangkan tumbuhan budidaya adalah jenis flora yang sengaja ditanam
untuk dipelihara. Pembagian kategori menjadi flora budidaya produksi dan non
produksi dapat dilihat dari seberapa banyak tanaman tersebut dibudidaya dan
apakah mengahasilkan secara ekonomi atau tidak.
Pengelompokkan sumberdaya etnobotani dibagi menjadi 12 (dua belas)
bagian, diantaranya adalah tumbuhan obat, tanaman hias, tumbuhan aromatik,
tumbuhan penghasil pangan, tumbuhan pakan ternak, tumbuhan yang dijadikan
kerajinan, tumbuhan yang dijadikan pestisida nabati, tumbuhan penghasil warna,
tumbuhan yang dijadikan ritual adat dan keagamaan, tumbuhan yang dijadikan
bahan bangunan, tumbuhan yang dijadikan kayu bakar dan tumbuhan penghasil
minuman. Data yang akan diambil dari masing-masing pengelompokan ini berupa
nama tumbuhan, jenis, pengelompokkan, sebaran, habitus, pemanfaatan,
pengolahan, lokasi, habitat, bagian yang dimanfaatkan, jenis pemanfaatan serta
estetikanya.
Wawancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan terkait sumberdaya
etnobotani. Teknik penyebaran kuesioner yang dilakukan yaitu dengan purposive
sampling. Purposive sampling ini adalah teknik pengambilan sampel dengan
menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008). Purposive sampling yang
juga disebut sebagai sampel penilaian atau pakar adalah jenis sampel non
probability. Teknik ini dapat mempermudah dalam mencari data terkait
sumberdaya etnobotani dengan metode wawancara. Wawancara tersebut dapat
ditujukan kepada sebagian masyarakat lokal yang mengerti atau mengetahui
terhadap etnobotani yang ada disekitarnya.
Analisis data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu deskriptif kualitastif serta
deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif adalah sebuah metode yang digunakan
peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu
waktu tertentu (Mukhtar, 2013). Metode ini menekankan terhadap deskripsi tentang
memperoleh data apa adanya tanpa dilebihkan atau dikurangkan. Data yang diambil
dengan metode deskriptif kualitatif ini berupa sebaran, jenis tumbuhan, habitus,
habitat, kelompok kegunaan, cara pemanfaatan dan cara pengolahan.
Analisis data selanjutnya yaitu deskriptif kuantitatif adalah analisis data
dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum (Sugiyono, 2015). Biasanya deskriptif kuantitatif ini mendeskripsikan
tentang angka-angka yang terdapat pada suatu data. Salah satu cara untuk
menganalisis data data dengan deskriptif kuantitatif yaitu dengan cara adanya
penilaian pada suatu obyek wisata. Penilaian terhadap potensi ekowisata etnobotani
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung dan menyebarkan
kuesioner mengenai potensi sumber daya wisata. Sumber daya wisata yang dinilai
meliputi potensi alam maupun budaya. Penilaian potensi sumber daya ekowisata
dapat dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian (Avenzora, 2008) yang
terdiri dari keunikan, keindahan, seasonalitas, sensitifitas, aksesibilitas dan fungsi
sosial. Indikator penilaian sumberdaya wisata dapat dilihat di Tabel 4.
Tabel 4 Indikator Penilaian Objek/Sumberdaya wisata
No. Aspek Penjelasan
1 Keunikan Menggambarkan nilai eksistensi suatu objek atau event dalam konteks
kepariwisataan.
2 Kelangkaan Representasi komparatif dari intangible suatu objek wisata terhadap objek
sejenis lainnya.
3 Keindahan Merupakan extrinsic values dan intrinsic values yang dimiliki suatu objek
dalam mensuplay kepuasan wisatawan dalam melihat benda tersebut.
4 Seasonalitas Menggambarkan waktu ketersediaan suatu objek untuk dapat diakses
wisatawan dalam memenuhi kepuasan dari kegiatan wisata yang
dilakukan.
5 Aksesibilitas Menggambarkan rentang kondisi dan proses yang harus dilakukan
wisatawan untuk mendatangi objek wisata yang ingin dikunjungi.
6 Sensitifitas Representasi tata nilai sustainable tourism dalam menilai pengaruh
kegiatan wisata terhadap keberlanjutan objek itu sendiri maupun elemen
lingkungan sekitarnya.
7 Fungsi Memberikan pemaparan tentang adanya potensi berbagai dampak sosial
sosial yang terjadi dalam kegiatan wisata.
Sumber: Avenzora, 2008
Keterangan nilai indikator: Keunikan: 1. Sangat tidak unik, 2. Tidak unik, 3. Agak tidak unik, 4.
Biasa saja, 5. Agak unik, 6. Unik, 7. Sangat unik. Kelangkaan: Sangat tidak langka, 2. Tidak langka,
3. Agak tidak langka, 4. Biasa saja, 5. Agak langka, 6. Langka, 7. Sangat langka. Keindahan: 1.
Sangat tidak indah, 2. Tidak indah, 3. Agak tidak indah, 4. Biasa saja, 5. Agak indah, 6. Indah, 7.
Sangat indah. Seasonality: 1. Sangat tidak musiman, 2. Tidak musiman, 3. Agak tidak musiman, 4.
Biasa saja, 5. Agak musiman, 6. Musiman, 7. Sangat musiman. Sensitivitas: 1. Sangat tidak sensitif,
2. Tidak sensitif, 3. Agak tidak sensitif, 4. Biasa saja, 5. Agak sensitif, 6. Sensitif, 7. Sangat sensitif.
Aksesibilitas: 1. Sangat tidak terjangkau, 2. Tidak terjangkau, 3. Agak tidak terjangkau, 4. Biasa
saja, 5. Agak terjangkau, 6. terjangkau, 7. Sangat terjangkau. Fungsi Sosial: 1. Sangat tidak
bermanfaat, 2. Tidak bermanfaat, 3. Agak tidak bermanfaat, 4. Biasa saja, 5. Agak bermanfaat, 6.
bermanfaat, 7. Sangat bermanfaat.
Avenzora RA. 2008. Ekoturisme Teori dan Praktek. BRR NAD-Nias : Banda Aceh.
Bintarto R. 1983. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Yogyakarta: Ghalia
Indonesia.
Bastian I. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga.
Damanik J dan Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta: C.V Andi
Offset: P 1-2, 19-20, dan 37-38.
Dewi HU. 2013. Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat
Lokal di Desa Wisata jatiluwih Tabanan, Bali. Vol. 3. No. 2. P 129-131.
Darmadji T, Hendy MF. 2001. Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Widisarana: P 12-14,
dan122-123.
Hasan A. 2015. Tourism Marketing. Yogyakarta. CAPS (Center for Academic
Publishing Service).
Kete SCR .2016 . Pengelolaan Ekowisata Goa Berbasis Wisata Alam Goa Pindul.
Yogyakarta (ID): CV Budi Utama: P 28-29.
Kodhyat H. 1998. Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesea. Jakarta:
Grasindo.
Mulyana D. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mulyani S. 2016. Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Bandung (ID): ABDI
SITEMATIKA.
Spillane JJ. 1987. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Amerika Serikat:
Kanisius: P 22.
Suwartono Gamal, 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta (ID): Andi
Soekanto S. 2007. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Soekadijo RG. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Utama.
Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Walpole. 1982. Pengantar Statistika. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia.
Yusuf M. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.
Jakarta: Prenada Media Group.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Persepsi dan Kesiapan Masyarakat
TUGAS AKHIR
PERSEPSI DAN KESIAPAN MASYARAKAT
Wawancara dalam rangka pengumpulan data Tugas Akhir (TA)
“Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat”
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
A. Karakteristik Responden
1. Nama : ……………………………...................(boleh tidak
diisi)
2. Alamat : Desa ………………..
3. Jenis Kelamin*
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Status Pernikahan*
a. Single
b. Menikah
5. Usia*
a. 17-25 Tahun
b. 26-45 Tahun
c. 46-65 Tahun
6. Pendidikan terakhir*
a. SD/MI d. Perguruan Tinggi
b. SMP/MTs e. Lainnya (sebutkan) ……………...
c. SMA/SMK
7. Pekerjaan*
a. Pelajar/Mahasiswa e. Pegawai Swasta
b. Petani f. Ibu Rumah Tangga
c. PNS g. Lainnya (sebutkan) ………………
8. Pendapatan Perbulan (Rupiah)*
a. <500.000 d. 3.000.000-5.000.000
b. 500.000-1.000.000 e. >5.000.000
c. 1.000.000-3.000.000
9. Agama* :
a. Islam d. Hindu
b. Katolik e. Budha
c. Protestan f. Konghucu
*Keterangan : Silang pada pilihan jawaban
B. Persepsi
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
1. Bagaimana persepsi Anda mengenai Perencanaan Ekowisata Etnobotani di
Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung dan berapa kadar penilaiannya ?
Penilaian
Persepsi
1 2 3 4 5 6 7
a. Setujukah Anda apabila di Kecamatan Banjaran
Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan
Ekowisata Etnobotani?
b. Setujukah Anda jika perencanaan program ekowisata
etnobotani terealisasi?
c. Setujukah Anda mengenai kedatangan wisatawan
lokal dan mancanegara di Kecamatan Banjaran
Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan
Ekowisata Etnobotani.
d. Setujukah Anda apabila ekowisata etnobotani
dilakukan di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Banjaran dan dipromosikan melalui kegiatan
pariwisata.
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak
setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju.
C. Kesiapan
Beri tanda checklist(√ ) pada jawaban yang menurut Anda paling tepat pada
kolom yang telah disediakan.
1. Untuk mewujudkan Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan
Banjaran, Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan Ekowisata
Etnobotani, maka setujukah anda untuk menyiapkan diri dalam hal-hal
berikut:
Aspek Jawaban
Standard Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7
A. Etika Pelayanan Kepada Pengunjung
a. Melakukan senyum, salam, dan sapa kepada wisatawan
b. Menjalin komunikasi dengan baik terhadap wisatawan
c. Tidak melakukan hal yang merugikan terhadap wisatawan
d. Tidak membeda-bedakan wisatawan dalam hal usia, suku,
warga negara dan agama
Aspek Jawaban
Standard Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7
e. Berpenampilan yang baik dan wajar dengan menggunakan
pakaian yang sopan dan rapi saat berhadapan dengan
pengunjung
f. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan sopan serta
tidak menggunakan kata-kata yang mengandung unsur SARA
(agama, suku, ras, dan bangsa)
g. Menghindari kebiasaan buruk saat melayani pengunjung
h. Tidak mengharapkan tips dari wisatawan
i. Tidak membicarakan masalah pribadikepada wisatawan
j. Memberikan informasi secara benardan membantu apabila
diperlukan
B. Keamanan dan Keselamatan Kepada Wisatawan
a. Menjalankan sistem keamanan lingkungan (SISKAMLING)
b. Mengetahui identitas wisatawan yang mengunjungi Kampung
Sukagalih
c. Mengetahui pengetahuan dasar penyakit ringan dan memiliki
pengetahuantentang P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan)
d. Menyediakan alat P3K
e. Memberikan informasi kepada wisatawan mengenai aturan adat
yang terdapat di Kampung Sukagalih
f. Masyarakat memastikan wisatawan agar tidak mengambil atau
merusak benda sejarah, benda peninggalan, flora, serta fauna
yang terdapat di objek wisata
g. Menyediakan pusat informasi
h. Tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan oleh
gangguan keamanan, kecelakaan, pencemaran, dan bencana
alam
i. Melakukan pengawasan terhadap aktivitas wisatawan
j. Apabila terdapat perkelahian atau perusakan, masyarakat wajib
menghentikannya dan melaporkannya kepada pihak yang
berwajib
k. Mengembalikan barang kepada wisatawan apabila tertinggal di
kawasan wisata
l. Jika terjadi kecelakaan masyarakat wajib menolong dengan
bantuan medis
C. Persaingan Usaha
a. Adanya suatu badan masyarakat yang berwenang mengatur
standart harga (tiket, makanan, minuman, dll)
b. Tidak membeda-bedakan mengenai harga wisatawan lokal dan
mancanegara
c. Adanya pembagian wilayah untuk melakukan usaha
d. Menyediakan barang yang berkualitas agar wisatawan tidak
kecewa dan tidak memberikan penilaian yang negatif terhadap
suatu tempat usaha tersebut
e. Melakukan promosi secara langsung contohnya memperagakan
salah satu permainan tradisional
f. Menyediakan dan menjual produk khas
g. Menyediakan jasa penginapan dan penyewaan transportasi
h. Bersaing secara sehat dengan mengedepankan keunggulan
produk danlayanan yang bermutu
i. Menyediakan kotak kritik dan saran untuk pembeli
j. Pedagang wajib mentaati etika persaingan usaha
Aspek Jawaban
Standard Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7
D. Kenyamanan dan Kebersihan Bagi Pengunjung
a. Memperhatikan kebersihan lingkungan
b. Menyediakan tempat pembuangan sampah
c. Tidak membawa barang-barang terlarang contohnya minuman
keras, narkotika, dan psikotropika
d. Menjaga dan tidak merusak fasilitas
e. Mengambil sampah yang terlihat di sekitar objek wisata
f. Memiliki jadwal kebersihan desa
g. Menyediakan fasilitas MCK yang bersih dan layak digunakan
h. Masyarakat dan atau wisatawan harus mentaati peraturan
kesehatan
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak setuju, 6.
Setuju, 7. Sangat setuju.
Lampiran 2 Kuesioner Persepsi dan Kesiapan Pengelola
TUGAS AKHIR
PERSEPSI DAN KESIAPAN PENGELOLA
Wawancara dalam rangka pengumpulan data Tugas Akhir (TA)
“Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat”
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
A. Karakteristik Responden
1. Nama : ................…………………………......(boleh tidak
diisi)
2. Alamat : Desa ....................................................
3. Jenis Kelamin*
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Status Pernikahan*
a. Single
b. Menikah
5. Usia*
a. 17-25 Tahun
b. 26-45 Tahun
c. 46-65 Tahun
6. Pendidikan terakhir*
a. SD/MI d. Perguruan Tinggi
b. SMP/MTs e. Lainnya (sebutkan) ……………...
c. SMA/SMK
7. Pekerjaan*
a. Pelajar/Mahasiswa e. Pegawai Swasta
b. Petani f. Ibu Rumah Tangga
c. PNS g. Lainnya (sebutkan) ………………
8. Pendapatan Perbulan (Rupiah)*
a. <500.000 d. 3.000.000-5.000.000
b. 500.000-1.000.000 e. >5.000.000
c. 1.000.000-3.000.000
9. Agama* :
d. Islam d. Hindu
e. Katolik e. Budha
f. Protestan f. Konghucu
*Keterangan : Silang pada pilihan jawaban
B. Persepsi
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
1. Apakah persepsi anda mengenai perencanaan ekowisata etnobotani ?
Penilaian
No. Aspek penilaian
1 2 3 4 65 7
1. Setujukah anda apabila ada perencanaan ekowisata
etnobotani di Kecamatan Banjaran, Kabupaten
Bandung
2. Setujukah anda mengenai perencanaan program
wisata satu tahun
3. Setujukah anda mengenai kedatangan wisatawan
lokal dan mancanegara ke Kecamatan Banjaran,
Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan
Ekowisata Etnobotani
4. Setujukah anda mengenai rancangan desain media
promosi
5. Setujukah anda terhadap kontribusi perlindungan
lingkungan
6. Setujukah anda melibatkan masyarakat lokal dalam
interaksi budaya (sosial-kultural)
7. Setujukah anda membuat keberlanjutan ekonomi
jangka panjang
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak
setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju.
C. Kesiapan Pengelola
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
1. Untuk mewujudkan Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan
Banjaran, Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan Ekowisata
Etnobotani, maka setujukah anda untuk menyiapkan diri dalam hal-hal
berikut:
Aspek Jawaban
Standard Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7
A. Anggaran, pengalokasian dana untuk
a. Promosi
b. Event Periodik
c. Pemeliharaan sarana prasarana
Aspek Jawaban
Standard Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7
d. Keamanan
e. Aksesibilitas
f. Pemanduan
g. Pelatihan SDM
B. Etika Pelayanan Kepada Mayarakat
a. Memberikan senyum, salam, dan sapa kepada
masyarakat
b. Berkomunikasi dengan baik terhadap masyarakat
c. Bersikap sopan dan santun masyarakat
d. Jujur dan terbuka kepada masyarakat mengenai semua
hal
e. Bersikap ramah terhadap masyarakat
f. Menghargai kritik dan saran dari masyarakat
g. Tidak membeda-bedakan status sosial masyarakat
C. Keamanan dan Keselamatan Kepada Masyarakat
a. Menyediakan alat P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan)
b. Menyediakan perlengkapan kegiatan wisata
c. Tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan
oleh gangguan keamanan,kecelakaan, pencemaran,
dan bencana alam
d. Membuat prosedur mengenai keselamatan
e. Pengelola mengatur sistem keamanan lingkungan
D. Persaingan Usaha
a. Membuat aturan mengenai persaingan usaha
b. Membantu dalam hal pendanaan,promosi,
pengembangan usaha dan memberikanlink
c. Menentukan lokasi berdagang
d. Menetapkan standar kualitas barang yang akan dijual
E. Kenyamanan dan Kebersihan Bagi Masyarakat
a. Mengatur jalur sirkulasi wisatawan yang datang
b. Memperhatikan kebersihan lingkungan
c. Menyediakan tempat pembuangan sampah
d. Membuat peraturan kebersihan
e. Membatasi kunjungan
Keterangan : 1. Sangat tidak siap, 2. Tidak siap, 3. Agak tidak siap, 4. Biasa saja, 5. Agak siap,
6. Siap, 7. Sangat siap.
Lampiran 3 Kuesioner Motivasi Persepsi dan Preferensi Pengunjung
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kampus IPB Cilibende, Jl. Kumbang No.14 Bogor 16151
Telp. (0251) 8329101, 8329051, Fax (0251) 8329101
TUGAS AKHIR
MOTIVASI, PERSEPSI, PREFERENSI PENGUNJUNG
Wawancara dalam rangka pengumpulan data Tugas Akhir (TA)
“Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran, Kabupaten
Bandung, Provinsi Jawa Barat”.
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
A. Karakteristik responden
1. Nama : ………………………………......(boleh tidak diisi)
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Status Pernikahan
a. Single
b. Menikah
4. Usia
a. 17-25 Tahun
b. 26-45 Tahun
c. 46-65 Tahun
5. Asal Daerah
a. Bandung dan sekitarnya
b. Jabodetabek
c. Luar Jabodetabek
6. Pendidikan terakhir
c. SD/MI d. Perguruan Tinggi
d. SMP/MTs e. Lainnya (sebutkan) ……………...
e. SMA/SMK
7. Pekerjaan
c. Pelajar/Mahasiswa e. Pegawai Swasta
d. Petani f. Ibu Rumah Tangga
e. PNS g. Lainnya (sebutkan) ………………
8. Pendapatan Perbulan (Rupiah)
c. <500.000 d. 3.000.000-5.000.000
d. 500.000-1.000.000 e. >5.000.000
e. 1.000.000-3.000.000
9. Kunjungan
c. Sendiri d. Rombongan
d. Keluarga e. Lainnya (sebutkan) ……………...
e. Teman
10. Berapa lama Anda melakukan kunjungan?
c. ............ jam b. ............ hari
11. Berapa kali Anda pernah mengunjungi tempat ini?
D. Pertama kali d. 5 – 10 kali
E. 2 kali e. Lainnya (sebutkan) ……..…….
F. 3 – 5 kali
12. Berapa jumlah uang yang dikeluarkan untuk mengunjungi tempat ini?
c. <50.000 d. 300.000-500.000
d. 50.000-100.000 e. >500.000
e. 100.000-300.000
13. Darimana Anda mengetahui informasi tentang objek wisata ini?
c. Teman/Keluarga/Saudara e. Instansi tertentu
d. Media Cetak f. Lainnya (sebutkan) ………………
e. Media Elektronik
14. Frekuensi kunjungan?
c. Rutin Setiap Minggu e. Rutin pada Musim Liburan Jangka
Panjang
d. Rutin Setiap Bulan f. Lainnya (sebutkan) ………………
e. Rutin Setiap Tahun
B. Motivasi
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
1. Dari manakah anda mengetahui informasi mengenai Kawasan Kecamatan
Banjaran dilakukan kegiatan perencanaan Ekowisata Etnobotani?
Kadar Informasi
Sumber Informasi
1 2 3 4 5 6 7
a. Pribadi
b. Teman
c. Koran/majalah
d. Website
e. Jaringan sosial
Keterangan : 1. Sangat tidak jelas, 2. Tidak jelas, 3. Kurang jelas, 4. Biasa saja, 5. Agak jelas,
6. Jelas, 7. Sangat jelas.
a. Olahraga
b. Menghilangkan penat
c. Mencari inspirasi baru
d. Memulihkan stamina
e. Mengikuti trend lifestyle
B. Motivasi budaya
1. Menikmati kuliner
2. Melihat tradisi atau kesenian
3. Berbelanja produk local
4. Melihat peninggalan sejarah
6. Memperluas wawasan/pengetahuan
C. Motivasi sosial
1. Family gathering
2. Menemui mitra kerja
3. Mengunjungi saudara
4. Mengunjungi teman
5. Mendapatkan interaksi sosial
D. Motivasi status
1. Memperoleh perhatian orang lain
2. Memperoleh pengakuan dari orang lain
3. Dikagumi orang lain
4. Tidak diremehkan orang lain
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak
setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju.
C. Preferensi
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
1. Preferensi anda ketika berkunjung ke Kabupaten Bandung memilih wisata apa?
Nilai
No. Nama Objek
1 2 3 4 5 6 7
1 Obyek Wisata
-Wisata Alam
-Wisata Belanja
-Wisata Kuliner
-Lainnya….
Keterangan : 1. Sangat tidak baik, 2. Tidak baik, 3. Agak tidak baik, 4. Biasa saja, 5. Agak baik,
6. Baik, 7. Sangat baik.
TUGAS AKHIR
PENILAIAN POTENSI UNGGULAN OLEH ASESOR
Wawancara dalam rangka pengumpulan data Tugas Akhir (TA)
“Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat”.
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
b. Apakah etnobotani tersebut masuk dalam kategori langka dan berapa nilai
kelangkaan ?
Nilai Kelangkaan
Kelangkaan
1 2 3 4 5 6 7
1)
Termasuk daftar kelangkaan internasional.
2)
Termasuk daftar kelangkaan nasional.
3)
Tidak ada di provinsi lain.
4)
Tidak ada di kabupaten lain.
5)
Tidak ada di kecamatan lain.
6)
Masa panen maksimal tiga tahun.
7)
Proses pembibitan tersebut alami atau buatansangat sulit
untuk dilakukan dan sangatsulit mencapai keberhasilan
hidup.
Keterangan : 1. Sangat tidak indah, 2. Tidak indah, 3. Agak tidak indah, 4. Biasa saja, 5. Agak
indah, 6. Indah, 7. Sangat indah.
g. Apakah fungsi sosial dari etnobotani yang masih dimanfaatkan dan berapakah
kadar pemanfaatan tersebut ?
Nilai Manfaat
Fungsi Sosial
1 2 3 4 5 6 7
1) Diyakini oleh masyarakat setempat mempunyai sejarah
yang sangat kuat dengan cikal bakal perkembangan
kehidupan komunitas masyarakat tersebut.
2) Saat ini masih digunakan sebagai salah satu sumber
elemen kehidupan sosial budaya keseharian setempat.
3) Dimanfaatkan dalam melengkapi dinamika kehidupan
sebagian kecil masyarakat lokal hanya pada acara tertentu
seperti upacara adat.
4) Dimanfaatkan dalam melengkapi dinamika kehidupan
sebagian kecil masyarakat lokal dan atau golongan sosial
dan acara tertentu.
5) Dimanfaatkan dalam melengkapi kehidupan ekonomi
masyarakat setempat.
6) Digunakan sebagai sumber ekonomi utama masyarakat
setempat.
7) Saat ini digunakan sebagai salah satu identitas regional
bagi masyarakat setempat.
Keterangan : 1. Sangat tidak bermanfaat, 2. Tidak bermanfaat, 3. Agak tidak bermanfaat, 4. Biasa
saja, 5. Agak bermanfaat, 6. Bermanfaat, 7. Sangat bermanfaat.
Lampiran 5 Tally Sheet Identifikasi dan Inventarisasi Sumberdaya Etnobotani
TUGAS AKHIR
TALLY SHEET IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI SUMBERDAYA
ETNOBOTANI
“Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat”.
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor
Lokasi:
Hari/Tanggal:
No Nama Jenis Habitus Manfaat Cara Bagian yang Cara Jenis yang
Tumbuhan Pemanfaatan dimanfaatkan pengolahan dimanfaatkan