Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN

PEMANFAATAN KEGIATAN PERIKANAN TANGKAP


SEBAGAI OBJEK WISATA BAHARI DI GILI GENTING
SUMENEP

MOH. SAIFUL RAHMAN H

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP


DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PEMANFAATAN KEGIATAN PERIKANAN TANGKAP
UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DI GILI RAJA
MADURA

Usulan Penelitian
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Penelitian Sarjana
Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP


DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
Judul Penelitian : Pemanfaatan Kegiatan Perikanan Tangkap Sebagai
Objek Wisata Bahari Di Gili Genting Sumenep
Nama : Moh.Saiful Rahman H
NIM : C44150041
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Dr Ir. Diniah, M.Si Dr. Ir. Darmawan, MAMA


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Mochammad Riyanto, SPi MSi


Ketua Program Studi

Tanggal Disetujui
PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa


ta’ala yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga usulan
proposal penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Kegiatan Perikanan
Tangkap Di Gili Genting Sebagai Objek Wisata Bahari Di Sumenep” dapat
diselesaikan proposal ini merupakan syarat pelaksanaan penelitian dan
sebagai pedoman dalam melakukan penelitian pada Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor. Kajian teori, metode, dan rencana kegiatan yang
ditulis dalam proposal, diharapkan menjadi acuan dalam penelitian.
Landasan penulisannya adalah kajian pustaka dan hasil diskusi dengan
Pembimbing.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr Ir Diniah, M,Si selaku
Pembimbing I dan Dr Ir Darmawan, MAMA selaku Pembimbing II yang
telah membimbing, mengoreksi, dan memberi saran dalam proses penulisan.
Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu sehingga proses penulisan berjalan dengan lancar.
Semoga tulisan ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2019

Moh. Saiful Rahman H


NIM. C44150041
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN v
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
Manfaat 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Perikanan Tangkap 3
Alat Penangkapan Ikan (API) Error! Bookmark not defined.
Nelayan Error! Bookmark not defined.
Pariwisata Error! Bookmark not defined.
METODE 3
Tempat dan Waktu Penelitian 5
Alat dan Bahan 5
Metode Penelitian 6
Analisis Data 6
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN 7
Rencana Kegiatan 7
Rencana Anggaran 8
DAFTAR PUSTAKA 8
LAMPIRAN 10
DAFTAR TABEL

1 Rencana kegiatan penelitian 7


2 Rencana anggaran penelitian 8

DAFTAR GAMBAR

1 Bentuk jaring arad Error! Bookmark not defined.


2 Peta lokasi penelitian 5

DAFTAR LAMPIRAN

1 Identitas responden dan pewawancara 10


2 Analisis 12
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia sebagai negara bahari, sudah seharusnya menempatkan penanganan


permasalahan pesisir dan kelautan dengan segala implikasinya sebagai prioritas
tertinggi (BPS 2005). Satu sektor yang diprioritaskan untuk memanfaatkan kekayaan
hayati laut ialah sektor perikanan dan kelautan. Di dalam sektor perikanan dan
kelautan terdapat subsektor pariwisata bahari dan perikanan tangkap. Kedua
subsektor tersebut dapat jika dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi sumber
devisa yang besar bagi negara.
Perikanan tangkap ialah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau
pengumpulan binatang dan tanaman air, baik di laut maupun di perairan umum secara
bebas (Monintja 1989). Menurut Nurita (2004), wisata bahari merupakan
serangkaian aktivitas yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
aspek wisata dengan memanfaatkan jasa lingkungan pesisir dan laut yang dilakukan
baik di atas permukaan laut maupun di bawah permukaan laut.
Gili Genting memiliki dua kegiatan tersebut tersebut yaitu kegiatan perikanan
dan kegiatan wisata bahari. Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Sumenep (2017) mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan dan sebagian
besar nelayan masih menggunakan kapal kayu dengan ukuran kapal yang
mendominasi yaitu dibawah 10 GT.
Menurut Rahman (2014), Gili Genting juga menyediakan sumberdaya alam
yang produktif untuk dikembangkan misalnya terumbu karang, lamun, dan
perikanan sehingga memiliki potensi untuk dijadikan tempat wisata. Saat ini Gili
Genting menjadi salah satu tempat wisata yang cukup banyak kunjungan
wisatawannya.
Akan tetapi kegiatan yang memiliki memiliki latar belakang berbeda yang
terdapat dalam satu wilayah akan memicu terjadinya konflik. Pada dasarnya suatu
konflik dapat terjadi dalam suatu interaksi antara 2 atau lebih pengguna (users) dari
sumber daya perikanan di mana dalam hubungan interaksi tersebut terjadi perbedaan
pandangan, pemikiran, emosi, dan perbedaan kepentingan antara sesama pengguna.
Perbedaan tersebut kemudian disikapi sebagai suatu ancaman atau hal yang
mengganggu oleh pihak pengguna lain, maka suatu konflik dapat terjadi (Yasmi,
2002). FAO (2000) mengatakan bahwa konflik pengelolaan sumber daya alam
muncul dikarenakan ketidakcocokan, perselisihan terhadap hak akses, kontrol, dan
penggunaan suatu sumber daya.
Menurut Charles (1992), pada sektor perikanan, konflik dapat terjadi juga
secara internal dan eksternal. Konflik pada sektor perikanan dapat terjadi secara
eksternal atau lintas sektoral, seperti antara sektor pariwisata, industri, pertanian,
pertambangandan, dan dengan sektor perikanan sehubungan multifungsi dari suatu
sumber daya perairan.
Melihat uraian di atas yang menjadi pemilik masalah dari isu tersebut yaitu
pihak nelayan dan pihak pemerintah. Oleh karena itu perlunya dilakukan penelitian
untuk mrumuskan aktivitas perikanan tangkap dengan kegiatan wisata bahari yang
relevan.
2

Kontribusi dari penelitian ini yaitu pemerintah daerah bisa menyelenggarakan


kedua kegiatan tersebut secara bersinergi. Sehingga nelayan menjadi bagian dari
kegiatan wisata bahari yang terdapat wilayahnya sendiri.

Rumusan Masalah

Pulau Gili Genting merupakan bagian dari kabupaten Sumenep yang


memiliki potensi perikanan dan potensi wisata bahari. Menurut Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Sumenep (2017) mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai
nelayan dan sebagian besar nelayan masih menggunakan kapal kayu dengan ukuran
kapal yang mendominasi yaitu dibawah 10 GT.
Menurut Rahman (2014), Gili Genting juga menyediakan sumberdaya alam
yang produktif untuk dikembangkan misalnya terumbu karang, lamun, dan
perikanan sehingga memiliki potensi untuk dijadikan tempat wisata. Saat ini Gili
Genting menjadi salah satu tempat wisata yang cukup banyak kunjungan
wisatawannya.
Daerah kegiatan perikanan tangkap bersisian dengan daerah kegiatan wisata
bahari. Kedua kegiatan tersebut memiliki latar belakang yang berbeda, Menurut
Charles (1992), konflik pada sektor perikanan dapat terjadi secara eksternal atau
lintas sektoral, seperti antara sektor pariwisata, industri, pertanian,
pertambangandan, dan dengan sektor perikanan sehubungan multifungsi dari suatu
sumber daya perairanyang memiliki latar belakang berbeda akan memicu konflik
diantara keduanya.
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu:
1. Bagaimana karakteristik dan persepsi wisatawan Pulau Pramuka?
2. Bagaimana presepsi nelayan terhadap kegiatan wisata bahari?
3. Bagaimana teknolgi penangkapan ikan yang digunakan?
4. Bagaimana kegiatan wisata bahari yang sudah ditetapkan?
5. Bagaimana kegiatan perikanan tangkap bisa bersinergi dengan wisata bahari?

Tujuan

Tujuan penelitian adalah:


1. Mengidentifikasi presepsi wisatawan terhadap wisata bahari.
2. Mengidentifikasi presepsi nelayan terhadap perikanan tangkap
3. Identifikasi teknologi penangkapan ikan yang digunakan.
4. Identifikasi kegiatan wisata bahari yang ditetapkan.
5. Menetapkan alat penangkap ikan yang bersinergi dengan wisata bahari.

Manfaat

Penelitian ini diharapkan pemerintah daerah bisa menyelenggarakan kedua


kegiatan secara bersinergi dan nelayan menjadi bagian dari aktivitas wisata bahari
yang terdapat di Gili Genting.
3

TINJAUAN PUSTAKA

Perikanan Tangkap

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang


perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan,
perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi,
produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan. Menurut Monintja (1989), perikanan tangkap ialah
kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau pengumpulan binatang dan
tanaman air, baik di laut maupun di perairan umum secara bebas. Penangkapan ikan
adalah kegiatan untuk mempero leh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan
dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya (Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 2004 tentang perikanan). Menurut Monintja (1989), unit penangkapan
ikan dapat juga didefinisikan sebagai kesatuan teknis dalam suatu operasi
penangkapan ikan, terdiri atas nelayan dan satu jenis alat penangkapan ikan, dapat
dilengkapi dengan alat bantu penangkapan ikan tanpa menggunakan kapal
penangkap ikan

Alat Penangkap Ikan

Menurut Diniah (2008), alat penangkapan ikan adalah alat atau peralatan
yang digunakan untuk menangkap atau mengumpulkan ikan. Alat penangkapan
ikan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor No. 71/PERMEN-
KP/2016 Pasal 6 menurut jenisnya terdiri dari sepuluh kelompok yaitu:
1. Jaring lingkar (surrounding nets)
2. Pukat tarik (seine nets)
3. Pukat hela (trawls)
4. Penggaruk (dredges)
5. Jaring angkat (lift nets)
6. Alat yang dijatuhkan (falling gears)
7. Jaring insang (gillnets and entangling nets)
8. Perangkap (traps)
9. Pancing (hooks and lines)
10. Alat penjepit dan melukai (grapping and wounding)

Nelayan

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009


tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan,
dijelaskan bahwa nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
4

penangkapan ikan. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (2008),


nelayan dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Nelayan penuh, yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk
melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan.
2) Nelayan sambilan utama, yaitu nelayan yang sebagian besar waktunya
digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan. Pada
kategori ini nelayan tersebut juga memiliki pekerjaan lain.
3) Nelayan sambilan tambahan, yaitu nelyan yang sebagian kecil waktunya
digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan,
sedangkan sebagian besar waktu lainnya digunakan untuk melakukan
pekerjaan lain.

Pariwisata Bahari

Pariwisata (tourism) sering diasosiasikan sebagai rangkaian perjalanan


seseorang atau kelompok orang (wisatawan, turis) ke suatu tempat untuk berlibur,
menikmati keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis, mengunjungi kerabat
dan tujuan lainnya (Ramli, 2007). Wisata merupakan bentuk pemanfaatan
sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Menurut
Munasef (1995) diacu dalam Sulaksmi (2007), kegiatan pariwisata terdiri dari tiga
unsur utama. Tiga unsur tersebut diantaranya:
1. Manusia (man) yang merupakan orang yang melakukan perjalanan dengan
maksud menikmati keindahan dari suatu tempat (alam)
2. Ruang (space) yang merupakan daerah atau ruang lingkup tempat
melakukan perjalanan
3. Waktu (time) yang merupakan waktu yang digunakan selama dalam
perjalanan dan tinggal di daerah tujuan wisata.

Menurut Damardjati (2006), wisata bahari merupakan pemanfaatan


pariwisata di atas kawasan air, sehingga pengembangannya secara lengkap dan
profesional dapat dijadikan suatu obyek wisata yang menarik. Suatu obyek wisata
bahari biasanya digambarkan sebagai obyek wisata air yang dilengkapi dengan
berbagai fasilitas untuk menyelam (scuba diving), berselancar (surfing), berperahu
(boating) dan lain-lain.

Hubungan Pariwisata dengan Perikanan Tangkap

Pemanfaatan potensi sektor perikanan tangkap terhadap pengembangan


sektor pariwisata selama ini masih kurang di Indonesia, padahal apabila keduanya
digabungkan maka akan melahirkan rekreasi perikanan tangkap (recreational
fishing) yang apabila dimanfaatkan secara optimal akan menjadi tambahan bagi
PDRB daerah dan income bagi perekonomian daerah (Badan Pusat Statistik 2005).

Meutia (2004) pengembangan pariwisata (yang berkelanjutan) perlu


didukung dengan perencanaan yang matang dan harus mencerminkan tiga dimensi
kepentingan, yaitu industri pariwisata, daya dukung lingkungan (sumberdaya alam),
dan masyarakat setempat dengan sasaran untuk peningkatan kualitas hidup.
Perikanan tangkap rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan menangkap ikan
untuk kesenangan. Selain sebagai suatu kesenangan, ada manfaat pelengkap yang
5

didapat dari rekreasi perikanan, seperti keuntungan ekonomi, sumber makanan dan
suatu pelatihan olah raga memancing (sport fishing) (Pitcher dan Hollingworth
2002).

METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Gili Genting, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten


Sumenep, Jawa Timur. Sedangkan waktu pengambilan data lapang adalah pada
bulan Juni hingga Agustus 2019.

Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1

Gambar 1 Peta lokasi penelitian

Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, alat tulis dan kuisioner
untuk wawancara nelayan/narasumber terkait data yang dibutuhkan, kamera digital
untuk mendokumentasikan hasil penelitian, dan software pendukung yaitu
Microsoft.Excel untuk mengolah data hasil penelitian. Bahan yang digunakan di
dalam penelitian ini adalah unit penangkapan ikan serta kelengkapannya.
6

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus
dengan obyek pariwisata dan kegiatan perikanan tangkap di Gili Genting. Menurut
Nazir (2005), metode studi kasus adalah metode yang meneliti tentang status obyek
peneliti yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk menggambarkan secara mendetail
tentang latar belakang, sifat serta karakter yang khas dari kasus, atau status dari
individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas itu akan dijadikan suatu hal yang
bersifat umum.
Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, dengan
kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber (Hadari 2003). Langkah
pertama dalam penelitian ini ialah identifikasi dan pengkajian isu melalui penelitian
pendahuluan, terdapat beberapa tindakan yang harus dilakukan di penelitian
pendahuluan tersebut, seperti (1) melihat fenomena yang terjadi di tempat
penelitian; (2) melakukan wawancara terhadap stakeholder yang terlibat dalam
penelitian ini.

Metode Pengambilan Contoh

Metode yang digunakan pada penelitian ini dalam pengambilan contoh yaitu
metode purposive sampling dan metode accidental sampling. Metode purposive
sampling diterapkan pada 30 orang nelayan yang tinggal di wilayah Pulau Gili Raja.
Metode accidental sampling diterapkan pada wisatawan. Jumlah responden
wisatawan yang diambil ialah 30 orang. Menurut Walpole (1982), jumlah reponden
30 orang merupakan syarat minimal agar dapat dilakukan pendugaan parameter
melalui metode statistika.
Menurut Nazir (2005), metode purposive sampling adalah penarikan sampel
yang dipilih secara cermat menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel
tersebut. Metode accidental sampling adalah metode pengambilan sampel yang
dilakukan tanpa perencanaan yang seksama, dengan responden yang dimintai
informasi benar-benar diperoleh secara kebetulan tanpa suatu pertimbangan
tertentu.

Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis terhadap
sektor perikanan, kedua analisis sektor terhadap wisata bahari dan ketiga analisis
terhadap pemerintah

1. Analisis terhadap sektor perikanan tangkap


Analisis terhadap sektor perikanan tangkap dilihat dari unit penangkapan ikan.
Selain itu dilakukan analisis deskriptif terhadap unit penagkapan, presepsi nelayan
terhadap kegiatan perikanan tangkap. Analisis deskriptif adalah analisis data
menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan
antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis (Sugiyono 2014).
Analisis deskriptif dalam penelitian ini yaitu mengolah data primer dan sekunder.
7

Data primer didapat dari wawancara langsung terhadap nelayan sedangkan data
pimer diperoleh pemerintah daerah seperti, Dinas Perikanan dan Kelautan dan
pemerintah daerah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
.
2. Analisis terhadap sektor pariwisata
Analisis terhadap sektor wisata dilihat dari presepsi wisatawan yang
berkunjung dan kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Selain itu dilakukan analisis
deskriptif terhadap kondisi kegitan wisata bahari di Gili Genting.
Data primer didapat dari wawancara langsung terhadap wisatawan sedangkan
data pimer diperoleh pemerintah daerah seperti, Dinas Pariwisata dan pemerintah
daerah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Analisis terhadap sektor pemerintah


Analisis terhadap sektor pemerintah yaitu mencari informasi-informasi
penting baik berupa data primer maupun sekunder dari pihak-pihak pemerintah
yang nantinya akan di olah datanya.

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN

Rencana Kegiatan

Seluruh kegiatan penelitian direncanakan akan berlangsung selama 8 bulan


antara Juli 2019 – Februari 2020. Rincian kegiatan penelitian dan penjadwalannya
disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Rencana kegiatan penelitian


Bulan (2019)
Kegiatan
Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb
Persiapan
Penelitian
Studi pustaka
Penulisan proposal
Administrasi
penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Penyelesaian
Penelitian
Pengolahan dan
analisis data
Penulisan skripsi
Seminar
Ujian skripsi
Penyelesaian akhir
8

Konsultasi
Penelitian

Rencana Anggaran

Anggaran biaya yang diperlukan untuk penelitian yang akan digunakan


selama proses persiapan penelitian sampai tahap ujian dan penyerahan skripsi final
diperkirakan akan membutuhkan biaya sebesar Rp 3.300.000,00. Rinciannya
disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Rencana anggaran penelitian


Jumlah yang Rencana
Kegiatan
dibutuhkan Biaya (Rp)
Persiapan Penelitian
1 Pembuatan dan Penggandaan Proposal 10 Eksemplar 200.000
2 100
Penggandaan Kuisioner 200.000
Eksemplar
Pelaksanaan Penelitian
1 Transportasi Bogor-Madura (Pulang- 300.000
Pergi)
2 Akomodasi 200.000
3 Konsumsi 100.000
4 Alat tulis kantor 50.000
5 Keperluan lapang 500.000
Penyelesaian Penelitian
1 Pencetakan dan penggandaan skripsi 500.000
2 Seminar 250.000
3 Ujian skripsi 200.000
Biaya Tak Terduga 300.000
Total Biaya Pengeluaran 2.800.000

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2005. Statistik Sumberdaya Laut dan Pesisir. Jakarta:
Badan Pusat Statistik. Hal 3-4.
Charles, A. 1992. Fishery conflict: A unified framework. Journal of Marine Policy.
September edition. p. 379–393.
FAO. 2000. Conflict and natural resource management. Rome. Italy
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. 2008. Statistik Perikanan Tangkap
Indonesia, 2006. Jakarta: Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap.
Departemen Kelautan dan Perikanan.
Damardjati RS. 2006. Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Cetakan Ketujuh. Edisi
Revisi. Jakarta(ID): PT PradnyaParamita. Hal 159
9

Diniah. 2008. Pengenalan Perikanan Tangkap. Bogor: Departemen Pemanfaatan


Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. 62 hal.
Hadari, Nawawi. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Meutia. 2004. Analisis Pengembangan Daerah Tujuan Wisata di Pulau Weh Sabang
[Skripsi]. Jakarta: Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, Sekolah Tinggi
Pariwisata Trisakti.
Monintja DR. 1989. Perikanan Tangkap di Indonesia. Bogor: Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. 47 hal.
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ciawi (ID): Ghalia Indonesia.
Nurita D. 2004. Analisis Permintaan Rekreasi dan Strategi Pengembangan Wisata
Bahari “Pantai Kalianda Resort” Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi
Lampung. [Skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Pitcher TC dan C Hollingworth. 2002. Fishing for Fun : Where`s The Catch. Di
dalam : Pitcher TC dan C Hollingworth, editor. Recreational Fisheries :
Ecological, Economic and Social Evaluation. Oxford : Blackwell Science Ltd.
P: 1.

Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Nomor 50 Tahun 1988/1989.
Edisi Khusus. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut. Badan Penelitian
Perikanan Laut, Departemen Pertanian. 248 halaman.
Sulaksmi, R. 2007. Analisis Dampak Pariwisata terhadap Pendapatan dan
Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Laut Pulau
Weh Kota Sabang. [Tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang perikanan.
Ramli N. 2007. Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Jakarta (ID): Grafindo. Hal:
49-50.
Walpole RE. 1982. Pengantar Statistika Edisi Ke 3: Bambang S. Penerjemah.
Jakarta(ID): Gramedia. Terjemahan dari Introduction to Statistics 3rd edition.
516 hal.
Yasmi, Y. 2002. Conflict in forest management. MSc thesis Tropical Forestry.
Wageningen University.
10

LAMPIRAN

Lampiran 1 Identitas responden dan pewawancara


Hari/Tanggal :

KUISIONER

PEMANFAATAN KEGIATAN PERIKANAN


TANGKAP UNTUK PENGEMBANGAN WISATA
BAHARI DI GILI RAJA MADURA

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
No.Hp :
IDENTITAS PEWAWANCARA
Nama : MOH. SAIFUL RAHMAN H
NIM : C44150041
Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
11

Pekerjaan : MAHASISWA
No. Hp : 082258612027

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
12

Lampiran 2 Analisis Sektor Perikanan Tangkap (Nelayan)

No Pertanyaan Jawaban Keterangan

1 Biaya sekali trip (Rp)

2 Lama trip (jam)

3 Jenis Alat Tangkap

4 Jenis Alat Bantu

Penangkapan

5 Jumlah Alat Tangkap

6 Jumlah ABK (orang)

7 Daerah Penangkapan

Ikan

8 Pekerjaan Tambahan

9 Tanggapan terkait

wisata bahari
13

Lampiran 3 Analisis Sektor Wisata (Wisatawan)

No Pertanyaan Jawaban Keterangan

1 Biaya Perjalanan (Rp)

2 Lama Kunjungan

3 Intensitas Kunjungan

4 Kepuasan Wahana

5 Manfaat Wisata

6 Nilai Keindahan

7 Nilai Kenyamana

8 Tanggapan Terkait

Kegiatan Perikanan

Lampiran 4 Analisis Sektor Pemerintah Dinas Perikanan dan Kelautan

No Pertanyaan Jawaban Keterangan

1 Kondisi Kesejahteraan

Nelayan

2 Perencanaan

Peningkatan

Kesejahteraan

3 Kendala

Pengembangan

Kedejahteraan

4 Tanggapan Terkait

Dengan Wisata Bahari


14

Lampiran 5 Analisis Sektor Pemerintah Dinas Pariwisata

No Pertanyaan Jawaban Keterangan

1 Kondisi Kunjungan

Wisatawan

2 Perencanaan

Pengembangan Wisata

3 Kendala

Pengembangan Wisata

4 Tanggapan Terkait

Dengan Perikanan

Tangkap

Anda mungkin juga menyukai