Disusun Oleh :
Kelompok 1 / Praktikum 2
Dosen :
Asisten Dosen :
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Identifikasi 3
B. Pengukuran 3
C. Kualitas 4
D. Supply 4
E. Kawasan Alami 5
III. KONDISI UMUM 6
A. Profil Kawasan 6
B. Aksesibilitas 6
C. Kondisi Fisik 7
D. Kondisi Biotik 8
IV. METODE PRAKTIKUM 9
A. Waktu dan Lokasi 9
B. Alat dan Bahan 9
C. Tahapan Kerja 9
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 11
A. Karakteristik Pengunjung 11
B. Penilaian Pengunjung Terhadap Kawasan Wisata 13
C. Penilaian Pengunjung Terhadap Daya Tarik dan Atraksi Wisata 14
D. Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata 16
VI. KESIMPULAN 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat dan Bahan Praktikum 9
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Curug Seribu 6
2. Aksesibilitas menuju Lokasi 7
3. Kondisi Fisik Curug Seribu 7
4. Kondisi Biotik disekitar Curug Seribu 8
5. Grafik Penilaian Terhadap Kawasan Wisata 13
6. Grafik penilaian Pengunjung Terhadap Atraksi Wisata 14
7. Pemandang Curug Seribu 15
8. Pemandangan Area Camping Ground 15
9. Grafik Peniliaian Penunjung Terhadap Fasilitas Wisata 16
10. Papan larangan di Curug Seribu 17
11. Jalan Setapak menuju Curug Seribu 17
12. Pos Jaga di Curug Seribu 18
13. Dokumentasi Dilapangan 21
14. Dokumentasi Wawancara terhadap Pengunjung 21
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan wisata dapat dikatakan sebagai suatu area yang memiliki berbagai
gejala alam yang dapat memberikan berbagai dampak dan dapat mengundang aktivitas
wisata. Berkaitan dengan hal tersebut, suatu kawasan wisata seharusnya memenuhi
komponen - komponen wisata. Hal tersebut bertujuan untuk memeberikan sebaik
mungkin penawaran kepada pengunjung. Salah satu penawaran yang harus diketahui
adalah tersedianya atraksti wisata, dan destinasi wisata yang menarik. Tentunya,
atraksi wisata juga diperoleh dari berbagai sumberdaya yang terdapat di kawasan
tersebut. Setiap kawasan wisata memiliki destinasi yang beragam dan memiliki ciri
khas tersendiri, sehingga dapat menimbulkan rasa penasaran bagi wisatawan agar
datang ke kawasan wisata tersebut.
Secara umum, sumberdaya wisata dikelompokkan menjadi biotik dan abiotik.
Bahkan lebih dari itu, terdapat sumberdaya lain seperti unsur budaya dan lainnya.
Setiap sumberdaya yang tersedia dapat memicu wisatawan atau pengunjung
melakukan berbagai aktivitas seperti contohnya sumberdaya alam air terjun curug
yang dapat memicu wisatawan atau pengunjung melakukan aktivitas berenang,
bermain di air terjun atau disekitarnya.
Setiap pengunjung memiliki motivasi yang berbeda ketika mengunjungi suatu
kawasan wisata. Kunjungan wisatawan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti
daya tarik wisata yang unik, memberikan pengalaman baru, atau ketersediaan fasilitas
yang lengkap sehingga wisatawan nyaman ketika berwisata di kawasan wisata
tersebut. Semua komponen tersebut saling mendukung agar terciptanya kunjungan
wisatawan yang meningkat dan kawasan wisata yang semakin dikenal.
Curug Seribu merupakan merupakan sebuah kawasan wisata alam yang memiliki
sumber daya alami fisik dan biotik. Sumber daya alam tersebut dikelola oleh pengelola
Gunung Salak Endah yang bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Selain sumber
daya alam yang ditawarkan, terdapat juga fasilitas pendukung yang disediakan
pengelola untuk menunjang sumber daya alam yang ditawarkan. Pengunjung atau
wisatawan pun dapat melakukan aktivitas sesuai dengan sumber daya alam dan
fasilitas yang ditawarkan. Dalam melakukan penglolaan pengelola dituntut
menyediakan fasilitas ataupun sumber daya yang sesuai dengan keinginan
pengunjung, sehingga bedasarkan hal tersebut diperlukan adanya identifikasi dan
pengukuran kualitas supply. Hal tersebut menjadi dasar untuk melihat bagiamana
sebuah kawasan wisata alami berlangsung. Berdasarkan hal tersebut, pengelola dapat
mengetahui aspek-aspek yang perlu disediakan dan ditawarkan kepada pengujung.
Selain itu, bentuk penawaran tersebut juga perlu diukur kualitasnya sebagai bahan
acuan dan evaluasi pengembangan kawasan secara optimal.
B. Tujuan
A. Identifikasi
B. Pengukuran
C. Kualitas
Kualitas dapat diartikan sebagai standar yang harus dicapai oleh seseorang,
kelompok, atau lembaga organisasi mengenai kualitas SDM, kualitas cara kerja, serta
barang dan jasa yang dihasilkan. Kualitas pula mempunyai arti yaitu memuaskan
kepada yang dilayani baik secara internal maupun eksternal yaitu dengan memenuhi
kebutuhan dan tuntutan pelanggan atau masyarakat (TQM, 2016). Kualitas adalah
keseluruhan sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya
untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Melalui Pengertian dan
teori ini dapat diketahui bahwa suatu barang atau jasa akan dinilai bermutu apabila
dapat memenuhi ekspektasi konsumen akan nilai produk yang diberikan kepada
konsumen tersebut. Artinya, mutu atau kualitas merupakan salah satu faktor yang
menentukan penilaian kepuasan konsumen (Kotler, 2005).
Kualitas merupakan bentuk tingkah laku yang baik seseorang sebagai warga
masyarakat atau warga negara yang dapat dijadikan teladan dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara (KBBI, 2013). Kualitas adalah tujuan yang sulit
dipahami, karena harapan para konsumen akan selalu berubah. Setiap standar baru
ditemukan, maka konsumen akan menuntut lebih untuk mendapatkan standar baru lain
yang lebih baru dan lebih baik. Dalam pandangan ini, kualitas adalah proses dan bukan
hasil akhir (meningkatkan kualitas kontinuitas) (Kadir, 2001). Kualitas pelayanan
dapat diartikan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
dan ketepatan pengiriman dalam menyeimbangkan harapan konsumen (Tjiptono,
2007).
D. Supply
Supply wisata adalah segala sesuatu baik barang ataupun jasa yang ditawarkan
kepada pengunjung pada suatu kawasan wisata (Muhammad Gibran, 2012). Berbicara
mengenai penawaran wisata maka akan berkaitan dengan apa dan berapa banyak yang
ditawarkan, kepada siapa tawaran itu ditawarkan dan kapan waktu penawaran tersebut
diberikan (Avenzora, 2008). Sedangkan Demanik Weber (2006) mengatakan bahwa
penawaran wisata dapat dikategorikan menjadi bentuk produk dan jasa. Produk wisata
adalah semua produk yang diperuntukan bagi seseorang dalam melakukan kegiatan
wisata.
Penawaran adalah keseluruhan jumlah barang yang tersedia untuk ditawarkan
pada berbagai tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Beberapa faktor yang
menentukan penawaran menurut Guell (2008) yakni;
1. Biaya produksi, Segala biaya yang diperhitungkan untuk pengeluaran
terhadap semua hal yang diperlukan untuk menghasilkan barang maupun
jasa.
2. Faktor teknologi yakni mengacu pada kemampuan untuk mengubah ‘input’
menjadi ‘output’.
3. Harga barang potensial lainnya.
4. Jumlah produsen, semakin banyak produsen yang menjual di satu pasar
maka akan menentukan total besar dari produksi.
5
5. Prediksi harga, berbeda ketika konsumen akan membeli barang hari itu juga
ketika ada prediksi harga akan meningkat kemudian hari, namun para
produsen justru akan menunggu harga pasar meningkat baru mereka akan
menjual barang atau jasanya. Situasi tersebut dapat menjadi acuan ketika
produsen merespon perubahan harga.
Penawaran (supply) mempunyai arti jumlah dari suatu barang tertentu yang mau
dijual pada berbagai kemungkinan harga, dalam jangka waktu tertentu (Hanafie 2010).
Menurt Ariyanto (2005), ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam
penawaran pariwisata. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Daya tarik ; daerah tujuan wisata untuk menarik wisatawan pasti memiliki
daya tarik, baik daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya.
2. Transportasi ; accesable dimaksudkan agar wisatawan domestik dan
mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat
wisata.
3. Fasilitas ; amenities memang menjadi salah satu syarat daerah tujuan wisata
agar wisatawan dapat dengan kerasan tinggal lebih lama di DTW.
4. Ancillary (kelembagaan) ; adanya lembaga pariwisata wisatawan akan
semakin sering mengunjungi dan mencari DTW apabila di daerah tersebut
wisatawan dapat merasakan keamanan, (protection of tourism) dan
terlindungi.
E. Kawasan Alami
Kawasan alami merupakan suatu unit baik berupa fisik maupun biologi yang
menunjukkan suatu kondisi alami dengan adanya tipe atau vegetasi yang unik serta
adanya suatu asosiasi biotik, edafis, dan ciri khas ekologi dan perairan (Wikipedia,
2010). Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya.
Kawasan merupakan wilayah dalam batasan fungsional tertentu. Kawasan menurut
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mendefinisikannya
sebagai wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
Kawasan Suaka Alam (KSA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di
daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan
pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga
berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. Kawasan Suaka Alam terbagi
menjadi 2, yaitu kawasan Cagar Alam (CA) dan kawasan Suaka Margasatwa (SM).
Kawasan Pelestarian Alam (KPA) adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di
darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan
secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. (Pasal 1 Angka 13 UU
Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan
Ekosistemnya).
6
A. Profil Kawasan
Curug Seribu terletak di Gunung Sari, Pamijahan, Bogor, Jawa Barat. Lokasi
Curug Seribu berada di kawasan penyangga dari Taman Nasional Gunung Halimun
Salak (TNGHS) Secara administratif curug ini terletak di Kecamatan Pamijahan,
Kabupaten Bogor. Berdasarkan ketinggian nya curug seribu merupakan curug tertinggi
yang berada di Jawa Barat, dengan ketinggian 1050 mdpl. Selain daya tarik curugnya,
dikawasan Curug Seribu terdapat area camping ground, dan jalur trecking yang sudah
memadai karena sudah disusun dengan bebatuan.
B. Aksesibilitas
C. Kondisi Fisik
Curug Seribu memiliki satu aliran atau limpahan air dengan kolam hasil
penampungan dibawahnya. Kondisi fisik yang terdapat di Curug Seribu yaitu adanya
batuan sebagai komponen penyusun kawasan. Batuan tersebut merupakan batuan alami
maupun olahan untuk keperluan kontruksi kawasan. Selain itu, terdapat juga komponen
penyusun fisik lain seperti air, udara, tanah. Air merupakan komponen utama sebagai
daya tarik wisata di Curug Seribu.
D. Kondisi Biotik
Kondisi biotik di Curug Seribu ini terdiri dari flora dan fauna. Secara umum flora
yang ada di Curug ini didominasi dengan tumbuhnya rerumputan liar. Komponen
biotik berupa fauna contohnya adalah burung, serangga, dan beberapa satwa lain.
Komponen biotik berupa tumbuhan contohnya adalah pepohonan tinggi yang
mengelilingi kawasan camping ground.
Alat adalah benda yang digunakan untuk melakukan praktikum dan mengolah
data, sedangkan bahan adalah segala sesuatu yang nantinya akan diolah menjadi data.
Praktikum yang dilakukan memerlukan beberapa alat dan bahan (Tabel 1).
Tabel 1 Alat dan Bahan Praktikum
No Nama Bahan dan Alat Kegunaan
1 Laptop Mengerjakan laporan dan powerpoint
2 Alat Tulis Mencatat data
3 Modem Internet Mencari studi literatur
4 Kamera Mendokumentasikan kegiatan praktikum
5 Microsoft Word Mengerjakan laporan
6 Microsoft Powerpoint Membuat bahan presentasi
7 Microsoft Excel Mengolah rekapan hasil kuisioner
C. Tahapan Kerja
A. Karakteristik Pengunjung
Jalur Trecking 5
Sumber Informasi
Air terjun 6
Camping Ground 5
Area Parkir 4
0 1 2 3 4 5 6 7
Nilai Kepuasan
Keterangan : 1. Sangat tidak puas, 2. Tidak puas, 3. Agak tidak puas, 4. Biasa saja, 5. Agak puas, 6. Puas, 7.
Sangat Puas
Gambar 5 Grafik Penilaian Terhadap Kawasan Wisata
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
14
Penilaian pengunjung terhadap daya tarik dan atraksi wisata dilakukan dengan
cara memberi memberi tingkat penilaian pada setiap site yang terdapat di kawasan
wisata Curug Seribu. Selain itu, indikator penilaian juga diperoleh dari karakteristik
aktivitas berdasarkan segi lama waktu dan tingkat kepuasan. Berdasarkan grafik
penilaian daya tarik dan atraksi wisata, tingkat penilaian tertinggi yaitu pada atraksi air
terjun. Air terjun di Curug Seribu memang menjadi daya tarik utama di kawasan
tersebut. Pengunjung tertarik dengan bentuk air terjun dan keindahannya. Selain itu,
Curug Seribu merupakan curug tertinggi yang terdapat di daerah Jawa Barat, dengan
ketinggian 1050 mdpl.
Camping Ground 5
Daya Tarik Wisata
Air Terjun 7
0 1 2 3 4 5 6 7
Nilai Kepuasan
Keterangan : 1. Sangat tidak puas, 2. Tidak puas, 3. Agak tidak puas, 4. Biasa saja, 5. Agak puas, 6. Puas, 7.
Sangat Puas
Gambar 6 Grafik penilaian Pengunjung Terhadap Atraksi Wisata
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, tujuan utama datang ke Curug
Seribu adalah untuk menikmati air terjunnya. Pengunjung biasanya datang lebih awal
yaitu pada pagi hari karena jarak perjalanan ke Curug Seribu cukup jauh menghabiskan
waktu sekitar satu sampai dua jam. Selain itu curug seribu merupakan curug tertinggi
di Jawa Barat yang berada di ketinggian 1050 mdpl. Curug Seribu juga mempunyai
15
keindahan disekitarnya seperti bebatuan besar yang tersebar, dan aliran air yang
membelah bebatuan tersebut, sehingga banyak wisatawan yang mempunyai motivasi
berphoto di curug tersebut.
Pos jaga 3
Toilet 6
Jalan Setapak 5
Fasilitas
Gazebo 6
Papan larangan 6
Papan petunjuk arah 4
Ticketing 4
Parkiran 4
0 1 2 3 4 5 6 7
Nilai Kepuasan
Keterangan : 1. Sangat tidak puas, 2. Tidak puas, 3. Agak tidak puas, 4. Biasa saja, 5. Agak puas, 6. Puas, 7.
Sangat Puas
Gambar 9 Grafik Peniliaian Penunjung Terhadap Fasilitas Wisata
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2018
Fasilitas dengan angka nilai kepuasan tertinggi yaitu toilet, gazebo, dan papan
larangan. Nilai kepuasan dari fasilitas tersebut berada di angka 6 dengan kriteria puas.
Pengunjung berasumsi bahwa fasilitas dengan nilai kepuasan tersebut memang layak
secara aspek fisik dan kenyamanan. Contohnya adalah papan larangan. Papan larangan
yang terdapat di kawasan tersebut tertelak di berbagai titik lokasi seperti diawal
gerbang pendakian, diperjalanan, dan dikawasan curug.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, toilet di Curug Seribu sangat
nyaman digunakan karena keadaannya yang bersih. Selain itu, pengunjung juga merasa
puas karena jumlah toilet yang banyak sehiangga tidak perlu antri terlalu lama. Hal lain
yang menambah kepuasan pengunjung terhadap fasilitas kamar ganti adalah tidak ada
biaya tambahan. Selain itu, hal lain yang mempengaruhi kepuasan terhadap toilet yaitu
berdekatan dengan kamar ganti. Kamar ganti yang terdapat di Curug Seribu terletak di
dekat lokasi camping ground, biasanya wisatawan yang sudah bermain air di Curug
Seribu, pada saat mereka sebelum pulang makan akan menyempatkan diri mandi
terlebih dahulu di toilet dan kamar ganti tersebut.
Fasilitas Papan larangan yang terdapat di Curug Seribu cukup banyak yang
tersebar diberbagai titik. Hal tersebut membuat papan larangan mendapatkan nilai 6
yaitu puas. Banyaknya sebaran papan larangan tersebut meminimalkan terjadinya
17
kecelakaan kepada wisatawan yang belum begitu mengenal Curug Seribu, dan medan
yang dilalui.
Fasilitas lain dengan nilai kepuasan tinggi yang lainnya adalah papan petunjuk
arah, ticketing, dan parkiran. Semua fasilitas tersebut mendapatkan nilai 4 yang berarti
biasa saja. Fasilitas papan petunjuk arah mendapatkan nilai bias saja karena wisatawan
yang datang berwisata ke Curug Seribu pada saat diperjalanan tidak terlalu melihat
banyaknya papan petunjuk arah, hanya terdapat di titik – titik akhir pada saat akan
sampai di Curug Seribu, hal tersebut sangat berkaitan dengan penilaian terhadap papan
petunjuk arah.
Fasilitas Ticketing yang terdapat di Curug Seribu mendapatkan nilai 4 yang
berarti biasa saja. Penilaian fasiltias ticketing yang biasa saja dikarenakan dari
penjagaan di ticketing yang terbilang tidak professional, karena petugas dari ticketing
hanya berjumlah satu orang sehingga jika ada wisatawan yang datang beramaian akan
sulit dan menghabiskan banyak waktu.
Fasilitas Parkiran yang terdapat di Curug Seribu mendapatkan nilai 4 yang berarti
biasa saja. Alasan wisatawan memberikan penilaian tersebut dikarenakan lokasi
parkiran yang tidak terlalu besar, dan tidak adanya jaminan keamanan berupa tiket atau
asuransi kehilangan, sehingga wisatawan sedikit ragu jika kendaraan yang mereka
parkir terlalu lama dikhawatirkan hilang.
Fasilitas yang mendapatkan penilaian paling rendah yaitu Pos Jaga yang terdapat
di Curug Seribu. Fasilitas tersebut terdapat di dekat Curug yang difungsikan untuk
memonitor wisatawan yang terlalu jauh bermain air ketepian curug tersebut. Fasilitas
Pos Jaga tersebut mendapatkan nilai 3 yang berarti tidak puas. Ketidakpuasan tersebut
dikarenakan kondisi pos jaga yang tidak terawat, dan tidak ada petugas atau pengelola
yang memonitor wisatawan terlebih hari biasa.
VI. KESIMPULAN
Hasil identifikasi dan pengukuran kualitas supply pada kawasan alami yang
berstudi kasus di Curug Seribu memiliki beberapa kesimpulan. Adapun kesimpulan
yang dapat ditarik setelah melakukan praktikum adalah :
1. Pengunjung di Curug Seribu didominasi oleh jenis kelamin laki - laki dengan
persentase 75 %. Status pernikahan pngunjung didominasi oleh oleh single
(belum menikah) dengan persentase 90%. Usia pengunjung didominasi dengan
range usia 15 - 20 tahun dengan persentase 75%. Selain itu tingkat pendidikan
terakhir didominaasi oleh SMA/SMK dengan persentase 90%. Pekerjaan dari
pengunjung didominasi oleh pelajar/mahasiswa dengan persentase 75%. Tingkat
pendapatan didominasi oleh pengunjung berpenghasilan Rp.500.000 –
Rp.1.000.000 dengan persentase 50%.
2. Penilaian pengunjung terhadap kawasan wisata dibagi menjadi empat site yaitu
air terjun, jalur trecking, camping ground, dan area parkir. Tingkat kepuasan
kawasan tertinggi yiatu site air terjun. Tingkat kepuasan teratas kedua yaitu pada
site jalur trecking dan camping ground yang berada di angka 5. Sedangkan yang
terendah pada site area parkir dengan nilai kepuasan di angka 4.
3. Penilaian pengunjung terhadap atraksi wisata dibagi berdasarkan daya tarik yang
terdapat di Curug Seribu. Nilai penilaian tertinggi yaitu pada atraksi wisata air
terjun yang memang menjadi daya tarik utama. Selain itu, terdapat juga atraksi
berupa area camping yang nilainya di bawah dari air terjun.
4. Penilaian pengunjung terhadap fasilitas wisata tertinggi yaitu pada fasilitas
toilet, papan larangan, dan Gazebo. Nilai kepuasan terhadap fasilitas tersebut
berada di angka 6. Selain itu terdapat beberapa fasilitas lain yang memiliki nilai
kepuasan 5 seperti jalan setapak. Nilai kepuasan 4 seperti fasilitas papan petunuk
arah, ticketing, dan parkiran. Nilai kepuasan terendah yaitu pada pos jaga dengan
nilai 3.
20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN