Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis dan
Prospek Bisnis Budidaya Ikan Diskus Symphysodon sp.” adalah karya saya
dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Ikan diskus memiliki nilai jual yang tinggi dan menarik minat masyarakat
untuk melakukan bisnis ikan tersebut, namun sebagai kegiatan usaha perlu
diketahui apakah budidaya ikan diskus merupakan bisnis yang menguntungkan.
Oleh karena itu, perlu adanya analisis usaha untuk menilai prospek usaha yang
dapat dicapai dalam bisnis budidaya ikan diskus. Penelitian ini bertujuan
menelaah prospek usaha budidaya ikan diskus Symphysodon sp. melalui kajian
kinerja produksi dan analisis usaha. Studi kasus dilakukan pada 5D Discus Farm,
dengan fokus pada jenis diskus leopard dan pigeon. Hasil penelitian menunjukkan
kinerja produksi diskus leopard diperoleh kelangsungan hidup 68,66%, laju
pertumbuhan bobot mutlak 0,141 g/hari, laju pertumbuhan panjang mutlak 0,015
inci/hari, laju pertumbuhan bobot spesifik 2,215%, laju pertumbuhan panjang
spesifik 1,206%, dan koefisien keragaman panjang 16,51%, sedangkan diskus
pigeon diperoleh kelangsungan hidup 65,23%, laju pertumbuhan bobot mutlak
0,159 g/hari, laju pertumbuhan panjang mutlak 0,014 inci/hari, laju pertumbuhan
bobot spesifik 2,210%, laju pertumbuhan panjang spesifik 0,885%, dan koefisien
keragaman panjang 13,03%. Hasil perhitungan analisis usaha menunjukkan usaha
diskus leopard menghasilkan R/C ratio sebesar 2,55 dan payback period sebesar
0,74 tahun, sedangkan diskus pigeon menghasilkan R/C ratio sebesar 2,39 dan
payback period sebesar 0,82 tahun. Hasil menunjukkan usaha budidaya diskus
leopard dan pigeon menguntungkan dan layak untuk dijalankan.
Discus has a high selling value and attracts people to do business on discus,
but as a business activity it is necessary to know whether discus rearing is a
profitable business. Therefore, a business analysis is required to assess the
business prospects of discus farming business. This study aims to examine the
business prospects of discus, Symphysodon sp., farming through production
performance studies and business analysis. A case study was conducted at 5D
Discus Farm, focusing on leopard and pigeon discus types. The results showed
that the production performance of leopard discus obtained 68.66% survival rate,
0.141 g/day absolute weight growth rate, 0.015 inches/day absolute length growth
rate, 2.215% specific weight growth rate, 1.206% specific length growth rate, and
16.51% length coefficient of variance, while in pigeon discus was obtained
65.23% survival rate, 0.159 g/day absolute weight growth rate, 0.014 inches/day
absolute length growth rate, 2.210% specific weight growth rate, 0.885% specific
length growth rate, and 13.03% length coefficient of variance. The results of the
business analysis show that the leopard discus business has an R/C ratio of 2.55
and payback period of 0.74 years, while pigeon discus farming has an R/C ratio of
2.39 and a payback period of 0.82 years. Those business analysis shows that
leopard and pigeon discus farming is profitable and feasible.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada
Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
Disetujui oleh
Pembimbing 1:
__________________
Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si.
Pembimbing 2: __________________
Dr. Ir. Yani Hadiroseyani, M.M
Diketahui oleh
Ketua Departemen:
Prof. Dr. Alimuddin, S.Pi., M.Sc. __________________
NIP 197001031995121001
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanaahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2021 sampai bulan
Juli 2021 ini ialah budidaya ikan diskus, dengan judul “Analisis dan Prospek
Bisnis Budidaya Ikan Diskus Symphysodon sp.”.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan karya ilmiah ini mulai dari prakegiatan
sampai pascakegiatan, yaitu:
1. Bapak Dr. Ir. Tatag Budiardi, M.Si. dan Ibu Dr. Ir. Yani Hadiroseyani, M.M.
selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan,
dan masukan selama kegiatan berlangsung;
2. Mamah Yuyum, Bapak Aceng (Alm), Teteh, dan Aa atas doa, semangat, serta
dukungan selama menjalani kegiatan;
3. Bapak Dr. Ir. Harton Arfah, M.Si selaku Dosen Penguji, dan Bapak Wildan
Nurussalam, S.Pi M.Si. selaku perwakilan Program Studi yang telah
memberikan saran dan koreksi terhadap skripsi ini;
4. Bapak Prof. Dr. Alimuddin, S.Pi., M.Sc., sebagai Ketua Departemen Budidaya
Perairan;
5. Bapak Isak Bjeh selaku pemilik 5D Discus Farm, dan Bapak Ferdiansyah S.E
selaku sekben 5D Discus Farm, yang telah memberikan izin untuk melakukan
kegiatan penelitian;
6. Bapak Ama, Bapak Muchtar, Bapak Azis, Bapak Paul, Bapak Umam, dan
Bapak Leo selaku teknisi dan staf di 5D Discus Farm yang telah membantu
selama pelaksanaan kegiatan penelitian;
7. Muhammad Riski yang turut membantu selama kegiatan penelitian dan
penulisan skripsi;
8. Jajaran Staf Tata Usaha Departemen Budidaya Perairan (BDP) yang telah
membantu proses administrasi; serta
9. Teman-teman Budidaya Perairan 54 yang telah memberikan dukungan selama
rangkaian kegiatan penelitian berlangsung.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan
dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan..
DAFTAR GAMBAR
1 Kurva pertumbuhan bobot ikan diskus (a) leopard dan (b) pigeon 9
2 Kurva pertambahan panjang ikan diskus (a) leopard dan (b) pigeon 9
3 Kelompok ikan diskus berdasarkan grade (a) grade A; (b) grade B;
dan (c) grade C 17
DAFTAR LAMPIRAN
I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan menelaah prospek usaha budidaya ikan diskus
Symphysodon sp. melalui kajian kinerja produksi dan kinerja usaha berdasarkan
studi kasus perusahaan terkait.
II METODE
Keterangan:
LPBS = Laju pertumbuhan bobot individu harian (%/hari)
Wt = Bobot rata-rata pada akhir pemeliharaan (g)
W0 = Bobot rata-rata pada awal pemeliharaan (g)
t = Masa pemeliharaan (hari)
f. Laju Pertambahan Panjang Spesifik (LPPS)
Laju Pertambahan Panjang Spesifik (LPPS) merupakan persentase
yang menggambarkan kinerja pertumbuhan panjang tubuh ikan dalam
waktu tertentu. Laju pertumbuhan panjang spesifik dihitung dengan
rumus (Effendi 1997):
ln Lt ₋ ln Lo
LPPS = × 100
t
Keterangan:
LPPS = Laju pertumbuhan panjang individu harian (%/hari)
Lt = Panjang rata-rata pada akhir pemeliharaan (inci)
L0 = Panjang rata-rata pada awal pemeliharaan (inci)
t = Masa pemeliharaan (hari)
g. Koefisien Keragaman (KK)
Koefisien Keragaman (KK) merupakan persentase variasi ukuran
ikan yang dipelihara. Berdasarkan Steel dan Torrie (1993) koefisien
keragaman dapat dihitung melalui rumus:
s
KK = × 100
y
Keterangan:
KK = Koefisien keragaman (%)
S = Simpangan baku
Y = Rata-rata contoh
π = TR ˗ TC
Keterangan:
π = Keuntungan
TR = Penerimaan total usaha (total revenue)
TC = Biaya total usaha (total cost)
Kriteria keuntungan:
TR > TC, maka usaha dikatakan untung
TR = TC, maka usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi
TR < TC, maka usaha dikatakan rugi
d. Break Even Point
Analisis titik impas (break even point) merupakan batas nilai
produksi atau volume produksi suatu usaha untuk mencapai titik impas
(keadaan tidak untung dan rugi). Analisis ini dihitung menggunakan
rumus berikut:
Biaya tetap
BEP (unit) = biaya variabel
harga jual per unit - (volume produksi)
Biaya tetap
BEP (Rp) = biaya variabel
1 - ( penerimaan )
diskus pigeon, dari total populasi induk 23 pasang leopard dan 15 pasang pigeon.
Data pembesaran setiap jenis diskus masing-masing diperoleh dari 5 siklus
pemijahan yang terjadi pada periode penelitian. Pengambilan data pertumbuhan
bobot dan panjang dilakukan setiap bulan dengan jumlah sampel 5-15
ikan/akuarium bergantung ukuran dan kepadatan ikan.
3.1 Hasil
Hasil penelitian terdiri dari karakteristik usaha, performa reproduksi, kinerja
produksi, kualitas air, dan kinerja usaha. Karakteristik usaha terdiri dari jenis dan
skala usaha perusahaan yang disajikan pada Tabel 2. Performa reproduksi terdiri
dari parameter fekunditas, derajat pembuahan (FR), dan derajat penetasan (HR)
disajikan pada Tabel 3. Kinerja produksi yang terdiri dari parameter tingkat
kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot mutlak (LPBM), laju pertambahan
panjang mutlak (LPPM), laju pertumbuhan bobot spesifik (LPBS), laju
pertumbuhan panjang spesifik (LPPS), dan koefisien keragaman panjang (KKP)
yang disajikan pada Tabel 4. Parameter kualitas air meliputi suhu, pH, oksigen
terlarut, alkalinitas, kesadahan, padatan terlarut (TDS), total ammonia nitrogen
(TAN), nitrit, dan nitrat disajikan pada Tabel 5.
Jenis usaha 5D Discus Farm tergolong dalam usaha pembenihan. Usaha 5D
Discus Farm berfokus pada satu spesies (monospesies) yaitu ikan diskus
(Symphysodon sp.) yang terdiri dari diskus leopard (38,3%), pigeon (25,0%), red
melon (20,8%), turquoise (5,0%), white diamond (5,0%), blue diamond (3,3%),
dan yellow (2,5%). Berdasarkan Tabel 2, skala usaha budidaya ikan diskus di 5D
Discus Farm tergolong dalam skala kecil.
Tabel 2 Aspek skala usaha perusahaan
Pertumbuhan bobot pada diskus leopard dan pigeon dapat dilihat pada
Gambar 1, menunjukkan bahwa pertumbuhan bobot ikan diskus memiliki tren
power yang berarti mengalami peningkatan pada waktu tertentu. Peningkatan
bobot tubuh diskus leopard yang cukup signifikan terjadi mulai pada hari ke-120
(Gambar 1a). Berbeda dengan diskus pigeon (Gambar 1b), peningkatan bobot
cukup signifikan terjadi pada hari ke-90.
30,0 30,0
y = 0,3572x2,1646 y = 0,19x2,6569
R² = 0,9951 R² = 0,9621
25,0 25,0
Bobot rata-rata (g)
15,0 15,0
10,0 10,0
5,0 5,0
0,0 0,0
0 30 60 90 120 150 180 0 30 60 90 120 150 180
Umur (hari) Umur (hari)
L1 L2 P1 P2
L3 L4 P3 P4
LG Power (LG) PG Power (PG)
(a) (b)
Gambar 1 Kurva pertumbuhan bobot ikan diskus (a) leopard dan (b) pigeon
Pertambahan panjang pada ikan diskus leopard dan pigeon yang tergambar
pada Gambar 2. Hal ini menunjukkan bahwa kurva memiliki tren linear yang
berarti pertambahan panjang ikan diskus cenderung konstan dari waktu ke waktu.
3,5 3,5
y = 0,4265x + 0,055 y = 0,4615x - 0,0356
R² = 0,9716 R² = 0,9745
3,0 3,0
Panjang rata-rata (inci)
Panjang rata-rata (inci)
2,5 2,5
2,0 2,0
1,5 1,5
1,0 1,0
0,5 0,5
0,0 0,0
0 30 60 90 120 150 180 0 30 60 90 120 150 180
Umur (hari) Umur (hari)
L1 L2
P1 P2
L3 L4 P3 P4
LG Linear (LG) PG Linear (PG)
(a) (b)
Gambar 2 Kurva pertambahan panjang ikan diskus (a) leopard dan (b) pigeon
Tabel 5 menyajikan hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan ikan
diskus. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai kualitas air pemeliharaan
10
kedua jenis diskus tidak jauh berbeda. Sebagian parameter kualitas air seperti
suhu, pH, kesadahan, TDS, TAN, nitrit, dan nitrat memiliki nilai yang melampaui
batas normal pemeliharaan ikan diskus, namun tidak terlalu jauh dan masih
mampu ditoleransi oleh ikan. Nilai oksigen terlarut dan alkalinitas yang diperoleh
masih dalam batas normal pemeliharaan ikan diskus.
Penjualan ikan diskus terbagi menjadi 3 sesi berdasarkan ukuran dan grade,
sehingga waktu penjualan berbeda. Produksi ikan diskus untuk ukuran 2,5 inci, 3
inci, dan 4 inci masing-masing memerlukan waktu selama 4 bulan, 6 bulan, dan 9
bulan. Pembagian ukuran dan grade menentukan harga jual yang ditawarkan.
Semakin tinggi kualitas dan ukuran diskus maka semakin tinggi harga yang
ditawarkan. Penjualan ikan berdasarkan jenis dan grade yang diperoleh pada
budidaya ikan diskus disajikan dalam Tabel 7.
3.2 Pembahasan
Karakteristik usaha suatu budidaya ikan hias ditentukan berdasarkan jenis
dan skala usaha. Penentuan karakteristik usaha mengacu pada Permen No.5 Tahun
2009 tentang Skala Usaha Budidaya. Jenis usaha 5D Discus Farm berdasarkan
segmentasi yang dikembangkan yaitu usaha pembenihan. Pembenihan merupakan
kegiatan pengembangbiakan ikan dari mulai pemeliharaan induk sampai
pemeliharaan benih untuk tujuan komersial. Skala usaha budidaya ditentukan
berdasarkan aspek jumlah induk, luas area usaha, luas bangunan, jumlah akuarium
yang dimiliki, modal awal yang digunakan, dan omset yang dapat diperoleh setiap
tahun (Tabel 2). Berdasarkan aspek usaha tersebut, skala usaha budidaya ikan
diskus di 5D Discus Farm tergolong dalam skala kecil.
Peningkatan skala usaha pada budidaya ikan diskus dapat dilakukan dengan
peningkatan produksi. Peningkatan produksi ikan diskus akan berkaitan dengan
jumlah induk yang digunakan. Semakin tinggi produksi ikan diskus, maka
semakin banyak induk yang digunakan dalam budidaya. Peningkatan produksi
berkaitan pula dengan ketersediaan pakan alami dan kualitas air yang digunakan.
Kebutuhan pakan alami yang tinggi menjadi faktor pembatas dalam budidaya ikan
diskus karena pakan alami masih diperoleh dari hasil tangkapan alam sehingga
ketersediaannya belum stabil. Kondisi kualitas air juga menjadi pertimbangan
karena diperlukan fasilitas yang memadai untuk menjaga kestabilan kualitas.
Usaha pembenihan ikan diskus dipengaruhi oleh kemampuan reproduksi
ikan diskus. Performa reproduksi ikan diskus (Tabel 3) diperoleh dari pengamatan
selama 4 siklus. Setiap siklus pemijahan memiliki performa reproduksi dan
jumlah induk yang mampu memijah berbeda. Hasil menunjukkan bahwa ikan
diskus leopard dan pigeon memiliki nilai performa reproduksi yang tidak berbeda
nyata (P>0,05). Performa reproduksi ikan diskus sebesar 269-317 telur dengan
nilai FR 59,78-64,31% dan HR 60,28-77,38% memiliki hasil yang lebih baik
13
Gambar 3 Kelompok ikan diskus berdasarkan grade (a) grade A; (b) grade B;
dan (c) grade C
Hasil kinerja produksi pada budidaya ikan diskus berpengaruh pada
perhitungan kinerja usaha (Tabel 8). Nilai break even point (BEP) yang diperoleh
menunjukkan volume dan penerimaan yang diperoleh oleh perusahaan pada
kondisi tidak mengalami keuntungan dan kerugian. Nilai BEP tersebut menjadi
gambaran volume produksi dan penerimaan minimal yang perlu diperoleh
perusahaan dalam kondisi produksi terendah. Perhitungan BEP untuk ikan diskus
diasumsikan menggunakan ikan dengan grade C berukuran 2,5 inci. Berdasarkan
hasil perhitungan, budidaya ikan diskus leopard menghasilkan nilai BEP pada
penerimaan sebesar Rp. 328.096.498 atau volume produksi 2.625 ekor ikan
diskus. Berbeda halnya dengan diskus pigeon, nilai BEP diperoleh pada
penerimaan sebesar Rp. 311.843.624 atau volume produksi 4.455 ekor ikan
diskus. Nilai BEP yang diperoleh menunjukkan penerimaan atau volume produksi
minimal yang perlu dicapai perusahaan untuk menghindari kerugian dalam usaha.
18
Analisis usaha untuk menilai prospek bisnis suatu usaha didasarkan pada
nilai R/C ratio dan payback period yang diperoleh. Berdasarkan hasil analisis
statistik, nilai R/C ratio dan payback period yang diperoleh pada budidaya diskus
leopard dan pigeon menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil perhitungan
analisis usaha menunjukkan pada budidaya ikan diskus leopard diperoleh hasil
R/C ratio sebesar 2,55 yang artinya setiap pengeluaran Rp1,00 akan menghasilkan
penerimaan sebesar Rp2,55 atau diperoleh keuntungan sebesar Rp1,55 dengan
pengembalian investasi 0,74 tahun (8,8 bulan). Budidaya ikan diskus pigeon
menghasilkan nilai R/C ratio sebesar 2,39 yang artinya setiap pengeluaran Rp.
1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp2,39 atau diperoleh keuntungan
sebesar Rp1,39 dengan pengembalian investasi selama 0,82 tahun (9,8 bulan).
Kedua budidaya ikan diskus dengan jenis berbeda menunjukkan hasil nilai R/C
ratio >1 dan payback period kurang dari 1 tahun. Nilai R/C ratio >1 menunjukkan
hasil penerimaan yang lebih besar dari biaya total produksi sehingga
menguntungkan untuk dijalankan (Fitriadi dan Nurmalina 2008).
Keberhasilan usaha budidaya ikan diskus bergantung pada faktor teknis
produksi dan usahanya. Faktor teknis produksi yang perlu diperhatikan adalah
kualitas air yang digunakan harus optimal bagi pemijahan dan pemeliharaan ikan
diskus. Selain itu ikan diskus yang dikenal rentan terhadap serangan penyakit,
sehingga perlu diterapkan sanitasi lingkungan budidaya, teknisi, dan peralatan
budidaya untuk mencegah terjadinya serangan dan penyebaran penyakit.
Keberhasilan budidaya ikan diskus juga ditentukan berdasarkan faktor usahanya.
Faktor usaha berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan, semakin tinggi
kualitas ikan yang dihasilkan maka penerimaan usaha akan semakin besar
sehingga keuntungan usaha juga dapat meningkat.
Bisnis budidaya diskus memiliki potensi usaha yang menjanjikan. Produksi
ikan diskus di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan, yang menunjukkan
bahwa adanya peningkatan permintaan masyarakat terhadap ikan diskus.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pembudidaya, tren penjualan ikan diskus
yang terjadi pada perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Periode
tahun 2020-2021, perusahaan mampu menjual ikan diskus sebanyak 7.776 ekor
diskus 2,5 inci, 3.600 ekor diskus 3,0 inci, dan 2.160 ekor diskus 4,0 inci.
Kemampuan produksi perusahaan sebanyak 13.536 ekor per tahun belum
mencukupi permintaan pasar lokal ikan diskus. Permintaan pasar lokal yang tinggi
terhadap ikan diskus menyebabkan perusahaan belum mampu memperluas ke
pasar ekspor. Perusahaan memiliki permintaan pasar ikan diskus untuk ekspor
sebanyak 6.000 ekor per tahun. Hal tersebut menjadi peluang untuk
pengembangan dan perluasan usaha.
Bisnis budidaya ikan diskus menunjukkan prospek pengembangan yang
tinggi berdasarkan hasil pengkajian kinerja produksi dan kinerja usaha pada
perusahaan terkait. Aspek produksi berdasarkan teknis dinilai cukup baik, terlihat
dari jumlah produksi yang dihasilkan. Prospek usaha tergambar dari hasil analisis
usaha yang menunjukkan bahwa bisnis ini layak untuk dijalankan dengan
perolehan keuntungan mencapai 59,04-61,01% dari total penerimaan yang
diperoleh dan pengembalian modal kurang dari 1 tahun.
19
4.1 Simpulan
Budidaya ikan diskus Symphysodon sp. memiliki prospek usaha yang baik.
Kinerja produksi dan usaha ikan diskus cukup baik berdasarkan rata-rata
kemampuan produksi diskus leopard sebanyak 2554 ekor/siklus dan diskus pigeon
sebanyak 3050 ekor/siklus, dengan keuntungan usaha yang dapat diperoleh
mencapai 59,04-61,01% dari total penerimaan, nilai R/C ratio 2,39-2,55 dan
waktu pengembalian modal kurang dari 1 tahun.
4.2 Saran
Kegiatan budidaya ikan diskus untuk tujuan komersial dapat dijadikan
alternatif usaha bagi masyarakat pembudidaya ikan. Perlu dilakukan penelitian
lanjutan mengenai rantai pasok budidaya ikan diskus.
20
DAFTAR PUSTAKA
Mattos DC, Riberio RS, Cardoso LD, Junior MVV. 2016. Description of the
reproductive behavior of Symphysodon aequifasciatus (cichlidae) in
captivity. Acta Amazonica. 46(4): 433-438.
Narejo NT, Salam MA, Sabur MA, Rahmatullah SM. 2005. Effect of stocking
density on growth and survival of indegenous catfish, Heteropneustes
fossilis (bloch) reared in cemented cistern fed on formulated feed. Pakistan
Journal of Zoology. 37(1): 49-52.
Nirmala K, Wulandari R. Djokosetiyanto D. 2005. Pengaruh kesadahan pada
media budidaya bersalinitas 3 ppt terhadap laju pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan barbir (Barbus conchonius hamilton-buchanan).
Jurnal Akuakultur Indonesia. 4(1): 17-24.
Rossoni F, Amadio S, Ferreira E, Zuanon J. 2010. Reproductive and population
parameters of discus fish Symphysodon aequifasciatus pellegrin, 1904
(perciformes: cichlidae) from piagacu-purus sustainable developmet reserve
(rds-pp) lower purus river, Amazonas, Brazil. Neotropical Ichthyology.
8(2): 379-383.
Tibile RM, Sawant PB, Chadha NK, Lakra WS, Prakash C, Swain S, Bhagawati
K. 2016. Effect of stocking density on growth, size, variation, condition
index and survival of discus, Symphysodon aequifasciatus pellegrin, 1904.
Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. 16: 455-462.
To’bungan N. 2016. Pengaruh perbedaan jenis pakan alami jentik nyamuk, cacing
darah (larva Chironomus sp.) dan Moina sp. terhadap pertumbuhan ikan
cupang (Betta splendens). Biota. 1(3): 111-116.
Tristianni G. 2015. Analisis kelayakan pengembangan usaha ikan hias air tawar
iwan wahana fish farm Kota Bekasi [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Salmin. 2005. Oksigen terlarut (do) dan kebutuhan oksigen biologi (bod) sebagai
salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana. 3(3): 21-
26.
Santamurti MB, Saputra FE, Hudaidah S. 2021. The performance of discus fish
(Symphysodon discus) hatchery in joel nararya, Sukarame, Bandar Lampung.
Jurnal Grouper. 12(1): 22-26.
Satoh S, Tanoue H, Ruitton S, Mohri M, Komatsu T. 2016. Morphological and
behavioral ontogeny in larval and early juvenile discus fish Symphysodon
aequifasciatus. Ichthyological Research. 64: 37-44.
Setiawan C, Alawi H, Aryani N. 2018. Pengaruh bentuk Tubifex sp. dan cacing
darah terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan selais (Ompok
rhadinurus). Jurnal Online Mahasiswa Bidang Perikanan dan Ilmu
Kelautan. 5(2): 1-12
Steel RGH, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Jakarta (ID): PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Suhendri H, Harris H, Utpalasari RL. 2018. Kombinasi pakan komersil dengan
cacing darah (Chironomous sp.) terhadap pertumbuhan, dna kelangsungan
hidup ikan mas koki (Carrasius auratus). Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan dan
Budidaya Perikanan. 13(1): 37-44.
Swain S, Sawant PB, Chadha NK, Chandaprajnadarsini EM, Katare M. 2020.
Signicance of water ph and hardness on fish biological processes: a review.
International Journal of Chemichal Studies. 8(4): 830-837.
22
Swain S, Sawant PB, Chadha NK, Sundaray JK, Prakash C. 2020. Effect of water
pH on the embryonic development of discus, Symphysodon aequifaciatus,
pellegrin, 1904. Journal of Entomology and Zoology Studies. 8(3): 1656-
1662.
Wen B, Chen Z, Qu H, Gao J. 2018. Growth and fatty acid composition of discus
fish Symphysodon haraldi given varying feed ratios of beef heart, duck heart,
and shrimp meat. Aquaculture and Fisheries. 3(2): 1-6.
Widodo C, Worokinkkin SPDA, Aridito MN, Nurusman HA, Widyawidura W.
2020. Utilization of bio-sand filter technology to reduce the hardness of
groundwater in Bangunjiwo Village, Yogyakarta. IOP Conference Series:
Earth and Enviromental Science. 477: 1-7.