Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Animo
Nelayan dalam Kegiatan Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Tanjung
Adhikarta Kabupaten Kulon Progo” adalah karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap
Disetujui oleh
Pembimbing 1:
Pembimbing 2:
Diketahui oleh
Ketua Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan:
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
kelimpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis Animo Nelayan dalam Kegiatan Perikanan Tangkap di
Pelabuhan Perikanan Tanjung Adhikarta”. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Ir M. Fedi A. Sondita, MSc dan Prof. Dr. Eko Sri Wiyono, SPi MSi selaku
dosen pembimbing atas segala arahan, masukan, nasihat, serta kesabaran yang
diberikan kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian hingga
skripsi ini selesai ditulis.
2. Dr. Mochammad Riyanto SPi MSi selaku Ketua Komisi Pendidikan
Departemen PSP FPIK IPB University
3. Bapak Akhmad Solihin S.Pi MH selaku dosen penguji luar pada sidang ujian
skripsi.
4. Dr. Ir. Zulkarnain, MSi selaku dosen pembimbing akademik.
5. Teristimewa kepada orang tua saya yang selalu mendoakan dan memberikan
motivasi baik moral maupun materil sehingga dapat menyelesaikan skripsi.
6. Keluarga besar PSP terutama Angkatan 52 atas doa dan dukungannya dalam
setiap proses, serta kebersamaan selama dalam studi pemanfaatan sumberdaya
perikanan.
7. Pak Zulfa dan Bu Fina yang telah memberikan pelayanan administratif
sehingga proses kegiatan seminar dan ujian skripsi dapat terlaksana dengan
baik.
8. Saudara Calvin Natanael, Rizki Nurdin Ash Shidiq, Denis Simanihuruk,
Muhammand Ichsan, Adela Agustin, Sukarman Jaya, Dhea Rizky, Dhika
Trihantara, Azhar Muhammad, Muhammad Iqbal, Adib Nur Rahman, Husna
Amalia, Risalah Faizatul Hikmah, Rahma Khoirunisa, Ari Kurniawan, Arief
Budiharta, Saeful Rahman, Bapak Sarjiyo, Reksa Dwiguna, Ariq Rofie, Ibu
Warung, Bapak Kost dan Teteh Laundry. yang telah memberikan semangat,
masukan, arahan dan dukungan moral demi terselesaikanya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkannya.
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
II METODE PENELITIAN 5
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian 5
2.2 Alat dan Bahan Penelitian 5
2.3 Metode Penelitian Tujuan 1 5
2.4 Metode Penelitian Tujuan 2 6
2.5 Metode Penelitian Tujuan 3 6
2.6 Analisis Data 7
2.7 Analisis Data Animo Nelayan dalam Kegiatan Perikanan Tangkap 9
III HASIL DAN PEMBAHASAN 12
3.1 Karakteristik Nelayan 12
3.2 Penentuan Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pemanfaatan PPTA 13
3.3 Faktor-Faktor Pendorong Nelayan dalam Kegiatan Perikanan
Tangkap di PPTA Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta 14
3.4 Faktor-Faktor Enghambat Nelayan dalam Kegiatan Perikanan
Tangkap di PPTA Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta 17
3.5 Animo Nelayan dalam Melakukan Kegiatan Perikanan Tangkap di
PPTA Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta 20
3.5.1 Operasional Importance Performance Analysis (IPA) 20
3.5.2 Analisis Kesenjangan 23
IV KESIMPULAN DAN SARAN 25
4.1 Kesimpulan 25
4.2 Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 28
RIWAYAT HIDUP 42
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I PENDAHULUAN
nelayan, pedagang ikan dan pengolah ikan serta pekerjaan lain di darat. Pekerjaan
sebagai nelayan dapat dibedakan menjadi anak buah kapal (ABK), juragan laut
(nakhoda kapal) dan juragan darat (pemilik kapal). Nelayan ini dapat
digolongkan sebagai kelompok nelayan kecil (Wulan 2016).
PPTA dilaporkan belum beroperasi secara maksimal; pemanfaatan fasilitas
yang ada di dalamnya masih minim. Permasalahan ini menjadi perhatian para
pejabat sebagaimana diliput oleh media berbasis internet dengan judul berita
seperti:
1) 25 Februari 2019 - Ketua DPRD Kulon Progo: Pelabuhan Tanjung Adikarta
harus segera ditangani https://jogja.tribunnews.com/2019/02/25/
2) 26 Maret 2021 - Pelabuhan Tanjung Adikarto, Mangkrak ??
https://dkp.kulonprogokab.go.id/detil/223/
3) 09 Agustus 2021 - Pelabuhan Tanjung Adikarata direvitalisasi: ini
perkembangannya https://dpmpt.kulonprogokab.go.id/detil/1244/%20,
4) 21 Januari 2022 - Kemendagri tinjau kondisi pelabuhan perikanan Tanjung
Adikarto https://www.antaranews.com/berita/2656757/16
5) 16 Maret 2022 - In Picture: Mengintip Pelabuhan Tanjung Adikarto yang
Mangkrak https://www.republika.co.id/berita/r8u7vx283/
Akoit dan Nalle (2018) melaporkan kasus-kasus pelabuhan perikanan belum
dimanfaatkan secara optimum oleh nelayan dan masyarakat lain. Ada banyak
faktor yang dapat menyebabkan suatu pelabuhan perikanan tidak dimanfaatkan
atau under utilized. Menurut Lubis dan Pane (2012), rendahnya aktivitas dan
interaksi antar kelompok masyarakat perikanan, seperti nelayan, pengusaha
penangkapan ikan, stakeholder dan lainnya, adalah penyebab minimnya kegiatan
di pelabuhan perikanan. Oleh karena itu, setiap pelabuhan perikanan harus
memiliki fasilitas yang dapat mendukung operasi awal dan mengakomodasi
interaksi antar stakeholder perikanan ini.
Menurut Bapennas (2014) faktor-faktor penghambat yang berasal dari sisi
fasilitas dan infrastuktur pelabuhan perikanan adalah sistem logistik yang belum
baik dan keterbatasan prasarana. Jika faktor-faktor tersebut berhasil diidentifikasi
dan dampak negatif dan positifnya dapat dinilai, maka Pemerintah dapat
mengembangan strategi untuk menyikapinya guna memastikan pelabuan
perikanan akan dimanfaatkan secara optimum. Pemerintah Kabupaten Kulon
Progo sebagai pihak yang akan memimpin pembangunan pengembangan
pelabuhan ini perlu memperhatikan masalah ini. Oleh karena itu, pembangunan
pengembangan PPTA ini perlu dilengkapi dengan kajian berbagai aspek
pembangunan yang cermat. Jika pelabuhan yang dikembangan ini diharapkan
efektif mendorong tumbuhnya kegiatan perikanan tangkap yang berkelanjutan
(sustainable fisheries) dan kegiatan ekonomi lainnya maka kajian perlu dilakukan
terhadap kelompok-kelompok masyarakat lokal yang diharapkan akan
memanfaatkannya. Beberapa dari mereka ini di antaranya adalah masyarakat
perikanan yang bermukim di Desa Karangwuni, Desa Temon Lor dan Desa
Jangkaran.
Salah satu kajian penting adalah mengidentifikasi faktor-faktor teknis,
sosial, ekonomi yang potensial mendorong atau menghambat mereka dalam
memanfaatkan PPTA di masa depan setelah pembangunan. Oleh karena itu, suatu
penelitian tentang faktor pendorong dan penghambat tersebut perlu dilakukan.
3
II METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan untuk membantu penelitian ini adalah alat tulis serta
buku tulis untuk mencatat hasil data yang didapatkan, handphone sebagai alat
komunikasi serta dokumentasi, laptop sebagai alat yang digunakan untuk
menginput dan mengolah data.
pada hasil identifikasi faktor pedorong dan faktor penghambat nelayan dalam
kegiatan perikanan tangkap di PPTA Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta yang
telah didapatkan pada tahap sebelumnya.
Dalam rangka upaya menganalisis animo masyarakat dilihat dari antusiasme
dan pesimisme dalam memanfaatkan atau melakukan kegiatan perikanan tangkap
di Pelabuhan Tanjung Adhikarta Kabupaten Kulon Progo.
Keterangan:
a) Kuadran I (kuadran pertama), “Tingkatkan Kinerja” (high importance & low
performance). Kuadran ini terletak di sebelah kiri atas, yang berarti prioritas
utama peningkatan kinerja (Performance Improvement). Kuadran ini memuat
indikator kepuasan yang dianggap penting tetapi pada kenyataannya kinerja
indikator tersebut belum sesuai dengan harapan para pengguna pelabuhan.
10
Kinerja dari indikator tersebut lebih rendah dari pada harapan para pengguna
pelabuhan terhadap indikator tersebut. Indikator yang terdapat dalam kuadran
ini harus lebih ditingkatkan lagi kinerjanya agar dapat memenuhi harapan
pemangku kepentingan atau dalam kasus ini adalah pengguna pelabuhan.
Caranya adalah melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap indikator
yang masih rendah kinerjanya, sehingga performance yang ada dalam kuadran
ini akan meningkat.
b) Kuadran II (kuadran kedua), “Pertahankan Kinerja” (high importance & high
performance). Kuadran ini terletak di sebelah kanan atas, yang berarti kinerja
sudah dapat memenuhi harapan dari pengguna pelabuhan dan berusaha untuk
mempertahankan kinerja tersebut. Kuadran ini memuat indikator kepuasan
yang dianggap penting dan kinerjanya dianggap sudah sesuai dengan yang
dirasakan oleh pengguna pelabuhan, sehingga tingkat kepuasannya relatif
tinggi. Indikator kepuasan yang termasuk dalam kuadran ini harus tetap
dipertahankan karena semua indikator kepuasan ini menjadikan produk/jasa
tersebut unggul dimata pemangku kepentingan/pengguna pelabuhan.
c) Kuadran III (kuadran ketiga), “Prioritas Rendah” (low importance & low
performance). Kuadran ini terletak disebelah kiri bawah, yang berarti prioritas
rendah. Kuadran ini memuat indikator kepuasan yang dianggap kurang penting
oleh peserta webinar dan pada kenyataannya kinerja indikator ini tidaklah
terlalu istimewa.
d) Kuadran IV (kuadran keempat), “Cenderung Berlebihan” (low importance &
high performance). Kuadran ini terletak di sebelah kanan bawah, yang berarti
kinerjanya berlebihan sementara pengguna pelabuhan menganggap kurang
penting. Kuadran ini memuat indikator kepuasan yang dianggap kurang
penting oleh pemangku kepentingan/pengguna pelabuhan. Indikator kepuasan
yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar satuan kerja pemilik
indeks dapat melakukan penghematan sumber daya.
Pertanyaan yang diajukan pada kuesioner:
a) K1: Seberapa penting/puaskah tentang birokrasi pemanfaatan pelayanan di
PPTA?
b) K2: Seberapa penting/puaskah rendahnya praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme) pada PPTA?
c) K3: Seberapa penting/puaskah pasar ikan di dalam lingkungan PPTA?
d) K4: Seberapa penting/puaskah tempat pelelangan ikan di dalam lingkungan
PPTA?
e) K5: Seberapa penting/puaskah ketersediaan bahan baku pengolahan ikan di
dalam lingkungan PPTA?
f) K6: Seberapa penting/puaskah stabilitas harga ikan di dalam lingkungan
PPTA?
g) K7: Seberapa penting/puaskah bengkel kapal di dalam lingkungan PPTA?
h) K8: Seberapa penting/puaskah alat dan bahan untuk memperbaiki kapal di
dalam PPTA?
Mengidentifikasi faktor- Data kualitatif dengan sumber Observasi lapang Data yang terkumpul dilakukan pereduksian data,
faktor pendorong nelayan dari para pemangku kepentingan dengan teknik penyajian data dan penarikan kesimpulan yang
dalam kegiatan perikanan antara lain nelayan, pedagang wawancara mendalam selanjutnya akan dideskripsikan. Kemudian dilakukan
tangkap di PPTA Kabupaten ikan, teknisi perkapalan, analisis deskriptif kualitatif terkait hasil yang didapatkan
Kulon Progo Yogyakarta. pengusaha pengelolaan untuk mengetahui faktor-faktor pendorong nelayan
perikanan, dinas perikanan, studi menggunakan analisis Fishbone di PPTA.
literatur terhadap (data statistik
perikanan setempat).
Mengidentifikasi faktor- Data kualitatif dengan sumber Observasi lapang Data yang terkumpul dilakukan pereduksian data,
faktor penghambat nelayan dari para pemangku dengan teknik penyajian data dan penarikan kesimpulan yang
dalam kegiatan perikanan kepentingan antara lain nelayan, wawancara mendalam selanjutnya akan dideskripsikan. Kemudian dilakukan
tangkap di PPTA Kabupaten pedagang ikan, teknisi analisis deskriptif kualitatif terkait hasil yang didapatkan
Kulon Progo Yogyakarta perkapalan, pengusaha untuk mengetahui faktor-faktor penghambat nelayan
pengelolaan perikanan, dinas menggunakan fishbone di PPTA.
perikanan, studi literatur
terhadap (data statistik
perikanan setempat).
Mengetahui animo nelayan Data bersifat kuantitatif dan Survei Data hasil survei kemudian dilakukan analisis kesenjangan
dalam kegiatan perikanan bersumber dari para nelayan dan Importance Performance Analysis (IPA) guna
tangkap di PPTA Kabupaten mendapatkan simpulan terkait animo nelayan dalam
Kulon Progo Yogyakarta. berkegiatan di PPTA.
12
REDUKSI
NO HASIL REDUKSI I FAKTOR
PENDORONG
dapat sangat melimpah ketika musim
panen raya, ketika musim paceklik
ikan jangankan ABK bahkan pemilik
kapal pun tidak dapat hasil dari
penangkapan…
3 Responden 3: (Pemilik Kapal)
…kami sulit mencari komponen kapal
maupun mesin kapal dan alat
perbengkelan kapal karena area
perbengkelan kapal yang tidak
berfungsi secara baik sehingga biaya
perawatan kapal dan mesin kapal
menjadi membengkak. Dibutuhkan alat
memadahi untuk melakukan perbaikan
kapal maupun mesin kapal. Sistem
pembagian hasil tangkapan dengan
persentase sebanyak 50% untuk
pemilik kapal 40% untuk ABK dan
10% untuk pendorong kapal setelah
dikurangi biaya perbekalan dan
perawatan kapal, bila terjadi kerugian
setelah oprasi penangkapan ikan maka
pemilik kapal yang akan menanggung
kerugian tersebut secara utuh tanpa
terkecuali…
4 Responden 4: (Pembeli Ikan) 1. TPI berfungsi
…nelayan masih secara tradisional secara normal.
menangkap ikan sehingga hasilnya
tidak optimal karna terganggu cuaca
dan musim yang mempengaruhi
jumlah bahan baku ikan, serta hasil
tangkapan dijual ke pembeli ikan yang
datang saat nelayan mendapat hasil
tangkapan di TPI. Pembelian ikan
hanya bisa dilakukan di TPI karena
tidak berfungsinya pasar ikan yang
berada pada PPTA, dibutuhkan armada
yang lebih besar dari nelayan untuk
memenuhi permintaan pasar.
Pembelian ikan di TPI ditemani oleh
nelayan penjual, petugas Pelabuhan
dan ketua paguyuban nelayan setempat
yang diambil menggunakan truk oleh
pembeli ikan yang akan
didistrubusikan menuju Kota
Yogyakarta serta Provinsi Jawa
17
REDUKSI
NO HASIL REDUKSI I FAKTOR
PENDORONG
Tengah tergantung komoditas hasil
tangkapan serta permintaan pasar...
5 Responden 5: (Pegawai Pelabuhan) 1. Birokrasi
…Dilakukan pengecekan lapang setiap pemanfaatan
dua kali dalam satu minggu ke pelayanan
lapangan untuk memastikan kebutuhan
nelayan dengan kebutuhan terbesar
yaitu pemanfaatan pelayanan saat
pelelangan yang ditemani oleh petugas
pelabuhan. Nelayan kerap mengalami
kendala pada keberadaan area
perbaikan kapal serta bahan perawatan
kapal dan mesin kapal, petugas
Pelabuhan masih mengupayakan
terpenuhinya kebutuhan tersebut.
Penangkapan ikan yang dilakukan
nelayan pada umumnya secara one day
fishing tergantung musimnya, ketika
musim paceklik maka hanya dilakukan
selama tiga sampai empat jam saja
namun ketika musim panen raya dapat
dilakukan selama dua belas hingga
empat belas jam karna banyaknya
muatan dan sulitnya oprasi
penangkapan…
bagi nelayan untuk mendapat ikan secara kontinyu sepanjang tahun. Semakin banyak
jenis alat tangkap semakin besar peluang nelayan tetap produktif karena jenis ikan
yang berbeda dapat diperoleh dengan alat tangkap yang berbeda. Itulah sebabnya
ikan yang didaratkan sangat minim pada musim paceklik karena nelayan tidak
memiliki alat tangkap alternatif selain alat tangkap yang mereka gunakan pada musim
panen raya.
Pemilik kapal sangat prihatin dengan layanan dan infrastruktur perbaikan kapal.
Semua kapal ikan yang dimiliki nelayan lokal terbuat dari bahan kayu. Kapal kayu
tersebut mengalami degradasi akibat pelapukan dan menipisnya kulit lambung kapal.
Harga kayu semakin mahal, tidak saja karena sulit diperoleh tetapi juga karena
semakin meningkat permintaan kayu akibat dari semakin banyak kapal yang harus
diperbaiki. Degradasi kapal ini menyebabkan operasional kapal ikan terhambat – trip
operasi berkurang karena memerlukan waktu untuk perbaikan kapal. Layanan untuk
perbaikan atau pemeliharaan kapal di PPTA sangat minim karena alat dan bahan
perbaikan dan pemelihaaran kapal tidak tersedia.
Area untuk perbaikan kapal atau area perbengkelan kapal telah dialokasikan di
bagian utara dari kawasan PPTA. Namun area ini sulit diakses kapal karena
pendangkalan akibat sedimentasi yang cukup berat sehingga sesungguhnya sudah
lama tidak dipakai. Selama ini, nelayan memperbaiki dan memelihara kapal ikan
mereka di pantai yang berada di selatan PPTA.
Konsekuensi dari minimnya alat dan bahan perbaikan kapal serta area
perbengkelan yang tidak dapat diakses karena pendangkalan adalah semakin
mahalnya biaya perawatan dan perbaikan kapal ikan. Hambatan ini bukan hanya
untuk nelayan yang sudah menggunakan PPTA, tetapi juga bagi mereka yang masuk
kategori calon pengguna PPTA.
Tabel 10 Hasil reduksi data terkait faktor pendorong dan penghambat pemanfaatan
pelabuhan
Ketua Anak
Pemilik Pembeli Pegawai
Faktor penghambat Paguyuban Buah
Kapal Ikan Pelabuhan
Nelayan Kapal
Suplai ikan sedikit 0 17 9 4 4
Pasar ikan tidak berfungsi 1 15 7 3 2
Area perbengkelan kapal 1 22 10 1 2
tidak dimanfaatkan
Peralatan perbengkelan 1 21 11 0 1
tidak tersedia di area
perbengkelan
REDUKSI
NO HASIL REDUKSI I FAKTOR
PENGHAMBAT
datang saat nelayan mendapat hasil tangkapan
di TPI. Pembelian ikan hanya bisa dilakukan di
TPI karena tidak berfungsinya pasar ikan yang
berada pada PPTA, dibutuhkan armada yang
lebih besar dari nelayan untuk memenuhi
permintaan pasar. Pembelian ikan di TPI
ditemani oleh nelayan penjual, petugas
Pelabuhan dan ketua paguyuban nelayan
setempat yang diambil menggunakan truk oleh
pembeli ikan yang akan didistrubusikan
menuju Kota Yogyakarta serta Provinsi Jawa
Tengah tergantung komoditas hasil tangkapan
serta permintaan pasar...
5 Responden 5: (Pegawai Pelabuhan) 1. Keberadaan
…Dilakukan pengecekan lapang setiap dua area
kali dalam satu minggu ke lapangan untuk perbengkelan
memastikan kebutuhan nelayan dengan kapal kurang
kebutuhan terbesar yaitu pemanfaatan memadai
pelayanan pelelangan yang ditemani oleh 2. Bahan
petugas pelabuhan. Nelayan kerap mengalami
perbaikan kapal
kendala pada keberadaan area perbaikan kapal
sulit dicari.
serta bahan perawatan kapal dan mesin kapal,
petugas Pelabuhan masih mengupayakan
terpenuhinya kebutuhan tersebut. Penangkapan
ikan yang dilakukan nelayan pada umumnya
secara one day fishing tergantung musimnya,
ketika musim paceklik maka hanya dilakukan
selama tiga sampai empat jam saja namun
ketika musim panen raya dapat dilakukan
selama dua belas hingga empat belas jam
karna banyaknya muatan dan sulitnya oprasi
penangkapan…
Importance and Performance Analysis (IPA) atau dapat disebut juga dengan
analisis tingkat kepentingan dan kepercayaan (kinerja) merupakan suatu teknik
penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan
kinerja yang berguna untuk pengembangan program pemasaran yang efektif,
21
artinya produsen harus memperhatikan apa yang penting bagi konsumen. Model
ini membantu untuk mengukur hubungan antara kinerja pelayanan dengan harapan
konsumen. Untuk menilai kinerja dan kepentingan konsumen digunakan skor
seperti pada Tabel 12.
4,80
7
8
4,60
5 6 4
IMPORTANT
4,40 1
3
4,20
4,00
3,80
3,60
2
3,40
2,90 3,40 3,90
PERFORMANCE
bahan baku (5) dan atribut pertanyaan tentang stabilitas harga (6) (Tabel 13). Karena
atribut tersebut dianggap sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan karena
menunjukkan unsur jasa pokok namun dari pihak PPTA belum melaksanakannya
sesuai harapan dari para konsumen, sehingga nelayan kecewa/kurang puas. Sebaiknya
dari pihak PPTA secepatnya melakukan perbaikan pada atribut atribut pada kuadran
ini supaya nelayan bisa merasa puas dan mengurangi rasa kecewa dari nelayan.
Tabel 17 menyajikan juga dapat dilihat skor persepsi dan skor harapan tiap
variabel indikator. Nilai-nilai tersebut menggambarkan koordinat masing-masing
variabel indikator dalam diagram kartesius. Variabel indikator 1 terletak di titik
(3,84;4,35), variabel indikator 2 terletak di titik (3,68;3,51), dan seterusnya. Dan
untuk titik pembatas kuadran adalah rata-rata dari skor persepsi yaitu 3,46 menjadi
titik pembatas berdasarkan sumbu X dan skor harapan yaitu 4,37 menjadi titik
pembatas berdasarkan sumbu Y yang membagi 4 kuadran. Kesenjangan ini juga
disajikan sebagai grafik pada Gambar 6.
24
5,00
4,50
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8
Persepsi 3,84 3,69 3,47 4,13 3,24 3,40 2,96 2,96
Harapan 4,36 3,51 4,31 4,51 4,51 4,47 4,67 4,64
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Bersama ini dimohon partisipasinya dalam rangka survei Tingkat Kepuasan terhadap
tingkat kepuasan nelayan dan prioritas peningkatan pelabuhan dengan mengisi
kuesioner berikut:
Data responden (berikan tanda √ pada kotak kecil yang tersedia):
1 Status : □ Pegawai Pelabuhan □ Pedagang Ikan □ Nelayan □ Pengolah
Ikan □ Teknisi
2 Usia : □ ≤ 17 tahun □ 18-55 tahun □ >55
3 Pendidikan : □ ≤ SLTA □ Sarjana □ Pascasarjana
4 Alamat :
Keterangan:
STP: Sangat tidak Puas TP: Tidak Puas KP: Kurang Puas P: Puas
SP: Sangat Puas
STPE: Sangat tidak Pentinng TPE: Tidak Penting KPE: Kurang Penting PE: Penting
SPE: Sangat Penting
Tabel Pertanyaan Kepuasan Nelayan
N0 PERTANYAAN STP TP KP P SP
A Administrasi Pelabuhan
Birokrasi pemanfaatan
pelayanan
Praktik KKN (Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme)
B Pedagang Ikan
Keberadaan pasar ikan di
dalam lingkungan pelabuhan
Keberadaan tempat pelelangan
ikan di dalam lingkungan
Pelabuhan
C Pengolahan Ikan
Stabilitas harga ikan di dalam
lingkungan pelabuhan
Ketersediaan bahan baku
pengolahan ikan di dalam
lingkungan pelabuhan
D Teknisi Perkapalan
Ketersediaan bengkel kapal di
dalam lingkungan pelabuhan
Ketersediaan alat dan bahan
untuk memperbaiki kapal di
dalam lingkungan Pelabuhan
29
A Administrasi Pelabuhan
Birokrasi pemanfaatan
pelayanan
B Pedagang Ikan
C Pengolahan Ikan
D Teknisi Perkapalan
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations
Notes
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=PKS1 PKS2 PKS3 PKS4 PKS5 PKS6 PKS7 PKS8 PKT1 PKT2 PKT3 PKT4 PKT5 PKT6
PKT7 PKT8 TOTAL
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
PKS8 Pearson Correlation .020 .546** -.076 .420** .488** .353* .337* 1 -.075 .129 .097 .094 .044 .081 .080 .018 .498**
Sig. (2-tailed) .908 .000 .655 .010 .002 .032 .041 .657 .445 .568 .579 .795 .634 .636 .914 .002
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
PKT1 Pearson Correlation .004 .156 .184 .086 .058 .391* -.009 -.075 1 -.045 .519** .308 .565** .514** .669** .560** .537**
Sig. (2-tailed) .981 .358 .276 .613 .733 .017 .957 .657 .790 .001 .064 .000 .001 .000 .000 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
* *
PKT2 Pearson Correlation .135 .328 -.217 .242 .026 .195 .283 .129 -.045 1 .252 .184 -.076 .073 -.052 .018 .354
34
Sig. (2-tailed) .425 .048 .196 .149 .877 .248 .089 .445 .790 .133 .275 .653 .670 .758 .915 .032
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
** ** * ** ** **
PKT3 Pearson Correlation .085 .256 .154 .253 .151 .273 .065 .097 .519 .252 1 .756 .211 .361 .590 .570 .656
Sig. (2-tailed) .616 .126 .362 .131 .372 .103 .702 .568 .001 .133 .000 .210 .028 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
** * * **
PKT4 Pearson Correlation .176 .173 .130 .232 .071 .169 .089 .094 .308 .184 .756 1 .054 .148 .407 .365 .510
Sig. (2-tailed) .297 .305 .443 .166 .677 .317 .601 .579 .064 .275 .000 .752 .384 .012 .027 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
** ** ** ** *
PKT5 Pearson Correlation -.261 .005 .088 .017 .109 .155 -.063 .044 .565 -.076 .211 .054 1 .688 .540 .443 .368
Sig. (2-tailed) .118 .977 .605 .920 .519 .359 .710 .795 .000 .653 .210 .752 .000 .001 .006 .025
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
** * ** ** ** **
PKT6 Pearson Correlation -.098 .160 -.146 .054 .074 .307 .229 .081 .514 .073 .361 .148 .688 1 .562 .659 .518
Sig. (2-tailed) .564 .345 .387 .752 .662 .065 .174 .634 .001 .670 .028 .384 .000 .000 .000 .001
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
** ** * ** ** ** **
PKT7 Pearson Correlation -.037 .287 .235 .147 .164 .176 .044 .080 .669 -.052 .590 .407 .540 .562 1 .837 .627
Sig. (2-tailed) .829 .085 .161 .386 .332 .296 .794 .636 .000 .758 .000 .012 .001 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
** ** * ** ** ** **
PKT8 Pearson Correlation -.004 .262 .208 .106 .163 .179 .040 .018 .560 .018 .570 .365 .443 .659 .837 1 .605
Sig. (2-tailed) .981 .117 .216 .534 .336 .290 .812 .914 .000 .915 .000 .027 .006 .000 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
** ** ** ** ** ** ** * ** ** * ** ** **
TOTAL Pearson Correlation .320 .648 .242 .542 .521 .610 .473 .498 .537 .354 .656 .510 .368 .518 .627 .605 1
Sig. (2-tailed) .054 .000 .150 .001 .001 .000 .003 .002 .001 .032 .000 .001 .025 .001 .000 .000
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
Reliability
Notes
Output Created 25-Jul-2022 22:19:02
Comments
Input Active Dataset DataSet3
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in
37
Working Data File
Matrix Input
Missing Value Definition of
User-defined missing values are treated as missing.
Handling Missing
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data for all variables
in the procedure.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=PKS1 PKS2 PKS3 PKS4 PKS5 PKS6 PKS7
PKS8 PKT1 PKT2 PKT3 PKT4 PKT5 PKT6 PKT7 PKT8
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
N %
Total 37 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.784 16
36
Citra satelit tahun 2007 diambil pada tanggal 6 Agustus 2022 pukul 15:34
Citra satelit tahun 2013 diambil pada tanggal 6 Agustus 2022 pukul 15:35
38
Citra satelit tahun 2017 diambil pada tanggal 6 Agustus 2022 pukul 15:37
Citra satelit tahun 2018 diambil pada tanggal 6 Agustus 2022 pukul 15: 37
Citra satelit tahun 2019 diambil pada tanggal 6 Agustus 2022 pukul 15:40
39
Citra satelit tahun 2022 diambil pada tanggal 6 Agustus 2022 pukul 15:41
Citra satelit Desa Karangwuni tahun 2022 diambil pada tanggal 13 Agustus 2022
40
Citra satelit Kecamatan Temon tahun 2022 diambil pada tanggal 13 Agustus 2022
Citra satelit Kecamatan Purwodadi tahun 2022 diambil pada tanggal 13 Agustus 2022
Citra satelit Kecamatan Panjatan tahun 2022 diambil pada tanggal 13 Agustus 2022
41
Sumber: https://jogja.tribunnews.com/2019/02/25/ketua-dprd-kulon-progo-
pelabuhan-tanjung-adikarta-harus-segera-ditangani
42
RIWAYAT HIDUP