KUSNUL HIDAYAT
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komoditas dan Alat
Penangkapan Ikan Unggulan Berbasis di Pangkalan Pendaratan Ikan Kuala Stabas
Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2020
Kusnul Hidayat
NIM C44140085
ABSTRAK
Kata kunci: alat tangkap, CPI, setuhuk, komoditas perikanan, PPI Kuala Stabas,
tuna
ABSTRACT
KUSNUL HIDAYAT. Main Commodity and Fishing Gear Based in the Fish
Landing Base of Kuala Stabas Lampung Province. Supervised by BUDHI
HASCARYO ISKANDAR and MOCHAMMAD RIYANTO.
Keywords: blue marlin fish, CPI, fishery commodity, fishing gear, PPI Kuala
Stabas, tuna.
KOMODITAS DAN ALAT PENANGKAPAN IKAN UNGGULAN
YANG BERBASIS DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN
KUALA STABAS PROVINSI LAMPUNG
KUSNUL HIDAYAT
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini ialah Komoditas dan Alat Penangkapan Ikan yang
Unggulan Berbasis di Pangkalan Pendaratan Ikan Kuala Stabas Provinsi
Lampung.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1) Dr Ir Budhi Hascaryo Iskandar, MSi dan Dr Mochammad Riyanto, SPi MSi
selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan masukan
dalam penulisan skripsi ini.
2) Prihatin Ika Wahyuningrum, SPi, MSi selaku Komisi Pendidikan.
3) Dr Mustaruddin, STP sebagai Dosen Penguji.
4) Ibu Misari dan Bapak Toipi Cholil sebagai kedua orangtua, Yamin Ahmad
sebagai kakak, Ririn Setiawati sebagai adik, dan kepada seluruh keluarga atas
segala motivasi dan doanya.
5) Bapak Zulfa Elmazir dan Ibu Fina selaku staf Tata Usaha.
6) Masyarakat di sekitar PPI Kuala Stabas dan para nelayan PPI Kuala Stabas
yang telah membantu penulis menyelesaikan data penelitian, khususnya
kepada Bapak Muhammad Iqbal yang telah berjasa dalam proses pengambilan
data.
Kusnul Hidayat
NIM. C44140085
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE 2
Tempat dan Waktu Penelitian 2
Alat dan Bahan 3
Jenis, Sumber dan Metode Pengambilan Data 3
Analisis Data 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Penentuan Komoditas Perikanan Unggulan 8
Seleksi Jenis Alat Penangkapan Ikan 10
SIMPULAN DAN SARAN 18
Simpulan 18
Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 21
RIWAYAT HIDUP 25
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi PPI Kuala Stabas, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung 2
DAFTAR LAMPIRAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Gambar 1 Peta lokasi PPI Kuala Stabas, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi
Lampung
3
Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah data utama dan data
pendukung. Data utama yang dibutuhkan berupa data hasil tangkapan komoditas
perikanan beserta kriteria komoditas perikanan yang meliputi harga, bobot, dan
panjang ikan. Selain itu, data utama yang dibutuhkan ialah data alat tangkap yang
digunakan oleh nelayan di PPI Kuala Stabas dan data aspek kajian yang meliputi
kajian aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi, dan data aspek ekosistem yang
secara rinci disajikan pada Tabel 3. Data utama diambil dengan cara wawancara
langsung dengan nelayan yang menjadi responden di PPI Kuala Stabas. Sementara
itu, data pendukung yang diperlukan adalah data nilai produksi perikanan
kabupaten pesisir barat dan harga ikan hasil tangkapan yang diperoleh dari Dinas
Perikanan dan Kelautan. Jenis responden dan tujuan pengambilan data dari
masing-masing responden dapat dilihat pada Tabel 2, sedangkan sumber data dan
metode pengumpulan data dari responden dirinci dalam Tabel 3.
Menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pesisir Barat
yang diperoleh pada saat penelitian pada bulan September-Oktober 2019, populasi
nelayan yang ada di PPI Kuala Stabas yang tercatat sebanyak 348 nelayan.
5
Responden utama dalam penelitian ini adalah nelayan perikanan di PPI Kuala
Stabas yang memenuhi kriteria sebagai responden penelitian. Responden utama
dipilih dengan metode snow-ball sampling dan dipilih untuk pengambilan data
kuesioner melalui wawancara. Metode ini dilakukan dengan adaptasi yaitu dengan
menentukan terlebih dahulu kriteria-kriteria responden yang diambil. Kriteria
responden dalam penelitian ini adalah nelayan yang menggunakan alat tangkap
berupa jaring gelung, jaring rampus, rawai, pancing, atau pukat pantai. Sampel
nelayan atau jumlah nelayan yang diwawancara sebanyak 78 nelayan dan
pengambilan sampel nelayan merujuk pada Bungin (2005) menggunakan rumus:
𝑁
𝑛 = 𝑁𝑑2 +1 .............................................................................................................(1)
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
d = nilai presisi/ketepatan meramalkan 10% (0.01)
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Metode
survei merupakan metode penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta
dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan yang faktual (Nazir 2003).
Menurut Singarimbun dan Effendi (2006), metode survei merupakan metode
penelitian dengan cara mengumpulkan sampel data penelitian yang diperlukan dan
mewakili suatu populasi. Metode survei dilakukan dengan mewawancarai nelayan
sebagai responden dan menggunakan lembar kuesioner sebagai alat pengumpulan
data utama dari nelayan. Selain itu, hasil survei data yang diperoleh dari Dinas
Kelautan dan Perikanan digunakan sebagai data sekunder atau data pendukung.
Analisis Data
Analisis CPI
penelitian ini mencakup produksi dan harga. Rumus yang digunakan dalam
metode CPI adalah sebagai berikut:
𝑋𝑖𝑗
𝐴𝑖𝑗 = 𝑋 × 100 ..............................................................................................(2)
𝑖𝑗 (𝑚𝑖𝑛)
𝐼𝑖𝑗 = 𝐴𝑖𝑗 × 𝑃𝑖 ...........................................................................................................(3)
𝐼𝑖 = ∑𝑛𝑗=𝑖(𝐼𝑖𝑗 ) ............................................................................................................(4)
Keterangan:
𝐴𝑖𝑗 = Nilai standarisasi bobot rata-rata, panjang rata-rata, atau harga ikan ke-i
(komoditas perikanan ke-i) pada kriteria ke-j (kriteria komoditas)
𝑋𝑖𝑗 = Bobot rata-rata, panjang rata-rata, atau harga ikan ke-i (komoditas
perikanan ke-i) pada kriteria ke-j (kriteria komoditas)
𝑋𝑖𝑗 (𝑚𝑖𝑛) = Bobot rata-rata, panjang rata-rata, atau harga ikan minimum ke-i
(komoditas perikanan ke-i) pada kriteria ke-j (kriteria komoditas)
𝑃𝑖 = Bobot kepentingan kriteria ke-j
𝐼𝑖 = Nilai indeks gabungan bobot ikan dan panjang rata-rata ikan pada
komoditas ke –i
i = Komoditas
j = Kriteria komoditas
Tabel 5 Kriteria dan nilai tren kriteria dalam penentuan komoditas terbaik di PPI
Kuala Stabas
Kriteria Keterangan Tren
C1 Harga ikan positif
C2 Bobot ikan positif
C3 Panjang ikan positif
7
Analisis Skoring
keterangan:
𝑉(𝑋) = fungsi nilai dari kriteria X
X = nilai variabel X
8
keterangan:
i = a, b, c, d, ....n
𝑉(𝐴) = fungsi nilai dari alternatif A
𝑉𝑖 (𝑋𝑖 ) = fungsi nilai dari alternatif pada kriteria ke-i
Kabupaten Pesisir Barat memiliki letak yang cukup strategis dan potensi
perikanan yang cukup menjanjikan. Perikanan tangkap berada di sepanjang ± 210
km dari garis pantai Kabupaten Pesisir Barat atau 19% dari panjang garis pantai
Provinsi Lampung yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Sejauh 0-
4 mil ± 168.941 ha merupakan wilayah perikanan tangkap laut yang dikelola oleh
Kabupaten Pesisir Barat. Kondisi perikanan di PPI Kuala Stabas dalam bidang
teknologi perikanan tangkap relatif belum berkembang. Volume produksi ikan
yang didaratkan di PPI Kuala Stabas tahun 2016 cukup beragam. Jenis blue
marlin hasil produksi PPI Kuala Stabas sebanyak 73 ton/tahun, tuna 83 ton/tahun,
hiu 16 ton/tahun, kakap sebesar 5 ton/tahun, kerapu 17 ton/tahun, udang 81
ton/tahun, dan gurita 11 ton/tahun. Sementara itu, produksi terendah yaitu tenggiri
hanya sebesar 4 ton/tahun dan produksi tertinggi yaitu cakalang sebesar 160
kg/tahun (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 2019).
Produksi perikanan di PPI Kuala Stabas masih tergolong rendah jika
dibandingkan pelabuhan perikanan di daerah lain di provinsi Lampung mengingat
alat tangkap dan armada yang digunakan oleh nelayan di PPI Kuala Stabas masih
tradisional. Berdasarkan hasil penelitian, alat tangkap yang digunakan oleh
nelayan PPI Kuala Stabas meliputi jaring gelung, rawai, pancing, pukat pantai,
dan jaring rampus. Selain itu, armada yang banyak digunakan untuk melaut oleh
nelayan ialah perahu tanpa motor dan motor tempel, hal ini sesuai dengan data
dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Dearah (2019). Kemudian, komoditas
perikanan di PPI Kuala Stabas meliputi ikan tongkol (Euthynnus affinis), ikan
layur (Trichiurus lepturus), ikan setuhuk (Makaira nigricans), lobster
(Nephropidae), ikan tuna (Thunnus albacares), ikan tenggiri (Scomberomorus),
ikan layang (Decapterus), gurita (Octopoda), dan ikan kembung (Rastrelliger).
Hasil tangkapan komoditas perikanan di PPI Kuala Stabas per trip disajikan pada
Tabel 7.
9
Tabel 7 Hasil tangkapan komoditas perikanan per trip di PPI Kuala Stabas
Komoditas Kriteria Komoditas
Perikanan Bobot rata-rata Panjang rata-rata
Harga per kg
ikan (kg) ikan (cm)
Tuna 92.8 124 Rp 45,000.00
Tongkol 0.56 28.3 Rp 25,000.00
Layur 2.1 33.9 Rp 35,000.00
Setuhuk 102.1 180 Rp 70,000.00
Lobster 0.6 30.6 Rp 70,000.00
Tenggiri 32 94.2 Rp 50,000.00
Layang 0.32 17 Rp 45,000.00
Gurita 1.3 35.8 Rp 40,000.00
Kembung 0.21 12.6 Rp 55,000.00
Kuala Stabas masih didominasi oleh alat tangkap yang bersifat skala kecil dan
tradisional baik dilihat dari cara penangkapan, waktu penangkapan maupun
teknologi yang digunakan dalam melakukan penangkapan ikan. Menurut Wiyono
(2011), hampir 90% kegiatan penangkapan ikan di Indonesia didominasi oleh
perikanan skala kecil, hal tersebut telah memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap kondisi sosial ekonomi nelayan. De Wysiecki et al. (2016) juga
menyatakan bahwa perikanan skala kecil semakin dipelajari karena dampaknya
begitu mempengaruhi ekologi dan ekonomi. Secara lengkap penyebaran alat
tangkap tersebut di Kabupaten Pesisir Barat disajikan pada Lampiran 3.
Sementara itu, perkembangan jumlah alat tangkap yang digunakan disajikan pada
Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa alat tangkap jaring gelung belum ada pada
data karena belum digunakan sebagai alat tangkap oleh nelayan di PPI Kuala
Stabas. Penggunaan jaring gelung mulai digunakan oleh nelayan PPI Kuala Stabas
mulai tahun 2019 karena sebagai peralihan nelayan dari penggunaan gill net.
Penggunan gill net yang dilarang karena merusak lingkungan dan hasil tangkapan
yang lebih banyak menjadi alasan para nelayan di PPI Kuala Stabas menggunakan
jaring gelung.
Tabel 10 Nilai skoring dan standarisasi fungsi nilai ditinjau dari aspek biologi di
PPI Kuala Stabas
Alternatif Kriteria penilaian
UP
teknologi X1 V1 X2 V2 X3 V3 VA1
Rawai 213.88 0.298 124.0 1.000 32.08 0.980 2.277 1
Jaring gelung 687.08 1.000 17.0 0.128 22.90 0.500 1.628 2
Pancing 125.00 0.166 1.3 0.000 32.47 1.000 1.166 3
Jaring rampus 109.89 0.143 33.9 0.266 18.32 0.261 0.670 4
Pukat pantai 13.33 0.000 33.9 0.266 13.33 0.000 0.266 5
Keterangan:
X1 : Produksi (kg)
X2 : Panjang ikan (cm)
X3 : Berat ikan (gram)
V : Fungsi nilai dari kriteria
VA1 : Fungsi nilai dari aspek biologi
UP : Urutan prioritas
Tabel 11 Nilai skoring dan standarisasi fungsi nilai ditinjau dari aspek teknis di
PPI Kuala Stabas
Alternatif Teknologi
Kriteria
Jaring Jaring Pukat
penilaian Pancing Rawai
gelung rampus pantai
X1 250 53 70 110 6
V1 1.000 0.193 0.262 0.426 0.000
X2 16.17 17.67 18.00 6.50 22.83
V2 0.592 0.684 0.704 0.000 1.000
X3 10.50 10.00 10.27 10.00 10.07
V3 1.000 0.000 0.540 0.000 0.140
X4 1.143 3.000 1.133 3.000 1.067
V4 0.039 1.000 0.034 1.000 0.000
VA2 2.631 1.877 1.541 1.426 1.140
UP 1 2 3 4 5
Keterangan:
X1 : Jumlah alat tangkap (unit)
X2 : Jumlah trip per bulan (hari)
X3 : Musim (bulan)
X4 : Penguasaan teknologi oleh ABK
V : Fungsi nilai dari kriteria
VA2 : Fungsi nilai dari aspek teknologi
UP : Urutan prioritas
Tabel 12 Nilai skoring dan standarisasi fungsi nilai ditinjau dari aspek sosial di
PPI Kuala Stabas
Alternatif Teknologi
Kriteria
Jaring
penilaian Jaring gelung Pancing Rawai Pukat pantai
rampus
X1 24 6 18 24 6
V1 1.000 0.000 0.667 1.000 0.000
X2 31,259,625 5,326,916 4,607,805 10,620,875 445,500
V2 1.000 0.158 0.135 0.330 0.000
X3 13,548,988 11,941,968 1,422,142 9,964,758 71,341,446
V3 0.173 0.150 0.000 0.122 1.000
X4 4.000 2.667 3.222 4.083 3.500
V4 0.941 0 0.392 1 0.588
VA4 3.114 0.308 1,194 2.452 1.588
UP 1 5 4 2 3
Keterangan:
X1 : Penyerapan tenaga kerja (orang)
14
Tabel 13 Nilai skoring dan standarisasi fungsi nilai ditinjau dari aspek ekonomi di
PPI Kuala Stabas
Alternatif Teknologi
Kriteria
Jaring Pukat
penilaian Jaring gelung Pancing Rawai
rampus pantai
X1 43,333 52,500 48,571 46,666 35,000
V1 0.48 1.00 0.78 0.67 0.00
X2 31,454,583 11,123,333 5,488,333 4,811,666 466,666
V2 1.00 0.34 0.16 0.14 0.00
X3 194,958 502,458 161,416 203,861 22,166
V3 0.36 1.00 0.29 0.38 0.00
X4 5,209,937 2,124,175 1,775,638 767,967 148,166
V4 1.00 0.39 0.32 0.12 0.00
VA4 2.84 2.73 1.55 1.31 0.00
UP 1 2 3 4 5
Keterangan:
X1 : Harga ikan (Rp)
X2 : Penerimaan kotor per trip (Rp)
X3 : Biaya melaut (Rp)
X4 : Pendapatan kotor per tenaga kerja per trip (Rp)
V : Fungsi nilai dari kriteria
VA4 : Fungsi nilai dari aspek ekonomi
UP : Urutan prioritas
Tabel 14 Nilai skoring dan standarisasi fungsi nilai ditinjau dari aspek ekosistem
perairan di PPI Kuala Stabas
Alternatif Kriteria penilaian
UP
teknologi X1 V1 X2 V2 X3 V3 VA5
Jaring rampus 5.08 1.000 1.93 1.000 15.95 0.999 2.999 1
Jaring gelung 5.08 1.000 1.86 0.925 14.04 0.785 2.710 2
Pukat pantai 3.81 0.637 1.87 0.935 11.33 0.483 2.056 3
Rawai 5.08 1.000 1 0.000 15.96 1.000 2.000 4
Pancing 1.58 0.000 1 0.000 7.00 0.000 0.000 5
Keterangan:
X1 : Ukuran mata jaring/pancing (cm)
X2 : Ikutan selain ikan (non ikan)
X3 : Hasil tangkapan sampingan
V : Fungsi nilai dari kriteria
VA5 : Fungsi nilai dari ekosistem perairan
UP : Urutan prioritas
Pemilihan alat tangkap yang tepat dalam rangka pemanfaatan sumber daya
di PPI Kuala Stabas, perlu dilakukan analisis gabungan yaitu gabungan dari
analisis biologi, teknis, sosial, ekonomi dan ekosistem perairan. Menurut Himelda
et al. (2012), fungsi analisis gabungan untuk menentukan alat tangkap yang layak
digunakan dan dapat dikembangkan untuk masa yang akan datang. Hasil analisis
menunjukkan, untuk wilayah PPI Kuala Stabas alat tangkap yang layak digunakan
adalah jaring gelung, sehingga alat tangkap ini mendapat prioritas utama untuk
pemanfaatan sumber daya perikanan di PPI Kuala Stabas (Tabel 15).
Tabel 15 Nilai skoring dan standarisasi fungsi nilai ditinjau dari aspek gabungan
(aspek biologi, teknis, sosial, ekonomi, dan ekosistem perairan) di PPI
Kuala Stabas
Kriteria Teknologi alternatif
penilaian Jaring Rawai Jaring rampus Pancing Pukat
VA1 gelung
1.628 2.277 0.670 1.166 pantai
0.266
V1 0.677 1.000 0.201 0.447 0.000
VA2 0.592 0.000 0.704 0.684 1.000
V2 0.592 0.000 0.704 0.684 1.000
VA3 3.000 1.721 0.924 0.480 0.000
V3 1.000 0.574 0.308 0.160 0.000
VA4 2.836 2.734 1.308 1.549 0.000
V4 1.000 0.964 0.461 0.546 0.000
VA5 2.710 2.000 2.999 0.000 2.056
V5 0.904 0.667 1.000 0.000 0.686
VAgab 4.173 3.205 2.674 1.838 1.686
UP 1 2 3 4 5
Keterangan:
VA1 : Penilaian aspek biologi
VA2 : Penilaian aspek teknis
VA3 : Penilaian aspek sosial
VA4 : Penilaian aspek ekonomi
VA5 : Penilaian aspek ekosistem perairan
16
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
An Najah R, Lubis E, Solihin I, Pane AB. 2015. Kajian nilai pasar produksi hasil
tangkapan di PPIS Nizam Zachman dan PPII Muara Angke. Marine
Fisheries 6(2): 155–167.
Bahdad, Iskandar BH, Baskoro MS, Imron M. 2019. Selection of sustainable redi
fishing technology unit in Buton regency southeast Sulawesi. Asian Journal
of Applied Science 7(4): 461–472. ISSN: 2321–0893.
Bungin MB. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group.
De Wysiecki AM, AJ Jaureguizer, F Cortes. 2016. The importance of
environmental drivers on the narrow-nose smoothhound shark (mustelus
schmith) yield in a small-scale gillnet fishery along the southern boundary
of The Rio De La Plata Estuarine Area. Fieh Res. 186(1): 345–355.
FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries. Rome (ITA): FAO.
ISBN: 92-5-103834-5.
Gabriel O, Lange K, Dahm E, Wendt T. Von Brandt’s Fish Catching Methods of
the World. London (UK): John Wiley & Sons.
Haluan J, Nuarini TW. 1988. Improving livelihoods in fishing communities of
West Sumatra: more than just boats and machines. Buletin PSP 2: 3–16.
Himelda, Wiyono ES, Purbayanto A, Mustaruddin. 2012. Seleksi jenis alat
tangkap dan teknologi yang tepat dalam pemanfaatan sumberdaya lemuru di
Selat Bali. Buletin PSP 20(1): 89–102.
Irnawati R, Simblo D, Wiryawan B, Nuraini TW. 2011. Analisis komoditas
unggulan perikanan tangkap di Taman Nasional Karimun Jawa. Jurnal
Saintek Perikanan 7(1): 1–9.
Kholis MN, Wahju RI, Mustaruddin. 2017. Seleksi unit teknologi penangkapan
ikan kurau Eleutheronema tetradactylum yang unggulan dan berkelanjutan.
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis 9(2): 521–535.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.
Jakarta (ID): Grasindo.
Marimin, Nurul M. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam
Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID): IPB Press.
Monintja DR, Pulu J, Baskoro MS, Iskandar BH. 2011. Strategi pengembangan
perikanan tangkap di kabupaten kepulauan Talaud. Marine Fisheries 2(1):
75-85.
Nasruddin. 2009. Pengembangan teknologi penangkapan ikan pelagis besar di
Kabupaten Aceh Jaya Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). [Thesis]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Nazir M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.
Pregiwati LA, Wiryawan B, Wisudo SH, Satria A. 2017. Seleksi komoditas dan
teknologi penangkapan ikan unggulan di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Marine Fisheries 8(1): 113–122.
Satria A. 2009. Globalisasi Perikanan: Reposisi Indonesia?. Bogor (ID): IPB
Press.
Septifitri, Monintja DR, Wisudo SH, Martasuganda S. 2010. Peluang
pengembangan perikanan tangkap di Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal
Saintek Indonesia 6(1): 8–21.
Simanjorang RM. 2018. Penerapan metode composite performance index dalam
mendukung pengambilan keputusan pemilihan guru terbaik (studi kasus:
20
SDN 003 pagaran tapah). Jurnal Mantik Penusa 2(2): 180–184. ISSN: 2580-
9741.
Singarimbun M dan Effendi S. 2015. Metode Penelitian Survei. Jakarta (ID):
LP3ES.
Sobari MP, Kinseng RA, Priyatna FN. 2003. Membangun model pengelolaan
sumberdaya perikanan berkelanjutan sumberdaya perikanan berkelanjutan
berdasarkan karakteritik sosial ekonomi masyarakat nelayan: tinjauan
sosiologi antropologi. Buletin Ekonomi Perikanan 5(1): 41–48.
Sudirman, Hade A, Sapruddin. 2011. Perbaikan tingkat keramahan lingkungan
alat tangkap bagan melalui perbaikan selektivitas mata jaring. Bulletin
Penelitian LP2M Universitas Hasanuddin 2(1): 47–64.
Wiyono ES. 2011. Reorientasi manajemen perikanan skala kecil. Pemanfaatan
dan pengelolaan sumberdaya perikanan laut berkelanjutan, New paradigm in
marine fisheries. Bogor (ID): Departemen PSP FPIK Institut Pertanian
Bogor.
Wulandari U, Simbolon D, Wahyu RI. 2017. Seleksi unit penangkapan ikan tepat
guna di pulau enggano provinsi bengkulu. Albacore 1(1): 21–36. ISSN :
2549-1326.
Yudiarso I. 2009. Analisis ekspor ikan tuna di Indonesia. Wacana 12(1): 116–134.
21
LAMPIRAN
Pukat Pantai - - 80 - -
Jaring Rampus - 100 725 115 -
Jaring Gelung - - 235 - -
Jumlah 2137 262 1066 1858 102
Rata-rata 1068.50 131.00 266.50 619.33 102.00
Kriteria Komoditas
Komoditas
Perikanan Bobot ikan rata- Panjang ikan rata-
Harga
rata rata
Tuna 92.80 124.00 Rp 45,000.00
Tongkol 5.60 28.30 Rp 25,000.00
Layur 2.10 33.90 Rp 35,000.00
Setuhuk 102.10 1.80 Rp 70,000.00
Lobster 0.60 30.60 Rp 70,000.00
Tenggiri 32.00 94.20 Rp 50,000.00
Layang 0.32 17.00 Rp 45,000.00
Gurita 1.30 35.80 Rp 40,000.00
Ikan Kembung 0.21 12.60 Rp 55,000.00
Contoh
Perhitungan:
Bobot ikan rata-rata : Tuna
92.80 x 100 = 44190.476
0.21
RIWAYAT HIDUP