Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum 1 Sabtu, 22 September 2018

Mata Kuliah : Perencanaan Dasar Ekowisata

IDENTIFIKASI PENGUKURAN KUALITAS


SUPPLY PADA KAWASAN ALAMI
(Studi Kasus : Curug Seribu)

Disusun Oleh :
Kelompok 1 / Praktikum 2

Andika Gustiana Sumantri (J3B216173)

Dosen :

Ira Resmayasari, S.S., M.Par., MTHM.


Bedi Mulyana, S.Hut., M.Par., MoT
Rini Untari, SHut., M.Si.

Asisten Dosen :

Alvionita Ritawati, SHut.


Shinta Amalia, A.Md.

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Identifikasi 3
B. Pengukuran 3
C. Kualitas 4
D. Supply 4
E. Kawasan Alami 5
III. KONDISI UMUM 6
A. Profil Kawasan 6
B. Aksesibilitas 6
C. Kondisi Fisik 7
D. Kondisi Biotik 8
IV. METODE PRAKTIKUM 9
A. Waktu dan Lokasi 9
B. Alat dan Bahan 9
C. Tahapan Kerja 9
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 11
A. Karakteristik Pengunjung 11
B. Penilaian Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata 13
C. Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata 14
D. Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata 16
VI. KESIMPULAN 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
ii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Alat dan Bahan Praktikum 9
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Curug Seribu 6
2. Aksesibilitas menuju Lokasi 7
3. Kondisi Fisik Curug Seribu 7
4. Kondisi Biotik disekitar Curug Seribu 8
5. Grafik Penilaian Terhadap Kawasan Wisata 13
6. Grafik penilaian Pengunjung Terhadap Atraksi Wisata 14
7. Pemandang Curug Seribu 15
8. Pemandangan Area Camping Ground 15
9. Grafik Peniliaian Penunjung Terhadap Fasilitas Wisata 16
10. Papan larangan di Curug Seribu 17
11. Jalan Setapak menuju Curug Seribu 17
12. Pos Jaga di Curug Seribu 18
13. Dokumentasi Dilapangan 21
14. Dokumentasi Wawancara terhadap Pengunjung 21
1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kawasan wisata dapat dikatakan sebagai suatu area yang memiliki berbagai
gejala alam yang dapat memberikan berbagai dampak dan dapat mengundang aktivitas
wisata. Berkaitan dengan hal tersebut, suatu kawasan wisata seharusnya memenuhi
komponen - komponen wisata. Hal tersebut bertujuan untuk memeberikan sebaik
mungkin penawaran kepada pengunjung. Salah satu penawaran yang harus diketahui
adalah tersedianya atraksti wisata, dan destinasi wisata yang menarik. Tentunya,
atraksi wisata juga diperoleh dari berbagai sumberdaya yang terdapat di kawasan
tersebut. Setiap kawasan wisata memiliki destinasi yang beragam dan memiliki ciri
khas tersendiri, sehingga dapat menimbulkan rasa penasaran bagi wisatawan agar
datang ke kawasan wisata tersebut.
Secara umum, sumberdaya wisata dikelompokkan menjadi biotik dan abiotik.
Bahkan lebih dari itu, terdapat sumberdaya lain seperti unsur budaya dan lainnya.
Setiap sumberdaya yang tersedia dapat memicu wisatawan atau pengunjung
melakukan berbagai aktivitas seperti contohnya sumberdaya alam air terjun curug
yang dapat memicu wisatawan atau pengunjung melakukan aktivitas berenang,
bermain di air terjun atau disekitarnya.
Setiap pengunjung memiliki motivasi yang berbeda ketika mengunjungi suatu
kawasan wisata. Kunjungan wisatawan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti
daya tarik wisata yang unik, memberikan pengalaman baru, atau ketersediaan fasilitas
yang lengkap sehingga wisatawan nyaman ketika berwisata di kawasan wisata
tersebut. Semua komponen tersebut saling mendukung agar terciptanya kunjungan
wisatawan yang meningkat dan kawasan wisata yang semakin dikenal.
Curug Seribu merupakan merupakan sebuah kawasan wisata alam yang memiliki
sumber daya alami fisik dan biotik. Sumber daya alam tersebut dikelola oleh pengelola
Gunung Salak Endah yang bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Selain sumber
daya alam yang ditawarkan, terdapat juga fasilitas pendukung yang disediakan
pengelola untuk menunjang sumber daya alam yang ditawarkan. Pengunjung atau
wisatawan pun dapat melakukan aktivitas sesuai dengan sumber daya alam dan
fasilitas yang ditawarkan. Dalam melakukan penglolaan pengelola dituntut
menyediakan fasilitas ataupun sumber daya yang sesuai dengan keinginan
pengunjung, sehingga bedasarkan hal tersebut diperlukan adanya identifikasi dan
pengukuran kualitas supply. Hal tersebut menjadi dasar untuk melihat bagiamana
sebuah kawasan wisata alami berlangsung. Berdasarkan hal tersebut, pengelola dapat
mengetahui aspek-aspek yang perlu disediakan dan ditawarkan kepada pengujung.
Selain itu, bentuk penawaran tersebut juga perlu diukur kualitasnya sebagai bahan
acuan dan evaluasi pengembangan kawasan secara optimal.

B. Tujuan

Praktikum identifikasi dan pengukuran kualitas supply pada kawasan alami


memiliki beberapa tujuan. Tujuan ini disusun guna mempermudah dalam proses
2

pembahasan, terutama membuat kesimpulan yang sesuai dengan tujuan yang


diberikan. Adapun tujuan praktikum ini dilaksanakan yaitu:
1. Mengetahui karakteristik pengujung di kawasan wisata Curug Seribu
2. Memahami penilaian pengunjung terhadap kawasan wisata Curug Seribu
3. Memahami penilaian pengunjung terhadap daya tarik kawasan wisata Curug
Seribu
4. Mengerti penilaian pengunjung terhadap fasilitas kawasan wisata Curug Seribu
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi

Identifikasi adalah pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau


sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016). Hal ini perlu karena tugas identifikasi
adalah membedakan komponen-komponen yang satu dengan yang lainnya, sehingga
tidak menimbulkan kebingungan, dengan identifikasi suatu komponen dapat dikenal
dan diketahui masuk dalam golongan mana. Identifikasi adalah satu cara yang
dilakukan oleh seseorang untuk mengambil alih ciri-ciri orang lain, Identifikasi
merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama
dengan individu lain atau menjadikannya bagian yang terintegrasi dengan kepribadian
dirinya sendiri.
Identifikasi adalah sebuah proses dimana seseorang menyamakan dirinya dengan
sifat-sifat obyek luar (biasanya manusia tetapi dapat juga benda) (Budiman, 2006).
Beberapa macam identifikasi yang pertama adalah identifikasi narsistik, identifikasi
kepada tujuan, identifikasi pada obyek yang hilang, dan sebagainya. Identifikasi
merupakan suatu cara pengumpulan data dan pencatatan segala keterangan tentang
bukti-bukti dari pengunjung atau wisatawan sehingga dapat menetapkan dan
mempersamakan keterangan tersebut dengan individu. Identifikasi dapat mengetahui
jenis aktivitas yang diinginkan dan kebutuhan pengunjung tersebut. Selain itu,
identifikasi memiliki arti yaitu sebagai kegiatan penggalian data dan informasi potensi
kawasan (data primer dan data sekunder) yang dilakukan secara partisipatif.
Identifikasi adalah kecenderungan yang ada dalam diri seseorang untuk menjadi
sama dengan orang lain. Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi
dan proses sugesti yang berlangsung dalam diri seseorang, perbedannya dalam proses
identifikasi memiliki pengaruh yang cukup kuat (Freud, 2012)

B. Pengukuran

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan


bersifat kuantitatif. Pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara
sistematisuntuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan
menggunakanalat ukur yang baku (Sridadi, 2007). Pengukuran (measurement) sebagai
kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya
menjadi kuantitatif (Jabar, 2004).
Pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan penentuan angka terhadap suatu
obyek secara sistematis (Mardapi, 2004). Pengukuran merupakan proses yang
mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system
angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa tersebut
dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah, 1996). Pengukuran adalah proses
pengumpulan data secara empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan (James, 1995).
4

C. Kualitas

Kualitas dapat diartikan sebagai standar yang harus dicapai oleh seseorang,
kelompok, atau lembaga organisasi mengenai kualitas SDM, kualitas cara kerja, serta
barang dan jasa yang dihasilkan. Kualitas pula mempunyai arti yaitu memuaskan
kepada yang dilayani baik secara internal maupun eksternal yaitu dengan memenuhi
kebutuhan dan tuntutan pelanggan atau masyarakat (TQM, 2016). Kualitas adalah
keseluruhan sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya
untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Melalui Pengertian dan
teori ini dapat diketahui bahwa suatu barang atau jasa akan dinilai bermutu apabila
dapat memenuhi ekspektasi konsumen akan nilai produk yang diberikan kepada
konsumen tersebut. Artinya, mutu atau kualitas merupakan salah satu faktor yang
menentukan penilaian kepuasan konsumen (Kotler, 2005).
Kualitas merupakan bentuk tingkah laku yang baik seseorang sebagai warga
masyarakat atau warga negara yang dapat dijadikan teladan dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara (KBBI, 2013). Kualitas adalah tujuan yang sulit
dipahami, karena harapan para konsumen akan selalu berubah. Setiap standar baru
ditemukan, maka konsumen akan menuntut lebih untuk mendapatkan standar baru lain
yang lebih baru dan lebih baik. Dalam pandangan ini, kualitas adalah proses dan bukan
hasil akhir (meningkatkan kualitas kontinuitas) (Kadir, 2001). Kualitas pelayanan
dapat diartikan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
dan ketepatan pengiriman dalam menyeimbangkan harapan konsumen (Tjiptono,
2007).

D. Supply

Supply wisata adalah segala sesuatu baik barang ataupun jasa yang ditawarkan
kepada pengunjung pada suatu kawasan wisata (Muhammad Gibran, 2012). Berbicara
mengenai penawaran wisata maka akan berkaitan dengan apa dan berapa banyak yang
ditawarkan, kepada siapa tawaran itu ditawarkan dan kapan waktu penawaran tersebut
diberikan (Avenzora, 2008). Sedangkan Demanik Weber (2006) mengatakan bahwa
penawaran wisata dapat dikategorikan menjadi bentuk produk dan jasa. Produk wisata
adalah semua produk yang diperuntukan bagi seseorang dalam melakukan kegiatan
wisata.
Penawaran adalah keseluruhan jumlah barang yang tersedia untuk ditawarkan
pada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Beberapa faktor yang
menentukan penawaran menurut Guell (2008) yakni;
1. Biaya produksi, Segala biaya yang diperhitungkan untuk pengeluaran
terhadap semua hal yang diperlukan untuk menghasilkan barang maupun
jasa.
2. Faktor teknologi yakni mengacu pada kemampuan untuk mengubah ‘input’
menjadi ‘output’.
3. Harga barang potensial lainnya.
4. Jumlah produsen, semakin banyak produsen yang menjual di satu pasar
maka akan menentukan total besar dari produksi.
5

5. Prediksi harga, berbeda ketika konsumen akan membeli barang hari itu juga
ketika ada prediksi harga akan meningkat kemudian hari, namun para
produsen justru akan menunggu harga pasar meningkat baru mereka akan
menjual barang atau jasanya. Situasi tersebut dapat menjadi acuan ketika
produsen merespon perubahan harga.
Penawaran (supply) mempunyai arti jumlah dari suatu barang tertentu yang mau
dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu (Hanafie 2010).
Menurt Ariyanto (2005), ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam
penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Daya tarik ; daerah tujuan wisata untuk menarik wisatawan pasti memiliki
daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya.
2. Transportasi ; accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan
mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat
wisata.
3. Fasilitas ; amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata
agar wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW.
4. Ancillary (kelembagaan) ; adanya lembaga pariwisata wisatawan akan
semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut
wisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of tourism) dan
terlindungi.

E. Kawasan Alami

Kawasan alami merupakan suatu unit baik berupa fisik maupun biologi yang
menunjukkan suatu kondisi alami dengan adanya tipe atau vegetasi yang unik serta
adanya suatu asosiasi biotik, edafis, dan ciri khas ekologi dan perairan (Wikipedia,
2010). Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
Kawasan merupakan wilayah dalam batasan fungsional tertentu. Kawasan menurut
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mendefinisikannya
sebagai wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di
daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga
berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Kawasan Suaka Alam terbagi
menjadi 2, yaitu kawasan Cagar Alam (CA) dan kawasan Suaka Margasatwa (SM).
Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di
darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan
secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. (Pasal 1 Angka 13 UU
Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
Ekosistemnya).
6

III. KONDISI UMUM

A. Profil Kawasan

Curug Seribu terletak di Gunung Sari, Pamijahan, Bogor, Jawa Barat. Lokasi
Curug Seribu berada di kawasan penyangga dari Taman Nasional Gunung Halimun
Salak (TNGHS) Secara administratif curug ini terletak di Kecamatan Pamijahan,
Kabupaten Bogor. Berdasarkan ketinggian nya curug seribu merupakan curug tertinggi
yang berada di Jawa Barat, dengan ketinggian 1050 mdpl. Selain daya tarik curugnya,
dikawasan Curug Seribu terdapat area camping ground, dan jalur trecking yang sudah
memadai karena sudah disusun dengan bebatuan.

Gambar 1 Curug Seribu


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018

B. Aksesibilitas

Aksesibilitas menuju kawasan Curug Seribu dapat ditempuh dari beebrapa


tempat. Contohnya adalah jarak dan waktu tempuh dari Bogor Kota. Jarak tempuh dari
Bogor Kota menuju Curug Seribu yaitu sejauh 34,4 Km. Jarak tempuh tersebut dapat
ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 50 menit dengan kendaran bermotor. Rute atau
jalan yang sering dipakai pengunjung adalah Jl. Ciapus dan Jl. Gunung Salak Endah..
Curug Seribu dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor baik motor maupun
kendaraan pribadi seperti mobil. Namun, kendaraan pribadi seperti mobil atau roda
empat yang lain agak sulit sampai kelokasi karena akses jalan yang kecil pada pintu
masuk kawasan Curug Seribu. Akses langsung hanya dapat digunakan dengan
kendaraan roda dua jika ingin sampai menuju gerbang tiket.
7

Gambar 2 Aksesibilitas menuju Lokasi


Sumber : google.maps.com

C. Kondisi Fisik

Curug Seribu memiliki satu aliran atau limpahan air dengan kolam hasil
penampungan dibawahnya. Kondisi fisik yang terdapat di Curug Seribu yaitu adanya
batuan sebagai komponen penyusun kawasan. Batuan tersebut merupakan batuan alami
maupun olahan untuk keperluan kontruksi kawasan. Selain itu, terdapat juga komponen
penyusun fisik lain seperti air, udara, tanah. Air merupakan komponen utama sebagai
daya tarik wisata di Curug Seribu.

Gambar 3 Kondisi Fisik Curug Seribu


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
8

D. Kondisi Biotik

Kondisi biotik di Curug Seribu ini terdiri dari flora dan fauna. Secara umum flora
yang ada di Curug ini didominasi dengan tumbuhnya rerumputan liar. Komponen
biotik berupa fauna contohnya adalah burung, serangga, dan beberapa satwa lain.
Komponen biotik berupa tumbuhan contohnya adalah pepohonan tinggi yang
mengelilingi kawasan camping ground.

Gambar 4 Kondisi Biotik disekitar Curug Seribu


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
9

IV. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi

Praktikum identifikasi dan pengukuran kualitas supply pada kawasan alami


dilakukan dengan mencari data atau informasi mengenai penawaran wisata, Tugas
pratikum diberikan pada Sabtu 15 September 2018 bertempat di CA K05. Pengambilan
data praktikum yang dilakukan di Curug Seribu dilaksanakan pada Rabu, 12
September 2018. Hasil praktikum akan dipresentasikan pada hari Sabtu, 22 September
2018 di CA K05. Kegiatan Presentasi dilaksanan pukul 11.00 - 15.00 WIB.

B. Alat dan Bahan

Alat adalah benda yang digunakan untuk melakukan praktikum dan mengolah
data, sedangkan bahan adalah segala sesuatu yang nantinya akan diolah menjadi data.
Praktikum yang dilakukan memerlukan beberapa alat dan bahan (Tabel 1).
Tabel 1 Alat dan Bahan Praktikum
No Nama Bahan dan Alat Kegunaan
1 Laptop Mengerjakan laporan dan powerpoint
2 Alat Tulis Mencatat data
3 Modem Internet Mencari studi literatur
4 Kamera Mendokumentasikan kegiatan praktikum
5 Microsoft Word Mengerjakan laporan
6 Microsoft Powerpoint Membuat bahan presentasi
7 Microsoft Excel Mengolah rekapan hasil kuisioner

Selain memerlukan peralatan, dalam melakukan kegiatan praktikum juga


membutuhkan berbagai bahan. Bahan tersebut dapat berfungsi sebagai objek
penelitian atau media informasi. Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan
praktikum diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Literatur sebagai sumber informasi terkait dengan judul penugasan praktikum
2. Informan sebagai sumber informasi langsung melalui kegiatan wawancara

C. Tahapan Kerja

Praktikum identifikasi dan pengukuran kualitas supply pada kawasan alami


dilaksanakan dengan beberapa tahapan dan metode kerja. Tahapan dan metode kerja
dibuat guna mempermudah melakukan observasi. Adapun tahapan dan metode kerja,
antara lain.
1. Membagi lokasi sasaran kajian per kelompok
2. Melakukan studi literatur, observasi lapang, dan wawancara pengelola terkait
supply
3. Mengidentifikasi supply dan faktor yang mempengaruhinya
10

4. Mengukur kualitas supply dengan kuisioner yang telah disediakan


5. Menganalisa data yang telah diperoleh mengenai identifikasi teknik pemanduan
yang terdapat di destinasi.
6. Membahas data yang didapatkan sesuai dengan format yang telah ditentukan.
7. Membuat laporan hasil praktikum.
8. Membuat bahan presentasi dalam bentuk powerpoint (PPT).
11

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pengunjung

Karakteristik pengunjung dalam aspek jenis kelamin menunjukkan adanya


jumlah perbandingan yang lebih dominan laki – laki dibanding perempuan hal tersebut
dikarenakan curug seribu memiliki trek dan jalur yang cukup panjang sehingga tidak
banyak perempuan yang berminat mengunjungi curug seribu jika sampai curugnya.
Pengunjung tersebut datang dengan karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik
jenis kelamin pengunjung tersebut dipengaruhi oleh motivasi, bentuk kunjungan, dan
waktu kunjungan. Karakteristik ataupun profil kawasan wisata memang mendukung
semua jenis pengunjung untuk menikmatinya. Selain itu, segmen sasaran pengunjung
dari kawasan wisata Curug Seribu bersifat umum sehingga tidak ada wisatawan khusus
yang datang ke kawasan. Daya tarik dan fasilitas di Curug Seribu dapat dinikmati oleh
semua jenis pengunjung.
No Karakteristik Pengunjung Responden Persentase (%)
1. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 15 75
b. Perempuan 5 25
2. Usia
a. 15 - 20 tahun 15 75
b. 21 - 30 tahun 5 25
c. 31 - 40 tahun 0 0
d. > 41 tahun 0 0
3. Status Pernikahan
a. Menikah 2 10
b. Belum Menikah 18 90
4. Pendidikan Terakhir
a. SD/MI 0 0
b. SMP/MTs 0 0
c. SMA/SMK 18 90
d. Diploma (D1/D2/D3) 2 10
e. Sarjana (S1/S2/S3) 0 0
5. Pekerjaan
a. Pelajar/Mahasiswa 15 75
b. Pegawai Swasta 5 25
c. PNS 0 0
d. Wiraswasta 0 0
e. Lainya...................... 0 0
12

No Karakteristik Pengunjung Responden Persentase (%)


6. Pendapatan per Bulan
a. Rp.300.000 – Rp. 5.000.000 0 0
b. Rp.500.000 – Rp.1.000.000 10 50
c. Rp.1.000.000 – Rp.3.000.000 8 40
d. Rp.3.000.000 – Rp.5.000.000 2 10
e. >Rp.5.000.000 0 0

Karakteristik pengunjung dalam aspek status pernikahan didominasi oleh


pengunjung dengan status singel (belum menikah). Hasil tersebut didapatkan dari hasil
penyebaran kuisioner secara acak di kawasan wisata. Status pernikahan pengunjung
dipengaruhi oleh karakteristik usia dan jenis pekerjaan. Hal tersebut menjadi sebab
akibat dari karakteristik status pernikahan pengunjung. Pengunjung dengan
karakteristik single seluruhnya didominasi oleh remaja dengan karakteristik
pendidikan terakhir SMA. Delapan puluh persen pengunjung yang berstatus single
seluruhnya sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi. Data tersebut didukung
dengan tujuan dari pengunjung yang sedang melakukan penelitian sambal berekreasi.
Pengunjung dengan status menikah didominasi oleh pengunjung dengan usia lebih dari
25 tahun. Usia tersebut memang dirasa cocok untuk membentuk suatu keluarga.
Karakteristik pengunjung dalam aspek umur didominasi oleh pengunjung dengan
usia 18-25 tahun. Hasil tersebut didapatkan dari hasil penyebaran kuisioner secara
acak. Karakteristik usia pengunjung dipengaruhi oleh status pernikahan dan pekerjaan.
Pengunjung dengan range usia 18-25 tahun berjumlah 6 dengan persentase 60%. Hasil
tersebut didukung dengan data status pernikahan pengunjung yang 60 persennya
merupakan single (belum menikah). Selain itu, hasil tersebut juga didukung dengan
data karakteristik pengunjung yang merupakan mahasiswa. Jumlah pengunjung lain
berada di range usia di atas 25 tahun. Data usia pengunjung tersebut didukung oleh data
karakteristik pekerjaan yang 40% merupakan pengunjung yang sudah memiliki
pekerjaan.
Karakteristik pengunjung dalam aspek pendidikan didominasi oleh pengunjung
dengan pendidikan terakhir SMA (Sekolah menengah atas). Sebanyak 90%
pengunjung memiliki status pendidikan terakhir SMA. Hal tersebut didukung dengan
karakteristik dari 75% pengunjung yang saat ini sedang menjalani studi perguruan
tinggi. Sebanyak 75% pengunjung merupakan mahasiswa yang melanjutkan
pendidikan pasca SMA. Karakteristik pendidikan pengunjung lain adalah Diploma
dengan persentase 25%. Rata-rata dari persentase pengunjung dengan status
pendidikan terakhir Diploma sudah bekerja baik sebagai pengusaha maupun pegawai
swasta.
Karaktersitik pengunjung dalam aspek pekerjaan didominasi oleh pengunjung
dengan latar belakang pekerjaan sebagai mahasiswa. Sebanyak 75% dari pengujung
memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa, dan 25% sebagai pegawai swasta.
Karakteristik pekerjaan tersebut tentunya juga didukung dengan data karakterisitik
umur dan statur pernikahan. Sebagian besar pengunjung memilki range usia 15-20
yang dapat diasumsikan sebagai usia non produktif sebagai pegawai. Status pernikahan
13

juga menunjukkan korelasi data dengan pekerjaan. Sebanyak 90% pengunjung


berstatus single sehingga dapat diasumsikan sebagai pengunung yang belum bekerja
(mahasiswa/pelajar).
Karakteristik pengunjung dalam aspek pendapatan didominasi oleh pengunjung
dengan tingkat pendapatan Rp. 500.000 sampai Rp. 1.000.000. Data pendapatan
tersebut didapatkan dari karakterisitk pengunjung sebagai mahasiswa. Rata-rata
mahasiswa belum memiliki pendapatan tetap. Selain itu, mahasiswa hanya
mendapatkan uang saku dari orang tuanya yang jumlahnya Rp. 500.000 sampai Rp.
1.000.000. Sebanyak 40% pengunjung memiliki jumlah pendapatan Rp. 1.000.000 –
Rp. 3.000.000, data tersebut diperoleh berkenaan dengan pekerjaan masing-masing.
Pekerjaan dari pengunjung yang diwawancarai yaitu sebagai pegawai swasta.

B. Penilaian Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata

Penilaian pengunjung terhadap kawasan wisata dilakukan dengan cara


memberikan kuisioner dengan tingkat kepuasan pada setiap site yang terdapat di
kawasan wisata Curug Seribu. Selain itu, indikator penilaian juga diperoleh dari
karakteristik aktivitas berdasarkan segi lama waktu dan tingkat kepuasan. Berdasarkan
grafik penilaian pengunjung terhadap kawasan wisata, nilai kepuasaan tertinggi berada
di site air terjun. Air terjun yang terdapat di Curug Seribu. Site air terjun menjadi daya
tarik utama bagi pengunjung yang datang di Curug Seribu. Tingginya nilai kepuasan
dari site air terjun disebabkan oleh motivasi pengunjung yang sengaja datang untuk
menikmati air terjun tersebut. Selain itu, pengunjung juga memiliki tujuan utama untuk
beraktivitas di air terjun.

Jalur Trecking 5
Sumber Informasi

Air terjun 6

Camping Ground 5

Area Parkir 4

0 1 2 3 4 5 6 7

Nilai Kepuasan

Keterangan : 1. Sangat tidak puas, 2. Tidak puas, 3. Agak tidak puas, 4. Biasa saja, 5. Agak puas, 6. Puas, 7.
Sangat Puas
Gambar 5 Grafik Penilaian Terhadap Kawasan Wisata
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
14

Penilaian pengunjug terhadap jalur trecking berada di angka 5 dengan kriteria


agak puas. Pengunjung merasa agak puas dengan keberadaan jalur trecking tersebut
yang membuat perjalanan ke curug menjadi semakin mudah karena pada awalnya jalur
tersebut masih tanah licin tanpa susunan bebatuan. Camping Ground yang terdapat di
Curug Seribu terdiri dari satu dua wilayah yang terbagi oleh jalur trecking menuju
curug. Penilaian pengunjung terhadap area parkir berada di angka 4 dengan kriteria
biasa saja. Pengunjung merasa biasa saja dengan keberadaan dari area parkir tersebut
walaupun memberikan pengamanan namun tidak terdapatnya tiket parkir resmi.

C. Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata

Penilaian pengunjung terhadap daya tarik dan atraksi wisata dilakukan dengan
cara memberi memberi tingkat penilaian pada setiap site yang terdapat di kawasan
wisata Curug Seribu. Selain itu, indikator penilaian juga diperoleh dari karakteristik
aktivitas berdasarkan segi lama waktu dan tingkat kepuasan. Berdasarkan grafik
penilaian daya tarik dan atraksi wisata, tingkat penilaian tertinggi yaitu pada atraksi air
terjun. Air terjun di Curug Seribu memang menjadi daya tarik utama di kawasan
tersebut. Pengunjung tertarik dengan bentuk air terjun dan keindahannya. Selain itu,
Curug Seribu merupakan curug tertinggi yang terdapat di daerah Jawa Barat, dengan
ketinggian 1050 mdpl.

Camping Ground 5
Daya Tarik Wisata

Air Terjun 7

0 1 2 3 4 5 6 7

Nilai Kepuasan

Keterangan : 1. Sangat tidak puas, 2. Tidak puas, 3. Agak tidak puas, 4. Biasa saja, 5. Agak puas, 6. Puas, 7.
Sangat Puas
Gambar 6 Grafik penilaian Pengunjung Terhadap Atraksi Wisata
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, tujuan utama datang ke Curug
Seribu adalah untuk menikmati air terjunnya. Pengunjung biasanya datang lebih awal
yaitu pada pagi hari karena jarak perjalanan ke Curug Seribu cukup jauh menghabiskan
waktu sekitar satu sampai dua jam. Selain itu curug seribu merupakan curug tertinggi
di Jawa Barat yang berada di ketinggian 1050 mdpl. Curug Seribu juga mempunyai
15

keindahan disekitarnya seperti bebatuan besar yang tersebar, dan aliran air yang
membelah bebatuan tersebut, sehingga banyak wisatawan yang mempunyai motivasi
berphoto di curug tersebut.

Gambar 7 Pemandang Curug Seribu


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Daya tarik ataupun atraksi wisata dengan angka penilaian yang tinggi
selanjutanya adalah camping ground. Beberapa pengunjung yang datang berasumsi
bahwa kegiatan berkemah dapat menjadi motivasi dan daya tarik tersendiri di Curug
Seribu. Site dari camping ground yang terdapat di Curug Seribu sudah terletak di
beberapa titik kawasan. Bentuk dari area camping ground yang bagus, dan terdapat
berbagai fasilitas penunjang kegiatan wisata membuat pengunjung merasa puas apabila
melakukan kegiatan camping di kawasan tersebut.

Gambar 8 Pemandangan Area Camping Ground


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
16

D. Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata

Penilaian pengunjung terhadap fasilitas pada kawasan wisata dilakukan dengan


cara memberi memberi tingkat penilaian pada setiap site yang terdapat di kawasan
wisata Curug Seribu. Selain itu, indikator penilaian juga diperoleh dari aspek fisik dan
kenyaman dari beberapa fasilitas yang tersebar di kawasan tersebut.

Pos jaga 3
Toilet 6
Jalan Setapak 5
Fasilitas

Gazebo 6
Papan larangan 6
Papan petunjuk arah 4
Ticketing 4
Parkiran 4

0 1 2 3 4 5 6 7

Nilai Kepuasan

Keterangan : 1. Sangat tidak puas, 2. Tidak puas, 3. Agak tidak puas, 4. Biasa saja, 5. Agak puas, 6. Puas, 7.
Sangat Puas
Gambar 9 Grafik Peniliaian Penunjung Terhadap Fasilitas Wisata
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Fasilitas dengan angka nilai kepuasan tertinggi yaitu toilet, gazebo, dan papan
larangan. Nilai kepuasan dari fasilitas tersebut berada di angka 6 dengan kriteria puas.
Pengunjung berasumsi bahwa fasilitas dengan nilai kepuasan tersebut memang layak
secara aspek fisik dan kenyamanan. Contohnya adalah papan larangan. Papan larangan
yang terdapat di kawasan tersebut tertelak di berbagai titik lokasi seperti diawal
gerbang pendakian, diperjalanan, dan dikawasan curug.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, toilet di Curug Seribu sangat
nyaman digunakan karena keadaannya yang bersih. Selain itu, pengunjung juga merasa
puas karena jumlah toilet yang banyak sehiangga tidak perlu antri terlalu lama. Hal lain
yang menambah kepuasan pengunjung terhadap fasilitas kamar ganti adalah tidak ada
biaya tambahan. Selain itu, hal lain yang mempengaruhi kepuasan terhadap toilet yaitu
berdekatan dengan kamar ganti. Kamar ganti yang terdapat di Curug Seribu terletak di
dekat lokasi camping ground, biasanya wisatawan yang sudah bermain air di Curug
Seribu, pada saat mereka sebelum pulang makan akan menyempatkan diri mandi
terlebih dahulu di toilet dan kamar ganti tersebut.
Fasilitas Papan larangan yang terdapat di Curug Seribu cukup banyak yang
tersebar diberbagai titik. Hal tersebut membuat papan larangan mendapatkan nilai 6
yaitu puas. Banyaknya sebaran papan larangan tersebut meminimalkan terjadinya
17

kecelakaan kepada wisatawan yang belum begitu mengenal Curug Seribu, dan medan
yang dilalui.

Gambar 10 Papan larangan di Curug Seribu


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Fasilitas lain dengan nilai kepuasan tinggi yang lainnya adalah jalan setapak.
Jalak setapak yang terdapat di Curug Seribu terbilang cukup baik karena lebih dari
setengah perjalanan menuju Curug Seribu jalans setapaknya sudah diperbaiki dengan
cara dibuat seperti anak tangga yang disusun dari bebatuan, sehingga wisatawan tidak
terlalu cemas akan trek menuju curug yang biasanya rusak. Nilai kepuasan dari jalan
setapak tersebut berada di angka 5 dengan kriteria agak puas.

Gambar 11 Jalan Setapak menuju Curug Seribu


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
18

Fasilitas lain dengan nilai kepuasan tinggi yang lainnya adalah papan petunjuk
arah, ticketing, dan parkiran. Semua fasilitas tersebut mendapatkan nilai 4 yang berarti
biasa saja. Fasilitas papan petunjuk arah mendapatkan nilai bias saja karena wisatawan
yang datang berwisata ke Curug Seribu pada saat diperjalanan tidak terlalu melihat
banyaknya papan petunjuk arah, hanya terdapat di titik – titik akhir pada saat akan
sampai di Curug Seribu, hal tersebut sangat berkaitan dengan penilaian terhadap papan
petunjuk arah.
Fasilitas Ticketing yang terdapat di Curug Seribu mendapatkan nilai 4 yang
berarti biasa saja. Penilaian fasiltias ticketing yang biasa saja dikarenakan dari
penjagaan di ticketing yang terbilang tidak professional, karena petugas dari ticketing
hanya berjumlah satu orang sehingga jika ada wisatawan yang datang beramaian akan
sulit dan menghabiskan banyak waktu.
Fasilitas Parkiran yang terdapat di Curug Seribu mendapatkan nilai 4 yang berarti
biasa saja. Alasan wisatawan memberikan penilaian tersebut dikarenakan lokasi
parkiran yang tidak terlalu besar, dan tidak adanya jaminan keamanan berupa tiket atau
asuransi kehilangan, sehingga wisatawan sedikit ragu jika kendaraan yang mereka
parkir terlalu lama dikhawatirkan hilang.
Fasilitas yang mendapatkan penilaian paling rendah yaitu Pos Jaga yang terdapat
di Curug Seribu. Fasilitas tersebut terdapat di dekat Curug yang difungsikan untuk
memonitor wisatawan yang terlalu jauh bermain air ketepian curug tersebut. Fasilitas
Pos Jaga tersebut mendapatkan nilai 3 yang berarti tidak puas. Ketidakpuasan tersebut
dikarenakan kondisi pos jaga yang tidak terawat, dan tidak ada petugas atau pengelola
yang memonitor wisatawan terlebih hari biasa.

Gambar 12 Pos Jaga di Curug Seribu


Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
19

VI. KESIMPULAN

Hasil identifikasi dan pengukuran kualitas supply pada kawasan alami yang
berstudi kasus di Curug Seribu memiliki beberapa kesimpulan. Adapun kesimpulan
yang dapat ditarik setelah melakukan praktikum adalah :
1. Pengunjung di Curug Seribu didominasi oleh jenis kelamin laki - laki dengan
persentase 75 %. Status pernikahan pngunjung didominasi oleh oleh single
(belum menikah) dengan persentase 90%. Usia pengunjung didominasi dengan
range usia 15 - 20 tahun dengan persentase 75%. Selain itu tingkat pendidikan
terakhir didominaasi oleh SMA/SMK dengan persentase 90%. Pekerjaan dari
pengunjung didominasi oleh pelajar/mahasiswa dengan persentase 75%. Tingkat
pendapatan didominasi oleh pengunjung berpenghasilan Rp.500.000 –
Rp.1.000.000 dengan persentase 50%.
2. Penilaian pengunjung terhadap kawasan wisata dibagi menjadi empat site yaitu
air terjun, jalur trecking, camping ground, dan area parkir. Tingkat kepuasan
kawasan tertinggi yiatu site air terjun. Tingkat kepuasan teratas kedua yaitu pada
site jalur trecking dan camping ground yang berada di angka 5. Sedangkan yang
terendah pada site area parkir dengan nilai kepuasan di angka 4.
3. Penilaian pengunjung terhadap atraksi wisata dibagi berdasarkan daya tarik yang
terdapat di Curug Seribu. Nilai penilaian tertinggi yaitu pada atraksi wisata air
terjun yang memang menjadi daya tarik utama. Selain itu, terdapat juga atraksi
berupa area camping yang nilainya di bawah dari air terjun.
4. Penilaian pengunjung terhadap fasilitas wisata tertinggi yaitu pada fasilitas
toilet, papan larangan, dan Gazebo. Nilai kepuasan terhadap fasilitas tersebut
berada di angka 6. Selain itu terdapat beberapa fasilitas lain yang memiliki nilai
kepuasan 5 seperti jalan setapak. Nilai kepuasan 4 seperti fasilitas papan petunuk
arah, ticketing, dan parkiran. Nilai kepuasan terendah yaitu pada pos jaga dengan
nilai 3.
20

DAFTAR PUSTAKA

Abidin H. 2012. KAWASAN PELESTARIAN ALAM.


https://penelitihukum.org/tag/pengertian-kawasan-pelestarian-alam/. (Diakses
pada tanggal 20 September 2018)
Anonim. 2015. Pengertian Identifikasi.
http://www.pengertianahli.com/2015/01/pen\gertian-identifikasi.html. (Diakses
pada tanggal 20 September 2018).
Anonim. 2016. Pengertian Kualitas. http://www.materibelajar.id/2016/02/materi-
pelayanan-publik-definisi.html (Diakses pada tanggal 20 September 2018).
Anonim. 2015. Definisi Identifikasi Menurut Para Ahli.
http://www.landasanteori.com/definisi-identifikasi-menurut-para-ahli. (Diakses
pada tanggal 20 September 2018).
Astuti, N. 2010. Permintaan dan Penawaran. https://pyia.com/2010/05/20/ekonomi/
(Diakses pada tanggal 20 September 2018)
Hendra G. 2012. KUALITAS: PENGERTIAN, PENDEKATAN DAN CARA
PENGUKURAN. https://sites.google.com/site/kelolakualitas/kualitas. (Diakses
pada tanggal 21 September 2018)
Koenjtaraningrat. 1987. Pengertian Identifikasi.
https://pedagogidentifikasi.wordpress.com/author/identifikasi.html:// (Diakses
pada tanggal 20 September 2018)
Muqtadir, M. 2015. Teori Penawaran Lengkap Menurut Pendapat Para Ahli
Ekonomi. http://www.tipepedia.com/2015/08/teori-penawaran-
lengkapmenurut.html. (Diakses pada tanggal 20 September 2018)
Permana Y. 2014. Pengertian Pengukuran (Measurement), Penilaian (Assessment)
dan Evaluasi (Evaluate) dalam Pendidikan.
https://yogapermanawijaya.wordpress.com/2014/10/16/pengertianpengukuran-
measurement-penilaian-assessment-dan-evaluasi-evaluate-dalampendidikan/.
(Diakses pada tanggal 20 September 2018)
Sugiarto P. 2012. PENGERTIAN DAN KRITERIA PENETAPAN KAWASAN SUAKA
ALAM (KSA), FUNGSI SERTA PEMANFAATANNYA.
https://tnrawku.wordpress.com/2012/09/27/kriteria-penetapan-kawasan-
suakaalam-ksa-fungsi-dan-pemanfaatannya/. (Diakses pada tanggal 20
Septemner 2018)
21

LAMPIRAN

Gambar 13 Dokumentasi Dilapangan


Sumber : Dokumentasi Kelompok 1, 2018

Gambar 14 Dokumentasi Wawancara terhadap Pengunjung


Sumber : Dokumentasi Kelompok 1, 2018

Anda mungkin juga menyukai