Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

PRAKTIK PENGELOLAAN EKOWISATA

PENGELOLAAN EKOWISATA DI KAMPUNG BATU


MALAKASARI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN
BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

IMAM AHMAD FAUZY


RADEN KEMALA PATRAKSA
HANIDJAYA ESTER NOVAANGELINA SIAHAAN

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
LAPORAN
PRAKTIK PENGELOLAAN EKOWISATA

PENGELOLAAN EKOWISATA DI KAMPUNG BATU


MALAKASARI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN
BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

IMAM AHMAD FAUZY


RADEN KEMALA PATRAKSA
HANIDJAYA ESTER NOVAANGELINA SIAHAAN

Laporan Praktik Pengelolan Ekowisata


Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
pada Program Keahlian Ekowisata
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
Judul Laporan : Pengenalan Pengelolaan Kawasan Ekowisata di
Kampung Batu Malakasari Kecamatan Baleendah
Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat
Nama Mahasiswa/NIM : Imam Ahmad Fauzy/J3B118035
Raden Kemala Patraksa/J3B218134
Hanidjaya Ester Novaangelina
Siahaan/J3B218138
Program Studi : Ekowisata

Diketahui Oleh, Disetujui Oleh,

Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MMCAP Dyah Prabandari, SP, MSi


Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat meneylesaikan laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE)
dengan judul “Pengelolaan Ekowisata di Kampung Batu Malakasari
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat”. Laporan
Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE) yang disusun ini merupakan persyaratan
akademik yang wajib dipenuhi sebagai syarat untuk melanjutkan Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
Laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE) berisi mengenai latar
belakang, tujuan, kondisi umum, metode, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan
saran. Penyusunan laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE) ini melibatkan
banyak pihak dalam penyusunannya sehingga terselesaikan dengan baik. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu proses
penyusunan laporan ini yang dengan pihak-pihak sebagai berikut.
1. Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
dengan baik sesuai arahan.
2. Orang tua penulis yang memberikan banyak dukungan berupa motivasi, doa,
dan finansial sehingga laporan terselesaikan.
3. Ibu Dyah Prabandari, SP., M.Si. sebagai dosen pembimbing dan
penanggungjawab Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE) yang telah
memberikan bimbingan, arahan, saran, dan perhatiannya untuk
terselesaikannya laporan ini dengan baik.
4. Bapak Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MMCAP. Sebagai Ketua Program
Studi Ekowisata Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor yang telah
mendukung kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE) dan penyelesaian
laporan Praktik Pengelolaan Ekowisata (PPE)
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan. Laporan Praktik Pengelolaan
Ekowisata (PPE) ini dituls berdasarkan data aktual yang diperoleh berdasarkan hasil
studi literatur. Harapan penulis dengan terselesaikannya laporan ini yaitu semoga
dapat memberikan manfaat bagi pembaca mengenai Kampung Batu Malakasari
Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.

Bandung, September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL 7
DAFTAR GAMBAR 8
I. PENDAHULUAN 9
A. Latar Belakang 9
B. Tujuan 10
C. Manfaat 10
I. TINJAUAN PUSTAKA 11
A. Pengelolaan 11
B. Pengelolaan Sumberdaya Wisata 11
C. Pengelolaan Program Wisata 11
D. Pengelolaan Fasilitas Wisata 12
E. Pengelolaan Parkir 13
F. Pengelolaan Tiket 14
G. Pengelolaan Pengunjung 15
H. Pengelolaan Sumberdaya Manusia 16
I. Pengelolaan Promosi dan Pemasaran 17
II. KONDISI UMUM LOKASI 19
A. Letak dan Luas Kawasan Kampung Batu Malakasari 19
B. Sejarah Kawasan Kampung Batu Malakasari 19
C. Kondisi Fisik Kampung Batu Malakasari 20
D. Kondisi Biotik Kampung Batu Malakasari 20
E. Potensi Wisata 21
F. Kondisi Pengelola 22
G. Aksesibilitas 22
A. Waktu dan Tempat 23
B. Alat Dan Bahan 23
C. Jenis dan Metode Pengambilan Data 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 24
A. Pengelolaan Sumberdaya Wisata 24
B. Pengelolaan Program Wisata 27
C. Pengelolaan Fasilitas Wisata 29
D. Pengelolaan Parkir 30
E. Pengelolaan Tiket 30
F. Pengelolaan Pengunjung 34
G. Pengelolaan Sumberdaya Manusia 35
H. Pengelolaan Promosi dan Pemasaran 37
V. PERENCANAAN/ PENGEMBANGAN PENGELOLAAN 40
A. Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Wisata 40
B. Pengelolaan Program Wisata 40
C. Pengelolaan Fasilitas Wisata 40
D. Pengelolaan Parkir 41
E. Pengelolaan Tiket 41
F. Pengelolaan Pengunjung 42
G. Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Manusia 42
H. Perencanaan Pengelolaan Promosi dan Pemasaran 44
VI. SIMPULAN DAN SARAN 46
A. Simpulan 46
B. Saran 47
DAFTAR PUSTAKA 48
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1 Program Wisata di Kampung Batu Malakasari 27
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1 Peta Lokasi Kampung Batu Malakasari 19
2 Water Park 21
3 Outbound dan Mini Zoo 22
4 Logo Kampung Batu Malakasari 38
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekowisata merupakan konsep wisata berkelanjutan yang bertanggung jawab


terhadap kesejahteraan masyarakat lokal atau sekitar kawasan dan pelestarian
lingkungan. Konsep pengelolaan ekowosata melibatkan 3 pilar utama ekowisata
yaitu ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Kegiatan pengelolaan pada bidang
ekowisata dilaksanakan dengan prinsip perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan. Pengelolaan pada bidang ekowisata meliputi
pengelolaan di dalam kawasan dan di luar kawasan ekowisata seperti masyarakat
yang ada di sekitar kawasan ekowisata. Pengelolaan dan pengembangan kawasan
ekowisata memberikan dampak terhadap integrasi pengembangan berbagai sector
yang berkaitan dengan ekowisata.
Kampung Batu Malakasari merupakan kawasan ekowisata dengan prinsip
yang sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 yaitu
berbasis alam dan konservasi, ekonomis, edukatif, kearifan lokal, partisipasi
masyarakat, kesesuaian jenis ekowisata, kepuasan dan pengalaman, ketergantungan
pada taman dan kawasan lindung, berdampak rendah/non-konsumtif, dan berskala
kecil atau pembatasan jumlah kunjungan. Kampung Batu Malakasari menerapkan
strategi pengelolaan dengan prinsip perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengontrolan dalam kegiatan operasionalnya.
Pengelolaan merupakan seni pelaksanaan dan pengaturan dalam upaya
mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Pengelolaan diperlukan dalam
organisasi agar proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengontrolan dapat berjalan dengan baik. Pengelolaan selalu mengalami
perkembangan baik dalam proses maupun metode yang digunakan. Pengelolaan
dengan metode yang mengikuti zaman (up to date) akan menghasilkan produk yang
baik. Pengelolaan dilakukan berbeda-beda yang disesuaikan dengan bidang dan
organisasi yang dijalankan. Pengelolaan ekowisata merupakan usaha untuk
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengontrol kegiatan wisata
pada kawasan sesuai dengan prinsip-prinsip ekowisata. Pengelolaan ekowisata
dilakukan meliputi seluruh komponen ekowisata pada Kampung Batu Malakasari.
Pengelolaan ekowisata penting dilakukan agar Kampung Batu Malakasari dapat
terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar sesuai dengan
prinsip ekowisata. Pengelolaan ekowisata juga dapat menjadi bahan evaluasi
Kampung Batu Malaksari terhadap setiap kegiatan usaha yang telah dilakukan agar
dapat meningkatkan kinerja serta pelayanan semaksimal mungkin dan menciptakan
kepuasan pengunjung.
B. Tujuan

Kegiatan praktikum pengelolaan ekowisata di Kampung Batu Malakasari


memiliki tujuan yang terdiri atas 8 poin. Adapun tujuan-tujuan tersebut diantaranya
adalah:
1. Mempelajari dan menginventarisasi pengelolaan sumberdaya wisata.
2. Mempelajari dan menginventarisasi pengelolaan program wisata.
3. Mempelajari dan menginventarisasi pengelolaan fasilitas wisata.
4. Mempelajari dan menginventarisasi pengelolaan parkir.
5. Mempelajari dan menginventarisasi pengelolaan tiket.
6. Mempelajari dan menginventarisasi pengelolaan pengunjung.
7. Mempelajari dan menginventarisasi pengelolaan sumberdaya manusia.
8. Mempelajari dan menginventarisasi pengelolaan promosi dan pemasaran.
C. Manfaat

Kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata di Kampung Batu Malakasari Kota


Bandung Provinsi Jawa Barat memiliki beberapa manfaat bagi berbagai pihak.
Pengelola mendapatkan dokumentasi tertulis pelaksanaan pengelolaan kawasan
ekowisata, dan mendapatkan bahan evaluasi pengelolaan kawasan ekowisata.
Pengunjung dapat mengetahui informasi mengenai sumber daya wisata, sarana dan
prasarana, dan fasilitas yang terdapat di Taman Satwa Cikembulan. Penulis akan
mendapatkan ilmu dan pengalaman tentang pengelolaan ekowisata pada kawasan
ekowisata yaitu Kampung Batu Malakasari.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengelolaan

Kata pengelolaan berasal dari kata kerja mengelola dan merupakan


terjemahan dari bahasa Italia yaitu menegiare yang artinya menangani alat-alat, dan
juga berasal dari bahasa latin manus yang artinya tangan. Berdasarkan fungsi
pengelolaan (management) secara garis besar dapat disampaikan bahwa tahap-
tahap dalam melakukan pengelolaan meliputi Perencanaan, Perorganisasian,
Pelaksanaan dan Pengawasan. Fungsi-fungsi tersebut bersifat universal dan tidak
terikat satu ilmu atau bidang apapun. Menurut Terry fungsi pengelolaan
(management) adalah:
1. Perencanaan (Planning), sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan
langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan
berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang
apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan
kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan
2. Pengorganisasian (Organization), sebagai cara untuk mengumpulkan orang-
orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam
pekerjaan yang sudah direncanakan
3. Penggerakkan (Actuating) untuk menggerakkan organisasi agar berjalan
sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakkan seluruh
sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan bias berjalan sesuai rencana dan bias mencapai tujuan.
4. Pengawasan (Controlling) untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi
ini sudah sesuai rencana atau belum. Serta mengawasi pembangunan sumber
daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada
yang melenceng dari rencana.
Pengelolaan menurut Irawan (1997) merupakan suatu pengendalian dan
pemanfaatan semua sumber daya yang menurut suatu perecanaan diperlukan
penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu. Pengelolaan penting dilakukan demi
keberlangsungan usaha termasuk usaha wisata. Sebuah usaha wisata setidaknya
harus memiliki 3 (tiga) syarat daya tarik wisata agar bisa dikatakan sebagai daerah
tujuan wisata yaitu (1) something to see, (2) something to do, dan (3) something to
buy.

B. Pengelolaan Sumberdaya Wisata

Pengelolaan penting dilakukan demi keberlangsungan usaha termasuk usaha


wisata. Sebuah usaha wisata setidaknya harus memiliki 3 (tiga) syarat daya tarik
wisata agar bisa dikatakan sebagai daerah tujuan wisata yaitu (1) something to see,
(2) something to do, dan (3) something to buy.
Daya tarik wisata dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berwujud
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisata. Damanik dan Weber (2006) menekankan
pentingnya keaslian dalam menentukan kualitas daya tarik wisata, baik dari segi
originalitas, maupun otentisitasnya. Kualitas daya tarik wisata merupakan faktor
utama yang menentukan kepuasan dan loyalitas wisatawan dalam berwisata.
Pitana dan Diarta (2009) mengembangkan konsep pengelolaan pariwisata
yang dimulai dari pengelolaan sumberdaya wisata. Pengelolaan sumberdaya
pariwisata merupakan cara untuk mencapai tujuan pariwisata yang berkelanjutan
secara sosial, ekonomi, dan lingkungan, maka pengelola wajib melakukan
manajemen sumberdaya yang efektif. Manajemen sumberdaya digunakan untuk
menjamin perlindungan terhadap ekosistem dan degradasi kualitas lingkungan.
Liu (1994) mengungkapkan terdapat beberapa karakteristik pengelolaan
sumberdaya alam di suatu destinasi wisata. Karakteristik tersebut diantaranya
adalah: (1) menggunakan sumberdaya terbarukan, (2) pemanfaatan untuk berbagai
kepentingan, (3) membagi daerah zona, dan (4) konservasi sumberdaya.
Pengelolaan sumberdaya wisata harus dilakukan dengan prinsip efektifitas dan
efisiensi dalam menggali setiap potensinya demi pengembangan usaha wisata yang
maksimal.
C. Pengelolaan Program Wisata

Usaha wisata pada umumnya menyediakan dan menawarkan program


tertentu yang dapat dibeli oleh wisatawan untuk menikmati keunggulan atraksi
wisata pada destinasi tersebut. Permintaan suatu paket wisata selalu dalam bentuk
kombinasi atau campuran (composite demand) dari beberapa produk. Program
wisata disusun dengan perencanaan yang matang yang memuat keunggulan-
keunggulan dari destinasi agar dapat menciptakan kepuasan wisatawan. Lemahnya
perencanaan dalam membuat program wisata akan menimbulkan kendala - kendala
pada saat penyelenggaraannya, seperti wisatawan kelelahan, fasilitas yang dipilih
tidak sesuai dengan keinginan wisatawan, dan waktu tidak efisien. Hal tersebut
mengakibatkan wisatawan tidak puas karena apa yang diterima dengan yang
diharapkan tidak sesuai, seperti yang dikemukakan oleh Parasuraman (Tjiptono,
2002) bahwa apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai
dengan yang diharapkan (expected service), maka kualitas jasa dipersepsikan baik
dan memuaskan.
Kepuasan wisatawan inilah yang sangat perlu diperhatikan ketika
merencanakan program wisata karena merupakan landasan wisatawan untuk
kembali lagi atau tidak ke destinasi wisata. Agar perjalanan wisata menjadi nyaman,
aman dan dapat dijual, maka dikemas menjadi suatu program wisata di mana
harganya telah mencakup biaya atraksi, pemandu ataupun fasilitas lainnya yang
memberikan kenyamanan bagi pembelinya (Suwantoro, 1997). Program wisata
adalah suatu produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan yang
disusun dan dijual guna memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan
perjalanan wisata.
Paket wisata perlu dikelola dengan matang agar fasilitas-fasilitas yang akan
dipakai dalam berwisata dapat memuaskan wisatawan yang membeli paket tur
tersebut. Pengelolaan itu meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta -
fakta dan membuat serta menggunakan asumsi - asumsi mengenai masa yang akan
datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang
diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan (Terry,
1986). Pengelolaan paket wisata harus dilakukan secara berkelanjutan dan
disesuaikan dengan trend yang ada serta memaksimalkan semua objek wisata yang
sudah dikomersialkan dan sumberdaya wisata yang potensial untuk dikembangkan.
Pengelolaan paket wisata dapat dilakukan dengan pembedahan atau updating
dalam kurun waktu tertentu yang sudah ditetapkan bersama. Pengelolaan yang
dapat dilakukan diantaranya adalah (1) memperbaharui fasilitas jika ada
penambahan fasilitas, (2) memperbaharui kegiatan jika ada penambahan objek
wisata atau pengembangan sumberdaya wisata, (3) memperbaharui harga dari paket
yang disesuaikan dengan penambahan yang ada, dan (4) mempromosikan kembali
paket wisata terbaru di seluruh platform promosi.

D. Pengelolaan Fasilitas Wisata

Usaha wisata di Indonesia didukung dengan UU nomor 10 Tahun 2009


tentang kepariwisataan yang menyebutkan berbagai macam kegiatan wisata dan di
dukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 50 tahun 2011 tentang pariwisata menyebutkan fasilitas wisata adalah semua
jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk mendukung penciptaan
kemudahan, kenyamanan, keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan ke
Destinasi Pariwisata.
Fasilitas wisata merupakan elemen dalam destinasi atau berhubungan dengan
destinasi yang memungkinkan wisatawan tinggal di destinasi tersebut untuk
menikmati atau berpartisipasi dalam atraksi yang ditawarkan (Pitana dan Surya,
2009). Sedangkan menurut Spillane (1994) fasilitas merupakan sarana dan
prasarana yang mendukung operasional objek wisata untuk mengakomodasi segala
kebutuhan wisatawan, tidak secara langsung mendorong pertumbuhan tetapi
berkembang pada saat yang sama atau sesudah atraksi berkembang. Pemenuhan
fasilitas wisata bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan dan keinginan
wisatawan saat berada di lokasi wisata. Spillane mengelompokan fasilitas wisata
menjadi 3 (tiga) yaitu fasilitas utama, fasilitas pendukung dan fasilitas penunjang.
Pengelolaan fasilitas harus menciptakan kemudahan, kenyamanan,
keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan. Langkah-langkah
pengelolaan yang dapat dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Mempersiapkan segala kebutuhan pada setiap fasilitas, memperhitungkan
matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk
pengelolaan fasilitas yang bermaksud untuk mencapai tujuan.
2. Mengumpulkan orang-orang yang berwenang dan ahli dalam bidangnya dan
ditempatkan pada setiap fasilitas yang ada menurut kemampuan dan
keahliannya.
3. Mengawasi penggunaan fasilitas dalam kurun waktu tertentu, dan
memperbaiki atau memperbaharui fasilitas agar bisa terpakai secara efektif
dan efisien tanpa ada yang melenceng dari tujuan.
E. Pengelolaan Parkir

Pengelolaan dapat dilakukan dengan memperhatikan empat aspek utama


yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), pengawasan (controlling) dan penganggaran (budgeting). Bagian
paling utama dari suatu pengelolaan adalah perencanaan karena tanpa adanya
perencanaan akan sulit membangun dasar dari suatu tujuan. Perencanaan sebagai
salah satu fungsi manajemen mempunyai beberapa pengertian yaitu pemilihan dan
penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, langkah, kebijaksanaan,
program, proyek, metode dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perngertian lainnya yaitu penetapan secara sistematis pengetahuan tepat guna untuk
mengontrol dan mengarahkan kecenderungan perubahan menuju kepada tujuan
yang telah ditetapkan.
Parkir menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 merupakan
suatu keadaan di mana kendaraan tidak bergerak dan bersifat sementara atau dalam
jangka waktu tertentu karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum
dilarang untuk parkir di tengah jalan raya, namun parkir di sisi jalan umumnya
diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan
gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai gedung. Termasuk dalam
pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat
tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta tidak
semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan menurunkan orang atau barang.
Parkir menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) merupakan suatu keadaan
menghentikan atau menaruh (kendaraan bermotor) untuk waktu tertentu di tempat
yang sudah disediakan, Jadi dapat ditarik kesimpulan penyedia jasa layanan parkir
adalah penyedia tempat untuk menerima penghentian atau penaruhan (kendaraan
bermotor) untuk beberapa saat. Kesimpulan dari pengelolaan parkir yaitu suatu
serangkaian proses untuk mengatur benda yang tidak bergerak atau dalam keadaan
diam menjadi lebih terstrukrur dan berada sesuai tempatnya.
Parkir merupakan bagian pengelolaan yang dapat tampak sederhana dalam
suatu kompleksitas pengelolaan destinasi namun terdapat banyak hal yang perlu
diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem parkir dapat memiliki
istilah-istilah tertentu. Istilah-istilah paling utama yang digunakan dalam
pengelolaannya adalah sebagai berikut.
1. Kapasitas parkir yaitu batasan daya tampung yang terpakai dalam satuan
waktu atau kapasitas parkir yang disediakan oleh pengelola
2. Durasi parkir yaitu lamanya suatu kendaraan menyimpan kendaraannya di
suatu lokasi
3. Kawasan parkir yaitu area yang menanfaatkan badan jalan dengan terdapat
pengendalian parkir melalui pintu masuk
4. Puncak parkir yaitu akumulasi parkir rata-rata tertinggi dengan satuan
kendaraan pada waktu tertrntu.
5. Jalur sirkulasi yaitu tempat yang digunakan untuk pergerakan kendaraan di
seluruh area parkir
6. Retribusi parkir yaitu pungutan yang dikenakan kepada individu yang
menarkirkan kendaraannya di area parkir
Pembangunan area parkir perlu didasari pertimbangan yang dapat
memberikan kenyamanan baik kepada pengguna maupun pihak pengelola.
Penetapan fasilitas parkir tidak semata-mata hanya mencari lahan kosong yang
dapat memuat banyak kendaraan. Penetapan fasilitas parkir dapat memperhatikan
rencana umum tata ruang daerah, keselamatan dan kelancaran lalulintas, kelestarian
lingkungan, dan kemudahan bagi pengguna jasa. Pertimbangan yang kemudian
perlu diperhatikan adalah satuan ruang parkir. Satuan ruang parkir terdiri dari dua
jenis yaitu ruang parkir sejajar yang cenderung lebih luas dan memiliki jarak yang
relatif besar antara kendaraan yang satu dengan yang lain serta ruang parkir
bersudut yang memiliki ruang lebih kecil namun membutuhkan jalan yang lebih
lebar untuk berbelok.
F. Pengelolaan Tiket

Bagian paling utama dari suatu pengelolaan adalah perencanaan karena tanpa
adanya perencanaan akan sulit membangun dasar dari suatu tujuan. Perencanaan
sebagai salah satu fungsi manajemen mempunyai beberapa pengertian yaitu
pemilihan dan penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, langkah,
kebijaksanaan, program, proyek, metode dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Perngertian lainnya yaitu penetapan secara sistematis
pengetahuan tepat guna untuk mengontrol dan mengarahkan kecenderungan
perubahan menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan. Hal lainnya yang perlu
diperhatikan adalah pengorganisasian (organizing) untuk dapat meninjau lebih jelas
bagian pekerjaan dari seseorang yang terlibat dalam pengelolaan, pelaksanaan
(actuating) untuk dapat memastikan teknis dan system yang digunakan dalam
pengelolaan, pengawasan (controlling) untuk memastikan seluruh pekerjaan sesuai
dengan tangung jawabnya, dan penganggaran (budgeting) untuk mengetahui biaya
masuk dan keluar.
Tiket menurut Anggraini (2008) merupakan suatu dokumen perjalan yang
dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang berisi rute, tanggal, data penumpang yang
digunakan untuk melakukan suatu perjalanan. Menurut operasinya jenis tiket yang
dikeluarkan oleh perusahaan ada tiket domestik dan internasional. Tiket domestik
merupakan tiket yang berlaku di dalam negeri, sedangkan tiket internasional
berlaku di luar negeri. Menurut bentuknya jenis tiket terbagi dua yaitu tiket manual
dan e-ticket. Tiket manual dibuat dalam bentuk buku, yang berisi peraturan-
peraturan dan barang-barang apa saja yang tidak boleh dibawa, sedangkan e-ticket
dibuat menggunakan sistem komputer dan hanya berupa selembar tiket dan lebih
mudah dibawa. Kesimpulan dari pengelolaan tiket yaitu serangkaian proses untuk
mengatur suatu dokumen sebagai bukti perjalanan dengan berbagai data yang
dibutuhkan di dalam dokumen tersebut.
G. Pengelolaan Pengunjung

Pengelolaan pada pengunjung merupakan suatu bagian dari pengelolaan


terpenting bagi suatu destinasi wisata. Pengunjung dapat menjadi sumber dampak
negatif bagi pengembangan destinasi wisata, baik berdampak terhadap lingkungan,
ekonomi maupun sosial budaya. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengelolaan
pengunjung untuk meminimalisir dan menghindari dampak negatif yang akan
ditimbulkan.
Pengunjung atau wisatawan menurut Pendit (2003) merupakan seorang yang
mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu yang lain sedangkan menurut World
Tourism Organization (2009) merupakan setiap orang yang mengunjungi suatu
tempat yang bukan merupakan tempatnya sendiri dengan alasan apapun juga
kecuali untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar oleh tempat yang
dikunjunginya. Perbedaan antara pengunjung dengan wisatawan yang paling
signifikan adalah durasi perjalanannya. Pengunjung lebih cenderung mengunjungi
suatu destinasi wisata kurang dari 24 jam. Kesimpulan dari pengelolaan pengunjung
yaitu suatu rangkaian proses yang mengatur pengelolaan manusia yang sedang
melakukan perjalanan di suatu tempat.
Pengelolaan pengunjung dapat dikelompokkan menjadi empat aspek
diantaranya adalah:
1. Pengelolaan penyebaran pengunjung
2. Pelayanan informasi
3. Pelayanan interpretasi
4. Pengelolaan keselamatan pengunjung
Pengelolaan pengunjung ini pun menggambarkan suatu proses berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan, mendorong penyebaran pengunjung yang merata serta
memberikan pengalaman terbaik pada saat di obyek wisata. Penerapan ini
hendaknya disesuaikan dengan obyek wisata yang ada. Terdapat dua elemen dasar
dari pengelolaan pengunjung, yaitu:
1. Mencapai keseimbangan antara kebutuhan dan persyaratan dari obyek wisata
dan pengunjung
2. Menjadi bagian penting dalam pengembangan dan pengelolaan suatu
destinasi atau obyek wisata.

H. Pengelolaan Sumberdaya Manusia

Pengelolaan sumberdaya manusia merupakan suatu bagian yang penting dan


harus terkelola dengan baik pada suatu destinasi wisata. Pengelolaan atau
manajemen sumberdaya manusia pun mengatur bagaimana caranya peranan tenaga
kerja yang ada dalam suatu destinasi wisata dapat bekerja sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya serta dapat mencapai tujuan atau goals yang menjadi target dari
pengelolaan destinasi wisata. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan ini
diantaranya adalah planning, organizing, actuating dan controlling. Aspek tersebut
sangat berkaitan satu sama lain dan menjadikan satu kesatuan dalam manajemen.
Sumber daya manusia adalah suatu hal yang penting dalam kegiatan usaha
apapun karena kualitas dari hal tersebut sangatlah menentukan kinerja dari suatu
perusahaan. Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan
suatu investasi bagi perusahaan karena diperlukan biaya untuk mendukung hal
tersebut, namun sejalan dengan hal tersebut, manfaat yang didapat oleh perusahaan
juga besar karena pekerja dan karyawan yang dimiliki menjadi professional dan
handal dalam mengerjakan segala pekerjaan di perusahaan tersebut. Dengan
demikian pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia menjadi penentu
keberhasilan dalam suatu perusahaan atau unit usaha, terutama dalam era
globalisasi dimana para pesaing tidak hanya berasal dari dalam negeri saja tetapi
juga berasal dari luar negeri yang ikut serta meramaikan dan berkompetisi untuk
menarik minat dari konsumen.
Persaingan yang semakin ketat inilah yang membuat para pelaku usaha harus
memiliki sumber daya manusia yang berkualitas di perusahaannya sehingga
memiliki proses produksi yang baik. Proses produksi biasanya dikaitkan dengan
produktivitas, dimana bila produktivitas meningkat maka akan diikuti dengan
peningkatan kinerja dari perusahaan. Maka proses pengembangan dan pengelolaan
sumber daya manusia merupakan salah satu kunci kesuksesan dari perusahaan agar
dapat meningkatkan persaingan dari tersebut. Pengelolaan sumber daya manusia
dengan berdaya guna akan mampu mencapai tujuan organisasi. Secara operasional,
tujuan organisasi mencakup pada tujuan masyarakat (societal objective); tujuan
organisasi (organization objective); tujuan fungsi (functional objective); dan tujuan
personal (personal objective). Suatu departemen sumber daya manusia harus
memiliki kemampuan untuk mengembangkan, mempergunakan, dan memelihara
sumber daya manusia supaya fungsi organisasi dapat berjalan dengan seimbang.
Hal tentang sumber daya manusia, yang harus diperhatikan oleh manajemen sumber
daya manusia adalah dengan memperhatikan tingkat keterampilan karyawan,
kemampuan karyawan, dan kapabilitas manajemen dengan keterkaitannya dalam
pembuatan strategi sumber daya manusia. Kesimpulannya adalah dari pengelolaan
sumber daya manusia adalah serangkaian proses untuk mengatur karyawan atau
anggota yang tergabung atau terlibat dalam pengelolaan kawasan tersebut
berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan.

I. Pengelolaan Promosi dan Pemasaran

Bagian paling utama dari suatu pengelolaan adalah perencanaan karena tanpa
adanya perencanaan akan sulit membangun dasar dari suatu tujuan. Perencanaan
sebagai salah satu fungsi manajemen mempunyai beberapa pengertian yaitu
pemilihan dan penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, langkah,
kebijaksanaan, program, proyek, metode dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Perngertian lainnya yaitu penetapan secara sistematis
pengetahuan tepat guna untuk mengontrol dan mengarahkan kecenderungan
perubahan menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Heindjrachman R tahun 1990 promosi adalah salah satu bagian dari
marketing mix yang besar peranannya. Promosi merupakan suatu ungkapan dalam
arti luas tentang kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan oleh perusahaan
(penjual) untuk mendorong konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran. Bagian yang tajam dari instrumen pemasaran adalah
pesan yang dikomunikasikan kepada calon pembeli melalui berbagai unsur yang
terdapat dalam program promosi. Dalam promosi dikenal istilah bauran promosi.
Bauran promosi terdiri dari lima unsur, yakni: periklanan (advertising), personal
selling, publisitas (publicity), promosi penjualan dan penjualan langsung (direct
marketing).
Menurut Pandji A tahun 1997 pemasaran menurut American Marketing
Association adalah proses perencanaan dan pelaksanaan rencana penetapan harga,
promosi, dan distribusi ide-ide, barang-barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang memuasakan tujuan-tujuan individual dan organisasi. Demi
tercapainya tujuan perusahaan, masing-masing perusahaan perlu menyadari faktor-
faktor yang menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam perjalanannya terhadap
persaingan bisnis. Faktor-faktor tersebut bisa bersumber dari dalam perusahaan
(intern) ataupun dari luar perusahaan (extern). Dalam menyusun strategi pemasaran
hendaknya memperhatikan lingkungan pemasaran. Lingkungan internal meliputi
sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan baik dari kemampuan
sumber daya manusia, peralatan mesin, kebijakan perusahaan dan sebagainya.
Lingkungan eksternal mencakup kondisi konsumen, kebijakan pemerintah,
persaingan antar perusahaan. Lingkungan-lingkungan tersebut secara berangsur
akan selalu mengalami perubahan, sehingga perusahaan harus dapat mengambil
sikap dari setiap perubahan pada elemen lingkungannya. Menyikapi perubahan
lingkungan dengan tepat dan bijak, maka akan membawa perusahaan pada titik
dimana perusahaan mampu merealisasikan tujuannya, apabila perusahaan salah
menyikapi maka akan membawa perusahaan pada kegagalan dan ketidak
berhasilan. Sikap perusahaan inilah yang biasa disebut dengan strategi, strategi itu
merupakan satu kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu yang
menghubungkan internal perusahaan dengan situasi lingkungan eksternal agar
tujuan perusahaan dapat tercapai. Kesimpulannya adalah pengeleloan promosi dan
pemasaran adalah suatu rangkaian proses yang mengatur jalannya promosi dan
pemasaran yang akan dilakukan dan promosi dan pemasaran yang sedang
dilakukan.
III. KONDISI UMUM LOKASI

A. Letak dan Luas Kawasan Kampung Batu Malakasari

Kawasan wisata Kampung Batu Malakasari ini terletak di Jalan Raya


Banjaran, Rencong-Kampung Batu, Malakasari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten
Bandung Provinsi Jawa Barat. Obyek wisata Kampung Batu Malakasari ini
memiliki ketinggian rata-rata 1.725 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara
rata-rata mencapai 19 sampai dengan 25 derajat celcius. Wisata Kampung Batu
Malakasari diresmikan pada tahun 2002 oleh Ir. H. Waryo sebagai pemilik kawasan
tersebut dengan dibantu oleh ahli geofisika bernama Ir. Bambang.

Gambar 1 Denah Lokasi Kampung Batu Malakasari


Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari memiliki luas 5 hektar atau
50.000 m2 yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang
bergerak dibidang Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung. Kawasan
Wisata Kampung Batu Malakasari ini memiliki banyak wahana seperti water park,
view danau, batu-batuan, mini zoo, serta rumah makan khas sunda.

B. Sejarah Kawasan Kampung Batu Malakasari

Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari merupakan daerah bekas lokasi


penambangan batu alam yang sudah di eksploitasi secara tradisional oleh
masyarakat setempat sejak tahun 1990. Sebagai pemilik kawasan, Ir. H. Waryo
dengan dibantu oleh ahli Geofisika yang bernama Ir. Bambang, pada tahun 2002
melakukan renovasi kawasan yang awalnya tidak teratur dan terurus dengan cara
pertama yaitu melakukan penimbunan tanah dan bebatuan atau disebut dengan
reklamasi sehingga membentuk landscape wisata alam berupa Geo Wisata yang
indah dan menarik.
Kampung Batu Malakasari dapat dikatakan sebagai kawasan Ekowisata yang
besar karena memiliki lahan terbuka hijau yang mencapai 70% dari luas kawasan.
Kampung Batu Malakasari pun memiliki danau yang menjadi pusat wisatanya yang
mampu menampung puluhan ribu kubik air dan terdapat kolam-kolam yang
mengairi area pesawahan.

C. Kondisi Fisik Kampung Batu Malakasari

Kondisi fisik suatu kawasan wisata dijelaskan secara rinci meliputi tiga hal
yaitu topografi, iklim serta tanah dan hidrologi. Kondisi fisik Kawasan Wisata
Kampung Batu Malakasari memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan gejala alam
yang ada.
1. Topografi
Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari berada di lahan pesawahan
masyarakat setempat dan telah mendapatkan izin dari masyarakat tersebut sejak
tahun 2002 silam. Kawasan ini juga berada pada ketinggian 1.725 meter di atas
permukaan laut. Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari mempunyai luas 5 Ha
atau 50.000 m2. Kawasan in memiliki berbagai macam wahana yaitu dengan obyek
utamanya danau dan bukit batu. Selain itu, ada juga rumah saung sunda, water
park¸outbound, mini zoo dan area bermain anak-anak. Karakteristik topografi
Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari yaitu sedikit bergelombang. Suhu
udara berkisar 19 sampai dengan 25 derajat celcius.
2. Iklim
Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari berada di dekat pegunungan batu
yang terletak dekat dengan pusat kota Bandung oleh karena itu termasuk kedalam
iklim tropis serta dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembap dan sejuk
dengan suhu rata-rata 19 sampai dengan 25 derajat celcius. Curah hujan rata-rata
200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.
3. Tanah dan Hidrologi
Tanah yang terdapat di Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari berupa
tanah yang berwarna coklat yang sedikit berpasir. Butiran tanahnya pun
menggumpal dan menyatu dengan akar tanaman yang ada. Hidrologi Kawasan
Wisata Kampung Batu Malakasari berasal dari aliran air tanah yang mengalir ke
sungai Citarum.

D. Kondisi Biotik Kampung Batu Malakasari

Kondisi biotik di Kampung Batu Malakasari tersusun atas berbagai jenis flora
dan fauna. Kampung Batu Malakasari ditanami flora berupa pepohonan buah
seperti buah nangka, manga dan jambu. Kampung Batu Malakasari juga ditanami
pepohonan berupa palem-paleman serta berbagai jenis tanaman hias seperti bunga
sepatu dan bunga bakung merah serta tanaman penutup tanah seperti rumput dan
tanaman bawah. Perairan yang terdapat di Kampung Batu Malakasari ditumbuhi
tanaman air seperti eceng gondok.
Fauna yang terdapat di Kampung Batu Malakasari mayoritas merupakan
satwa peliharaan yang dilestarikan serta di ternakkan di Kampung Batu Malakasari
seperti domba, kelinci, marmut, rusa dan berbagai jenis burung. Adapun satwa liar
seperti tupai dan burung gereja yang selalu ada di dahan pepohonan Kampung Batu
Malakasari.
E. Potensi Wisata

Kawasan Wisata Kampung Batu Malaksari memiliki potensi utama yaitu


water park. Kampung Batu Malakasari berada di sekitar lahan persawahan.
Pemandangan Danau Batu juga terlihat dari Kawasan Wisata Kampung Batu
Malakasari. Hal ini merupakan potensi wisata yang dapat dikembangkan menjadi
wisata air atau wisata melihat pemandangan.

Gambar 2 Water Park


Outbound yang berada di Kampung Batu Malakasari merupakan salah satu
atraksi wisata yang disuguhkan khusus untuk anak-anak dan remaja. Permainan
tersebut dapat menjadi potensi wisata alam. Mini Zoo merupakan kebun binatang
kecil yang memperkenalkan hewan peliharaan dan hewan ternak seperti domba,
kambing, rusa, marmot, kelinci dan berbagai jenis burung. Mini Zoo ini terdapat di
dekat Lembur Kuring dan dapat berpotensi sebagai wisata edukasi khususnya untuk
anak-anak agar dapat mengenal hewan secara langsung.
Gambar 3 Outbound dan Mini Zoo

F. Kondisi Pengelola

Kawasan Wisata Kampung Batu Malakasari merupakan kawasan wisata yang


memiliki luas 50.000 m2 atau 5 Ha dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten
Bandung. Pengelolaan Operasional Kampung Batu Malakasari dipimpin oleh
direktur Ibu Migar Sulistiawati dan manager pelaksana yaitu Bapak Yusuf Anto.
Struktur organisasi dimulai dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung, direktur
utama, manager pelaksana, asisten beserta staff divisi.
Pelaksanaan pengelolaan di Kampung Batu Malakasari diawasi secara rutin
oleh manager pelaksana dan asisten manager pelaksana. Setiap divisi pelaksana di
Kampung Batu Malakasari memiliki tanggung jawab pekerjaan, tempat dan SOP
masing-masing yang berbeda dari setiap divisinya.

G. Aksesibilitas

Aksesibilitas menuju Kampung Batu Malakasari dapat diakses dengan mudah


oleh pengunjung. Aksesibiltas menuju Kampung Batu Malakasari dapat diakses
menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Aksesibilitas
menggunakan kendaraan pribadi berupa motor dan mobil dapat melewati Jalan
Raya Banjaran-Baleendah apabila dari arah Kota Bandung.
Aksesibilitas menggunakan kendaraan umum dari Kota Bandung atau di
Terminal Leuwi Panjang, dapat menggunakan angkutan umum yang berwarna hijau
tua jurusan Terminal Leuwi Panjang-Cicaheum lalu dilanjutkan oleh angkutan
umum yang berwarna coklat jurusan Tegalega-Banjaran. Kawasan Wisata
Kmapung Batu Malakasari berada di arah kanan.
IV. METODE PRAKTIK

A. Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktik Pengelolaan Ekowisata dilaksanakan selama sepuluh hari


dimulai dari tanggal 5 Agustus sampai dengan 15 Agustus 2020. Kegiatan Praktik
Pengelolaan Ekowisata dilaksanakan secara online atau dengan studi literatur di
Kampung Batu Malakasari, Baleendah, Kabupaten Bandung.

B. Alat Dan Bahan

Pelaksanaan Praktik Pengelolaan Ekowisata menggunakan alat pelengkap


untuk menyusun, melengkapi dan menyelesaikan data serta laporan. Alat
merupakan benda yang digunakan untuk melakukan praktikum dan mengolah data.
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Pengelolaan Ekowisata secara
literatur adalah alat tulis, smartphone, laptop, internet dan buku panduan.
Alat tulis berguna untuk merekap data yang ada di google. Smartphone
digunakan untuk mencari sumber informasi terkait lokasi Praktik Pengelolaan
Ekowisata. Laptop digunakan untuk menginput data pengelolaan yang diambil dari
sumber informasi. Internet digunakan untuk sarana menghubungkan dan mencarai
sumber informasi lokasi. Buku panduan digunakan untuk membantu proses
pengambilan data dan laporan.

C. Jenis dan Metode Pengambilan Data

Pengelolaan Ekowisata di Kampung Batu Malakasari dilakukan dengan jenis


dan metode pengambilan data yaitu studi literatur. Jenis dan metode pengambilan
data yang dilakukan adalah studi literatur, karena kondisi pada saat ini yang belum
membaik akibat covid-19 dengan segala pembatasan di area umum termasuk
Pengelolaan Ekowisata di Kampung Batu Malakasari.
Pengambilan data menggunakan studi literatur dilakukan dengan cara
mencari dan membaca dari internet maupun informasi-informasi yang tersedia
dalam media promosi seperti instagram. Data yang didapatkan dari hasil studi
literatur akan disilang pendapat dengan kondisi asli lokasi wisata.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Sumberdaya Wisata

Sumberdaya wisata merupakan modal utama dalam pembentukan sebuah


destinasi wisata. Sumberdaya wisata menjadi objek utama yang akan menarik
wisatawan untuk melakukan kunjungan dan melakukan berbagai transaksi wisata
pada destinasi wisata. Sumberdaya wisata pada umumnya berasal dari objek-objek
yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi, sehingga sumberdaya wisata harus
dikelola dengan baik agar dapat didayagunakan secara maksimal dan berkembang
secara berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya wisata dilakukan oleh pengelola
dengan berbagai cara agar sumberdaya wisata yang ada terjaga keunikan, keaslian,
dan keamanannya.
1. Perawatan Kebersihan Area Wahana
Planning. Fungsi perencanaan adalah untuk menyusun tujuan serta langkah-
langkah yang akan diambil saat melakukan pengeolaan terhadap sumberdaya
wisata. Tujuan dari perawatan kebersihan area wahana adalah untuk memastikan
setiap wahana yang menjadi sumberdaya wisata di Kampung Batu Malakasari
terjaga kebersihannya dan dapat digunakan sebagai atraksi wisata secara
berkelanjutan. Perencanaan pengelolaan perawatan kebersihan area wahana yang
dilakukan pengelola adalah memetakan area pembersihan, membuat jadwal
pembersihan dan menentukan staff beserta jumlahnya yang akan mengerjakan
bagian tersebut. Area wahana yang akan dibersihkan dibagi menjadi beberapa
bagian yaitu area waterpark, area outbond, dan area zoo. Pemetaan area
pembersihan dilakukan agar jadwal pembersihan dapat disusun secara sistematis
dan jumlah penyebaran staff dapat merata.
Organizing. Fungsi pengorganisasian adalah untuk mengumpulkan
penggerak yang akan merealisasikan fungsi perencanaan. Pengorganisasian yang
baik akan menghasilkan kerja sama yang baik dalam proses penngelolaan dan
diharapkan dapat memenuhi tujuan yang ditetapkan. Penggerak dari perawatan
kebersihan area wahana adalah staff-staff bidang kebersihan. Staff terkait sudah
dikelompokan dengan jumlah tertentu dan akan melakukan pembersihan di area-
area yang sudah ditetapkan pada fungsi perencanaan.
Actuating. Fungsi pelaksanaan adalah proses penggerakan dari rencana yang
sudah dibuat sebelumnya. Staff yang sudah ditugaskan akan melakukan
pembersihan di ketiga area sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pelaksanaan pembersihan area wahana maksimal dilakukan dengan durasi 2 (dua)
hari.
Controlling. Fungsi pengawasan adalah untuk mengawasi proses pengerjaan
tugas yang sedang berlangsung dan memastikan bahwa pekerjaan tersebut
dilakukan dengan benar. Pengawasan kegiatan pembersihan area wahana dilakukan
agar setiap sumberdaya wisata diwahana tersebut dibersihkan secara baik dan dapat
digunakan dengan sebagaimana mestinya. Pengawasan dilakukan oleh pihak
pengelola yaitu manager bagian pengelola kawasan Kampung Batu Malakasari.
2. Perawatan Hewan
Planning. Fungsi perencanaan adalah untuk menyusun tujuan serta langkah-
langkah yang akan diambil saat melakukan pengeolaan terhadap sumberdaya
wisata. Tujuan dari perawatan hewan pada area zoo adalah untuk memberikan
asupan gizi yang baik dan mengontrol kesehatan sehingga nantinya hewan tersebut
mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Perencanaan perawatan hewan
meliputi penyusunan jadwal pemberian makan, pengecekan kesehatan, dan
pemberian vaksin hewan. Pemberian makan juga disesuaikan dengan jenis hewan
yang ada seperti hewan karnivora yang tentunya akan diberikan berupa asupan
daging sapi ataupun ayam dengan kualitas yang bagus untuk memberikan nutrisi
dan gizi secara maksimal, sedangkan hewan herbivora dan omnivora yang tentunya
akan diberikan pakan yang cukup seperti sayur-maur dan juga buah-buahan.
Pemberian porsi makan disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap hewan yang
dipelihara di area zoo. Perawatan kesehatan hewan dilakukan dengan pengecekan
kondisi kesehatan setiap hewan oleh staff yang ahli pada bidang kesehatan hewan.
Pengecekan kesehatan hewan dilakukan secara rutin dengan interval waktu 6
(enam) bulan. Perawatan kesehatan hewan dilengkapi dengan pemberian vaksin
pada hewan agar terhindar dari berbagai penyakit. Pemberian vaksin pada hewan
dilakukan secara rutin dengan interval waktu 1 (satu) tahun.
Organizing. Fungsi pengorganisasian adalah untuk mengumpulkan
penggerak yang akan merealisasikan fungsi perencanaan. Pengorganisasian yang
baik akan menghasilkan kerja sama yang baik dalam proses pengelolaan dan
diharapkan dapat memenuhi tujuan yang ditetapkan. Penggerak dan pelaksana dari
kegiatan perawatan hewan adalah staff bagian zoo dan ahli kesehatan hewan. Staff
bagian zoo berperan dalam pemberian makan dan membantu mengorganisir hewan
yang akan melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk saat pemberian vaksin. Ahli
kesehatan hewan berperan dalam memeriksa kesehatan hewan dan memberikan
vaksin terhadap setiap hewan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.
Actuating. Fungsi pelaksanaan adalah proses penggerakan dari rencana yang
sudah dibuat sebelumnya. Hewan-hewan yang terdapat di zoo diperhatikan oleh
staff setiap hari. Kegiatan pemberian makan kepada hewan dilakukan setiap hari
pada sore hari pukul 17.00 WIB. Pemberian makan dilakukan satu kali dalam sehari
dengan porsi yang banyak. Pemberian makan dilakukan oleh staff bagian zoo sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Controlling. Fungsi pengawasan adalah untuk mengawasi proses pengerjaan
tugas yang sedang berlangsung dan memastikan bahwa pekerjaan tersebut
dilakukan dengan benar. Proses perawatan hewan yang dilakukan oleh staff bagian
zoo dilakukan dibawah pegawasan langsung oleh pihak manager bagian zoo. Proses
perawatan mulai dari pemberian makan hingga vaksinasi juga selalu dilakukan
berdasarkan arahan dari ahli kesehatan hewan.
3. Perawatan Waterpark
Planning. Fungsi perencanaan adalah untuk menyusun tujuan serta langkah-
langkah yang akan diambil saat melakukan pengeolaan terhadap sumberdaya
wisata. Tujuan dari perawatan waterpark adalah untuk memastikan bahwa setiap
wahana dan alat yang terdapat di waterpark dapat digunakan untuk kegiatan wisata
di Kampung Batu Malakasari. Perawatan wahana waterpark meliputi kegiatan
pembersihan secara rutin, pegecekan alat dan mesin serta pembaharuan alat dan
mesin jika terjadi kerusakan. Pembersihan wahana waterpark dilakukan secara
berkala dengan setiap hari. Perawatan wahana waterpark dilengkapi dengan
pengecekan kelayakan alat dan mesin dan dilakukan secara berkala dengan interval
waktu 2 (dua) minggu. Perbaikan atau pembaharuan alat dan mesin akan dilakukan
jika pada saat pengecekan terdapat kerusakan atau disfungsi dari alat dan mesin
yang digunakan pada wahana waterpark.
Organizing. Fungsi pengorganisasian adalah untuk mengumpulkan
penggerak yang akan merealisasikan fungsi perencanaan. Proses perawatan
waterpark diawasi langsung oleh pihak manager bagian pengelolaan waterpark.
Kegiatan pembersihan wahana dilakukan oleh staff bagian waterpark yang
bertugas, sedangkan kegiatan pengecekan alat dan mesin dilakukan oleh staff
dengan dampingan ahli mesin yang bertugas di area waterpark. Perbaikan dan/atau
pembaharuan alat dan mesin ditangani langsung oleh ahli mesin yang bertugas.
Actuating. Fungsi pelaksanaan adalah proses penggerakan dari rencana yang
sudah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan pembersihan wahana umumnya
dilakukan dengan durasi 1-2 jam. Proses pembersihan biasanya akan dilakukan di
area kolam dan sekitarnya, area aliran air, area wahana perosotan waterpark, dan
keseluruhan area waterpark. Perawatan air kolam juga dilakukan dengan pemberian
Kalsium hipoklorit (Kaporit) pada air kolam dengan takaran tertentu agar air kolam
bebas dari bakteri dan aman digunakan oleh wisatawan. Proses pengecekan alat dan
mesin akan dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
dan durasi pelaksanaannya tidak menentu tergantung dengan kondisi alat dan mesin
yang sedang diperiksa.
Controlling. Fungsi pengawasan adalah untuk mengawasi proses pengerjaan
tugas yang sedang berlangsung dan memastikan bahwa pekerjaan tersebut
dilakukan dengan benar. Proses perawatan wahana yang dilakukan oleh staff bagian
waterpark dilakukan dibawah pegawasan langsung oleh pihak manager bagian
waterpark. Proses perawatan mulai dari pengecekan hingga pembaharuan alat dan
mesin juga selalu dilakukan berdasarkan arahan dari ahli mesin. Pihak manager
bagian waterpark akan membuat laporan mengenai perawatan yang telah dilakukan
agar perawatan dapat berjalan sesuai dengan agenda yang telah disusun.
4. Perawatan Outbond
Planning. Fungsi perencanaan adalah untuk menyusun tujuan serta langkah-
langkah yang akan diambil saat melakukan pengeolaan terhadap sumberdaya
wisata. Tujuan dari perawatan outbond adalah untuk memastikan bahwa setiap
wahana dan alat yang terdapat di outbond dapat digunakan untuk kegiatan wisata
di Kampung Batu Malakasari. Perawatan wahana outbond meliputi kegiatan
pembersihan secara rutin, pegecekan alat dan mesin serta pembaharuan alat dan
mesin jika terjadi kerusakan. Pembersihan wahana outbond dilakukan secara
berkala setiap hari. Perawatan wahana outbond dilengkapi dengan pengecekan
kelayakan alat dan mesin dan dilakukan secara berkala dengan interval waktu 2
(dua) minggu. Perbaikan atau pembaharuan alat dan mesin akan dilakukan jika pada
saat pengecekan terdapat kerusakan atau disfungsi dari alat dan mesin yang
digunakan pada wahana outbond.
Organizing. Fungsi pengorganisasian adalah untuk mengumpulkan
penggerak yang akan merealisasikan fungsi perencanaan. Proses perawatan
outbond diawasi langsung oleh pihak manager bagian pengelolaan outbond.
Kegiatan pembersihan wahana dilakukan oleh staff bagian outbond yang bertugas,
sedangkan kegiatan pengecekan alat dan mesin dilakukan oleh staff dengan
dampingan ahli mesin yang bertugas di area outbond. Perbaikan dan/atau
pembaharuan alat dan mesin ditangani langsung oleh ahli mesin yang bertugas.
Actuating. Fungsi pelaksanaan adalah proses penggerakan dari rencana yang
sudah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan pembersihan wahana umumnya
dilakukan dengan durasi 1-2 jam. Proses pembersihan biasanya akan dilakukan di
area wahana permainan outbond, flying fox dan keseluruhan area outbond. Proses
pengecekan alat dan mesin akan dilakukan secara berkala sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan dan durasi pelaksanaannya tidak menentu tergantung dengan
kondisi alat dan mesin yang sedang diperiksa.
Controlling. Fungsi pengawasan adalah untuk mengawasi proses pengerjaan
tugas yang sedang berlangsung dan memastikan bahwa pekerjaan tersebut
dilakukan dengan benar. Proses perawatan wahana yang dilakukan oleh staff bagian
outbond dilakukan dibawah pegawasan langsung oleh pihak manager bagian
outbond. Proses perawatan mulai dari pengecekan hingga pembaharuan alat dan
mesin juga selalu dilakukan berdasarkan arahan dari ahli mesin. Pihak manager
bagian outbond akan membuat laporan mengenai perawatan yang telah dilakukan
agar perawatan dapat berjalan sesuai dengan agenda yang telah disusun.

B. Pengelolaan Program Wisata

Program wisata merupakan kegiatan-kegiatan wisata yang dirangkai menjadi


satu menjadi sebuah program yang dilengkapi dengan manfaat tertentu dan
ditawarkan kepada wisatawan dengan harga tertentu. Program wisata yang terdapat
di Kampung Batu Malakasari dibuat berdasarkan permintaan wisatawan yang
disesuaikan dengan sumberdaya wisata yang ada. Terdapat beberapa program
wisata yang ditawarkan dan program wisata Kampung Batu Malakasari dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Program Wisata di Kampung Batu Malakasari
Nama Fasilitas Jumlah Harga (per
No Kegiatan
Program Tambahan Peserta Orang)
1. Wisata Pelajar Wahana danau Pemandu 20 orang Rp90.000,-
Wahana ternak
Rumah adat Sunda
Flying fox
Wahana sawah
Renang
2. Wisata Smart Wahana danau Pemandu 20 orang Rp110.000,-
& Creative Ngangon meri
Melukis layangan
Flying fox
Fun games
Tangkap ikan
Renang
3. Wisata Tangkap ikan Pemandu 20 orang Rp85.000,-
Goyang Bajak sawah
Leutak Fun games
Bola lumpur
Renang
4. Wisata Wahana danau Pemandu 20 orang Rp95.000,-
Lembur Jembatan goyang
Kuring Flying fox
Ngangon meri
Rumah adat Sunda
Bajak sawah
Fun games
Renang

Setiap program wisata memiliki tujuan yang asama yaitu untuk edukasi serta
hiburan. Setiap program wisata disusun dengan berbagai kegiatan yang berbeda-
beda sesuai dengan tema masing-masing program. Setiap kelompok peserta
didampingi oleh pemandu dari pihak Kampung Batu Malakasari yang bertugas
untuk mengarahkan setiap kegiatan dan menjadikan suasana menjadi menarik.
Setiap program wisata harus dilaksanakan dengan berkelompok minimal 20 orang
per kelompok. Setiap program wisata ditawarkan dengan harga yang berbeda
karena disesuaikan dengan kegiatan wisata yang akan diikuti oleh peserta.
Planning. Fungsi perencanaan adalah untuk menyusun tujuan serta langkah-
langkah yang akan diambil saat melakukan pengeolaan terhadap sumberdaya
wisata. Tujuan dari pengelolaan program wisata di Kampung Batu Malakasari
adalah untuk memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan dengan
menyuguhkan berbagai atraksi wisata yang ada secara mudah dengan fasilitas
tambahan. Perencanaan pengelolaan program wisata yang ke depannya ingin
dilakukan oleh pengelola adalah membuat daftar program wisata secara terperinci
dalam bentuk brosur maupun pamflet yang akan disebarluaskan melalui platform
online. Hal tersebut diharapkan dapat memudahkan pengunjung untuk mengetahui
dan membeli paket wisata yang diinginkan. Selain itu, pengelola juga memberikan
pelayanan yang terbaik kepada wisatawan yang telah membeli/mereservasi
program wisata.
Organizing. Fungsi pengorganisasian adalah untuk mengumpulkan
penggerak yang akan merealisasikan fungsi perencanaan. Proses realisasi rencana
dalam program wisata memerlukan penggerak dalam pengelolaan yang baik untuk
menjamin kualitas dan kuantitas kegiatan program wisata agar berjalan dengan
baik. Pengorganisasian pengelola dalam melaksanakan perencanaan program
wisata di koordinasi oleh staff pada bidang penelitian dan pengembangan Kampung
Batu Malakasari. Pelaksanaan pengelolaan progrsm wisata dilaksanakan oleh
berbagai pihak pengelola yaitu pemandu yang akan bertugas memandu setiap
kelompok peserta pada program, pengelola bagian penelitian dan pengembangan
dan juga pengelola pada bagian marketing.
Actuating. Fungsi pelaksanaan adalah proses penggerakan dari rencana yang
sudah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan dari perencanaan program wisata dilakukan
seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap program wisata berupa program
edukasi terhadap anak sesuai dengan permintaan pengunjung. Pelaksanaan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen pun selalu diberikan
pengelola setiap terdapat pengunjung yang melakukan reservasi pada program
wisata tersebut.
Controlling. Fungsi pengawasan adalah untuk mengawasi proses pengerjaan
tugas yang sedang berlangsung dan memastikan bahwa pekerjaan tersebut
dilakukan dengan benar. Pengelola bidang program wisata melakukan pengawasan
agar kegiatan berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pengawasan tersebut juga dilakukan untuk menghindari kesalahan dan kerusakan
maupun kerusuhan dari pengunjung yang melakukan kegiatan program wisata
tersebut. Selain itu pengawasan tersebut bertujuan agar dapat memperbaiki secara
langsung kesalahan maupun kerusakan yang terjadi selama kegiatan program
wisata tersebut berlangsung.

C. Pengelolaan Fasilitas Wisata

Fasilitas wisata merupakan penunjang dari setiap atraksi wisata yang ada
untuk memberikan kepuasan kepada wisatawan. Fasilitas hadir untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan wisatawan pada saat melakukan kunjungan. Terdapat
berbagai macam fasilitas yang ada di Kampung Batu Malakasari diantaranya adalah
toilet, kantin/restoran, lahan parkir, tempat sampah dan berbagai macam fasilitas
lainnya. Fasilitas yang tersedia harus dikelola dengan baik agar dapat berfungsi
dengan maksimal dan dapat memenuhi kepuasan pengunjung akan destinasi wisata
Kampung Batu Malakasari.
Planning. Fungsi perencanaan adalah untuk menyusun tujuan serta langkah-
langkah yang akan diambil saat melakukan pengeolaan terhadap sumberdaya
wisata. Perencanaan yang dilakukan oleh pihak pengelola terhadap fasilitas yang
ada di Kampung Batu Malakasari terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu pemeriksaan,
perbaikan dan penambahan. Kegiatan pemerikasaan biasanya dilakukan dengan
cara memeriksa setiap fasilitas yang ada, dan jika terdapat fasilitas yang mengalami
kerusakan, maka pengelola akan melakukan perbaikan terhadap fasilitas tersebut.
Perbaikan terhadap fasilitas tersebut dilakukan agar fasilitas tersebut dapat
berfungsi dengan baik. Perencanaan yang akan dilakukan oleh pengelola terhadap
fasilitas yaitu berupa pembersihan toilet secara berkala, penambahan wastafel dan
penambahan fasilitas berupa papan interpretasi maupun papan petunjuk arah yang
telah memudar warnanya hingga menjadi rusak.
Organizing. Fungsi pengorganisasian adalah untuk mengumpulkan
penggerak yang akan merealisasikan fungsi perencanaan. Pengorganisasian
tersebut terdiri dari pengelola dan staff sebagai pelaksana dari rencana yang sudah
ditentukan. pengelola bertanggung jawab untuk mengarahkan staff lain dalam
memeriksa maupun memperbaiki fasilitas secara rutin. Standar operasional
prosedur yang telah ditetapkan oleh pengelola harus dikerjakan dengan baik oleh
staff. Setiap kerusakan fasilitas harus segera diperbaiki oleh pengelola.
Actuating. Fungsi pelaksanaan adalah proses penggerakan dari rencana yang
sudah dibuat sebelumnya. Staff yang bertugas pada bagian ini melakukan pekerjaan
sesuai dengan arahan yang diberikan oleh pengelola dan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari sedang dilakukannya perbaikan
kebersihan terhadap setiap fasilitas yang ada di Kampung Batu Malakasari, seperti
toilet yang selalu dibersihkan setiap hari. Pengecekan fasilitas dapat berupa
pengecekan kran air, listrik, dan semua fasilitas yang ada di destinasi ini yang
dilakukan rutin setiap hari. Staff yang bertugas akan langsung menangani perbaikan
jika terjadi kerusakan terhadap fasilitas. Apabila terjadi kerusakan yang cukup
berat, staff akan mengkoordinasikannya kepada pengelola dan akan ditindalanjuti
oleh ahli mesin yang bertugas.
Controlling. Fungsi pengawasan adalah untuk mengawasi proses pengerjaan
tugas yang sedang berlangsung dan memastikan bahwa pekerjaan tersebut
dilakukan dengan benar. Pengawasan terhadap staff pada bagian fasilitas dilakukan
oleh pengelola yaitu manager. Pengawasan dilakukan setiap hari untuk melihat
kinerja dari staff untuk mencapai tujuan dan target dalam pengelolaan fasilitas.

D. Pengelolaan Parkir

Kampung Batu Malakasari memiliki fasilitas parkir yang disediakan untuk


pengunjung dan pengelola. Jumlah lahan parkitr yang disediakan oleh pihak
Kampung Batu Malakasari sebanyak tiga lahan parkir. Lahan parkir pertama yang
terletak di dekat gerbang dan lahan parkir kedua yang terletak di tepi danau
diperuntukkan bagi wisatawan yang membawa kendaraan pribadi. Lahan parkir
ketiga terletak di dekat mushola diperuntukkan bagi pengelola dan staff yang
bekerja di Kampung Batu Malakasari.
Planning. Perencanaan untuk pengelolaan parkir dilakukan berdasarkan
kondisi lahan dan kemudahan jalur untuk diakses. Kampung Batu Malakasari tidak
menetapkan biaya parkir untuk setiap kendaraan karena biaya parkir sudah
termasuk dengan biaya masuk yang dihitung per orang. Lahan parkir pertama
terletak tepat di dekat gerbang masuk, lahan tersebut dipilih sebagai lahan parkir
pertama karena kondisi lahan yang luas dan sangat mudah dilalui. Lahan parkir
pertama memiliki tata letak kendaraan yang lebih rapi dibandingkan lahan parkir
yang lainnya dengan dilengkapi cat pembatas yang dilukiskan di atas aspal. Lahan
parkir kedua terletak di setengah keliling danau. Pengunjung dapat meletakkan
kendaraannya di tempat yang kosong dan diberi tanda dengan cat putih di atas aspal
dan tidak dibedakan lahan untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
Pemilihan lahan parkir untuk lokasi kedua ditentukan berdasarkan kondisi lahan
yang dianggap strategis karena kendaraan terpantau dengan mudah dan dekat
dengan berbagai atraksi wisata yang disediakan. Lahan parkir ketiga dikhususkan
untuk pengelola atau staff yang bekerja di Kampung Batu Malakasari. Lahan parkir
ketiga terletak tersembunyi di dekat mushola. Tujuan pemisahan lahan parkir untuk
pengelola dan pengunjung adalah untuk mempermudah pengelola atau staff yang
akan memarkirkan kendaraannya apabila kondisi destinasi wisata sedang penuh
pengunjung.
Organizing. Pengelolaan parkir di Kampung Batu Malakasari secara
menyeluruh diatur oleh pihak destinasi tersebut tanpa adanya bantuan
kepengurusan dari warga sekitar. Staff yang bertugas mengatur parkir merupakan
pegawai yag bekerja di bagian ticketing namun pegawai tersebut tidak sepenuhnya
mengurus parkir karena pegunjung yang akan memarkirkan kendaraannya akan
dibiarkan memilih tempatnya sendiri. Pegawai yang bertugas di bagian parkir akan
membantu pengunjung memarkirkan kendaraan apabila kondisi destinasi wisata
sedang dipenuhi pengunjung.
Actuating. Staff yang bertugas untuk mengurus parkir merupakan staff yang
mengurus bagian ticketing. Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan
untuk bagian pengurus parkir sama seperti bagian lainnya yaitu berpakaian rapi
sesuai dengan seragam yang ditentukan oleh pihak destinasi, bekerja sesuai jadwal
yang telah ditentukan, dan bersikap ramah kepada setiap pengunjung khususnya
bagi yang membutuhkan bantuan untuk memarkirkan dan mengeluarkan
kendaraannya.
Controlling. Pengawasan yang dilakukan padabagian parkir dapat dikatakan
tidak ketat, hal tersebut karena Kampung Batu Malakasari tidak memiliki staff atau
karyawan khusus yang mengurus parkir. Pengawasan bagian parkir hanya
dilakukan oleh petugas yang bekerja di bagian ticketing. Petugas ticketing
mengurus kepengawasan parkir ketika kondisi destinasi wisata sedang dipenuhi
oleh pengunjung. Pengawasan dilakukan dengan tujuan memastikan bahwa
kendaraan tertata rapi dan dalam kondisi aman.

E. Pengelolaan Tiket

Kampung Batu Malakasari merupakan destinasi wisata yang berdiri sendiri


atau mandiri. Kampung Batu Malakasari hanya mendapat dukungan dari Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat. Pendapatan utama Kampung
Batu Malakasari berasal dari biaya tiket masuk yang dibayarkan oleh pengunjung.
Tiket yang disediakan untuk memasuki seluruh wilayah Kampung Batu Malakasari
terbagi menjadi beberapa tiket. Tiket pertama adalah tiket masuk utama yang harus
dibayarkan untuk masuk ke destinasi dan tiket lainnya adalah tiket yang harus
dibayarkan untuk menikmati berbagai atraksi yang disediakan.
1. Tiket Masuk Kawasan
Planning. Perencanaan yang ingin dicapai adalah peningkatan kualitas
sumberdaya yang ada pada bagian ticketing sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP). Perencanaan prosedur penetapan harga merupakan rencana
perusahaan untuk menentukan biaya yang harus dikeluarkan oleh pengunjung untuk
memasuki kawasan wisata tersebut. Tiket masuk kawasan ditetapkan seharga
Rp15.000 pada waktu weekday dan Rp25.000 pada waktu weekend. Tarif tiket
masuk kawasan yang dibayarkan oleh pengunjung menjadi sumber pendapatan
utama yang diperoleh untuk pengelolaan Kampung Batu Malakasari. Pendapatan
yang terkumpul akan dialokasikan untuk berbagai pengelolaan dan pengembangan
yang ada di Kampung Batu Malakasari karena tidak semua pengunjung akan
mengeluarkan uangnya lagi untuk wahana lain yang disediakan.
Organizing. Pengelolaan tiket di bagian gerbang masuk kawasan dikelola
oleh 2 orang. Orang pertama bertugas sebagai penerima uang dan orang kedua
bertugas sebagai pemberi tiket kepada pengunjung. Kedua petugas tersebut
memiliki tugas untuk mengurus pembukuan harian mulai dari jumlah pengunjung
hingga uang yang didapatkan setiap harinya.
Actuating. Bagian yang mengurus tiket masuk kawasan memulai
pekerjaannya sesuai jam operasional. Jam operasional yang ditetapkan dimulai
pukul 10.00 WIB-17.00 WIB. Pegawai yang bertugas di bagian ticketing harus
menjalankan seluruh Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan untuk
kelancaran seluruh rangkaian tugas ticketing. Seluruh pegawai yang bertugas di
bagian ticketing sangat diwajibkan untuk dating tepat waktu untuk menghindari
adanya antrean pengunjung yang menunggu destinasi dibuka. Kewajiban lainnya
yang harus dilakukan adalah bersikap ramah untuk membangun kesan baik bagi
pengunjung.
Controlling. Hasil penjualan tiket tersebut setiap harinya harus disetorkan
kepada manajemen keuangan pada sore hari. Manajemen keuangan akan mengecek
kembali penjualan tiket. Tujuan dari pengawasan ini yaitu untuk menghitung
jumlah kunjungan per harinya dan sebagai data untuk rencana pengembangan
wisata selanjutnya. Pegawasan dilakukan oleh pegawai-pegawai yang bertugas di
bagian ticketing.
2. Tiket Waterpark
Planning. Tiket waterpark dibuat berbeda dengan tiket masuk utama.
Pengelolaan bagian tiket memperkirakan bahwa tidak seluruh pengunjung yang
dating ke Kampung Batu Malakasari akan bermain wahana air sehingga dibuat tiket
yang terpisah. Harga tiket untuk menaikmati atraksi waterpark ditetapkan seharga
Rp40.000. Harga tiket waterpark merupakan harga yang paing tinggi dibandingkan
tiket-tiket lainnya karena waterpark menjadi atraksi pendukung utama selain
pemandangan alam yang disajikan. Pemisahan tiket untuk waterpark dianggap
memiliki keuntungan tersendiri karena ditetapkan dengan harga yang lebih tinggi
walau tidak seluruh pengunjung yang dating akan membeli tiket untuk memasuki
waterpark.
Organizing. Pegawai yang bertugas untuk mengelola tiket waterpark
berjumlah 3 orang. Orang pertama bertugas mengurus pembukuan dari setiap tiket
yang masuk, orang kedua bertugas untuk menerima uang dan memberikan tiket
kepada pengunjung, dan orang ketiga bertugas untuk mengawasi pengunjung yang
memasuki kawasan waterpark karena terdapat syarat dan ketentuan tertentu untuk
memasuki waterpark.
Actuating. Pegawai yang bekerja di bagian ticketing waterpark memiliki jam
kerja sesuai jam operasional yaitu pukul 10.00 WIB-17.00 WIB. Pegawai yang
bertugas di bagian ticketing harus menjalankan seluruh Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang ditetapkan untuk kelancaran seluruh rangkaian tugas
ticketing. Seluruh pegawai yang bertugas di bagian ticketing sangat diwajibkan
untuk dating tepat waktu untuk menghindari adanya antrean pengunjung yang
menunggu destinasi dibuka. Pegawai yang bertugas mengawasi pengunjung perlu
mengeluarkan tenaga lebih untuk memperhatikan setiap pengunjung yang masuk
dan memastikan tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh pengunjung, contohnya
membawa makanan dari luar.
Controlling. Pengawasan yang dilakukan di bagian ticketing waterpark lebih
cenderung bertujuan demi keamanan dan kenyamanan. Pengawasan pengunjung
dilakukan oleh salah satu pegawai yang menjaga di bagian ticketing. Pengawasan
tersebut dulakukan untuk meminimalisir terjadinya pelanggaran yang dilakukan
oleh pengunjung seperti membawa makanan dari luar dan membawa benda tajam,
hal tersebut dapat menimbulkan keresahan. Pengawasan lainnya dilakukan untuk
memastikan bahwa tidak terjadi kerugian dalam pembukuan dari hasil penjualan
tiket sehingga dilakukan setiap hari. Pengawasan tersebut dilakukan oleh pegawai
yang bertugas membuat pembukuan tiket.
3. Tiket Outbound
Planning. Tiket outbound dipisahkan pembeliannya dari tiket utama, hal
tersebut karena tidak semua pengunjung ingin menaiki wahana outbound. Wahana
outbound terdiri dari outbound standar, flying fox, dan wahana perahu. Ketga
wahana yang disedikana memiliki tarif yang berbeda. Outbound standar ditetapkan
seharga Rp25.000, flying fox ditetapkan seharga Rp20.000, dan perahu ditetapkan
seharga Rp15.000. Perbedaan harga ditetapkan berdasarkan jenis permainan yang
paling diminati menurut perkiraan pengelola kawasan. Wahana outbound standar
cenderung lebih tinggi karena jenis permainan yang cenderung lebih kompleks
dibandingkan dengan permainan lainnya. Perbedaan harga tersebut diperkirakan
akan menambah keuntungan lainnya selain dari hasil penjualan tiket masuk
kawasan.
Organizing. Pengeloaan tiket bagian outbound dikelola oleh 2 orang
karyawan atau pegawai. Pegawai pertama bertugas untuk pembukuan dan
pendataan pengunjung yang dating, pegawai kedua bertugas untuk menerima uang
dan memberikan tiket kepada pengunjung. Bagian ticketing outbound akan
memberikan hasil pembukuan kepada bagian manajemen yang mengurus keuangan
secara keseluruhan.
Actuating. Karyawan yang bekerja di bagian ticketing outbound memiliki
jam kerja sesuai jam operasional yaitu pukul 10.00 WIB-17.00 WIB. Pegawai yang
bertugas di bagian ticketing harus menjalankan seluruh Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang ditetapkan untuk kelancaran seluruh rangkaian tugas
ticketing. Seluruh pegawai yang bertugas di bagian ticketing sangat diwajibkan
untuk datang tepat waktu untuk menghindari adanya antrean pengunjung yang
menunggu destinasi dibuka. Pegawai yang mengurus ticketing outbound harus terus
berkoordinasi dengan pegawai yang mempersiapkan peralatan outbound untuk
membuat sirkulasi pengunjung lebih teratur.
Contorlling. Pengawasan ticketing outbound dilakukan untuk memastikan
bahwa tidak terjadi kesalahan dalam mendata keuangan. Pengawasan dilakukan
oleh pegawai yang bekerja pada bagian ticketing outbound. Hasil dari data yang
diawasi akan diserahkan ke bagian yang mengatur keuangan Kampung Batu
Malakasari secara keseluruhan.

F. Pengelolaan Pengunjung

1. Keselamatan Pengunjung dari pengunjung


a) Papan Larangan
Kampung Batu Malakasari memiliki papan larangan berupa himbauan untuk
selalu memperhatikan anak-anak diabawah umur dan selalu memperhatikan barang
bawaan hal tersebut membuktikan bahwa, Kampung Batu Malakasari
memperdulikan dan menjaga pengunjung yang berkunjung ke Kampung Batu
Malakasari. Tentunya tujuan tersebut akan memberikan kenyamanan dan keadaan
yang harmonis saat pengunjung malakukan kegiatan wisata di Kampung Batu
Malakasari.
Papan larangan tersebut diletakan pada tempat yang sangat strategis dan
tentunya dapat terlihat oleh mata telanjang. Papan tersebut memiliki ukuran yang
cukup besar dan tentunya memiliki font atau jenis tulisan yang sangat terlihat
dengan jelas. Pada setiap jarak beberapa meter papan larangan tersebut akan dengan
mudah utuk ditemui sehingga pengunjung akan dengan mudah untuk melihat dan
menemukan papan larangan tersebut. Perencanana dari penggunaan papan
informasi tersebut direncanakan untuk memberikan peringatan atau pemberitahuan
secara tidak langsung atau tertulis tentunya bertujuan untuk menjaga keamanan
pengunjung yang datang.
2. Keselamatan Pengunjung dari Sumberdaya
a) Papan Larangan Pemberian Makan atau Benda ke Hewan Peliharaan
Kampung Batu Malakasari memiliki papan larangan atau himbuan untuk
tidak memberikan makan atau benda apapun kedalam kandang hewan peliharaan.
Papan larangan atau himbauan tersebut ditempatkan pada kandang hewan-hewan
yang dipamerkan. Larangan pemberian makanan kepada hewan bertujuan untuk
meminimalisir adanya gangguan kesehatan bagi hewan.
3. Keselamatan Sumberdaya dari Pengunjung
Pengelolaan Penyebaran Pengunjung Sebuah objek wisatam terutama yang
dikomersilkan tentunya tidak pernah terlepas dari adanya pasang surut volume
pengunjung yang mengunjungi suatu objek wisata. Kenaikan pengunjung akan jelas
dan nampak pada hari libur panjang seperti hari libur lebaran atau hari libur
kenaikan kelas. Berbanding terbalik keberadaan sebuah objek wisata akan
mengalami penurunan ketika hari-hari biasa. Hal tersebut tentunya akan
mempegaruhi terkait dengan pengelolaan penyebaran pengunjung terutama
pengunjung yang terdapat di Kampung Batu Malakasari. Pengelola harus cekatan
dalam merencanakan untuk pemecahan atau pembagian pengunjung agar tidak
mengalami kepadatan disatu objek atau atraksi wisata. Seperti halnya yang
dilakukan oleh penggelola Kampung Batu Malakasari dalam memecah keramian
atau kepadatan yang terdapat di Kampung Batu Malakasari. Untuk memecah
konsentrasi masa agar menyebar penggelola memiliki cara yaitu dengan menarik
perhatian penggunjung, hal yang biasa dilakukan oleh penggelola apabila terdapat
kepadatan disuatu lokasi maka aka nada atraksi baru yang dapat mengalihkan
perhatian seperti dioperasikannya kereta wara wiri hingga air mancur tengah danau
yang dinyalakan.

G. Pengelolaan Sumberdaya Manusia

Pengelolaan sumberdaya manusia merupakan instrumen yang diterapkan oleh


suatu perusahaan atau organisasi untuk mengatur karyawan atau anggota
didalamnya. Pengelolaan sumberdaya manusia di Kampung Batu Malakasari
meliputi penentuan kualifikasi serta perekrutan sumberdaya manusia, pelatihan
sumberdaya manusia, dan pengorganisasian sumberdaya manusia.
1. Penentuan Kualifikasi serta Perekrutan Sumberdaya Manusia
Planning, mengenai penentuan kualifikasi sumberdaya manusia meliputi
perencanaan standar kualifikasi sumberdaya manusia yang berbeda-beda
berdasarkan pekerjaan yang dilakukannya, penyesuaian kualifikasi yang dibentuk
merupakan ketetapan dari pemerintah setempat dan standar uji kualifikasi.
Penyesuaian kualifikasi yang mengarah kepada ketetapan pemerintah setempat
berfungsi agar pengelolaan Kampung Batu Malakasari sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan. Proses perekrutan karyawan pasti memerlukan perencanaan.
Perencanaan berupa jumlah karyawan yang dibutuhkan sampai upah kerja yang
harus dibayarkan kepada karyawan baru.
Organizing, proses penentuan kualifikasi sumberdaya manusia diantaranya
adalah direktur utama, manager pelaksana, asisten serta pemerintah setempat.
Direktur utama yang bertugas sebagai penyetuju dan memberikan masukan
terhadap penentuan kualifikasi sumberdaya manusia yang ada di Kampung Batu
Malakasari. Manager pelaksana bertugas untuk merumuskan serta mengajukan
kualifikasi sumberdaya manusia kepada direktur utama serta menyeleksi calon
karyawan. Asisten yang bertugas mengumpulkan data lapang yang dijadikan dasar
dalam perumusan kualifikasi sumberdaya manusia yang dibutuhkan serta
menyerbarkan informasi lowongan pekerjaan kepada warga sekitar. Pemerintah
bertugas hanya memastikan bahwa kualifikasi yang diberikan sesuai dengan
ketetapan peraturan pemerintah setempat.
Actuating, kualifikasi utama yang ditetapkan oleh Kampung Batu Malakasari
untuk seluruh karyawan yaitu jujur dan bertanggung jawab. Kualifikasi lanjutan
untuk keseluruhan pegawai staff adalah ijazah, dokumen diri berupa CV dan pas
foto terbaru. Peagawai staff Kampung Batu Malakasari memiliki kualifikasi
pendidikan minimal SMA atu sederajat. Prosedur yang ditetapkan dalam
peningkatkan kuantitas sumberdaya manusia di Kampung Batu Malakasari
menggunakan sistem rekrut pekerja. Informasi retkrut pekerja biasanya dari mulut
ke mulut dan lebih mengutamakan merekrut pekerja daerah Baleendah dan
Banjaran.
Controlling, pengawasan pada penentuan kualifikasi serta perekrutan
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan secara langsung
berupa observasi langsung seluruh manajemen yang terjadi. Pengawasan secara
tidak langsung dilakukan dengan membaca laporan bulanan atau tahunan hasil kerja
sumberdaya manusia.
2. Pelatihan Sumberdaya Manusia
Planning, proses pelatihan sumberdaya manusia di Kampung Batu
Malakasari membutuhkan perencanaan yang sangat matang. Perencanaan pada
pelatihan sumberdaya manusia di Kampung Batu Malakasari meliputi standar
kompetensi pekerja di Kampung Batu Malakasari, waktu bekerja, efektivitas
pelatihan serta biaya yang perlu dikeluarkan untuk mengadakan pelatihan.
Perencanaan pelatihan ini dilakukan untuk memenuhi target pada jangka waktu
tertentu untuk menilai efektifitas kegiatan ini di Kampung Batu Malakasari.
Organizing, organisasi pelaksana yang terlibat dalam proses peningkatan
kualitas sumberdaya manusia diantaranya adalah direktur utama, manager
pelaksana serta asisten. Direktur utama bertugas memutuskan adanya pelatihan atau
tidak. Manager pelaksana memutuskan dan menentukan pekerja yang berhak
mengikuti pelatihan. Asisten bertugas memberikan laporan kerja sebagai bahan
pertimbangan diadakannya pelatihan.
Actuating, peningkatan kualitas sumberdaya manusia di Kampung Batu
Malakasari melalui beberapa proses dan prosedur yang telah ditetapkan untuk
meningkatkan kualitas pekerja dan disesuaikan dengan kapasitas pekerja.
Kesejahteaan pekerja secara finansial diberikan melalui upah tetap yang diberikan
secara bulanan maupun mingguan. Pemberian intensif lainnya seperti uang
transportasi, sarapan dan makan siang. Pekerja pun mendapatkan kesejahteraan
secara emosional yang ditandai dengan keakraban antar pekerja. Pekerja juga
mendapatkan jaminan kesehatan serta dapat mengeluarkan kritik dan saran kepada
direktur utama atau ke bagian yang lainnya.
Controlling, pengawasan pada pelatihan sumberdaya manusia dilakukan
dengan secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan secara langsung dapat
dilakukan observasi langsung ketika kegiatan pelatihan berlangsung atau
diadakannya rapat untuk mengevaluasi kegiatan pelatihan tersebut. Pengawasan
secara tidak langsung dapat dilakukan dengan membaca laporan bulanan maupun
tahunan hasil kerja sumberdaya manusia.
3. Pengorganisasian Sumberdaya Manusia
Planning, proses pengorganisasian sumberdaya manusia memerlukan
perencanaan agar dapat berjalan secara sistematis dan efektif. Perencanaan
mengenai proses pengorganisasian sumberdaya manusia meliputi jumlah divisi
kerja yang dibentuk, kuota anggota setiap divisi kerja, kriteria pemimpin setiap
divisi kerja dan posisi setiap divisi kerja dalam pengelolaan Kampung Batu
Malakasari. Divisi kerja yang dibentuk dan kuota anggota setiap divisi berfungsi
sebagai tolak ukur efektivitas pekerja di Kampung Batu Malakasari. Penentuan
pemimpin dalam divisi kerja adalah sebuah penghargaan bahwa telah bekerja
dengan baik, dapat dijadikan motivasi bagi pekerja lainnya. Posisi divisi kerja yang
ada pada pengelolaan wisata Kampung Batu Malakasari berfungsi untuk
mempermudah jalur koordinasi dalam bekerja di Kampung Batu Malakasari.
Organizing, organisasi pelaksana yang terlibat dalam proses
perngorganisasian sumberdaya manusia diantaranya direktur utama, manajer
pelaksana serta asisten. Direktur utama bertugas untuk menyetujui dan memberikan
masukan terhadap oraganisasi sumberdaya manusia yang ada di Kampung Batu
Malakasari. Manager pelaksana bertugas untuk mengajukan dan merumuskan
rancangan organisasi sumberdaya manusia pada direktur utama. Asisten bertugas
untuk mengumpulkan data lapang yang dijadikan dasar dalam perumusan
organisasi sumberdaya manusia di Kampung Batu Malakasari.
Actuating, organisasi pengelola di Kampung Batu Malakasari terdiri dari
direktur utama, manajer pelaksana, asisten dan berbagai divisi kerja. Pelaksanaan
pengelolaan sumberdaya manusia di Kampung Batu Malakasari dipimpin oleh
beberapa penanggung jawab disetiapn divisi kerja. Divisi yang terdapat di
Kampung Batu Malakasari antara lain divisi administrasi, kebersihan, dapur dan
restoran, perawatan hewan serta pekerja harian. Setiap penganggung jawab divisi
dalam pengelolaan Kampung Batu Malakasari memiliki tanggung jawab dalm
memastikan tercapainya target sesuai rencana dan memastikan pekerjaan setiap
divisi berjalan dengan baik serta efektif.
Controlling, pengawasan pada pengorganisasian sumberdaya manusia
dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Pengawasan secara langsung
dilakukan dengan observasi langsung atau diadakannya rapat rutin. Pengawasan
secara tidak langsung dilakukan dengan membaca laporan bulanan atau tahunan
dalam pengorganisasian sumberdaya manusia.

H. Pengelolaan Promosi dan Pemasaran

Keberadaan sebuah obyek wisata tidak dapat terlepas dari sebuah branding
atau promosi yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Tujuan utamanya adalah
untuk mendapatkan banyak kunjungan pengunjung atau wisatawan. Promosi
merupakan upaya untuk memberikan atau menawarkan produk baik berupa barang
maupun jasa dengan tujuan untuk menarik calon konsumen. Adanya promosi
tentunya mengharapkan kenaikan angka penjualan barang atau jasa yang
ditawarkan. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi serta tujuan
perusahaan.
Kampung Batu Malakasari mulai merintis menjadi tempat wisata pada tahun
2002 sampai dikenal seperti sekarang. Pada awalnya Kampung Batu Malakasari
tidak menargetkan atau mengharapkanakan menjadi besar dan sampai dikenal
seperti saat ini. Tahun demi tahun mulai merenovasi bagian-bagian lokasi yang
harus diperbaiki tanpa mengubah aslinya.
Logo Kampung Batu Malakasari saat ini menggunakan gambar gunung yang
melambangkan pemandangan utama dari wisata Kampung Batu Malakasari adalah
pegunungan batu. Terdapat pula tulisan ‘Kampung Batu Malakasari” untuk
melambangkan bahwa nama tempat wisata tersebut adalah Kampung Batu
Malakasari. Tentunya dengan nama tersebut calon konsumen merasa tertarik dan
ingin mengetahui secara langsung lokasi wisata tersebut.

Gambar 4 Logo Kampung Batu Malakasari


Planning, perencanaan tentunya merupakan sebuah kerangka dasar atau awal
terkait dengan bagaimana pengelolaan promosi dan pemasaran yang akan
dilakukan, tentunya memerlukan perencanaan yang sangat matang dan perencanaan
ini bersifat crusial bagi sebuah produsen atau pengelola obyek wisata tersebut.
Terkait perencanaan pengelolaan promosi dan pemasaran merujuk pada bagaimana
cara yang akan dilakukan Kampung Batu Malakasari untuk melakukan promosi dan
pemasaran. Kampung Batu Malakasari memang tertuju pada seluruh usia terutama
keluarga, karena di Kampung Batu Malakasari terdapat banyak wahana untuk
keluarga.
Oraganizing, merupakan proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan
fisik setiap sumberdaya yang tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai
tujuan yang diharapkan. Terkait dengan organisasi pengelolaan di bidang promosi
dan pemasaran belum terlalu spesifik atau bahkan belum ada yang bertanggung
jawab langsung terhadap kegiatan promosi dan pemasaran yang umumnya
dipegang oleh marketing. Selama ini untuk proses promosi Kampung Batu
Malkasari memanfaatkan sosial media seperti instagram sebagai media promosi
namun ada yang lebih efektif lagi yaitu promosi dari mulut ke mulut. Promosi ini
memberikan dampak yang positif dan jauh lebih besar karena pengunjung itu
sendiri yang mengatakan serta mengajak calon pengunjung untuk berkunjung ke
Kampung Batu Malakasari.
Actuating, pelaksanaan pengelolaan promosi dan pemasaran di Kampung
Batu Malakasari memanfaatkan media sosial berupa instagram sebagai bentuk
promosi yang dilakukan. Instagram tersebut akan memperlihatkan beberapa spot
unik dan menarik untuk di kunjungi.
Controlling, tujuan utama pengawasan pelaksanaan terkait pengelola
promosi dan pemasaran untuk menciptakan aktivitas manajemen yang dinamis,
efektif dan efisien sesuai dengan tugas dan tanggung jawab. Pengawasan ini
berfungsi untuk mengetahui terjadinya penyimpangan atau penyelewengan yang
terjadi baik dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengorganisasian dalam hal ini
terkait pelaksanaan kegiatan promosi dan pemasaran. Mengetahui hal tersebut
maka perusahaan dapat melakukan koreksi, mengantisipasi serta menyesuaikan
dengan situasi dan kondisi.
VI. PERENCANAAN/ PENGEMBANGAN PENGELOLAAN

A. Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Wisata

Pengelolaan sumberdaya wisata yang dilakukan pihak pengelola Kampung


Batu Malakasari sudah dilakukan sesuai dengan prosedur pengelolaan menurut ahli
pada bidang management (George R Terry). Pengelolaan sumberdaya wisata sudah
melalui 4 (empat) tahap yaitu planning, organizing, actuating, controlling pada
setiap aspek sumberdaya wisata yang terdapat pada destinasi. Pengelolaan
sumberdaya wisata yang telah dilakukan diantaranya adalah perawatan kebersihan
area wahana, perawatan hewan, perawatan waterpark, dan perawatan outbond.
Pengelolaan sumberdaya wisata perlu memenuhi konsep pengelolaan secara
berkelanjutan. Pengelolaan dengan konsep berkelanjutan (sustainable
manangement) perlu diterapkan agar sumberdaya yang ada dapat diguankan secara
berkelanjutan dengan jangka waktu yang panjang. Kolam pada waterpark akan
menggunakan mesin Salt Chlorine Generator sebagai media untuk memelihara air
agar teap jernih. Kolam pada waterpark tidak akan menggunakan Kalsium
hipoklorit (Kaporit) karena memiliki efek samping merusak lapisan kulit manusia,
merusak lapisan terluar mata, dan membunuh mikrobiotik yang hidup pada sungai
atau laut. Mesin Salt Chlorine Generator menggunakan media garam untuk
menetralkan air kolam dari bakteri namun tidak memberikan efek samping negatif
terhadap wisatawan dan lingkungan.
Pengelolaan zoo di Kampung Batu Malakasari akan mengusung konsep
pengelolaan secara berkelanjutan (sustainable development) agar tetap menjaga
perilaku asli dari setiap hewan yang menjadi daya tarik wisata. Pengelolaan zoo
akan dilakukan dengan cara membuat jadwal pemberian makan hewan. Wisatawan
dapat memberi makan hewan tertentu hanya di pagi hari atau siang hari dengan
durasi 1-2 jam. Hal tersebut dapat menjadi sebuah kegiatan pembiasaan baru bagi
hewan yang terdapat di zoo dan mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi.

B. Pengelolaan Program Wisata

Pengelolaan program wisata yang dilakukan pihak pengelola Kampung Batu


Malakasari sudah dilakukan sesuai dengan prosedur pengelolaan menurut ahli pada
bidang management (George R Terry). Pengelolaan program wisata sudah melalui
4 (empat) tahap yaitu planning, organizing, actuating, controlling pada setiap aspek
program wisata yang terdapat pada destinasi. Pengelolaan program wisata yang
telah dilakukan diantaranya adalah memberikan pendampingan pemandu pada
setiap kelompok peserta program wisata, membatasi jumlah peserta dan
memasarkan program wisata pada platform online.
Pengelolaan program wisata akan dilakukan dengan menyusun kegiatan-
kegiatan wisata yang akan ditawarkan kepada wisatawan yang sesuai dengan judul
program wisata yang akan ditetapkan. Program wisata juga akan ditambahkan
dengan kegiatan makan siang atau snack time sehingga wisatawan dengan
menjalani kegiatan wisata di destinasi dengan penuh semangat dan tidak
mengurangi resik kelelahan atau sakit.

C. Pengelolaan Fasilitas Wisata

Pengelolaan fasilitas wisata yang dilakukan pihak pengelola Kampung Batu


Malakasari sudah dilakukan sesuai dengan prosedur pengelolaan menurut ahli pada
bidang management (George R Terry). Pengelolaan fasilitas wisata sudah melalui
4 (empat) tahap yaitu planning, organizing, actuating, controlling pada setiap aspek
program wisata yang terdapat pada destinasi. Pengelolaan fasilitas wisata yang telah
dilakukan diantaranya adalah pemeriksaan, perbaikan dan penambahan fasilitas
wisata.
Pengelolaan fasilitas harus dilakukan untuk menjaga kondisi fasilitas agar
aman dan nyaman digunakan oleh wisatawan. Penambahan fasilitas akan
mengantisipasi terjadinya penumpukan penggunaan fasilitas jika jumlah kunjungan
sedang meningkat. Pengelolaan fasilitas wisata yang akan dilakukan diantaranya
adalah pembersihan fasilitas secara berkala contohnya seperti pembersihan toilet,
wastafel, dan penyemprotan disinfektan pada bagian fasilitas yang sering
digunakan oleh wisatawan. Pembersihan secara berkala akan meningkatkan
kepercayaan wisatawan untuk melakukan kunjungan ke Kampung Batu Malakasari
karena terjaga dari bakteri atau penyakit yang dapat merugikan.

D. Pengelolaan Parkir

Pengelolaan parkir di Kampung Batu Malakasari dibuat beraturan untuk


membuat susunan kendaraan terlihat lebih rapi. Titik khusus parkir ditentukan
secara spesifik untuk menghindari adanya parkir sembarangan. Lahan parkir untuk
pengunjung terletak hanya di dekat gerbang masuk untuk menghindari kesan
berantakan akibat adanya peletakaan kendaraan yang tidak pada tempatnya.
Pemisahan jenis kendaraan dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan spot atau
lahan karena tanpa adanya pengelompokkan jenis kendaraan ketika diparkirkan
dapat menghabiskan banyak tempat yang seharusnya bisa digunakan oleh dua
kendaraan roda dua atau satu kendaraan roda empat.
Penempatan area parkir dialihkan seluruhnya ke bagian depan sehingga tidak
mengganggu pemandangan. Kapasitas parkir di bagian depan memuat sekitar 35
unit mobil dan 50 unit motor secara maksimal. Sekitar sumberdaya atau atraksi
wisata jauh tidak diperbolehkan digunakan menjadi lahan parkir walaupun kondisi
destinasi sedang penuh oleh pengunjung. Memarkirkan kendaraan di sekitar atraksi
wisata dapat membuat pemandangan atraksi tersebut menjadi terganggu akibat
dipenuhi oleh kendaraan, terlebih Kampung Batu Malakasari secara khusus
menjadikan danau dan tebing batu menjadi atraksi utamanya. Alternatif lain yang
dapat dilakukan oleh pengunjung dalam kondisi lahan parkir di dekat gerbang sudah
penuh adalah meletakkan kendaraan di sepanjang jalan sebelum titik-titik atraksi
wisata. Jalanan menuju atraksi wisata cenderung lebar sehingga dapat digunakan
untuk memakirkan kendaraan ketika destinasi wisata sedang dipenuhi oleh
pengunjung. Jalan tersebut dapat menmpung sekitar 15 unit mobil dan 20 unit motor
secara maksimal. Penambahan cat putih untuk menandai jarak antar kendaraan yang
dilukiskan di atas aspal mempermudah pengunjung mengatur kendaraannya untuk
diparkirkan. Sign parkir dipasang di sekitar area yang dapat digunakan untuk
menyimpan kendaraan sehingga memberikan penegasan bahwa area tersebut tidak
semuanya diperbolehkan untuk parkir.
E. Pengelolaan Tiket

Pengelolaan tiket di Kampung Batu Malakasari dapat dikatakan cukup baik


dengan cara memisahkan tiket di setiap wahana yang ingin dikunjungi. Wahana
wisata tertentu lebih menarik wisatawan dan sudah dirancang untuk menjadi daya
tarik pendukung utama. Penambahan jenis tiket untuk akses VIP menjadi pilihan
bagi pengunjung yang ingin menikmati seluruh atraksi wisata di destiasi tanpa harus
menunggu atau mengantre terlebih dahulu. Tiket VIP dapat diakses pada atraksi
perahu, flying fox, dan outbound karena memerlukan antrean. Tiket VIP dapat
berguna di dalam area waterpark dengan penambahan layanan seperti pemberian
minuman gratis, penjagaan barang bawaan, dan sebagainya. Tiket VIP yang
disediakan oleh pihak Kampung Batu Malakasari menambah keuntungan bagi
destinasi wisata karena tentunya terjadi penambahan harga yang artinya dapat
menambah pendapatan Kampung Batu Malakasari. Penambahan harga untuk setiap
akses VIP adalah Rp15.000 per wahana.
F. Pengelolaan Pengunjung

Kampung Batu Malakasari merupakan destinasi wisata yang memiliki daya


tarik tersendiri untuk dikunjungi. Daya tarik utama dari Kampung Batu Malakasari
sesuai dengan namanya yaitu bebatuan besar yang membentuk tebing dengan
pemandangan danau di sekitar bebatuan. Atraksi pendukung lainnya yang terdapat
di Kampung Batu Malakasari adalah wahana-wahana permainan seperti waterpark,
outbound, dan flying fox. Seluruh wahana yang disediakan merupakan wahana yang
telah dirancang khusus untuk kepuasan pengunjung ketika mengunjungi Kampung
Batu Malakasari. Atraksi-atraksi wisata yang terdapat di Kampung Batu Malakasari
tersebar di seluruh wilayah destinasi untuk membuat sirkulasi pengunjung tertata
lebih baik.
1. Pemberian batas antrean
Banyaknya pengunjung yang berkunjung ke Kampung Batu Malakasari
membuat pada titik tertentu terdapat penumpukan pengunjung, hal tersebut
membuat Kmapung Batu Malakasari menyediakan pembatasan pengunjung pada
titik-titik tertentu. Kampung Batu Malakasari memiliki atraksi yang tersebar
sehingga pihak pengelola menyediakan arahan untuk memaksimalkan penyebaran
pengunjung. Wahana-wahana tertentu seperti outbound dan flying fox tidak
memiliki batas antrean sehingga akan terlihat penumpukan pengunjung yang sangat
jelas. Penambahan batas antrean berupa tali atau pagar estetik meminimalisir
adanya penumpukan pengunjung yang berantakan, hal tersebut didukung dengan
adanya pembatasan pengunjung maksimum yang diperbolehkan antre di wahana
tersebut. Pengunjung yang membeli tiket dengan melebihi batas antrean dibuatkan
nomor antrean baru dengan perkiraan waktu pengunjung tersebut dapat menikmati
wahana sehingga dimasukan ke dalam waiting list. Pihak destinasi mengarahkan
pengunjung untuk masuk kembali ke antrean sekitar 15 menit sebelum waktu yang
ditentukan dalam waiting list.
2. Pemasangan sign and label untuk pelindungan dan keselamatan
Kampung Batu Malakasari merupakan destinasi wisata yang cukup luas.
Jalan yang dapat dilalui oleh pengunjung pun beragam, pengunjung dapat memulai
dari arah kanan gerbang masuk, maupun arah kiri gerbang masuk. Pengunjung yang
terburu-buru ingin menikmati suatu daya tarik wisata yang disediakan dapat melihat
petunjuk untuk segera tiba di titik yang diinginkan. Pemasangan sign and label pada
setiap titik strategis di Kampung Batu Malakasari mempermudah pengunjung untuk
menentukan dan memilih atraksi yang akan dinikmati terlebih dahulu. Pemasangan
sign and label selain mempermudah pengunjung mendatangi atraksi wisata, tentu
mempermudah pengunjung untuk mencari fasilitas lainnya seperti arah ke toilet,
mushola, dan sebagainya. Sign and label menjadi media untuk meminimalisir
adanya kerusakan pada sumberdaya, contohnya larangan memetik bunga atau
memberi makan hewan sehingga keselamatan sumberdaya dari pengunjung
berpeluang untuk terjamin keamanannya.
3. Penentuan batas kuota Waterpark
Kampung Batu Malakasari memiliki atraksi wisata yang diunggulkan berupa
Waterpark. Waterpark terdiri dari beberapa kolam renang yang dapat digunakan
oleh seluruh pengunjung atau wisatawan yang mengunjungi waterpark. Kapasitas
kolam renang yang cenderung tidak memuat banyak pengunjung atau wisatawan di
atas 500 orang sehingga diadakan pembatasan kunjungan. Pembatasan kuota
pengunjung di waterpark meminimalisir adanya penumpukan yang mengurangi
kenyamanan dalam berekreasi. Setiap pengunjung dibatasi maksimal 3 jam dalam
atraksi waterpark. Toleransi waktu diberikan sebanyak 30 menit sebagai antisipasi
adanya antrean di toilet ketika hendak membersihkan diri. Pegawai yang bertugas
di waterpark menjadi pengawas dengan memberikan pengumuman melalui
pengeras suara yang berisi pengingat durasi waktu sehingga pengunjung akan
mengingat sisa waktu di dalam waterpark. Pengumuman diberikan secara berkala
pada menit-menit tertentu supaya tidak mengganggu kenyamanan pegunjung.
Pengunjung yang melebihi batas waktu yang ditentukan dikenakan denda sebesar
Rp20.000 per jam. Pegawai yang bertugas di bagian ticketing memberikan sebuah
gelang sebagai pengingat waktu dan gelang tersebut menjadi bukti bahwa
pengunjung keluar dari waterpark sesuai waktunya atau tidak. Batasan kuota ini
hanya berlaku pada waktu weekend atau hari libur nasional lainnya yang berpotensi
ramai dikunjungi pengunjung.
G. Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Manusia

Pengelolaan sumberdaya manusia di Kampung Batu Malakasari terdapat


beberapa pengelolaan seperti penentuan kualifikasi, perekrutan anggota,
pengorganisasian serta pelatihan anggota baru. Perencanaan pengelolaan
sumberdaya manusia di Kampung Batu Malakasari adalah adanya pengarahan,
dimana pengarahan ini bermaksud agar semua pihak yang terlibat di Kampung Batu
Malakasari sebelum dan sesudah membuka tempat wisata melakukan briefing agar
selalu menjaga kekompakan antar tim dan efisien. Perencanaan berupa pengarahan
ini pun memiliki contoh seperti proses penarikan, seleksi, penempata, orientasi dan
induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Selain itu perencanaan pengelolaan sumberdaya manusia di Kampung Batu
Malakasari adalah pengendalian yang bertujuan untuk memberikan informasi
tentang kehadiran pegawai, kedisiplinan, perilaku kerja sama serta menjaga situasi
kawasan wisata. Berikut adalah perencanaan struktur organisasi dari kawasan
Kampung Batu Malakasari.

Manager

Koordinator Sekretaris Bendahara


Lapang

Sie. Kebersihan,
Perawatan dan
Keindahan

Sie.
Pengembangan
Fasilitas dan
SDA

Sie.
Pengembangan
Usaha dan
kenangan

H. Perencanaan Pengelolaan Promosi dan Pemasaran

Pengelolaan promosi dan pemasaran di Kampung Batu Malakasari terdapat


beberapa pengelolaan seperti promosi dari mulut ke mulut dan promosi berupa
sosial media seperti instagram serta website yang menawarkan keindahan
Kampung Batu Malakasari. Perencanaan pengelolaan promosi dan pemasaran akan
dilakukan dengan cara menyebarkan media cetak seperti iklan koran, brosur atau
yang lainnya. Hal ini bertujuan agar masyarakat yang tidak mengetahui dari internet
dan dari mulut ke mulut dapat mengetahui keberadaan Kampung Batu Malakasari
ini. Perencanaan pengelolaan promosi dan pemasaran melalui iklan di website atau
youtube agar masyarakat umum dapat mengetahui Kampung Batu Malakasari.
Perencanaan pengelolaan promosi dan pemasaran yaitu dengan melalui media
elektronik seperti iklan televisi dan radio serta sosialisasi kepada masyarakat
dengan menggunakan papan reklame.
VII. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kampung Batu Malakasari merupakan sebuah destinasi wisata yang


mengusung konsep ekowisata yang berlokasi di Kabupaten Bandung. Kampung
Batu Malakasari sudah berdiri lebih dari 5 tahun dan telah memiliki sistem
pengelolaan yang baik. Pengelolaan telah dilakukan pada 8 (delapan) aspek yang
menunjang keberlanjutan perkembangan Kampung Batu Malakasari. Pengelolaan
pada setiap aspek dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Sumberdaya wisata yang terdapat di Kampung Batu Malakasari dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian yaitu waterpark, outbond dan zoo. Pengelolaan
sumberdaya wisata sudah dilakukan dengan tujuan mempertahankan
keaslian, keunikan dan fungsi dari setiap sumberdaya yang ada agar dapat
digunakan dengan jangka waktu panjang.
2. Program wisata yang terdapat di Kampung Batu Malakasari sudah disusun
berdasarkan tema tertentu yang memuat kegiatan-kegiatan wisata yang sesuai
dengan preferensi wisatawan. Pengelolaan program wisata sudah berjalan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, namun dalam pengelolaannya
terdapat beberapa hal yang masih perlu diperbaiki lebih lanjut.
3. Fasilitas wisata yang terdapat di Kampung Batu Malakasari terdiri dari
fasilitas utama, pendukung dan penunjang dan Pengelolaan fasilitas wisata
dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan yaitu pemeriksaan, perbaikan dan
penambahan yang diakukan berdasarkan kondisi dan jumlah fasilitas pada
waktu tertentu.
4. Area parkir yang terdapat di Kampung Batu Malakasari dibagi menjadi 3
(tiga) lokasi yang dijadikan sebagai fasilitas bagi wisatawan dan pengelola.
Pengelolaan area parkir sudah dilakukan sesuai dengan kebutuhan wisatawan
dan pengelola dengan tujuan mempermudah proses parkir bagi wisatawan
dan pengelola yang datang menggunakan kendaraan.
5. Sistem tiket yang terdapat di Kampung Batu Malakasari terbagi menjadi 2
(dua) tahapan dimana wisatawan harus membeli tiket masuk pada gerbang
utama dan membeli tiket lagi saat akan menikmati atraksi wisata yang
disuguhkan. Pengelolaan sistem tiket sudah dilakukan secara sistematis
dengan tujuan untuk pengelolaan dan pengembangan destinasi Kampung
Batu Malakasari.
6. Pengelolaan pengunjung di Kampung Batu Malakasari sudah dilakukan
menggunakan metode tertentu. Pengelolaan pengunjung dibagi menjadi 3
(tiga) yaitu pengelolaan keselamatan pengunjung dari pengunjung,
pengunjung dari sumberdaya, dan sumberdaya dari pengunjung.
7. Sumberdaya manusia di Kampung Batu Malakasari meliputi organisasi
kepengelolaan yang mengelola dan menjalankan setiap kegiatan wisata pada
destinasi tersebut. Pengelolaan sumberdaya manusia di Kampung Batu
Malakasari dibagi menjadi beberapa tahapan diantaranya adalah penentuan
kualifikasi, perekrutan, pelatihan dan pengorganisasian.
8. Promosi dan pemasaran Kampung Batu Malakasari diawali dengan
penentuan logo dan nama yang dinilai akan menarik perhatian masyarakat
dan mau berkunjung sebagai wisatawan ke destinasi tersebut. Pengelolaan
promosi dan pemasaran sudah dilakukan dengan berbagai cara diantaranya
memperkuat citra destinasi dengan sistem promosi mouth to mouth dan juga
mengembangkan metode promosi online lewat artikel, website dan media
sosial.

B. Saran

1. Bagian gerbang masuk dirasa kurang merangsang penglihatan pengunjung


yang mencari Kampung Batu Malakasari karena hanya berupa gerbang besi
tinggi berwarna biru dengan tulisan “Kampung Batu Malakasari”yang kurang
mencolok. Desain gerbang masuk alangkah baiknya menyesuaikan dengan
destinasi wisata, misalnya ditambahkan batu-batu buatan atau dihiasi
tanaman sehingga tidak terkesan seperti pabrik ketika gerbang hanya terbuka
sebagian.
2. Pengelolaan parkir yang kurang teratur dapat membingungkan pengunjung
yang ingin memarkirkan kendaraanya, jauh lebih baik apabila disesuaikan
berdasarkan jenis kendaraan dan terletak di satu titik tertentu yang menjadi
lahan parkir. Tepian danau yang dijadikan lahan parkir sebaiknya
dikosongkan supaya pemandangan danau tidak terganggu oleh kendaraan-
kendaraan yang parkir.
3. Kampung Batu Malakasari memiliki konsep destinasi wisata yang sangat
menarik dan terus dikembangkan supaya lebih dikenal masyarakat luas, jauh
lebih baik apabila Kampung Batu Malakasari ke depannya memiliki
cinderamata yang khas sebagai rekoleksi fisik.
4. Kampung Batu Malakasari sebaiknya memberikan imbauan-imbauan kepada
pengunjung untuk tetap menjaga kebersihan dan keaslian lingkungan, baik
berupa pengumuman dengan media pengeras suara maupun sign and label.
5. Kampung Batu Malakasari yang berdiri secara mandiri sebaiknya
mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam pengelolaannya, terlebih
Kampung Batu Malakasari berlokasi dekat dengan pemukiman warga.
Adanya partisipasi dari masyarakat dapat memberikan manfaat kepada pihak
destinasi, mulai dari menambah tenaga kerja hingga menaikkan popularitas
destinasi karena semakin banyak masyarakat yang ikut serta maka destinasi
akan sering dibicarakan dari mulut ke mulut hingga akhirnya populer.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, F., & Arief, A. M. R. (2017). Pengelolaan Fasilitas Di Museum Sang Nila
Utama Provinsi Riau (Doctoral dissertation, Riau University).
Alfiah, S., Andriani, J., Lesmana, R., Sunardi, N., & Furyanah, A. (2019).
Manajemen Pengelolaan Desa Wisata Pada Desa Cimanggu, Kecamatan
Cisalak, Kabupaten Subang, Privinsi Jawa Barat (Studi Kasus pada Curug
Paok dan Bukit Pasir Jaka). Jurnal Abdi Masyarakat Humanis, 1(1).
Bagiyarsa, Y. C., Anwariningsih, S. H., & Retnoningsih, D. (2012). Sistem
Informasi Area Parkir di Universitas Sahid Surakarta. JURNAL GAUNG
INFORMATIKA, 5(1).
Bawono, I. R. (2007). Manajemen Strategik Sektor Publik: Langkah Tepat Menuju
Good Governance. Dosen Fakultas Ekonomi UNSOED Purwokerto.
Brahmanto, E. (2015). Magnet Paket Wisata Dalam Menarik Kunjungan
Wisatawan Asing Berkunjung Ke Yogyakarta. Media Wisata, 13(2).
Brahmanto, E., & Hamzah, F. (2017). Strategi Pengembangan Kampung Batu
Malakasari sebagai Daya Tarik Wisata Minat Khusus. Media Wisata, 15(2).
Fiatiano, E. (2004). Perencanaan Paket Wisata atau Tur. Jurnal Masyarakat,
Kebudayaan dan Politik, 22.
Hidayatullah, R., Yuliana, Y., & Ferdian, F. (2017). Pengelolaan Fasilitas Atraksi
Wisata Di Pantai Arta Indah Kabupaten Padang Pariaman. E-Journal Home
Economic and Tourism, 15(2).
Heindjrachman. 1990. Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta (ID): UPP
AMP YKPN. Hal:79
Irine, N. (2016). PROSEDUR RESERVASI TIKET PESAWAT DOMESTIK
SRIWIJAYA AIR DI PT SKY MANARI WISATA TOUR DAN TRAVEL
PALEMBANG (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).
Limawandoyo EA, Augustinus S. 2013. Pengelolaan dan pengembangan sumber
daya manusia pada PT. Aneka Sejahtera Engineering. Jurnal Manajemen
Bisnis Petra. 1(2). Surabaya (ID) : Universitas Kristen Petra
Pandji A. 1997. Management Bisnis, Jakarta (ID): Rineke Cipta. Hal:215
Purmada, D. K., & Hakim, L. (2016). Pengelolaan desa wisata dalam perspektif
community based tourism (studi kasus pada Desa Wisata Gubugklakah,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang). Jurnal Administrasi
Bisnis, 32(2), 15-22.
Sastra, Z. S. (2016). Pengelolaan Fasilitas Objek Wisata Aka Barayun Lembah
Harau Berbasis Masyarakat di Kabupaten Lima Puluh Kota (Doctoral
dissertation, Riau University)
Sidiq, S. S., & Huda, A. (2015). Pengelolaan Fasilitas Objek Wisata Cagar Budaya
Makam Raja Kecik Di Desa Buantan Besar Kabupaten Siak (Doctoral
dissertation, Riau University).
Wafa, R. S. N. (2017). Analisis Tingkat Kepuasan Para Pengunjung Objek Wisata
Dreamland Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas (Doctoral
dissertation, IAIN Purwokerto).

Anda mungkin juga menyukai