Anda di halaman 1dari 53

USULAN KEGIATAN

TUGAS AKHIR

PERENCANAAN EKOWISATA ETNOBOTANI


DI KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN BANDUNG
PROVINSI JAWA BARAT

IMAM AHMAD FAUZY

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
USULAN KEGIATAN
TUGAS AKHIR

PERENCANAAN EKOWISATA ETNOBOTANI


DI KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN BANDUNG
PROVINSI JAWA BARAT

IMAM AHMAD FAUZY

Usulan Tugas Akhir


Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Tugas Akhir
Pada Program Studi Ekowisata
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI IPB
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
Judul : Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan
Banjaran Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat
Nama : Imam Ahmad Fauzy
NIM : J3B118035
Program Studi : Ekowisata

Disetujui Oleh,

Dr. Rini Untari S.Hut, M.Si


Dosen Pembimbing

Diketahui Oleh,

Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MMCAP


Ketua Program Studi

Tanggal Pengesahan :
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan kegiatan tugas akhir dengan
judul Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat. Usulan kegiatan TA ini merupakan salah satu
tahapan awal bagi penulis dalam memenuhi kewajiban akademik yang harus
dipenuhi dan juga sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa tingkat akhir yang
berpendidikan di Program Studi Ekowisata, Sekolah Vokasi Institut Pertanian
Bogor.
Usulan kegiatan Tugas Akhir (TA) ini berisi tentang latar belakang, tujuan,
manfaat, luaran, kerangka berpikir, tinjauan pustaka, kondisi umum serta metode
penilitian yang dipakai. Luaran dari usulan kegiatan Tugas Akhir ini berupa
program kegiatan ekowisata harian, bermalam dan tahunan serta media promosi
berupa visual adalah poster dan audio visual adalah video promosi. Penulis berharap
usulan kegiatan Tugas Akhir (TA) dapat terlaksana dengan baik dan lancar serta
memberi manfaat bagi akademisi, masyarakat luas dan keilmuan khususnya dalam
bidang Ekowisata.

Bandung, Januari 2021

Imam Ahmad Fauzy


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
D. Luaran 3
E. Kerangka Berpikir 3
II. TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Perencanaan 5
B. Wisata, Pariwisata dan Kepariwisataan 6
C. Ekowisata 7
D. Wisatawan dan Pengunjung 7
E. Perencanaan Ekowisata 8
F. Etnobotani 9
G. Budaya 11
H. Desain 12
I. Persepsi, Motivasi dan Preferensi 13
III. KONDISI UMUM LOKASI 15
A. Letak dan Luas Kawasan 15
B. Kondisi Fisik 15
C. Kondisi Biotik 16
D. Kondisi Masyarakat 16
E. Kondisi Kepariwisataan 16
F. Aksesibilitas 17
IV. METODE TUGAS AKHIR 18
A. Waktu dan Lokasi 18
B. Alat Dan Bahan 18
C. Jenis Data 18
D. Metode Pengambilan Data 20
E. Analisis Data 22
F. Metode Penyusunan Luaran 23
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 26
DAFTAR TABEL

No Halaman
1 Aksesibilitas menuju Kecamatan Banjaran 17
2 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian 18
3 Jenis Pengambilan Data Kegiatan Tugas Akhir 19
4 Indikator Penilaian Objek/Sumberdaya wisata 22
DAFTAR GAMBAR

No Halaman
1 Kerangka Berpikir 4
2 Peta Administrasi Kecamatan Banjaran 15
DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman
1 Kuesioner Persepsi dan Kesiapan Masyarakat 27
2 Kuesioner Persepsi dan Kesiapan Pengelola 32
3 Kuesioner Motivasi Persepsi dan Preferensi Pengunjung 35
4 Kuesioner Penilaian Potensi Unggulan oleh Asesor 39
5 Tally Sheet Identifikasi dan Inventarisasi Sumberdaya Etnobotani 43
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekowisata menurut Ihsan, dkk (2015) adalah suatu konsep pariwisata yang
mencerminkan wawasan lingkungan serta mengikuti pedoman-pedoman antara
kelestarian dan keseimbangan lingkungan. Kegiatan ekowisata dilakukan oleh
wisatawan yang menginginkan keberadaan sumberdaya yang terdapat di daerah
tujuan wisata tetap utuh dan tetap lestari, di samping budaya dan kesejahteraan
masyarakatnya tetap terjaga. Prinsip konservasi yang dipraktikkan dalam wisata
berkelanjutan ini sangat erat kaitannya dengan pilar ekowisata yaitu ekonomi,
ekologi dan sosial budaya. Unsur budaya yang tidak dapat dipisahkan dalam
kegiatan ekowisata, termasuk bentuk-bentuk budaya terkait pemanfaatan tumbuhan
yang dilakukan masyarakat lokal dikenal sebagai etnobotani.
Etnobotani merupakan bidang ilmu yang cakupannya mempelajari tentang
hubungan timbal balik antara manusia dengan sumberdaya alam tumbuhan serta
lingkungannya (Muhammad, 2009). Kegiatan ini biasanya masih dipraktikkan oleh
masyarakat yang umumnya masih mempertahankan tradisi secara turun temurun.
Masyarakat yang berupaya melestarikan budaya terkait sistem pengetahuan dalam
pemanfaatan tumbuhan yang terdapat di lingkungan tempat tinggalnya. Potensi
yang sangat besar terkait etnobotani untuk dirancang dalam kegiatan ekowisata
etnobotani.
Ekowisata etnobotani adalah sebuah perjalanan wisata yang bertujuan untuk
menjadikan pemanfaatan sumberdaya alam tumbuhan yang berkaitan dengan
kebudayaan masyarakat setempat sebagai obyek utamanya. Kegiatan ini dapat
dilakukan di kawasan atau wilayah yang masih menjaga kelestarian alam dan adat
istiadat setempat. Wilayah yang memiliki potensi untuk dilakukan kegiatan
ekowisata etnobotani yaitu di Kabupaten Bandung adalah Kecamatan Banjaran.
Kecamatan Banjaran terdiri dari sebelas desa yang memiliki potensi besar terkait
pengetahuan etnobotani. Masyarakat di Kecamatan Banjaran memanfaatkan
tumbuhan sebagai tumbuhan obat, tanaman hias, tanaman pangan, tumbuhan ritual
adat dan lain sebagainya. Salah satu tanaman yang dimanfaatkan dan cukup terkenal
di Kecamatan Banjaran adalah Hanjuang. Jenis ini merupakan salah satu jenis
tanaman hias yang sering digunakan untuk pelaksanaan ritual sebelum dan setelah
penanaman padi di sawah. Potensi etnobotani yang besar di Kecamatan Banjaran
menjadi alasan yang kuat untuk dilakukan perencanaan ekowisata etnobotani.
Perencanaan ekowisata etnobotani penting untuk dilakukan di Kecamatan
Banjaran. Hal ini dikarenakan permasalahan terkait pengetahuan mengenai
pemanfaatan tumbuhan di masyarakat sekitar Kecamatan Banjaran ternyata belum
diketahui secara luas dan belum terdokumentasi dengan baik. Kekhawatiran
pengetahuan ini dapat punah karena pengaruh modernisasi. Perencanaan ekowisata
etnobotani adalah merupakan suatu cara agar etnobotani atau kebudayaan terhadap
tumbuhan dapat berkembang. Perencanaan ini akan memberikan bentuk
pemanfaatan tumbuhan etno dan potensi kondisi habitatnya. Hasil yang diperoleh
dapat berupa informasi dalam upaya pengelolaan wilayah Kecamatan Banjaran dan
mendokumentasikan kehidupan masyarakat adat dalam memanfaatkan tumbuhan.
Perencanaan ini juga akan menghasilkan output atau luaran berupa media promosi.
Media promosi ini penting untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas
mengenai etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung Provinsi Jawa
Barat. Media promosi yang akan dirancang yaitu media audio visual (video) dan
visual berupa terkait pemanfaatan tumbuhan etno yang masih digunakan
masyarakat demi menunjang kehidupan.
B. Tujuan

Penyusunan Tugas Akhir Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan


Banjaran Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat memiliki beberapa tujuan.
Tujuan tersebut sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi dan sumberdaya etnobotani
yang terdapat di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung Provinsi Jawa
Barat.
2. Mengetahui karakteristik, persepsi dan kesiapan masyarakat terhadap
perencanaan program ekowisata etnobotani di Kecamatan Banjaran
Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.
3. Mengetahui karakteristik, persepsi, preferensi dan motivasi pengunjung
terhadap perencanaan program ekowisata etnobotani di Kecamatan Banjaran
Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.
4. Mengetahui karakteristik, persepsi, dan kesiapan pengelola terhadap
perencanaan program ekowisata etnobotani di Kecamatan Banjaran
Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.
5. Merancang program ekowisata etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat dan merealisasikan melalui media promosi
berupa visual dan audio visual.

C. Manfaat

Tugas Akhir Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran


Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang terkait seperti penulis, pengelola, masyarakat dan ilmu
pengetahuan. Manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Manfaat yang didapatkan dan dirasakan bagi penulis adalah menambah
pengetahuan, wawasan, dan pengalaman mengenai perencanaan ekowisata
etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.
2. Bagi masyarakat
Manfaat yang didapatkan dan dirasakan oleh masyarakat adalah mendapatkan
informasi mengenai potensi ekowisata etnobotani sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kecamatan Banjaran.
3. Bagi pengelola
Manfaat yang didapatkan dan dirasakan oleh pengelola adalah mendapatkan
informasi terbaru mengenai suatu potensi wisata etnobotani, merencanakan
dan mengembangkan suatu program ekowisata etnobotani dikawasan
tersebut, dan mendapatkan keuntungan secara eksistensi serta materi.
4. Bagi pengunjung
Manfaat yang didapatkan dan dirasakan oleh pengunjung adalah
mendapatkan informasi mengenai destinasi wisata baru serta program wisata
etnobotani yang ada di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung Provinsi
Jawa Barat.
D. Luaran

Luaran atau output pelaksanaan tugas akhir perencanaan ekowisata


etnobotani tradisional di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung Provinsi Jawa
Barat berupa audio visual (video) dan visual berupa poster. Luaran yang akan
dihasilkan sebagai media untuk mempromosikan terkait sumberdaya wisata
etnobotani di Kecamatan Banjaran serta menimbulkan ketertarikan masyarakat
setempat terhadap tumbuhan etno. Luaran lain yang akan dihasilkan dari
pelaksanaan tugas akhir ini berupa poster terkait program ekowisata etnobotani.
Poster ini dapat digunakan oleh masyarakat setempat sebagai media promosi.

E. Kerangka Berpikir

Perencanaan ekowisata etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten


Bandung Provinsi Jawa Barat didasari oleh adanya potensi tumbuhan etno yang
menjadi daya tarik utama untuk kegiatan wisata. Perencanaan akan dilakukan
berdasarkan pada keanekaragaman tumbuhan dan budaya di sekitar Kecamatan
Banjaran Kabupaten Bandung. Jenis data yang akan dikumpulkan meliputi
sumberdaya wisata sebagai obyek utama, pengelola, masyarakat lokal serta
pengunjung sebagai variable essensial dalam perencanaan ekowisata etnobotani.
Metode pengambilan data dengan observasi langsung dan wawancara.
Penggunaan metode wawancara dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada
masyarakat lokal, pengelola, dan pengunjung terkait jenis tumbuhan dan
pemanfaatan tumbuhan etno di kawasan Kecamatan Banjaran. Metode observasi
dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap obyek yang menjadi sumberdaya
utama untuk perencanaan ekowisata etnobotani. Data yang akan diambil pada
kuesioner pengelola dan masyarakat mencakup karakteristik, persepsi dan kesiapan
sedangkan kuesioner pengunjung mencakup karakteristik, persepsi serta motivasi
berkunjung di wilayah sekitar Kecamatan Banjaran. Analisis data potensi
sumberdaya etnobotani di Kecamatan Banjaran memiliki tujuh indikator
diantaranya adalah keindahan, keunikan, kelangkaan, sensivitas, seasonalitas,
aksesibilitas dan fungsi. Data hasil yang telah diambil untuk mendapatkan sebuah
hasil dalam perencanaan ekowisata etnobotani. Hasil data yang akan didapat
selanjutnya akan dibuat program yang menarik dan sesuai dengan tema, serta
merancang program promosi dengan membuat audio visual berupa video promosi
dan poster terkait dengan ekowisata etnobotani. Kerangka berpikir dari Tugas Akhir
ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Perencanaan Ekowisata Etnobotani

Menentukan Permasalahan

Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran

Variabel Essensial

Sumberdaya Masyarakat Pengunjung Pengelola


Wisata

- Karakteristik - Karakteristik - Karakteristik


- Persepsi - Persepsi - Persepsi
- 12 kelompok - Kesiapan - Motivasi - Kesiapan
etnobotani - Preferensi

Metode Pengumpulan Data

Metode Teknik
- Pengamatan - Penyebaran
- Dokumentasi Kuesioner
- Identifikasi - Panduan
Wawancara

Analisis Data

Potensi Sumberdaya Unggulan Etnobotani

Indikator Potensi Sumberdaya


Wisata(Avenzora, 2008)
- Keindahan - Sensivitas
- Kelangkaan - Aksesibilitas
- Keunikan - Fungsi
- Seasonalitas

Program Ekowisata Etnobotani

Output (Media Promosi)

Gambar 1 Kerangka Berpikir


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan

1. Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses menganalisis dan memahami sistem untuk
mencapai sebuah tujuan, dengan memperkirakan segala kemampuan sehingga
dapat dicapai hubungan yang optimal antara rencana yang dihasilkan dengan sistem
yang dianut. Perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya
dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat
penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama
karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan
pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik (David, 2004).
2. Fungsi Perencanaan
Perencanaan memiliki 5 (lima) fungsi yang menjadi catatan penting dalam
manajemen. Fungsi tersebut adalah:
a) Membantu pengaturan dalam pemanfaatan sumber daya.
b) Membantu pengambilan keputusan.
c) Membantu pemantauan dan pengawasan.
d) Membantu penyempurnaan rencana.
e) Memperjelas pendelegasian wewenang.
3. Tahapan Perencanaan
Tahap-tahap Perencanaan Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya
melalui empat tahap, antara lain:
a) Menetapkan tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusankeputusan
tentang kegiatan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa
rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber-daya
sumber-dayanya secara tidak efektif.
b) Merumuskan keadaan sekarang. Pemahaman akan posisi perusahaan
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber-daya sumber-daya
yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting, karena tujuan
dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
c) Mengidentifikasi kemudahan-kemudahan dan hambatanhambatan. Segala
kekuatan dan kelemahanserta kemudahan dan hambatan perlu
diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai
tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intern dan
ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang
mungkin menimbulkan masalah.
d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.
Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai
alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif - alternatif
tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) di antara
berbagai alternatif yang ada (Wilujeng, 2007).
4. Aspek Perencanaan
Perencanaan mempunyai tiga aspek pokok yang harus diperhatikan. Ketiga
aspek yang dimaksud adalah hasil dari pekerjaan perencanaan (outcome of
planning), perangkat organisasi yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan
perencanaan (mechanic of planning), serta proses atau langkah-langkah melakukan
pekerjaan perencanaan (process of planning)
a) Hasil dari pekerjaan perencanaan
Hasil dari pekerjaan perencanaan disebut dengan nama rencana (plan), yang
dapat berbeda antara satu pekerjaan perencanaan dengan pekerjaan perencanaan
lainnya. Hasil pekerjaan perencanaan yang dilakukan oleh organisasi yang bergerak
dalam bidang kesehatan adalah rencana kesehatan (health plan).
b) Perangkat perencanaan
Perangkat perencanaan adalah organisasi yang ditugaskan atau yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pekerjaan perencanaan. Sama halnya
dengan hasil, perangkat perencanaan juga dapat berbeda antara satu pekerjaan
perencanaan dengan pekerjaan perencanaan yang lainnya. Pada suatu organisasi
yang besar, perangkat perencanaan ini mungkin satu biro khusus. Sedangkan pada
suatu organisasi yang sederhana, mungkin hanya dijabat oleh beberapa orang staff
saja.
c) Proses perencanaan
Proses perencanaan adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada
pekerjaan perencanaan. Berbeda halnya dengan hasil dan perangkat, proses
perencanaan ini pada dasarnya adalah sama untuk berbagai pekerjaan perencanaan.
Untuk dapat menghasilkan suatu rencana yang baik, sebaiknya langkah-langkah
yang ditempuh adalah sama (Safitri, 2008).
5. Kunci Keberhasilan dalam Perencanaan
Kunci keberhasilan merupakan faktorfaktor yang berpengaruh dan berfungsi
untuk lebih memfokuskan strategi organisasi dalam rangka pencapaian misi dan
visi secara efektif dan efisien. Cakupan faktor kunci keberhasilan cukup luas dan
sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam melaksanakan
misinya. kunci keberhasilan sangat membantu dalam mengembangkan suatu
perencanaan strategis agar lebih mudah dikomunikasikan dan dilaksanakan dan
memfokuskan serta memantapkan perencanaan sebagai jembatan antara misi dan
visi organisasi ( Farhurohman, 2017).

B. Wisata, Pariwisata dan Kepariwisataan

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau


sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu yang dilakukan di luar tempat tingal aslinya tanpa
melakukan kegiatan yang dapat menghasilkan upah atau gaji.
Pariwisata adalah kegiatan perpindahan sementara yang dilakukan
seseorang dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Pariwisata adalah suatu
perjalanan wisata yang dilakukan dengan cara dan maksud yang berbeda-beda serta
sesuai dengan syarat suatu perjalanan, mencakup perjalanan bersifat sementara,
sukarela tanpa adanya paksaan, dan tujuannya tidak untuk mencari nafkah
(Spillane, 1987). Pariwisata adalah fenomena, kemasyarakatan yang menyangkut
manusia, masyarakat, kelompok, organisasi, kebudayaan, dan sebagainya, yang
merupakan objek kajian sosiologi (Pitana, 2002). Pengertian Pariwisata yang
dikemukakan Kodhyat (1998) bahawa Pariwisata dapat diartikan sebagai
perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan
perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian
dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Darmadji dan Hendy (2001), mengemukakan bahwa kepariwisataan sebagai
segala usaha, kegiatan dan macam lalu lintas wisata antar negara, atau dengan kata
lain yang dilakukan dan diselenggarakan oleh wisatawan-wisatawan di luar negara
asalnya. Perkembangan pembangunan pariwisata tersebut harus sesuai dengan
tujuan kepariwisataan. Tujuan kepariwisataan tersebut sesuai yang dikemukakan
dalam Undang-undang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009. Adapun yang menjadi
tujuan kepariwisataan diantaranya adalah:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Menghapus kemiskinan.
4. Mengatasi pengangguran.
5. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya.
6. Memajukan kebudayaan.
7. Mengangkat citra bangsa.
8. Memupuk rasa cinta tanah air.
9. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa.
10. Mempererat persahabatan antar bangsa.

C. Ekowisata

Ekowisata merupakan suatu bentuk kegiatan wisata khusus yang menaruh


perhatian besar terhadap kelestarian sumber daya pariwisata. Brandon (1996) dalam
(Avenzora, 2008) menyatakan bahwa ekowisata adalah hal tentang menciptakan
dan memuaskan suatu keinginan terhadap alam, tentang mengeksploitasi wisata
untuk konservasi, pembangunan dan mencegah dampak negatif terhadap ekologi,
kebudayaan dan keindahan. Avenzora (2008) mendefinisikan ekowisata sebagai
jiwa dari seluruh aktivitas wisata dan tiga pilar yang didalamnya mencakup tiga
aspek tersebut yaitu ekologi, ekonomi dan pilar sosial budaya. Ekowisata yang
dikemukakan oleh Hakim (2004) ekowista adalah perjalanan wisata ke suatu
lingkungan baik alam yang alami ataupun buatan serta budaya yang ada yang
bersifat informatif dan partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam
dan sosial-budaya. Ekowisata merupakan suatu perjalanan wisata yang dilakukan
ke tempat yang masih alami dan tetap mendukung kegiatan konservasi dan berbasis
masyarakat lokal untuk terciptanya pembangunan berkelanjutan (Kete, 2016).

D. Wisatawan dan Pengunjung

Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan. Wisatawan


memiliki beragam motif dan latar belakang (minat, ekspektasi, karakteristik sosial,
ekonomi, budaya, dan sebagainya) yang berbeda-beda dalam melakukan kegiatan
wisata. Wisatawan menjadi pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa
wisata (Damanik & Weber, 2006). Wisatawan dalam melakukan kegiatan
perjalanan memiliki berbagai tujuan, diantaranya bersenang-senang, bisnis dan
lainnya. Wisatawan dibedakan menjadi wisatawan vakansi dan bisnis dengan
memiliki ciri tersendiri (Ismayanti, 2010).
Pengunjung adalah seseorang yang datang ke tempat lain dengan maksud
tertentu kecuali untuk pekerjaan (Suwantoro, 2004). Pengertian pengunjung juga
dikemukakan oleh (Soekadijo, 1996), bahwa pengunjung adalah orang yang
melakukan perjalanan dari tempat tinggal aslinya tanpa menetap di tempat yang
didatanginya. Pengunjung adalah setiap orang yang datang ke suatu negara atau
selain tempat tinggal biasanya dengan maksud tertentu, kecuali untuk maksud
melakukan pekerjaan atau upah (Spillane, 1987).
Pengunjung atau wisatawan menurut Pendit (2003) merupakan seorang yang
mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu yang lain sedangkan menurut World
Tourism Organization (2009) merupakan setiap orang yang mengunjungi suatu
tempat yang bukan merupakan tempatnya sendiri dengan alasan apapun juga
kecuali untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar oleh tempat yang
dikunjunginya. Perbedaan antara pengunjung dengan wisatawan yang paling
signifikan adalah durasi perjalanannya. Pengunjung lebih cenderung mengunjungi
suatu destinasi wisata kurang dari 24 jam. Kesimpulan dari pengelolaan pengunjung
yaitu suatu rangkaian proses yang mengatur pengelolaan manusia yang sedang
melakukan perjalanan di suatu tempat. Pengelolaan pengunjung dapat
dikelompokkan menjadi empat aspek diantaranya adalah:
1. Pengelolaan penyebaran pengunjung
2. Pelayanan informasi
3. Pelayanan interpretasi
4. Pengelolaan keselamatan pengunjung
Pengelolaan pengunjung ini pun menggambarkan suatu proses berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan, mendorong penyebaran pengunjung yang merata serta
memberikan pengalaman terbaik pada saat di obyek wisata. Penerapan ini
hendaknya disesuaikan dengan obyek wisata yang ada. Terdapat dua elemen dasar
dari pengelolaan pengunjung, yaitu:
1. Mencapai keseimbangan antara kebutuhan dan persyaratan dari obyek wisata
dan pengunjung
2. Menjadi bagian penting dalam pengembangan dan pengelolaan suatu
destinasi atau obyek wisata.

E. Perencanaan Ekowisata

Perencanaan ekowisata memperhatikan beberapa unsur dan aspek yang terkait


dengan kegiatan inti. Kegiatan ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh
gambaran antara kelayakan studi proyek dan unsur yang perlu dirancang lebih awal
untuk memudahkan pencapaian tujuan dari perencanaan ekowisata yang akan
dilaksanakan. Keterlibatan dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak
(stakeholder) serta peran konsultan dari berbagai keahlian merupakan kunci penting
untuk mencapai rencana studi proyek yang bermutu dan berkualitas (Damanik &
Weber, 2006).
Perencanaan ekowsiata harus dirancang sedemikian rupa agar memberikan
dampak yang positif bagi lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Kegiatan ini pun
harus melewati beberapa tahapan yang harus dilewati sebagaimana yang tertera
pada tahapan perencanaan. Luaran dari perencanaan ekowisata dapat berupa produk
baik itu jasa maupun barang yang akan ditawarkan kepada masyarakat dan
pengunjung.

F. Etnobotani

1. Definisi Etnobotani
Etnobotani merupakan bidang ilmu yang cakupannya mempelajari tentang
hubungan timbal balik antara manusia dengan sumber daya alam tumbuhan serta
lingkungannya (Muhammad, 2009). Definisi lain dari etnobotani merupakan ilmu
yang mempelajari hubungan antara manusia baik etnik maupun kelompok yang ada
di dalamnya serta adanya interaksi dengan tumbuhan (Kandowangko et al., (2011).
Menurut Arum et al.. (2012) mendefinisikan bahwa etnobotani merupakan suatu
pengetahuan yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuh-tumbuhan dalam
keperluan sehari-hari dam adat suatu suku bangsa. Kegiatan ini memiliki potensi
untuk mengungkap sistem pengetahuan tradisonal suatu kelompok masyarakat atau
etnis mengenai keanekaragaman sumberdaya hayati, konservasi dan budaya
(Tapundu & Anam, 2015).

2. Manfaat Etnobotani
Menurut Mubarokah (2015) etnobotani memiliki manfaat dari segi ekonomi
dan manfaat dalam segi pengembangan konservasi. Manfaat etnobotani dari segi
ekonomi, identifikasi enis-jenis tumbuhan dapat meningkatkan potensi ekonomi
dan nilai komersil. Manfaat etnobotani dalam pengembangan konservasi adalah
peranan teknik tradisional untk melindungi jenis-jenis khusus dan habitat yang
rentan punah serta konservasi plasma nutfah tanaman budidaya serta tumbuhan obat
pemulihan pada program yang akan mendatang (Munawaroh dan Astuti, 2000)
dalam (Rohmah, 2013).
Menurut Mubarokah (2015) manfaat dari etnobotani adalah dapat digunakan
sebagai salah satu alat untuk mendokumentasikan pengetahuan masyarakat
tradisional. Selain itu, dapat digunakan sebagai literatur bidang pendidikan dan
sebagai pedoman bagi masyarakat awam untuk memanfaatkan berbagai jenis
tumbuhan yang ada.
3. Ruang Lingkup Etnobotani
Menurut Dyopi (2011) ruang lingkup merupakan suatu batasan luasnya
subyek yang tercakup dalam suatu bidang tertentu. Ruang lingkup etnobotani yang
telah berkembang dari sebelumnya yang hanya membahas tentang pemanfaatan
tumbuhan oleh suatu masyarakat tradisional hingga cakupannya meluas meliputi
berbagai bidang, contohnya adalah bagaimana masyarakat dapat
mengklasifikasikan, mengeksplorasi tumbuhan serta pengaruhnya terhadap
evaluasi. Menurut Purwanto (2000) dalam Dyopi (2011) ruang lingkup kahian
etnobotani diantaranya adalah:
a) Etnoekologi, memfokuskan pengetahuan tradisional tentang adapatasi dan
interaksi pada suatu organisme serta pengaruh pemanfaatan terhadap
lingkungan alam.
b) Pertanian Tradisional, pengetahuan tradisional tentang tumbuhan dan sistem
pertanian
c) Etnobotani Kognitif, persepsi masyarakat tradisional terhadap
keanekaragaman sumberdaya alam tumbuhan melalui analisis simbolik
dalam ritual dan mitos serta konsekuensi ekologisnya.
d) Budaya Materi, pengetahuan tradisional dan pemanfaatan tumbuhan dalam
seni dan teknologi
e) Fitokimia Tradisional, pengetahuan lokal tentang penggunaan tumbuhan
berdasarkan kandungan bahan kimianya
f) Paleobotani, interaksi masa lalu antara manusia dengan tumbuhan
berdasarkan interpretasi peninggalan arkeologi.
4. Sejarah Etnobotani
Sejarah perkembangan etnobotani diawali dengan petualangan bangsa Eropa
untuk meneliti dan mendokumentasikan penggunaan tumbuhan obat oleh
masyarakat lokal. Berawal dari Christopher Colombus pada tahun 1492 yang
menemukan pemanfaatan tembakau oleh masyarakat lokal di Cuba yang kemudian
diperkenalkan berbagai jenis tanaman budidaya lainnya ke daratan Eropa.
Ilmu yang mempelajari penggunaan berbagai jenis tumbuhan oleh
masyarakat lokal adalah disebut ilmu atau pengetahuan baru yang berada pada
kurun waktu 1873 sampai 1880. Power menulis buku tentang Botani Aborigin
(Aboriginal Botany) pada tahun 1892 yang merupakan cikal bakal istilah etnobotani
yang diperkenalkan oleh Harsberger pada tahun 1895. Etnobotani berkembang
pesat pada tahun 1900. Hal tersebut ditandai dengan lahirnya gelar doctor pertama
di bidang Etnobotaniyang bernama David Barrow dengan disertasi berjudul “The
Ethnobotany of The Coahuilla Indiatzof Southern Califonzic” dari Unversitas
Chicago.
Etnobotani masuk ke wilayah Asia adalah pada tahun 1920 tepatnya di India
melalui publikasi tumbuhan obat. Memasuki tahun 1980, etnobotani tidak hanya
dikenal oleh masyarakat akademika tetapi juga dikenal oleh berbagai masyarakat
awam di seluruh dunia. Jurnal pertama di bidang etnobotani pertama kali diterbitkan
pada tahun 1981 dan diikuti dengan didirikannya perhimpunan masyarakat
etnobotani pada tahun 1983 yang diprakasai oleh perhimpunan arkeologi Amerika,
merupakan bukti eksistensi dan perkembangan ilmu etnobotani.
Penelitian tentang etnobotani di Indonesia sebenarnya telah dimulai pada
abad ke-18. Rhumpius telah membuat herbarium Amboinense dan menulis
mengenai tumbuh-tumbuhan di Ambon. Haskarl pada tahun 1845 telah mencatat
penggunaan lebih dari 900 tumbuhan di Indonesia (Acharya & Anshu , 2008).
Perkembangan etnobotani sebagai suatu bagian dari institusi berawal dari
pengumpulan artefak dari berbagai wilayah di Indonesia dan kemudian
didirikannya Museum Etnobotani pada tangga 18 Mei 1982. Selanjutnya dibentuk
kelompok penelitian etnobotani di bawah Balitbang, Botani-Puslitbang, Biologi
LIPI, Bogor (Purwanto, 1999) dalam (Fahreza, 2004). Sekali dalam tiga tahun
diadakan seminar atau lokakarya etnobotani hingga pada tahun 1998 tercapailah
Masyarakat Etnobotani Indonesia. Beberapa perguruan tinggi seperti Institut
Pertanian Bogor dan Universitas Indonesia, kini membangun program pascasarjana
mengenai etnobotani (Museum Etnobotani Indonesia, 2016).
G. Budaya

1. Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga
budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari (Deddy,
2006).
2. Karakteristik Budaya
Karakteristik kunci dari budaya menurut Zwell (Wibowo, 2010) adalah
budaya dipelajari, norma adat dan istiadat adalah umum diseluruh budaya, budaya
kebanyakan bekerja tanpa sadar, sifat dan karakteristik budaya dikontrol melalui
banyak mekanisme dan proses sosial, elemen budaya diteruskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya, menyesuaiakan adat istiadat dan pola perilaku yang dapat
diterima cenderung menjadi berhubungan dengan kebajikan moral dan superioritas,
serta seperti kebiasaan lainnya yaitu perilaku budaya adalah nyaman dan dikenal
umum. Tujuh karakteristik budaya organisasi, yaitu:
a) Otonomi individu, yaitu kadar kebebasan, tanggung jawab, dan kesempatan
individu berinisiatif dalam organisasi
b) Struktur, yaitu kadar peraturan dan ketetapan yang digunakan untuk
mengontrol perilaku pegawai
c) Dukungan, yaitu kadar bantuan dan keramahan manajer kepada pegawai
d) Identitas, yaitu kadar kenalnya anggota terhadap organsasi secara
keseluruhan, terutama informasi kelompok kerja dan keahlian profesionalnya
e) Hadiah performansi, yaitu kadar alokasi hadiah yang didasarkan pada kriteria
performansi pegawai
f) Toleransi konflik, yaitu kadar konflik dalam hubungan antar-sejawat dan
kemauan untuk jujur dan terbuka terhadap perbedaan
g) Toleransi risiko, yaitu kadar dorongan terhadap pegawai untuk agresif,
inovatif, dan berani menanggung risiko.
3. Unsur Budaya
Unsur-unsur kebudayaan tersebut bersifat universal, yakni terdapat dalam
semua masyarakat di mana pun di dunia, baik masyarakat “primitif”
(underdeveloped society) dan terpencil (isolated), masyarakat sederhana (less
developed society) atau prapertanian (preagricultural society), maupun masyarakat
berkembang (developing society) atau mengindustri (industrializing society) dan
masyarakat maju (developed society) atau masyarakat industri (industrial society)
dan pascaindustri (postindustrial society) yang sangat rumit dan canggih (highly
complicated society). Unsur-unsur tersebut juga menunjukkan jenisjenis atau
kategori-kategori kegiatan manusia untuk “mengisi” atau “mengerjakan,” atau
“menciptakan” kebudayaan sebagai tugas manusia diturunkan ke dunia sebagai
“utusan” atau khalifah untuk mengelola dunia dan seisinya, memayu hayuning
bawana – tidak hanya melestarikan isi alam semesta melainkan juga merawat,
melestarikan dan membuatnya indah. Unsur-unsur kebudayaan tersebut dapat
dirinci dan dipelajari dengan kategori-kategori sub unsur dan sub-sub-unsur, yang
saling berkaitan dalam suatu sistem budaya dan sistem sosial menurut
Koentjaraningrat (1974) meliputi :
a) Sistem dan organisasi kemasyarakatan
b) Sistem religi dan upacara keagamaan
c) Sistem mata pencaharian
d) Sistem ilmu pengetahuan
e) Sistem teknologi dan peralatan
f) Bahasa
g) Kesenian

H. Desain

1. Definisi Desain
Desain adalah salah satu bentuk kebutuhan badani dan rohani manusia yang
dijabarkan melalui berbagai pengalaman, keahlian, dan pengetahuannya yang
mencerminkan perhatian pada apresiasi dan adaptasi terhadap sekelilingnya,
terutama yang berhubungan dengan bentuk, komposisi, arti, nilai, dan berbagai
tujuan benda buatan manusia (Archer, 1976). Desain adalah dorongan keindahan
yang diwujudkan dalam suatu bentuk komposisi; rencana komposisi; sesuatu yang
memiliki kekhasan; atau garis besar suatu komposisi, misalnya bentuk yang
berirama, desain motif, komposisi nada, dan lain-lain (Encyclopedia of The Art).

2. Karakteristik Elemen Desain


Elemen-elemen desain adalah titik, garis, bidang, warna, ruang, dan tekstur.
(Rathus, 1994) seorang ahli seni melihat elemen karya seni adalah garis, rupa
(bentuk), warna dan cahaya (sinar), karakter dan atau perlambangan warna, dimensi
psikologis warna, warna komplementer versus analogus, warna pigmen lawan
warna optic, tekstur, massa, ruang, tumpang-tindih bentuk, ukuran relatif dan
perspektif linear, perspektif atmosfir, waktu dan gerak.
Ada beberapa elemen yang perlu diketahui dan ditata dalam penataannya
sehingga dapat menghasilkan komposisi desain yang harmonis, menarik, dan
komunikatif. Setiap elemen-elemen tersebut memiliki karakter individu yang
berpengaruh terhadap suatu karya desain. Karena elemen-elemen itu tidak saling
terhubung antara satu dan lainnya secara bentuk, mereka mengikuti prinsip dan sifat
dari desain. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain yaitu: warna,
tekstur, ukuran dan nada terang gelap.
a) Karakteristik Warna
Warna merupakan elemen desain yang sangat kuat dan provokatif. Warna
juga merupakan elemen yang sangat berpengaruh dalam membantu menjadi
komposisi desain menjadi menarik. Warna merupakan alat untuk menarik
perhatian. Beberapa produk akan menjadi realistis, jika ditampilkan dengan
menggunakan warna. Dapat memperlihatkan atau memberikan suatu penekanan
pada elemen tertentu dalam karya desain. Warna dapat memperlihatkan suatu mood
tertentu yang menunjukkan akan adanya kesan psikologis tersendiri (Cenadi, 1999).
b) Karakteristik Tekstur
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik tekstur dirubah
menjadi tekstur kasar dan halus dengan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau
dari efek tampilannya, tekstur dapat digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur
semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan penglihatan
(Supriyono, 2010). Tekstur merupakan keadaan atau gambaran dari suatu permukan
benda atau bagian darinya. Tekstur dikategorikan menjadi dua yaitu : Tekstur tactile
adalah nyata, dapat dirasakan permukaannya tersebut dengan jari. Tekstur tactile
dapat diciptakan dengan berbagai cara seperti memotong dan menempelkan pada
tekstur. Tekstur visual adalah ilusi, tekstur tersebut memberikan impresi yang
sederhana dari tekstur nyata. Tekstur visual diciptakan menggunakan garis, kontras,
nilai dan warna.
c) Karakteristik Nada Terang Gelap
Elemen desain gelap terang juga disebut nada. Ada pula yang menyebut unsur
rupa cahaya. Setiap bentuk batu dapat terlihat jika terdapat cahaya. Cahaya yang
berasal dari matahari selalu berubahubah derajat intensitasnya, maupun sudut
jatuhnya. Cahaya menghasilkan bayangan dengan keanekaragaman kepekatannya,
serta menerpa pada bagian benda-benda sehingga tampak terang. Ungkapan gelap
terang sebagai hubungan pencahayaan dan bayangan dinyatakan dengan gradasi
mulai dari yang paling putih untuk menyatakan yang sangat terang, sampai kepada
yang paling hitam untuk bagian yang sangat gelap. Dalam hubunganya dengan
warna, sesungguhnya unsur desain gelap-terang telah terkait pada dimensi value.
Banyaknya tingkatan dari yang paling terang atau putih kepada yang hitam gelap
sesungguhnya amat relatif, bahkan mungkin tidak terhitung. Penggunaan elemen
gelap terang yang paling kontras adalah pada karya desain hitam putih. Teknik
gelap terang yang bergradasi halus untuk menyatakan sinar dan bayangan (Laksana,
2009).

I. Persepsi, Motivasi dan Preferensi

Persepsi yang dikemukakan oleh Mulyana (2007) yaitu inti dari komunikasi,
disebut sebagai inti komunikasi karena jika persepsi tidak akurat maka tidak akan
mungkin dapat berkomunikasi dengan efektif. Tolak keberhasilan suatu persepsi
yang timbul akan mengalami semakin tingginya derajat kesamaan persepsi
individu, maka semakin mudah dan semakin cenderung membentuk kelompok
budaya ataupun kelompok identitas. Hal tersebut kemudian merujuk pada otak yang
menghasilkan rangsangan sehingga suatu individu tersebut menyadari tentang suatu
hal. Persepsi terhadap manusia disebut dengan presepsi sosial. Meskipun terkadang
manusia disebut juga sebagai objek jika presepsi tersebut ditujukan untuk pengelola
atau pengunjung di lokasi wisata. Persepsi terhadap lingkungan fisik berbeda
dengan presepsi lingkungan sosial. Perbedaan tersebut mencakup:
a) Persepsi objek melalui lambang, sedangkan presepsi terhadap orang melalui
kalimat verbal dan non verbal.
b) Persepsi objek menanggapi sifat luar manusia, presepsi terhadap manusia
luar dan dalam (perasaan, motif, harapan).
c) Presepsi kontak terhadap objek adalah tidak bereaksi, presepsi kontak
terhadap manusia bereaksi.
Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk
melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi menjadi hal yang sangat
mendasar dalam studi tentan wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan
penggerak dari proses perjalanan wisata, walaupun motivasi ini sering tidak
disadari oleh wisatawan itu sendiri (Sharpley dalam Wahab, 1997). Motivasi dapat
dikelompokkan menjadi empat yaitu motivasi fisik, motivasi budaya, motivasi
fantasi dan motivasi sosial.
Preferensi merupakan suatu sikap konsumen terhadap satu pilihan merek
produk yang terbentuk melalui evaluasi atas berbagai macam merek dalam berbagai
pilihan yang tersedia (Kotler, 2009). Preferensi adalah proses merengking seluruh
hal yang dapat dikonsumsi dengan memperoleh preferensi atas suatu produk
maupun jasa (Frank, 2011).
III. KONDISI UMUM LOKASI

A. Letak dan Luas Kawasan

Kecamatan Banjaran merupakan satu kecamatan dari kecamatan di


Kabupaten Bandung. Kecamatan Banjaran secara geografis terletak di sebelah
timur Kabupaten Bandung. Kecamatan Banjaran memiliki luas kurang lebih
3.032,52 Ha dengan jumlah penduduk kurang lebih 157.448 jiwa berdasarkan data
sensus 2019. Luas Kecamatan Banjaran terbagi menjadi beberapa bagian,
diantaranya adalah 1.991,023 Ha untuk tanah sawah, 772,207 Ha untuk tanah
kering, 169,162 Ha untuk tanah basah, 6,000 Ha untuk tanah hutan dan 194,188 Ha
untuk tanah keperluan fasilitas umum. Kecamatan Banjaran memiliki 11 desa,
diantaranya adalah Banjaran Wetan, Banjaran, Ciapus, Kamasan, Kiangroke,
Margahurip, Mekarjaya, Neglasari, Pasirmulya, Sindangpanon dan Tarajusari. Peta
administrasi Kecamatan Banjaran dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Peta Administrasi Kecamatan Banjaran


Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

B. Kondisi Fisik

Kondisi fisik suatu kawasan dijelaskan secara rinci meliputi tiga hal yaitu
topografi, iklim serta tanah dan hidrologi. Kondisi fisik Kecamatan Banjaran
memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan gejala alam yang ada.
1. Topografi
Kecamatan Banjaran berada di sebelah timur Kabupaten Bandung.
Kecamatan Banjaran juga berada pada ketinggian 653 meter di atas permukaan
laut. Kecamatan Banjaran mempunyai luas 3.032,52 Ha. Kecamatan Banjaran ini
memiliki 11 desa yang merupakan wilayah administrasi. Karakteristik topografi
Kecamatan Banjaran yaitu kontur tanah yang bergelombang. Suhu udara berkisar
18 sampai dengan 30 derajat celcius.
2. Iklim
Kecamatan Banjaran terletak di sebelah timur Kabupaten Bandung yang
dikelilingi oleh beberapa gunung diantaranya Gunung Puntang dan Gunung Patuha
oleh karena itu termasuk kedalam iklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson
serta dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk dengan suhu rata-
rata 18 sampai dengan 30 derajat celcius. Curah hujan rata-rata antara 1.500 mm
sampai dengan 4.000 mm per tahun.
3. Hidrologi
Kecamatan Banjaran memiliki potensi hidrologi berupa sumber daya air yang
cukup melimpah, baik air bawah tanah maupun air permukaan. Air permukaan
terdiri dari sungai dan anak sungai. Pemanfaatan sumber air permukaan pada
umumnya untuk kebutuhan pertanian, industry dan sosial lainnya. Sebagian besar
masyarakat memanfaatkan air tanah bebas (sumur gali) dan air tanah dangkal
(kedalaman 20 sampai 60 meter) untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta
sebagian kecil menggunakan fasilitas dari PDAM.

C. Kondisi Biotik

Kecamatan Banjaran merupakan kawasan yang didominasi oleh kondisi


biotik. Kawasan ini terdiri lahan masyarakat dan milik swasta yang digunakan
untuk menanam berbagai macam tanaman baik itu tanaman budidaya maupun
tanaman liar. Suhu rata – rata pada Kecamatan Banjaran yaitu 18 sampai 30 derajat
celcius, suhu yang ideal untuk menanam sayur, buah padi dan tumbuhan budidaya
lainnya. Hasil pertanian berupa sayur-sayuran, tanaman hias, dan buah – buahan.
Lahan perkebunan biasanya tidak dikelola langsung oleh pemilik lahan, namun
masyarakat yang bekerja sebagai pekebun yang kemudian mengelola lahan dan
membagi hasil perkebunan dengan pemilik tanah. Kecamatan Banjaran ini
berpotensi untuk dapat dijadikan tempat wisata karena memiliki nilai tambah
berupa pengelolaan lahan pertanian yang ditanami beragam tanaman pertanian serta
perkebunan. Potensi yang terdapat di Kecamatan Banjaran dapat dijadikan sebagai
daya tarik pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata.
D. Kondisi Masyarakat

Kondisi sosial masyarakat Kecamatan Banjaran merupakan hal yang perlu


diidentifikasi. Kondisi Ekonomi masyarakat dapat dikatakan meningkat, sebagian
besar merupakan masyarakat dapat mencari mata pencaharian sebagai pedagang,
petani, dan jasa. Kecamatan Banjaran pada masa awal berdiri memiliki berbagai
lahan untuk perkebunan dan area pesawahan yang sangat berdampak cukup tinggi
terhadap perekonomian masyarakat, namun saat ini seiring dengan berjalannya
waktu impor hasil tanaman masyarakat mengalami penurunan pengunjung dan
berdampak pula terhadap perekonomian masyarakat.
E. Kondisi Kepariwisataan

Mata pencaharian sebagian besar masyarakat Kecamatan Banjaran yaitu


sebagai pedagang, petani, dan jasa. Masyarakat lokal yang berdagang diantaranya
adalah pakaian, aksesoris, kerajinan, hasil kebun dan makanan. Petani masyarakat
sekitar menjual barang dagangan tersebut sebagai sumber ekonomi masyarakat
lokal. Masyarakat lokal banyak yang menawarkan jasa sebagai mata
pencahariannya seperti barber shop, salon, pegawai bank dan lain sebagainya.
Kecamatan Banjaran belum mempunyai area atau kawasan wisata seperti daerah
lainnya, sehingga kondisi kepariwisataan Kecamatan Banjaran masih minim.
F. Aksesibilitas

Aksesibilitas menuju Kecamatan Banjaran sangatlah mudah yaitu dari Kota


Bandung mengikuti arah papan petunjuk sejauh kurang lebih 18 KM dari pusat
kota. Daerah Jabodetabek pun dapat berkunjung ke Kecamatan Banjaran dengan
menaiki kendaraan bermotor roda dua atau roda empat. Kendaraan beroda dua dapat
menempuh jalan sejauh 150 KM melewati arah Puncak Bogor. Kendaraan beroda
empat dapat menempuh jalan melewati arah Puncak Bogor atau melewati jalan tol
Jagorawi dan berakhir di tol Buah Batu atau tol Moh.Toha. Pusat Kota Bandung
dapat menaiki angkutan umum yang berwarna coklat jurusan Tegalega-Banjaran
dan dikenakan biaya sebesar Rp 15.000. Aksesibilitas berupa jenis transportasi,
jarak dan rute dapat dilihat di Tabel 1.
Tabel 1 Aksesibilitas menuju Kecamatan Banjaran
No Jenis Transportasi Jarak Rute
1. Kereta Api 125 km Stasiun Gambir-Stasiun Bandung-Angkutan
Kota jurusan stasiun Bandung menuju tegalega
yang berwarna hijau biru muda-dialnjut dengan
angkutan kota jurusan Tegalega - Banjaran
2. Bus 150 km Terminal Pasar Rebo-mengambil jurusan Pasar
Rebo-Bandung- Terminal Leuwi Panjang-
Naik angkutan kota jurusan Leuwi Panjang
Soreang-dialnjut dengan angkutan kota
Soreang Banjaran
3. Kendaraan Pribadi 150 km Jakarta-Tol-Bandung-Banjaran
4. Pesawat 116 km Bandara Soehatta-Bandara Husein Sastra
Nagara- Angkutan kota Tegalega Banjaran
IV. METODE TUGAS AKHIR

A. Waktu dan Lokasi

Kegiatan Tugas Akhir mengenai perencanaan ekowisata etnobotani akan


dilaksanakan selama 60 hari efektif dimulai dari pertengahan Februari 2021 sampai
dengan pertengahan April 2021. Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Banjaran
Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.
B. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan pada pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir diperlukan untuk
mempermudah dalam pengambilan data selama kegiatan tersebut berlangsung.
Setiap alat dalam pelaksanaan kegiatan Tugas Akhir memiliki fungsinya masing-
masing. Bahan penelitian yang terkait ekowisata etnobotani adalah sumberdaya
wisata, pengelola, masyarakat, dan pengunjung. Alat dan bahan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Penelitian
No Alat dan Objek Fungsi
1 Alat
a. Kamera Digunakan untuk mengambil gambar yang dibutuhkan
sebagai pelengkap data primer.
b. Laptop Mengolah data yang sudah didapat.
c. Alat tulis Mencatat data yang dibutuhkan.
d. Kuesioner Digunakan untuk mengetahui nilai suatu objek
karakteristik, motivasi dan persepsi pengunjung, kesiapan
masyarakat dan institusi.
e. Buku Literatur Acuan dan pemanduan selama kegaitan praktikum
f. Wifi/Kuota Internet Medium untuk terhubung ke internet.
g. Tally sheet Menginventarisasi data lapangan.
2 Bahan
a. Sumberdaya etnobotani Sebagai obyek utama dalam perencanaan ekowisata
etnobotani untuk mengetahui daya tarik dan atraksi wisata
b. Pengelola Untuk mengetahui karakteristik, kesiapan dan persepsi
pengelola.
c. Masyarakat Untuk mengetahui karakteristik, kesiapan dan persepsi
masyarakat.
d. Pengunjung Untuk mengetahui karakteristik, persepsi dan motivasi
pengunjung.

C. Jenis Data

Jenis data yang diambil pada Tugas Akhir ini dibagi menjadi dua, meliputi
data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara
observasi langsung, wawancara ke lapangan dan menyebarkan kuesioner kepada
pengelola, masyarakat, dan wisatawan. Data sekunder adalah data yang diperoleh
melalui studi literatur, seperti internet dan buku-buku yang terkait. Adapun jenis
pengambilan data dalam kegiatan Tugas Akhir dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Jenis Pengambilan Data Kegiatan Tugas Akhir
No Jenis Data Uraian Data yang Sumber Metode
Dikumpulkan Data
Data Primer
1. Sumberdaya 12 Nama, jenis, jumlah, Perkebunan Observasi
Etnobotani Pengelompokkan waktu, persebaran, dan lahan di dan
Tumbuhan habitat, lokasi, desa. wawancara
- Tumbuhan estetika, sebaran,
Obat habitus,
- Tumbuhan pemanfaatan, cara
Hias pengolahan, bagian
- Tumbuhan yang dimanfaatkan
aromatik serta jenis
- Tumbuhan pemanfaatan.
penghasil
pangan
- Tumbuhan
pakan ternak
- Tumbuhan
penghasil
minuman
- Tumbuhan
bahan pewarna
- Tumbuhan
penghasil
bahan
bangunan
- Tumbuhan
keperluan
ritual adat dan
keagamaan
- Tumbuhan
kerajinan
- Tumbuhan
penghasil kayu
bakar
- Tumbuhan
penghasil
pestisida
nabati

2 Responden
a. Masyarakat Karakteristik, Masyarakat Observasi
persepsi, dan desa. langsung
kesiapan masyarakat. dan
wawancara
b. Wisatawan Karakteristik, Pengunjung/ Observasi
persepsi, preferensi Wisatawan. langsung
dan motivasi dan
wawancara
c. Pengelola Karakteristik, Pengelola Observasi
persepsi, dan desa. langsung
kesiapan pengelola dan
wawancara
No Jenis Data Uraian Data yang Sumber Metode
Dikumpulkan Data
Data Sekunder
1 Kondisi - Letak dan Luas Masyarakat Studi
Umum Kawasan desa dan literatur dan
Kawasan - Sejarah Kawasan pengelola wawancara
- Kondisi Fisik
- Kondisi Biotik
- Kondisi Sosial
Budaya
Masyarakat
- Aksesibilitas
- Potensi Wisata

D. Metode Pengambilan Data

1. Sumber daya Ekowisata


Kegiatan Tugas Akhir mengenai Perencanaan Ekowisata Etnobotani di
Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, memiliki tujuan
untuk mengambil data sumberdaya ekowisata. Sumber daya ekowisata terdiri dari
sumberdaya etnobotani. Data tersebut dapat diperoleh dari kegiatan identifikasi dan
inventarisasi, melalui kegiatan observasi langsung dan wawancara.

a. Sumberdaya Etnobotani
Sumberdaya etobotani terdiri dari keanekaragaman tumbuhan serta
pemanfaatannya. Data sumberdaya etnobotani diperoleh melalui observasi dan
wawancara. Observasi untuk mengetahui keadaaan alam di Kecamatan Banjaran
dapat dilakukan dengan cara memetakan terlebih dahulu berdasarkan data sekunder
dari Pemerintahan Kecamatan Banjaran terkait zona lahan serta potensi tanaman
produksi dan non produksi. Berdasarkan data tersebut menjadi acuan dasar untuk
observasi ke lapang untuk ground check terkait pemanfaatan tanaman oleh
masyarakat yang disesuaikan dengan tujuan tugas akhir. Tumbuhan yang diambil
dapat dibagi menjadi dua ketegori, yaitu tumbuhan alam dan budidaya. Pembagian
ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan penelitian. Tumbuhan
alam adalah flora yang hidup atau ada secara alami dan tidak ditanam masyarakat
setempat, sedangkan tumbuhan budidaya adalah jenis flora yang sengaja ditanam
untuk dipelihara. Pembagian kategori menjadi flora budidaya produksi dan non
produksi dapat dilihat dari seberapa banyak tanaman tersebut dibudidaya dan
apakah mengahasilkan secara ekonomi atau tidak.
Pengelompokkan sumberdaya etnobotani dibagi menjadi 12 (dua belas)
bagian, diantaranya adalah tumbuhan obat, tanaman hias, tumbuhan aromatik,
tumbuhan penghasil pangan, tumbuhan pakan ternak, tumbuhan yang dijadikan
kerajinan, tumbuhan yang dijadikan pestisida nabati, tumbuhan penghasil warna,
tumbuhan yang dijadikan ritual adat dan keagamaan, tumbuhan yang dijadikan
bahan bangunan, tumbuhan yang dijadikan kayu bakar dan tumbuhan penghasil
minuman. Data yang akan diambil dari masing-masing pengelompokan ini berupa
nama tumbuhan, jenis, pengelompokkan, sebaran, habitus, pemanfaatan,
pengolahan, lokasi, habitat, bagian yang dimanfaatkan, jenis pemanfaatan serta
estetikanya.
Wawancara dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan terkait sumberdaya
etnobotani. Teknik penyebaran kuesioner yang dilakukan yaitu dengan purposive
sampling. Purposive sampling ini adalah teknik pengambilan sampel dengan
menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008). Purposive sampling yang
juga disebut sebagai sampel penilaian atau pakar adalah jenis sampel non
probability. Teknik ini dapat mempermudah dalam mencari data terkait
sumberdaya etnobotani dengan metode wawancara. Wawancara tersebut dapat
ditujukan kepada sebagian masyarakat lokal yang mengerti atau mengetahui
terhadap etnobotani yang ada disekitarnya.

a. Data Karakteristik, Persepsi dan Kesiapan Masyarakat


Data mengenai karakterisitik, persepsi dan kesiapan masyarakat lokal
diperoleh melalui pengamatan langsung dengan cara wawancara dan melakukan
penyebaran kuesioner kepada masyarakat yang dipilih sebagai sampel penelitian
yang terdapat pada desa tersebut. Wawancara adalah teknik pengumpulan data
dengan cara tanya jawab (Mulyani 2016), wawancara yang akan diajukan hanya
pertanyaan tertutup saja. Pertanyaan tertutup (close ended) adalah pertanyaan yang
dijawab sesuai dengan kenyataan dan pertanyaan yang diberikan terdapat pilihan-
pilihan jawaban yang harus dipilih oleh responden. Metode closed ended dipilih
karena lebih mempermudah peneliti dalam mendapatkan data dan merekapitulasi
kuesioner.
Teknik yang digunakan dalam penyebaran kuesioner yaitu dengan teknik
purposive sampling. Teknik ini dilakukan dengan cara memilih sampel dengan
menentukan kriteria tertentu dari masyarakat dan menyebarkannya kepada sampel
yang dipilih. Penyebaran kuesioner jumlah responden yang diambil yaitu 30 orang
masyarakat lokal. Penentuan jumlah responden sebanyak 30 orang didasarkan
dengan pendapat Cohen, et.al, (2007) yaitu semakin besar sampel dari besarnya
populasi yang ada adalah semakin baik, akan tetapi ada jumlah batas minimal yang
harus diambil peneliti yaitu sebanyak 30 sampel. Data persepsi dan kesiapan
masyarakat dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian Avenzora (2008).
Penilaian tersebut memiliki skala 1-7.
b. Data Karakteristik, Persepsi dan Kesiapan Pengelola
Data mengenai karakteristik, motivasi dan kesiapan pengelola diperoleh
melalui wawancara kepada pihak pengelola desa dan juga melakukan penyebaran
kuesioner. Kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner tertutup (close ended).
Kuesioner ini berisikan pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban yang telah
ditentukan. Responden yang akan diambil yaitu masing-masing pengelola objek
wisata. Jumlah responden akan disesuaikan dengan pengelola yang ada di kawasan
tersebut. Penyebaran kuesioner akan menggunakan teknik purposive sampling.
c. Data Karakteristik, Motivasi, Persepsi dan Preferensi Pengunjung
Data karakteristik, persepsi dan motivasi pengunjung memiliki jenis
pertanyaan close ended. Pengambilan data motivasi menggunakan indikator
penilaian dengan skala 1-7 (Avenzora 2008). Data motivasi tersebut meliputi
motivasi fisik, budaya, sosial dan status. Data motivasi digunakan untuk
mengetahui tujuan pengunjung maupun wisatawan datang ke desa. Data-data
tersebut dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan penyebaran
kuesioner. Teknik yang diambil dalam menentukan responden dalam penelitain
yaitu teknik purposive sampling. Cara yang dilakukan yaitu dengan menentukan
tiga atau lebih daerah secara acak, lalu menyebarkan dan mewawancarai kriteria
responden yang berdekatan dengan lokasi sumber daya wisata. Penyebaran
kuesioner jumlah responden yang diambil yaitu 30 orang pengunjung. Penentuan
jumlah responden sebanyak 30 orang didasarkan dengan pendapat Cohen, et.al,
(2007) yaitu semakin besar sampel dari besarnya populasi yang ada adalah semakin
baik, akan tetapi ada jumlah batas minimal yang harus diambil peneliti yaitu
sebanyak 30 sampel
E. Analisis Data

Analisis data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu deskriptif kualitastif serta
deskriptif kuantitatif. Deskriptif kualitatif adalah sebuah metode yang digunakan
peneliti untuk menemukan pengetahuan atau teori terhadap penelitian pada satu
waktu tertentu (Mukhtar, 2013). Metode ini menekankan terhadap deskripsi tentang
memperoleh data apa adanya tanpa dilebihkan atau dikurangkan. Data yang diambil
dengan metode deskriptif kualitatif ini berupa sebaran, jenis tumbuhan, habitus,
habitat, kelompok kegunaan, cara pemanfaatan dan cara pengolahan.
Analisis data selanjutnya yaitu deskriptif kuantitatif adalah analisis data
dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum (Sugiyono, 2015). Biasanya deskriptif kuantitatif ini mendeskripsikan
tentang angka-angka yang terdapat pada suatu data. Salah satu cara untuk
menganalisis data data dengan deskriptif kuantitatif yaitu dengan cara adanya
penilaian pada suatu obyek wisata. Penilaian terhadap potensi ekowisata etnobotani
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung dan menyebarkan
kuesioner mengenai potensi sumber daya wisata. Sumber daya wisata yang dinilai
meliputi potensi alam maupun budaya. Penilaian potensi sumber daya ekowisata
dapat dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian (Avenzora, 2008) yang
terdiri dari keunikan, keindahan, seasonalitas, sensitifitas, aksesibilitas dan fungsi
sosial. Indikator penilaian sumberdaya wisata dapat dilihat di Tabel 4.
Tabel 4 Indikator Penilaian Objek/Sumberdaya wisata
No. Aspek Penjelasan
1 Keunikan Menggambarkan nilai eksistensi suatu objek atau event dalam konteks
kepariwisataan.
2 Kelangkaan Representasi komparatif dari intangible suatu objek wisata terhadap objek
sejenis lainnya.
3 Keindahan Merupakan extrinsic values dan intrinsic values yang dimiliki suatu objek
dalam mensuplay kepuasan wisatawan dalam melihat benda tersebut.
4 Seasonalitas Menggambarkan waktu ketersediaan suatu objek untuk dapat diakses
wisatawan dalam memenuhi kepuasan dari kegiatan wisata yang
dilakukan.
5 Aksesibilitas Menggambarkan rentang kondisi dan proses yang harus dilakukan
wisatawan untuk mendatangi objek wisata yang ingin dikunjungi.
6 Sensitifitas Representasi tata nilai sustainable tourism dalam menilai pengaruh
kegiatan wisata terhadap keberlanjutan objek itu sendiri maupun elemen
lingkungan sekitarnya.
7 Fungsi Memberikan pemaparan tentang adanya potensi berbagai dampak sosial
sosial yang terjadi dalam kegiatan wisata.
Sumber: Avenzora, 2008
Keterangan nilai indikator: Keunikan: 1. Sangat tidak unik, 2. Tidak unik, 3. Agak tidak unik, 4.
Biasa saja, 5. Agak unik, 6. Unik, 7. Sangat unik. Kelangkaan: Sangat tidak langka, 2. Tidak langka,
3. Agak tidak langka, 4. Biasa saja, 5. Agak langka, 6. Langka, 7. Sangat langka. Keindahan: 1.
Sangat tidak indah, 2. Tidak indah, 3. Agak tidak indah, 4. Biasa saja, 5. Agak indah, 6. Indah, 7.
Sangat indah. Seasonality: 1. Sangat tidak musiman, 2. Tidak musiman, 3. Agak tidak musiman, 4.
Biasa saja, 5. Agak musiman, 6. Musiman, 7. Sangat musiman. Sensitivitas: 1. Sangat tidak sensitif,
2. Tidak sensitif, 3. Agak tidak sensitif, 4. Biasa saja, 5. Agak sensitif, 6. Sensitif, 7. Sangat sensitif.
Aksesibilitas: 1. Sangat tidak terjangkau, 2. Tidak terjangkau, 3. Agak tidak terjangkau, 4. Biasa
saja, 5. Agak terjangkau, 6. terjangkau, 7. Sangat terjangkau. Fungsi Sosial: 1. Sangat tidak
bermanfaat, 2. Tidak bermanfaat, 3. Agak tidak bermanfaat, 4. Biasa saja, 5. Agak bermanfaat, 6.
bermanfaat, 7. Sangat bermanfaat.

F. Metode Penyusunan Luaran

Perencanaan ekowisata desa memiliki hasil output berupa program promosi


dan media promosi. Program wisata ini berupa program harian, bermalam dan
tahunan yang disusun berdasarkan supply kawasan. Media promosi berbentuk audio
visual yaitu berupa video dan poster. Media promosi tersebut berfungsi untuk
memberikan gambaran dan penunjang media promosi kepada wisatawan dan
pengunjung mengenai lokasi dan objek ekowisata desa. Media visual dan audio
visual akan dibuat mengunakan Aplikasi Inshot dan Filmora untuk video dan Canva
serta Photoshop untuk membuat poster. Berikut merupakan rancangan sketsa dari
media visual dan audio visual yang akan menjadi media promosi:
1. Isi atau Materi
Isi atau materi dari media promosi audio visual meliputi pembuka, inti, serta
penutup dari audio visual. Materi yang akan disampaikan meliputi gambar-gambar
sumberdaya wisata mulai dari keindahan bentang alam, kebudayaan pemanfaatan
sumberdaya tumbuhan, jenis tumbuhan yang banyak ditemukan dan banyak
dimanfaatkan dan sosial masyarakat yang akan diangkat menjadi Pogram
Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran. Media promosi berupa
visual yaitu poster yang memuat berbagai objek dan daya tarik wisata yang ada di
Kecamatan Banjaran. Poster memiliki tujuan agar menarik para wistawan tertarik
untuk datang.
2. Layouting
Penyusunan layouting pada perencanaan Tugas Akhir yaitu meliputi tulisan,
durasi, warna, foto dan video, dan isi atau materi. Durasi audio visual akan
dirancang dengan durasi sekitar 2-3 menit, hal tersebut dianggap cukup untuk
memperkenalkan sumber daya wisata yang ada di Kecamatan Banjaran. Jenis
tulisan tulisan disesuaikan dengan penggunaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) dan menggunakan bahasa yang formal maupun non-formal
yang sederhana, singkat, jelas dan mudah dimengerti. Pemilihan tulisan pada audio
visual menggunakan huruf-huruf yang jelas, mudah dibaca, dan mudah dimengerti.
Warna merupakan unsur yang terpenting dan paling diperhatikan agar dapat
mendukung dalam pembuatan media promosi seperti poster. Rancangan audio
visual akan menggunakan pemilihan warna yang sesuai dan tidak mencolok, yaitu
disesuaikan dengan background dalam audio visual tersebut, sehingga hal tersebut
dapat menarik minat dari para pengunjung yang datang.
DAFTAR PUSTAKA

Avenzora RA. 2008. Ekoturisme Teori dan Praktek. BRR NAD-Nias : Banda Aceh.
Bintarto R. 1983. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Yogyakarta: Ghalia
Indonesia.
Bastian I. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga.
Damanik J dan Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta: C.V Andi
Offset: P 1-2, 19-20, dan 37-38.
Dewi HU. 2013. Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat
Lokal di Desa Wisata jatiluwih Tabanan, Bali. Vol. 3. No. 2. P 129-131.
Darmadji T, Hendy MF. 2001. Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Widisarana: P 12-14,
dan122-123.
Hasan A. 2015. Tourism Marketing. Yogyakarta. CAPS (Center for Academic
Publishing Service).
Kete SCR .2016 . Pengelolaan Ekowisata Goa Berbasis Wisata Alam Goa Pindul.
Yogyakarta (ID): CV Budi Utama: P 28-29.
Kodhyat H. 1998. Sejarah Pariwisata dan Perkembangannya di Indonesea. Jakarta:
Grasindo.
Mulyana D. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mulyani S. 2016. Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Bandung (ID): ABDI
SITEMATIKA.
Spillane JJ. 1987. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya. Amerika Serikat:
Kanisius: P 22.
Suwartono Gamal, 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta (ID): Andi
Soekanto S. 2007. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Soekadijo RG. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Utama.
Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Walpole. 1982. Pengantar Statistika. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia.
Yusuf M. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.
Jakarta: Prenada Media Group.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Persepsi dan Kesiapan Masyarakat

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kampus IPB Cilibende, Jl. Kumbang No.14 Bogor 16151
Telp. (0251) 8329101, 8329051, Fax (0251) 8329101

TUGAS AKHIR
PERSEPSI DAN KESIAPAN MASYARAKAT
Wawancara dalam rangka pengumpulan data Tugas Akhir (TA)
“Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat”
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Identitas Penyebar Kuesioner


Nama : Imam Ahmad Fauzy Lokasi penyebaran :
NIM : J3B118035 Tanggal penyebaran :

A. Karakteristik Responden
1. Nama : ……………………………...................(boleh tidak
diisi)
2. Alamat : Desa ………………..
3. Jenis Kelamin*
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Status Pernikahan*
a. Single
b. Menikah
5. Usia*
a. 17-25 Tahun
b. 26-45 Tahun
c. 46-65 Tahun
6. Pendidikan terakhir*
a. SD/MI d. Perguruan Tinggi
b. SMP/MTs e. Lainnya (sebutkan) ……………...
c. SMA/SMK
7. Pekerjaan*
a. Pelajar/Mahasiswa e. Pegawai Swasta
b. Petani f. Ibu Rumah Tangga
c. PNS g. Lainnya (sebutkan) ………………
8. Pendapatan Perbulan (Rupiah)*
a. <500.000 d. 3.000.000-5.000.000
b. 500.000-1.000.000 e. >5.000.000
c. 1.000.000-3.000.000
9. Agama* :
a. Islam d. Hindu
b. Katolik e. Budha
c. Protestan f. Konghucu
*Keterangan : Silang pada pilihan jawaban

B. Persepsi
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
1. Bagaimana persepsi Anda mengenai Perencanaan Ekowisata Etnobotani di
Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung dan berapa kadar penilaiannya ?
Penilaian
Persepsi
1 2 3 4 5 6 7
a. Setujukah Anda apabila di Kecamatan Banjaran
Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan
Ekowisata Etnobotani?
b. Setujukah Anda jika perencanaan program ekowisata
etnobotani terealisasi?
c. Setujukah Anda mengenai kedatangan wisatawan
lokal dan mancanegara di Kecamatan Banjaran
Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan
Ekowisata Etnobotani.
d. Setujukah Anda apabila ekowisata etnobotani
dilakukan di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Banjaran dan dipromosikan melalui kegiatan
pariwisata.
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak
setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju.

2. Bagaimana persepsi Anda mengenai pengaruh Perencanaan Ekowisata


Etnobotani di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung terhadap lingkungan
dan berapa kadar penilaiannya ?
Penilaian
Persepsi
1 2 3 4 5 6 7
Dampak Positif
a. Kelestarian sdw semakin terjaga
b. Aktivitas meningkatkan kepedulian lingkungan
c. Daerah objek wisata tertata dengan baik
d. Kondisi infrastruktur semakin baik dan lengkap
e. Membuka lapangan pekerjaan
Dampak Negatif
a. Pencemaran lingkungan
b. Penataan lapak dagang tidak teratur
c. Perilaku wisatawan berpengaruh terhadap
masyarakat setempat
d. Meningkatnya krimiminalitas
e. Munculnya monopoli lahan
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak
setuju, 6.Setuju, 7. Sangat setuju.
3. Bagaimana persepsi Anda mengenai pengaruh Perencanaan Ekowisata
Etnobotani di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung terhadap ekonomi?
Penilaian
Persepsi
1 2 3 4 5 6 7
Dampak Positif
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat setempat
b. Menyerap tenaga kerja
c. Pemanfaatan fasilitas oleh masyarakat local
d. Meningkatkan permintaan akan produk local
Dampak Negatif
a. Ketergantungan pada kegiatan wisata
b. Naiknya harga barang
c. Ketidakcocokan produk lokal dengan permintaan
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak
setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju.

4. Bagaimana persepsi Anda mengenai pengaruh Perencanaan Ekowisata


Etnobotani di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung terhadap sosial
budaya?
Penilaian
Persepsi
1 2 3 4 5 6 7
Dampak Positif
a. Masyarakat lebih merawat objek sebagai aset daya
jual
b. Perlindungan cagar budaya/objek
c. Memperkenalkan budaya yang ada
Dampak Negatif
a. Hilangnya nilai budaya lokal akibat pengaruh
pengunjung
b. Muncul tindak criminal
c. Menimbulkan konflik agama setempat
d. Pola hidup konsumtif
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak
setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju.

C. Kesiapan
Beri tanda checklist(√ ) pada jawaban yang menurut Anda paling tepat pada
kolom yang telah disediakan.
1. Untuk mewujudkan Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan
Banjaran, Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan Ekowisata
Etnobotani, maka setujukah anda untuk menyiapkan diri dalam hal-hal
berikut:
Aspek Jawaban
Standard Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7
A. Etika Pelayanan Kepada Pengunjung
a. Melakukan senyum, salam, dan sapa kepada wisatawan
b. Menjalin komunikasi dengan baik terhadap wisatawan
c. Tidak melakukan hal yang merugikan terhadap wisatawan
d. Tidak membeda-bedakan wisatawan dalam hal usia, suku,
warga negara dan agama
Aspek Jawaban
Standard Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7
e. Berpenampilan yang baik dan wajar dengan menggunakan
pakaian yang sopan dan rapi saat berhadapan dengan
pengunjung
f. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan sopan serta
tidak menggunakan kata-kata yang mengandung unsur SARA
(agama, suku, ras, dan bangsa)
g. Menghindari kebiasaan buruk saat melayani pengunjung
h. Tidak mengharapkan tips dari wisatawan
i. Tidak membicarakan masalah pribadikepada wisatawan
j. Memberikan informasi secara benardan membantu apabila
diperlukan
B. Keamanan dan Keselamatan Kepada Wisatawan
a. Menjalankan sistem keamanan lingkungan (SISKAMLING)
b. Mengetahui identitas wisatawan yang mengunjungi Kampung
Sukagalih
c. Mengetahui pengetahuan dasar penyakit ringan dan memiliki
pengetahuantentang P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan)
d. Menyediakan alat P3K
e. Memberikan informasi kepada wisatawan mengenai aturan adat
yang terdapat di Kampung Sukagalih
f. Masyarakat memastikan wisatawan agar tidak mengambil atau
merusak benda sejarah, benda peninggalan, flora, serta fauna
yang terdapat di objek wisata
g. Menyediakan pusat informasi
h. Tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan oleh
gangguan keamanan, kecelakaan, pencemaran, dan bencana
alam
i. Melakukan pengawasan terhadap aktivitas wisatawan
j. Apabila terdapat perkelahian atau perusakan, masyarakat wajib
menghentikannya dan melaporkannya kepada pihak yang
berwajib
k. Mengembalikan barang kepada wisatawan apabila tertinggal di
kawasan wisata
l. Jika terjadi kecelakaan masyarakat wajib menolong dengan
bantuan medis
C. Persaingan Usaha
a. Adanya suatu badan masyarakat yang berwenang mengatur
standart harga (tiket, makanan, minuman, dll)
b. Tidak membeda-bedakan mengenai harga wisatawan lokal dan
mancanegara
c. Adanya pembagian wilayah untuk melakukan usaha
d. Menyediakan barang yang berkualitas agar wisatawan tidak
kecewa dan tidak memberikan penilaian yang negatif terhadap
suatu tempat usaha tersebut
e. Melakukan promosi secara langsung contohnya memperagakan
salah satu permainan tradisional
f. Menyediakan dan menjual produk khas
g. Menyediakan jasa penginapan dan penyewaan transportasi
h. Bersaing secara sehat dengan mengedepankan keunggulan
produk danlayanan yang bermutu
i. Menyediakan kotak kritik dan saran untuk pembeli
j. Pedagang wajib mentaati etika persaingan usaha
Aspek Jawaban
Standard Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7
D. Kenyamanan dan Kebersihan Bagi Pengunjung
a. Memperhatikan kebersihan lingkungan
b. Menyediakan tempat pembuangan sampah
c. Tidak membawa barang-barang terlarang contohnya minuman
keras, narkotika, dan psikotropika
d. Menjaga dan tidak merusak fasilitas
e. Mengambil sampah yang terlihat di sekitar objek wisata
f. Memiliki jadwal kebersihan desa
g. Menyediakan fasilitas MCK yang bersih dan layak digunakan
h. Masyarakat dan atau wisatawan harus mentaati peraturan
kesehatan
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak setuju, 6.
Setuju, 7. Sangat setuju.
Lampiran 2 Kuesioner Persepsi dan Kesiapan Pengelola

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kampus IPB Cilibende, Jl. Kumbang No.14 Bogor 16151
Telp. (0251) 8329101, 8329051, Fax (0251) 8329101

TUGAS AKHIR
PERSEPSI DAN KESIAPAN PENGELOLA
Wawancara dalam rangka pengumpulan data Tugas Akhir (TA)
“Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat”
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Identitas Penyebar Kuesioner


Nama : Imam Ahmad Fauzy Lokasi penyebaran :
NIM : J3B118035 Tanggal penyebaran :

A. Karakteristik Responden
1. Nama : ................…………………………......(boleh tidak
diisi)
2. Alamat : Desa ....................................................
3. Jenis Kelamin*
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Status Pernikahan*
a. Single
b. Menikah
5. Usia*
a. 17-25 Tahun
b. 26-45 Tahun
c. 46-65 Tahun
6. Pendidikan terakhir*
a. SD/MI d. Perguruan Tinggi
b. SMP/MTs e. Lainnya (sebutkan) ……………...
c. SMA/SMK
7. Pekerjaan*
a. Pelajar/Mahasiswa e. Pegawai Swasta
b. Petani f. Ibu Rumah Tangga
c. PNS g. Lainnya (sebutkan) ………………
8. Pendapatan Perbulan (Rupiah)*
a. <500.000 d. 3.000.000-5.000.000
b. 500.000-1.000.000 e. >5.000.000
c. 1.000.000-3.000.000
9. Agama* :
d. Islam d. Hindu
e. Katolik e. Budha
f. Protestan f. Konghucu
*Keterangan : Silang pada pilihan jawaban

B. Persepsi
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
1. Apakah persepsi anda mengenai perencanaan ekowisata etnobotani ?
Penilaian
No. Aspek penilaian
1 2 3 4 65 7
1. Setujukah anda apabila ada perencanaan ekowisata
etnobotani di Kecamatan Banjaran, Kabupaten
Bandung
2. Setujukah anda mengenai perencanaan program
wisata satu tahun
3. Setujukah anda mengenai kedatangan wisatawan
lokal dan mancanegara ke Kecamatan Banjaran,
Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan
Ekowisata Etnobotani
4. Setujukah anda mengenai rancangan desain media
promosi
5. Setujukah anda terhadap kontribusi perlindungan
lingkungan
6. Setujukah anda melibatkan masyarakat lokal dalam
interaksi budaya (sosial-kultural)
7. Setujukah anda membuat keberlanjutan ekonomi
jangka panjang
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak
setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju.

C. Kesiapan Pengelola
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
1. Untuk mewujudkan Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan
Banjaran, Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan Ekowisata
Etnobotani, maka setujukah anda untuk menyiapkan diri dalam hal-hal
berikut:
Aspek Jawaban
Standard Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7
A. Anggaran, pengalokasian dana untuk
a. Promosi
b. Event Periodik
c. Pemeliharaan sarana prasarana
Aspek Jawaban
Standard Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6 7
d. Keamanan
e. Aksesibilitas
f. Pemanduan
g. Pelatihan SDM
B. Etika Pelayanan Kepada Mayarakat
a. Memberikan senyum, salam, dan sapa kepada
masyarakat
b. Berkomunikasi dengan baik terhadap masyarakat
c. Bersikap sopan dan santun masyarakat
d. Jujur dan terbuka kepada masyarakat mengenai semua
hal
e. Bersikap ramah terhadap masyarakat
f. Menghargai kritik dan saran dari masyarakat
g. Tidak membeda-bedakan status sosial masyarakat
C. Keamanan dan Keselamatan Kepada Masyarakat
a. Menyediakan alat P3K (Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan)
b. Menyediakan perlengkapan kegiatan wisata
c. Tanggap terhadap keadaan darurat yang disebabkan
oleh gangguan keamanan,kecelakaan, pencemaran,
dan bencana alam
d. Membuat prosedur mengenai keselamatan
e. Pengelola mengatur sistem keamanan lingkungan
D. Persaingan Usaha
a. Membuat aturan mengenai persaingan usaha
b. Membantu dalam hal pendanaan,promosi,
pengembangan usaha dan memberikanlink
c. Menentukan lokasi berdagang
d. Menetapkan standar kualitas barang yang akan dijual
E. Kenyamanan dan Kebersihan Bagi Masyarakat
a. Mengatur jalur sirkulasi wisatawan yang datang
b. Memperhatikan kebersihan lingkungan
c. Menyediakan tempat pembuangan sampah
d. Membuat peraturan kebersihan
e. Membatasi kunjungan
Keterangan : 1. Sangat tidak siap, 2. Tidak siap, 3. Agak tidak siap, 4. Biasa saja, 5. Agak siap,
6. Siap, 7. Sangat siap.
Lampiran 3 Kuesioner Motivasi Persepsi dan Preferensi Pengunjung
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kampus IPB Cilibende, Jl. Kumbang No.14 Bogor 16151
Telp. (0251) 8329101, 8329051, Fax (0251) 8329101

TUGAS AKHIR
MOTIVASI, PERSEPSI, PREFERENSI PENGUNJUNG
Wawancara dalam rangka pengumpulan data Tugas Akhir (TA)
“Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran, Kabupaten
Bandung, Provinsi Jawa Barat”.
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Identitas Penyebar Kuesioner


Nama : Imam Ahmad Fauzy Lokasi penyebaran :
NIM : J3B118035 Tanggal penyebaran :

A. Karakteristik responden
1. Nama : ………………………………......(boleh tidak diisi)
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Status Pernikahan
a. Single
b. Menikah
4. Usia
a. 17-25 Tahun
b. 26-45 Tahun
c. 46-65 Tahun
5. Asal Daerah
a. Bandung dan sekitarnya
b. Jabodetabek
c. Luar Jabodetabek
6. Pendidikan terakhir
c. SD/MI d. Perguruan Tinggi
d. SMP/MTs e. Lainnya (sebutkan) ……………...
e. SMA/SMK
7. Pekerjaan
c. Pelajar/Mahasiswa e. Pegawai Swasta
d. Petani f. Ibu Rumah Tangga
e. PNS g. Lainnya (sebutkan) ………………
8. Pendapatan Perbulan (Rupiah)
c. <500.000 d. 3.000.000-5.000.000
d. 500.000-1.000.000 e. >5.000.000
e. 1.000.000-3.000.000
9. Kunjungan
c. Sendiri d. Rombongan
d. Keluarga e. Lainnya (sebutkan) ……………...
e. Teman
10. Berapa lama Anda melakukan kunjungan?
c. ............ jam b. ............ hari
11. Berapa kali Anda pernah mengunjungi tempat ini?
D. Pertama kali d. 5 – 10 kali
E. 2 kali e. Lainnya (sebutkan) ……..…….
F. 3 – 5 kali
12. Berapa jumlah uang yang dikeluarkan untuk mengunjungi tempat ini?
c. <50.000 d. 300.000-500.000
d. 50.000-100.000 e. >500.000
e. 100.000-300.000
13. Darimana Anda mengetahui informasi tentang objek wisata ini?
c. Teman/Keluarga/Saudara e. Instansi tertentu
d. Media Cetak f. Lainnya (sebutkan) ………………
e. Media Elektronik
14. Frekuensi kunjungan?
c. Rutin Setiap Minggu e. Rutin pada Musim Liburan Jangka
Panjang
d. Rutin Setiap Bulan f. Lainnya (sebutkan) ………………
e. Rutin Setiap Tahun
B. Motivasi
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
1. Dari manakah anda mengetahui informasi mengenai Kawasan Kecamatan
Banjaran dilakukan kegiatan perencanaan Ekowisata Etnobotani?
Kadar Informasi
Sumber Informasi
1 2 3 4 5 6 7
a. Pribadi
b. Teman
c. Koran/majalah
d. Website
e. Jaringan sosial
Keterangan : 1. Sangat tidak jelas, 2. Tidak jelas, 3. Kurang jelas, 4. Biasa saja, 5. Agak jelas,
6. Jelas, 7. Sangat jelas.

2. Apakah motivasi anda mengunjungi Kecamatan Banjaran, Kabupaten


Bandung dilakukan kegiatan perencanaan Ekowisata Etnobotani?
Penilaian
Motivasi
1 2 3 4 5 6 7
A. Motivasi fisik

a. Olahraga
b. Menghilangkan penat
c. Mencari inspirasi baru
d. Memulihkan stamina
e. Mengikuti trend lifestyle
B. Motivasi budaya
1. Menikmati kuliner
2. Melihat tradisi atau kesenian
3. Berbelanja produk local
4. Melihat peninggalan sejarah
6. Memperluas wawasan/pengetahuan
C. Motivasi sosial
1. Family gathering
2. Menemui mitra kerja
3. Mengunjungi saudara
4. Mengunjungi teman
5. Mendapatkan interaksi sosial
D. Motivasi status
1. Memperoleh perhatian orang lain
2. Memperoleh pengakuan dari orang lain
3. Dikagumi orang lain
4. Tidak diremehkan orang lain
Keterangan : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Agak tidak setuju, 4. Biasa Saja, 5. Agak
setuju, 6. Setuju, 7. Sangat setuju.

C. Preferensi
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
1. Preferensi anda ketika berkunjung ke Kabupaten Bandung memilih wisata apa?
Nilai
No. Nama Objek
1 2 3 4 5 6 7
1 Obyek Wisata
-Wisata Alam
-Wisata Belanja
-Wisata Kuliner
-Lainnya….
Keterangan : 1. Sangat tidak baik, 2. Tidak baik, 3. Agak tidak baik, 4. Biasa saja, 5. Agak baik,
6. Baik, 7. Sangat baik.

2. Bagaimana menurut anda potensi wisata yang ada di Kecamatan Banjaran,


Kabupaten Bandung dilakukan kegiatan perencanaan Ekowisata Etnobotani?
Nilai
No. Nama Objek
1 2 3 4 5 6 7
1 Etnobotani
-Nama tumbuhan
Nilai
No. Nama Objek
1 2 3 4 5 6 7
-Jenis Tumbuhan
-Estetika
-Pemanfaatan
-Pengolahan
- Waktu pertumbuhan
- Habitat
- Lokasi
Keterangan : 1. Sangat tidak baik, 2. Tidak baik, 3. Agak tidak baik, 4. Biasa saja, 5. Agak baik,
6. Baik, 7. Sangat baik.

3. Menurut anda, jenis tumbuhan yang disukai di Kecamatan Banjaran?


Nilai
No. Nama Objek
1 2 3 4 5 6 7
1 Jenis Tumbuhan
-Kelompok aromatik
-Kelompok tanaman hias
-Kelompok tanaman obat
-Kelompok kerajinan
-Kelompok pangan
-Kelompok minuman
-Lainnya….
Keterangan : 1. Sangat tidak baik, 2. Tidak baik, 3. Agak tidak baik, 4. Biasa saja, 5. Agak baik,
6. Baik, 7. Sangat baik.

4. Menurut anda, apa kegiatan yang menarik saat mengunjungi Kecamatan


Banjaran?
Nilai
No. Nama Objek
1 2 3 4 5 6 7
1 Kegiatan yang menarik
-Belanja
-Kuliner
-Berswafoto
-Melihat pemandangan
Keterangan : 1. Sangat tidak baik, 2. Tidak baik, 3. Agak tidak baik, 4. Biasa saja, 5. Agak
baik, 6. Baik, 7. Sangat baik.
Lampiran 4 Kuesioner Penilaian Potensi Unggulan oleh Asesor

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kampus IPB Cilibende, Jl. Kumbang No.14 Bogor 16151
Telp. (0251) 8329101, 8329051, Fax (0251) 8329101

TUGAS AKHIR
PENILAIAN POTENSI UNGGULAN OLEH ASESOR
Wawancara dalam rangka pengumpulan data Tugas Akhir (TA)
“Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat”.
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Identitas Penyebar Kuesioner


Nama : Imam Ahmad Fauzy Lokasi penyebaran :
NIM : J3B118035 Tanggal penyebaran :

A. Karakteristik Penilai (assesor)


1. Nama : ……………………………......(boleh tidak diisi)
2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Status Pernikahan
a. Single
b. Menikah
4. Usia : ....…………. Tahun
5. Pendidikan terakhir :
a. SD/MI d. Diploma (D1/D2/D3)
b. SMP/MTs e. Sarjana (S1/S2/S3)
c. SMA/SMK f. Lainnya (sebutkan) __________
6. Pekerjaan
a. Pelajar /Mahasiswa e. Pegawai BUMN/BUMD
b. Petani f. Pegawai Swasta
c. PNS g. Pedagang
d. TNI/POLRI h. Lainnya (sebutkan) ___________
7. Pendapatan per Bulan (Rp) : a. < 500.000
b. 500.000-1.000.000
c. 1.000.000-2.000.000
d. 2.000.000-3.000.000
e. > 3.000.000
B. Penilaian Potensi Sumber daya Etnobotani
Etnobotani
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sudah disediakan berdasarkan skala
penilaian yang menurut anda sesuai.
a. Bagaimana keunikan jenis etnobotani yang ada di Kecamatan Banjaran,
Kabupaten Bandung yang dilakukan kegiatan ekowisata desa dibandingkan
dengan etnobotani pada umumnya berapakah nilai keunikannya ?
Nilai Keunikan
Keunikan
1 2 3 4 5 6 7
1) Bentuk dan warna ukuran dimensi etnobotani.
2) Warna yang berbeda dengan warna pada umumnya.
3) Tingkah laku yang timbul sangat berbeda pada umumnya.
4) Morfologi atau fisiologi sangat berbeda dengan
umumnya.
5) Tempat dan ruang tumbuh sangat berbeda pada
umumnya.
6) Waktu tumbuh sangat berbeda pada umumnya.
7) Jaring-jaring ekologi sangat berbeda pada umumnya.
Keterangan : 1. Sangat tidak unik, 2. Tidak unik, 3. Agak tidak unik, 4. Biasa saja, 5. Agak unik,
6. Unik, 7. Sangat unik.

b. Apakah etnobotani tersebut masuk dalam kategori langka dan berapa nilai
kelangkaan ?
Nilai Kelangkaan
Kelangkaan
1 2 3 4 5 6 7
1)
Termasuk daftar kelangkaan internasional.
2)
Termasuk daftar kelangkaan nasional.
3)
Tidak ada di provinsi lain.
4)
Tidak ada di kabupaten lain.
5)
Tidak ada di kecamatan lain.
6)
Masa panen maksimal tiga tahun.
7)
Proses pembibitan tersebut alami atau buatansangat sulit
untuk dilakukan dan sangatsulit mencapai keberhasilan
hidup.
Keterangan : 1. Sangat tidak indah, 2. Tidak indah, 3. Agak tidak indah, 4. Biasa saja, 5. Agak
indah, 6. Indah, 7. Sangat indah.

c. Apakah etnobotani tersebut memiliki keindahan dan berapakah nilai


keindahannya ?
Nilai Keindahan
Keindahan
1 2 3 4 5 6 7
1) Komposisi dan nuansa morfologi
2) Komposisi dan nuansa warna
3) Komposisi dan nuansa dimensi
4) Komposisi dan nuansa dinamika fisiologi
5) Komposisi dan nuansa tingkah laku
6) Keindahan komposisi tingkah laku
Nilai Keindahan
Keindahan
1 2 3 4 5 76
7) Komposisi dan nuansa alternatif dari tegakan atau
komunitas
Keterangan : 1. Sangat tidak musiman, 2. Tidak musiman, 3. Agak tidak musiman, 4. Biasa Saja,
5. Agak musiman, 6. Musiman, 7. Sangat musiman.

d. Apakah etnobotani tersebut memiliki waktu-waktu tertentu seasonality atau


musiman di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Berapakah nilai
musiman tersebut ?
Nilai Musiman
Musiman
1 2 3 4 5 6 7
1) Hanya dapat dinikmati beberapa saat pada hari tertentu
dalam tahun tertentu.
2) Hanya dapat dinikmati pada hari tertentu dalam periode
minggu tertentu.
3) Dinamika perilaku hanya muncul dalam beberapa jam
saja dalam periode masakawinnya.
4) Dapat dinikmati pada kondisi bulan tertentu periode
dalam suatu periode tahun dan kondisi tertentu.
5) Dapat dinikmati hanya dalam bulan tertentu periode
dalam suatu periode tahundan kondisi tertentu.
6) Dapat dinikmati hanya kurun waktu yang singkat pada
periode waktu maksimal tiga tahun sekali.
7) Hanya dinikmati untuk kelompok umur,fisik atau status
sosial tertentu.
Keterangan : 1. Sangat tidak sensitif, 2. Tidak sensitif, 3. Agak tidak sensitif, 4. Biasa Saja, 5.
Agak sensitif, 6. Sensitif, 7. Sangat sensitif.

e. Bagaimana sensitifitas etnobotani tersebut dan berapa nilai senstifitasnya?


Nilai Sensitifitas
Sensitifitas
1 2 3 4 5 6 7
1) Kemunculannya tidak terpengaruh dalam jarak pandang
optimal.
2) Kemunculannya tidak terpengaruh melalui kontak fisik.
3) Kuantitas hidup dan kesehatan tidak terpengaruh oleh
kehadiran dari wisatawan yang datang.
4) Jarak pandang tidak membawa pengaruh terhadap
dinamika pertumbuhannya.
5) Kehadiran wisatawan untuk menikmati dalam jarak
optimal tidak mempengaruhi nilai spiritual.
6) Kehadiran wisatawan untuk menikmati pada jarak
pandang optimal ataupun bersentuhan tidak
mempegaruhi pola perilakunya.
7) Daya dukung fisik atau ekologis maupun psikologis
lokasi tidak terganggu karena penggunaan areal tersebut
oleh wisatwan sebagai tempat berbagai kegiatan
rekreasi dan wisata yang diijinkan ditempat tersebut.
Keterangan : 1. Sangat tidak sensitif, 2. Tidak sensitif, 3. Agak tidak sensitif, 4. Biasa saja, 5.
Agak sensitif, 6. Sensitif, 7. Sangat sensitif.
f. Apakah aksesibilitas menuju lokasi etnobotani mudah dijangkau dan
berapakah kadar jangkauan tersebut ?
Nilai Jangkauan
Aksesibilitas
1 2 3 4 5 6 7
1) Dapat dijangkau oleh kendaraan umum maksimal 2 jam
dari ibu kota kabupaten.
2) Dapat dijangkau oleh kendaraan umum maksimal 1 jam
dari ibu kota kecamatan.
3) Dapat dijangkau untuk semua jenis kendaraan roda
empat.
4) Dapat dijangkau tanpa harus berjalan kaki sejauh 2 km.
5) Dapat dijangkau kendaraan umum setidaknya 16 jam
per hari.
6) Dapat dijangkau dalam segala cuaca.
7) Dapat dijangkau oleh kendaraan umum maksimal 2 jam
dari ibu kota kabupaten.
Keterangan : 1. Sangat tidak terjangkau, 2. Tidak terjangkau, 3. Agak tidak terjangkau, 4. Biasa
saja, 5. Agak terjangkau, 6. Terjangkau, 7. Sangat terjangkau.

g. Apakah fungsi sosial dari etnobotani yang masih dimanfaatkan dan berapakah
kadar pemanfaatan tersebut ?
Nilai Manfaat
Fungsi Sosial
1 2 3 4 5 6 7
1) Diyakini oleh masyarakat setempat mempunyai sejarah
yang sangat kuat dengan cikal bakal perkembangan
kehidupan komunitas masyarakat tersebut.
2) Saat ini masih digunakan sebagai salah satu sumber
elemen kehidupan sosial budaya keseharian setempat.
3) Dimanfaatkan dalam melengkapi dinamika kehidupan
sebagian kecil masyarakat lokal hanya pada acara tertentu
seperti upacara adat.
4) Dimanfaatkan dalam melengkapi dinamika kehidupan
sebagian kecil masyarakat lokal dan atau golongan sosial
dan acara tertentu.
5) Dimanfaatkan dalam melengkapi kehidupan ekonomi
masyarakat setempat.
6) Digunakan sebagai sumber ekonomi utama masyarakat
setempat.
7) Saat ini digunakan sebagai salah satu identitas regional
bagi masyarakat setempat.
Keterangan : 1. Sangat tidak bermanfaat, 2. Tidak bermanfaat, 3. Agak tidak bermanfaat, 4. Biasa
saja, 5. Agak bermanfaat, 6. Bermanfaat, 7. Sangat bermanfaat.
Lampiran 5 Tally Sheet Identifikasi dan Inventarisasi Sumberdaya Etnobotani

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Kampus IPB Cilibende, Jl. Kumbang No.14 Bogor 16151
Telp. (0251) 8329101, 8329051, Fax (0251) 8329101

TUGAS AKHIR
TALLY SHEET IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI SUMBERDAYA
ETNOBOTANI
“Perencanaan Ekowisata Etnobotani di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat”.
Program Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Lokasi:
Hari/Tanggal:

No Nama Jenis Habitus Manfaat Cara Bagian yang Cara Jenis yang
Tumbuhan Pemanfaatan dimanfaatkan pengolahan dimanfaatkan

Anda mungkin juga menyukai